BAB IV METODOLOGI
4.3. Perancangan Jaringan dengan Software EPANET 2.0
4.3.2. Masukan Data (Input)
Input dalam analisa ini dimaksudkan sebagai data-data yang diperlukan sebagai masukan untuk proses analisa yang dilakukan. Data-data ini merupakan langkah awal untuk memulai analisa. Langkah awal yang dilakukan yaitu menampilkan id setiap junction dan pipa kemudian memilih unit satuan yang akan dipakai. Langkah yang dilakukan yaitu view > options > notation kemudian tandai display node id’s dan display link id’slseperti pada Gambar 4. 3.
Gambar 4. 3 Tampilan Map Options
Setelah langkah tersebut maka akan dipilih dimensi satuan yang akan dipakai pada peta. Dimensi secara fisik pada peta harus didefinisikan, juga koordinat peta dapat diskalakan sesuai dengan penampakannya dilayar monitor. Langkah yang dilakukan untuk mengatur dimensi peta yaitu view > dimensions
Tampilan ID Node
Gambar 4. 4 Tampilan Map Dimensions
Pada tampilan dimensions ditunjukkan pada Gambar 4. 4 menyediakan
Lower Left coordinate dan Upper Right coordinate yang ditentukan berdasarkan luas tampilan peta yang direncanakan. Lower Left coordinate yaitu koordinat X dan Y dari poin kiri bawah dari peta, Upper Right coordinate yaitu koordinat X dan Y dari poin kanan atas dari peta. Map Units dipilih berdasarkan satuan peta yang kita inginkan dalam menggambar objek. Map Units merupakan unit yang digunakan untuk mengukur jarak pada peta. Pilihannya adalah feet, meters, derajat, dan none (misal unit yang berubahubah).
Kemudian setelah langkah tersebut dipilih tipe analisis yang dilakukan dan unit satuan untuk debit, langkah yang dilakukan yaitu project > defaults >
Gambar 4. 5 Tampilan Defaults
Setelah pengaturan awal pada Gambar 4. 5 dilakukan maka input selanjutnya yaitu semua komponen yang menyusun jaringan distribusi yang terdiri dari node, pipa, reservoir, tangki air, dan pompa.
1. Node (Junction)
Node ini merupakan titik yang merupakan pertemuan masing–masing pipa dan nantinya akan menghubungkan setiap ujung pipa. Input dari node ini merupakan koordinat dari titik penghubung pipa dan permintaan kebutuhan air di titik ini. Langkah yang dilakukan yaitu memilih ikon node pada toolbar ( ) dan menggambarkannya pada peta.
Misalnya untuk junction 41 yang berada pada ketinggian 11 meter dan membutuhkan air 0,417 liter per menit. Junction 41 ini teletak 5,85 meter disebelah Satuan Debit Aliran
(GPM, LPM, LPS, dll) Formula Kehilangan Energi H-W D-M C-M Akurasi
timur reservoir dan 4 meter dari sebelah selatan reservoir. Dan direncanakan reservoir terletak pada koordinat (100,-100).
Pada software EPANET 2.0, kita dapat mengedit property dengan memilih junction 41 pada peta dari data browser, kemudian klik tombol edit pada data
browser (atau dengan mudah dapat dilakukan dengan melakukan double klik pada
junction 41 di peta). Sehingga, junction properties pada junction 41 akan muncul dan kita dapat memasukkan data yang ada. Untuk junction 41 kita dapat memasukan data yang kita rencanakan, sebagai berikut:
Junction ID : 41
Elevation : 11
Base Demand : 0,417
X-Coordinate : 105,85
Y-Coordinate : -104,00
Tampilan junction properties untuk junction 41 dapat dilihat pada Gambar 4. 6 berikut:
2. Pipa (pipe)
Dalam hal ini input yang diperlukan untuk pipa yaitu: o panjang pipa (length)
o diameter pipa (diameter)
o koefisien kekasaran pipa (roughness)
Data yang dimaksukkan pada input ini disesuaikan pada data yang direncanakan pada bab III. Langkah yang dilakukan yaitu memilih ikon pipe pada
toolbar ( ) kemudian menggambarkannya dalam peta dengan menghubungkan antara junction dengan junction, junction dengan valve, junction dengan reservoir, dan junction dengan tank.
Misalnya untuk pipe 10 yang menghubungkan antara junction 8 dan junction
9, pipa ini mendistribusikan air yang berasal dari tangki air ke lantai 3. Pipa ini memiliki panjang 4 m dan diameter 76,2 mm. Pipa berjenis pvc yang memiliki koefisien kekasaran 0,0015 mm. Dan status pipa terbuka.
