• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

A. Materi Laboratorium Materi I

Analisis Van Soest Dasar Teori

Sistem analisa Van Soest menggolongkan zat pakan menjadi isi sel (cell content) dan dinding sel (cell wall). NDF mewakili kandungan dinding sel yang terdiri dari lignin, selulosa, hemiselulosa, dan protein yang berikatan dengan dinding sel. Bagian yang tidak terdapat sebagai residu dikenal sebagai Detergent Soluble (NDS) yang mewakili isi sel dan mengandung lipid, gula, asam organik, non protein nitrogen, peptin, protein terlarut dan bahan terlarut dalam air. Serat kasar terutama mengandung selulosa dan hanya sebagian lignin, sehingga nilai ADF lebih kurang 30 persen lebih tinggi dari serat kasar pada bahan yang sama.

Prosedur kerja analisis kadar ADF, NDF, selulosa, hemiselulosa dan lignin menurut Van Soest, (1976) :

Penentuan Kadar Acid Detergent Fiber (ADF)

1. Timbang sampel 0,3 gram (a gram) kemudian masukkan kedalam tabung reaksi 50 ml 2. Tambahkan 40 ml laritan ADF kemudian tutup rapat tabung reaksi tersebut

3. Refluks dalam air mendidih selama 1 jam

4. Saring dengan sintered glass yang telah diketahui beratnya (b gram) sambil diisap dengan pompa vacum

5. Cuci dengan lebih kurang 100 ml air mendidih sampai busa hilang dan 50 ml alkohol 6. Ovenkan pada suhu 100oC selama 8 jam atau dibiarkan bermalam

7. Dinginkan dalam eksikator lebih kurang ½ jam kemudian timbang (c gram) Perhitungan:

Penentuan Neutral Detergen Fiber (NDF) 1. Timbang sampel 0,2 gram (a gram)

2. Masukkan kedalam tabung reaksi 50 ml

3. Tambahkan 25 ml larutan NDS, kemudian tutup rapat tabung reaksi tersebut 4. Refluks dalam air mendidih selama 1 jam

5. Saring dengan sintered glass yang telah diketahui beratnya (b gram) sambil diisap dengan pompa vacum

6. Cuci dengan lebih kurang 100 ml air mendidih hingga busa hilang 7. Cuci dengan lebih kurang 50 ml alkohol

8. Ovenkan pada suhu 100oC selama 8 jam atau dibiarkan bermalam

9. Dinginkan dalam eksikator lebih kurang ½ jam kemudian timbang (c gram) Perhitungan:

Page 29 of 52 1. Sintered glass yang berisi ADF diletakkan diatas petridisk

2. Tambah 20 ml H2SO4 72%

3. Sekali-kali diaduk untuk memastikan bahwa serat terbasahi dengan H2SO4 72% tersebut 4. Biarkan selama 3 jam

5. Hisap dengan pompa vacum sambil dibilas dengan air panas secukupnya 6. Ovenkan selama 8 jam pada suhu100oC atau dibiarkan bermalam

7. Masukkan ke dalam deksikator kemudian timbang (d gram)

8. Masukkan kedalam tanur listrik atau panaskan hingga 500oC selama 2 jam, biarkan agak dingin kemudian masukkan kedalam deksikator selama ½jam

Page 30 of 52 Tanda Tangan Dosen/Asisten :

……… ……….

Page 31 of 52 Tanda Tangan Dosen/Asisten :

……… ……….

Page 32 of 52

Materi II

Pengukuran Kecernaan In vitro (Tilley dan Terry, 1963) Dasar Teori

Alat :

- Labu ukur 3500 ml

- Penangas yang dilengkapi dengan stirer - Inkubator - Karet penutup - Rak - Centrifuge 2500 rpm - Kertas saring - Oven 105 0C - Eksikator - Tanur Bahan kimia :

MgCl2, CaCl2, aquades, cairan rumen, larutan buffer, gas CO2, air es, larutan HCL, pepsin. Kecernaan secara in vtro dengan menggunakan cairan rumen sapi sebagai media percobaan untuk mengukur kecernaan BK dan BO (Tilley dan Terry, 1963), yang dimodifikasi oleh Van der Meer (1980).

