PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU KAMBING SAPERA YANG
MATERI DAN METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian dilaksanakan selama satu bulan pada bulan Juni 2012 di Balai Penelitian Ternak Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Analisis proksimat pakan dilakukan di Laboratorium Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor. Analisis kualitas susu dilakukan di Laboratorium Ternak Perah Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Materi Ternak
Ternak kambing dipelihara di Balai Penelitian Ternak Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ternak yang digunakan dalam penelitian berjumlah sembilan ekor kambing perah Sapera laktasi kedua. Kambing yang digunakan memiliki produksi susu + 1 liter/hari dengan bobot badan 32,96 + 3,14 kg. Kambing yang digunakan memasuki minggu kelima laktasi.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah pakan kambing perah yang terdiri atas rumput Raja, daun Gamal, daun Som Jawa (Talinum paniculatum (Jacq.) Gaertn), konsentrat komersial (tersusun atas jagung, pollard, dedak padi, bungkil kedelai, bungkil kelapa, vitamin, dan mineral), dan air. Rumput Raja dan daun Gamal segar diperoleh dari kebun rumput Balai Penelitian Ternak Ciawi. Daun Som Jawa segar diperoleh dari kebun Agropolitan, Cipanas.
Alat
Peralatan yang digunakan di kandang meliputi kandang kambing laktasi individu berukuran 1 m3, termohigrometer, ember plastik, timbangan ternak, timbangan duduk, timbangan digital, gelas ukur, penyaring susu, milk can, lap bersih, dan plastik pengemas. Sampel susu dibawa ke Laboratorium Ilmu Ternak Perah dengan menggunakan cooler box, dan motor sebagai sarana transportasi. Sampel susu diuji menggunakan milkotester.
Prosedur
Persiapan
Ternak percobaan melalui tahap penyesuaian terhadap perubahan pakan (pre- eliminary) selama dua minggu sebelum diberikan perlakuan. Tahap ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh pakan yang diberikan sebelum perlakuan terhadap peubah yang diamati. Persiapan pemeliharaan meliputi pembersihan kandang individu dan memindahkan kambing yang digunakan untuk penelitian pada kandang individu.
Pemeliharaan
Pemeliharaan sembilan ekor kambing Sapera dilakukan selama dua minggu pada kandang individu berukuran 1 m3. Penimbangan bobot badan kambing dilakukan sebelum pemeliharaan untuk menghitung jumlah konsumsi bahan kering kambing perah per hari yakni sebesar 4% dari bobot badan kambing (Esminger, 2002). Pakan diberikan sebanyak 6 kali sehari, sedangkan air minum diberikan secara adlibitum. Konsumsi pakan dan sisa pakan ditimbang setiap hari. Produksi susu per hari diukur dengan mencatat hasil pemerahan pada pagi dan sore hari. Sampel susu diambil pada awal (sebelum perlakuan), tengah (setelah 14 hari pre- eliminary), dan akhir (setelah 28 hari perlakuan) untuk uji kualitas susu.
Perlakuan
Pakan yang diberikan terdiri atas hijauan dan konsentrat dengan persentase 60:40. Pakan diberikan secara bergantian yaitu daun Som Jawa diberikan pagi (jam 07.30 WIB) dan sore hari (15.30 WIB). Konsentrat diberikan pagi setelah pemberian daun Som Jawa (08.00 WIB) dan daun Gamal diberikan sore hari (16.00 WIB). Rumput Raja diberikan siang hari (09.00 WIB) sesuai dengan persentase kebutuhan, sedangkan sore hari (17.00 WIB) diberikan secara adlibitum. Rumput diberikan adlibitum karena kambing menunjukkan tanda bahwa pakan yang diberikan masih kurang yaitu tempat pakan yang kosong dan selalu berteriak. Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah:
P1 = Kontrol (Rumput Raja adlibitum + daun Gamal 27% + konsentrat 40%) P2 = Rumput Raja adlibitum + Gamal 27% + daun Som Jawa 3% + konsentrat 40% P3 = Rumput Raja adlibitum + Gamal 27% + daun Som Jawa 6% + konsentrat 40%
Bahan Pakan Bahan
Kasar Abu Tabel 4. Kandungan Nutrien Bahan Pakan Penelitian (%BK)
Serat Protein Lemak Kering Kasar Kasar
Konsentrat 1 88 8 14 4 10
Rumput Raja 2 45,39 34,67 11,81 2,35 12,9 Daun Gamal 2 86,47 15,33 23,98 3,7 6,8 Daun Som Jawa 1 9,41 9,56 31,24 4,14 16,15
Keterangan: 1. Laboratorium Pusat Antar Universitas, IPB (2012) 2. Laboratorium Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak (2010)
Rancangan dan Analisis Data
Rancangan
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga taraf perlakuan (0%, 3%, dan 6%) dan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Model matematika rancangan penelitian menurut Mattjik dan Sumertajaya (2006) adalah:
Yij = µ + τi + εij Keterangan:
Yij = Pengaruh penambahan daun Som Jawa terhadap kualitas susu kambing pada taraf perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.
µ = Rataan umum.
