• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENGERTIAN BUDAYA POLITIK MENURUT PARA AHL

II. Materi Ajar

Pengertian sosialisasi politik

· Gabriel A. Almond, Sosialisasi politik menunjukkan pada proses dimana sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk, dan juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.

Kenneth P. Langton, Sosialisasi adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan budaya politiknya

Richard E. Dawson, sosialisasi politik adalah suatu pewarisan pengetahuan, nilai-nilai dan pandangan-pandangan politik dari orang tua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi lainnya kepada warga Negara baru dan mereka yang menginjak dewasa.

· Ramlan Surbakti, sosialisasi politik merupakan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat.

Menurut Ramlan Surbakti, dari segi metode penyampaian pesan, sosialisasi politik di bagi dua yaitu :

a. Pendidikan politik, merupakan proses dialogis diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini, para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol- simbol politik negaranya. Seperti kursus, latihan , diskusi politik.

b. Indoktrinisasi politik, merupakan proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai, norma dan syimbol yang dianggap baik dan ideal oleh pihak penguasa. Seperti pengarahan dengan paksaaan dan disiplin, system politik otoriter.

Makna sosialisasi politik

Menurut Gabriel A. Almond, sosialisasi politik dapat membentuk, menstranmisikan, memelihara serta mengubah kebudayaan politik suatu bangsa, dalam bentuk penyampaian kebudayaan itu dari generasi tua ke generasi muda.

Menurut Mochtar Masoed dan Colins MacAndrews ada 6 sarana atau agen sosialisasi politik, yaitu :

a. Keluarga :

Anak diajar untuk membuat keputusan bersama, mematuhi kaidah-kaidah dimana kalau dilanggar tentunya ada hukuman. Dalam keluarga ditanamkan kebiasaan untuk berdialog antara anggota keluarga sehingga kelak diharapkan dia akan tumbuh menjadi pribadi yang terbuka dan demokratis.

Sekolah memberi pengetahuan pada kaum muda tentang dunia politik dan peranan mereka di dalamnya. Sekolah juga membangun kesadaran pada anak mengenai pentingnya hidup bernegara dan pentingnya cinta tanah air.

c. Kelompok Pergulan :

Bila seseorang menyatakan akan memilih partai tertentu dalam pemilu mungkin saja temannya akan mengikutinya atau dia sendiri akan mengikuti temannya, atau paling tidak antara teman akan terjadi dialog atau diskusi tentang sebuah partai politik, sehingga bila teman itu mengidolakan tokoh atau partai tertentu boleh jadi teman yang lain akan ikut mengidolakan tokoh atau partai politik tertentu pula.

d. Tempat kerja :

Organisasi seperti sarikat kerja, serikat buruh dapat dijadikan acuan atau referensi dalam kehidupan politik. Organisasi ini dapat memberikan pengalaman sosialisasi politik yang berkesan.Misalnya buru menuntut kenaikan upah yang sesuai sehingga dapat mempengaruhi keputusan pada perusahaan itu demi masa depannya. Mereka bisa melakukan mogok dalam memperjuangkan haknya. Hal-hal semacam ini akan berguna dalam partisipasinya dalam kegiatan politik.

e. Media Massa :

Media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet memegang peranan penting dalam sosialisasi politik. Melalui media massa masyarakat dapat memperoleh pengetahuan dan informasi-informasi tentang politik, masyarakat dengan cepat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia politik. Melalui media massa ideologi Negara dapat ditanamkan kepada masyarakat. Melalui media massa kebijakan-kebijakan politik Negara dapat diketahui oleh masyarakat.

f. Kontak-kontak politik langsung :

Kontak politik langsung adalah pengalaman nyata yang dirasakan oleh seseorang dalam kehidupan politik. Misalnya diabaikan oleh partainya, sehingga pengalaman tersebut akan membentuk sikap pada diri seseorang.

Mekanisme Sosialisasi Politik

1. Cara primitive, dalam hal ini politik hanya dijadikan ajang untuk melakukan aksi-aksi primitive yang lebih mengedepankan otot, emosi, dan ambisi tanpa mau mengembangkan nalar dan intelektual politik, seperti berlomba-lomba dalam memajang bendera partai politik, baliho tokoh politik, adu massa sebanyak-banyaknya (show of force)

2. Iklan layanan masyarakat, melalui surat kabar, televisi, internet, Koran, brosur.

3. Peran pendidikan politik, pendidikan yang diberikan oleh guru, dosen dapat membentuk masyarakat yang sadar politik.

Pengertian Partai Politik

Partai politik, per definisi, merupakan sekumpulan orang yang secara terorganisir mem-bentuk sebuah lembaga yang bertujuan merebut kekuasaan politik secara sah untuk bisa menjalankan program-programnya.

