• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : LATAR BELAKANG MUNCULNYA DAN PERAN GADIS CABE-

C. Fenomena Gadis Cabe-cabean dalam Ajang Balap Liar

5. Masalah waktu

Bagi manusia waktu adalah misteri. Waktu sangat mempengaruhi bagaimana kita memandang dan memperlakukan dunia. Waktu pula yang menciptakan konsep sekarang, kemarin dan masa depan. Waktu bisa membawa dan membuang, dan waktu tidak pernah berhenti atau berjalan mundur. Oleh karena makna itu hasil kerja sama antara „objek real‟ dengan „objek dalam persepsi‟, maka kesengajaan dibentuk oleh dua konsep utama, yaitu noema dan noesis. Dengan demikian, ajakan Husserl untuk kembali kepada yang sebenarnya dari fenomena, adalah melihat

91

fenomena itu sebagai noesis (berdasarkan makna yang ada padanya), bukan berdasarkan ciri-ciri fisik yang ada padanya..40

Fenomena gadis cabe-cabean memanglah hal penting kita perhatikan. Berbagai macam konsepsi dan simbol-simbol yang muncul tidak lah hal yang tidak bisa di pandang sebelah mata. Kita sebagai seseorang yang memiliki pemikiran yang luas dan terperinci, seharunya kita tidak membiarkan fenomena gadis cabe-cabean di ajang balap liar ini muncul. Hal ini menyebabkan masyarakat semakin binggung dan resah terhadap anak mereka. Mereka menakutkan anak anaknya sebagai gadis cabe- cabean. Kita seharunya bijak di dalam memperlakukan dan pengawasan terhadap remaja sekitar. Karena pada awalnya hal yang melatar belakangi fenomena ini muncul adalah lemahnya pengawasan dan terlalu membiarkan fenomena ini muncul begitu saja tanpa adanya perlawanan. Maka setelah muncul fenomena gadis cabe- cabean kita hanya bisa menerima, bahkan memanfaatkan fenomena ini demi keuntungan pribadi semata.

40

Catatan , Prof. Dr. Abdullah Khozin Afandi,MA, akhozinaffandi.blogspot.com, (Pidato Pengukuhan Guru Besar IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2008.

92

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil analisis data penelitian yang sudah di sampaikan dalam berberapa bab sebelumnya, adapun yang disimpulkan dari adanya

fenomena “ Gadis cabe-cabean dan Balap liar studi tentang latar belakang munculnya dan peran gadis cabe-cabean dalam ajang balap liar di jalan tol Desa

Blimbing Kecamatan kesamben Kabupaten Jombang” adalah sebagai berikut :

1. Latar belakang munculnya dan gadis cabe-cabean merupakan hasil dari berbagai macam faktor yang menyebabkan munculnya fenomena ini. Berbagai macam peran yang di emban oleh gadis remaja ini memunculkan berbagai pandangan masyarakat. Pandangan negatif yang membuat keresaan akan pentingnya pendidikan anak khususnya remaja perempuan yang terkadang lepas dari perhatian dan kontrol orang tua. Pengawasan remaja yang dilakukan oleh orang dewasa kini sudah sangat sulit untuk dilakukan. Hal ini disebabkan karena lingkungan pergaulan remaja yang sudah meluas. Ketika orang tua memberikan berbagai peraturan yang bentuknya mengekang anak mereka, sedangkan di satu sisi mereka juga telah mengalami persoalan-persoalan moral. Di antaranya, dengan teman sebaya, pacar, lingkungan sekolah, pemikiran idealis, dan harapan-harapan yang tidak tercapai.

Faktor-faktor inilah yang menjadikan mereka keluar dari norma-norma yang telah diberikan oleh keluarganya. Mereka mulai menjadi penentang orang

93

tua dan sulit diatur. Lalu gadis cabe-cabean ini muncul sebagai bentuk permasalahan remaja yang berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.

Dengan begitu, orang tua diharapkan mampu untuk lebih bersabar dalam mendidik anak-anak mereka yang menginjak masa remaja. Juga, orang tua harus mempunyai pemahaman yang baik atas perubahan perilaku anak mereka yang menginjak usia remaja, agar perubahan perilaku tersebut dapat diatasi dengan baik.