Langkah pertama yang diambil adalah mengedit property dengan memilih
pipe 10 pada peta dari data browser, kemudian klik tombol edit pada data
browser (atau dengan mudah dapat dilakukan dengan melakukan double klik pada
pipe 10 di peta). Sehingga, pipe properties pipa 10 akan muncul dan kita dapat memasukkan data yang ada. Data-data pipa 10 yaitu:
Start node dan end node : 8 dan 9
panjang pipa (length) : 4
diameter pipa (diameter) : 76,2
Tampilan pipe properties untuk pipe 10 dapat dilihat pada Gambar 4. 7 berikut:
Gambar 4. 7 Input Pipa 3. Reservoir
Pada analisa ini reservoir yang dimaksud merupakan tempat penampungan air dari sumber mata air. Pada reservoir data yang diinput yaitu besarnya total head.
Langkah yang dilakukan untuk memasukkan input yaitu dengan memilih ikon reservoir pada toolbar ( ). Dan menggambarkannya pada map.
Direncanakan reservoir terletak pada koordinat (100,-100). Dimana total head
pada reservoir adalah 3 m. Langkah pertama yang diambil adalah mengedit property
dengan memilih reservoir pada peta dari data browser, kemudian klik tombol edit pada data browser (atau dengan mudah dapat dilakukan dengan melakukan
double klik pada reservoir di peta). Sehingga, reservoir properties akan muncul dan kita dapat memasukkan data yang ada, yaitu:
X-Coordinate : 105,85
Y-Coordinate : -104,00
Tampilan reservoir properties dapat dilihat pada Gambar 4. 8 berikut:
Gambar 4. 8 Input Reservoir 4. Pompa (pump)
Langkah yang dilakukan untuk menggambar pompa pada map yaitu memilih ikon pump ( ) pada toolbar. Pompa digambarkan sesuai arah pompa dari sumber air (start node) ke pipa pendistribusian air (end node). Input yang dimasukkan pada pompa yaitu kurva pompa (hubungan head dan flow). Misalnya kita memilih kurva 1 untuk pompa seperti pada Gambar 4. 9, maka kita masukkan label ID 1 pada field Pump Curve.
Selanjutnya kita akan membuat Pump Curve 1. Dari halaman browser, Pilih
Curve dari daftar pada kotak dan klik tombol add . Kurva 1 baru akan ditambahkan pada database dan curve editor akan muncul (Lihat Gambar 4. 10). Misalnya masukkan aliran pompa design (166,67) dan head (55) ke dalam form. EPANET secara otomatis akan membuat kurva pompa secara lengkap dari single point. Persamaan kurva akan terlihat bentuknya (lihat Gambar 4. 10). Klik OK untuk menutup Editor.
Gambar 4. 10 Input kurva pompa 5. Tangki Air (tank)
Input yang dimasukkan pada tangki yaitu maksimum level air, initial level air, minimum level air, dan kurva tangki. Kurva tangki ini dimasukkan sesuai dengan nomor kurva tangki yang direncanakan. Langkah yang dilakukan yaitu memilih ikon
tank ( ) dan menggambarkannya pada peta.
Misalnya tangki terletak pada koordinatX 100,74 dan koordinatY -104,10 dan ketinggian 15,4 m. Initial level (tinggi air awal simulasi) adalah 2 m. Minimum level (tinggi air minimum yang harus dijaga) adalah 0.5 m. Maksimum level (tinggi air maksimum yang harus dijaga) adalah 2,1 m. Dimana diameter tangki air adalah
1,88 m dengan kapasitas 5000 liter. Volume tangki air ditunjukkan dalam kurva tangki. Misalnya kita memilih kurva 2 untuk tangki air, maka kita masukkan label ID 2 pada field volume curve (lihat Gambar 4. 11).
Gambar 4. 11 Input tangki air
Selanjutnya kita akan membuat Volume Curve 2. Dari halaman browser, Pilih Curve dari daftar pada kotak dan klik tombol add . Kurva 2 baru akan ditambahkan pada database dan curve editor akan muncul (lihat Gambar 4. 12). Misalnya masukkan data pada Tabel 4. 1 ke dalam form. EPANET secara otomatis akan membuat kurva volume tangki air secara lengkap dari data yang dimasukkan. Klik OK untuk menutup Editor.
Tabel 4. 1 Data Volume Tangki Air
Height Volume 247,825 2,5 618,26 3 1359,13 4 1507,304 4,8 2100 5
Tampilan Curve Editor dapat dilihat pada Gambar 4. 12 berikut:
Gambar 4. 12 Input kurva tangki air