• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Masyarakat

Masyarakat (yang diterjemahkan dari istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau sebaliknya, dimana kebanyakan interaksi adalah antara individu-individu yang terdapat dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" berakar dari bahasa Arab, musyarakah. Arti yang lebih luasnya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah kelompok atau komunitas yang interdependen atau individu yang saling bergantung antara yang satu dengan lainnya. Pada umumnya sebutan

33

masyarakat dipakai untuk mengacu sekelompok individu yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

(http://sosialsosiologi.blogspot.sg/2012/12/definisi-masyarakat.html, diakases pada 22 Februari 2015, pukul; 23.35).

Sementara itu Koentjaraningkrat (2011:119) dalam bukunya berjudul Pengantar Antropologi menuliskan adanya berbagai wujud kesatuan kolektif manusia menyebabkan bahwa kita memerlkan istilah-istilah yang berbeda-beda untuk kesatuan itu. Selain istilah “masyarakat” yang lazim dipakai, ada istilah-istilah khusus untuk menyebut kesatuan-kesatuan khusus dalam masyarakat, yaitu “kategori sosial”, “golongan sosial”, “komunitas”, “kelompok”, dan “perkumpulan”.

Masyarakat, seperti telah disebutkan di atas, istilah yang dalam bahasa Inggris disebut society (berasal dari kata latin socius, yang berarti “kawan”) ini paling lazim dipakai dalam tulisan-tulisan ilmiah maupun bahsa sehari-hari untuk menyebut kesatuan-kesatuan hidup manusia.

Apa yang disebut masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi. Suatu kesatuan masyarakat dapat memiliki prasarana yang memungkinkan para warganya untuk berinteraksi. Suatu Negara modern adalah contoh dari suatu kesatuan manusia yang memiliki berbagai jenis prasarana, seperti misalnya suatu jaringan komunikasi berupa jaringan jalan-jalan raya, kereta api, perhubungan udara, sehingga para warganya dapat berinteraksi secara intensif. Warga suatau Negara dengan wilayah yang kecil tentu memiliki potensi untuk berinteraksi secara lebih intensif daripada warga

34

dari suatu Negara yang sangat luas, terutama apabila suatu Negara terdiri dari banyak pulau yang terpencar, seperti halnya negara kita (Koentjaraningkrat, 2011: 119-120)

c. Perpsepsi masyarakat

Persepsi masyarakat yang di maksud penulis di sini adalah keseluruhan atau rata-rata persepsi individu terhadap suatu obyek yang kurang lebih mempunyai persepsi yang sama. Kesamaan-kesamaan tersebut biasanya diwujudkan ke dalam pengakuan bersama terhadap suatu obyek, misalnya memakai symbol, tanda-tanda dan bahasa-bahasa verbal dan non verbal yang sama.

Persepsi masyarakat terhadap suatu obyek merupakan landasan pokok bagi timbulnya perilaku dari masing-masing individu dalam setiap kegiatan. Makna positif dan negative sebagai hasil persepsi masyarakat terhadap suatu obyek sangat tergantung dari bentuk dan proses interaksinya. Masing-masing individu mempunyai persepsi yang berbeda dalam menanggapi suatu obyek. Kemudian masing-masing individu akan melakukan proses pertukaran persepsi di antara masing-masing individu. Proses pertukaran persepsi tersebut dapat berlangsung antara individu yang tergabung dalam komunitas tertentu.

Dari berbagai pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa persepsi masyrakat timbul karena adanya persepsi dari masing-masing individu di mana persepsi dari masing-masing individu tersebut terhadap suatu obyek dikumpulkan menjadi satu sehingga timbullah suatu persepsi masyarakat.

35

Persepsi masyarakat merupakan proses mengamati obyek melalui indera kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan melalui bentuk-bentuk rangsanagan suatu obyek atau peristiwa berdasarkan latar belakang masing-masing individu sehingga akan muncul tanggapan atau reaksi yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan membeda-bedakan, mengelompokkan, menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan serta terwujudnya komunikasi antara manusia dengan obyek.

