BAB IV WUJUD GARAPAN
4.3. Materi Garapan
Sebagai sebuah karya seni, tentu terdapat materi yang menunjang terwujudnya karya seni tersebut. Adapun uraian analisa materi tersebut seperti instrumentasi, fungsi intrumen dan tehnik permainan.
4.3.1 Instrumentasi
Gong kebyar merupakan gamelan berlaraskan pelog lima nada, yang diperkirakan muncul pertama kali didaerah Bali bagian utara, tepatnya di desa Bungkulan Kabupaten Buleleng sekitar tahun 1915 selanjutnya menyebar ke berbagai daerah di Bali- Gamelan ini secara kwantitas mengalami perkembangan yang cukup pesat dan hingga saat ini diakui sebagai gamelan yang paling populer dikalangan masyarakat maupun kalangan seniman dibandingkan dengan gamelan lainnya
Proses penggarapan komposisi karawitan kreasi Grunyam ini mempergunakan barungan gamelan Gong Kebyar yang ada di Br Pinda Desa Saba, sedangkan untuk pementasannya penata menggunakan gamelan yang ada di ISI Denpasar.
4.3.2 Jenis Tungguhan
Adapun beberapa jenis tungguhan yang digunakan dari barungan gamelan Gong Kebyar yang berlaras pelog lima nada ini adalah :
2 (Dua) buah Kendang, yaitu Kendang Lanang dan Wadon.
Kendang adalah salah satu jenis tungguhan perkusi yang bunyi atau
suaranya ditimbulkan oleh membran (kulit) yang dikencangkan.
1 (Satu) Tungguh Giying atau Ugal.
Tungguhan Giying adalah tungguhan yang mempunyai jumlah bilah 10
3 (Empat) Tungguh Pemade dan Kantil.
Pemade dan Kantil adalah tungguhan yang mempunyai jumlah bilah sama
dengan giying, yaitu 10 (sepuluh). Namun untuk pemade, pelarasan nadanya lebih tinggi dari tungguhan giying. Untuk kantil, besar kecil nadanya adalah lebih kecil dari pada tungguhan pemade. Sedangkan sistem permainannya sama dengan
pemade.
2 (Dua) Tungguh Penyacah.
Tungguhan Penyacah adalah suatu tungguhan yang mempunyai jumlah
bilah sebanyak 7 (tujuh) buah dengan susunan nadanya adalah : 7134571
Kedua alat ini juga merupakan tungguhan berbilah dengan susunan nadanya adalah : 3 4 5 7 1
1 (Satu) Tungguh Reyong atau Barangan.
Tungguhan Reyong adalah tungguhan yang berpencon dan memiliki
jumlah pencon 12 (dua belas) dengan urutan nada : 571345713457
2 (Dua) Tungguh Gong, yaitu Gong Lanang dan Wadon.
Tungguhan Gong adalah tungguhan yang mempunyai ukuran garis tengah
lingkaran 65 cm sampai dengan 90 cm.
Tungguhan Kempur adalah tungguhan yang mempunyai ukuran garis
tengah lingkaran 50 cm sampai dengan 60 cm.
1
1
1
(Satu) Tungguh Kemong.
(Satu) Tungguh Kajar.
(Satu) Tungguh Ceng–Ceng Ricik.
Tungguhan Ceng-Ceng Ricik mempunyai ukuran garis tengah sekitar 10
8 (Delapan) buah Suling berukuran panjang 46 cm dan 3 (Tiga) buah Suling kecil berukuran panjang 24 cm.
4.3.3 Fungsi Instrumen
Fungsi dari masing- masing instrumen Gong Kebyar dalam garapan ini tidak jauh menyimpang dari fungsi sebelumnya (tradisi), hanya saja ada beberapa insrtumen yang dikembangkan fungsinya tentunya disesuaikan dengan kebutuhan musikalitas untuk mendukung ide garapan ide garapan ini.
Adapun fungsi instrumen dalam garapan ini adaiah sebagai berikut:
1. Ugal
Membawa melodi gending.
Menghubungkan ruas-ruas gending.
2. Pemade dan Kantilan
Membuat jalinan jalinan tertentu.
Memberi hiasan terhadap nada pokok berupa ubit- ubitan.
3. Jublag
Menentukan jatuhnya pukulan jegogan.
Memperjelas tekanan-tekanan dari melodi penyacah.
4. Jegogan
Dalam garapan ini fungsi dari instrumen jegogan juga dikembangkan sebagai pembawa melodi.
5. Penyacah
Berperan sebagai membawa melodi pokok dalam garapan ini yang pukulannya serta dengan ketukan permainan tempo yang dibawakan kajar.
