• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masyarakat

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 59-110)

BAB 5 PENUTUP

5.2 Saran

5.2.3 Masyarakat

Peran masyarakat, terutama kader harus ditingkatkan dalam pemberian penyuluhan kesehatan, khususnya terkait ketidakefetifan pemberian ASI dalam kegiatan posyandu yang diberikan pada ibu hamil dan menyusui. Kader harus menerapkan posyandu dengan lima langkah yang sesuai sehingga dapat memberikan informasi kesehatan, terutama mengenai pentingnya ASI bagi bayi pada ibu hamil dan

ketidakefektifan pemberian ASI yang ada di masyarakat, baik kepada bidan desa maupun tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dari Puskesmas Cimanggis. Adanya pencatatan tentang masalah bayi dengan ketidakefektifan pemberian ASI tersebut dapat dijadikan acuan untuk melakukan tindak lanjut agar masalah ketidakefektifan pemberian ASI dapat segera diatasi.

Daftar Pustaka

Allender, J. A & Spredley, B. W. (2005). Community health nursing: promoting and protecting

the public’s health. 6th. Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2007). Riset kesehatan dasar 2007. Balitbangkes.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2010). Riset kesehatan dasar 2010. Balitbangkes.

BKKBN. (2012). Laporan Situasi Kependudukan Dunia Tahun 2012. Jakarta

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. (2011). Laporan

nasional riset kesehatan dasar tahun 2010. Badan Perencanaan dan Penelitian

Kesehatan. http://www.litbang.depkes.go.id.

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. (2010). Keputusan

menteri kesehatan nomor 908/Menkes/SK VIII/2010 tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan keluarga. Jakarta. http://www.yanmedik.depkes.go.id.

Friedman, MM., Bowden, V.R. & Jones, E.G. (2003). Family nursing : research, theory and

practice. (4th ed). California: Appleton and Lange.

Hidayati, R. (2009). Asuhan Keperawatan pada masyarakat perkotaan. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock. Elizabeth B. (2009). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Maglaya, Araceli S., et al. (2009). Nursing practice in the community. (5th ed). Philippine : Argonauta Corporation.

NANDA. (2012). Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak Edisi Kesebelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Smith, Paige Hall, et al. (2009). Early breastfeeding experiences of adolescent mother: A qualitative prospective study. International Breastfeeding Journal, 7, 13 . doi: 10.1186/1746-4358-7-13.

Stanhope, Lancaster. (2004). Community Health Nursing. (4th Ed), St Louis Missouri; Mosby Co.

United Nations Declaration (UND). (2000). Millenium Development Goals: a Compact among

Nations to End Human Poverty in 2015. 1 Juli 2014. http://mdgs.un.org.

Widyatuti. (2011). Meningkatkan status gizi balita melalui asuhan keperawayan keluarga di

wilayah Kelurahan Rawa Bunga Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Laporan

penelitian. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok.

Wong, Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz. (2009). Buku ajar keperawatan

pediatrik. (Edisi 6). Volume 1 & 2. Alih bahas Sutarna, A., Juniarti, N., & Kuncara.

PENGKAJIAN KELUARGA

Tanggal Pengkajian: 12-15 Mei 2014

A. Data Umum

1. Nama Keluarga (KK) : Bapak D (24 tahun)

2. Alamat : RT 07 RW 01 Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Depok 3. Komposisi Keluarga : Suami tinggal bersama istri, nenek dari istri, dan memiliki seorang

anak yang masih bayi (saat dikaji masih berumur 27 hari)

No Nama Gender Hub. dgn KK Usia Pendidikan

1. Bapak D Laki-laki KK 24 tahun SMA

2. Ibu F Perempuan Istri 15 tahun SMP

3. Bayi G Laki-laki Anak 27 hari belum sekolah

4. Ibu M Perempuan Anak 65 tahun SD

4. Genogram: Keterangan: = Laki-laki = Perempuan 5. Tipe Keluarga

Extended family (keluarga besar) karena Bapak D tinggal bersama istri, anak, dan nenek

dari Ibu F. 6. Suku

Bapak D berasal dari Jawa Tengah dan bersuku Jawa, sedangkan istrinya berasal dari Jakarta dan bersuku Sunda. Bapak D dan Ibu F baru saja menikah pada bulan Januari lalu dan tinggal di tempat nenek M. Sebelumnya Bapak D tinggal bersama orangtua di Depok

