• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Relawan masyarakat

Relawan masyarakat adalah pelopor- pelopor penggerak dari masyarakat yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli dan memiliki komitmen kuat pada kemajuan masyarakat diwilayahnya. PNPM Mandiri Perkotaan mendorong masyarakat di lokasi sasaran agar membuka kesempatan seluas luasnya bagi

warga yang ikhlas, jujur, adil, peduli, dan memiliki komitmen untuk membantu masyarakat dalam melaksanakan seluruh tahapan kegiatan program agar bermanfaat bagi masyarakat miskin serta seluruh masyarakat wilayahnya.

b. LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat)

Dilokasi lokasi PNPM telah bekerja, maka dilokasi tersebut sudah terbentuk LKM sebagai “Dewan amanah” atau “Pimpinan Kolektif” organisasi warga setempat (kelurahan/desa). LKM ini bertanggung jawab menjamin keterlibatan semua lapisan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang kondusif untuk pengembangan keswadayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan khususnya dan pembangunan masyarakat kelurahan pada umumnya.

c. KSM ( Kelompok Swadaya Masyarakat)

Disamping LKM di lokasi yang telah menjalani PNPM juga sudah terbentuk KSM yang adalah nama generik untuk kelompok warga masyarakat pemanfaat dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan. KSM ini diorganisasikan oleh tim relawan dan dibantu oleh tim fasilitator terdiri dari warga kelurahan yang memiliki ikatan kebersamaan dan berjuang untuk mencapai tujuan bersama. KSM ini bukan hanya sekedar pemanfaat pasif melainkan sekaligus pelaksana kegiatan terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan untuk didanai oleh LKM melalui berbagai dana yang mampu digalang.

d. Konsultan Pelaksana

• Konsultan Manajemen Pusat (KMP)

pengendalian mutu yang menyangkut substansi. Oleh sebab itu, KMP bertanggung jawab kepada PMU mengenai keseluruhan pelaksanaan PNPM MP. KMP melakukan perencanaan, koordinasi, supervisi, dan monitoring terhadap tugas yang dilaksanakan oleh seluruh konsultan manajemen wilayah (KMW) sehingga kualitas kinerjanya terjamin. Secara umum tugas KMP meliputi perencanaan, koordinasi, monitoring dan supervisi ( pengendalian), pelaporan dan melakukan tindakan penanggulangan terhadap berbagai persoalan yang muncul dalam pelaksanaan PNPM MP. KMP juga bertugas membangun dan mengembangkan sistem penagangan permasalahan dan penanggulangan konflik secara berjenjang, dimulai dari tingkat kelembagaan lokal/ LKM sampai ke tingkat yang lebih tinggi seperti KMW dan KMP. Lebih dari itu KMP bertugas pula membangun dan mengembangkan sistem informasi manajemen (SIM) PNPM MP, termasuk menjamin kelancaran dan keakuratan entry data sejak dari tingkat kelurahan hingga tingkat pusat. Utnuk melaksanakan tugasnya KMP dibantu oleh beberapa tenaga ahli sesuai dengan kebutuhannya.

• Konsultan Manajemen Wilayah (KMW)

Tugas utama KMW adalah melakukan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, koordinasi, monitoring, supervisi dan pelaporan seluruh kegiatan pelaksanaan PNPM MP di satuan wilayah kerja (SWK). Jumlah KMW pada pelaksanaan PNPM MP ini sebanyak (KMW) untuk menangani pelaksanaan PNPM MP seluruh nusantara. Dalam melaksanakan tugasnya KMW bertanggung jawab langsung dan berada dibawah koordinasi serta kendali konsultan manajemen pusat (KMP). Secara khusus KMW diberi tanggung jawab tambahan untuk

melakukan monitoring dan penguatan jajaran dibawahnya seperti para korkot,asisten korkot dan para fasilitator. Team leader KMW akan berperan sebagai penanggung jawab pelaksanaan kegiatan PNPM MP di satuan wilayah kerja (SWK).

Lingkup kegiatan KMW adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan, terhadap strategi pelaksanaan PNPM MP di lingkup

wilayah kerjanya, yang kemudian disosialisasikan kepada instansi pemerintah daerah setempat dan masyarakat, setelah dikonsultasikan dan mendapat persetujuan KMP.

2. Orientasi dan persiapan untuk tingkat pusat dan daerah, dengan

mendukung dan sebagian terlibat pada proses lokarya orientasi , sosialisasi dan kampanye nasional PNPM MP serta kegiatan lainnya.

