• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

5.1. Masukan (Input)

Terdapat beberapa aspek yang dikategorikan sebagai masukan (input) dalam implementasi JKN di Puskesmas Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara yaitu: tenaga kesehatan, sarana dan prasarana puskesmas, logistik, dan sumber biaya.

5.1.1. Tenaga Kesehatan

Sumber daya utama dalam implementasi program adalah sumber daya manusianya (staf). Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah satunya disebabkan oleh manusianya yang tidak mencukupi, memadai, atau tidak kompeten dibidangnya. Penambahan staf saja tidak mencukupi tetapi diperlukan staf yang cukup serta memiliki kemampuan yang sesuai untuk menjalankan program tersebut.

Tenaga kesehatanadalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan (UU RI No. 36 Tahun 2014).

Dalam penelitian ini informan menyatakan bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas Tanjung Tiram sangat minim terutama untuk tenaga dokter, hal ini menyebabkan turunnya jumlah kunjungan di Puskesmas Tanjung Tiram yang semula di tahun 2013 rata-rata jumlah kunjungan adalah 1085 jiwa/bulan berkurang ditahun 2014 menjadi 506 jiwa/bulan.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan diketahui penyebab berkurangnya jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Tanjung Tiram adalah karena adanya pembukaan Rumah Sakit Umum Daerah Batu Bara yang membutuhkan tenaga kesehatan dan beberapa tenaga kesehatan dari Puskesmas Tanjung Tiram sendiri ditarik beberapa orang untuk menjadi staf di Rumah Sakit Umum Daerah Batu Bara tersebut.

Menurut data Puskesmas Tanjung Tiram jumlah tenaga kesehatan, meliputi: Dokter umum 1 orang, tenaga kesehatan masyarakat 2 orang, bidan 26 orang, perawat (D-III) 11 orang, Nutrisionis 1 orang, perawat gigi 1 orang dan Tenaga pendukung 1 orang, hal ini tidak sesuai dengan Kapusrengun BPPSDM Kesehatan Kementrian Kesehatan RI yang menyatakan bahwa pola ketenagaan minimal upaya wajib puskesmas yang meliputi: Dokter umum 2 orang, dokter gigi 1 orang, apoteker 1 orang, tenaga kesmas 1 orang, perawat (S-1 Ners) 1 orang, tenaga promkes 1 orang, epidemiologis 1 orang, bidan 6 orang, perawat 10 orang, sanitarian 1 orang, nutrisionis 1 orang, perawat gigi 1 orang, asisten apoteker 1 orang, analis kesehatan 1 orang, dan tenaga pendukung 1 orang.

Banyaknya jenis tenaga kesehatan yang tidak dimiliki oleh Puskesmas Tanjung Tiram dapat menyebabkan implementasi JKN di Puskesmas Tanjung Tiram tidak baik, hal itu disebabkan karena tenaga kesehatan di diberikan tanggungjawab tidak sesuai dengan keahliannya, seperti laboratorium yang seharusnya di kelola oleh analis kesehatan namun di Puskesmas Tanjung Tiram oleh perawat, dan bidan ditempatkan di apotik puskesmas. Puskesmas Tanjung Tiram juga tidak memiliki tenaga Dokter gigi, tenaga promkes, epidemiologis,

dan sanitarian hal ini dapat menjadi penghambat suksesnya implementasi JKN di Puskesmas Tanjung Tiram.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Novayanti (2013) yang menyatakan bahwa jumlah petugas yang berada di Puskesmas Subang sangat minim dibandingkan dengan kondisi pasien yang begitu banyak. Sehingga beberapa pasien tidak terlayani oleh petugas puskesmas, beberapa petugas puskesmas ditempatkan tidak sesuai dengan keahliannya.

5.1.2. Sarana dan Prasarana

Menurut Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit sarana kesehatan adalah segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi mata maupun teraba oleh panca indra dan dengan mudah dapat dikenali oleh pasien dan (umumnya) merupakan bagian dari suatu gedung ataupun bangunan gedung itu sendiri. Sedangkan prasarana adalah benda maupun jaringan / instalasi yang membuat suatu sarana yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Fasilitas kesehatan adalah segala sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.

Dalam penelitian ini sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas Tanjung Tiram sudah cukup memadai untuk pendiagnosaan 155 penyakit yang wajib ditangani oleh puskesmas, namun hal ini tidak sejalan dengan ketersediaan tenaga analis kesehatan sebagai pengolah laboratorium puskesmas, hal ini

menyebabkan kepala puskesmas mengambil keputusan untuk melatih seorang perawat dalam penggunaan alat-alat laboratorium yang kemudian perawat itulah yang bertugas untuk mengolah laboratorium.

Mursyid (2003) menyatakan bahwa pelaksanaan suatu program selalu membutuhkan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung sehingga program tersebut dapat terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan.

5.1.3. Logistik

Dalam penelitian ini juga ditemukan pengadaan obat yang belum e-catalog, berdasarkan pernyataan informan karena kurangnya fasilitas internet di Puskesmas Tanjung Tiram sehingga mereka menyatakan belum siap untuk melakukan pengadaan obat melalui e-catalog, disamping itu informan juga menyatakan bahwa untuk pengadaan logistik obat-obatan dan bahan habis pakai mereka mengambil di gudang farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara. Dana yang disediakan oleh BPJS untuk logistik obat-obatan dan bahan habis pakai tidak mereka gunakan. Dalam Implementasi JKN di puskesmas, seharusnya seluruh puskesmas sudah menggunakan e-katalog untuk persediaan logistik hal ini berguna untuk meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dan untuk mensukseskan program JKN di puskesmas.

5.1.4. Sumber Biaya

Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan JKN sesuai dengan amanat undang-undang no 40 tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-undang no 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial, diperlukan dukungan dana untuk operasional pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan. Dana kapitasi adalah besaran biaya perbulan yang dibayar dimuka kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.

Dalam penelitian ini untuk sumber biaya Puskesmas Tanjung Tiram menggunakan dana dari APBD dan dana kapitasi, berdasarkan pernyataan informan sistem kapitasi yang digunakan sesuai dengan sistem kapitasi program JKN, jumlah jiwa yang ditanggung dan jumlah dana yang termasuk dalam kapitasi terupdate setiap bulannya. Berdasarkan pernyataan informan pembagian dana kapitasi untuk para staf diberikan berdasarkan jumlah poin yang mereka miliki, yang poin tersebut diberikan oleh kepala puskesmas, sedangkan untuk biaya operasional puskesmas 10% dari dana kapitasi dan 90% untuk jasa. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI no 19 tahun 2014 yang menyatakan bahwa penggunan dana kapitasi untuk jasa pelayanan kesehatan adalah sebesar 60% dan untuk biaya operasional puskesmas sebesar 40% dari jumlah dana kapitasi.

Dokumen terkait