Ny. F

By. G Tn. R Ny. M

Tn. D

menikah, Bapak D dan Ibu F tinggal di daerah Sukatani yaitu di rumah nenek M dan lingkungan sekitar masih didominasi orang-orang yang bersuku betawi sehingga gaya hidup dan adat-istiadat sejak dulu tidak berubah. Sejak kecil, baik Bapak D maupun Ibu F dididik dalam keluarga yang terbuka dan memberi kebebasan dan tidak terlalu banyak aturan. Sehingga setelah menikah pun, Bapak D dan Ibu F merupakan orang yang bebas dan tidak memiliki banyak aturan. Meski demikian, Bapak D dan Ibu F tetap saling menghormati hak dan kewajiban satu sama lain.

7. Agama

Keluarga Bapak D beragama Islam. Bapak D setiap minggu selalu mengikuti kegiatan sholat jumat berjamaah yang diadakan di masjid dekat rumahnya. Namun untuk kegiatan pengajian di lingkungan rumah yang sekarang maupun yang dulu tidak pernah diikuti.

8. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Saat ini Bapak D bekerja sebagai karyawan pabrik. Sementara Ibu F sehari-hari mengurus anak yang masih bayi dan membantu membereskan rumah. Penghasilan bulanan yang didapat dari bekerja sebagai karyawan pabrik seringkali masih kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga istri masih sering meminta uang dari orangtua yang tinggal di dekat tempat tinggal mereka. Selain itu, istri juga terkadang membantu nenek berjualan nasi uduk pagi-pagi di depan rumah. Penghasilan ini juga kadang dipakai untuk membeli makanan sehari-hari.

9. Aktivitas rekreasi keluarga

Waktu luang keluarga Bapak D diisi dengan menonton televisi. Ibu F sangat menyukai program infotainment dan sinetron, sementara Bapak D lebih senang menonton siaran bola. Selain itu, biasanya keluarga Bapak D mengisi liburan dengan berkunjung ke rumah orang tua Bapak D yang terletak di daerah Cisalak Pasar. Dan jika sedang ada rejeki, keluarga Bapak D berkunjung ke pusat perbelanjaan untuk membeli pakaian baru.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga: 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga yang diadaptasi dari Duval, pada keluarga kelolaan saat ini adalah tahap perkembangan keluarga dengan child bearing (kelahiran anak pertama). Tugas perkembangan keluarga dengan child bearing antara lain mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapkan mental calon orang tua dan mempersiapkan berbagai kebutuhan anak. Apabila anak sudah lahir, tugas keluarga adalah memberikan ASI sebagai kebutuhan utama bayi (minimal 6 bulan), memberikan kasih sayang, mulai mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan, pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota keluarga termasuk siklus hubungan seks, mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan.

Saat ini bayi G masih diberi ASI dan diberi tambahan susu formula karena Ibu F mengatakan bayi G masih sering lapar dan menangis jika diberi ASI saja. Pada saat dikaji, ASI yang keluar dari kedua payudara Ibu F cukup banyak. Ibu F juga mengatakan ASI jarang diberi karena biasanya pada pagi hari Ibu F sibuk mengerjakan pekerjaan rumah sehingga tidak ada waktu untuk menyusui bayi. Selain itu, pada malam hari Ibu malas menyusui karena tidak mengetahui posisi menyusui yang tepat dalam posisi tidur. Keluarga Bapak D mengatakan sangat menyayangi bayinya meski awalnya kelahiran bayi ini tidak diharapkan. Keluarga besar Bapak D dan Ibu F sudah mengetahui kelahiran anak pertama mereka dan sudah pernah berkunjung. Selain itu teman kerja Bapak D dan teman sekolah Ibu F juga sering berkunjung ke rumah.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Ibu F mengatakan ASI diberi bersamaan dengan susu formula karena merasa ASInya masih kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya. ASI jarang diberi karena biasanya pada pagi hari Ibu F sibuk mengerjakan pekerjaan rumah sehingga tidak ada waktu untuk menyusui bayi. Begitu juga pada malam hari Ibu malas menyusui karena rasa mengantuk di malam hari sehingga memberikan susu formula. Sedangkan pada siang hari saat ibu sedang berada di luar rumah atau ada saudara dan teman yang berkunjung ke

rumah, ibu merasa malu untuk menyusui, sehingga lebih memilih memberikan susu formula pada Anak G.

