• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V SDN 1 BANYUURIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V SDN 1 BANYUURIP"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI VOLUME KUBUS DAN

BALOK PADA SISWA KELAS V SDN 1 BANYUURIP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

ARINTA MEGA FAP NIM: 141134171

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2018

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas dukungan dan doa dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya persembahkan skripsi ini kepada:

1.

Bapak dan ibu saya, yang telah memberikan dukungan moral maupun materi serta doa yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan doa.

2.

Kakak-kakak saya, Mbak Lia, Mas Luki, dan Mbak Angga yang tidak ada henti-hentinya memberikan motivasi dan nasehat untuk mengerjakan skripsi.

3.

Teman skripsi sepayung saya Kila, Vera, Kiki terima kasih sudah menjadi patner berkeluh kesah dengan skripsi dan sabar dengan sifat keegoisan saya.

4.

Sahabat dan teman-teman kelas C yang selalu menemani dari semester 1 sampai akhir.

5.

Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma.

(5)

v MOTTO

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar dari pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Juli 2018 Penulis

Arinta Mega FAP

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Arinta Mega FAP

Nomor Mahasiswa : 141134171

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V SDN 1 BANYUURIP”.

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 11 Juli 2018 Yang menyatakan

(Arinta Mega FAP)

(8)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK PADA SISWA

KELAS V SDN 1 BANYUURIP

Arinta Mega FAP NIM 141134171

2018

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam individu dan dari luar individu. Faktor dari dalam adalah faktor jasmaniah, fisiologis dan psikologis, sedangkan faktor dari luar yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecemasan dengan prestasi belajar matematika materi volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Banyuurip. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan model quasi eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, skala kecemasan, dan tes tertulis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 1 Banyuurip dan sampel yang digunakan adalah siswa kelas V SDN 1 Banyuurip. Uji prasyarat menggunakan uji normalitas dan linieritas. Teknik analisis data yang digunakan adalah pearson product moment dengan bantuan SPSS 16.

Hasil uji normalitas skala kecemasan dan prestasi belajar sebesar 0,451 dan 0,117 nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka data normal, sedangkan hasil uji linieritas 0,535 lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan linier. Hasil uji pearson product moment sebesar 0,527 lebih besar dari r tabel, Artinya nilai korelasi r hitung lebih besar dari r tabel, maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara kecemasan dengan prestasi belajar. Hubungan antara variabel kecemasan dengan prestasi belajar sebesar 0,527, nilai tersebut menunjukkan nilai positif, yang artinya kecemasan meningkat maka prestasi akan meningkat atau kecemasan menurun maka prestasi akan menurun.

Kata Kunci: kecemasan, prestasi belajar matematika

(9)

ix ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN ANXIETY WITH LEARNING ACHIEVEMENT OF MATHEMATICS VOLUME MATERIALS CUBE

AND BEAMS ON STUDENT CLASS V SDN 1 BANYUURIP

Arinta Mega FAP NIM 141134171

2018

Student achievement is influenced by several factors from in individuals and from outside the individuals. Factors from intern are physical, physiological, and psychological, while external factors are school, family, and society

This research to determine whether there was relationship between anxiety with learning achievement mathematics material volume of cube and beams on students of grade V SDN 1 Banyuurip. This type of research was quantitative with quasi experimental model. Data collection techniques used interviews, anxiety scales, and written tests. Population in this research was all students grade V SDN 1 Banyuurip and the sample used was 19 students of class V SDN 1 Banyuurip. The prerequisite test used the test of normality and linearity. The analysis data technique used was pearson product moment with the help of SPSS 16.

The results normality of anxiety scale and learning achievement of 0,451 and 0,117 value was greater than 0.05 then the normal data, while the linearity 0f 0,535 >0,05 the data was said linear. The result pearson product moment was 0,527 bigger than r table, means the value of correlation r count bigger than r table then it can be said that there was relationship between anxiety and learning achievement. The relationship between variables of anxiety and learning achievement of 0,527, the value indicates a positive relationship, in which means anxiety increase so the learning achievement will increase or anxiety decrease then achievement decrease.

Keyword: anxiety, mathematics learning achievement.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena limpahan dan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini yang berjudul “Hubungan Antara Kecemasan dengan Prestasi Belajar Matematika Materi Volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Banyuurip” diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis skripsi ini tidak terlepas dari peran serta kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya pada semua pihak, khususnya kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo S.Pd., M.Si., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd., sebagai Ketua Prodi PGSD.

3. Kintan Limiansih S.Pd., M.Pd., sebagai Wakaprodi PGSD.

4. Brigitta Erlita T.A., M.Psi., selaku dosen pembimbing I yang dengan kesabaran telah membimbing peneliti hingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.

5. Maria Agustina Amelia S.Si., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang berkenan pula dalam membimbing peneliti.

6. Kepala sekolah dan guru SDN 1 Banyuurip yang telah memberikan izin mengadakan penelitian di sekolah ini.

7. Siswa kelas V SDN 1 Banyuurip yang telah berkenan menjadi subjek dalam penelitian.

8. Bapak dan ibu tercinta, yang telah memberikan dukungan moral maupun materi serta doa yang tiada henti untuk kesuksesan saya.

9. Kakak-kakak saya, Mbak Lia, Mas Luki, dan Mbak Angga yang tidak ada henti-hentinya memberikan motivasi dan nasehat untuk mengerjakan skripsi.

10. Teman dekatku Heri Sulistyono yang senantiasa sabar dan menemaniku sejak awal semester sampai akhir. Terima kasih untuk kesabaran selama ini.

(11)

xi

11. Sahabat-sahabat saya (Vera, Oda, Kila, Teo, Tami, Dwining) yang selalu memberikan motivasi.

12. Teman skripsi sepayung saya Kila, Vera, Kiki terima kasih sudah menjadi patner berkeluh kesah dengan skripsi dan sabar dengan sifat keegoisan saya.

13. Sahabat dan teman-teman kelas C yang selalu menemani dari semester 1 sampai akhir.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, maka penulis menerima saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini. Penulis berharap, hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca.

