• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pogram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pogram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Lampiran 3. Perhitungan Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan Menggunakan SPSS 16.

Model Summary(b) a. Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Umur, Jumlah

Pendapatan, Tingkat Pendidikan

a. Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Umur, Jumlah Pendapatan, Tingkat Pendidikan b. Dependent Variable: Skor

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

(4)

Lampiran 4. Daftar Kuisioner Keberhasilan Program PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan

I. PERENCANAAN PNPM MANDIRI

1. Apakah ada perencanaan sebelum pelaksaaan PNPM mandiri perkotaan di

kelurahan tangkahan?

a. Ada b. Tidak ada

Alasan:

...

2. Apakah perencanaan disusun sesuai dengan kebutuhan masyarakat PNPM

mandiri perkotaan di kelurahan tangkahan?

a. Ya b. Tidak

Alasan :

...

3. Apakah dalam perencanaan program PNPM mandiri perkotaan di

Kelurahan Tangkahan ini terdapat kerjasama antara pemerintah, tokoh

masyarakat, masyarakat umum dan lembaga terkait lainnya?

a. Ya b. Tidak

Alasan:

...

4. Apakah dalam menyusun perencanaan melibatkan masyarakat di kelurahan

tangkahan?

a. Ya b. Tidak

Alasan:

...

5. Menurut anda dalam pengambilan keputusan setiap perencanaan, apakah

pihak PNPM mandiri perkotaan memberikan kesempatan pada masyarakat

untuk berpartisipasi?

(5)

Alasan:

...

6. Apakah dalam rapat perencanaan PNPM, masyarakat bebas untuk

menyatakan pendapat demi keberhasilan program itu sendiri?

a. Ya b. Tidak

Alasan:

...

7. Apakah saudara (masyarakat umum) mengetahui semua hasil rapat

perencanaan PNPM mandiri perkotaan di kelurahan Tangkahan?

a. Ya tahu b. Tidak tahu

Alasan:

...

8. Menurut anda, Bagaimana kesiapan PNPM Mandiri dalam memajukan Kel.

Tangkahan?

a. Baik b. Tidak baik

Alasan:

...

9. Apakah proses perencanaan memerlukan waktu yang lama?

a. Ya b. Tidak

Alasan:

...

10. Apakah saudara( masyarakat umum) mengetahui alasan PNPM mandiri

memilih perencanaan tersebut untuk daerah tangkahan?

a. Ya tahu b. Tidak tahu

Alasan:

...

II. PELAKSANAAN PNPM MANDIRI

1. Apakah dalam pelaksanaan PNPM mandiri, didampingi oleh pihak PNPM

(6)

Alasan:

...

2. Apakah pelaksanaan kegiatan PNPM mandiri sudah sesuai dengan

perencanaan yang disepakati antara masyarakat dan pihak PNPM mandiri?

a. Ya sesuai b. Tidak sesuai

Alasan:

...

3. Apakah program yang dilaksanakan di kelurahan tangkahan ini sudah

sesuai dengan pedoman umum PNPM mandiri perkotaan?

a. Ya sesuai b. Tidak sesuai

Alasan:

...

4. Apakah ada sosialisasi mengenai program yang dilaksanakan PNPM

mandiri perkotaan?

a. Ada b. Tidak ada

Alasan:

...

5. Apakah pihak PNPM mandiri perkotaan memberikan kesempatan kepada

masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kelancaran pelaksanaan PNPM

mandiri perkotaan di kelurahan tangkahan?

a. Ya b. Tidak

Alasan:

...

6. Apakah masyarakat di kelurahan tangkahan ikut serta dalam pelaksanaan

program PNPM mandiri diperkotaan?

a. Ya b. Tidak

Alasan:

(7)

7. Apakah masyarakat mengerti dengan jelas tentang prosedur pelaksanaan

PNPM mandiri di kelurahan tangkahan?

a. Ya b. Tidak

Alasan:

...

8. Apakah ada pengawasan dari masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan

program PNPM mandiri perkotaan di keluahan tangkahan?

a. Ada b. Tidak ada

Alasan :

...

9. Apakah pelaksanaan program PNPM mandiri menimbulkan masalah?

a. Ya b. Tidak

Alasan :

...

10. Adakah solusi yang diberikan pihak PNPM mandiri terhadap masalah

yang timbul di lapangan ?

a. Ada b. Tidak ada

Alasan:

...

III. EVALUASI PNPM MANDIRI

1. Jika ada permasalahan, Apakah masyarakat puas terhadap solusi yang

diberikan oleh pihak PNPM mandiri?

a. Ya b. Tidak

Alasan:

...

2. Menurut Anda, apakah program yang dilaksanakan sudah tepat sasaran/

terhadap masyarakat yang membutuhkan?

a. Ya b. Tidak

(8)

3. Menurut anda, apakah waktu untuk melaksanakan program kegiatan ini

sesuai dengan yang direncanakan ?

a. Sesuai b. Tidak sesuai

Alasan:

...

4. Apakah penggunaan dana PNPM sudah sesuai dengan anggaran

perencanaan program PNPM mandiri di kelurahan tangkahan?

a. Sudah sesuai b. Belum sesuai

Alasan:

...

5. Apakah sudah transparan dana bantuan yang diberikan kepada masyarakat

dalam program PNPM mandiri di kelurahan tangkahan?

a. Ya b. Tidak

Alasan:

...

6. Apakah masyarakat puas terhadap kinerja yang dilakukan oleh pihak

terkait kegiatan PNPM mandiri perkotaan ?

a. Ya puas b. Tidak puas

Alasan:

...

7. Apakah ada peningkatan kinerja pihak PNPM mandiri dari tahun ketahun

terhadap program yang dilaksanakan di kelurahan tangkahan?

a. Ada b. Tidak ada

Alasan:

...

8. Bagaimana pendapat anda tentang keberhasilan pelaksanaan PNPM

mandiri jika dilihat dari pelaksanaan yang telah dilakukan sebelumnya?

a. Berhasil b. Tidak berhasil

Alasan:

(9)

9. Apakah ada kemajuan di Kel. Tangkahan setelah pelaksanaan PNPM

Mandiri?

a. Ada b. Tidak ada

Alasan:

...

10.Dari program yang sudah ada apakah perlu penambahan program lain untuk

mensukseskan program PNPM mandiri perkotaan dikelurahan tangkahan?

a. Perlu b. Tidak perlu

Alasan:

(10)

DAFTAR PUSTAKA

BPS,2011. Deskripsi Wilayah Kelurahan Tangkahan.Medan.

Daulay,Murni.2009. Kemiskinan Pedesaan. USU Press. Medan.

Departemen Pekerjaan Umum,2011. Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri

Perkotaan. PNPM Mandiri. Medan

Guhardja, Suprihatin., Hidayat Syarif., Hartoyo., dan Harien Puspitawati.,1993.

Pengembangan Sumberdaya Keluarga. Gunung Mulia. Jakarta.

Gustina, Indah.,2008. Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di

Perkotaan (P2KP) di Kec Medan Maimun.Tesis. Universitas

Sumatera Utara.

PNPM Mandiri,2012. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

(PNPM Mandiri) diakses dari www.pnpm-mandiri.com pada 9

desember 2012. Medan.

Soekartawi,1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta.

Soekartawi, 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soepomo. 1997. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Sujito, Arie., 2011. Pokok- Pokok Pikiran Penanggulangan Kemiskinan di

Indonesia. Diakses dari www. Pergerakan- indonesia.org, pada

desember 2012. Medan.

Supriana, Tavi.,2009. Pengantar Ekonometrika Aplikasi Dalam Bidang

Ekonomi Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Suratiyah, Ken., 2009. Ilmu Usahatani. Cetakan ke-III. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Waty, Eka Tias., 2011. Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan

(11)

METODE PENELITIAN

Metode Penetuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan

Kota Medan. Penentuan daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa

berdasarkan data sekunder yang diperoleh, daerah Tangkahan merupakan

kelurahan yang memperoleh dana bantuan terbesar bersama Kelurahan Martubung

di Kecamatan Medan Labuhan.