3. Riwayat keluarga inti

Bapak D beketja di daerah Suka Tani yang dekat dengan rumah nenek Ibu F. Pada saat jam istirahat Bapak D sering beristirahat di warung nasi uduk nenek Ibu F. Pada saat itulah Bapak D dan Ibu F sering bertemu dan akhirnya menjadi akrab sehingga memutuskan untuk berpacaran (Juli 2013). Sebulan setelah berpacaran ternyata Ibu F hamil, dan Bapak D tiba-tiba menghilang dan tidak ada kabar namun Ibu F belum menyadari bahwa dirinya hamil. Pada Desember 2013 Ibu F mulai merasakan keluhan-keluhan seperti mual, pusing, dan lemas. Ibu F juga menyadari bahwa ia sudah 5 bulan belum menstruasi. Ibu F berusaha menghubungi Bapak D namun Bapak D tidak bisa dihubungi sehingga ibu F sempat berusaha untuk menggugurkan kandungannya dengan cara meminum minuman bersoda dan memakan buah nanas dalam jumlah yang banyak. Selain itu Ibu F berhenti sekolah dan menceritakan pada sahabatnya di sekolah.s Sahabatnya itu kemudian mencari tahu keberadaan Bapak D. Bapak D akhirnya mendatangi keluarga Ibu F dan mau bertanggungjawab. Pada Januari 2014 mereka pun menikah, dan tinggal di rumah nenek Ibu F.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Kedua orangtua Bapak D tidak menderita penyakit atau tidak memiliki masalah kesehatan yang spesifik. Begitu juga dengan kedua mertuanya tidak memiliki riwayat penyakit dan masalah kesehatan tertentu.

C. Lingkungan:

1. Karakteristik Rumah

Tempat tinggal keluarga Bapak D terdiri atas sebuah bangunan milik sendiri yang memiliki luas sekitar 5 x 10 m2 dan terdiri atas ruang tamu sekaligus ruang TV, dua buah kamar tidur, satu buah dapur, dan satu buah kamar mandi. Secara umum, rumah Bapak D tertata rapi dan bersih, pencahayaan juga masih cukup.Pada siang hari pencahayaan ruang

pencahayaan di dapur dibantu oleh cahaya matahari dari pintu dapur yang selalu dibiarkan terbuka pada siang hari. Ventilasi udara cukup memadai karena adanya jendela. Kamar mandi memiliki satu buah jamban jongkok dan satu buah bak ukuran sedang. Lantai kamar mandi tidak licin dan pencahayaan di kamar mandi juga cukup. Di dalam kamar mandi tersedia air bersih yang mengalir dari kran. Keluarga mengatakan biasanya air yang digunakan untuk minum, memasak, mandi, dan mencuci diambil dari kran tersebut. E F C C A D B Keterangan:

A = ruang tamu yang pada malam hari dijadikan ruang tidur B = ruang tengah

C = kamar tidur D = dapur

E = kamar mandi untuk mandi dan buang air F = kamar mandi untuk mencuci

G = meja H = televisi I = lemari

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas

Bapak D dan keluarga tinggal di rumah nenek dari Ibu F. Bapak D masih baru tinggal di sana, Bapak D menjadi tidak akrab bergaul dengan lingkungan sekitar sedangkan Ibu F karena sudah lama tinggal di sana, Ia memiliki banyak teman sesama

I H G G I I

mengenal Bapak D sebagai orang yang pendiam dan jarang bergaul, sementara Ibu F dikenal sebagai wanita periang. Masyarakat lain yang tinggal disitu mempunyai hubungan yang baik dengan Bapak D dan Ibu F.

3. Mobilitas Geografis Keluarga

Setelaj menikah, Bapak D dan Ibu F tinggal di rumah nenek dari Ibu F untuk sementara waktu. Keluarga Bapak D berencana ingin pindah ke rumah orang tua dari Bapak D dalam waktu dekat ini, yaitu di daerah Cisalak Pasar, Depok. Lokasi keberadaan tempat tinggal Bapak D sekarang cukup stategis karena dekat dengan jalan raya sehingga mempermudah akses keluarga saat ingin bepergian. Untuk mencapai jalan raya dapat ditempuh dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 100 m.Keluarga Bapak D memiliki sebuah sepeda motor yang biasanya dipakai oleh Bapak D untuk bekerja.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Perkumpulan anggota keluarga sehari-hari biasanya dilakukan pada malam hari setelah masing-masing anggota keluarga sudah kembali ke rumah setelah seharian bekerja. Sementara untuk berkumpul dengan anggota keluarga lainnya yang tidak tinggal serumah, biasanya dilakukan saat libur panjang atau libur sekolah.