3. Pelaksanaan,

a. Sebagai pelaksana lapangan proyek PNPM MP diwilayah kerja masing masing

b. Menjamim realisasi pemberdayaan masyarakat dilakukakan secara tepat melalui manajemen dan fasilitasi yang benar serta tepat oleh team fasilitator.

c. Memfasilitasi, mengkoordinasi dan mendukung pembentukan forum BKM dan menghubungkan dengan mitra yang menguntungkan diantara mereka.

d. Mengkondisikan masyarakat, kelompok- kelompok masyarakat serta kekuatan sosial yang ada termasuk di dalamnya perangkat pemerintah

kota agar memahami PNPM MP sehingga dapat memberikan dukungan maupun kontrol yang memadai.

e. Membangun dan mengembangkan kapasitas pemerintah lokal untuk bekerja lebih efektif dengan masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan.

f. Mendorong dan mengembangkan terbentuknya kelompok independent yang berfungsi sebagai sosial kontrol bagi proyek PNPM MP khususnya.

g. Menumbuhkembangkan dan melembagakan kembali nilai nilai dan prinsip PNPM MP sebagai bagian organik proses pembangunan lokal, khususnya dalam penanggulangan kemiskinan.

h. Menjamin berfungsinya sistem informasi manajemen PNPM MP melalui pengelolaan dan penyediaan input data yang akurat.

i. Berkooordinasi dengan pemerintah propinsi dan kota dalam rangka menyelesaikan berbagai masalah dan konflik yang ada , penganganan pengaduan serta mendukung kelancaran pelaksanaan PNPM MP. 4. Koordinasi, kepada seluruh pihak terkait diwilayah kerja masing masing

yaitu instansi pemerintah daerah, LSM lokal, lembaga komunitas dan masyarakat lokasi sasaran.

5. Monitoring, terhaadap seluruh kegiatan pelaksanaan PNPM MP di satuan

wilayah kerjanya dengan membuat laporan yang didasarkan pada data SIM sebagaimana sistem yang telah ada dan disempurnakan oleh KMP.

6. Supervisi, kegiatan yang terkait monitoring . kegiatan ini dilakukan oleh

senior fasilitator, fasilitator, BKM, UPK dan KSM di satuan wilayah kerjanya.

• Tim Fasilitator

Tugas utamanya adalah melaksanakan tugas KMW ditingkat komunitas/ masyarakat. Para fasilitator ini bekerja dalam satu tim dan dipimpin oleh seorang fasilitator senior.

Transparansi

Transparansi dalam pelaksanaan PNPM MP pada dasarnya dapat diterapkan dengan membuka akses kepada semua pihak yang berkepentingan ataupun membutuhka informasi- informasi mengenai PNPM MP . semua informasi yang berkaitan harusnya diketahui oleh semua masyarakat. Hal ini diupayakan agar masyarakat memahami hak mereka dalam kegiatan dana bantuan PNPM MP ini.

Akuntabilitas

Ditataran proyek dan daerah akuntabilitas ini dapat dibangun dengan meningkatkan transparansi melalui berbagai media baik cetak ataupun elektronik. Dengan demikian harus disusun secara periodik . disamping itu PMU ( program manajemen unit) harus memastikan bahwa berbagai informasi yang harus sampai kemasyarakat luas juga disebar luaskan melalui situs jaringan internet yang secara periodik terus diperbaharui. Untuk PMU melalui

KMP mengkonsolidasikan berbagai informasi yang diperlukan, melalui jajaran konsultan sampai dengan fasilitator di lapangan.

Gambaran pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan

No Uraian Skor yang

diharapkan Skor yang diperoleh Ketercapaian (%) 1. Perencanaan PNPM Mandiri 20 17,03 85,1% 2. Pelaksanaan PNPM Mandiri 20 15,46 77,3% 3. Evaluasi PNPM Mandiri 20 16,36 81,8% Jumlah 60 48,85 81,4%

Sumber: Data Diolah dari Lampiran 2

Dari Tabel 10 dapat dijelaskan bahwa pada program PNPM mandiri dikelurahan tangkahan 48,85 dengan ketercapaian 81,4% dari total skor 60 . Artinya program PNPM mandiri di kelurahan tangkahan dikatakan berhasil. Dengan perincian Perencanaan PNPM Mandiri mendapatkan ketercapaian sebesar 85,1% dari 20 skor, Pelaksanaan PNPM Mandiri mendapatkan ketercapaian 77,3% dari 20 skor , dan Evaluasi PNPM Mandiri dengan ketercapaian 81,80% dari 20 skor. Dari 3 program tersebut yang mendapatkan skor paling tinggi adalah perencanaan, ini artinya perencanaan merupakan program kegiatan PNPM Mandiri yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan Program PNPM Mandiri di kelurahan tangkahan.