Untuk melihat dana alokasi BLM PNPM Mandiri Perkotaan pada tingkat

kelurahan di Kecamatan Medan Labuhan, maka disajikan Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Dana Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan Kecamatan Medan Labuhan

Kelurahan

Sumber: PNPM Mandiri Perkotaan, 2012

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa kelurahan yang mendapat bantuan

terbesar adalah Kelurahan Martubung dan Kelurahan Tangkahan yaitu sebesar

Rp.412.500.000,-. Sejak tahun 2007 hingga saat ini tentunya sudah banyak

pembangunan yang terjadi di Kelurahan Tangkahan.Oleh karena itu peneliti ingin

melihat lebih lanjut tentang pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan di

(12)

Sedangkan Medan Labuhan merupakan Kecamatan yang mendapatkan

bantuan dana PNPM perkotaan terbesar kedua setelah Kecamatan Medan

Tembung di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Hal tersebut dapat dilihat pada

Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Dana Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan Per Kecamatan di Medan

No. Kecamatan

Sumber: PNPM Mandiri Perkotaan, 2012

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa Kecamatan yang memperoleh dana BLM

dari PNPM Mandiri Pemerintah adalah Kecamatan Medan Tembung yaitu sebesar

Rp.2.255.000.000,-, Kemudian diikuti Kecamatan Medan Labuhan yaitu sebesar

(13)

Metode Penentuan Sampel

Sampel merupakan gambaran dari populasi, Pengambilan sampel

dilakukan secara Simple Random Sampling yaitu sampel diambil secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada.

Menurut Soepomo (1997) di dalam penelitian korelasional, paling sedikit

diambil 30 sampel dari elemen populasi.

Sedangkan menurut Roscoe (1975) dalam Sugiyono (2010) memberikan

acuan umum untuk menentukan ukuran sampel:

1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk

kebanyakan penelitian.

2. Jika sampel dipecah kedalam sub sampel (Pria/wanita, junior/senior,

dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori

adalah tepat.

3. Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda),

ukuran sampel sebaiknya 10 kali lebih besar dari jumlah variable

dalam penelitian.

4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan control eksperimen

yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran

sampel yang kecil antara 10 sampai 20.

Dari hasil pra survey diperoleh jumlah populasi masyarakat di daerah

penelitian terdiri dari 4559 rumah tangga. Dari total rumah tangga yang ada,

(14)

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara secara langsung

dengan masyarakat sampel di daerah penelitian, dan data sekunder dari lembaga

terkait seperti BPS Medan, Kantor Kelurahan Tangkahan, Dinas Pekerjaan Umum

dan juga Website PNPM Mandiri.

Metode Analisis Data

Untuk menyelesaikan masalah pertama digunakan metode analisis

deskriptif yaitu dengan mengamati mekanisme pelaksanaan PNPM Mandiri di

daerah penelitian.

Untuk menyelesaikan masalah yang kedua, digunakan metode analisis

deskriptif yaitu dengan melihat dan mengamati program pemberdayaan

masyarakat telah yang dilaksanakan dalam kurun waktu 2007 sampai dengan

2012 di daerah penelitian.

Untuk hipotesis 1 digunakan dengan metode deskriptif yang dibantu

dengan skoring. Untuk mencari pelaksanaan program PNPM mandiri perkotaan

yaitu dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif berdasarkan 3 (tiga)

parameter. Adapun parameter tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi atau pemantauan. Setiap parameter diberi skor 1 untuk rendah, skor 2

untuk tinggi. Setiap parameter diwakili oleh 10 pertanyaan. Dengan total skor

(15)

Apabila skor > 30 = pelaksanaan program PNPM mandiri perkotaan

dikatakan berhasil.

Dan ≤ 30 = pelaksanaan program PNPM mandiri perkotaan dikatakan

tidak berhasil.

Untuk hipotesis 2 yaitu untuk menganalisis pengaruh karakteristik sosial

ekonomi (umur, tingkat pendidikan, pendapatan, jumlah tanggungan) masyarakat

terhadap keberhasilan pelaksanaan program PNPM mandiri Perkotaan di daerah

penelitian, maka digunakan metode analisis regresi linear berganda.

Dalam hal pengerjaannya, peneliti menggunakan SPSS 19 dalam

penyajian data. Supriana (2009) menyatakan rumus linear berganda sebagai

berikut:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + µi

Dimana:

Y = Keberhasilan Program PNPM

b0 = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Konstanta Regresi

X1 = Umur (tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (tahun)

X3 = Pendapatan (rupiah)

X4 = Jumlah Tanggungan (jiwa)

(16)

Uji Signifikansi Parameter dalam Regresi Berganda

1. Koefisien Determinasi (R2)

Dipergunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel terikat, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam model, formulasi yang keliru, dan kesalahan

eksperimental..

R2 = (JKxy) / √(JKxx.JKyy) 2

JKyy = n ∑ Yi2 – (∑ Yi)2

JKxx = n ∑ Xi2 – (∑ Xi)2

JKyy = n ∑ XY - ∑ X ∑Y

Keterangan:

Jkxy = Jumlah Kuadrat xy

JKxx = Jumlah Kuadrat xx

Jkyy = Jumlah Kuadrat yy

n = Jumlah Sampel

2. F hitung

F hitung digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat secara keseluruhan (serempak). Cara melakukan uji F adalah

dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel.

Kriteria uji untuk uji serempak adalah:

Fhitung≥ Ftabel : maka H0 ditolak (H1 diterima)

(17)

F Hitung = ���� −��1.����1.����

(� −2)

3. t hitung

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

bebas (X) secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.

t hitung = �1

�/√����

S = ����� −�1.���� (�−2)

Keterangan:

S = Standar Deviasi

n = Jumlah Sampel

Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan nilai statistik t dengan nilai t

tabel. Kriteria untuk uji t adalah:

thitung≥ ttabel... H0 ditolak

thitung≤ ttabel... H0 diterima

(Supriana, 2009).

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahfahaman dalam mengartikan

hasil penelitian ini, maka dibuat beberapa defenisi dengan batasan operasional

sebagai berikut:

1. Defenisi:

(18)

b. Masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang menurut data

kependudukan terdaftar sebagai penduduk di suatu kota.

c. Kota adalah daerah pemusatan penduduk dengan kepadatan tinggi serta

fasilitas modern dan sebagian besar penduduknya bekerja di luar

pertanian.

d. Program adalah rancangan mengenai asas serta yg akan dijalankan.

e. Pemberdayaan masyarakat perkotaan adalah suatu cara untuk

memberdayakan potensi serta kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat

yang tinggal di perkotaan.

f. Karakteristik masyarakat adalah faktor-faktor yang dimiliki oleh setiap

individu didaerah penelitian.

g. Karakteristik masyarakat meliputi umur, tingkat pendidikan , pendapatan ,

dan jumlah tanggungan.

h. Umur sampel adalah umur penduduk sampel sejak dilahirkan hingga saat

penelitian dilaksanakan yang dinyatakan dalam tahun.

i. Tingkat pendidikan sampel adalah pendidikan formal terakhir yang

pernah ditempuh oleh sampel dinyatakan dalam tahun.

j. Pendapatan adalah pengahasilan sampel yang diperoleh dinyatakan dalam

rupiah (Rp).

k. Jumlah tanggungan adalah semua anggota keluarga yang masih menjadi

beban tanggungan sampel pada saat penelitian dinyatakan dalam satuan

orang.

(19)

a. Daerah penelitian adalah Kelurahan Tangkahan, Kecamatan Medan

Labuhan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

b. Waktu penelitian adalah pada tahun 2013.

(20)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di kelurahan Tangkahan, kecamatan Medan Labuhan

Kota Medan.

Luas dan Topografi Kelurahan

Kelurahan tangkahan adalah salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan

Medan Labuhan Kota Medan, dengan luas daerah 600,5 ha. Yang sebagian besar

terdiri dari areal industri, persawahan, peternakan bebek dan permukiman

penduduk. Kelurahan ini terdiri dari 12 lingkungan yang di pimpin oleh 12 kepala

kepling.

Adapun batas batas daerah kelurahan tangkahan ini adalah :

- Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Martubung / Desa Pemantang

Johor

- Sebelah selatan berbatasan dengan KIM-II Kab. Deli Serdang

- Sebelah timur berbatasan dengan Desa Pemantang Johor Deli Serdang

- Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Besar Kec. Medan Labuhan

Jika dipaparkan terdapat 7 buah mesjid, 8 buah musholla, dan 13 buah

gereja di kelurahan tangkahan ini. Mayoritas agama di kelurahan ini adalah islam

yaitu sejumlah 14.682 orang, kemudian diikuti dengan agama kristen berjumlah

5.047 orang, dan katholik 374 orang. Adapun sarana dan prasarana di kelurahan

(21)

Keadaan Penduduk

1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk di kelurahan tangkahan adalah terdiri dari 20.103 jiwa

dengan jumlah kepala keluarga adalah terdiri dari 5.160 k. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Distribusi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2011 No. JenisKelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Laki-Laki 10.017 49.82%

2. Perempuan 10.086 50.18%

Total 20.103 100% Sumber : BPS Sumut 2011

Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah penduduk di kelurahan

tangkahan yang dominan adalah perempuan yaitu sebanyak 10.086 jiwa dengan

presentase 50.18% dan penduduk terbanyak terdapat di lingkungan VII yakni

sebanyak 2.935 jiwa.