2. Kuliah Kerja Nyata STAIN Salatiga a. Pengertian KKN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah kegiatan belajar dan kerja lapangan yang merupakan pengintegrasian dari pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui pendekatan interdisipliner dan lintas sektoral (P3M Stain Salatiga, 2014: 5).

b. Status

Kuliah Kerja Nyata (KKN) di STAIN Salatiga merupakan salah satu mata kuliah intra kurikuler yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa program S1 sebelum menyelesaikan studinya (P3M Stain Salatiga, 2014: 5).

c. Tujuan

1) Miningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa dalam mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga dan masyarakat melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya.

36

2) Meningkatkan kemampuan mahasiswa melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat sesuai arahan pembangunan manusia dalam mencapai target dan sasaran Millennium Develoment Goals, kompetensi, potensi, sumberdaya dan kemampuan lingkungan dalam wadah kerjasama masyarakat, pemerintah, swsata dan lembaga lainnya. 3) Menggalang komitmen, kepedulian dan kerja sama berbagai

stakeholders (Pemda, lembaga swasta dan masyarakat) dalam upaya pengentasan kemiskinan, kelaparan, mengatasi permasalahan dan ketidak berdayaan masyarakat dan keluarga lainnya.

4) Membantu mempersiapkan keluarga dan masyarakat agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan fasilitas dan dukungan yang diberikan oleh mitra kerja pembangunan (pemuda, lembaga swasta dan LSM) dalam perencanaan dan pengelolaan program bersifat partisipatif. 5) Menumbuhkan dan mematangkan jiwa pengabdian kepada masyarakat dan bertanggung jawab terhadap proses pembangunan dan masa depan bangsa, negara dan agama.

6) Meningkatkan komunikasi timbal balik antara STAIN Salatiga dengan dengan pemerintah daerah dan masyarakat sehingga mahasiswa dapat lebih berperan dalam pembangunan sesuai dengan masalah yang berkembang di masyarakat (P3M Stain Salatiga, 2014:5- 6).

37 d. Beban Kredit

Beban kredit KKN adalah 4 SKS (Satuan Kredit Semester) terdiri dari: (1). Pembekalan, (2). Kegiatan lapangan selama 45 hari dan pelaporan hasil (P3M Stain Salatiga, 2014: 6)

e. Peserta KKN

Program kegiatan KKN diikuti oleh mahasiswa yang telah telah terdaftar pada semester dimana ia mengambil program KKN; telah memasukkan mata kuliah KKN dalam rencana studi pada semester dimana ia mengambil mata kuliah KKN (P3M Stain Salatiga, 2014: 6 )

f. Pembimbingan KKN

Pembimbingan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilaksanakan oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN yang telah ditentukan. Pengangkatan DPL KKN ditetapkan melalui Surat Keputusan Ketua STAIN Salatiga (P3M Stain Salatiga, 2014: 6)

g. TEMA, PROGRAM, DAN DAERAH KERJA KKN

1) Tema KKN

Tema pokok KKN adalah ” Masjid sebagai sentral penguatan kelembagaan social berbasis masjid, pendampingan masyarakat dan keluarga”. Setiap Kelompok peserta KKN diharapkan dapat membuat sub tema sesuai dengan kondisi unit sasaran program. Penetapan sub tema KKN oleh peserta KKN dilakukan melalui konsultasi kepada DPL masing-masing (P3M Stain Salatiga, 2014: 7)

38 2) Program Kerja KKN

Program kerja KKN disusun dengan mempertimbangkan permasalahan, dan kebutuhan unit sasaran setempat serta disesuaikan dengan bidang keahlian mahasiswa. Mahasiswa diharapkan dapat membantu memecahkan persoalan di daerah kerja melalui pelaksanaan program kerja KKN yang telah ditetapkan (P3M Stain Salatiga, 2014: 7)

Kerangka umum rincian program kerja KKN yang disarankan untuk diagendakan oleh mahasiswa, meliputi :

a) Bidang Sektoral 1) Sektoral Fisik

Bidang sektoral fisik ini berkaitan dengan kehidupan keagamaan umat Islam (pembenahan tempat ibadah, pembenahan sarana penunjang seperti buku-buku, kitab, alat shalat, dsb) dan kelembagaan pendidikan Islam, missal: Madin, MI, MTS, MA, TPA/TPQ, dan sebagainya.