Yogyakarta, 11 Juli 2018 Penulis

Arinta Mega FAP

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Manfaat Teoritis ... 5

2. Manfaat Praktis ... 5

E. Definisi Operasional... 6

1. Kecemasan ... 6

2. Prestasi Belajar ... 6

3. Mata Pelajaran Matematika ... 6

(13)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Kecemasan ... 7

a. Pengertian kecemasan ... 7

b. Indikator kecemasan ... 8

c. Macam-macam gangguan kecemasan ... 10

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ... 12

e. Cara mengatasai kecemasan ... 14

2. Prestasi Belajar ... 15

a. Pengertian prestasi belajar ... 16

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ... 17

3. Matematika ... 17

a. Pengertian matematika ... 19

b. Materi matematika ... 21

B. Penelitian Yang Relevan... 21

C. Kerangka Berpikir ... 24

D. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Waktu dan tempat penelitian ... 28

1. Waktu ... 28

2. Tempat ... 28

C. Populasi dan sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel ... 28

D. Variabel Penelitian... 29

1. Variabel bebas ... 29

2. Variabel Terikat ... 29

E. Teknik pengumpulan data ... 30

1. Wawancara ... 30

2. Skala Kecemasan ... 30

(14)

xiv

3. Tes Tertulis ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 31

1. Wawancara ... 31

2. Skala Kecemasan ... 32

3. Instrumen Tes Tertulis ... 34

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 36

1. Uji Validitas ... 36

a. Validitas isi ... 36

1) Validitas skala kecemasan ... 37

2) Validitas soal matematika ... 39

b. Validitas kontruk ... 40

2. Uji Reliabilitas ... 42

H. TeknikAnalisisData... 44

1. Analisis wawancara ... 44

2. Penentuan kategori ... 44

a. Kategori skala kecemasan ... 44

b. Kategori prestasi belajar ... 45

3. Uji Prasyarat ... 46

a. Uji normalitas ... 46

b. Uji linieritas ... 47

4. Uji Hipotesis ... 47

a. Korelasi pearson product moment ... 48

b. Korelasi Spearman ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Hasil penelitian ... 49

1. Hasil Wawancara ... 49

2. Menentukan kategori ... 49

a. Kategori skala kecemasan ... 49

b. Kategori prestasi belajar ... 50

3. Uji Prasyarat ... 51

a. Uji normalitas ... 51

(15)

xv

b. Uji linieritas ... 53

4. Uji Hipotesis ... 54

a. Korelasi pearson product moment. ... 54

B. Pembahasan ... 55

BAB V PENUTUP ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Keterbatasan Penelitian ... 59

C. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN ... 63

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 95

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Rumus Volume Kubus ... 19

Tabel 2.2 Rumus Volume Balok ... 20

Tabel 3.1 Pedoman wawancara guru ... 32

Tabel 3.2 Kisi-kisi skala kecemasan ... 33

Tabel 3.3 Rubrik penilaian soal matematika ... 35

Tabel 3.4 Kisi-kisi soal matematika ... 35

Tabel 3.5 Rumus mencari skor Kriterium ... 38

Tabel 3.6 Pengkategorian instrumen skala kecemasan ... 38

Tabel 3.7 Pengkategorian instrumen tes tertulis ... 40

Tabel 3.8 Hasil validitas konstruk pilihan ganda matematika... 41

Tabel 3.9 Hasil validitas konstruk uraian matematika ... 41

Tabel 3.10 Hasil reliabilitas pilihan ganda matematika ... 43

Tabel 3.11 Hasil reliabilitas uraian matematika ... 43

Tabel 3.12 Kategori skala kecemasan ... 45

Tabel 3.13 Kategori prestasi belajar ... 46

Tabel 4.1 Hasil pengkategorian skala kecemasan ... 50

Tabel 4.2 Hasil pengkategorian prestasi belajar ... 51

Tabel 4.3 Hasil uji Normalitas ... 52

Tabel 4.4 Hasil uji Linieritas ... 53

Tabel 4.5 Hasil korelasi pearson product moment ... 54

(17)

xvii

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1 Penelitian yang relevan ... 24 Bagan 2.2 Kerangka berpikir ... 26

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kubus ... 19 Gambar 2.2 Balok ... 20

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 surat izin penelitian dari kampus ... 64

Lampiran 2 surat keterangan penelitian dari sd ... 65

Lampiran 3 surat permohonan validasi ke guru dan dosen ... 66

Lampiran 4 hasil wawancara dengan guru kelas ... 67

Lampiran 5 soal skala kecemasan dan soal matematika ... 68

a. Soal skala kecemasan ... 68

b. Soal matematika ... 71

Lampiran 6 data skala kecemasan ... 77

Lampiran 7 data prestasi belajar ... 78

Lampiran 8 hasil validasi skala kecemasan dosen ahli ... 81

Lampiran 9 hasil validasi soal matematika dari guru ... 82

Lampiran 10 hasil validasi soal matematika dosen ahli ... 83

Lampiran 11 hasil perhitungan skor kriterium pengkategorian validasi isi ... 84

a. Skala kecemasan ... 84

b. Prestasi belajar ... 84

Lampiran 12 hasil validasi kontruk matematika ... 85

a. Pilihan ganda ... 85

b. Uraian ... 87

Lampiran 13 hasil reliabilitas soal matematika... 88

a. Reliabilitas pilihan ganda ... 88

b. Reliabilitas uraian ... 88

Lampiran 14 hasil uji normalitas ... 89

Lampiran 15 hasil uji linieritas ... 90

Lampiran 16 hasil uji pearson product moment ... 91

Lampiran 17 r tabel kriteria product moment ... 92

Lampiran 18 hasil perhitungan pengkategorian mencari interval ... 93

Lampiran 19 foto saat penelitian ... 94

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya.

Matematika sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena segala aktivitas yang dilakukan manusia menggunakan matematika. Misalnya atauran-aturan dalam hitung operasi bulat, memecahkan masalah sosial dan ekonomi (Runtukahu & Kandou, 2014:28). Menurut Sujono (dalam Fathani 2009:19) matematika adalah cabang ilmu pengetahuan dan terorganisasi secara sistematik, selain itu matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran logis.

Kitcher (dalam Jackson, 1992:29) mengemukakan matematika terdiri dari komponen-komponen antara lain: 1. Bahasa yang dijalankan oleh para matematikawan, 2. Pernyataan yang digunakan oleh para matematikawan, 3.

Pertanyaan penting yang hingga saat ini belum terpecahkan, 4. Alasan yang digunakan untuk menjelaskan pernyataan, 5. Ide matematika itu sendiri.

Tujuan umum pembelajaran matematika dijenjang pendidikan dasar adalah mempersiapkan anak agar mampu menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan kesehariannya dalam mempelajari ilmu pengetahuan lain (Runtukahu & Kandou, 2014:16). Melalui pelajaran matematika, siswa diharapkan mampu menguasai matematika sejak duduk di

(21)

2

bangku pendidikan sekolah dasar. Dasar-dasar matematika yang kuat dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilan anak dalam melakukan penalaran, berpikir kritis dan logis, kemampuan memecahkan masalah, serta kemampuan menganalisis (Susilowati, 2017:10). Saat ini kegiatan matematika lebih disesuaikan dengan kebutuhan anak didik dan dunia nyata sehingga dapat mempengaruhi prestasi siswa.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan.

Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Prestasi belajar yang baik mencerminkan keberhasilan pendidikan seseorang. Bagi siswa yang kurang berprestasi dianggap mengalami kegagalan dalam proses belajar dan tidak jarang dianggap sebagai anak mempunyai kecerdasan kurang (Djamarah, 1994:20). Prestasi belajar menjadi ujung dari proses belajar mengajar, yang berguna sebagai alat ukur sejauh mana mampu menguasai materi yang telah disampaikan guru. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh faktor kecerdasan. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah (Sunarto, 1996:162).

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam individu (intern) dan dari luar individu (ekstern) (Slameto, 2013:54).

Faktor intern yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan, sementara faktor ekstern meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu faktor yang

(22)

3

mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor intern atau faktor psikologis dan fisiologis. Faktor psikologis mengacu pada suasana hati atau emosi yang tidak nyaman yang berupa perasaan panik, gugup, khawatir, cemas yang ditimbulkan oleh adanya permasalahan, faktor fisiologis mengacu pada kondisi badan atau tubuh yang berupa gemetar, pucat, sulit berbicara (Desiningrum, 2016:55).

Berdasarkan wawancara dengan guru kelas V SDN 1 Banyuurip pada tanggal 21 Oktober 2017, hasil ulangan matematika siswa kelas V di bawah rata-rata yaitu 63, sedangkan KKM mata pelajaran matematika 65. Perilaku siswa saat pelajaran matematika yaitu siswa merasa bosan, sulit berkonsentrasi, sering izin ke kamar mandi, dan menggigit kuku. Guru mengungkapkan bahwa pada saat mengerjakan soal matematika mereka sulit untuk berpikir, kemampuan memecahkan masalah kurang, dan kurang percaya diri. Saat pelajaran matematika berlangsung raut wajah siswa berubah menjadi merah, pucat, dan berkeringat. Raut wajah siswa yang berubah menjadi merah merupakan tanda-tanda kecemasan. Kecemasan adalah perasaan yang wajar dialami setiap manusia. Kecemasan juga dapat diartikan suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Wiramihardja, 2005:66).

Dalam penelitian ini yang diteliti lebih spesifik yaitu kecemasan pada pelajaran matematika siswa kelas V di SD. Peneliti memilih kelas V karena di kelas V terdapat masalah yang berkaitan dengan matematika. Materi

(23)

4

matematika yang diteliti lebih spesifik adalah pemecahan masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan balok. Peneliti memilih materi tersebut karena pada saat melakukan wawancara kepada guru kelas sebelum peneliti melakukan penelitian, banyak siswa yang sulit berkonsentrasi, mendapatkan nilai di bawah rata-rata yaitu 63, dan sering izin ke kamar mandi.

Oleh karena itu peneliti perlu melakukan penelitian hubungan antara kecemasan dengan prestasi belajar untuk melihat apakah ada hubungan antara kecemasan dengan prestasi belajar. Dalam penelitian ini variabel yang ingin diteliti kaitannya dengan prestasi belajar adalah variabel kecemasan dan prestasi belajar matematika.

Penelitian ini penting karena belum banyak yang melakukan penelitian tentang kecemasan dan prestasi belajar matematika. Prestasi dapat diukur dan diketahui dengan mengadakan tes, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan siswa saat pelajaran matematika.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian di Sekolah Dasar dengan judul penelitian “Hubungan antara Kecemasan dengan Prestasi Belajar Matematika Materi Volume Kubus dan Balok pada Siswa Kelas V SDN 1 Banyuurip”.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara kecemasan dengan prestasi belajar matematika materi volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Banyuurip?

(24)

5 C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara kecemasan dengan prestasi belajar matematika materi volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Banyuurip.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dan pembaca tentang hubungan antara kecemasan dengan prestasi belajar matematika siswa di SD.

2. Manfaat Praktis a) Bagi Peneliti

a. Peneliti memperoleh wawasan antara lain:

1) Cara membuat instrumen penelitian non tes yaitu wawancara dan skala kecemasan.

2) Cara membuat instrumen penelitian tes yaitu soal matematika.

3) Cara menganalisis skala kecemasan dan soal matematika.

b) Bagi Guru

Membantu guru dalam memahami tanda-tanda kecemasan yang dialami siswa saat menghadapi pelajaran matematika sehingga dapat disikapi dengan bijaksana.

(25)

6 E. Definisi Operasional

1. Kecemasan

Kecemasan adalah reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang, sebagai hasil pikiran tidak nyaman yang kelihatannya negatif bagi seseorang tetapi tidak mengancam secara terbuka. Kecemasan merupakan perasaan tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah seperti khawatir, prihatin, rasa takut yang dialami.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil pengukuran perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar yang berwujud angka atau suatu kesempurnaan yang dicapai oleh peserta didik dalam berpikir, merasa, dan berbuat. Ketercapaian suatu hasil belajar siswa dapat dilihat dari tiga aspek yaitu, kognitif, afektif, psikomotorik.

3. Mata Pelajaran Matematika

Matematika adalah ilmu pasti yang semuanya berkaitan dengan penalara serta himpunan dari nilai kebenaran, dalam bentuk suatu pernyataan yang dilengkapi dengan bukti. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, alat pikir, berkomunikasi, serta alat memecahkan masalah persoalan praktis yang unsur-unsurnya logika.

(26)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka 1. Kecemasan

a. Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang, kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi (Desiningrum, 2016:55). Kecemasan sebagai hasil pikiran tidak nyaman yang bereaksi terhadap keadaan yang kelihatannya negatif bagi seseorang tetapi tidak mengancam secara terbuka. Atkinson (2001:212) mengemukakan bahwa kecemasan adalah perasaan tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah seperti khawatir, prihatin, rasa takut yang kadang-kadang dialami.

Ramaiah (2003:6) menjelaskan kecemasan adalah hasil dari proses psikologi dan proses fisiologi dalam tubuh manusia. Kecemasan tidak sama dengan rasa takut sekalipun. Rasa takut adalah reaksi yang dihadapi seseorang hanya sejenak. Kecemasan menunjukkan reaksi terhadap bahaya yang memperingatkan orang dari dalam secara naluri, bahwa ada bahaya dan orang yang bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut. Kelly (dalam Feist, 2017:304) mengungkapkan kecemasan (anxiety) sebagai kesadaran bahwa kejadian yang dihadapkan pada

(27)

8

seseorang berada di luar jangkauan praktis dari sistem konstruk dari orang tersebut.