τi = Pengaruh penambahan daun Som Jawa ke-i.
εij = Pengaruh acak pada penambahan daun Som Jawa ke-i dan ulangan ke-j.
Peubah yang Diamati
Konsumsi Pakan (g/ekor/hari). Konsumsi pakan merupakan selisih antara pakan yang diberikan dengan pakan sisa. Konsumsi pakan per ekor per hari merupakan konsumsi pakan total dibagi masa pemeliharaan. Perhitungan konsumsi bertujuan untuk mengetahui konsumsi Bahan Kering (BK) dan nutrien pakan seperti protein, serat, dan lemak. Perhitungan konsumsi BK dan komposisi nutrien pakan (McDonald, 2002) adalah:
Konsumsi BK pakan (%)= [pakan yang diberikan (g) – sisa pakan (g)] x %BK bahan Konsumsi Nutrien (g/ekor/hari)= konsumsi BK pakan x kadar nutrien dalam pakan
Produksi Susu (kg/ekor/hari). Produksi susu diperoleh dengan cara mencatat hasil pemerahan sembilan ekor kambing Sapera masing-masing pada pagi dan sore hari. Pengukuran dimulai setelah masa persiapan (pre-eliminary) sampai dengan akhir masa pemeliharaan. Pengukuran produksi susu dilakukan dengan menggunakan gelas ukur berskala dan timbangan digital.
Komposisi Susu. Pengujian komposisi susu kambing meliputi kadar lemak, bahan kering tanpa lemak, bahan kering, berat jenis, protein, dan laktosa. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat milkotester. Sampel susu yang digunakan masing-masing sebanyak 30 ml.
Efisiensi Pemanfaatan Ransum Terhadap Kualitas Susu. Efisiensi penggunaan nutrien ransum terhadap komposisi susu dapat dihitung dengan perbandingan kandungan nutrien susu dengan konsumsi nutrien tersebut (Asminaya, 2007). Efisiensi pemanfaatan protein ransum dihitung dari perbandingan antara kadar protein dalam susu dengan konsumsi protein ransum (Zamami et al., 2011). Hal ini berlaku bagi perhitungan efisiensi konsumsi nutrien yang lainnya.
Efisiensi Penggunaan ransum menjadi susu
=
Efisiensi penggunaan protein pakan menjadi protein susu
=
Efisiensi penggunaan lemak pakan menjadi lemak susu
=
Bobot Badan Ternak. Bobot badan ternak diukur dengan menggunakan timbangan ternak. Pengukuran bobot badan dilakukan dengan menimbang ternak pada awal (sebelum perlakuan), tengah (setelah 14 hari pre-eliminary), dan akhir (setelah 14 hari perlakuan) penelitian. Penimbangan dilakukan pagi hari sebelum ternak diberi pakan menggunakan timbangan ternak.
Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan analisis ragam Analysis of Variance (ANOVA). Metode non parametrik Kruskal Wallis dilakukan untuk menguji data yang tidak memenuhi uji asumsi ANOVA.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi Pakan
Penambahan daun Som Jawa pada ransum menurunkan kandungan serat kasar dan bahan kering ransum, namun meningkatkan protein kasar ransum. Peningkatan protein disebabkan kandungan protein yang tinggi pada daun Som Jawa yaitu 31,24%. Kadar air yang tinggi pada daun Som Jawa diduga sebagai penyebab penurunan kadar bahan kering ransum. Kandungan lemak daun Som Jawa yang cukup tinggi yaitu 4,14% diduga menyebabkan peningkatan kandungan lemak ransum. Penambahan daun Som Jawa juga meningkatkan kadar abu ransum meskipun tidak signifikan. Peningkatan kadar abu ransum disebabkan kandungan abu yang tinggi pada daun Som Jawa yatu 16,15%. Kandungan nutrien ransum yang diberikan pada kambing Sapera penelitian tertera pada Tabel 5.
Tabel 5. Kandungan Nutrien Ransum (%)
Perlakuan BK Abu Pk Lk Sk P1 73,53 10,09 15,97 3,37 18,78 P2 72,45 10,19 16,55 3,43 18,03 P3 71,37 10,29 17,14 3,48 17,27
Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan proses produksi (Tillman et al., 1998). Nutrien yang terserap akan dialirkan melalui darah menjadi prekursor untuk proses sintesis susu di ambing. Manajemen pemberian pakan dan minum merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya produksi susu pada ternak perah (Ensminger, 2002). Kandungan protein ransum yang digunakan dalam penelitian telah memenuhi kebutuhan untuk kambing laktasi yaitu 12-17 % (Rashid, 2008).
Tingkat konsumsi pakan mencerminkan palatabilitas suatu jenis pakan. Konsumsi pakan yang semakin tinggi mengindikasikan tingkat palatabilitas yang semakin baik. Pakan yang diberikan dalam penelitian berupa rumput raja, daun gamal, konsentrat komersial, dan daun Som Jawa sebagai perlakuan. Rataan konsumsi pakan kambing perah Sapera yang ditambahkan daun Som Jawa (Talinum Paniculatum (Jacq.) Gaertn) tertera pada Tabel 6.