Bapak D jarang mengikuti kegiatan yang diadakan di lingkungan sekitar rumah dan lebih sering menghabiskan waktu di tempat kerja dan rumah. Sementara Ibu F dulu sering berinteraksi dengan tean sebayanya di sekitar rumah, namun sekarang sudah lebih jarang ke luar rumah dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengurus anaknya yang masih bayi.

5. Sistem Pendukung Keluarga

Di sekitar rumah setiap bulan rtuin diadakan posyandu namun Ibu F mengatakan Ia belum pernah mengunjungi posyandu sejak hamil hingga sekarang. Ibu F biasanya berkunjung ke bidan jika ada masalah kesehatan. Pada saat melahirkan hingga pemberian imunisasi pada bayi, Ibu F selalu mengunjungi bidan. Pembiayaan ditanggung oleh keluarganya sendiri.

D. Struktur Keluarga:

1. Pola komunikasi keluarga

Bahasa yang sering digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa Indonesia. Sehari-hari yang sering bercengkerama dengan Bapak D dalam keluarga adalah Ibu F, sedangkan nenek M hanya berbicara seperlunya dengan Bapak D. Sementara Ibu F dan nenek M cukup sering berkomunikasi. Pola komunikasi di keluarga dilakukan secara demokratis, namun saat dihadapkan pada beberapa pilihan hidup, tetap yang mengambil keputusan biasanya adalah Bapak D sebagai kepala keluarga.

2. Struktur kekuatan keluarga

Di keluarganya Bapak D memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan istri dan anaknya. Bapak D berusaha menjadi role model ayah dan suami yang baik. Ibu F selalu menghormati Bapak D dan yang sering mengambil keputusan dalam keluarga adalah Bapak D.

3. Struktur Peran

Sebagai seorang suami dan ayah, Bapak D memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan istri dan anaknya secara lahir dan batin. Namun Bapak D tidak dapat memberikan penghasilan yang tetap untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehingga ibu F masih sering meminta uang pada orangtuanya untuk membantu memenuhi kebutuhan mereka.

4. Nilai dan Norma Budaya

Budaya yang paling berpengaruh di keluarga adalah budaya Betawi karena di sekitar rumah banyak ditinggali oleh warga bersuku Betawi. Di lingkunga sekitar rumah terdapat nilai dan norma budaya yang turun temurun dan sulit diubah, seperti pemberian makanan tambahan pada bayi baru lahir misalnya pisang, teh, madu dan lain sebbagainya. Tetangga Ibu F sendiri menganjurkan untuk memberikan pisang dan madu pada bayinya, namun Ibu F masih ragu untuk memberikannya. Selain itu, tetangga Ibu F juga menganjurkan Ibu F untuk memberikan susu formula sebagai tamabhan asi pada bayi sehingga Ibu F sering memberikan susu formula pada bayinya selain ASI.

E. Fungsi Keluarga 1. Fungsi Afektif

Masing-masing anggota keluarga memahami kebutuhannya dan kebutuhan bersama. Satu sama lain saling menghormati dan mengasihi. Istri dan anak cukup memperhatikan kebutuhan Bapak D dan berusaha membantu Bapak D memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

2. Fungsi Sosialisasi

Keluarga Bapak D sangat jarang mengikuti kegiatan bersama yang diadakan di lingkungan tempat tinggal dan lebih senang di rumah atau bersosialisasi dengan teman kantor. Berbeda dengan Ibu F yang sering bersosialisasi dengan tetangga sekitar, terutama ibu-ibu yang sedang hamil atau sedang menyusui sepertinya. Ibu F mengaku masih cukup dekat dengan tetangga sekitarnya dan tetap menjaga hubungan baik dengan mereka.