2) Sektoral non fisik

Bidang ini berkaitan dengan kehidupan keagamaan yang bersifat non fisik, antara lain meliputi :

(a). Bimbingan kehidupan beragama dalam bentuk peningkatan partisipasi warga dalam kegiatan shalat berjamaah di masjid. (b). Membantu meningkatkan pelaksanaan program TPQ.

(c). Membantu meningkatkan program kemasjidan. (d). Membantu meningkatkan kualitas MI.

39

(e). Penyuluhan tentang fenomena nikah dini.

(f). Membantu meningkatkan kegiatan kajian keislaman. (g). peningkatan gerakan zakat, infaq dan shadaqah. (h). Pemberdayaan remaja masjid.

b) Bidang Lintas Sektoral (1) Lintas Sektoral Fisik.

Bidang ini meliputi sarana sosial yang diperlukan oleh masyarakat secara umum dan terbuka, seperti: pemasangan papan nama jalan, sarana air bersih, program pelistrikan, administrasi kelurahan, dan sebagainya.

(2) Lintas Sektoral Non Fisik.

Bidang ini mencakup semua bentuk penyuluhan, pendampingan dan rintisan lembaga masyarakat, misalnya:

a)Penyuluhan dan bimbingan KB

b)Pembentukan dan pendampingan Pendidikan Anak-anak Usia Dini (PAUD)

c)Pemberdayaan perempuan dan kesehatan ibu-anak d)Pembinaan kewirausahaan dan ekonomi produktif e)Pembinaan kesenian dan olahraga

f) Pelayanan kesehatan masyarakat

g)Penerbitan media komunikasi, informasi dan edukasi h)Layanan bimbingan belajar

i) Pemberdayaan perkumpulan remaja dan karang taruana j) Penyuluhan kesehatan reproduksi dan bahaya AIDs/HIV

40

dan sebagainya (P3M Stain Salatiga, 2014: 8) 3) Daerah Kerja KKN

Daerah kerja KKN STAIN Salatiga adalah lokasi/tempat pelaksanaan KKN yang ditetapkan atas dasar pertimbangan panitia, unsur pimpinan kampus dan lembaga terkait lainnya. Daerah kerja KKN Tematik Berbasis Masjid Mahasiswa Program S1 Reguler STAIN Salatiga Tahun 2014 adalah Kabupaten Magelang di Kecamatan Srumbung (Ds. Ngablak, Ngargosoko, Tegalrandu, Banyuadem, Bringin dan Nglumut), Ngluwar (Ds. Blongkeng, Ploso Gede, Jamus Kauman, Karang Talun, Somokaton dan Pakunden), dan Salam (Salam, Sucen, Mantingan, Jumoyo, Gulon dan Sirahan) (P3M Stain Salatiga, 2014: 9)

h.PENGORGANISASIAN KKN

Pengorganisasian KKN dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) STAIN Salatiga. Realisasi kegiatannya meliputi: perencanaan, operasionalisasi lapangan dan pelaporan kegiatan KKN yang dikoordinasikan dengan panitia pelaksana KKN STAIN (P3M STAIN Salatiga, 2014: 9)

Organisasi pelaksana KKN STAIN Salatiga terdiri dari dua komponen yaitu: (1). panitia pelaksana, dan (2). mahasiswa peserta KKN.

41 1) Panitia Pelaksana

Untuk menjamin kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan, dibentuk sebuah kepanitiaan dan satuan petugas lapangan dengan struktur berikut: (a). Konsultan

(b). Supervisor (c). Ketua Pelaksana (d). Sekretaris (e). Anggota

(f). Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Secara umum, masing-masing unsur yang terlibat dalam program KKN mempunyai tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:

1) Konsultan

Konsultan adalah pembina yang bertugas sebagai pengarah dan perumus kebijakan yang menjadi dasar pelaksanaan KKN oleh Panitia Pelaksana KKN STAIN Salatiga.

2) Supervisor

Supervisor adalah pembina yang bertugas mengadakan pengawasan lapangan secara periodik terhadap tugas Panitia Pelaksana ,DPL dan peserta KKN, sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

3) Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Anggota masing-masing unsur tersebut di atas merupakan unit pelaksana yang bertugas untuk mengelola teknik pelaksanaan KKN.