2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur

Penduduk merupakan salah satu potensi sumber daya manusia dari suatu

daerah, terutama berhubungan dengan faktor tenaga kerja. Tersedianya tenaga

kerja yang besar merupakan peluang bagi pengembangan berbagai macam usaha.

Daerah penelitian ini memiliki penduduk 20.103 jiwa dengan jumlah kepala

(22)

Tabel 4. Distribusi Penduduk berdasarkan Umur Tahun 2011 No. Umur Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. 0 - 4 1.076 5,3% 2. 5 - 14 2.928 14.6% 3. 15 - 44 12.019 59.8% 4. 45 - 64 3.339 16.6% 5. >65 7.41 3.7%

Total 20.103 100% Sumber : BPS Sumut 2011

Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah penduduk yang berusia produkif

15.358 jiwa dengan presentase 76,4 % yang berarti bahwa sebagian besar

penduduk di kelurahan tangkahan ini masih produktif. Dengan melihat masih

banyaknya penduduk yang berusia produktif maka dapat memudahkan dalam

pelaksanaan program PNPM mandiri yang dijalankan pemerintah di kelurahan

ini. Selain itu karena usia produktif yang lebih tinggi berarti sektor perekonomian

masih potensial untuk ditingkatkan selain itu kemungkinan tingkat kesejahteraan

masyarakat lebih terjamin.

3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor penting dalam menunjang kelancaran

pembangunan suatu daerah. Masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan

tinggi akan mudah dalam mengadaptasi suatu program baru yang masuk sebagai

upaya mengembangankann kelurahan mereka. Begitu pula sebaliknya,

masyarakat dengan pendidikan rendah akan lebih sulit dalam menerima program

baru yang masuk. Orang yang berpendidikan tinggi cenderung berfikir lebih

rasional dan umumnya cenderung menerima inovasi. Distribusi penduduk

(23)

Tabel 5. Distribusi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendididkan Tahun Sumber : BPS Sumut 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk di kelurahan

tangkahansebagian besar masyarakatnya tidak bersekolah kemudian tingkat

pendidikan masyarakat yang tamat sekolah menengah atas yaitu 6.947 jiwa

dengan presentase 23,9 %. Tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah tamat

perguruan tinggi yaitu sebanyak 401 jiwa dengan presentase 1,3 %. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di kelurahan

tangkahan sebagian besar tergolong sedang , hal ini dapat meningkatkan

pembangunan di kelurahan penelitian, karena masyarakatnya sebagian besar

tergolong dalam kategori masyarakat yang memiliki pendidikan. Dengan begitu

lebih dapat berhati hati dalam pengambilan keputusan dalam setiap rencana

sebagai upaya pengembangan daerahnya.

4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencahariannya

Mata pencaharian penduduk di suatu wilayah menunjukkan struktur

perekomian yang ada pada suatu wilayah tersebut. Mata pencaharian penduduk

dikelurahan tangkahan bersifat heterogen. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat

(24)

Tabel 6. Distribusi Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2011 Sumber : BPS Sumut 2011

Berdasarkan tabel diatas , dapat dilihat bahwa penduduk di kelurahan

tangkahan sebagian besar tidak bekerja termasuk didalamn yang belum bekerja,

ibu rumah tangga, dan pelajar/mahasiswa dengan jumlah penduduknya 12.633

jiwa dengan presentasi 62,9%. untuk jenis pekerjaan yang mendominasi di

kelurahan ini adalah yang berprofesi sebagai buruh yaitu sebanyak 4.110 jiwa

dengan presentase 20,4%. Kemudian diikuti dengan wiraswasta sebanyak 2.234

jiwa dengan presentase 11,2%. Sedangkan profesi yang paling sedikit di

kelurahan tangkahan ini adalah BUMN/BUMD yitu sebanyak 40 jiwa dengan

presentase 0,2%.

5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama

Sebagian besar masyarakat di kelurahan tangkahan ini adalah islam,

sebagai sarana tempat ibadah terdapat mesjid dan musholla, kehidupan dan

kerohanian cukup baik. Selain agama islam ada penduduk yan memeluk agama

kristen dan katholik. Mereka hidup berdampingan dengan rukun dan damai, hal

(25)

Tabel 7. Distribusi Penduduk berdasarkan Agama Tahun 2011

No. JenisKelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Islam 14.682 73 %

2. Kristen 5.047 25.1%

3. Katholik 374 1.9%

Total 20.103 100% Sumber : BPS Sumut 2011

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, masyarakat dikelurahan tangkahan

sebagian besar memeluk agama islam dengan jumlah 1.468 jiwa dengan

presentase 73%. Kemudian pemeluk agama kristen sebanyak 5.047 jiwa dengan

presentase 25,1%. Dan pemeluk agama katholik sebagai pemeluk agama yang

paling sedikit di kelurahan tangkahan yaitu sebanyak 374 jiwa dengan presentase

1,9%.

6. Keadaan Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana suatu daerah akan mempengaruhi perkembangan dan

kemajuan masyarakat di daerah tersebut. Semakin baik fasilitas sarana dan

prasarana yang mendukung didaerah tersebut akan mempengaruhi kemjuan

daerah tersebut. Dikelurahan tangkahan keadaan jalan umumnya bagus, alat

transportasi umum berupa angktan umum, becak motor tersedia untuk

menjangkau daerah yang ada di kelurahan tangkahan namun sebagian besar

masyarakatnya sudah memiliki kendaraan pribadi. Untuk lebih jelasnya mengenai

(26)

Tabel 8. Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya di Keurahan Tangkahan Tahun 2011

No. Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1. Mesjid/Musholla 15

2. Gereja 13

3. Puskesmas Pembantu 1

4. Posyandu 15

5. Posyandu Lansia 1

6. Praktek Bidan 4

7. SLTP Swasta 1

8. SLTP Negri 1

9. SD Negri 7

10. SD Swasta 1

11. PAUD PKK 2

12. PAUD Mandiri 4

Total 65 Sumber : BPS Sumut 2011

Dari tabel diatas dapat diketahui keadaan sarana dan prasarana di kelurahan

tangkahan dapat diasumsikan bahwa kebutuhan masyarakat sudah cukup

terpenuhi. Untuk dapat mencapai kelurahan tangkahan ini, kendaraan umum yang

tersedia hanya angkot, dan beberapa becak. Sarana dan prasarana ini dianggap

akan semakin mampu meningkatkan sumber daya yang ada di kelurahan

tangkahan ini, sehingga kelurahan ini dapat lebih maju dan berkembang menjadi

(27)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dasar Penentuan Lokasi Penerima Dana Bantuan PNPM Mandiri

Kriteria pemilihan lokasi penelitian PNPM Mandiri Perkotaan

Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan

bahwa pemilihan lokasi sasaran dilakukan setelah melalui seleksi dalam beberapa

langkah/tahapan, yaitu:

a. Langkah I

Berdasarkan data Profil Desa 2007 (dipublikasikan oleh Biro Pusat

Statistik selaku instansi yang berwenang di bidang statistik, UU No.16 tahun

1997) dan Data Permendagri No.6 tahun 2008 dipilih kecamatan perkotaan, yaitu

kecamatan yang memiliki jumlah kelurahan lebih banyak daripada jumlah desa

dan kecamatan yang menjadi ibu kota kabupaten.

b. Langkah II

Dari kecamatan perkotaan tersebut dipilih seluruh kelurahan/desa yang ada

dalam daftar lokasi Permendagri No.6 Tahun 2008 dan usulan daerah untuk

wilayah pemekaran (SK pemekaran sebelum bulan April 2008).

c. Langkah III

Dari seluruh kelurahan/desa diambil daftar lokasi PNPM Mandiri

Perkotaan atau PNPM 2008 yang masuk kecamatan perkotaan atau daftar Lokasi

Baru PNPM 2009 yang ada di kecamatan perkotaan, sedangkan daftar lokasi

PNPM 2008 yang masuk ke dalam wilayah pemekaran kecamatan pedesaan akan

(28)

d. Langkah IV

Seluruh usulan calon lokasi sasaran diverifikasi oleh tim teknis PNPM

Mandiri yang kemudian disebarluaskan daftar final lokasi sasaran PNPM Mandiri

Perkotaan 2009.

