• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.2. Kajian Ekowisata pada CTNNB

5.2.4. Masyarakat dan Lingkungan

Modernisasi dan dinamika pembangunan di daerah terus berlangsung, namun peran hutan belum tergantikan bagi pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga masyarakat sekitar hutan. Sebagian besar sumber penghasilan keluarga berasal dari hutan, baik untuk konsumsi maupun sebagai sumber penghasil uang tunai. Di luar Jawa, kebanyakan masyarakat pedesaan tinggal di dalam atau di sekitar kawasan hutan negara. Sekitar 48,8 juta orang tinggal pada lahan hutan negara dan sekitar 10,2 juta di antaranya dianggap miskin. Selain itu ada 20 juta orang yang tinggal di desa-desa dekat hutan dan enam juta orang di antaranya memperoleh sebagian besar penghidupannya dari hutan (Wollenberg dkk, 2004).

Salah satu karakteristik ekowisata adalah menempatkan masyarakat lokal sebagai aktor utama dalam penyelenggaraan ekowisata tersebut. Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat lokal sebagai bagian dari upaya menyadarkan, memampukan, memartabatkan dan memandirikan rakyat menuju peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup, dengan bertumpu pada kegiatan usaha masyarakat itu sendiri, dan peningkatan keahlian profesi.

Masyarakat yang mendiami sekitar kawasan CTNNB rata-rata berpendidikan rendah. Umumnya mereka pernah bersekolah sampai tingkat SD,

tetapi banyak yang berhenti dan bekerja sebagai pemungut rotan, pencari kayu, dan/atau sebagai pendulang emas di dalam kawasan. Dilihat dari mata pencahariannya, umumnya masyarakat sekitar kawasan memiliki pekerjaan pokok sebagai petani dan/atau buruh tani. Jenis pekerjaan di sektor pertanian sebagian besar adalah berladang/sawah, baik di luar kawasan maupun di dalam kawasan CTNNB. Selanjutnya berturut-turut bekerja sebagai peternak, pedagang (swasta), dan lainnya. Jenis pekerjaan lainnya meliputi pemungut rotan, pengambil kayu, dan berburu di dalam kawasan CTNNB, nelayan, supir, tukang perahu, tukang ojek, dan lainnya. Namun sebenarnya, masyarakat masih bergantung hidupnya dari hasil kawasan. Dari hasil wawancara tidak tertulis dengan responden, umumnya masyarakat yang mempunyai lahan pertanian mengakui bahwa bertani merupakan pekerjaan sampingan dari pekerjaan utamanya sebagian pemungut hasil hutan. Mereka turun ke sawah/ladang hanya pada saat menyiapkan lahan sampai menanam bibit, kemudian kembali lagi pada saat panen. Waktu diantara musim tanam dan musim panen digunakan untuk memungut hasil hutan, terutama rotan. Sedangkan yang tidak bekerja umumnya terdiri dari anak-anak, orang lanjut usia, dan wanita. Yang cukup meresahkan adalah lapisan masyarakat berusia produktif namun tidak bekerja. Mereka menjadikan kawasan CTNNB sebagai lapangan kerja alternatif. Hal ini merupakan ancaman bagi kelestarian kawasan jika keadaan ini tidak diakomodir oleh pengelola kawasan. Golongan yang tidak bekerja ini justru merupakan potensi tenaga kerja untuk menciptakan lapangan kerja pada kegiatan ekowisata.

Bagi masyarakat yang berpendidikan rendah diperlukan usaha dan kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dasar agar proses pemberdayaan dan pelibatan masyarakat sebagai aktor pengelolaan ekowisata dapat terwujud. Kegiatan tersebut dapat berupa pelatihan dan kursus yang berkaitan dengan profesi dan potensi sumberdaya lokal, serta pendampingan dan pembimbingan oleh fasilitator. Sedangkan masyarakat yang berpendidikan lebih tinggi dapat dibina dan dilatih dengan pengetahuan teknis sehingga mereka bisa menjadi motivator, fasilitator, dan pelaku utama dalam pengelolaan ekowisata.