42

4) Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Dosen Pembimbing Lapangan adalah satuan tugas yang memiliki kewenangan dan tanggungjawab membimbing dan memonitor serta mengevaluasi kegiatan peserta KKN. Secara terperinci tugas Panitia Pelaksana DPL adalah sebagai berikut:

a) Melakukan penjajakan lokasi guna menghimpun informasi mengenai potensi dan permasalahan.

b) Menghadiri pembekalan KKN.

c) Membantu memperlancar proses pendekatan sosial.

d) Menegakkan disiplin mahasiswa pada saat pembekalan dan pelaksanaan program di lapangan.

e) Membimbing mahasiswa dalam menyusun program kerja dan pelaksanaannya di lapangan.

f) Melaksanakan pemantauan kegiatan mahasiswa KKN di lokasi KKN.

g) Melakukan penilaian terhadap prestasi mahasiswa selama pembekalan dan di lapangan.

h) Memeriksa dan menilai laporan akhir KKN.

i) Menyerahkan rekapitulasi nilai akhir mahasiswa kepada Ketua Panitia Pelaksana KKN STAIN Salatiga (P3M Stain Salatiga, 2014: 9-10)

43

2) Mahasiswa Peserta KKN

Mahasiswa peserta KKN merupakan unsur pelaksana program KKN di lapangan dengan kewajiban sebagai berikut:

(a). Mengikuti kuliah pembekalan

(b). Melakukan penjajakan lokasi guna menghimpun informasi mengenai potensi dan permasalahan

(c). Merencanakan dan melaksanakan program dengan mempertimbangkan kondisi riil obyek sasaran.

(d). Membuat jadwal kegiatan harian

(e). Membuat laporan pelaksanaan kegiatan KKN setiap unit kerja dimana mereka melaksanakan KKN (P3M Stain Salatiga, 2014: 11)

i. Ketentuan KKN

1. Tata Tertib Bagi Mahasiswa Peserta KKN

Tata tertib Mahasiswa Pesrta KKN adalah sebagai berikut:

a) Mahasiswa wajib mengikuti kegiatan harian yang telah diprogramkan oleh kelompok masing-masing.

b) Mahasiswa diwajibkan saling membantu di antara sesama peserta dalam pelaksanaan program.

c) Mahasiswa wajib menjaga nama baik Almamater.

d) Mahasiswa wajib melakukan kegiatan sesuai program yang telah disetujui oleh DPL.

44

e) Mahasiswa wajib membuat jadwal kegiatan harian dan melampirkannya dalam laporan pelaksanaan KKN.

f) Mahasiswa wajib membuat laporan pelaksanaan KKN sesuai dengan ketentuan panitia.

g) Mahasiswa tidak dibenarkan membuat stempel atas nama KKN.

2. Pelanggaran dan Sanksi

a) Pelanggaran ringan, seperti: tidak membuat jadwal harian, tidak mengisi buku daftar hadir akan diberikan sanksi oleh DPL.

b) Pelanggaran sedang, seperti: mengulang kesalahan yang sama tanpa alasan yang dapat diterima secara rasional akan diberikan peringatan keras oleh DPL

c) Pelanggaran berat, seperti: tindakan kriminal dan atau pencemaran nama baik Almamater, digugurkan haknya sebagai peserta KKN (P3M Stain Salatiga, 2014: 11-12)

j. Tahap-tahap Kegiatan KKN 1. Pembekalan Peserta KKN

Sebelum terjun ke lapangan, mahasiswa peserta KKN memperoleh pembekalan berupa wawasan dan keterampilan praktis sesuai dengan kebutuhan. Pengelolaan pembekalan dilaksanakan di bawah koordinasi panitia pelaksana KKN.