Cara Kerja :

1. Kedalam Labu ukur 3500 ml dimasukan : - 520 ml larutan a

- 5,2 g MgCl2 (larutan b) - 5,2 g CaCl2 (larutan c)

Kemudian ditambahkan aquades sampai tepat 2069,6 ml, ambil dikocok. Diukur pH nya (Ph = 6,9) pada temperatur 38-39 0C.

2. Mengambil cairan rumen yang telah disaring kemudian dimasukkan ke dalam larutan buffer dengan perbandingan cairan rumen : larutan buffer 1 : 4. Selanjutnya dialiri gas CO2 dan dipanaskan di atas penangas yang dilengkapi dengan stirer pada suhu 39 0C selama 20 menit.

3. Menimbang 0,5 gram sampel (BK 88-92 %), lalu dimasukkan ke dalam tabung fermentor yang diberi nomor (untuk setiap sampel dilakukan 2 kali ulangan), dan dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu 39 0C (sekitar 1 hari sebelum pelaksanaan). Ukuran sampel 0,5 – 1,0 mm.

4. Kedalam tabung fermentor yang telah ditambahkan sampel 0,5 gram ditambahkan 50 ml campuran larutan buffer dan cairan rumen dengan perbandingan 4 : 1. Sebelum tabung ditutup dengan karet, dialiri lebih dahulu dengan CO2 selama kurang lebih 15 detik agar kondisi an-aerob. Tabung-tabung tersebut dimasukkan rak dan dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu 39 0C.

5. Setelah 1 jam inkubasi, kocok pelan-pelan setiap tabung dengan tangan agar seluruh partikel sampel menjadi basah. Pengocokkan selanjutnya dilakukan setiap 8 jam.

Page 33 of 52 6. Dibuat 4 tabung yang terdiri dari 2 tabung untuk balnko dan 2 tabung untuk standar berupa

rumput gajah yang telah diketahui kecernaan secara in vivo.

7. Setelah inkubasi berlangsung selama 48 jam tabung-tabung diambil dari inkubator dan aktifitas mikroba dihentikan dengan cara direndam dalam air es.

8. Dilakukan centrifuge pada 2500 rpm selama 15 menit.

9. Residu sampel yang hasil centrifuge pada 2500 rpm selama 15 menit akan ditambah dengan 50 ml larutan HCL – Pepsin, dimasukkan kembali ke dalam inkubator pada suhu 39 0C, selanjutnya diinkubasikan selama 48 jam, tanpa penutup bunsen valve dan dikocok 2 kali sehari.

10.Kemudian didigeti selama 48 jam, tabung diambil dan dipindahkan isi tabung fermentor ke dalam kertas saring yang telah ditimbang.

11.Kertas saring dan residu dikeringkan dalam oven 105 0C satu malam, kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang untuk mengetahui kehilangan bahan kering.

12.Bahan organik diperoleh dengan mengabukan kertas saring dan residu dalam tanur pada suhu 550 0C selama 4 jam atau sampai sampel berwarna putih, didinginkan di dalam eksikator dan ditimbang.

Dihitung presentase KcBK dan KcBO dikalikan kecernaan sampel standar sebagai faktor korelasi. Berikut rumus kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan organik (KcBO) yaitu :

1. Kecernaan Bahan Kering (KcBK) (%)

= BK sampel − (BK residu − BK blangko)BK sampel x 100 % x KcBK standar in − vitroKcBK standar in − vivo 2. Kecernaan Bahan Organik (KcBO) (%)

Page 34 of 52 Tanda Tangan Dosen/Asisten :

……… ……….

Page 35 of 52 Tanda Tangan Dosen/Asisten :

……… ……….

