• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

3. Matematika

a. Pengertian Matematika

Depdiknas (dalam Susanto, 2013:184) mengungkapkan matematika berasal dari bahasa latin yaitu manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, dalam bahasa belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang semuanya berkaitan dengan penalaran.

Matematika merupakan satu bidang studi yang hampir selalu ada dan diajarkan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Marsigit (2003:4) berpendapat bahwa matematika adalah himpunan dari nilai kebenaran, dalam bentuk suatu pernyataan yang dilengkapi dengan bukti.

Johnson & Rising (dalam Runtukahu & Kandou, 2014:28) mengatakan matematika adalah pengetahuan terstruktur, dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan dan berdasarkan aksioma, sifat, atau teori yang

18

telah dibuktikan kebenarannya. Pemusatan pengajaran matematika SD sering hanya pada ketrampilan berhitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pecahan, desimal) dan jika anak telah menguasai berhitung ia telah menguasai semua kompetensi matematika.

Menurut Susanto (2013:185) matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, memberi kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Uno (2008:129) berpendapat bahwa matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat memecahkan masalah persoalan praktis yang unsur-unsurnya logika.

Berdasarkan penjelasan dari para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan matematika adalah ilmu pasti yang semuanya berkaitan dengan penalara serta himpunan dari nilai kebenaran, dalam bentuk suatu pernyataan yang dilengkapi dengan bukti. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, alat pikir, berkomunikasi, serta alat memecahkan masalah persoalan praktis yang unsur-unsurnya logika.

b. Materi Matematika volume kubus dan balok

Volume adalah ukuran besarnya ruang yang dapat ditempati bangun ruang (Purwanto, 2018:8). Dalam kehidupan sehari-hari kita sering

19

menemukan masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan balok. Di bawah ini materi tentang kubus dan balok.

1) Volume Kubus

Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang sisi yang kongruen berbentuk bujur sangkar. Kubus memiliki 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut. Di dalam kubus tidak akan menemukan istilah panjang, lebar dan tinggi. Kubus hanya menemukan istilah rusuk atau sisi. Kubus juga disebut bidang enam beraturan, selain itu kubus merupakan bentuk dalam prisma segienam. Sifat-sifat kubus adalah 1) semua sisi merupakan persegi, 2) semua rusuk sama panjang, 3) semua diagonal sama panjang, dan 4) semua diagonal ruang sama panjang. Di bawah ini gambar sebuah kubus.

Gambar 2.1 Kubus

Untuk mencari volume kubus pada gambar 2.1 dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Tabel 2.1 Rumus Volume Kubus

Keterangan:

V = Volume S = sisi

V= s x s x s

20 2) Volume Balok

Balok adalah bangun ruang dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang persegi atau persegi panjang. Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut. Balok sebenarnya mirip dengan kubus, namun rusuk-rusuk yang ada pada balok memiliki ukuran yang berbeda. Pada rumus volume balok menggunakan istilah panjang, lebar, dan tinggi. Di bawah ini merupakan gambar balok. Sifat-sifat dari balok adalah 1) sisi-sisi balok berbentuk persegi panjang, 2) rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang, 3) setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran sama panjang, 4) setiap diagonal pada balok memiliki bentuk persegipanjang. Di bawah ini merupakan gambar balok.

Gambar 2.2 Balok

Untuk mencari volume balok pada gambar 2.2 dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Tabel 2.2 Rumus Volume Balok

Keterangan:

V = Volume P = panjang l = lebar t = tinggi

V= p x l x t

21 B. Penelitian Yang Relevan

Ayuningtyas (2009) melakukan penelitian studi deskriptif kecemasan siswa kelas 6 sekolah dasar dalam menghadapi ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecemasan siswa kelas 6 SD dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan siswa yang mengalami kecemasan dalam menghadapi ujian atau tes. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 6 SD di SD Pangudi Luhur, Yogyakarta, berjumlah 70 orang. Alat ukur dalam penelitian ini adalah skala kecemasan terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN).

