• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGARUH LINGKUNGAN HIDUP DALAM MASYARAKAT

3.3 Masyarakat Perkotaan

Mata pencaharian penduduk Jepang sebelum masuk era industrialisasi adalah petani dan nelayan. Sejarah industrialisasi Jepang dimulai sejak tahun 1880-an dengan didirikannya pabrik testil dan benang. Namun perkembangan industri sangat pesat terjadi sejak tahun 1920, dengan makin berkembanganya perusahaan raksasa seperti Mitsubishi, Mitsui, dan Sumitomo. Jepang memiliki kota-kota penting pusat perekonomian dan pemerintahan yaitu Tokyo, Ginza, Osaka, Kyoto, Nagoya, dan Yatawa. Hingga saat ini, perekonomian Jepang

bertumpu pada perdagangan dan industri yang menghasilkan motor, mobil, kapal laut, alat-alat elektronika, dan kereta api tercepat di dunia. Daerah-daerah yang dijadikan sebagai pusat-pusat industri Jepang dikelompokkan menjadi empat kawasan, yaitu sebagai berikut.

a) Kawsan industri Keihin (di daratan rendah Kwanto)

Kota industrinya meliputi Tokyo, Yokohama, dan Kawasaki. Hasil industrinya antara lain industri baja, elektronika, kertas, galangan kapal, peralatan listrik.

b) Kawasan industri Hanshin (di daratan rendah Kinki)

Kota industrinya meliputi Osaka sebagai tempat industri testil terbesar di Jepang, Kyoto sebagai pusat industri kerajinan, dan Kobe sebagai pusat industri mobil, besi baja, galangan kapal.

c) Kawasan industri Chukyo (di daratan rendah Nobi)

Kota industrinya Nagoya terdapat industri pesawat terbang, elektronika, lokomotif. Hamamatsu merupakan pusat industri peralatan musik.

d) Kawasan industri Kitakyushu (di pulau Khushyu)

Kota industrinya meliputi Yutawa sebagai pusat industri baja terbesar di Jepang. Nagasaki pusat industri galangan kapal.

Kemajuan perindustrian Jepang di dukung faktor-faktor sebagai berikut.

a) Masyarakat Jepang memiliki tingkat disiplin yang tinggi dan suka bekerja keras.

b) Memiliki susunan organisasi yang rapi dan teliti.

c) Adanya perlindungan terhadap industri dari pemerintah.

d) Memiliki modal dan tenaga kerja terampil yang memadai.

e) Memiliki sistem kerja yang teratur dan menggunakan sistem siang malam.

Rumah di kota ada yang model tradisional, ada yang modern. Rumah tradisional Jepang yaitu yang terdiri atas pintu masuk (genkan), dapur, kamar mandi, dan toilet. Setiap ruangan sisanya bisa menjadi ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, atau ruang belajar. Hal ini dikemungkinkan karena semua perabotan merupakan perabot portable yang disimpan di dalam oshiire (lemari besar tempat penyimpanan barang).

Rumah Jepang biasanya memiliki beberapa ruangan untuk kamar mandi.

Ruangan berbeda digunakan untuk toilet, wastafel, dan ofuro (ruang untuk mandi).

Pada apartemen, karena hanya memiliki ruangan yang kecil sehingga ketiga ruangan ini disatukan ke dalam sebuah ruangan. Ruangan yang terdapat wastafel,

biasa disebut juga dengan ruang ganti

pakaian.(https://halojepang.blogsport.co.id/2013/01/perumahan-di-jepang.html?m=1/2017/06/09)

Aktivitas kerja di perkotaan di Jepang, mempunyai peraturan atau jadwal kerja yang sangat disiplin dan ketat setiap pegawai harus datang sesuai dengan jam kerja yang telah di tetapkan jika terlambat akan dikenakan sangsi dari perusahan. Di Jepang juga ada jam lembur, digunakan untuk pekerjaan yang belum terselesaikan, dan begitulah seterusnya aktivitas kerja di Jepang dan di hari libur biasanya pekerja memanfaatkan waktunya untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata. Makan tradisional Jepang terdiri dari semangkuk nasi putih, dengan lauk utama (ikan atau daging), lauk pelengkap (biasanya sayuran), sup (biasanya sup miso), dan acar sayur. Orang Jepang dewasa ini makan berbagai jenis makanan dari seluruh dunia, terutama dari Eropa, Amerika Utara, dan Asia.