Gambar 2. Bagan Penetapan Lokasi Kelurahan/Desa Sasaran PNPM Mandiri Perkotaan

(29)

Mengacu pada Data Distribusi/Sebaran Lokasi Penerima Manfaat PNPM

Mandiri Perkotaanyang telah selesai dilaksanakan di seluruh Indonesia, Tim

Peneliti melakukan seleksi pemilihan lokasi penelitian dalam beberapa

langkah/tahapan:

a. Langkah I

Berdasarkan penilaian terhadap kinerja BKM dan partisipasi aktif UPK

pada kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan yang telah selesai atau sedang berlanjut

di beberapa kota di Indonesia,dilakukan pemilihan 4 lokasi kecamatan perkotaan

yang termasuk dalam penilaian kondisi baik, sedang dan buruk. Pemilihan lokasi

berdasarkan kinerja yang dicapai oleh masing-masing kecamatan perkotaan akan

diteliti guna merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja PNPM

Mandiri Perkotaan yang tentunya tidak akan lepas dari karakteristik setiap

wilayah. Propinsi Bangka Belitung mempresentasikan kondisi BKM baik pada

lokasi lama dan baru, propinsi Jawa Tengah mempresentasikan kondisi BKM baik

pada lokasi lama, baru dan lanjutan, propinsi Sulawesi Selatan mempresentasikan

kondisi sedang pada lokasi lanjutan, lama maupun baru dan Propinsi Jawa Barat

mempresentasikan kondisi UPK buruk

b. Langkah II

Dari ke-4 propinsi tersebut dipilih 1 kota dan 2 kecamatan perkotaan

dengan jumlah PNPM Mandiri Perkotaan paling besar dan sekaligus memiliki

tantangan paling besar proses implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan.

c. Langkah III

Dari masing-masing 2 wilayah kecamatan terpilih di setiap

(30)

kemiskinan yang paling tinggi sebagai sasaran utama program PNPM Mandiri

Perkotaan.

Gambar 3. Bagan Penetapan Lokasi Kecamatan & Kelurahan/Desa Wilayah Penelitian

Sumber: Dokumen Tim Peneliti, 2011

Proses seleksi lokasi PNPM dilakukan secara berjenjang dari tingkat

kelurahan sampai dengan provinsi. Sementara kewenangan dalam menetapkan

lokasi PNPM berada di tingkat provinsi. Hal ini bertujuan agar pemerintah

provinsi bersama konsultan manajemen wilayah (KMW) lebih memiliki tanggung

(31)

(KSM) dan menentukan lokasi PNPM serta dapat menjaring KSM – KSM terbaik

di setiap provinsi.

Adapun proses seleksi dan penetapan lokasi PNPM secara rinci dilakukan

melalui tahapan sebagai berikut:

1. Penyusunan pedoman seleksi lokasi PNPM dan penetapan kuota lokasi

PNPM.

2. Sosialisasi pedoman seleksi lokasi PNPM.

3. Proses penilaian kelompok swadaya masyarakat (KSM) di tingkat

kelurahan.

4. Proses verifikasi dan rekapitulasi ditingkat kabupaten/ kota.

5. Proses verifikasi dan penetapan di tingkat provinsi.

6. Proses sosialisasi surat keputusan atas penetapan lokasi PNPM.

Program-Program Pemerdayaan Masyarakat di Kelurahan Tangkahan yang dilaksanakan dari tahun 2007-2012

Hasil pemberdayaan di kelurahan tangkahan menemui kendala dari upaya

merubah pola pandangan masyarakat yang menerima proyek ((top down), menjadi

perencana, pelaksana dan pemelihara proyek (bottom up), menjadi perencana,

pelaksana dan komunitas belajar perkotaan sampai kelurahan, dan mengelola

kelompok peduli untuk menjaga kelanjutan BKM (badan keswadayaan

masyarakat). Hasil pemberdayaan di kelurahan tangkahan , diutamakan pada

keaktifan BKM (badan keswadayaan masyarakat). Di kelurahan tangkahan hasil

pemberdayaan lebih ditunjukkan pada peran tokoh masyarakat yang penting

(32)

pertemuan warga sesuai dengan agenda masyarakat. Di kelurahan tangkahan

masyarakat melakukan gotong royong dalam membangun infrastruktur.

Program yang berjalan di kelurahan tangkahan antara lain adalah

pembuatan jalan setapak di setiap lingkungan, pembangunan yang meliputi

perbaikan drainase, jembatan paltbeton yang terlaksana melalui program PNPM

Mandiri, bantuan sosial berupa sembako untuk warga miskin dan Jompo pada

setiap hari hari besar yang diperingati seperti lebaran dan natalan. Bantuan 150

paket peralatan bagi anak usia sekolah yang miskin, serta bantuan modal usaha

bagi penderita cacat fisik serta seorang tukang ojek serta tong sampah bagi warga.

Secara simbolis bantuan tersebut diberikan kepada 90 warga miskin, 150 paket

alat sekolah bagi anak-anak siswa miskin dan bantuan bagi para penyandang

cacat. bantuan sosial lainnya adalah memberikan pelatihan bagi warga Kelurahan

Tangkahan diantaranya pelatihan pertanian dan keterampilan, memberikan

pelatihan keterampilan las listrik bagi anak-anak putus sekolah maupun

melanjutkan program kegiatan fisik perbaikan infrastruktur. Semua bantuan yang

diberikan merupakan bantuan yang berasal dari dana PNPM. Bantuan ini tidak

akan berlangsung secara rutinitas.

Untuk pemberian bantuan langsung, masyarakat mendapat bantuan dana BLM

yang bersifat stimulan dan disediakan untuk memberikan akses kepada

masyarakat miskin yang tergabung dalam KSM peserta kegiatan PNPM. BLM

dapat digunakan untuk modal kerja, investasi dan penguatan kapasitas untuk

mendukung usaha produktif yang layak berdasarkan penilaian UPK (unit

pengelola keuangan) dan mendapat persetujuan BKM yang dinyatakan dalam

(33)

Mandiri. Besarnya dana BLM yang didapat tiap kelurahan adalah maksimal

Rp.100 juta/BKM . sebagian dana BLM sebesar 5% maksimal digunakan untuk

kegiatan peningkatan kapasitas mengenai PPMK dan biaya operasional yang

dikelola oleh BKM beserta UP –UP nya. Sedangkan sisanya disalurkan kepada

KSM –KSM prioritas penerima dana PNPM yang ditetapkan dalam rembug BKM

sesuai ketentuan yang ditetapkan.

Pada tahap awal, maksimal 5 (lima) KSM peserta PPMK yang terseleksi

memperoleh dana BLM PPMK dengan jumlah dana yang diterima setiap KSM

harus sesuai kebutuhan yang tercantum dalam proposal kegiatan yang disetujuai

oleh BKM. Bagi KSM dengan seluruh anggotanya yang adalah warga miskin

yang baru belajar berusaha, dan memiliki kriteria usaha potensial dana yang

diterima dapat digunakan untuk kegiatan pelatihan ketrampilan produksi.

Sedangkan bagi KSM yang sudah menjalankan usaha, dana yang diterima

merupakan dana bergulir untuk pengembangan usaha produktif mereka.

(34)

Untuk lebih jelasnya program-program tersebut dapat dilihat dalam tabel 9

berikut ini:

Tabel 9. Program Program PNPM Mandiri yang dilaksanakan di Kelurahan Tangkahan

- Pengadaan kursus komputer - Kerajinan gabus

- Bantuan terhadap penderita gizi buruk

- Pelatihan pertanian

- Pembuatan jembatan beton - Beasiswa pendidikan - Bantuan kesehatan - Drainase

- Pembuatan jalan setapak - Pembuatan jembatan besi - Bazar / pasar murah

Sumber : PNPM Mandiri Kota Medan ,2012

Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan

Kegiatan di tingkat masyarakat

Substansi dasar proses pemberdayaan masyarakat dititikberatkan pada

memulihkan dan melembagakan kembali kapital sosial yang dimiliki masyarakat,

yakni dengan mendorong masyarakat agar mampu meningkatkan kepedulian dan

kesatuan serta solidaritas sosial untuk bersama sama menanggulangi masalah

kemiskinan diwilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan, dengan bertumpu

(35)

berkelanjutan. Oleh karena itu, siklus pelaksanaan program PNPM Mandiri

Perkotaan adalah siklus kegiatan yang dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat

di kelurahan setempat. Peran pendampingan pihak luar (fasilitator, korkot,pemda,

dll), hanyalah sebagai pendamping pembelajaran agar inisiatif, prakarsa,

komitmen, kepedulian, motivasi, keputusan dan ikhtiar dari masyarakat berbasis

pada nilai-nilai luhur dan kebutuhan masyarakat.