Parpol biasanya mempunyai asas, tujuan, ideolog, dan misi tertentu yang diterjemahkan ke dalam program-programnya. Parpol juga mempunyai pengurus dan massa. Ada pula Roger F Saltou yang mendefinisikan partai politik sebagai kelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisasikan, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, bertujuan untuk menguasai pemerintahan dan menjalankan kebijakan umum yang mereka buat. Mengacu pada dua definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa partai politik merupakan hasil pengorganisasian dari sekelompok orang agar memperoleh kekuasaan untuk menjalankan program yang telah direncanakan.

Fungsi dan peranan partai politik

Fungsi Partai politik : Menurut Miriam Budiardjo :

1) Rekrutmen Politik, untuk mencari massa sebanyak-banyaknya, tempat pengkaderan calon pemimpin.

3) Sosialisasi Politik, sebagai alat agar seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, santun dalam berpolitik.

4) Pengatur konflik, alat untuk mengatasi persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat.

Menurut UU No. 31 Tahun 2002 tentang partai politik, fungsi partai politik adalah : 1) Sebagai pendidikan politik.

2) Penciptaan iklim yang kondusif , perekat persatuan dan kesatuan. 3) Penyerap, penyalur aspirasi politik.

Peranan Partai Politik :

Sebagai wahana bagi masyarakat dalam menyadarkan hak-hak politiknya. Sebab partai politik memiliki tanggungjawab untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat sebagai pemilik kekuasaan yang kemudian diserahkan kepada penguasa melalui proses pemilu.

II.Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Guru aktif dan Siswa Aktif 2. Strategi : Contextual Learning

3. Metode : Ceramah, Diskusi Tanya jawab. IV. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Belajar Waktu

(menit) Nilai Budaya dan Karakter 1 Kegiatan Pendahuluan a) Salam b) Persiapan Kelas

c) Menjelaskan tujuan dan proses pembelajaran yang akan ditempuh.

d) Mengulang kembali materi sebelumnya.

15’ Komunikatif Religius

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi a) Guru memberikan tugas untuk mengulang

materi pertemuan sebelumnya. b) Guru menyampaikan materi tentang

pengertian, makna , agen sosialisasi politik dan partai politik.

Elaborasi

a) Guru dan siswa melakukan tanya jawab pada tiap-tiap sub-materi yang telah disampaikan.

Konfirmasi

a) Guru dan siswa bersama-sama merangkum materi yang telah dipelajari.

65’ Rasa ingin tahu Komunikatif Demokratis

3 Kegiatan Penutup a) Guru menyampaikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya. b) Guru memberikan tugas tidak terstruktur

dan tugas untuk mempelajari materi untuk pertemuan berikutnya

c) Salam

10’ Mandiri Tanggung Jawab

III.Tugas Terstruktur

IV Penilaian

Jenis Penilaian : Hasil Belajar Bentuk Soal : Soal tertulis

Instrumen :

Soal

1. Jelaskan makna sosialisasi kesadaran politik

2. Uraikan mekanisme sosialisasi pengembangan budaya politik. 3. Sebutkan fungsi partai politik.

Kunci Jawaban

1. Menurut Gabriel A. Almond, sosialisasi politik dapat membentuk, menstranmisikan, memelihara serta mengubah kebudayaan politik suatu bangsa, dalam bentuk

penyampaian kebudayaan itu dari generasi tua ke generasi muda.

2. Cara primitive, dalam hal ini politik hanya dijadikan ajang untuk melakukan aksi-aksi primitive yang lebih mengedepankan otot, emosi, dan ambisi tanpa mau mengembangkan nalar dan intelektual politik, seperti berlomba-lomba dalam memajang bendera partai politik, baliho tokoh politik, adu massa sebanyak-banyaknya (show of force)

Iklan layanan masyarakat, melalui surat kabar, televisi, internet, Koran, brosur.

Peran pendidikan politik, pendidikan yang diberikan oleh guru, dosen dapat membentuk masyarakat yang sadar politik.

3. Menurut Miriam Budiardjo :

Rekrutmen Politik, untuk mencari massa sebanyak-banyaknya, tempat pengkaderan calon pemimpin.

Komunikasi politik, sebagai penyalur pendapat dan aspirasi masyarakat.

Sosialisasi Politik, sebagai alat agar seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, santun dalam berpolitik.

Pengatur konflik, alat untuk mengatasi persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat.

Menurut UU No. 31 Tahun 2002 tentang partai politik, fungsi partai politik adalah: 1) Sebagai pendidikan politik.

2) Penciptaan iklim yang kondusif , perekat persatuan dan kesatuan. 3) Penyerap, penyalur aspirasi politik.

Skor: 30+35+35=100

V. Media, Alat, dan Sumber Media dan Alat

1. Lembar Tugas

2. LCD dan Power Point 3. Papan Tulis dan Alat Tulis

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Kegiatan Waktu Ket.

1. Menganalisis budaya politik di Indonesia 1.3 Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik

Narasikan dan tuangkan imajinasi kalian tentang budaya politik impian kalian yang seharusnya berkembang dalam masyarakat indonesia !!!

