• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Landasan Teori

3. Mapasadha

Mapala adalah suatu kelompok yang beranggotakan mahasiswa dengan kesamaan minat dan kepedulian dalam bidang kegiatan berkaitan dengan alam sekitar dan lingkungan hidup (http://id.wikipedia.org; Situmorang, 2009). Nama “Soe Hok Gie” pasti tidak asing terdengar khususnya bagi para kalangan mahasiswa. Beliau adalah salah satu pendiri kelompok mapala yang disebut mempelopori tren ini di Indonesia, yaitu Mapala UI (Universitas Indonesia) pada tahun 1964. Kelahiran kelompok ini pada waktu itu didasari oleh rasa muak dan jenuh terhadap situasi politik yang telah mencampuri iklim organisasi mahasiswa di kampus.

Setelah kemunculan Mapala UI ini, kelompok mapala lain mulai bermunculan di kampus-kampus lain di Indonesia. Hampir

seluruh perguruan tinggi di Indonesia memiliki kelompok mapala. Di provinsi Yogyakarta sendiri, tercatat ada 105 kelompok mapala yang tersebar di berbagai perguruan tinggi, baik yang berada di tingkat universitas, fakultas, jurusan, maupun program studi (Data OPA DIY per bulan Mei 2018, dihimpun oleh Sekretariat Bersama Perhimpunan Pecinta Alam DIY). Universitas Sanata Dharma, sebagai salah satu perguruan tinggi (swasta) di DIY, juga memiliki kelompok mapala, salah satunya adalah Mapasadha (Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Sanata Dharma).

b. Mapasadha

1) Sejarah Berdirinya Mapasadha

Mapasadha (Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Sanata Dharma) merupakan salah satu organisasi mahasiswa yang berkedudukan di tingkat universitas dan saat ini berstatus sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa. Dalam Konstitusi Organisasi Kemahasiswaan 2014 Amandemen II (2018) Universitas Sanata Dharma, Bab III Pasal 4, Unit Kegiatan Mahasiswa merupakan organisasi kemahasiswaan formal yang menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler meliputi wacana penalaran, keilmuan, bakat, pengabdian masyarakat, dan minat yang berkedudukan di universitas. Kegiatan di Mapasadha adalah di bidang kepecintaalaman, mencakup pelestarian lingkungan dan petualangan di alam bebas (luar ruangan). Dengan kata lain, Mapasadha merupakan organisasi kemahasiswaan di Universitas Sanata Dharma, yang memfasilitasi pengembangan minat, bakat, dan kegemaran dalam bidang kegiatan kepecintaalaman. Hingga kini, Mapasadha sudah beranggotakan 39 angkatan mahasiswa dari berbagai fakultas.

Mapasadha didirikan di Puncak Hargodumilah, Gunung Lawu, pada tanggal 10 Oktober 1981 oleh 9 mahasiswa IKIP Sanata Dharma pada waktu itu. Pada awalnya, kelompok ini didirikan dalam bentuk komunitas karena terdorong minat mahasiswa untuk berkegiatan di alam bebas dan menjadi sub-unit dari UKM Olahraga hingga tahun 1988. Banyaknya jumlah anggota sejak awal berdirinya, serta kegiatan-kegiatan yang mulai berkembang dari kegiatan di alam bebas seperti pendakian hingga pengabdian masyarakat, membuat Mapasadha akhirnya melepaskan diri dari UKM Olahraga dan berdiri sebagai UKM kepcintaalaman di tingkat universitas.

Namun, Mapasadha belum meiliki AD/ART organisasi yang baku pada saat itu. Mapasadha baru memiliki pedoman organisasi yang berisi tentang sejarah, lambang organisasi, keanggotaan, dan orientasi kegiatan. Pedoman ini kemudian terus dikaji hingga akhirnya disahkan sebagai AD/ART yang dinamakan Pedoman Umum Mapasadha (PU/PK Mapasadha) pada Musyawarah Anggota ke-VII tahun 1995. Dengan adanya Pedoman Umum Mapasadha ini, Mapasadha melengkapi persyaratan adanya AD/ART dan berjalan selayaknya organisasi mahasiswa di Universitas Sanata Dharma. PU/PK Mapasadha yang saat ini digunakan adalah revisi terakhir yang disahkan pada tahun 2009.

2) Keanggotaan di Mapasadha

Sebagai UKM, Mapasadha beranggotakan mahasiswa dari berbagai fakultas yang ada di kampus, khususnya mahasiswa program sarjana. Dalam Pedoman Umum Mapasadha, sistem keanggotaan di Mapasadha terdiri dari 2 jenis, yaitu Anggota Biasa dan Anggota Istimewa. Anggota

Biasa merupakan mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang secara sukarela menjadi anggota melalui prosedur yang telah ditetapkan, biasanya melalui kegiatan penerimaan anggota baru.