Selain nasi, orang Jepang makan roti, mie, dan pasta, dan menyukai beraneka macam masakan daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan. Di kota-kota besar, khususnya, terdapat banyak restoran cepat saji yang menyediakan burger dan fried chicken, yang populer dikalangan muda dan anak-anak. Di kota juga menyediakan macam-macam masakan dari berbagai negara Italia, Prancis, Amerika, makanan Asia, Amerika Latin dan sebagainya.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah pemaparan mengenai pengaruh lingkungan hidup dalam masyarakat Jepang, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh lingkungan hidup adalah yang menentukan sesuai dengan masyarakat petani, masyarakat nelayan, dan masyarakat perkotaan. Petani di Jepang harus mengikuti perubahan alam dan waktu, untuk menabur benih pada awal musim semi (Maret), menyiangi pada musim panas (natsu) dan memanen pada musim gugur (aki). Kemudian nelayan juga membentuk cara hidup yang mencari ikan di laut, mereka berangkat mencari ikan ke laut yang jauh agar mendapat banyak ikan dan perjalananya 2-3 hari untuk sampai di tempat yang bagus untuk menangkap ikan. Alat yang digunakan nelayan juga masi sederhana seperti pancingan jadi ikan yang di tangkap hanya ikan-ikan terbatas ini adalah nelayan tradisional, dan perkembangan zaman penangkapan ikan sekarang sudah ada yang modren,munggunakan alat yang canggih dan ikan yang ditangkap pun semakin banyak jenisnya. Masyarakat perkotaan pekerjaanya sudah banyak di bidang industrilisasi dan bekerja di perusahan-perusahan besar, pekerjaanya pun sudah bermacam-macam dari bidang elektronika, bekerja di pabrik dan sebagainya.

4.2 Saran

Pengaruh lingkungan hidup dalam masyarakat Jepang membuat kita mengetahui kehidupan masyarakat petani, masyarakat nelayan dan masyarakat perkotaan. Walaupun kehidupan masyarakatnya berbeda-beda, dari yang tradisional hingga modren, dari yang kehidupanya yang sangat miskin, hingga menjadi makmur dan menjadi negara maju, itu dikarenakan prinsip dan keinginan masyarakatnya yang tidak malas dan selalu berusaha. Oleh karena itu Jepang menjadi pusat perhatian dari negara-negara lain tentang hasil pangan, industri, barang eksport dan sebagainya.

Dengan demikian kita dapat belajar dari negara Jepang yang selalu bekerja keras, agar kita bisa menjadi negara maju.

DAFTAR PUSTAKA

Haryanti, Pitri. 2013. All About Japan : Panduan Lengkap & Informatif Tentang Jepang untuk Belajar, Bekerja & Berwisata. Yogyakarta : Andi

Situmorang, Hamzon dan Uli, Rospita. 2013. Minzoku Gaku (Ethnologi) Jepang.

Medan : Perpustakaan Nasional : Katalok Dalam Terbitan (KDT)

Suharso, Retnoningsih Ana. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang : Widya Karya https://yusufsila.blogspot.co.id/2011/12/mengenal-negara-maju-

jepang.html?m=1/2017/06/09

ABSTRAK

Di Jepang kehidupan masyarakat petani, masyarakat nelayan, dan masyarakat perkotaan sangat berbeda-beda. Baik dari segi makanan, aktivitas kerja, peralatan kerja, dan rumahnya. Masyarakat petani mereka lebih banyak makan nasi dan sayuran dari pada makan ikan. Sedangkan masyarakat nelayan lebih banyak makan ikan dan rumput laut. Selain itu masyarakat perkotaan lebih banyak makan makanan yang siap saji seperti burger, freid chicken dan lain-lain.

Aktivitas pekerjaanya dilakukan sesuai dengan pekerjaan masing-masing.

Peralatan petani masih sederhana seperti Kuwa (cangkul) ,Enguwa (cangkul panjang) dan sebagainnya. Tetapi sekarang petani sudah banyak menggunakan alat modren. Masyarakat nelayan juga menggunakan alat tradisional seperti pancingan. Namun seiring dengan perkembangan zaman mereka menciptakan alat yang lebih canggih. Masyarakat perkotaan pekerjaanya sudah menggunakan mesin-mesin yang canggih.

Rumah masyarakat petani sangat sederhana dan digunakan untuk menyimpan alat-alat pertanian. Berbeda dengan masyarakat nelayan rumah dibuat di pinggir laut dan tidak mempunyai lantai. Agar memudahkan kapal masuk di lantai bawah. Tetapi ada juga rumah nelayan modern yang berlantai 2. Fungsinya untuk tempat parkir perahu dan ruang keluarga. Sedengkan rumah masyarakat perkotaan ada yang model barat. Dan juga ada model rumah tradisional Jepang.

Salah satu keistimewaan Jepang adalah kemajuan tidak mengubah sedikitpun cara hidup masyarakatnya. Hal ini dapat dilihat dari sikap, cara berfikir, berkerja, berpakaian, bahasa dan makanan mereka. Mereka sadar bahwa untuk menjadi negara maju, mereka juga harus menyesuaikan dengan keadaan

yang baru. Salah satu kelebihan bangsa Jepang adalah mampu menyesuaikan diri dengan segala perubahan tanpa menghilangkan indentitas bangsa itu sendiri.

Mereka sanggup menghabiskan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan. Mereka selalu bergerak cepat dan waktu yang ada selalu dimanfaatkan tidak ada waktu untuk bermalas-malasan. Bangsa Jepang yang rajin dan pekerja keras rela mengorbankan segala sesuatu demi pekerjaan. Dan tujuan masyarakat Jepang hanya satu yaitu membuat negara mereka menjadi maju dan di kenal oleh seluruh dunia. Untuk mengenalkan keberhasilan Jepang dalam bidang ekonomi, industri dan perdagangan.

Dokumen terkait