Peningkatan kualitas masyarakat telah dimulai beberapa tahun lalu. Pengelola Yayasan Adudu Nantu Internasional (YANI) yaitu yayasan yang

dibiayai oleh Darwin Initiative (UK Government, Department of Environment) yang menjadi mitra pemerintah dalam mengelola kawasan CTNNB, melaksanakan program beasiswa bagi anak-anak untuk bersekolah ke ibukota Provinsi Gorontalo. Mereka juga telah memfasilitasi program Bahasa Inggris dan pendidikan lingkungan bagi anak-anak SD di Desa Pangahu, desa yang pemukiman penduduknya langsung berbatasan dengan kawasan CTNNB. Yayasan ini juga membantu infrastruktur sekolah dengan menyediakan meja dan bangku, membuat perpustakaan buku-buku ekologi. Namun hingga saat ini kegiatan-kegiatan tersebut tidak ada kelanjutannya lagi.

Diketahui bahwa masyarakat merupakan unsur penting dalam pengembangan konsep ekowisata, dimana pengelolaan kegiatan wisata yang mendukung keterlibatan penuh masyarakat setempat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata dan segala keuntungan yang diperoleh. Ekowisata menitikberatkan peran aktif komunitas. Hal tersebut didasarkan kepada kenyataan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat menjadi mutlak. Ekowisata mengakui hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka miliki secara adat ataupun sebagai pengelola, yang dapat menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, dan mengurangi kemiskinan, di mana penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk turis: fee pemandu; ongkos transportasi; homestay; menjual kerajinan, dan lain-lain. Keberhasilan penerapan konsep ekowisata harus sejalan dengan kesejahteraan masyarakat dimana konsep ekowisata tersebut dilakukan. Ekowisata membawa dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan ekowisata.

Dengan adanya penerapan ekowisata yang berbasis pada masyarakat bukan berarti bahwa masyarakat akan menjalankan usaha ekowisata itu sendiri. Tataran implementasi ekowisata perlu dipandang sebagai bagian dari perencanaan pembangunan terpadu yang dilakukan di suatu daerah. Untuk itu, pelibatan para pihak terkait mulai dari level komunitas, masyarakat, pemerintah, dunia usaha dan

organisasi non pemerintah diharapkan membangun suatu jaringan dan menjalankan suatu kemitraan yang baik sesuai peran dan keahlian masing-masing. Persepsi masyarakat tentang konsep ekowisata masih sangat kurang. Istilah ekowisata adalah istilah yang baru bagi mereka. Mereka belum memahami istilah ekowisata, bahkan masyarakat yang tinggal di desa Potanga dan Desa Sidoharjo masih asing dengan istilah wisata, meskipun kemudian mereka paham ketika makna istilah wisata dijelaskan. Ketika konsep ekowisata dijelaskan beserta manfaat, kriteria, dan prinsip-prinsipnya, hampir semua mendukung rencana pengembangan ekowisata di kawasan CTNNB. Hal ini disebabkan karena selama ini mereka dilarang masuk ke dalam kawasan (bagian SM Nantu), sehingga mereka berharap bahwa ekowisata benar-benar akan memberikan mereka insentif ekonomi. Selain itu dengan adanya kegiatan ekowisata, mereka berharap aksesibilitas menuju kawasan akan mendapatkan perhatian dari pihak-pihak terkait menjadi lebih baik, sehingga merekapun dapat segera memasarkan hasil- hasil pertanian, peternakan, dan home industri mereka. Selain itu, mereka juga dapat melakukan usaha yang lain guna mendukung wisata alam tersebut, misalnya dengan membuka usaha penginapan, jasa pemandu wisata dan lainnya. Dengan adanya pemasaran hasil pertanian yang cepat dan usaha lain tersebut, maka taraf hidup mereka juga diharapkan dapat ikut meningkat sehingga dapat menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hasil penilaian unsur lingkungan dan masyarakat pada Kawasan CTN Nantu-Boliyohuto dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Penilaian Lingkungan dan Masyarakat CTN Nantu-Boliyohuto

No Sub Unsur yang Dinilai Parameter Nilai

1 Tata guna tanah / Perencanaan Rencana mendukung 20 2 Status kepemilikan tanah 50% tanah negara 20 3 Kepadatan penduduk 71-100 20 4 Sikap masyarakat terhadap

pariwisata Mendukung 30 5 Tingkat pengangguran 30% 20 6 Mata pencaharian penduduk 50% buruh tani & pengrajin 20 7 Tingkat pendidikan masyarakat 50% lulus SD 10 8 Media yang masuk TV, radio, media cetak, internet 10 9 Dampak sumber daya biologi Sangat subur 5 10 Sumber daya alam fisik Ada bahan bangunan & mineral 5

Nilai Dasar = Jumlah Nilai 160 Nilai Bobot (Nilai Dasar X Bobot) 800

Dokumen terkait