Anggota Biasa ini terdiri dari 2 jenjang: (1) Anggota Muda, adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang telah mengikuti rangkaian proses penerimaan anggota baru dan dilantik menjadi anggota; dan (2) Anggota Penuh, yaitu Anggota Muda yang telah mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan oleh pengurus selama 1 periode tersebut, dan kemudian dinilai oleh tim khusus dan diangkat menjadi Anggota Penuh dan memperoleh NIRA (Nomor Induk Resmi Anggota). Idealnya, Anggota Muda akan menjalani proses dan kegiatan di organisasi selama minimal 1 tahun/ periode kepengurusan hingga akhirnya diangkat menjadi Anggota Penuh. Jenjang keanggotaan ini diikuti dengan adanya perbedaan hak dan kewajiban baik dalam kepengurusan maupun kegiatan.

Sedangkan Anggota Istimewa adalah: (1) Anggota Penuh yang sudah tidak melakukan studi di Universitas Sanata Dharma; dan/atau (2) orang yang berjasa bagi Mapasadha diangkat menjadi Anggota Istimewa dengan pertimbangan tim khusus.

Selain jenjang keanggotaan tersebut, Mapasadha juga memiliki identitas angkatan anggota berupa nomor angkatan dan nama shio angkatan tersebut. Penamaan menggunakan shio ini pada awalnya menggunakan nama hewan secara acak, lalu akhirnya mengikuti nama dan urutan sesuai dalam astrologi Tionghoa (Harimau/Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Kera/Monyet, Ayam, Anjing, Babi, Tikus,

dan Kerbau). Hingga penelitian ini dibuat, Mapasadha sudah beranggotakan 39 angkatan.

Tabel II.1

Data Anggota Baru per Angkatan di UKM Mapasadha Angkatan Tahun Shio Jumlah Anggota

Baru I 1982 Serigala 120 II 1983 Kepiting 60 III 1984 Kambing 45 IV 1985 Babi 30 V 1986 Harimau 23 VI 1987 Kelinci 33 VII 1988 Naga 35 VIII 1989 Ular 24 IX 1990 Kuda 23 X 1991 Kambing 18 XI 1992 Kera 13 XII 1993 Ayam 17 XIII 1994 Anjing 26 XIV 1995 Babi 21 XV 1996 Tikus 12 XVI 1997 Kerbau 17 XVII 1998 Macan 14 XVIII 1999 Kelinci 11 XIX 2000 Naga 18 XX 2001 Ular 20 XXI 2002 Kuda 9 XXII 2003 Kambing 7 XXIII 2004 Kera 5

XXIV 2005 Ayam 9 XXV & XXVI 2006 Anjing 9 XXVII 2007 Babi 4 XXVIII 2008 Tikus 5 XXIX 2009 Kerbau 2 XXX 2010 Macan 6 XXXI 2011 Kelinci 8 XXXII 2012 Naga 3 XXXIII 2013 Ular 9 XXXIV 2014 Kuda 6 XXXV 2015 Kambing 2 XXXVI 2016 Monyet 9 XXXVII 2017 Ayam 5 XXXVIII 2018 Anjing 20 XXXIX 2019 Babi 17

Saat ini (periode 2020), anggota yang masih aktif terlibat dalam kepengurusan formal berasal dari 3 angkatan yaitu, Angkatan XXXVII Shio Ayam 2017, Angkatan XXXVIII Shio Anjing 2018, dan Angkatan XXXIX Shio Babi 2019.

3) Kepengurusan dan Kegiatan di Mapasadha

Kepengurusan di Mapasadha terdiri dari ketua suku (istilah untuk ketua umum di Mapasadha), sekretaris, dan bendahara yang tergabung sebagai Pengurus Harian, serta ketua divisi yang membawahi ketua sub-divisi maupun staf secara langsung. Jabatan-jabatan tersebut sangat berkaitan dengan jenjang keanggotaan. Posisi pengurus harian dan ketua divisi hanya dapat diisi oleh Anggota Penuh, dan secara khusus, ketua suku hanya dapat dijabat oleh anggota yang

telah menjadi Anggota Penuh minimal 1 tahun/ periode. Lalu untuk posisi seperti ketua sub-divisi dan staf divisi dapat diisi oleh Anggota Penuh maupun Anggota Muda. Kepengurusan yang sudah terbentuk akan melaksanakan program-program yang telah direncanakan sesuai dengan bidang dan cara kerjanya masing-masing yang pada akhirnya akan dilaporkan pada ketua suku untuk dipertanggungjawabkan kepada semua anggota dalam Musyawarah Anggota.