Pada tahap awal pelaksanaan program di lokasi baru, para pendamping

(fasilitator, konsultan, dll), berkewajiban melakukan proses pembelajaran

masyarakat agar mereka mampu melakukan tahapan kegiatan PNPM Mandiri

Perkotaan di wilayahnya atas dasar kesadaran kritis terhadap substansi mengapa

dan untuk apa suatu kegiatan itu harus dilakukan. Pada tahapan berikutnya, siklus

pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sepenuhnya dan dilembagakan oleh

masyarakat sendiri secara berkala dengan difasilitasi pendamping.

Beberapa prinsip dasar yang harus dianut dalam melaksanakan siklus

ditingkat kelurahan, sebagai berikut:

- Siklus ini adalah siklus masyarakat, jadi harus tetap berjalan saat lembaga

kepemimpinan masyarakat telah ditentukan di pedoman pelaksanaan

PNPM Mandiri Perkotaan.

- Tiap siklus berlaku untuk masa kerja satu tahun kalender dari januari s/d

desember

- Tiap desember tahun berjalan LKM (lembaga keswadayaan masyarakat)

(36)

pertanggungjawaban tahunan kepemimpinan LKM dan pengesahan

rencana tahunan utnuk tahun berikutnya.

- Pada bulan januri tahun berikutnya maka renta yang telah disahkan dalam

RWT diajukan dalam musyawarah perencanaan pembangunan kelurahan

untuk diintegrasikan atau diadopsi dalam RPJM Des.

- Masa bakti anggota LKM ditetapkan maksimal 3 tahun.

- Perencanaan jangka menengah (PJM) program penanggulangan

kemiskinan ditetapkan untuk masa 3 tahun.

Berdasarkan prinsip diatas maka siklus pelaksanaan PNPM di kelurahan

dapat dibedakan menjadi 3 siklus tahunan berdasarkan urutan PNPM Mandiri

Perkotaan masuk ke kelurahan tersebut,yaitu ;

Siklus I : dimana tahun pertama PNPM mulai diperkenalkan di suatu

kelurahan

Siklus II : dimana tahun kedua PNPM bekerja dikelurahan yang sama

Siklus III : dimana tahun ketiga PNPM bekerja dikelurahan yang sama

Pada tahun ke 4 akan dilakukan Siklus I seperti pada tahun pertama karena

pada tahun ke 3 masa bakti anggota LKM telah berakhir dan PJM Pronangkis juga

telah berakhir.

Siklus I (Januari s/d Desember Tahun Pertama)

Inti kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di masyarakat kelurahan/desa

adalah proses menumbuh kembangkan kemandirian dan keberlanjutan

(37)

proses pembelajaran dan pelembagaan nilai-nilai universal kemasyarakatan, serta

prinsip-prinsip pembanguna berkelanjutan (sustainable development).

Tahapan pelaksanaan ini mencakup serangkaian kegiatan yang berorientasi

pada Siklus Rembug Kesiapan Masyarakat dan Kerelawanan (RKM), Refleksi

Kemiskinan (RK), Pemetaan Swadaya (PS) berorientasi IPM-MDGs,

pembentukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM), Perencanaan

Partisipatif Menyusun Program Jangka Menengah Penanggulangan Kemiskinan

(PJM Pronangkis) berorientasi kinerja peningkatan IPM-MDGs dan rencana

tahunannya (Renta), serta Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan

Oleh Masyarakat Melalui KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dengan

simulaan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Langkah – langkah siklus 1

dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 10. Langkah –langkah Siklus 1

No Tahapan Siklus Tujuan

1. Sosialisasi Awal • Mendapatkan gambaran dinamika sosial masyarakat

• Penyebarluasan informasi tentang akan adanya program PNPM Mandiri Perkotaan di kelurahan

• Meminta izin kepada kepala keluarga/desa untuk melaksanakan proses siklus PNPM Mandiri Perkotaan.

• Mengumumkan penerimaan relawan. 2. Rembug Kesiapan

Masyarakat(RKM) •

Membangun komitmen masyarakat untuk menerims/menolak PNPM MP dengan segala konsekuensinya.

• Mendapatkan relawan yang sesuai kriteria.

(38)

3. Refleksi

Kemiskinan(RK) •

Menghasilkan relawan yang mampu memfasilitasi refleksi kemiskinan.

• Menumbuhkan kesadaran bahwa ada masalah bersama yaitu kemiskinan yang harus ditanggulangi bersama.

• Menemukan akar penyebab kemiskinan

• Membangun niat bersama untuk menanggulangi kemiskinan secara terorganisasi.

4. Pemetaan Swadaya

(PS) •

Menghasilkan relawan yang mampu memfasilitasi dan melaksanakan pemetaan swadaya.

• Menghasilkan relawan yang mampu menganalisis masalah dan potensi masyarakat.

• Membangun kesadaran akan realita persoalan dan potensi masyarakat kelurahan.

• Membangun motivasi untuk berbuat dan menyelesaikan persoalan.

5. Pembentukan LKM • Menghasilkan relawan yang mampu memfasilitasi dan melaksanakan FGD kelembagaan dan kepemimpinan.

• Menghasilkan relawan yang mampu menganalisis tata kelembagaan setempat.

• Masyarakat memahami kriteria

kelembagaan yang dapat berperan sebagai LKM.

• Masyarakat menyadari kebutuhan lembaga yang dipimpin oleh orang orang yang menerapkan nilai- nilai universal kemanusiaan.

• Masyarakat mampu merumuskan kriteria pemimpin masyarakat.

• Membentuk panitia pendirian LKM.

• Menghasilkan panitia yang mampu melaksanakan pembentukan LKM.

• Penyusunan draft anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

• Kesepakatan aturan main oembentukan LKM dan kriteria utusan/ anggota LKM.

• Memilih utusan RT berdasarkan nilai- nilai luhur.

(39)

baik, murni dan benar.

6. Penyusunan PJM/

Renta pronangkis •

Menghasilkan relawan/ LKM yang mampu melaksanakan penyusunan pronangkis

• Tersusunnya program kegiatan penanggulangan kemiskinan

7. Pengorganisasian

KSM •

Menghasilkan relawan melaksanakan pengorganisasian KSM.

• Terbentuknya KSM sebagai satuan unit sosial yang saling tolong dalam

mengembangkan diri masing- masing anggotanya.

Sumber : PNPM Mandiri Kota Medan ,2012

Siklus 2 (Januari s/d Desember Tahun Kedua)

Siklus 2 ini diawali dengan serangkaian kegiatan meninjau-ulang kinerja

kelembagaan LKM, capaian Rencana Tahunan, dan kinerja keungan LKM, yang

kemudian disampaikan dalam rembug warga tahunan (RWT). Adapun peninjauan

ulang tersebut minimum meliputi hal-hal berikut:

1) Penilaian terhadap kinerja kelembagaaan LKM.

2) Penilaian terhadap capaian Rencana tahunan.

3) Penilaian kinerja keuangan LKM.

Setelah peninjauan ulang ketiga hal tersebut maka dapat dibuat rencana kerja

untuk perbaikan sehingga diperoleh:

1) Rencana perbaikan kinerja LKM dan bila diperlukan melakukan

penggantian terhadap anggota yang non aktif dengan menggunakan daftar

warga terpilih sebagai annggota LKM pada waktu pemilihan anggota

(40)

2) Rencana tahunan berikutnya dengan memperhitungkan capaian rencana

tahunan berjalan untuk nantinya diajukan dalam musyawarah perencanaan

pembangungan tingkat kelurahan untuk dilanjutkan ke tingkat

musyawarah perencanaan pembangunan kecamatan.

3) Laporan keungan yang telah disetujuioleh Askot MK (asisten korkot

manajemen keungan).