Dari beberapa teori yang telah dipaparkan oleh para ahli di atas tentang kecemasan, dapat disimpulkan kecemasan adalah reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang, sebagai hasil pikiran tidak nyaman yang kelihatannya negatif bagi seseorang tetapi tidak mengancam secara terbuka. Kecemasan merupakan perasaan tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah seperti khawatir, prihatin, rasa takut yang dialami.

b. Indikator Kecemasan

Para ahli menjelaskan beberapa indikator kecemasan yang dialami oleh seseorang. Indikator yang dialami beberapa orang berbeda-beda.

Indikator tersebut saling berkaitan dan berhubungan dengan kondisi siswa (Kardjono, 2009:30), indikator kecemasan terdiri dari:

a) Perasaan takut yaitu suatu perasaan yang tidak menyenangkan akan suatu hal yang nyata ataupun hanya berupa khayalan yang dianggap membahayakan diri.

b) Perasaan was-was yaitu ketika diri memiliki perasaan cemas yang berlebihan.

c) Perasaan khawatir yaitu suatu keadaan dimana ketika pikiran diri sering beralih dari fokus permasalahan.

(28)

9

Whitbourne & Krauss (dalam Desiningrum, 2016:56) membagi indikator kecemasan menjadi dua aspek gejala kecemasan fisiologis dan gejala psikologis.

a) Gejala fisiologis meliputi gejala yang menyangkut kondisi badan atau tubuh seseorang yang cemas, terutama yang menyangkut fungsi sistem syaraf yang ditunjukkan dari ekspresinya seperti gemetar, pucat, menggigit kuku, tidak dapat tidur, perut mual, keringat berlebihan, sulit bicara, nafas pendek, jantung berdebar-debar dan tangan terasa dingin. Adapun beberapa indikator mengenai gejala fisiologis meliputi gemetar, susah tidur, jantung berdebar-debar, keringat berlebih, suara bergetar, sakit perut atau mual, kepala pusing, tangan teras dingin, lemas, perasaan tegang dan sulit berbicara.

b) Gejala psikologis meliputi gejala yang terkait dengan kondisi emosi dan pikiran seseorang yang mengalami kecemasan seperti takut dan khawatir yang tidak terkendali, merasa tertekan, merasa tidak mudah menghadapi sesuatu yang buruk yang akan terjadi, terus menerus mengeluh tentang perasaan takut terhadap masa depan, percaya sesuatu yang menakutkan akan terjadi dengan sebab yang tidak jelas, kepekaan yang tajam dengan sensasi tubuh, terancam dengan orang atau keadaan yang secara normal tidak diperhatikan, takut kehilangan kontrol, takut tidak bisa menghadapi permasalahan, berpikir hal tertentu berulang-ulang, ingin melarikan diri, bingung, kesulitan berkonsentrasi. Adapun indikator psikologis meliputi ingin melarikan diri, khawatir, sulit berkonsentrasi, gelisah dan takut.

(29)

10

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan adanya aspek kecemasan, antara lain: kecemasan fisiologis dan kecemasan psikologis. Indikator kecemasan fisiologis antara lain (1) gemetar, (2) susah tidur, (3) jantung berdebar-debar, (4) keringat berlebih, (5) suara bergetar, (6) sakit perut atau mual, (7) kepala pusing, (8) tangan terasa dingin, (9) lemas, (10) perasaan tegang dan (11) sulit berbicara. Adapun indikator dari kecemasan psikologis antara lain (1) was-was, (2) rasa takut, (3) ingin melarikan diri, (4) khawatir, (4) sulit berkonsentrasi, (5) gelisah

Peneliti menggunakan indikator dari Whitbourne & Krauss (dalam Desiningrum, 2016:56) sebagai acuan penelitian. Indikator penelitian diantaranya sebagai berikut (1) Gemetar, (2) tidak dapat tidur, (3) jantung berdebar-debar, (4) keringat berlebihan, (5) suara bergetar, (6) sakit perut atau mual, (7) kepala pusing, (8) tangan terasa dingin, (9) mual, (10) perasaan tegang, (11) sulit berbicara, (12) sesak nafas, (13) ingin melarikan diri, dan (14) sulit berkonsentrasi.

c. Macam-macam gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan adalah gangguan psikologis yang mencakup ketegangan motorik (King, 2010:301). Beberapa gangguan kecemasan antara lain.

1) Gangguan kecemasan tergeneralisasi

Gangguan kecemasan tergeneralisasi ini dimana seseorang dengan gangguan kecemasan tergeneralisasi merasa cemas hampir setiap saat.

(30)

11

Para penderita mengalami kecemasan yang terus-menerus, dan tidak mampu untuk menunjuk alasan jelas untuk kecemasan tersebut.

2) Gangguan panik

Gangguan panik seseorang mengalami secara berulang-ulang kemunculan mendadak dari sebuah teror yang sangat intens. Individu sering mengalami perasaan hancur, tetapi mungkin saja tidak mengalami cemas. Gangguan panik sering muncul tanpa peringatan terlebih dahulu dan menghasilkan deyut jantung yang sangat cepat, sakit di dada, gemetar, berkeringat, pusing dan perasaan tidak berdaya.

3) Gangguan fobia

Gangguan kecemasan yang ketakutannya yang terus bertahan yang bersifat irasional, berlebihan terhadap sesuatu objek atau situasi tertentu.

4) Gangguan obsesif-kompulsif

Gangguan obsesif-kompulsif adalah gangguan dimana individu memiliki pikiran-pikiran yang menimbulkan kecemasan yang tidak akan hilang dan dorongan untuk melakukan perilaku berulang yang seperti ritual untuk mencegah atau menghasilkan situasi serupa di masa depan.

Gangguan kecemasan adalah suatu kondisi penyebab kegelisahan atau ketegangan yang menahun dan berlebihan, sering kali dipicu oleh faktor-faktor provokatif apapun (Ramaiah, 2003:13). Ada beberapa gangguan kecemasan antara lain:

(31)

12 1) Gangguan kepanikan

Gangguan kepanikan yang wajar ialah perasaan panik, palpitasi (degup jantung yang keras dan kesadaran denyut jantung), rasa sakit dada, sulit bernafas atau bernafas cepat dan rasa pusing atau rasa lemah.

2) Gangguan kecemasan pada umumnya

Gangguan kecemasan pada umumnya adalah suatu kondisi penyebab kegelisahan atau ketegangan yang menahun dan berlebihan, sering kali tidak dipicu oleh faktor lain.

3) Gangguan fobia

Gangguan fobia adalah kondisi-kondisi dimana meliputi ketakutan yang tidak rasional pada suatu objek, aktivitas atau situasi tertentu.