Muncunya Fenomena cabe-cabean adalah salah satu fenomena yang sudah tidak asing lagi kita dengar di zaman sekarang ini. Gadis Cabe-cabean adalah wanita yang bekerja untuk memperoleh uang dengan memiliki banyak tujuan. Tidak ada yang tahu sebenarnya siapa yang mempelopori istilah ini, istilah cabe-cabean awalnya lebih banyak dikaitkan dengan perempuan muda dan motor balapan liar. Istilah ini biasa dipakai orang- orang yang ada di arena balapan liar untuk menyebut para gadis muda yang ada disana sebagai bahan taruhan balapan liar tersebut.Fenomena sosial ini tidak terlepas oleh karena menurunnya moral pada generasi muda di Indonesia, dan budaya konsumtivisme yang sesungguhnya meruntuhkan nilai-nilai luhur di Indonesia.

Sebutan cabe-cabean merupakan Sebutan untuk masalah sosial yang baru dikalangan remaja. Sebelum sebutan cabe yang menurut penelitian merupakan singkatan dari Cewek Alay Bahan adalah sebutan untuk perempuan yang sama yaitu Kimcil atau gadis cabe-cabean atau bahan taruhan ditempat balap liar. Perlu disadari bahwa fenomena ini merupakan

94

mata rantai dari sistem yang ada. Agen-agen sosial yang tidak melakukan fungsi sebagai mana mestinya (disfungsi) ditengarai merupakan penyebab dari fenomena pergaulan bebas dan mengaburnya nilai dan norma pada masyarakat (juggernaut). Agen-agen sosial itu adalah keluarga, lingkungan atau teman sebaya, lembaga pendidikan juga media masa yang turut memiliki andil dalam maraknya fenomena sosial ini.

Fenomena cabe-cabean ini relevan apabila dianalisis dengan teori

fenomenology edmund husserl, fenomenologi atau paham yang

menganggap bahwa sesuatu yang berbentuk benda (material) adalah penting. Huserl menjelaskan bahwa keadaan yang terjadi pada realitas sosial tidak terpengaruh oleh gagasan yang berasal dari individu, melainkan dari hal-hal nyata yang dapat dilihat dan diamati oleh individu tersebut.

Pentingnya Pendidikan moral dan Pendidikan karakter seharusnya menjadi tanggung jawab dari berbagai pihak yaitu keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Menanamkan nilai pendidikan moral dapat dimulai dari lingkungan keluarga karena merupakan tempat pijakan awal anak belajar membentuk karakter moral dan keluarga sebagai fasilitator.

2. Peran sebagai gadis Cabe-cabean adalah wanita yang bekerja untuk memperoleh uang dengan memiliki banyak tujuan. Fenomena sosial ini tidak terlepas oleh karena menurunnya moral pada generasi muda di Indonesia, dan budaya konsumtivisme yang sesungguhnya meruntuhkan nilai-nilai luhur di Indonesia. Berbgai macam peran gadis cabe-cabean antara lain : Barang taruhan, Penyalur nafsu para pelaku balap liar, Penghias arena balap, Penyemangat para pembalap liar.berbagai peran yang

95

disebutkan penulis merupakan hasil realita yang ada di dalam kalangan gadis cabe-cabean. Peran itu terbentuk akibat interaksi dan kesepakatan yang terbentuk secara alami. Peran gadis cabe-cabean di dalam ajang balap merupakan hal yang sangat dibutuh oleh kalangan pembalap liar seperti barang taruhan. Barang taruhan yang ada dalam ajang balap tidak hanya uang melainkan gadis cabe-cabean itu, kepuasan yang yang di rasakan oleh pemenang dalam ajang tersebut. Peran gadis cabe-cabean yang melekat pada mereka pada dasarnya merupakan hasil ekploitasi para gadis untuk kesenangan pribadi atau golongan. Walapun timbal balik dari tugas atau peran gadis cabe-cabean itu berupa uang yang lebih dari pemberian orang tua tetapi tidak sebanding dengan resiko yang di dapat si gadis cabe-cabean tersebut baik dampak spositif atau dampak negatif.

B.SARAN

1. Di harapkan kepada orang tua lebih memprhatikan dan lebih menyanyangi

anaknya agar anak tidak terjerat dalam lingkungan pergaulan yang salah seperti lingkungan para gadis cabe-cabean dan balap liar.