45 1) Materi :

a) Kebijakan Kuliah Kerja Nyata Program Reguler & Non Reguler STAIN Salatiga

b) Peran KKN dalam pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Daerah

c) Deskripsi Peta Desa dan Masyarakat Lokasi KKN

d) Strategi pemberdayaan Madrasah, Masjid, TPA/TPQ

e) Manajemen Pemberdayaan Kelembagaan Pendidikan Islam

f) Ketrampilan Ibadah Praktis

g) Penyusunan, pelaksanaan dan pelaporan program kerja KKN

2) Rapat Kerja Dosen Pembekalan KKN

Rapat kerja dosen pembekalan KKN diselenggarakan oleh P3M STAIN Salatiga untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kuliah pembekalan KKN.

3) Pelaksanaan Kuliah Pembekalan

Pelaksanaan kuliah pembekalan dilakukan di kampus STAIN Salatiga, sebelum pelepasan peserta KKN. Materi

46

pembekalan sebagaimana tersebut di atas (P3M Stain Salatiga, 2014: 12)

4) Kegiatan Lapangan dan Pembimbingan a) Pelepasan Mahasiswa

Pelepasan mahasiswa KKN dilaksanakan di kampus STAIN Salatiga oleh Ketua STAIN Salatiga.

b) Pelaksanaan Program

Dengan didasari konsultasi, kerjasama, dan musyawarah antara mahasiswa peserta KKN dan aparat pemerintahan desa/kelurahan, selambat-lambatnya setelah empat hari pertama dapat melaksanakan program yang direncanakan. c) Supervisi

SupervisiKKN dilaksanakan oleh supervisor kepada peserta KKN dalam bentuk kunjungan supervise di lapangan/lokasi KKN. Ketentuan pelaksanaannya diatur oleh panitia, baik tim supervisor, panitia maupun waktu kunjungan.

d) Penulisan Laporan

Laporan dibuat oleh peserta KKN dalam setiap unit kerja. Draft laporan dan ringkasan sebaiknya telah disusun selama pelaksanaan KKN dan disampaikan kepada DPL untuk dikoreksi. Bentuk dan format laporan KKN dibuat sebagai berikut:

47

(1). Sampul laporan dibuat berwarna Hijau muda (Hard- Cover)

(2). Format tulisan sampul luar dan outline laporan, mengikuti petunjuk yang ditetapkan.

(3). Laporan diketik satu setengah spasi di atas kertas kuarto, dijilid dan dicetak.

(4). Ringkasan adalah ikhtisar atau intisari dari laporan KKN, berisi tentang analisis potensi dan masalah yang dihadapi; tujuan KKN; metode pendekatan; hasil-hasil yang dicapai; hambatan yang dihadapi; kesimpulan dan saran. Ringkasan diketik satu spasi maksimal dua halaman, diletakkan di halaman paling depan pada laporan KKN (P3M STAIN Salatiga, 2014: 13-14) e) Penyampaian Laporan dan Evaluasi

Laporan KKN dibuat dalam bentuk laporan kelompok. Laporan diketik ukuran 2 spasi kuarto, sebanyak dua eksemplar, diserahkan kepada DPL masing-masing untuk selanjutnya diserahkan kepada Panitia. Format isi laporan menyesuaikan ketentuan yang ada (lihat: zmateri pembekalan KKN ).

Evaluasi KKN dilaksanakan oleh DPL masing-masing pada hari yang telah ditentukan. Nilai akhir mahasiswa peserta KKN dihitung dari komponen nilai pembekalan, praktek di lapangan

48

dan laporan KKN. Penentuan nilai akhir KKN ditetapkan oleh Panitia Pelaksana KKN STAIN Salatiga (P3M STAIN Salatiga, 2014: 14)

k. PENDANAAN KKN

1)Sumber Dana

Dana KKN dapat diperoleh dari beberapa sumber, yakni: (a). Dipa STAIN Salatiga

(b). Mahasiswa peserta KKN.

(c). Sumber-sumber lainnya yang tidak mengikat. 2)Pengelolaan Dana KKN

Pengelolaan dana operasional KKN dilakukan secara terpusat oleh panitia pelaksana dan akan dipertanggungjawabkan kepada Ketua STAIN Salatiga (P3M Stain Salatiga, 2014: 14)

49 BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Dusun Dowakan

1.Letak Geografis

Dusun dowakan merupakan salah satu dusun di kelurahan Jumoyo yang merupakan salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Salam yang dijadikan lokasi KKN. Di kelurahan ini, para peserta KKN dikelompokkan menjadi 4 yang masing-masing kelompok menempati Dusun yang berbeda-beda.