Ngubit : pola kotekan polos dengan sangsih penata garap juga dalam permainan instrumen penyacah
6. Reyong
Memberikan angsel-angsel (ritme) Membuat jalinan motif motif tertentu
Menberi hiasan pada nada pokok berupa ubit-ubitan
7. kendang
Sebagai pemurba irama
Sebagai penghubung nias-nias gending Memberi angsel-angsel atau tekanan
8. Gong
Sebagai finalis lagu/gending
Memberikan tekanan-tekanan sesuai dengan tujuan lagu itu sendiri
Tapi dalam garapan ini jatuhnya pukulan Gong tidak memakai hitungan artinya jatuhnya pukulan gong pada lagu yang tepat
9. Kempur
Sebagai pendorong jatuhnya pukutan gong Pematok ruas gending
10. Kempli
Dimainkan secara bergantian dengan kempur dalam satu gong
11. Kajar
Sebagai pemegang tempo
12. Ceng-ceng ricik
Sebagai pengisi irama
Membuat angsel-angsel, variasi-variasi tertentu bersama dengan kendang
13. Suling
Memperindah bagian-bagian gending yang lirih Membuat suasana tertentu
Menjalankan melodi
Dalam garapan ini Suling sangat memegang melodi.
4.3.4 Teknik Permainan
Tehnik permainan merupakan aparatus dalam gamelan Bali dan tehnik- tehnik tersebut menjadi idikator pokok dalam mempelajari gaya (style) gamelan itu. Menurut uraian yang terdapat dalam Lontar Prakempa, bahwa istilah umum yang digunakan untuk tehnik menabuh dalam gamelan Bali ialah gegebug. Gegebug merupakan suatu hal yang pokok dalam gamelan bali yang erat kaitannya dengan orkestrasi, serta menurut Prakempa bahwa hampir setiap instrumen mempunyai gegebug tersendiri. 6
Demikian halnya dengan tehnik permainan dalam gamelan gong kebyar yang masing- masing instrumen yang memiliki tehnik permainan yang berbeda.
6
I M ade Bandem, 1986. Prakempa Sebuah Lontar Gamelan Bali, Denpasar : Akademi Seni Tari Indonesia Denpasar, p.27.
Teknik-teknik tersebut menyebabkan tiap-tiap kelompok instrumen memiliki bunyi dan suara yang berbeda pula. Adapun teknik permainan yang dipergunakan dalam garapan komposisi Karawitan Grunyam ini diuraikan sebagai berikut :
1. Ugal
Dalam gamelan gong kebyar terdapat dua tungguh ugal dengan sestem
ngumbang-ngisep. Yang dimaksud ngumbang ngisep adalah ngumbang diartikan
pemukulan nadanya atau dari segi suara lebih rendah, sedangkan ngisep dapat diartikan pemukulan suaranya lebih tinggi serta suaranya lebih kecil. Dimana masing- masing tungguhnya terdiri dari sepuluh bilah, dalam garapan ini penata menggunakan dua tungguh ugal dengan susunan nadanya adalah ( 4 5 7 1 3 4 5 7 1 3 ). Tehnik permainan dari instrumen ugal adalah :
Neliti Nitir Nyeceh Ngoret Ngerot Netdet
: memukul pokok gendingnya saja
: memukul satu nada secara beruntun tanpa di tutup : memukul dan menutup satu nada saja
: memukul tiga buah nada yang ditarik dari nada besar ke nada yang lebih kecil
: kebalikan dari permainan ngoret
: memukul dan menutup mata secara beruntun
2. Pemade dan Kantilan
Instnunen ini merupakan instrumen pukul berbentuk bilah yang masing- masing terdiri dari sepuluh bilah dengan sistem ngumbang-ngisep, dengan susunari nadanya adalah ( 4 5 7 1 3 4 5 7 1 3 ) garapan ini menggunakan empat buah pemade dan empat buah tungguh kantilan. Tehnik permainan dari instrumen ini adalah :
Ngubit Nyogcag Nitir Ngoret Ngerot Nyeceh Nedet
: membuat jalinan antara nada polos dengan sangsih : memukul nada yang satu dengan yang lain
: memukul satu nada secara beruntun tanpa ditutup : memukul tiga buah nada yang ditarik dari nada besar ke
nada yang lebih kecil
: kebalikan dari permainan ngoret : memukul dan menutup satu nada saja
: memukul dan menutup nada secara beruntun
3. Reyong
Reyong merupakan jenis inslrumen perkusi berbentuk pencon atau moncol, dengan susunan nadanya adalah ( 5 7 1 3 4 5 7 1 3 4 5 7). Tehnik permainan dari instrumen reyong adalah sebagai berikut:
Ngubit Norot Memenjing Nerumpuk : : : :
Pukulan yang mengisi ketukan yang kosong yaitu terjalin Antara polos dan sangsih
Pukulan tangan kanan dan tangan km salah satu pemain dengan memukul sambil menutupatau nekes yang dilakukan secara bergantian.