Ketiga hal tersebut harus menjadi bagian utama dalam dokumen

pertanggungjawaban atau LPJ LKM yang dimusyawarahkan dalam rembug warga

tahunan di bulan desember tiap tahun. Setelah melakukan ini LKM berhak

mendapat tambahan BLM.

Siklus 3 ( Januari s/d Desember Tahun Ketiga)

Pada dasarnya siklus 3 adalah sama dengan siklus 2 karena LKM juga

masih pada kurun masa bakti dan PJM juga masih berlaku meski tidak menutup

kemungkinan untuk revisi .

Siklus 4 ( Januari s/d Desember Tahun Keempat)

LKM sudah selesai masa baktinya pada siklus 3, PJM juga sudah selesai

pada siklus 3, maka pada siklus 4 dimulai dengan putaran awal siklus 1.

Kegiatan infrastruktur yang diprioritaskan dalam rencana tahunan adalah

kegiatan yang secara langsung memberikan dampak atau manfaat secara kolektif

bagi masyarakat dan diutamakan kegiatan yang bersifat lintas wilayah (lintas RT

atau RW,dst) ,yang memberikan lingkup kemanfaatan lebih luas bagi masyarakat

(41)

BLM maksimal 3 kali. Setelah itu, masyarakat diharapkan dapat mengakses

berbagai chanelling program.

Manajemen Program

(42)

1. Pemerintah

Program nasional pemberdayaan masyarakat dirancang sebagai gerakan

bersama yang terpadu dalam penanggulangan kemiskinan melalui proses

pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan

berbagai pihak antara lain pemerintah, kelompok ahli, dunia usaha, dan

masyarakat luas. Semua pihak diharapkan dapat menjalankan peran dan tanggung

jawabnya dengan baik dalam memampukan masyarakat sebagai pelaku utama

PNPM. Secara umum, partisipasi dan aktif pemerintah yang diharapkan dalam

pelaksanaan PNPM adalah :

a. Menumbuhkan iklim yang mendukung untuk upaya pemberdayaan dalam

masyarakat. Khususnya masyarakat miskin

b. Mendorong “pelembagaan” mekanisme yang menjamim terwujudnya

komunikasi, koordinasi dan keterpaduan antara pemerintah dengan

aspirasi dan kebutuhan masyarakat

c. Melakukan audit untuk semua pelaku PNPM Mandiri Perkotaan dan

menjadi wasit.

Perangkat pemerintah khususnya pemerintah daerah didorong untuk mampu

mengalih peran dari pelaksana menjadi pemampu, dari birokrasi menjadi

fasilitator atau pendamping warga, dan selalu berorientasi pada pengembangan

masyarakat dengan mengedepankan prakarsa masyarakat. Secara khusus

perangkat pemerintah dituntut agar mampu berperan sebagai katalis pembangunan

(43)

Di tingkat kelurahan/desa, unsur utama pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan

adalah (1) Lurah/Kades dan perangkatnya, (2) Relawan masyarakat, (3) LKM

(Lembaga Keswadayaan Masyarakat), (4) KSM (Kelompok Swadaya

Masyarakat) dengan peran dan tugas masing-masing unsur adalah sbb:

Lurah atau Kepala Desa

Secara umum peran utama Kepala Kelurahan/Lurah dan Kepala Desa adalah

memberikan dukungan dan jaminan agar pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan

di wilayah kerjanya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan aturan yang

berlaku sehingga tujuan yang diharapkan melalui PNPM Mandiri Perkotaan dapat

tercapai dengan baik. Untuk Itu Lurah/ Kepala Desa dapat mengerahkan

perangkat kelurahan atau desa sesuai dengan fungsi masing-masing. Secara rinci

tugas dan tanggung jawab Lurah/Kepala Desa dalam pelaksanaan PNPM Mandiri

Perkotaan adalah sebagai berikut:

a. Membantu sosialisasi tingkat kelurahan/desa dan Rembug Kesiapan

Masyarakat yang menyatakan kesiapan seluruh masyarakat untuk

mendukung dan melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan.

b. Memfasilitasi terselenggaranya pertemuan pengurus RT/RW dan

masyarakat dengan KMW/Tim Fasilitator, dan relawan masyarakat dalam

upaya penyebarluasan informasi dan pelaksanaan PNPM Mandiri

Perkotaan.

c. Memfasilitasi pelaksanaan pemetaan swadaya (Community Self Survey)

(44)

d. Memfasilitasi proses pembentukan LKM. (Bentuk-bentuk dukungan

disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat, serta ketentuan

PNPM Mandiri Perkotaan).

e. Memfasilitasi dan mendukung penyusunan Program Jangka Menengah

Penanggulangan Kemiskinan dan rencana tahunannya oleh masyarakat

yang diorganisasikan oleh lembaga kepemimpinan masyarakat setempat

(LKM).

f. Memfasilitasi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan yang terkait dengan

penanggulangan kemiskinan termasuk peninjauan lapangan oleh berbagai

pihak berkepentingan.

g. Memfasilitasi PJM Pronangkis sebagai program kelurahan/desa untuk

dibahasa didalam Musrenbang kelurahan/desa.

h. Memberi laporan bulanan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan

diwilayahnya kepada Camat,

i. Berkoordinasi dengan Tim Fasilitator, relawan masyarakat dan LKM,

memfasilitasi penyelesaian persoalan dan konflik serta penanganan

pengaduan yang muncul dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di

wilayah kerjanya.

2. Masyarakat kelurahan

a. Relawan masyarakat

Relawan masyarakat adalah pelopor- pelopor penggerak dari masyarakat

yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli dan memiliki komitmen kuat pada

kemajuan masyarakat diwilayahnya. PNPM Mandiri Perkotaan mendorong

(45)

warga yang ikhlas, jujur, adil, peduli, dan memiliki komitmen untuk membantu

masyarakat dalam melaksanakan seluruh tahapan kegiatan program agar

bermanfaat bagi masyarakat miskin serta seluruh masyarakat wilayahnya.

b. LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat)

Dilokasi lokasi PNPM telah bekerja, maka dilokasi tersebut sudah terbentuk

LKM sebagai “Dewan amanah” atau “Pimpinan Kolektif” organisasi warga

setempat (kelurahan/desa). LKM ini bertanggung jawab menjamin keterlibatan

semua lapisan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang kondusif

untuk pengembangan keswadayaan masyarakat dalam penanggulangan

kemiskinan khususnya dan pembangunan masyarakat kelurahan pada umumnya.

c. KSM ( Kelompok Swadaya Masyarakat)

Disamping LKM di lokasi yang telah menjalani PNPM juga sudah terbentuk

KSM yang adalah nama generik untuk kelompok warga masyarakat pemanfaat

dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan. KSM ini diorganisasikan oleh tim relawan

dan dibantu oleh tim fasilitator terdiri dari warga kelurahan yang memiliki ikatan

kebersamaan dan berjuang untuk mencapai tujuan bersama. KSM ini bukan

hanya sekedar pemanfaat pasif melainkan sekaligus pelaksana kegiatan terkait

dengan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan untuk didanai oleh LKM

melalui berbagai dana yang mampu digalang.

d. Konsultan Pelaksana

• Konsultan Manajemen Pusat (KMP)

(46)

pengendalian mutu yang menyangkut substansi. Oleh sebab itu, KMP

bertanggung jawab kepada PMU mengenai keseluruhan pelaksanaan PNPM MP.

KMP melakukan perencanaan, koordinasi, supervisi, dan monitoring terhadap

tugas yang dilaksanakan oleh seluruh konsultan manajemen wilayah (KMW)

sehingga kualitas kinerjanya terjamin. Secara umum tugas KMP meliputi

perencanaan, koordinasi, monitoring dan supervisi ( pengendalian), pelaporan dan

melakukan tindakan penanggulangan terhadap berbagai persoalan yang muncul

dalam pelaksanaan PNPM MP. KMP juga bertugas membangun dan

mengembangkan sistem penagangan permasalahan dan penanggulangan konflik

secara berjenjang, dimulai dari tingkat kelembagaan lokal/ LKM sampai ke

tingkat yang lebih tinggi seperti KMW dan KMP. Lebih dari itu KMP bertugas

pula membangun dan mengembangkan sistem informasi manajemen (SIM)

PNPM MP, termasuk menjamin kelancaran dan keakuratan entry data sejak dari

tingkat kelurahan hingga tingkat pusat. Utnuk melaksanakan tugasnya KMP

dibantu oleh beberapa tenaga ahli sesuai dengan kebutuhannya.