Salah satu Dusun yang menjadi lokasi KKN adalah Dusun Dowakan. Dusun ini terletak 17 km dari gunung Merapi dan merupakan Dusun yang berbatasan dengan Kecamatan Srumbung, Berada di jalan perbatasan Yogyakarta. Iklim di Dusun Dowakan termasuk iklim yang sedang, tidak panas dan juga tidak dingin.

Meski Dusun Dowakan merupakan dusun yang terletak paling atas yang berbatasan dengan Kecamatan Srumbung, di sekitar dusun Dowakan terdapat banyak kebun salak, namun Dusun ini sudah mengalami perkembangan. Jalan-jalan sudah baik dan bangunan-bangunan mulai modern.

Untuk mencapai Dusun Dowakan diperlukan alat tranportasi pribadi berupa sepeda motor atau mobil karena belum tersedianya alat transportasi masal serta harus melewati kali putih yang pernah dilewati lahar dingin gunung Merapi pada tahun 2010 yang lalu.

50

Dusun Dowakan memiiki 3 RT, terdiri dari 110 kepala keluarga dan rumahnya hanya ada sekitar 99 bangunan rumah, yang sebagian besar warganya bekerja sebagai petani dan penambang pasir.

2.Komposisi Penduduk

Menurut data yang diperoleh dari kepala Dusun Dowakan jumlah penduduk seluruhnya adalah 350 jiwa, yang terdiri dari :

a. Jumlah penduduk laki-laki : 171 b. Jumlah penduduk perempuan : 179

Tabel I. Jumlah Penduduk

RT KK Lk PR

1 41 61 69

2 36 57 56

3 33 53 54

Sumber data kepala Dusun Dowakan Tabel II Jumlah Penduduk Difabel

Nama Umur Alamat Jenis cacat Penyebab Keterangan

Dina .A 8 th Dowakan Rt. 03 Fisik Sejak kecil - Susanto 28 th Dowakan Rt.02 Fisik Sejak kecil - Tugiyanto 45 th Dowakan Rt. 01 Fisik Patah tulang -

Amiroh 78 th Dowakan Rt. 01 FIsik Jompo Meninggal

Sumirah 27 th Dowakan Rt. 03 Mental Epilepsi -

51

Muhtasor - Dowakan Rt. 03 Mental Epilepsi -

Yusmanto - Dowakan Rt. 02 Fisik - -

3. Keadaan Pendidikan dan lembaga Pendidikan

Suatu pendidikan akan lebih maju dan berkembang apabila didukung salah satunya dengan menyediakan lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan kepada para anak untuk mengeksplorasikan pengetahuan yang di miliki dan untuk menambah wawasan pengetahuan. Hal itu terjadi di Dusun Dowakan, di sana didirikan TPQ. Dari data Penduduk Dusun Dowakan yang telah terkumpul dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan penduduk Dowakan masih rendah, Mayoritas pendidikan mereka hanya tingkat SD/MI. Namun, sekarang mereka mulai menyadari akan pentingnya pendidikan. Banyak dari putra-putri mereka yang melanjutkan ke jenjang SMP/MTs. Akan tetapi sedikit sekali dari mereka yang melanjutkan sampai pada jenjang SMA/MA apalagi sampai perguruan tinggi. Kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk bekerja di sawah, bahkan tidak jarang yang hanya menganggur di rumah terutama para pemuda.

Keadaan ekonomi masyarakat yang masih bisa dikatakan kurang beruntung serta kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan menjadikan pendidikan di nomor duakan.

52 Data Tingkat Pendidikan :

Tabel III. tingkat pendidikan

NO Tingkat Pendidikan L P Keterangan

1 D/MI 91 82 84 Lelum Lulus SD/MI

2 LTP 33 37 24 Belum Lulus

3 LTA 36 17 23 belum Lulus

4 erguruan Tinggi - 1 ulus 5 Tidak/belum sekolah 23 24

Di Dusun Dowakan tidak terdapat lembaga pendidikan formal, hanya ada lembaga pendidikan informal yaitu Taman pendidikan Qur’an (TPQ)

TPQ adalah satu satunya lembaga pendidikan di dusun Dowakan yang bergerak di bidang pembelajaran Al-qur’an.Materi pelajaran utama yang diajarkan di TPA ini adalah Iqro’ (Jilid 1-6) dan Al Qur’an.