Korelasi item total bergerak antara 0,311 s/d 0,729. Estimasi reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0,949. Berdasarkan analisis data, diperoleh mean empirik < mean teoritik yaitu 113,4857 < 135. Hal ini menunjukkan kecemasan siswa rendah.

Berdasarkan norma kategorisasi yang ada: 51, 43% subjek dalam penelitian ini berada pada kategori kecemasan terhadap UASBN sedang dan 42, 86%

berada pada kategori kecemasan rendah.

Haryati (2015) melakukan penelitian tentang hubungan minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD se-Gugus Wonokerto Turi Sleman Tahun Ajaran 2014/ 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD

se-22

Gugus Wonokerto, Turi, Sleman tahun ajaran 2014/2015. Metode penelitian ini adalah korelasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan tabel Isaac dan Michael. Penentuan ukuran sampel setiap sekolah menggunakan teknik

proportional random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala dan teknik dokumentasi berupa nilai ujian tengah semester. Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment. Uji prasyarat analisis berupa uji normalitas dan linieritas. Teknik analisis dan uji prasyarat analisis menggunakan program komputer SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD se-Gugus Wonokerto. Hal ini dibuktikan dengan nilai r sebesar 0,565, dan nilai signifikansi 0,000<0,05. Setiap kenaikan minat belajar diikuti kenaikan prestasi belajar matematika dan sebaliknya.

Dewi (2017) melakukan penelitian tentang hubungan antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika pada siswa kelas V SD.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika siswa SD kelas V. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah positif antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika. Responden penelitian ini adalah 73 siswa SD Kanisisus Demangan Baru 1 Yogyakarta kelas V. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala sikap terhadap matematika dan metode dokumentasi berupa nilai matematika. Reliabilitas skala sikap terhadap

23

matematika diuji dengan menggunakan metode reliabilitas Alpha Cronbach dan diperoleh hasil sebesar 0, 920 dari 40 item. Data dianalisis menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment pada program SPSS for Windows versi 23. Hasil analisis data menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,416 dengan

taraf signifikasi sebesar 0,000 (p<0,01). Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika, diterima.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguatkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti di atas. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti melakukan penelitian tentang variabel kecemasan dan variabel prestasi belajar, dan sama-sama menggunakan subjek siswa sekolah dasar. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah belum adanya penelitian langsung tentang hubungan antara kecemasan dan prestasi belajar matematika. Selain itu perbedaan penelitian ini terletak pada materi pelajaran matematika. Dalam penelitian ini yang dijadikan materi penelitian adalah materi memecahkan masalah yang berkaitan dengan volum kubus dan balok di kelas V.

Berdasarkan dari penelitian-penelitian di atas dapat dilihat melalui bagan 2.1 berikut ini.

24

Berikut ini merupakan bagan penelitian yang relevan digunakan peneliti untuk mencari persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan.

Bagan 2.1 Penelitian Yang Relevan

C. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan (menggunakan panca indera) yang melibatkan proses kognitif. Belajar sering kali dikaitkan dengan hasil belajar atau prestasi yang dicapai oleh siswa.

Prestasi belajar adalah hasil pengukuran perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar yang berwujud angka atau pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi belajar.

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik faktor dari dalam individu maupun dari luar individu. Faktor dari dalam yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah faktor jasmaniah, psikologis, fisiologis, dan kelelahan, sedangkan faktor dari luar meliputi Ayuningtyas melakukan

penelitian studi desktiptif kecemasan siswa kelas 6 sekolah dasar dalam menghadapi ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN).

(2009)

Haryati melakukan penelitian tentang hubungan minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD se gugus Wonokerto Turi Sleman Tahun Ajaran 2014/ 2015.

(2014)

Dewi melakukan penelitian tentang hubungan antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika pada siswa kelas V SD.

(2017)

Hubungan antara kecemasan dengan prestasi belajar matematika materi volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Banyuurip

25

faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa adalah faktor dari dalam yaitu faktor psikologis.

Fenomena yang terjadi bahwa banyak siswa sekolah dasar yang sering merasa gelisah saat pembelajaran matematika. Matematika adalah bidang ilmu yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur secara logis. Matematika juga terdiri dari kemampuan ketrampilan perhitungan dan kemampuan dalam memecahkan masalah.