3. Fungsi Perawatan Keluarga

Bapak D sebagai kepala keluarga yang masih baru mengatakan masih harus banyak belajar mengenai cara memimpin keluarga yang baik. Saat ini di keluarga Bapak D tetap menjadi pengambil keputusan dalam setiap pendapat yang berbeda di keluarga. Namun untuk perawatan keluarga, biasanya Bapak D lebih menyerahkan pada Ibu F. Saat Bapak D atau bayi mereka sedang sakit, biasanya Ibu F yang melakukan perawatan, dan Ibu F yang paling bertanggung jawab dalam menjaga kesehatan keluarga. Jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya diberi obat warung. Selanjutnya jika belum sembuh dibawa berobat ke klinik atau puskesmas.

F. Stres dan Koping Keluarga 1. Stressor Jangka Pendek

Masalah yang kerap menimbulkan stresor jangka pendek di keluarga adalah ketika timbul pertengkaran suami istri karena rasa cemburu. Ibu F mengatakan bahwa Bapak mudah cemburu jika Ibu F bertemu dengan mantan pacar Ibu F secara tidak sengaja, atau berbicara saat kebetulan mantan Ibu F mampir ke warung nasi nenek M untuk membeli sarapan. Sehingga kadang Bapak D kesal dan melarang Ibu F untuk berkomunikasi

dengan mantan pacarnya tersebut. Ibu F mengatakan selalu menuruti permintaan suaminya meski terkadang hal menimbulkan stresor tersendiri bagi Ibu F.

2. Stressor Jangka Panjang

Tidak ada masalah spesifik yang menimbulkan stresor jangka panjang di keluarga. Hal yang dianggap sering menambah beban pikiran oleh Ibu F adalah karena saat ini masih tinggal di rumah nenek M (nenek dari Ibu F). Dan dalam waktu dekat keluarga mereka akan pindah ke rumah orangtua Bapak D, sehingga menimbulkan kekuatiran bagi Ibu F jika menghadapi masalah saat tinggal bersama dengan mertua.

3. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Situasi atau Stressor

Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi ataupun stressor sudah cukup baik. Setiap kali situasi yang menyebabkan stresor muncul, seperti pertengkaran suami-istri, keluarga Bapak D selalu berusaha menghadapi dengan sikap tenang dan tidak menggunakan emosi. Bapak D saat marah biasanya lebih banyak diam, sehingga Ibu D biasa membujuk Bapak D untuk berbaikan. Demikian juga sebaliknya saat Ibu F yang marah dan diam, Bapak D yang mengajak berbaikan. Biasanya pertengkaran yang terjadi hanya berlangsung sehari atau dua hari, dan tidak pernah sampai berlarut-larut. Bapak D dan Ibu F masing-masing mau mengalah jika memang menyadari itu adalah kesalahannya, dan tidak pernah bertengkar hingga mengadu pada orangtua ataupun nenek yang tinggal serumah dengan mereka.

4. Strategi Koping yang Digunakan

Koping yang digunakan Ibu F untuk mengatasi stressor yang muncul adalah bercerita pada teman dekatnya, dan lebih banyak bermain bersama anaknya yang masih bayi (Anak G). Demikian juga koping yang digunakan Bapak D saat menghadapi stresor adalah bermain dengan anak (Anak G).

5. Strategi Adaptasi Disfungsional

yaitu Ibu F. Meski pertengkaran mereka biasanya hanya berlangsung sebentar dan tidak berlarut-larut. Sedangkan Ibu F biasanya lebih banyak mengurus anak dan kurang memperhatikan kebutuhan suami saat sedang bertengkar sehingga biasanya Bapak D menyiapkan kebutuhan sendiri saat akan berangkat bekerja.

5. Harapan keluarga

Keluarga Bapak D mengatakan semoga dengan adanya mahasiswa yang merawatnya selama seminggu ke depan, dapat bermanfaat untuk mempertahankan kesehatan keluarga Bapak D seperti saat ini.

6. Pemeriksaan Fisik

Hasil pemeriksaan fisik pada keluarga Bapak D

Jenis pemeriksaan

Bapak D Ibu F An G Ibu M

Suhu 36,5 oC 36 oC 37,2 o C 36 o C

Nadi 86 x/menit 84 x/menit 110 x/menit 84 x/menit

RR 20 x/menit 18 x/menit 45 x/menit 16 x/menit

TD 120/80 mmHg 110/80 mmHg - 130/80 mmHg

BB 70 kg 55 kg 4,6 kg 64 kg

TB 168 cm 163 cm 53 cm 156 cm

Kepala tidak ada lesi, penyebaran rambut merata, rambut lurus hitam

tidak ada lesi, penyebaran rambut merata, rambut lurus hitam, panjang.