Hasil Analisis Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan

Dari metode analisis data diketahui bahwa variabel-variabel yang dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan PNPM Mandiri yaitu Umur (X1), Tingkat Pendidikan (X2), Pendapatan (X3), Jumlah tanggungan (X4) dari variabel- variabel bebas tersebut akan dilihat seberapa besar pengaruhnya terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Program PNPM Mandiri sebagai variabel dependen (variabel terikat). Dengan bantuan program SPSS (Statistical Package

for Sosial Science). Dengan begitu menyatakan bahwa Pengaruh Karakteristik

Sosial Ekonomi Masyarakat (Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Jumlah tanggungan) Terhadap Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan.

Setelah melihat F hitung diketahui bahwa variabel bersifat linear, sehingga dapat dibentuk persamaan sebagai berikut:

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + µi Dimana: Y = Keberhasilan Program PNPM b0 = Konstanta b1, b2, b3, b4 = Konstanta Regresi X1 = Umur (tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (tahun) X3 = Pendapatan (rupiah)

X4 = Jumlah Tanggungan (jiwa)

Tabel 12. Analisis Regresi Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan

Variabel Koefisien Regresi t-tabel t-hitung Signifikansi Constant X1 X2 X3 X4 33,007 0,026 0,688 0,001 2,144 2,060 2,060 2,060 2,060 2,060 3,883 0,238 1,704 0,264 1,767 0,001 0,814 0,101 0,794 0,089 R-Square = 0,318

F-hitung = 1,243 (sig = 0,000) F-tabel = 2,689

Sumber : data Primer diolah dari Lampiran 3

Persamaan Regresi Linear Berganda :

Y = 33,007 + 0,026 X1 + 0,688 X2 + 0,001 X3 + 2,144 X4

Dimana:

Y = Keberhasilan Program PNPM Mandiri X1 = Umur (tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (tahun) X3 = Pendapatan (rupiah)

X4 = Jumlah Tanggungan (jiwa)

Dari analisis regresi linear berganda maka diperoleh hasil sebagai berikut :

• Nilai R-square yang diperoleh adalah sebesar 0,318. Artinya, sebesar 31,8% variasi variabel terikat (keberhasilan progra, PNPM Mandiri) dapat dijelaskan oleh variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pendapatan, dan jumlah tanggungan), sedangkan sisanya sebesar 68,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

• Berdasarkan uji F yang dilakukan, diperoleh nilai signifikansi F-hitung adalah sebesar (1,243) > α = 0.05, tolak Ho : terima H1. Dapat disimpulkan bahwa secara serempak (uji F) varibel umur, tingkat pendidikan, pendapatan dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat keberhasilan Program PNPM Mandiri .

a. Pengaruh Umur terhadap Tingkat Keberhasilan Program PNPM Madiri di Kelurahan Tangkahan

Berdasarkan uji t yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa koefisien X1 tidak signifikan (signifikansi sebesar 0,814 > α = 0.05 ), tolak Ho ; terima H1. Dimana hal ini menunjukan bahwa secara parsial umur tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat keberhasilan program PNPM Mandiri.

b. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat Keberhasilan Program PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan

Berdasarkan uji t yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa koefisien X2 tidak signifikan (signifikansi sebesar 0,101 > α = 0.05 ), tolak Ho ; terima H1. Dimana hal ini menunjukan bahwa secara parsial tingkat pendidikan tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat keberhasilan program PNPM Mandiri.

c. Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Keberhasilan Program PNPM Madiri di Kelurahan Tangkahan

Berdasarkan uji t yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa koefisien X3 tidak signifikan (signifikansi sebesar 0,794 > α = 0.05 ), tolak Ho ; terima H1.

berpengaruh secara nyata terhadap tingkat keberhasilan program PNPM Mandiri.

d. Pengaruh Jumlah Tanggungan terhadap Tingkat Keberhasilan Program PNPM Madiri di Kelurahan Tangkahan

Berdasarkan uji t yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa koefisien X2 tidak signifikan (signifikansi sebesar 0,897 > α = 0.05 ), tolak Ho ; terima H1. Dimana hal ini menunjukan bahwa secara parsial Jumlah Tanggungan tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat keberhasilan program PNPM Mandiri.

Dokumen terkait