Seringkali siswa tidak mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika mereka akan merasa cemas dan gelisah. Selain siswa tidak mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika, banyak siswa yang mendapat nilai rendah pada pelajaran matematika, sehingga mempengaruhi prestasi dan psikologi siswa. Siswa yang mendapat nilai rendah seringkali merasa cemas dan kurang percaya diri.

Kecemasan adalah suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau tidak adanya rasa aman terutama dalam proses belajar. Kegelisahan terlihat dari raut muka dan tingkah laku siswa sekolah dasar. Dengan demikian matematika mempunyai kesulitan yang tinggi sehingga meningkatkan kecemasan siswa. Rendahnya prestasi tersebut dikarenakan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika.

Bila kondisi tersebut terus berkelanjutan maka akan menimbulkan kecemasan dalam menghadapi pelajaran matematika dimana secara tidak langsung akan mempengaruhi prestasi belajar matematika di SD.

26

Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian tentang kecemasan siswa menghadapi pelajaran matematika materi volume kubus dan balok.

Selain itu peneliti juga ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kecemasan dengan prestasi belajar matematika di SD pada siswa kelas V materi volume kubus dan balok. Lebih mudahnya dapat dilihat dari kerangka berpikir pada bagan 2.2 berikut ini.

VB VT

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir Keterangan:

VB = Variabel bebas VT = Variabel terikat

= Hubungan antar variabel

Berdasarkan bagan di atas terlihat bahwa, penelitian terdiri atas satu variabel independen dan satu variabel dependen. Bagan di atas bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas dalam penelitian ini hipotesisnya adalah ada hubungan antara kecemasan dengan prestasi belajar matematika materi volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Banyuurip.

Prestasi belajar Kecemasan

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Kasiram, 2008:149). Menurut Arikunto (2010:20) penelitian kuantitatif adalah sebuah penelitian berdasarkan bukti empiris untuk melakukan investigasi fenomena sosial melalui prinsip-prinsip statistik.

Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk mendapatkan pola atau model matematis, pembuktian teori dan hipotesis yang dibuat peneliti.

Metode dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental. Metode quasi eksperimental adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat dengan

kelompok penelitian (Mustafidah, 2011:53). Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimental. Kelompok penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tidak dapat dipilih secara random. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol (Sugiyono, 2014:77).

Penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut (Arikunto, 2010:4) penelitian korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat. Penelitian korelasi mencakup pengumpulan data guna menentukan, apakah ada

28

hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel yang akan diteliti.

Menurut Sukardi (2012:167) hubungan variabel dinyatakan dalam harga (r) yang mempunyai nilai -1 sampai +1. Nilai r negatif (-) menunjukkan arah variabel yang berbeda. Nilai r positif (+) menunjukkan arah perubahan dua variabel pada arah yang sama.

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang diperoleh dari nilai tes matematika siswa kelas V SD dan skala kecemasan. Maka penelitian ini berupa penelitian kuantitatif. Berdasarkan teori tersebut peneliti melakukan penelitian apakah ada hubungan antara kecemasan terhadap prestasi belajar matematika siswa SD.

B. Waktu dan tempat penelitian 1. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2017 sampai dengan Juni 2018.

2. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Banyuurip. Desa Banyuurip rt 15/rw 5, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, 57385, Provinsi Jawa Tengah.

C. Populasi dan sampel 1. Populasi

Sugiyono (2011:61) menyatakan populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu

29

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Karakteristik yang digunakan peneliti adalah jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 1 Banyuurip .

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakter yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011:62). Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 1 Banyuurip berjumlah 19 orang, terdiri dari 12 laki-laki dan 7 perempuan.

D. Variabel Penelitian

Sugiyono (2001:31) menjelaskan bahwa variabel adalah segala apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut.

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2001:33). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kecemasan.

2. Variabel Terikat

Menurut (Sugiyono, 2001:33) variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

30

Dalam penelitian ini yang menjadi veriabel terikat adalah prestasi belajar matematika.

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Tes yang digunakan adalah tes tertulis, sedangkan teknik non tes yang digunakan adalah skala kecemasan dan wawancara.

1. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

Wawancara digunakan peneliti untuk mencari informasi keadaaan seseorang, misal keseharian, sikap terhadap sesuatu dan latar belakang siswa (Arikunto, 2010:198). Dalam penelitian yang menjadi narasumber atau yang diwawancarai adalah guru kelas V, wawancara ini dilakukan untuk mengumpulkan data awal tentang sikap keseharian siswa dalam pelajaran matematika dan materi pelajaran matematika yang dianggap sulit.

2. Skala Kecemasan

Skala kecemasan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden (Azwar, 2016:115). Skala kecemasan pada penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas V untuk mengukur tingkat kecemasan siswa dalam pembelajaran matematika. Skala kecemasan yang digunakan

31

pada penelitian ini adalah jenis skala jenis skala guttman yang bersifat tertutup dimana responden menjawab dengan pilihan yang telah ada, yaitu Ya dan Tidak. Jawaban Ya apabila sesuai kondisi yang dialami, jawaban Tidak apabila tidak sesuai yang dialami.

3. Tes Tertulis

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat (Arikunto, 2010:193). Tes digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa, berupa nilai yang diperoleh dari pelaksanaan tes (Trianto, 2001:61). Data yang diperoleh dengan teknik ini adalah data kuantitatif, karena berupa nilai angka. Tes tertulis ini digunakan untuk mengetahui prestasi siswa dalam pelajaran matematika terutama dalam materi memecahkan masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan balok.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data.

Instrumen penelitian disusun berdasarkan wawancara, skala kecemasan dan tes tertulis.

1. Wawancara

Tujuan dari wawancara dalam penelitian ini adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya (Arikunto, 2010:198).

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini ditujukan kepada guru

32

kelas V SDN 1 Banyuurip. Pedoman wawancara dan Hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 68. Berikut pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Pedoman wawancara

No Pertanyaan

1 Bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas ibu?

2 Pada saat pelajaran matematika apakah ada siswa yang mengalami kesulitan?

3 Dari pengalaman sebelumnya ibu mengajar, kira-kira materi apa yang sulit untuk ditangkap siswa?

4 Apakah saat pembelajaran matematika berlangsung siswa dapat menangkap pelajaran dengan baik?

2. Skala Kecemasan

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala kecemasan. Agar penelitian ini terarah maka peneliti membuat kisi-kisi untuk mengukur tingkat kecemasan.

Data kecemasan diperoleh dari skala kecemasan yang diisi oleh siswa kelas V. Sebelum peneliti menyebar skala kecemasan, peneliti melakukan validasi ke dosen ahli. Skala kecemasan yang dibagikan ke siswa berjumlah 30 soal. Skala kecemasan berupa pernyataan dengan dua pilihan jawaban Ya dan tidak. Penskoran yang digunakan dalam skala kecemasan ini berdasarkan skala guttman (Sugiyono, 2001:90). Pilihan jawaban Ya dan Tidak dengan keterangan sebagai berikut.

1. Jawaban Ya apabila sesuai dengan kondisi yang dialami siswa, akan mendapatkan skor 1.

2. Jawaban Tidak apabila tidak sesuai dengan kondisi yang dialami siswa, dan mendapatkan skor 0.

33

Di bawah ini merupakan kisi-kisi instrumen mengenai tingkat kecemasan ketika menghadapi ulangan matematika. Indikator yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada bab 2 halaman 9 dan mengacu pada teori Whitbourne & Krauss (dalam Desiningrum, 2016:56). Soal skala kecemasan dapat dilihat pada lampiran 5a halaman 68. Di bawah ini merupakan kisi-kisi instrumen skala kecemasan yang digunakan.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Skala Kecemasan

Aspek Indikator Pernyataan dan no soal

Fisiologis Gemetar 1. Tangan saya gemetar ketika mengerjakan soal matematika

Tidak dapat tidur 2. Saya susah tidur menjelang pelajaran matematika esok harinya.