Menurut pendapat para ahli, dapat disimpulkan gangguan kecemasan antara lain: (1) gangguan kecemasan tergeneralisasi, (2) gangguan panik, (3) gangguan fobia, dan yang terakhir (4) gangguan obsesif-kompulsif.

d. Faktor yang mempengaruhi kecemasan

Seluruh ingatan yang ditekan selama masa balita dan masa kanak- kanak dapat berdampak pada kehidupan di masa dewasa, dan akhirnya menjadi kecemasan. Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu panjang dan sebagian besar tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang (Ramaiah, 2003:11). Ada empat faktor yang

(32)

13

mempengaruhi perkembangan pola dasar yang menunjukkan reaksi cemas antara lain.

1) Lingkungan

Lingkungan atau sekitar tempat tinggal anda mempengaruhi cara berpikir tentang diri sendiri dan orang lain. Hal ini bisa saja disebabkan pengalaman dengan keluarga, dengan sahabat, dengan rekan kerja, dan lain-lain. Kecemasan wajar timbul jika merasa tidak aman terhadap lingkungan.

2) Emosi yang ditekan

Kecemasan bisa terjadi jika tidak mampu menekan jalan keluar untuk perasaan dalam hubungan personal. Jika menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu lama sekali.

3) Sebab-sebab fisik

Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Ini biasanya terlihat dalam kondisi seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi ini perubahan-perubahan perasaan lazim muncul dan ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan.

4) Keturunan

Sekalipun gangguan emosi ada yang ditemukan dalam keluarga- keluarga tertentu, ini bukan merupakan penyebab penting dari kecemasan.

(33)

14

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada empat faktor penyebab kecemasan: 1) lingkungan, 2) emosi yang ditekan, 3) sebab- sebab fisik, 4) keturunan.

e. Cara mengatasi kecemasan

Cara mengatasi kecemasan dapat dilakukan secara alami, yaitu menyarankan teknik-teknik relaksasi, perilaku pendukung dan pemberian semangat dari keluarga, dan sahabat, latihan serta diet untuk mengatasi kecemasan. Para ahli juga mengemukakan beberapa cara mengatasi kecemasan. Ramaiah (2003:98) menjelaskan beberapa cara mengatasi kecemasan siswa. Kecemasan yang dialami siswa sekolah dasar, guru dapat mengatasi dengan cara sebagai berikut:

1) Pengendalian diri

Cara paling tepat untuk mengendalikan kecemasan adalah bersantai. Menganalisis kondisi dan situasi yang menyebabkan kecemasan dan identifikasi pilihan-pilihan atau solusi yang tepat.

Selalu mengembangkan sikap yang positif.

2) Menghindari situasi disaat siswa yang mempunyai kecemasan tinggi ditempatkan di muka.

3) Dukungan

Dukungan dari teman satu kelas, guru dan keluarga dapat memberikan kesembuhan sementara namun tidak dapat mencegah atau menyembuhkan kecemasan.

4) Hindari menekankan waktu yang tidak penting.

(34)

15

5) Pindahkan beberapa tekanan dari tes-tes terstandar yang diperlukan ke tes sehari-hari.

Dari beberapa uraian di atas ada beberapa cara mengatasi gangguan kecemasan, diantaranya: 1) pengendalian diri, 2) memberi dukungan, 3) tidak memberikan tekanan.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi belajar

Sugihartono (2007:130) menyatakan prestasi belajar adalah hasil pengukuran perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar yang berwujud angka ataupun pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi belajar. Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan perilaku akibat belajar memiliki ciri-ciri yang khas. Menurut Suryabrata (2006:293) prestasi belajar merupakan nilai perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan prestasi belajar selama waktu tertentu.

Nasution (dalam Hamdu & Agustin, 2011:83) mengungkapkan prestasi belajar adalah suatu kesempurnaan yang dicapai oleh peserta didik dalam berpikir, merasa, dan berbuat. Ketercapaian suatu hasil belajar siswa dapat dilihat dari tiga aspek yaitu, kognitif, afektif, psikomotorik.

Menurut Ghufron (2013:9) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan aktivitas belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau huruf.

(35)

16

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil pengukuran perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar yang berwujud angka atau suatu kesempurnaan yang dicapai oleh peserta didik dalam berpikir, merasa, dan berbuat.

Ketercapaian suatu hasil belajar siswa dapat dilihat dari tiga aspek yaitu, kognitif, afektif, psikomotorik.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor.

Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar dirinya atau lingkungannya (Sukmadinata, 2005:167). Faktor mempengaruhi belajar antara lain adalah faktor dalam dan faktor luar. Faktor luar terdiri dari lingkungan dan instrumental, sedangkan faktor dalam yaitu fisiologi dan psikologi (Rohmah, 2012:194).

1) Faktor Lingkungan

a) Lingkungan alami yaitu tempat tinggal anak didik hidup dan berusaha di dalamnya, tidak boleh ada pencemaran lingkungan.

b) Lingkungan sosial budaya hubungan manusia sebagai makhluk sosial.

2) Faktor Instrumental

Seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk untuk mencapai tujuan, yang meliputi: kurikulum, sarana dan prasarana, program, guru.

(36)

17 3) Kondisi fisiologis

Kondisi fiosiologis seperti halnya kondisi jasmani, gizi yang cukup, dan memiliki kondisi panca indera yang lengkap.

4) Kondisi psikologis

Belajar hakikatnya adalah proses psikologis, oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Faktor psikologis yang mempengaruhi antara lain minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.

3. Matematika

a. Pengertian Matematika

Depdiknas (dalam Susanto, 2013:184) mengungkapkan matematika berasal dari bahasa latin yaitu manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, dalam bahasa belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang semuanya berkaitan dengan penalaran.

Matematika merupakan satu bidang studi yang hampir selalu ada dan diajarkan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Marsigit (2003:4) berpendapat bahwa matematika adalah himpunan dari nilai kebenaran, dalam bentuk suatu pernyataan yang dilengkapi dengan bukti.

Johnson & Rising (dalam Runtukahu & Kandou, 2014:28) mengatakan matematika adalah pengetahuan terstruktur, dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan dan berdasarkan aksioma, sifat, atau teori yang

(37)

18

telah dibuktikan kebenarannya. Pemusatan pengajaran matematika SD sering hanya pada ketrampilan berhitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pecahan, desimal) dan jika anak telah menguasai berhitung ia telah menguasai semua kompetensi matematika.

Menurut Susanto (2013:185) matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, memberi kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Uno (2008:129) berpendapat bahwa matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat memecahkan masalah persoalan praktis yang unsur- unsurnya logika.

