• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012 bertempat di PT. Wersut Seguni Indonesia, Pantai Cahaya, Kendal, Jawa Tengah dan Laboratorium Bakteriologi, Bagian Mikrobiologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Materi Penelitian

Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah T. aduncus sebanyak 11 ekor. Alat-alat yang digunakan adalah cotton bud, cool box, mikroskop cahaya, ose, needle, gelas objek, tabung reaksi, cawan Petri, pipet, rak tabung reaksi, pembakar Bunsen, spidol, label nama, inkubator, lemari es, dan webcam digital eye piece camera. Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel swab anus T. aduncus, media untuk menjaga agar sampel swab tidak kering dan sebagai media penyubur seperti Brain Heart Infussion Broth (BHIB), media untuk mengisolasi seperti agar darah, MacConkey Agar (MCA), dan Trypticasein Soy Agar (TSA), media untuk mengidentifikasi bakteri seperti Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Indol, Simmon’s citrate agar, kaldu Methyl Red-Voges Proskauer (MR-VP), kaldu gula-gula (glukosa, sukrosa, laktosa, manitol, dan maltosa), zat warna Gram (kristal violet, lugol, aseton alkohol, safranin), zat warna Ziehl Neelsen (karbol

Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus hyicus

Staphylococcus adalah bakteri Gram positif, berbentuk kokus (bulat), memiliki diameter kira-kira 1 µ m dan membentuk susunan menyerupai seikat anggur. Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif, katalase positif, oksidase negatif, dan tidak motil. Sedikitnya ada 30 spesies Staphylococcus bersifat komensal pada kulit dan selaput lendir, beberapa bersifat patogen oportunistik penyebab infeksi piogenik (Quinn et al. 2002; Quinn et al. 2004). S. hyicus (koagulase bervariasi) merupakan Staphylococcus yang bersifat patogen. S. epidermidis (koagulase negatif) merupakan Staphylococcus yang bervirulensi rendah (tidak patogen) (Quinn et al. 2004).

Enterococcus faecalis

Enterococcus faecalis merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus, tidak motil, dan bersifat patogen oportunistik. E. faecalis pertama kali diidentifikasi sebagai Streptococcus Grup D (S. faecalis). Habitatnya di usus manusia maupun hewan. Hewan atau manusia yang terinfeksi oleh bakteri ini akan mengalami kondisi supuratif pada saluran pencernaannya (Quinn et al.

2002).

MATERI DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012 bertempat di PT. Wersut Seguni Indonesia, Pantai Cahaya, Kendal, Jawa Tengah dan Laboratorium Bakteriologi, Bagian Mikrobiologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Materi Penelitian

Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah T. aduncus sebanyak 11 ekor. Alat-alat yang digunakan adalah cotton bud, cool box, mikroskop cahaya, ose, needle, gelas objek, tabung reaksi, cawan Petri, pipet, rak tabung reaksi, pembakar Bunsen, spidol, label nama, inkubator, lemari es, dan webcam digital eye piece camera. Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel swab anus T. aduncus, media untuk menjaga agar sampel swab tidak kering dan sebagai media penyubur seperti Brain Heart Infussion Broth (BHIB), media untuk mengisolasi seperti agar darah, MacConkey Agar (MCA), dan Trypticasein Soy Agar (TSA), media untuk mengidentifikasi bakteri seperti Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Indol, Simmon’s citrate agar, kaldu Methyl Red-Voges Proskauer (MR-VP), kaldu gula-gula (glukosa, sukrosa, laktosa, manitol, dan maltosa), zat warna Gram (kristal violet, lugol, aseton alkohol, safranin), zat warna Ziehl Neelsen (karbol

fuksin, asam alkohol, biru metilen), aquades, alkohol 70%, H2O2 3%, dan KOH 3%.

Metode Penelitian Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan pada 11 ekor T. aduncus dengan melakukan

swab anus sebanyak 2 kali menggunakan cotton bud. Cotton bud hasil swab yang pertama (A1) kemudian dimasukkan ke dalam media BHIB. Cotton bud hasil

swab yang kedua (A2) digoreskan pada media agar darah dan MCA, lalu diinkubasi pada suhu ruang. Kemudian sampel yang telah dibiakkan dimasukkan ke dalam cool box dan dibawa ke Laboratorium Bakteriologi FKH IPB.

Isolasi Bakteri

Sampel A1 pada media BHIB dibiakkan ke dalam agar darah dan MCA dengan goresan T, lalu diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator dengan suhu 37 °C. Setelah 24 jam, koloni bakteri terpisah yang tumbuh pada agar darah dan MCA dicatat ciri koloninya. Koloni yang berbeda kemudian dipindahkan ke dalam agar miring TSA dan dilakukan pelabelan sistematis untuk masing-masing koloni. Lalu, diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 °C selama 24 jam. Hal tersebut juga dilakukan pada sampel A2.

Identifikasi Bakteri

Koloni yang tumbuh pada media TSA baik sampel A1 maupun A2 diwarnai dengan pewarnaan Gram untuk dilihat morfologi, sifat Gram, dan kemurniannya. Menurut Lay (1994), cara melakukan pewarnaan Gram diawali dengan pembuatan preparat ulas, kemudian difiksasi di atas pembakar Bunsen. Preparat ulas ditetesi larutan kristal violet ke seluruh bagian ulasan bakteri dan didiamkan selama 1 menit lalu dicuci dengan aquades. Selanjutnya, preparat diberi larutan lugol dan didiamkan selama 1 menit lalu dicuci dengan aquades hingga bersih. Berikutnya, preparat diberi larutan pemucat (aseton alkohol) kurang lebih 10 detik dan dicuci kembali dengan aquades hingga bersih. Terakhir, preparat ditetesi larutan safranin selama 15-20 detik lalu dicuci dengan aquades hingga bersih kemudian dikeringkan dengan kertas saring. Lalu diamati di bawah mikroskop menggunakan perbesaran objektif 100x dengan bantuan minyak emersi. Hasil pewarnaan Gram, bakteri Gram positif berwarna ungu sedangkan bakteri Gram negatif berwarna merah. Apabila terdapat koloni bakteri yang belum murni, maka dilakukan kembali isolasi pada agar darah maupun MCA dengan goresan T. Apabila hasil dari pewarnaan Gram kurang meyakinkan, maka dilakukan uji KOH 3% untuk menentukan sifat Gram bakteri. Bakteri Gram negatif akan memberikan hasil adanya masa gelatin yang membentuk benang-benang halus saat diangkat menggunakan ose.

Secara ringkas alur identifikasi bakteri Gram positif dan negatif dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7. Identifikasi akhir mengacu pada Jang et al. (1976), Barrow dan Feltham (1993), dan Bergey dan Breed (1994).

Gambar 6 Diagram alir identifikasi bakteri Gram positif (Bergey dan Breed 1994; Lay 1994)

Aerob Anaerob

Clostridium Batang kecil tidak

membentuk spora Batang besar membentuk spora Bacillus Mycobacterium Listeria Erysipelothrix Corynebacterium Lactobacillus

Tahan asam Tidak tahan asam

Pewarnaan Ziehl Neelsen

Staphylococus aureus Staphylococcus epidermidis

Kuning (fermentasi) Merah (tidak fermentasi)

Uji Glukosa Mikroaerofilik

(+) (-)

Micrococcus sp. Tanam ke MSA

Batang Bakteri Gram Positif

Kokus

Katalase negatif Katalase positif

Streptococcus sp. Micrococcaceae

Gambar 7 Diagram alir identifikasi bakteri Gram negatif (Bergey dan Breed 1994; Lay 1994)

Dokumen terkait