• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.9 Materi Gambar Dekoratif Untuk Siswa kelas III Sekolah Dasar

Menggambar dekoratif ialah kegiatan menggambar bentuk-bentuk hiasan (ornamen) pada kertas gambar, atau pada benda tertentu. Fungsi gambar dekoratif yaitu untuk menghias salah satu benda atau objek, maka sebagian orang barat menggolongkan ke dalam seni minor. Seni minor merupakan jenis karya seni rupa yang berfungsi memperindah, mempercantik karya seni rupa yang lain.

Secara garis besar dibagi dalam dua kegiatan dekorasi yaitu dekorasi untuk benda dua dimensi dan dekorasi untuk benda tiga dimensi. Untuk benda dua dimensi biasa disebut ornamen. Di dalam membuat dekorasi atau ornamen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menstilir dan menyederhanakan. Menstilir adalah memodifikasi atau merubah bentuk tertentu dengan tidak menghilangkan ciri aslinya. Sedangkan menyederhanakan adalah menghilangkan bagian-bagian yang tidak diperlukan.

Menurut Pamadhi (2009: 8.19-25) Ornamen sebagai karya seni dapat mengambil ide dasarnya dari beberapa hal, diantaranya:

(1) Tumbuh-tumbuhan (motif vegetal), ornamen jenis ini motif atau bentuk dasarnya mengambil tumbuhan dan pepohonan.

Gambar 2.9 Motif Tumbuhan

(2) Hewani (animal), ornamen jenis ini mengambil bentuk dasar dari gubahan (deformasi) binatang: singa, ular, kuda, rusa, kura-kura dan lain-lain.

(3) Alam (natural), mengambil bentuk dasar alam seperti gunung, batu dan awan.

Gambar 2.11 Motif awan, api dan batu

(4) Buatan (artifical), yang dimaksud dengan artifical adalah benda-benda buatan manusia seperti kursi, meja rumah dll.

Gambar 2.12 Motif buatan

(5) Geometris, motif ini merupakan bentuk dasar yang diambil dari tiruan alam seperti gunung berbentuk segitiga, awan bergerumbul, sungai mirip berbentuk garis-garis berkelok dan seterusnya. Untuk menggambar ornamen geometris dapat dilakukan dengan prinsip menggambar mistar maupun langsung dengan pensil.

Gambar 2.13 motif geometri

Dalam penelitian yang akan dilaksanakan, peneliti hanya membatasi pada pembuatan 3 motif gambar dekoratif seperti motif tumbuhan, motif hewan sederhana, dan geometris. Alasan pemilihan materi pembuatan gambar dekoratif karena dengan mempertimbangkan bentuk pola dasar motif tumbuhan, hewan dan geometris merupakan bentuk motif yang sederhana dan mudah dipraktekan oleh siswa kelas III. Uraian materinya sebagai berikut:

Gambar dekoratif adalah menggambar pola untuk motif hiasan. Gambar dekoratif sering kali merupakan bentuk tumbuhan, hewan, dan manusia. Hiasan/motif hias itu merupakan perpaduan dari berbagai unsur seperti titik, garis, bidang dan warna.

Gambar dekoratif dapat dijumpai disekitar lingkungan, Contoh gambar dekoratif yaitu surat undangan, kartu lebaran, hiasan pada gerabah, piring hias, kartu ulang tahun, dan sebagainya. Selain benda-benda itu ternyata banyak

alat-alat rumah tangga, seperti kursi, lemari, pintu, tas dan baju dihiasi dengan gambar yang menarik.

Gambar dekoratif dibagi menjadi dua yaitu: (1) Hiasan tepi

Gambar dekoratif pada hiasan tepi dapat membuat karya seni semakin indah. Hiasan tepi yang kita buat dinamakan ornamen. Ornamen dapat diciptakan dari gambar sederhana yang kita ambil dari alam sekitar. Misalnya daun, bunga dan binatang. Gambar-gambar itu bisa disederhanakan menjadi titik, garis, bidang dan warna. Berikut ada beberapa contoh ornamen.

Gambar 2.14 Hiasan Tepi (2) Benda Pakai

Gambar dekoratif bisa juga digunakan sebagai hiasan pada beberapa benda pakai. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:

Gambar 2.15 Bordir pada Baju

Gambar 2.16 Keramik

Gambar dekoratif diperoleh dari hasil stilasi. Yang dimaksud dengan stiliasi yaitu mengubah, menyederhanakan dari bentuk sesungguhnya menjadi bentuk lain yang diinginkan. Gambar dekoratif memiliki berbagai bentuk pola dasar dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 2.1 Pola dasar gambar dekoratif

Garis lurus Garis tegak

Garis zig-zag Garis gelombang

Garis lengkung Ikal

Pembuatan gambar dekoratif dapat menggunakan satu pola dasar, dua bahkan lebih. Disamping itu ada berupa pengulangan dan kombinasi pola dasar.

Gambar dekoratif juga dapat dibentuk dari bermacam-macam objek. Objek-objek yang biasa digunakan yaitu Objek-objek geometris, tumbuh-tumbuhan dan hewan. Objek gambar dekoratif meliputi:

a) Geometris

Motif hias geometris merupakan motif hias yang bentuk dasarnya diambil dari wujud garis dan bidang.

Gambar 2.17 Motif geometris b) Tumbuh-tumbuhan

Motif hias tumbuh-tumbuhan merupakan motif hias yang bentuk dasarnya diambil dari bagian tumbuh-tumbuhan seperti bunga, daun, akar, batang.

Gambar 2.18 motif bunga c) Hewan

Motif hias hewan merupakan motif hias yang bentuk dasarnya diambil dari jenis hewan.

Gambar 2.19 Ikan dan kupu-kupu 2.1.10 Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru kelas. Joyce dan Weill, (2009) dalam Miftahul Huda, (2013: 73) mendeskripsikan model pembelajaran sebagai rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, mendesain materi-materi instruksional, dan memandu proses pengajaran di ruang kelas atau di setting yang berbeda.

Adapun Soekamto, dkk (2000) dalam Trianto (2007: 5) mengemukakan model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajar dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Kardi dan Nur (2000) dalam Trianto (2007: 6), menerangkan istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:

(1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. Maksudnya istilah model pembelajaran meliputi pendekatan atau suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh; (2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (rujukan

pembelajaran yang akan dicapai). Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan sifat lingkungan belajarnya;

(3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. Sintaks dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran; dan

(4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda.

Selain ciri-ciri khusus pada suatu model pembelajaran, menurut Nieveen (1999) dalam Trianto (2007: 8), suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

(1) Sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal, yaitu: apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik yang kuat, dan apakah terdapat konsistensi internal.

(2) Praktis. Aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika: para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan.

(3) Efektif. Berkaitan dengan aspek efektivitas ini, Nieveen memberikan parameter sebagai berikut: ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut efektif, dan secara operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang memuat prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan proses pengajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Dari penjelasan di atas maka sangat penting bagi para guru untuk dapat mempelajari dan menguasai wawasan tentang model pembelajaran. Dengan menguasai beberapa model pembelajaran, maka seorang guru akan merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat tercapai.