Jantung berdebar-debar

3. Jantung saya berdebar lebih cepat ketika guru mulai menunjuk siswa untuk mengerjakan soal matematika di depan kelas.

4. Jantung saya berdetak kencang ketika guru menghampiri saya saat pelajaran matematika.

Keringat berlebihan 5. Saya berkeringat saat tidak dapat menjawab pertanyaan soal matematika yang diberikan oleh guru.

Suara bergetar 6. Suara saya bergetar ketika guru meminta saya menjawab pertanyaan soal matematika.

Sakit perut atau mual 7. Perut saya terasa mual ketika berusaha mengerjakan soal matematika.

8. Perut saya mulas ketika guru menunjuk saya untuk mengerjakan tugas di depan.

Kepala pusing 9. Saya sakit kepala (pusing) ketika berusaha mengerjakan soal matematika.

10. Saya pusing jika banyak menghafal rumus.

Tangan terasa dingin 11. Tangan saya terasa dingin ketika saya mencoba menjawab pertanyaan matematika.

Lemas 12. Tubuh saya terasa lemas ketika ditunjuk mengerjakan soal matematika di depan kelas.

Perasaan tegang 13. Saya merasa tegang selama pelajaran matematika berlangsung.

14. Saya merasa tegang saat mengerjakan soal-soal matematika

34 3. Instrumen Tes Tertulis

Pengumpulan data mengenai prestasi belajar matematika dilakukan dengan cara memberikan tes tertulis kepada siswa berupa lembar soal matematika. Soal matematika dibuat oleh peneliti dan divalidasikan ke dosen ahli. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini Sulit berbicara 15. Saya sulit menjawab pertanyaan matematika

secara lisan dari guru.

Sesak nafas 16. Saya sulit bernafas saat mengerjakan soal matematika.

Psikologis Ingin melarikan diri 17. Saya lebih suka membolos daripada mengikuti pelajaran matematika.

18. Saya mencari alasan untuk tidak mengikuti pelajaran matematika.

Sulit berkonsentrasi 19. Saya kehilangan konsentrasi dalam mengerjakan soal ketika teman-teman sudah banyak yang selesai.

20. Saya tidak dapat berkonsentrasi dalam pelajaran di kelas karena teman saya ribut.

Khawatir 21. Saya khawatir jika mendapat nilai jelek pada pelajaran matematika.

22. Saya merasa khawatir jika waktu yang tersedia tidak cukup untuk menyelesaikan semua soal yang berkaitan dengan matematika.

23. Saya khawatir tidak dapat menjawab ketika ditanya oleh guru.

24. Saya khawatir jika jawaban saya salah ketika mengerjakan soal di depan kelas.

25. Saya mengkhawatirkan kegagalan dalam mengerjakan test matematika.

Takut 26. Saya tidak berani menanyakan materi yang kurang jelas kepada guru.

27. Saya takut menghadapi tes matematika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.

28. Saya takut ditertawakan oleh guru dan teman ketika saya salah menjawab soal.

Kegelisahan (mencari kesibukan)

29. Saat guru menjelaskan matematika, saya lebih suka mengobrol dengan teman.

30. Saya lebih suka menggambar daripada mendengarkan penjelasan guru saat pelajaran matematika.

35

menggunakan teknik tes tertulis berupa lembar soal matematika berjumlah 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.

Penskoran tes matematika soal pilihan ganda setiap jawaban benar mendapatkan skor 1 dan apabila salah mendapatkan skor 0 (Azwar, 2016:113). Pemberian skor untuk uraian antara 0 sampai 2 untuk setiap item, yang merupakan “rating” terhadap cakupan isi jawaban dan relevansinya dengan pertanyaan (Azwar, 2016:118). Soal matematika dan kunci jawaban dapat dilihat pada lampiran 5b halaman 71. Berikut rubrik penilaian dan kisi-kisi soal matematika yang digunakan.

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Soal Uraian Matematika Skor

Apabila siswa menjawab benar beserta cara

Berikut ini merupakan kisi-kisi dari soal matematika Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Matematika

KD Indikator Soal Bentuk Penilaian

dan No Soal

4.2.1 Menghitung volum kubus yang sudah diketahui

4.2.1 Menghitung volum kubus yang sudah diketahui

Dokumen terkait