2. Di harapkan kepada pihak yang berwajib memberikan pengawasan dan perhatian kepada remaja gsdis cabe-cabean dan balap liar agar tidak melakukan aktifitas yang merugikan masyarakat.

94

DAFTAR PUSTAKA

Clark, Moustakas. Phenomenological Research Methods, California: SAGE,1994. Daymon, Holloway. Metode-Metode Riset Kualitatif dalam Public Relation dan Marketing Komunikasi. Jogyakarta, 2002.

Delfgaauw, Bernard, Filsafat Abad 20, Alih Bahasa Soejono Soemargono, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1988.

Gahral, Adian, Doni, balap liar metropolitan, Jogjakarta: Jala Sutra, 2002. Gofar Hilman. Health Liputan6.com, 2013.

Hadriyanto, Angga Setyo, POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KASUS BALAPAN LIAR Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Yang Bekerja Dengan Anak Pada Kasus Balapan Liar di Surabaya, Skripsi: Unesa Surabaya, 2013.

Hanafi, Maria Ulfah, Hubungan terpaan Sinetron remaja dengan sikap remaja terhadap pergaulan bebas Remaja di Surabaya, Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional Veteran, 2011.

Haryanto, sindung, Spektrum Teori Sosial Dari Klasik hingga Postmodern, Jogjakarta: Ar-Ruzz Meia, 2012.

Hebdige, Dick, Asal-usul & Ideologi subkultur Punk, Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 1999.

Husserl, Edmun, Ideas, General Introduction to Pure Phenomenology, New York: Collier Books, 1962.

Kartono, Kartini, Patologi Sosial, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Kuswarno, Engkus. Metodologi Penelitian Komunikasi Fenomenologi: Konsepsi, Pedoman dan Contoh Penelitiannya. Bandung:Widya Padjadjaran, 2001. Khozin Afandi, Abdullah, akhozinaffandi.blogspot.com, surabaya: IAIN Sunan

Ampel Surabaya, 2008.

Lhs desa blimbing, diakses 17 juni 2015 https://lhsdesablimbing.wpordpress.com/ bab 6 laporan-hasil-survei/.httml

95

M Hariwijaya. Metodologi dan Teknik Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, untuk ilmu-ilmu sosial dan humaniora, Yogyakarta: Elmatera Publishing, 2007.

Misnal, Munir, Aliran-Aliran Utama Filsafat Barat Kontemporer, Yogyakarta: Lima, 2012.

Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma baru Ilmu Komunikasi dan Sosial lainnya, Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2008. Narbuko, Cholid., Achmadi, Abu. Metodologi Penelitian, Cet. 1 , Jakarta: Bumi

Aksara, 1997.

Nazir, Nasrullah, Teori-teori Sosiologi, Bandung: Tim Widya Padjajaran, 2008. Nusa, Putra. Dwilestari, Ninin, penelitian Kualitatif : Pendidikan Anak Usia Dini,

Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012.

Rohis, diakses 23 juni 2015, http://rohis-facebook.blogspot.com/2014/01/apa-itu- gadis-cabe-cabean-kenal-ciri.html.

Safitri, Ananda, Perilaku komunikasi cabe-cabean dalam lingkungan pergaulanya study deskriptif tentang perilaku cabe-cabean di lingkungan balap liar

kota Bandung” , Skripsi: unikom bandung, 2014.

Sanafiah, Faisal. Format-Format Penelitian Sosial ,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

S Nasution. Metode Research, Edisi 1 , Bandung: Jemmars, 1982. Setiawan ebta,kamus besar bahasa ndonesia online.jakarta,2012.

Soehartono, L Irawan. Metode Penelitian Sosial ,Bandung : PT. Rosdakarya, 2004.

Sudjiono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, cet IV, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003

Sumarjan, Andi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakata: Grafindo, 1997. Suprayogo, Imam, Misi Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Bandung:

96

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

97

Lampiran-lampiran Pedoman wawancara :

1. Bagaimana persepsi anda tentang balap liar ? 2. ... 3. .... 4. .... 5. .... 6. .... 7. ... 8. ... 9. .... 10.... dll

Dokumen terkait