• Konsultan Manajemen Wilayah (KMW)

Tugas utama KMW adalah melakukan perencanaan, persiapan, pelaksanaan,

koordinasi, monitoring, supervisi dan pelaporan seluruh kegiatan pelaksanaan

PNPM MP di satuan wilayah kerja (SWK). Jumlah KMW pada pelaksanaan

PNPM MP ini sebanyak (KMW) untuk menangani pelaksanaan PNPM MP

seluruh nusantara. Dalam melaksanakan tugasnya KMW bertanggung jawab

langsung dan berada dibawah koordinasi serta kendali konsultan manajemen

(47)

melakukan monitoring dan penguatan jajaran dibawahnya seperti para

korkot,asisten korkot dan para fasilitator. Team leader KMW akan berperan

sebagai penanggung jawab pelaksanaan kegiatan PNPM MP di satuan wilayah

kerja (SWK).

Lingkup kegiatan KMW adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan, terhadap strategi pelaksanaan PNPM MP di lingkup

wilayah kerjanya, yang kemudian disosialisasikan kepada instansi

pemerintah daerah setempat dan masyarakat, setelah dikonsultasikan dan

mendapat persetujuan KMP.

2. Orientasi dan persiapan untuk tingkat pusat dan daerah, dengan

mendukung dan sebagian terlibat pada proses lokarya orientasi , sosialisasi

dan kampanye nasional PNPM MP serta kegiatan lainnya.

3. Pelaksanaan,

a. Sebagai pelaksana lapangan proyek PNPM MP diwilayah kerja masing

masing

b. Menjamim realisasi pemberdayaan masyarakat dilakukakan secara

tepat melalui manajemen dan fasilitasi yang benar serta tepat oleh team

fasilitator.

c. Memfasilitasi, mengkoordinasi dan mendukung pembentukan forum

BKM dan menghubungkan dengan mitra yang menguntungkan

diantara mereka.

d. Mengkondisikan masyarakat, kelompok- kelompok masyarakat serta

(48)

kota agar memahami PNPM MP sehingga dapat memberikan

dukungan maupun kontrol yang memadai.

e. Membangun dan mengembangkan kapasitas pemerintah lokal untuk

bekerja lebih efektif dengan masyarakat dalam menanggulangi

kemiskinan.

f. Mendorong dan mengembangkan terbentuknya kelompok independent

yang berfungsi sebagai sosial kontrol bagi proyek PNPM MP

khususnya.

g. Menumbuhkembangkan dan melembagakan kembali nilai nilai dan

prinsip PNPM MP sebagai bagian organik proses pembangunan lokal,

khususnya dalam penanggulangan kemiskinan.

h. Menjamin berfungsinya sistem informasi manajemen PNPM MP

melalui pengelolaan dan penyediaan input data yang akurat.

i. Berkooordinasi dengan pemerintah propinsi dan kota dalam rangka

menyelesaikan berbagai masalah dan konflik yang ada , penganganan

pengaduan serta mendukung kelancaran pelaksanaan PNPM MP.

4. Koordinasi, kepada seluruh pihak terkait diwilayah kerja masing masing

yaitu instansi pemerintah daerah, LSM lokal, lembaga komunitas dan

masyarakat lokasi sasaran.

5. Monitoring, terhaadap seluruh kegiatan pelaksanaan PNPM MP di satuan

wilayah kerjanya dengan membuat laporan yang didasarkan pada data SIM

(49)

6. Supervisi, kegiatan yang terkait monitoring . kegiatan ini dilakukan oleh

senior fasilitator, fasilitator, BKM, UPK dan KSM di satuan wilayah

kerjanya.

• Tim Fasilitator

Tugas utamanya adalah melaksanakan tugas KMW ditingkat komunitas/

masyarakat. Para fasilitator ini bekerja dalam satu tim dan dipimpin oleh

seorang fasilitator senior.

Transparansi

Transparansi dalam pelaksanaan PNPM MP pada dasarnya dapat

diterapkan dengan membuka akses kepada semua pihak yang berkepentingan

ataupun membutuhka informasi- informasi mengenai PNPM MP . semua

informasi yang berkaitan harusnya diketahui oleh semua masyarakat. Hal ini

diupayakan agar masyarakat memahami hak mereka dalam kegiatan dana

bantuan PNPM MP ini.

Akuntabilitas

Ditataran proyek dan daerah akuntabilitas ini dapat dibangun dengan

meningkatkan transparansi melalui berbagai media baik cetak ataupun

elektronik. Dengan demikian harus disusun secara periodik . disamping itu

PMU ( program manajemen unit) harus memastikan bahwa berbagai informasi

yang harus sampai kemasyarakat luas juga disebar luaskan melalui situs

(50)

KMP mengkonsolidasikan berbagai informasi yang diperlukan, melalui

jajaran konsultan sampai dengan fasilitator di lapangan.

Gambaran pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan dapat

dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan

No Uraian Skor yang

diharapkan

Skor yang diperoleh

Ketercapaian (%)

1. Perencanaan PNPM Mandiri 20 17,03 85,1%

2. Pelaksanaan PNPM Mandiri 20 15,46 77,3%

3. Evaluasi PNPM Mandiri 20 16,36 81,8%

Jumlah 60 48,85 81,4%

Sumber: Data Diolah dari Lampiran 2

Dari Tabel 10 dapat dijelaskan bahwa pada program PNPM mandiri dikelurahan

tangkahan 48,85 dengan ketercapaian 81,4% dari total skor 60 . Artinya program

PNPM mandiri di kelurahan tangkahan dikatakan berhasil. Dengan perincian

Perencanaan PNPM Mandiri mendapatkan ketercapaian sebesar 85,1% dari 20

skor, Pelaksanaan PNPM Mandiri mendapatkan ketercapaian 77,3% dari 20 skor ,

dan Evaluasi PNPM Mandiri dengan ketercapaian 81,80% dari 20 skor. Dari 3

program tersebut yang mendapatkan skor paling tinggi adalah perencanaan, ini

artinya perencanaan merupakan program kegiatan PNPM Mandiri yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan Program PNPM Mandiri di kelurahan

(51)

Hasil Analisis Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan

Dari metode analisis data diketahui bahwa variabel-variabel yang dapat

mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan PNPM Mandiri yaitu Umur (X1),

Tingkat Pendidikan (X2), Pendapatan (X3), Jumlah tanggungan (X4) dari

variabel- variabel bebas tersebut akan dilihat seberapa besar pengaruhnya

terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Program PNPM Mandiri sebagai variabel

dependen (variabel terikat). Dengan bantuan program SPSS (Statistical Package

for Sosial Science). Dengan begitu menyatakan bahwa Pengaruh Karakteristik

Sosial Ekonomi Masyarakat (Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Jumlah

tanggungan) Terhadap Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan.

Setelah melihat F hitung diketahui bahwa variabel bersifat linear, sehingga dapat

dibentuk persamaan sebagai berikut:

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + µi

Dimana:

Y = Keberhasilan Program PNPM

b0 = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Konstanta Regresi

X1 = Umur (tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (tahun)

X3 = Pendapatan (rupiah)

X4 = Jumlah Tanggungan (jiwa)

(52)

Tabel 12. Analisis Regresi Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan

Variabel Koefisien Regresi t-tabel t-hitung Signifikansi Constant

Sumber : data Primer diolah dari Lampiran 3

Persamaan Regresi Linear Berganda :

Y = 33,007 + 0,026 X1 + 0,688 X2 + 0,001 X3 + 2,144 X4

Dimana:

Y = Keberhasilan Program PNPM Mandiri

X1 = Umur (tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (tahun)

X3 = Pendapatan (rupiah)

X4 = Jumlah Tanggungan (jiwa)

Dari analisis regresi linear berganda maka diperoleh hasil sebagai berikut :

• Nilai R-square yang diperoleh adalah sebesar 0,318. Artinya, sebesar 31,8%

variasi variabel terikat (keberhasilan progra, PNPM Mandiri) dapat dijelaskan

oleh variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pendapatan, dan jumlah

tanggungan), sedangkan sisanya sebesar 68,2 % dipengaruhi oleh variabel lain

(53)

• Berdasarkan uji F yang dilakukan, diperoleh nilai signifikansi F-hitung adalah

sebesar (1,243) > α = 0.05, tolak Ho : terima H1. Dapat disimpulkan bahwa

secara serempak (uji F) varibel umur, tingkat pendidikan, pendapatan dan

jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat keberhasilan

Program PNPM Mandiri .

a. Pengaruh Umur terhadap Tingkat Keberhasilan Program PNPM Madiri di Kelurahan Tangkahan

Berdasarkan uji t yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa koefisien X1 tidak

signifikan (signifikansi sebesar 0,814 > α = 0.05 ), tolak Ho ; terima H1.