tidak ada lesi, penyebaran rambut merata, rambut masih sedikit

tidak ada lesi, penyebaran rambut tida merata, terdapat uban

Mata konjungtiva tidak anemis, pupil bulat isokor

konjungtiva tidak anemis, pupil bulat isokor

konjungtiva tidak anemis, pupil bulat isokor

konjungtiva tidak anemis, pupil bulat isokor

Telinga tidak ada keluhan, bersih

tidak ada keluhan, bersih

tidak ada keluhan, bersih

tidak ada keluhan, bersih

Hidung tidak ada keluhan, tidak ada sekret

tidak ada keluhan, tidak ada sekret

tidak ada keluhan, tidak ada sekret

tidak ada keluhan, tidak ada sekret Mulut dan gigi gigi masih utuh dan gigi masih utuh dan belum tumbuh gigi gigi masih utuh dan

lengkap lengkap lengkap Leher tidak ada

pembesaran kelenjar getah bening

tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Dada/thorax tidak ada

pembesaran, ronkhi (-), wheezhing (-) S1 & S2 normal tidak ada pembesaran, ronkhi (-) dan wheezhing (-) S1 & S2 normal tidak ada pembesaran, ronkhi (-) dan wheezhing (-) S1 & S2 normal tidak ada pembesaran, ronkhi (-) dan wheezhing (-) S1 & S2 normal Abdomen tidak ada keluhan tidak ada keluhan tidak ada keluhan,

BU (+)

tidak ada keluhan, BU (+)

Ekstremitas tidak ada keluhan, deformitas (-)

tidak ada keluhan, deformitas (-)

tidak ada keluhan, deformitas (-)

tidak ada keluhan, deformitas (-) Kulit tidak ada keluhan,

turgor kulit normal

tidak ada keluhan, turgor kulit normal

tidak ada keluhan, turgor kulit normal

tidak ada keluhan, turgor kulit normal

ANALISA DATA

No. Data Diagnosa Keperawatan

1. DS:

Ibu F mengatakan An G sejak lahir diberikan ASI dan susu formula sebagai tambahan

Ibu F mengatakan An G sering menangis lagi jika hanya diberi ASI saja

Ibu F mengatakan pada pagi hari An G sering menangis karena lapar padahal Ibu F harus mengerjakan pekerjaan rumah setiap pagi, sehingga Ibu F memberikan susu formula di dalam botol

Ibu F mengatakan pada malam hari saat hendak tidur, anak G juga sering merengek karena lapar dan Ibu F memberikan susu formula

Ibu F mengatakan tidak tahu cara memberi ASI dalam posisi berbaring sehingga lebih memilih memberi susu formula di malam hari saat hendak tidur

Ibu F mengatakan An G masih diberi ASI saat Ibu F sedang tidak sibuk mengerjakan pekerjaan rumah

Ibu F mengatakan saat sedang berada di luar rumah Ibu F malu untuk menyusui bayinya sehingga menggunakan

Ketidakefektifan Pemberian ASI pada Ibu F

Ibu F mengatakan saat di rumah sedang ada teman atau keluarga yang berkunjung, ibu juga merasa malas dan agak malu untuk menyusui bayinya

DO:

Ibu F tidak mampu menyebutkan pengertian ASI Eksklusif secara tepat

Ibu F tidak mampu menyebutkan manfaat ASI Ibu F tidak mampu menyebutkan kelebihan ASI

dibandingkan susu formula 2. DS:

Ibu F mengatakan belum menggunakan alat KB Ibu F mengatakan hingga saat ini belum tahu akan

menggunakan KB apa

Ibu F mengatakan sering mendengar tentang KB suntik dari tetangga sekitar dan diajak untuk menggunakan KB suntik oleh tetangganya

Ibu F mengatakan belum mengetahui tentang kelebihan dan kelemahan KB suntik

Ibu F mengatakan semua alat KB sama saja. Ibu F mengatakan tidak mengetahui kelebihan dan

kekurangan masing-masing alat KB.

DO:

Ibu F mampu menyebutkan 3 dari 8 jenis alat KB yaitu KB pil, KB suntik, dan KB spiral.

Ibu F tidak mampu menyebutkan kelebihan dan

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 59-110)

Dokumen terkait