Dalam pengelompokan santri-santri TPQ ini berdasarkan pada tingkat kemampuan anak dalam membaca Al qur’an ataupun iqro’. Pengelompokan tersebut dimulai dari tingkat paling dasar yaitu iqro’ jilid 1 sampai jilid 6 kemudian dilanjutkan Juz ‘amma. Setelah mampu membaca juz ‘amma dengan lancar maka akan dilanjutkan Al -Qur’an.

53

Setiap santri mempunyai waktu mengaji yang berbeda sesuai dengan kelas masing-masing. Waktu pelaksanaan mengaji diatur sebagai berikut:

a. Al Qur’an jam 16.00- 17.15 WIB b. Iqro’ jam 18.00-18.45 WIB

Dengan program pembelajaran yang seperti ini diharapkan akan membuat pembelajaran menjadi efektif dan efisien.

Ketua Umum TPQ Ar Rakhman Patra Kartika adalah Ibu Nani Ernawati. Dalam kegiatan pembelajaran di TPA dibantu oleh para ustadz dan ustadzah yang hanya berjumlah 2 orang yang mengajar secara bergiliran sesuai dengan jadwal dan bidang masing-masing. Jumlah siswa-siswi yang belajar di TPA Al Huda berjumlah sekitar 30 lebih anak.

4. Mata pencaharian

Mata pencaharian penduduk Dusun Dowakan kebanyakan dihasilkan dari bertani dan tambang pasir. Penduduk Dusun Dowakan mempunyai tingkat perekonomian tingkat menengah. Sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani yang menghasilkan berbagai macam jenis panenan seperti jagung, padi, singkong dan bermacam-macam sayuran. Sebagian penduduk dusun rata-rata bekerja sebagai penambang pasir dan batu di sungai sekitar Desa Jumoyo. Mata pencaharian penduduk bisa dikatakan adalah sebagai buruh.

54

Dari kalangan para pemuda Dowakan sebagian dari mereka berprofesi sebagai karyawan pabrik, petani, buruh, dan ada juga yang bekerja ke luar kota ataupun luar jawa. Namun dari pada itu juga banyak yang berdagang dan wirasawasta.

Tabel IV. data mata pencaharian

NO Pekerjaan L P Keterangan

1 Petani 25 15 Sawah

2 Rumah Tangga - 30 Pembantu

3 Buruh Harian Lepas 40 15 -

4 Pedagang 5 7 Warung/pasar

5 Pekerjaan lainnya 16 15 Serabutan

6 Wirasawasta 16 4 UKM 7 Karyawan 9 20 Pabrik/Toko 8 Pensiunan 3 1 Guru 9 Sopir 3 - Truck 10 TNI 1 - AD 11 PNS 1 - Guru

12 Perangkat Desa 1 - Kadus

5. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat

Keadaan social masyarakat Dusun Dowakan masih mengutamakan persaudaraan dan gotong royong dalam bermasyarakat. Hidup di masyarakat itu tidak bisa berdiri sendiri akan

55

tetapi butuh bantuan orang lain karena manusia merupakan makhluk sosial. Penduduk Dusun Dowakan adalah penduduk yang kental dengan budaya jawa. Dalam sosialisasi masyarakat selalu menggunakan bahasa jawa yang khas dengan dialeg Magelang yang berbeda dengan dialeg daerah lain.

Kesenian daerah yang terlihat sangat menonjol di dusun ini adalah jatilan atau campur. Dimana semua orang laki-laki di dusun ini menari di lapangan, ada yang memakai topeng, membawa kuda lumping ada juga yang membawa bendera. Seperti cerita dalam pewayangan ada dua orang raja yang membawa pedang dan mereka saling bertempur.

6. Kondisi Keagamaan

Penduduk Dusun Dowakan seluruhnya beragama Islam yang sangat religious. Berbagai kegiatan keagamaan mulai dari

Dokumen terkait