Berdasarkan penjelasan dari para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan matematika adalah ilmu pasti yang semuanya berkaitan dengan penalara serta himpunan dari nilai kebenaran, dalam bentuk suatu pernyataan yang dilengkapi dengan bukti. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, alat pikir, berkomunikasi, serta alat memecahkan masalah persoalan praktis yang unsur-unsurnya logika.

b. Materi Matematika volume kubus dan balok

Volume adalah ukuran besarnya ruang yang dapat ditempati bangun ruang (Purwanto, 2018:8). Dalam kehidupan sehari-hari kita sering

(38)

19

menemukan masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan balok. Di bawah ini materi tentang kubus dan balok.

1) Volume Kubus

Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang sisi yang kongruen berbentuk bujur sangkar. Kubus memiliki 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut. Di dalam kubus tidak akan menemukan istilah panjang, lebar dan tinggi. Kubus hanya menemukan istilah rusuk atau sisi. Kubus juga disebut bidang enam beraturan, selain itu kubus merupakan bentuk dalam prisma segienam. Sifat-sifat kubus adalah 1) semua sisi merupakan persegi, 2) semua rusuk sama panjang, 3) semua diagonal sama panjang, dan 4) semua diagonal ruang sama panjang. Di bawah ini gambar sebuah kubus.

Gambar 2.1 Kubus

Untuk mencari volume kubus pada gambar 2.1 dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Tabel 2.1 Rumus Volume Kubus

Keterangan:

V = Volume S = sisi

V= s x s x s

(39)

20 2) Volume Balok

Balok adalah bangun ruang dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang persegi atau persegi panjang. Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut. Balok sebenarnya mirip dengan kubus, namun rusuk- rusuk yang ada pada balok memiliki ukuran yang berbeda. Pada rumus volume balok menggunakan istilah panjang, lebar, dan tinggi. Di bawah ini merupakan gambar balok. Sifat-sifat dari balok adalah 1) sisi-sisi balok berbentuk persegi panjang, 2) rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang, 3) setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran sama panjang, 4) setiap diagonal pada balok memiliki bentuk persegipanjang. Di bawah ini merupakan gambar balok.

Gambar 2.2 Balok

Untuk mencari volume balok pada gambar 2.2 dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Tabel 2.2 Rumus Volume Balok

Keterangan:

V = Volume P = panjang l = lebar t = tinggi

V= p x l x t

(40)

21 B. Penelitian Yang Relevan

Ayuningtyas (2009) melakukan penelitian studi deskriptif kecemasan siswa kelas 6 sekolah dasar dalam menghadapi ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecemasan siswa kelas 6 SD dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan siswa yang mengalami kecemasan dalam menghadapi ujian atau tes. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 6 SD di SD Pangudi Luhur, Yogyakarta, berjumlah 70 orang. Alat ukur dalam penelitian ini adalah skala kecemasan terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN).

Korelasi item total bergerak antara 0,311 s/d 0,729. Estimasi reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0,949. Berdasarkan analisis data, diperoleh mean empirik < mean teoritik yaitu 113,4857 < 135. Hal ini menunjukkan kecemasan siswa rendah.

Berdasarkan norma kategorisasi yang ada: 51, 43% subjek dalam penelitian ini berada pada kategori kecemasan terhadap UASBN sedang dan 42, 86%

berada pada kategori kecemasan rendah.

Haryati (2015) melakukan penelitian tentang hubungan minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD se-Gugus Wonokerto Turi Sleman Tahun Ajaran 2014/ 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD se-

(41)

22

Gugus Wonokerto, Turi, Sleman tahun ajaran 2014/2015. Metode penelitian ini adalah korelasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan tabel Isaac dan Michael. Penentuan ukuran sampel setiap sekolah menggunakan teknik

proportional random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala dan teknik dokumentasi berupa nilai ujian tengah semester. Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment. Uji prasyarat analisis berupa uji normalitas dan linieritas. Teknik analisis dan uji prasyarat analisis menggunakan program komputer SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD se-Gugus Wonokerto. Hal ini dibuktikan dengan nilai r sebesar 0,565, dan nilai signifikansi 0,000<0,05. Setiap kenaikan minat belajar diikuti kenaikan prestasi belajar matematika dan sebaliknya.

Dewi (2017) melakukan penelitian tentang hubungan antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika pada siswa kelas V SD.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika siswa SD kelas V. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah positif antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika. Responden penelitian ini adalah 73 siswa SD Kanisisus Demangan Baru 1 Yogyakarta kelas V. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala sikap terhadap matematika dan metode dokumentasi berupa nilai matematika. Reliabilitas skala sikap terhadap

(42)

23

matematika diuji dengan menggunakan metode reliabilitas Alpha Cronbach dan diperoleh hasil sebesar 0, 920 dari 40 item. Data dianalisis menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment pada program SPSS for Windows versi 23. Hasil analisis data menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,416 dengan

taraf signifikasi sebesar 0,000 (p<0,01). Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika, diterima.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguatkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti di atas. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti melakukan penelitian tentang variabel kecemasan dan variabel prestasi belajar, dan sama-sama menggunakan subjek siswa sekolah dasar. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah belum adanya penelitian langsung tentang hubungan antara kecemasan dan prestasi belajar matematika. Selain itu perbedaan penelitian ini terletak pada materi pelajaran matematika. Dalam penelitian ini yang dijadikan materi penelitian adalah materi memecahkan masalah yang berkaitan dengan volum kubus dan balok di kelas V.

Berdasarkan dari penelitian-penelitian di atas dapat dilihat melalui bagan 2.1 berikut ini.

(43)

24

Berikut ini merupakan bagan penelitian yang relevan digunakan peneliti untuk mencari persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan.

Bagan 2.1 Penelitian Yang Relevan

C. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan (menggunakan panca indera) yang melibatkan proses kognitif. Belajar sering kali dikaitkan dengan hasil belajar atau prestasi yang dicapai oleh siswa.

Prestasi belajar adalah hasil pengukuran perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar yang berwujud angka atau pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi belajar.

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik faktor dari dalam individu maupun dari luar individu. Faktor dari dalam yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah faktor jasmaniah, psikologis, fisiologis, dan kelelahan, sedangkan faktor dari luar meliputi Ayuningtyas melakukan

penelitian studi desktiptif kecemasan siswa kelas 6 sekolah dasar dalam menghadapi ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN).

(2009)

Haryati melakukan penelitian tentang hubungan minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD se gugus Wonokerto Turi Sleman Tahun Ajaran 2014/ 2015.