Dimana hal ini menunjukan bahwa secara parsial umur tidak berpengaruh

secara nyata terhadap tingkat keberhasilan program PNPM Mandiri.

b. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat Keberhasilan Program PNPM Mandiri di Kelurahan Tangkahan

Berdasarkan uji t yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa koefisien X2

tidak signifikan (signifikansi sebesar 0,101 > α = 0.05 ), tolak Ho ; terima H1.

Dimana hal ini menunjukan bahwa secara parsial tingkat pendidikan tidak

berpengaruh secara nyata terhadap tingkat keberhasilan program PNPM

Mandiri.

c. Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Keberhasilan Program PNPM Madiri di Kelurahan Tangkahan

Berdasarkan uji t yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa koefisien X3

(54)

berpengaruh secara nyata terhadap tingkat keberhasilan program PNPM

Mandiri.

d. Pengaruh Jumlah Tanggungan terhadap Tingkat Keberhasilan Program PNPM Madiri di Kelurahan Tangkahan

Berdasarkan uji t yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa koefisien X2

tidak signifikan (signifikansi sebesar 0,897 > α = 0.05 ), tolak Ho ; terima H1.

Dimana hal ini menunjukan bahwa secara parsial Jumlah Tanggungan tidak

berpengaruh secara nyata terhadap tingkat keberhasilan program PNPM

(55)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Pelaksanaan Program-program PNPM Mandiri di kelurahan tangkahan

dikatakan berhasil, Dari 3 tahapan pelaksanaan program tersebut

(perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi) tahapan perencanaan yang paling

menentukan keberhasilan Program PNPM Mandiri di kelurahan

tangkahan.

2. Secara serempak karakteristik umur, pendapatan, tingkat pendidikan,

jumlah tanggungan, tidak berpengaruh secara nyata terhadap keberhasilan

pelaksanaan proram-program PNPM Mandiri di kelurahan tangkahan.

Saran

Kepada PNPM Mandiri Perkotaan

Pihak PNPM Mandiri hendaknya lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat

dengan penambahan program program baru. Dan peningkatan alokasi dana untuk

kelurahan tangkahan, sehingga tingkat kesejahteraan hidup masyarakatnya dapat

menjadi lebih baik.

Kepada Masyarakat Kelurahan Tangkahan

Agar masyarakat hendaknya lebih aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan

pemberdayaan yang dilaksanakan oleh PNPM Mandiri, sehingga tujuan dari

program PNPM Mandiri tersebut dapat tercapai seuai dengan apa yang

(56)

Kepada Peneliti Selanjutnya

Agar dilakukan penelitian serupa yang berkaitan dengan Program PNPM Mandiri

didaerah lain yang membutuhkan bantuan dana sebagai upaya peningkatan taraf

(57)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1. TinjauanPustaka PNPM Mandiri

PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan

terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Program ini merupakan

kelanjutan dari program penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP) yang

memahami bahwa kemiskinan adalah akibat dan akar penyebab kemiskinan yang

sebenarnya adalah kondisi masyarakat utamanya para pemimpin yang belum

berdaya sehingga tidak mampu menerapkan nilai-nilai luhur dalam setiap

keputusan dan tindakan yang dilakukan. Pengertian yang terkandung mengenai

PNPM Mandiri adalah :

1. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan

sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan

kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan

melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur

program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk

mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan

kemiskinan yang berkelanjutan.

2. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan

kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam

memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,

(58)

untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil

yang dicapai (PNPM Mandiri, 2012).

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Program PNPM

Mandiri ini adalah :

1. Tujuan Umum

- Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin

secara mandiri.

2. Tujuan Khusus

- Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat

miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok

masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan kedalam proses

pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

- Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar,

representatif dan akuntabel.

- Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan,

program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin

(pro-poor)

- Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi,

perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat

dan kelompok perduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya

(59)

- Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas

pemerintah daerah dan kelompok perduli setempat dalam menanggulangi

kemiskinan di wilayahnya.

- Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan

potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal

- Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi

dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat

(Kementrian PU, 2011).

Adapun prinsip yang dianut PNPM mandiri adalah :

- Bertumpu pada pembanngunan manusia. Pelaksanaan PNPM senantiasa

bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia seutuhnya.

- Berorientasi pada masyarakat miskin. Semua kegiatan dilaksanakan

mengutamakan kepentingan dan kebutuan masyarakat miskin dan

kelompok masyarakat yang kurang beruntung.

- Partisipasi. Masyarakat terlibat aktif pada setiap proses pengambilan

keputusan pembangunan dan secara gotong royong menjalankan

pembangunan.

- Otonomi. Dalam pelaksanaan PNPM , masyarakat memiliki kewenangan

secara mandiri dan partisipatif untuk menentukan dan mengelola kegiatan

pembangunan secara swakelola.

- Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral

dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah atau masyarakat

(60)

- Kesetaraan dan keadilan gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai

kesetaran dalam perannya disetiap tahap pembangunan dan dalam

menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan.

- Demokratis. Setiap pengambilan keputusan pembangunan dilakukan

secara musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada

kepentingan masyarakat miskin.

- Transparansi dan akuntabel. Masyarakat harus memiliki akses yang

memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan

sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan

dipertanggung jawabkan baik secara moral, tekhnis, legal, maupun

administratif.

- Prioritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan kebutuhan

untuk pengentasan kemiskinan dengan mendayagunakan secara optimal

berbagai sumberdaya yang terbatas.

- Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan

kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar

pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.

- Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan

kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya saat ini

tapi juga di masa depan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

- Sederhana. Semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan

PNPM harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami, dan mudah dikelola

(61)

Kategori Program PNPM Mandiri

Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan

masyarakat dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. PNPM-Inti: terdiri dari program/kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis

kewilayahan, yang mencakup PPK, P2KP, PISEW, dan P2DTK.

2. PNPM-Penguatan: terdiri dari program-program pemberdayaan masyarakat

berbasis sektoral, kewilayahan, serta khusus untuk mendukung

penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait pencapaian target

tertentu. Pelaksanaan program-program ini di tingkat komunitas mengacu

pada kerangka kebijakan PNPM Mandiri.

Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan Program

Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan

masyarakat di pedesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi;

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi

pengembangan pemberdayaan masyarakat diperkotaan dan Percepatan

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan

daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri

diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial

Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan

ekonomi dengan daerah sekitarnya, dan Program Pembangunan Infrastruktur

Pedesaan (PPIP), yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa

melalui perbaikan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur

perdesaan. Selain itu Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

Gambar

Tabel 1. Dana Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan Kecamatan Medan Labuhan
Tabel 2. Dana Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan Per Kecamatan di Medan
Tabel 3.  Distribusi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2011
Tabel 4.  Distribusi Penduduk berdasarkan Umur Tahun 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Koefisien regresi variabel iklim komunikasi (β3= 0,390) memberikan makna bahwa pada kondisi ceteris paribus , jika skor rata-rata luas lahan meningkat sebesar

Optimizing stakeholders wealth Harga Pasar Saham Memaksimalkan. Refleksi dari kombinasi

Selanjutnya, menindak lanjuti Keputusan Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi Nomor 3Z$1M1KPI12016 tentang pengangkatan anggota Dewan Eksekutif Badan

• Pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas perlu diketahui oleh masyarakat sebagai pengguna pelayanan, oleh lintas program, dan sektor terkait untuk meningkatkan kerja sama,

Selain menganalisis kasus kebocoran yang terjadi pada beamtube serta pipa cold leg di sisi primer keluaran alat penukar panas , juga dianalisis kasus kebocoran terjadi

Pentingnya loyalitas pelanggan bagi perusahaan sudah tidak diragukan lagi, banyak perusahaan sangat berharap dapat mempertahankan pelanggannya dalam jangka panjang, bahkan

Syukur alhamdulillah Saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas hidayah dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “ Gambaran Asupan Kalsium

Faktor yang mempengaruhi penerapan alat dan program K3 dalam sebuah proyek konstruksi, menurut responden yang bekerja sebagai tukang / pekerja lapangan; yang menduduki peringkat