• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Bagian Mikrobiologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan – Institut Pertanian Bogor pada bulan Mei sampai bulan Agustus 2006.

Bahan dan Alat Penelitian Susu Bubuk Skim Impor

Metode pengambilan sampel susu bubuk skim impor ini adalah sebagai berikut:

¾ Pemilihan sampel dengan metode multistage random sampling (teknik

penarikan contoh bertingkat). Sampel susu bubuk yang di ambil adalah susu bubuk skim impor kemasan karung 25 kg yang berasal dari negara yang paling sering dilalulintaskan melalui Balai Karantina Hewan Kelas I Tanjung Priok Jakarta dari 10 negara eksportir. Sampel diambil pada saat kedatangan/masuk ke instalasi karantina hewan sementara selama periode penelitian.

¾ Sampel yang diambil sebanyak 40 sampel berdasarkan rumus (Budiharta

2002) :

n = 4 PQ L2

Keterangan : n = besaran sampel

P = asumsi prevalensi

Q = 1 – P

L = galat yang diinginkan

Dengan tingkat konfidensi 95 % dan galat yang diinginkan 5 % serta asumsi prevalensi 2,5 % maka didapat :

n = 4 x 0,025 x 0,975

(0,05)2

¾ Jumlah sampel susu bubuk skim impor yang diambil untuk masing-masing negara pengekspor didasarkan pada persentase frekuensi kedatangan pada tahun 2004 (Tabel 6). Sampel diambil pada saat kedatangan / masuk ke instalasi karantina hewan sementara dalam periode penelitian.

Tabel 6 Rincian Jumlah Sampel yang Diambil per Negara Berdasarkan Persentase Kedatangan pada Tahun 2004

No. Negara Persentase Frekuensi

Kedatangan

Jumlah Pembulatan

1 Australia 36 % x 39 sampel 14,04 14

2 Belanda 19,50 % x 39 sampel 7,61 8

3 New Zealand 24,85 % x 39 sampel 9,69 10

4 Denmark 10,15 % x 39sampel 3,96 4

5 Jerman 9,50 % x 39 sampel 3,70 4

Total 100 % x 39 sampel 39 40

¾ Pengambilan sampel pada kontainer dilakukan secara acak sederhana

berdasarkan nomor seri atau batch sebanyak 1 (satu) sampel. Jika dalam

pemasukan terdapat 2 (dua) kontainer maka sampel diambil dari 2 (dua) kontainer tersebut, tetapi bila dalam pemasukan terdapat lebih 2 (dua) kontainer maka sampel diambil dari 2 (dua) kontainer yang dipilih secara acak sederhana.

¾ Pengambilan sampel dilakukan seaseptik mungkin. Sampel kemudian

dimasukkan ke dalam kantong plastik steril yang telah diberi label kode sampel dan tanggal pengambilan.

Media Biakan

Media biakan yang digunakan diantaranya adalah Buffer Pepton Water

(BPW), Plate Count Agar (PCA), Baird Parker Agar (BPA), Brain Heart Broth Infusion (BHI) dan plasma kelinci.

Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : cawan petri, pipet, penangas air, tabung reaksi, timbangan, stomacher, gelas piala, labu Erlenmeyer,

autoklaf, inkubator (lemari pengeram), tabung Durham, ose, kertas lakmus, plastik steril, kertas label, bunsen dan termometer.

Metode Penelitian

Sampel susu bubuk pada penelitian ini diuji sesuai dengan SNI No. 01- 2897-1992 tentang Cara Uji Cemaran Mikroba.

Metode pemeriksan yang dilakukan adalah :

1. Penggunaan data sekunder

2. Pemeriksaan organoleptik meliputi warna, bau, rasa dan pH.

3. Pemeriksaan mikrobiologi yang dilakukan adalah pemeriksaan kandungan

bakteri dengan pengujian Total Plate Count (TPC) dan pemeriksaan

bakteri Staphylococcus aureus. • Penggunaan Data Sekunder

Data sekunder yang dipergunakan mencakup data pengiriman susu bubuk skim, data alat angkut dan data tempat penyimpanan selama dalam proses pengangkutan dari negara asal.

Pemeriksaan Organoleptik

Pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat, mencium, meraba, dan merasakan susu bubuk skim impor tersebut. Untuk pemeriksaan pH dilakukan dengan sederhana yaitu memasukkan kertas lakmus ke dalam susu bubuk skim yang telah dilarutkan dengan air, lalu diamati perubahan warna yang terjadi dan dicocokkan dengan standar yang ada.

Pemeriksaan kandungan bakteri dengan pengujian TPC yaitu :

a) Persiapan larutan sampel

25 gram susu bubuk ditimbang, kemudian dilarutkan dalam 225 ml larutan

pengencer BPW 0,1% dan dianggap sudah pengenceran 10-1 dan dihomogenkan

dengan stomacher 15000-20000 rpm. Untuk pengenceran awal suhu larutan

pengencer 450C. Untuk susu bubuk yang tidak mudah larut dicampur lebih dahulu dengan larutan 1,25% natrium sitrat. Untuk pengenceran awal suhu larutan pengencer hingga 45 0C. Selanjutnya dibuat pengenceran dari 10-1 menjadi 10-2 dengan cara : 1 ml larutan sampel pengenceran 10-1 dimasukkan ke dalam 9 ml

BPW 0,1%, kemudian dihomogenkan. Dengan cara yang sama dibuat pengenceran 10-3, 10-4, 10-5, dan 10-6.