(2014)

Dewi melakukan penelitian tentang hubungan antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika pada siswa kelas V SD.

(2017)

Hubungan antara kecemasan dengan prestasi belajar matematika materi volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Banyuurip

(44)

25

faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa adalah faktor dari dalam yaitu faktor psikologis.

Fenomena yang terjadi bahwa banyak siswa sekolah dasar yang sering merasa gelisah saat pembelajaran matematika. Matematika adalah bidang ilmu yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan- hubungan yang diatur secara logis. Matematika juga terdiri dari kemampuan ketrampilan perhitungan dan kemampuan dalam memecahkan masalah.

Seringkali siswa tidak mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika mereka akan merasa cemas dan gelisah. Selain siswa tidak mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika, banyak siswa yang mendapat nilai rendah pada pelajaran matematika, sehingga mempengaruhi prestasi dan psikologi siswa. Siswa yang mendapat nilai rendah seringkali merasa cemas dan kurang percaya diri.

Kecemasan adalah suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau tidak adanya rasa aman terutama dalam proses belajar. Kegelisahan terlihat dari raut muka dan tingkah laku siswa sekolah dasar. Dengan demikian matematika mempunyai kesulitan yang tinggi sehingga meningkatkan kecemasan siswa. Rendahnya prestasi tersebut dikarenakan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika.

Bila kondisi tersebut terus berkelanjutan maka akan menimbulkan kecemasan dalam menghadapi pelajaran matematika dimana secara tidak langsung akan mempengaruhi prestasi belajar matematika di SD.

(45)

26

Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian tentang kecemasan siswa menghadapi pelajaran matematika materi volume kubus dan balok.

Selain itu peneliti juga ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kecemasan dengan prestasi belajar matematika di SD pada siswa kelas V materi volume kubus dan balok. Lebih mudahnya dapat dilihat dari kerangka berpikir pada bagan 2.2 berikut ini.

VB VT

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir Keterangan:

VB = Variabel bebas VT = Variabel terikat

= Hubungan antar variabel

Berdasarkan bagan di atas terlihat bahwa, penelitian terdiri atas satu variabel independen dan satu variabel dependen. Bagan di atas bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas dalam penelitian ini hipotesisnya adalah ada hubungan antara kecemasan dengan prestasi belajar matematika materi volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Banyuurip.

Prestasi belajar Kecemasan

(46)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Kasiram, 2008:149). Menurut Arikunto (2010:20) penelitian kuantitatif adalah sebuah penelitian berdasarkan bukti empiris untuk melakukan investigasi fenomena sosial melalui prinsip-prinsip statistik.

Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk mendapatkan pola atau model matematis, pembuktian teori dan hipotesis yang dibuat peneliti.

Metode dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental. Metode quasi eksperimental adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat dengan

kelompok penelitian (Mustafidah, 2011:53). Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimental. Kelompok penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tidak dapat dipilih secara random. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol (Sugiyono, 2014:77).

Penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut (Arikunto, 2010:4) penelitian korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat. Penelitian korelasi mencakup pengumpulan data guna menentukan, apakah ada

(47)

28

hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel yang akan diteliti.

Menurut Sukardi (2012:167) hubungan variabel dinyatakan dalam harga (r) yang mempunyai nilai -1 sampai +1. Nilai r negatif (-) menunjukkan arah variabel yang berbeda. Nilai r positif (+) menunjukkan arah perubahan dua variabel pada arah yang sama.

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang diperoleh dari nilai tes matematika siswa kelas V SD dan skala kecemasan. Maka penelitian ini berupa penelitian kuantitatif. Berdasarkan teori tersebut peneliti melakukan penelitian apakah ada hubungan antara kecemasan terhadap prestasi belajar matematika siswa SD.

B. Waktu dan tempat penelitian 1. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2017 sampai dengan Juni 2018.

2. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Banyuurip. Desa Banyuurip rt 15/rw 5, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, 57385, Provinsi Jawa Tengah.

C. Populasi dan sampel 1. Populasi

Sugiyono (2011:61) menyatakan populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu

(48)

29

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Karakteristik yang digunakan peneliti adalah jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 1 Banyuurip .

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakter yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011:62). Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 1 Banyuurip berjumlah 19 orang, terdiri dari 12 laki-laki dan 7 perempuan.

D. Variabel Penelitian

Sugiyono (2001:31) menjelaskan bahwa variabel adalah segala apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut.

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2001:33). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kecemasan.

2. Variabel Terikat

Menurut (Sugiyono, 2001:33) variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

(49)

30

Dalam penelitian ini yang menjadi veriabel terikat adalah prestasi belajar matematika.

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Tes yang digunakan adalah tes tertulis, sedangkan teknik non tes yang digunakan adalah skala kecemasan dan wawancara.

1. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

Wawancara digunakan peneliti untuk mencari informasi keadaaan seseorang, misal keseharian, sikap terhadap sesuatu dan latar belakang siswa (Arikunto, 2010:198). Dalam penelitian yang menjadi narasumber atau yang diwawancarai adalah guru kelas V, wawancara ini dilakukan untuk mengumpulkan data awal tentang sikap keseharian siswa dalam pelajaran matematika dan materi pelajaran matematika yang dianggap sulit.

2. Skala Kecemasan

Skala kecemasan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden (Azwar, 2016:115). Skala kecemasan pada penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas V untuk mengukur tingkat kecemasan siswa dalam pembelajaran matematika. Skala kecemasan yang digunakan

(50)

31

pada penelitian ini adalah jenis skala jenis skala guttman yang bersifat tertutup dimana responden menjawab dengan pilihan yang telah ada, yaitu Ya dan Tidak. Jawaban Ya apabila sesuai kondisi yang dialami, jawaban Tidak apabila tidak sesuai yang dialami.

3. Tes Tertulis

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat (Arikunto, 2010:193). Tes digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa, berupa nilai yang diperoleh dari pelaksanaan tes (Trianto, 2001:61). Data yang diperoleh dengan teknik ini adalah data kuantitatif, karena berupa nilai angka. Tes tertulis ini digunakan untuk mengetahui prestasi siswa dalam pelajaran matematika terutama dalam materi memecahkan masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan balok.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data.

Instrumen penelitian disusun berdasarkan wawancara, skala kecemasan dan tes tertulis.

1. Wawancara

Tujuan dari wawancara dalam penelitian ini adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya (Arikunto, 2010:198).

