• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

C. Masa Dewasa Awal

1. Pengertian Masa Dewasa Awal

Definisi yang legal mengenai individu dewasa awal adalah individu yang berusia mulai dari 18 tahun yang sudah memiliki hak untuk memilih dan menikah hingga usia 25 tahun. Secara sosiologis, individu dewasa awal didefinisikan sebagai individu yang telah mampu menanggung dirinya sendiri, memilih dan menentukan pekerjaan, membangun hubungan yang

romantis dan intim serta ingin memulai hidup berumah tangga. Sedangkan secara psikologis, individu dewasa awal ditandai dengan membangun suatu hubungan (Papalia & Feldman, 2014).

Terdapat dua kriteria yang menunjukkan bahwa individu berada dalam periode masa dewasa awal yakni individu tersebut telah mandiri secara ekonomi dan dapat membuat keputusan sendiri. Individu yang mandiri secara ekonomi berarti individu telah memiliki pekerjaan tetap. Selain itu, biasanya individu pada masa dewasa awal telah menyelesaikan pendidikan SMA, adapula yang telah melalui pendidikan di universitas maupun pascasarjana bahkan ada yang menjalani pendidikan di universitas sambil bekerja.

Individu dewasa awal juga telah dapat membuat keputusan secara mandiri yang berarti individu dapat membuat keputusan dalam hidup secara luas seperti keputusan mengenai karir, nilai-nilai, keluarga dan hubungan. Selain itu, individu pada masa dewasa awal lebih banyak memiliki kesempatan untuk melakukan berbagai gaya hidup maupun nilai-nilai dari lingkungan (Santrock, 2002).

2. Perkembangan Fisik Masa Dewasa Awal

Menurut Santrock (2002) dan Papalia serta Feldman (2014), perkembangan individu dewasa awal ditandai dengan masalah- masalah mengenai kondisi fisik seperti :

Pada jaman sekarang, tidak sedikit individu yang memiliki berat badan berlebih. Masalah kelebihan berat badan adalah persoalan umum yang dialami baik oleh laki-laki maupun perempuan. Akan tetapi, masalah kelebihan berat badan ini lebih banyak dirasakan oleh perempuan. Menurut penelitian Fallon (1990, dalam Santrock, 2002), hal ini disebabkan karena perempuan memiliki gambaran tubuh ideal yaitu tubuh yang lebih kurus dari berat rata-rata perempuan sehingga banyak perempuan yang merasa dirinya lebih berat dari gambaran berat tubuh ideal.

Oleh karena itu, banyak perempuan yang melakukan berbagai gaya hidup di antaranya seperti diet, mengonsumsi obat penurun berat badan, dan olahraga.

Banyak individu sekarang ini melakukan diet untuk mengurangi berat badan mereka agar sesuai dengan gambaran tubuh ideal yang kemudian menjadi obsesi bagi sebagian besar individu dimanapun.

Selain itu, saat ini banyak individu yang mengkonsumsi obat penurun berat badan. Ada beberapa obat-obatan yang diproduksi khusus digunakan untuk membantu individu dalam melakukan pengurangan berat badan.

Sebagian besar individu juga melakukan olahraga dengan tujuan untuk mengurangi berat badan. Kegiatan berolahraga dapat memberikan pengaruh pada tubuh seperti meningkatkan metabolisme dan membakar kalori. Olahraga diyakini merupakan salah satu cara yang dapat

mempertahankan penurunan berat badan dalam jangka waktu yang lebih lama.

b. Gangguan makan dan citra tubuh

Individu yang sangat memperhatikan citra tubuhnya membuat dirinya mengontrol berat badan (Davison & Birch, 2001; Schreiber dkk., 1996; dalam Papalia & Feldman, 2014). Perhatian yang berlebihan pada berat badan dan citra tubuh akan menimbulkan gejala anorexia nervosa dan bulimia nervosa yang merupakan gejala abnormal dari pola asupan makanan. Gangguan-gangguan tersebut telah terjadi dimana-mana dan paling banyak dialami oleh perempuan muda. Banyak faktor yang mempengaruhi individu mengalami gangguan makan, salah satunya adalah sikap dari masyarakat sekitar terhadap individu khususnya perempuan tentang gambaran tubuh ideal yang harus kurus.

3. Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal

Menurut K. Warner Schaie (1977, dalam Santrock, 2002), bahwa perkembangan kognitif individu dewasa awal lebih maju dari masa remaja dalam hal penggunaan intelektual. Hal ini menjelaskan bahwa individu dewasa awal secara kognitif berubah dari mencari pengetahuan menjadi menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam tujuan untuk mengejar karir dan membentuk keluarga. Menurut Schaie, pemikiran individu dewasa awal ini berada dalam tahap pencapaian. Dalam tahap pencapaian, individu dewasa awal akan mulai menerapkan pengetahuan yang telah mereka

peroleh selama masa perkembangan sebelumnya untuk mencapai tujuannya pada masa dewasa awal, yakni membina sebuah keluarga dan bekerja.

4. Perkembangan Sosioemosi Dewasa Awal

Salah satu tugas perkembangan individu dewasa awal adalah menjalani hubungan intim dengan orang lain yang akan menjadi pasangan hidup serta kemudian memiliki keturunan untuk mempertahankan spesies. Dalam menjalani hubungan intim selalu dilalui dengan proses ketertarikan antara individu satu dengan individu lain. Setelah itu, individu akan menjalin hubungan yang lebih dekat dan intim sehingga menimbulkan perasaan emosional yang berupa perasaan cinta terhadap pasangannya tersebut (Santrock, 2002).

Individu dewasa awal khususnya mahasiswa telah banyak yang menganggap penting hubungan intim karena pada masa dewasa awal ini individu mulai memiliki keinginan untuk menjalin hubungan dekat dengan individu lain agar dapat mengalami perasaan emosional dan hubungan yang intim (Santrock, 2002).

Menurut Santrock (2011), dalam perkembangan sosioemosi dewasa awal terdapat aspek ketertarikan. Ketertarikan yang dimaksud salah satunya adalah ketertarikan terhadap fisik. Para psikolog menemukan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki pendapat yang berbeda mengenai seberapa pentingnya penampilan dalam mencari pasangan. Menurut perempuan, sifat yang dianggap paling penting dalam mencari pasangan adalah penuh

perhatian, jujur, dapat diandalkan, baik hati, dan memiliki penghasilan yang baik. Sedangkan pria cenderung memilih pasangan yang memiliki penampilan menarik, terampil memasak, dan dapat berhemat (Buss & Barnes, 1986; Eastwick & Finkel, 2008; dalam Santrock, 2011).

Ketertarikan fisik ini dapat berbeda-beda tentang individu seperti apa yang menarik. Hal ini menunjukkan bahwa kriteria cantik pada perempuan dapat berbeda-beda antar budaya maupun dalam budaya itu sendiri. Misalnya, pada tahun 1950-an kriteria cantik ideal adalah perempuan yang penuh berisi. Akan tetapi, pada jaman sekarang ini kriteria cantik ideal telah berubah menjadi tubuh yang sangat kurus.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa individu dewasa awal merupakan individu yang memulai tugas perkembangannya sebagai dewasa yang mengalami penyesuaian dan mulai mencapai tujuan hidup dengan bekerja dan mencari pasangan untuk membina sebuah keluarga. Selain itu, individu dewasa awal mengalami perkembangan pada aspek fisik, pemikiran kognitif, dan perkembangan sosioemosi.

Dalam perkembangan fisik, individu dewasa awal menghadapi berbagai perubahan dalam aspek fisik seperti kenaikan berat badan kemudian timbul perubahan gaya hidup dan gangguan makan disebabkan oleh citra tubuh ideal pada jaman sekarang ini. Gaya hidup pada masa dewasa awal ini di antaranya seperti diet, mengonsumsi obat penurun berat badan, dan olahraga. Usaha-usaha yang dilakukan individu dewasa awal tersebut disebabkan karena faktor

kriteria tubuh ideal yang dibentuk masyarakat saat ini. Oleh karena itu, banyak individu mengadopsi kriteria tubuh ideal dan mulai mengawasi berat badan. Apabila pengawasan berat badan terjadi secara berlebihan, maka individu akan mengalami gangguan makan seperti anorexia nervosa dan bulimia nervosa.

Dalam perkembangan kognitif, individu dewasa awal mengalami perubahan kognitif seperti penuturan Schaie (1977). Menurut Schaie, individu

Dokumen terkait