b) Pengujian TPC

Setelah didapatkan pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, dan 10-6, selanjutnya sebanyak 1 ml dari setiap pengenceran dimasukkan kedalam cawan petri steril (duplo). Kedalam tiap cawan petri ditambahkan 12 - 15 ml media Plate Count Agar (PCA) yang sudah didinginkan sampai temperatur 45 - 500C. Larutan sampel dan media PCA dihomogenkan dengan hati-hati (putar dan goyang kedepan belakang serta kekanan dan kiri membentuk angka delapan),

diinkubasikan pada 37 0C selama 24 - 48 jam dengan posisi cawan petri yang

terbalik. Koloni yang tumbuh dihitung sebagai total mikroba dan jumlah koloni yang dihitung antara 25 - 250. Secara skematis diagram alir pemeriksaan TPC ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 1 berikut.

Homogenisasi sampel

25 gram susu bubuk + 225 ml BPW 0,1% suhu pengencer 45 0C

Dihomogenisasi dengan stomacher 15000 - 20000 rpm

Pengenceran desimal (10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6) (1 ml contoh + 9 ml BPW 0,1%)

1 ml dimasukkan kedalam cawan petri steril (duplo)

Ditambahkan + 15 ml media PCA, dihomogenkan dan dibiarkan sampai agar memadat

Diinkubasi pada suhu 350C selama 24 - 28 jam

Penghitungan dan pencatatan jumlah koloni (25 - 250) Gambar 1 Diagram Alir Pemeriksaan TPC

Pemeriksaan Bakteri Staphylococcus aureus

1. Diambil 0,1 ml larutan sampel dari pengenceran 10-1 dimasukkan ke dalam 9

ml media BPW 0,1% untuk mendapatkan pengenceran 10-2, dengan cara yang

sama dibuat pengenceran 10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6. Sebanyak 1 ml sampel dari masing-masing pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6 dimasukkan ke

dalam cawan petri steril. Ditambahkan 15 - 20 ml media Baird Parker Agar

(BPA) yang sudah ditambahkan dengan 4% Egg Yolk dan 1 % Potassium

Tellurite pada masing-masing yang sudah berisi larutan sampel. Supaya larutan sampel dan media agar homogen, dilakukan pemutaran cawan membentuk angka delapan. Kemudian diinkubasikan 24 - 48 jam pada suhu

370C dengan posisi cawan petri yang terbalik. Dipilih cawan petri yang

mengandung koloni 20 - 200.

2. Terhadap koloni tersangka S. aureus yaitu koloni warna hitam mengkilat, tepi koloni putih dan dikelilingi daerah yang terang, dilanjutkan dengan uji koagulase.

3. Uji koagulase dilakukan dengan cara mengambil satu koloni tersangka dan

dimasukkan kedalam 5 ml Brain Heart Infusion Broth (BHIB) steril dan

dihomogenkan. Diinkubasi pada suhu 350C selama 20 - 24 jam. Kemudian

dari biakan ini diambil 0,1 ml dan ditambahkan kedalam tabung steril yang berisi plasma darah kelinci 0,3 ml. Diinkubasi pada suhu 350C selama 2 - 6 jam. Jika terjadi koagulasi menunjukkan reaksi positif. Penghitungan jumlah S. aureus dalam 1 gram sampel adalah jumlah koloni dalam cawan yang memberikan reaksi koagulase positif dikalikan faktor pengenceran.

Sedangkan secara skematis diagram alir pemeriksaan S. aureus dapat

Homogenisasi sampel

25 gram susu bubuk + 225 ml BPW 0,1% suhu pengencer 45 0C

Dihomogenisasi dengan stomacher

1 ml larutan + 9 ml BPW 0,1%

Pengenceran desimal (10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6)

1 ml dimasukkan kedalam cawan petri steril

Ditambahkan + 15 ml media BPA, dihomogenkan dan dibiarkan sampai memadat

Diinkubasi pada suhu 350C selama 30 - 48 jam

Penghitungan dan pencatatan jumlah koloni hitam mengkilat, tepi putih dan dikelilingi daerah terang

Dilakukan uji koagulase

1 koloni dimasukkan ke dalam 5 ml BHIB Diinkubasi pada suhu 350 – 370 C selama 20 – 24 jam

0,1 ml kultur + 0,3 ml plasma kelinci diinkubasi pada suhu 350 – 370 C selama 2 - 6 jam

Terjadi koagulase Koagulase positif

Gambar 2 Diagram alir pemeriksaan S. aureus

(SNI No. 01-2897-1992) • Analisa Data

Analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif, yaitu dengan menyajikannya dalam bentuk tabel dan gambar. Analisa deskriptif adalah bidang statistik yang membicarakan cara atau metode mengumpulkan, menyederhanakan dan menyajikan data sehingga bisa memberikan informasi (Mattjik dan Sumertajaya 2002).

Data yang diperoleh dari hasil pengujian kualitas mikrobiologi dalam susu bubuk skim impor dianalisis dengan persamaan pendugaan rataan jumlah mikroba dengan rumus sebagai berikut :

n

t

X

σ

α 2

±

dimana : Rataan = n X X =

i

tα/2 = nilai t – student pada tingkat kepercayaan (1 – α) x 100% dan derajat bebas v n = ukuran sampel Simpangan baku =

(

)

1 2 − − =

n x xi σ

Dokumen terkait