Memukul tepi reong atau pukulan pada waktu membuat angsel-angsel
Memukul satu pencon atau satu nada dengan tangan kanan dan tangan kiri secara beruntun
3. Jublag dan jegogan
Instrumen ini merupakan instrumen yang sumber bunyinya berbentuk bilah dan masing- masing tungguhnya terdiri dari lima bilah nada dengan susunan nadanya ( 3 4 5 7 1 ) teknik permainan dari masing- masing instrumen ini adalah
Jublag adalah pukulannya neliti yaitu memukul pokok gendingnya saja,dan nyelah yaitu pukulan yang memberikan suatu tekanan pada sebuah nada dalam sebuah kalimat lagu.
Jegogan pukulannya disebut temu guru yaitu jatuhnya pada pukulan jublag ke empat, kedelapan atau pada suara yang panjang. 7
Dalam garapan ini tehnik permainan tersebut juga dikemba ngkan yaitu dimainkan dengan secara bersama pada saat permainan re yong tunggal untuk memperjelas aksen-aksen dari permainan reyong.
4. Kendang
Kendang adalah salah satu jenis tungguhan atau instrumen yang bahan utamanya terdiri dari kayu dan kulit. Kendang Bali pada umumnya berbentuk kubus yang salah satu sisi atau bagiannya dibuat agak kecil. Hal ini dimaksudkan untuk dapat menghasilkan akustik yang berbeda. Untuk menghasilkan yang berbeda seeara jelas, dibuatlah sistem resonasi yang umumnya disebut pakelit. Pakelit adalah semacam rongga yang dibuat dengan ukaran tertentu, terbagi pada dua sisi yang berbeda dalam sebuah tungguhan kendang. Pembuatan rongga atau pakelit kendang berda.sarkan pada besar kecilnya kendang dan jenis kendang. 8
7
Pande Gede M ustika,dkk 1979 "M engenal Beberapa Jenis Pukulan Dalam Gong Kebyar" Denpasar : Proyek Akademi Seni Tari Indonesia Denpasar,p.6.
8 I Made Kartawan, 2006. “Cara Pembuatan Kendang Bali” dalam Bheri Jurnal
IlmiahMusik Nusantara. Vol 5 No. 1, September 2006. Denpasar : UPT Penerbit ISI Denpasar P.
Jenis kendang yang dipakai dalam garapan ini adalah sepasang kendang cedugan (lanang wadon) yang dimainkan secara berpasangan atau metimpal. Adapun tehnik permainan yang dipergunakan adalah :
- Gegulet : Jalinan pukulan kendang pada bagian muka kanan antara
kendang lanang dan kendang wadon.
5. Gong
Gong merupakan instrumen bermoncol yang ukurannya paling besar dibandingkan instrumen bermoncol lainnya dalam gong kebyar. Dalam garapan ini dipakai sebuah gong wadon. Jenis pukutannya disebut kaget atangi,9 tapi dalam hal jatuhnya pukulan gong pada setiap lagu yang pantas saja.
6. Kempur
Penggunaan instrumen kempur pada garapan ini secara umum dapat disebutkan bahwa kempur berfungsi sebagai pendorong jatuhnya pukulan gong Adapun pukulan kempur disebut selah tunggal10 tapi dalam garapan ini pukulan kempur pada setiap lagu yang pantas.
7. Kemong
Penggunaan instrumen kemong pada garapan ini adalah untuk dimainkan secara bergantian dengan kempur menjelang jatuhnya pukulan gong.
8. Kajar
Kajar adatah sebuah instnunen yang berbentuk gong kecil, yang berfungsi sebagai pemegang tempo yang diinginkan. Mengenai pukulannya dalam garapan
9
I M ade Bandem, 1986. Prakempa Sebuah Lontar Gamelan Bali, Denpasar : Akademi Seni Tari Indonesia Denpasar, P. 69
10 Pande Gede Mustika, dkk, 1978/ 1979, “Men genal Beberapa Jenis dan Sikap Pukulan Dalam Gamelan Gong Kebyar” p. 7
ini adalah irama tetap ajeg, tetapi mengikuti pola lagu ataupun aksen-aksen lagu. Jenis pukulannya adalah ngeremuncang rerames seperti orang mebat.11
9. Suling.
Suling dalam gamelan Bali biasanya terbuat dari bambu yang dimainkan dengan cara ditiup, dengan sistem permainan yang sering disebut ngunjal
angkihan (meniup tanpa henti- hentinya) disini suling banyak memegang melodi.
10. Ceng-ceng ricik
Instrumen ceng-ceng yang dipergunakan dalam garapan ini adalah ceng- ceng ricik. Ceng-ceng ricik ini dimainkan dengan memukulkan dua buah ceng- ceng yang disebut bungan ceng-ceng, pada cegceng bawah yang terdiri dari lima atau enam buah ceng-ceng kecil. Jenis-jenis pukulan yang dipakai dalam garapan ini adalah :
Ngecak Ngajet
: Memainkan sambil menutup
: pukulan cengceng dalam membuat angsel-angsel tertentu