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini ditujukan kepada guru

(51)

32

kelas V SDN 1 Banyuurip. Pedoman wawancara dan Hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 68. Berikut pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Pedoman wawancara

No Pertanyaan

1 Bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas ibu?

2 Pada saat pelajaran matematika apakah ada siswa yang mengalami kesulitan?

3 Dari pengalaman sebelumnya ibu mengajar, kira-kira materi apa yang sulit untuk ditangkap siswa?

4 Apakah saat pembelajaran matematika berlangsung siswa dapat menangkap pelajaran dengan baik?

2. Skala Kecemasan

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala kecemasan. Agar penelitian ini terarah maka peneliti membuat kisi-kisi untuk mengukur tingkat kecemasan.

Data kecemasan diperoleh dari skala kecemasan yang diisi oleh siswa kelas V. Sebelum peneliti menyebar skala kecemasan, peneliti melakukan validasi ke dosen ahli. Skala kecemasan yang dibagikan ke siswa berjumlah 30 soal. Skala kecemasan berupa pernyataan dengan dua pilihan jawaban Ya dan tidak. Penskoran yang digunakan dalam skala kecemasan ini berdasarkan skala guttman (Sugiyono, 2001:90). Pilihan jawaban Ya dan Tidak dengan keterangan sebagai berikut.

1. Jawaban Ya apabila sesuai dengan kondisi yang dialami siswa, akan mendapatkan skor 1.

2. Jawaban Tidak apabila tidak sesuai dengan kondisi yang dialami siswa, dan mendapatkan skor 0.

(52)

33

Di bawah ini merupakan kisi-kisi instrumen mengenai tingkat kecemasan ketika menghadapi ulangan matematika. Indikator yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada bab 2 halaman 9 dan mengacu pada teori Whitbourne & Krauss (dalam Desiningrum, 2016:56). Soal skala kecemasan dapat dilihat pada lampiran 5a halaman 68. Di bawah ini merupakan kisi-kisi instrumen skala kecemasan yang digunakan.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Skala Kecemasan

Aspek Indikator Pernyataan dan no soal

Fisiologis Gemetar 1. Tangan saya gemetar ketika mengerjakan soal matematika

Tidak dapat tidur 2. Saya susah tidur menjelang pelajaran matematika esok harinya.

Jantung berdebar- debar

3. Jantung saya berdebar lebih cepat ketika guru mulai menunjuk siswa untuk mengerjakan soal matematika di depan kelas.

4. Jantung saya berdetak kencang ketika guru menghampiri saya saat pelajaran matematika.

Keringat berlebihan 5. Saya berkeringat saat tidak dapat menjawab pertanyaan soal matematika yang diberikan oleh guru.

Suara bergetar 6. Suara saya bergetar ketika guru meminta saya menjawab pertanyaan soal matematika.

Sakit perut atau mual 7. Perut saya terasa mual ketika berusaha mengerjakan soal matematika.

8. Perut saya mulas ketika guru menunjuk saya untuk mengerjakan tugas di depan.

Kepala pusing 9. Saya sakit kepala (pusing) ketika berusaha mengerjakan soal matematika.

10. Saya pusing jika banyak menghafal rumus.

Tangan terasa dingin 11. Tangan saya terasa dingin ketika saya mencoba menjawab pertanyaan matematika.

Lemas 12. Tubuh saya terasa lemas ketika ditunjuk mengerjakan soal matematika di depan kelas.

Perasaan tegang 13. Saya merasa tegang selama pelajaran matematika berlangsung.

14. Saya merasa tegang saat mengerjakan soal-soal matematika

(53)

34 3. Instrumen Tes Tertulis

Pengumpulan data mengenai prestasi belajar matematika dilakukan dengan cara memberikan tes tertulis kepada siswa berupa lembar soal matematika. Soal matematika dibuat oleh peneliti dan divalidasikan ke dosen ahli. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini Sulit berbicara 15. Saya sulit menjawab pertanyaan matematika

secara lisan dari guru.

Sesak nafas 16. Saya sulit bernafas saat mengerjakan soal matematika.

Psikologis Ingin melarikan diri 17. Saya lebih suka membolos daripada mengikuti pelajaran matematika.

18. Saya mencari alasan untuk tidak mengikuti pelajaran matematika.

Sulit berkonsentrasi 19. Saya kehilangan konsentrasi dalam mengerjakan soal ketika teman-teman sudah banyak yang selesai.

20. Saya tidak dapat berkonsentrasi dalam pelajaran di kelas karena teman saya ribut.

Khawatir 21. Saya khawatir jika mendapat nilai jelek pada pelajaran matematika.

22. Saya merasa khawatir jika waktu yang tersedia tidak cukup untuk menyelesaikan semua soal yang berkaitan dengan matematika.

23. Saya khawatir tidak dapat menjawab ketika ditanya oleh guru.

24. Saya khawatir jika jawaban saya salah ketika mengerjakan soal di depan kelas.

25. Saya mengkhawatirkan kegagalan dalam mengerjakan test matematika.

Takut 26. Saya tidak berani menanyakan materi yang kurang jelas kepada guru.

27. Saya takut menghadapi tes matematika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.

28. Saya takut ditertawakan oleh guru dan teman ketika saya salah menjawab soal.

Kegelisahan (mencari kesibukan)

29. Saat guru menjelaskan matematika, saya lebih suka mengobrol dengan teman.

30. Saya lebih suka menggambar daripada mendengarkan penjelasan guru saat pelajaran matematika.

Gambar

Gambar 2.1 Kubus
Tabel 2.2 Rumus Volume Balok
Tabel 3.1 Pedoman wawancara
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Skala Kecemasan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Selama ini semua sistem pekerjaan yang ada pada Koperasi Politeknik Negeri Batam masih menggunakan sistem manual mulai dari pengajuan menjadi anggota Koperasi,

[r]

Jurusan yang umunya dan pasti ada dalam Fakultas MIPA yaitu ilmu-ilmu eksak atau ilmu pasti diantaranya Matematika, kimia, biologi, dan fisika.. Selain jurusan tersebut

Sehubungan dengan pengadaan Jasa Konsultansi paket Pengadaan Jasa Konsultasi Dokumen DED (Detail Engineering Design) Rencana Pembangunan Pelabuhan Tinobu pada Dinas

Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa asal mula tujuan pacaran adalah untuk memberitahukan kepada masyarakat bila terdapat sepasang calon

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan APBD pada Bagian Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2013, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung

Respon perolehan lignin dari proses kraft cenderung sama dengan proses soda dimana perlakuan pendahuluan dengan jamur Tv 45 menghasilkan lignin isolasi yang lebih sedikit yaitu

Tiada siapa-siapa mengaku mudah menjadi ibu bapa. Susah senang dan kekecewaan membesarkan anak, lumrah bagi kebanyakan pasangan. Jarang-jarang ditemui anak 'baik'