Ulangan Harian

Sumber Belajar

Listyarti, Retno. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas XI. Erlangga. (hal. 1-18) Suprapto, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Bumi Aksara. (hal. 3-26)

Mengetahui Yogyakarta, 25 Agustus 2015 Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Praktikan

Drs. Saryadi Gusdiwo Rinoyo

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Yogyakarta Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Smt : XI / Gasal

Alokasi waktu : 2 x 45` ( 1 x pertemuan )

Standar Kompetensi : 1.Menganalisis budaya politik di Indonesia. Kompetensi Dasar : 1.4menampilkan peran serta budaya politik partisipan

Indikator :1. Mendeskripsikan budaya politik partisipan di Indonesia

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu : 1. Mendeskripsikan budaya politik partisipan di Indonesia

II.Materi Ajar

Budaya politik partisipan adalah budaya dimana masyarakat memiliki orientasi terhadap seluruh obyek politik secara keseluruhan (input, output) dan terhadap diri sendiri sebagai aktor politik, ia disamping aktif memberikan masukan atau aktif mempengaruhi pembuatan kebijakan publik (input) juga aktif dalam implementasi atau pelaksanaan kebijakan publik (output)

Budaya politik partisipan terlihat dengan adanya kebebasan mengeluarkan pendapat dan aspirasi masyarakat serta adanya ruang masyarakat untuk menilai kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat melalui aksi demontrasi yang tertib dan melalui lembaga perwakilan.

Bentuk Konvensinal

• Kegiatan pemilihan legislative atau eksekutif.

Lobbying adalah upaya yang dilakukan perorangan atau kelompok untuk menghubungi pejabat pemerintah atau pemimpin politik.

• Pemberian suara (Voting)

• Diskusi politik

• Kegiatan kampanye

• Debat politik Bentuk Non Konvensional

• Pengajuan petisi

• Berdemonstrasi yang anarkhisme

• Konfrontasi

• Mogok

• Tindak kekerasan politik terhadap harta benda seperti pengrusakan, pembakaran, pemboman, penculikan, pembunuhan, kudeta, makar.

Contoh:

• Ikut menjadi juru kampanye atau tim sukses calon, baik presiden maupun calon anggota legislative.

• Ikut seleksi calon anggota legislative seperti DPR,DPD, DPRD.

• Ikut bursa pencalonan pejabat publik seperti gubernur, bupati, dengan memenuhi syarat yang telah ditentukan.

• Menjadi anggota KPU atau KPUD dengan persyaratan yang telah ditentukan.

• Menjadi panitia pelaksana pemilihan umum.

II.Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Guru aktif dan Siswa Aktif 2. Strategi : Contextual Learning

IV. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Belajar Waktu

(menit) Nilai Budaya dan Karakter 1 Kegiatan Pendahuluan a) Salam b) Persiapan Kelas

c) Menjelaskan tujuan dan proses pembelajaran yang akan ditempuh.

d) Mengulang kembali materi sebelumnya.

15’ Komunikatif Religius

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi a) Guru memberikan tugas untuk mengulang

materi pertemuan sebelumnya. b) Guru menyampaikan materi tentang

budaya politik partisipan Indonesia

Elaborasi

a) Guru dan siswa melakukan tanya jawab pada tiap-tiap sub-materi yang telah disampaikan.

Konfirmasi

a) Guru dan siswa bersama-sama merangkum materi yang telah dipelajari.

65’ Rasa ingin tahu Komunikatif Demokratis

3 Kegiatan Penutup a) Guru memberikan tugas untuk

mempelajari materi untuk pertemuan Ulangan Harian

b) Salam

10’ Mandiri Tanggung Jawab

III.Tugas Terstruktur dan Tidak Terstruktur IV Penilaian

Jenis Penilaian : Hasil Belajar Bentuk Soal : Soal tertulis

Instrumen :

Soal

1. Sebutkan bentuk budaya politik partisipan Konvensional 2. Sebutkan bentuk budaya politik partisipan non Konvensional Kunci Jawaban

1. Bentuk Konvensinal

• Kegiatan pemilihan legislative atau eksekutif.

Lobbying adalah upaya yang dilakukan perorangan atau kelompok untuk menghubungi pejabat pemerintah atau pemimpin politik.

• Pemberian suara (Voting)

• Diskusi politik

• Kegiatan kampanye

• Debat politik

2. Bentuk Non Konvensional

• Pengajuan petisi

• Berdemonstrasi yang anarkhisme

• Mogok

Tindak kekerasan politik terhadap harta benda seperti pengrusakan, pembakaran, pemboman, penculikan, pembunuhan, kudeta, makar

Skor: 50+50=100

V. Media, Alat, dan Sumber Media dan Alat

1. Lembar Tugas

2. LCD dan Power Point 3. Papan Tulis dan Alat Tulis Sumber Belajar

Listyarti, Retno. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas XI. Erlangga. (hal. 1-18) Suprapto, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Bumi Aksara. (hal. 3-26)

Mengetahui Yogyakarta, 1 September 2015 Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Praktikan

Drs. Saryadi Gusdiwo Rinoyo

Dokumen terkait