Page 36 of 52

Materi III

Pengukuran produksi gas (Makkar et al. 1995) Dasar Teori

Alat-alat :

1. Syringe (diameter 32 mm, panjang 200 mm, volume 100 ml) 2. Waterbath 3. Termometer 4. Erlenmayer 2000 ml 5. Pipet piston 6. Timbangan analitik 7. Beaker glass Bahan kimia : 1. NaHCO3 2. NH4HCO3 3. Na2HPO4 4. KH2HPO4 5. MgSO4 7H2O 6. NaCL 7. CaCL2 2 H2O 8. MNCL2 4 H2O 9. CoCl2 6 H2O 10.FeCL3 6 H2O 11.Resazurin 12.Na2S 9H2O 13.NaOH 1 M Prosedur :

Sampel digiling dengan ukuran 1 mm dan ditimbang sebnayak 0.5 gram BK dimasukkan dalam dasar syiringe (dengan ukuran diameter 32 mm, panjang 200 mm, volume 100 ml). Selanjutnya sebelum piston dimasukka ke dalam syiringe, terlebih dahulu diolesi dengan dengan vaselin. Ujung dari syringe dihubungkan dengan selang karet silicon panjangnnya sekitar 5 cm dan dapat ditutup dengan klep plastik. Cairan rumen yang digunakan dalam pengukuran gas tersebut berasal dari 1 ekor sapi PFH jantan yang berfistula, yang telah disaring terlabuh dahulu. Cairan rumen sebelum dimasukkan dalam sringe dicampur terlebih dahulu dengan larutan buffer dangan perbandingan 1:3.41 (v/v).

Larutan buffer (tipa 1 liter) terdiri dari : NaHCO335 gram + NH4HCO3 4 gram, dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Larutan makro mineral (tiap 1 liter) terdiri dari : Na2HPO4 5,7 gram + KH2HPO4 6,2 gram + MgSO4 7 H2O 0,6 gram + NaCL 2,22 gram dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Larutan mikro mineral (tiap 100 ml) terdiri dari CaCL2 2 H2O 13,2 gram+MNCL2 4 H2O 10 gram+CoCl2 6 H2O +FeCL3 6 H2O 0,8 gram, dilarutkan dalam aquadest sampai volumenya 100 ml. Larutan resazurin : 0,1 gram resazurin dilarutkan dengan aqudest sampai volumenya 100 ml. Redukter solvent (di- buat sesaat sebelum mengambil cairan rumen) terdiri dari Na2S 9H2O 0,58 gram + NaOH 1 M 3,7 ml.

Page 37 of 52 Tanda Tangan Dosen/Asisten :

……… ………. - Aquadest : 1095 ml - Buffer : 730 ml - Makro mineral : 365 ml - Mikro mineral : 0,23 ml - Resazurin : 1 ml - Reduktor : 60 ml

Larutan buffer campuran ini dimasukkan dalam labu, dicampur dan dipanas-kan pada suhu 390C dalam waterbath. Gas CO2 dialirkan, sementara itu reduktor ditambahkan. Larutan yang berwarna kebiru-biruan akan berubah menjadi agak merah kemudian menjadi tidak berwarna. Cairan rumen dari cairan feses sebanyak 660 ml masing-masing dimasukkan kedalam labu, dan CO2 tetap dialirkan dalam labu. Larutan buffer campuran dengan cairan rumen tersebut dimasukkan dalam syringe dengan menggunakan pipet otomatis sebanyak 50 ml. Gelembung-gelembung udara yang ada dalam syringe dikeluarkan secara perlahan melalui selang silikon selanjutnya klip plastik pada selang silikon ditutup dan dibaca volumenya (V0), kemudian syringe ditempatkan dalam waterbath pada suhu 390 C. Blanko dibuat dengan cara seperti diatas hanya tanpa penambahan sampel. Pada pengukuran volume produksi gas dicatat setelah inkubasi 2, 4, 8, 12, 24, dan 48 jam. Produksi gas dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

V

blanko

= V

blanko t

– V

O

Dokumen terkait