Selain kepengurusan, di Mapasadha juga terdapat kegiatan-kegiatan yang dalam pelaksanaannya membutuhkan panitia tersendiri, baik itu berskala kecil maupun besar, seperti penerimaan anggota baru, peringatan hari ulang tahun, atau kegiatan operasional lapangan. Kepanitiaan tersebut diketuai oleh seorang koordinator yang umumnya hanya dapat dijabat oleh Anggota Penuh. Anggota Muda dapat terlibat dalam kepanitiaan tersebut sebagai anggota seksi maupun koordinator seksi tertentu. Sama seperti sebelumnya, panitia kegiatan ini melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan yang pada akhirnya akan dilaporkan pada ketua divisi atau ketua suku (penanggungjawab kegiatan) untuk dipertanggungjawabkan pada semua anggota dalam Musyawarah Anggota.

Secara umum, kegiatan-kegiatan yang ada di Mapasadha dapat dikategorikan sebagai berikut:

a) Organisasi/ kepengurusan (rutin), seperti Musyawarah Anggota, Orientasi Awal Tugas, dan Evaluasi Akhir Tugas.

b) Regenerasi (rutin), seperti Penerimaan Anggota Baru dan Pendidikan Dasar, Kaderisasi atau Pembekalan Pengurus, dan Pendidikan Lanjut.

c) Operasional/ Divisi Lapangan (rutin), mencakup latihan rutin dan kegiatan sub-divisi lapangan (arung jeram, hutan gunung, panjat tebing, susur gua).

d) Peringatan Hari Ulang Tahun Mapasadha (rutin) e) Kegiatan khusus (opsional), seperti Temu Wicara /

Kenal Medan (TWKM) Nasional, Latihan Bersama Sekber PPA-DIY, lomba-lomba, dan Gladian baik itu tingkat regional maupun nasional.

Kegiatan-kegiatan tersebut memiliki target masing-masing baik dalam penyelenggara maupun pesertanya. Kegiatan organisasi/ pengurus dilaksanakan dan diikuti oleh seluruh Anggota Biasa Mapasadha dengan ketentuan quota forum yang telah diatur tersendiri.

Secara spesifik untuk Anggota Muda, mereka wajib mengikuti beberapa kegiatan sebagai peserta yang biasanya juga dijadikan salah satu syarat untuk menjadi Anggota Penuh. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: Pendidikan Dasar (seringkali diadakan dalam penerimaan anggota baru), kaderisasi, Pendidikan Lanjut, pemantapan (apabila diadakan), latihan rutin dan kegiatan sub-divisi lapangan, serta peringatan HUT Mapasadha. Mereka juga dapat terlibat dalam kepanitiaan dari beberapa kegiatan tersebut dengan jabatan tertinggi sebagai koordinator sie. Untuk posisi lain maupun fasilitator dalam kepanitiaan kegiatan tersebut diisi oleh Anggota Penuh. Sedangkan untuk kegiatan-kegiatan khusus hanya bisa diikuti oleh Anggota Penuh karena telah memiliki NIRA sehingga dapat mewakili organisasi secara eksternal.

4) Turnover Anggota di Mapasadha

Meskipun turnover di Mapasadha sudah terjadi sejak awal berdirinya organisasi, namun data yang peneliti dapatkan hanya bisa memetakan turnover anggota yang terjadi sejak tahun 2012.

Tabel II.2

Turnover di UKM Mapasadha tahun 2012-2020

Tahun Jumlah Anggota Turnover Rate Awal Tahun Masuk (baru) Keluar Purna Tugas Akhir Tahun 2012 9 3 4 0 8 47.06% 2013 8 9 5 0 12 50.00% 2014 12 6 2 2 14 15.38% 2015 14 2 5 2 9 43.48% 2016 9 9 4 1 13 36.36% 2017 13 5 2 1 15 14.29% 2018 15 20 2 5 28 9.30% 2019 28 17 10 5 30 35.09% 2020 30 - 1 - 29 3.39%

Turnover rate dalam tabel tersebut diperoleh melalui penghitungan dengan rumus berikut ini:

𝑇𝑅 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟

𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛×100% Jumlah anggota yang keluar dihitung dengan mengecualikan jumlah anggota yang keluar karena faktor purna tugas. Purna tugas dalam hal ini berdasarkan 2 kondisi:

(1) anggota tersebut telah lulus atau tidak melanjutkan studi di Universitas Sanata Dharma, (2) anggota tersebut sudah melewati masa studi untuk dapat menjadi pengurus organisasi mahasiswa (semester 9 ke atas). Dengan kondisi tersebut, purna tugas tidak dipertimbangkan dalam turnover rate karena secara formal mahasiswa tersebut memang sudah tidak bisa berpartisipasi aktif dalam kepengurusan UKM Mapasadha.

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa turnover di Mapasadha selalu terjadi setiap tahun dan bersifat fluktuatif, dengan rating tertinggi pada tahun 2013 (50%) dan terendah pada tahun 2020 (3,39%). Khusus untuk turnover rate tahun 2020 didasarkan pada data yang dikumpulkan oleh peneliti hingga bulan Juni 2020. Meskipun turnover rate tertinggi pada tahun 2013, jumlah anggota keluar terbanyak ada pada tahun 2019 yaitu 10 orang.

4. Generasi Z

Dokumen terkait