• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

4. Materi pelajaran penggolongan hewan

a. Jenis Makanan Hewan: berasal dari Rerumputan, Dedaunan, batang, Biji-bijian, Buah-buahan, Daging.

b. Menggolongkan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya: hewan pemakan tumbuhan, pemakan daging, dan pemakan Tumbuhan dan Daging.

Menurut suprijono(Dalam Miftahul Huda,2013: 236), picture and picture merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. dimana gambar yang disajikan harus diurutkan secara logis. Gambar-gambar menjadi perangkat utama dalam pembelajaran, sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditempelkan baik dalam bentuk kartu, kertas atau bentuk carta berukuran besar.

G. Metode Penelitian 1. Rencana Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian Tindakan kelas. Dalam bukunya Arikunto (2007:3) dijelaskan pengertian PTK yaitu: a. Penelitian

Kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dan meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting pagi peneliti.

b. Tindakan

Sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. Kelas

Tempat dimana terdapat sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang dari guru yang sama pula.

Dari pengertian tiga kata di atas, yakni penelitian, tindakan dan kelas, dapat disimpulkan bahwa yang di maksud PTK adalah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas bersama.

Alasan peniliti menggunakan jenis peneliti tindakan kelas karena melalui penelitian ini seseorang peneliti terjun langsung dan ikut berperan dalam proses pembelajaran.

2. Subyek Penelitian a. Subyek penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IV MI Islamiyah Kauman Kidul Kecamatn Sidorejo kota Salatiga. Dengan jumlah siswa 21, yang terdiri dari 9 laki-laki dan 12 perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus dengan menggunakan Media Picture and picture pada materi Penggolongan hewan. Alasan penelitian memelih kelas IV menjadi subyek penelitian karena nilai ulangan tengah semester IPA kelas IV Tahun 2015 yang belum mencapai KKM.

b. Lokasi penelitian

Tempat penelitian dilakukan di MI Islamiyah Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo kota Salatiga Tahun 2015.

Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan mulai dari bulan Agustus, Pada semester ganjil Tahun 2015 di MI Islamiyah Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo kota Salatiga.

3. Langkah-langkah Penelitian

Menurut arikunto (2007:16) mengemukakan bahwa dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan, meliputi: planning (perencanaan), action (pelaksanaan tindakan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut:

Gambar 1.1 Bagan rancangan pelaksanaan PTK (Suharsimi Arikunto, 2006: 74) a. Perencanaan (planning) Perencanaan Pelaksanaan SIKLUS I Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan Pelaksanaan Refleksi Refleksi

?

Perencanaan merupakan proses pengembangan rencana yang akan dilaksanakan untuk mengurangi atau menghilangkan masalah yang ada dikelas (Arikunto, 2007: 17).

 Penelitian mengadakan pertemuan dengan guru kelas untuk berdiskusi tentang persiapan penelitian.

 Menyusun RPP, silabus.

 Menyusun materi ajar berdasarkan rangkaian dalam RPP  Menyiapkan media picture and picture

 Menyusun lembar soal pres test dan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa.

 Menyusun lembar pengamatan untuk guru dan siswa. b. Pelaksanaan Tindakan (acting)

Tahap pelaksanaan tindakan kelas adalah tahap kedua setelah tahap perencenaan. Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan apa yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya. Kegiatan belajar terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir atau penutup. c. Pengamatan (observing)

Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto, 2007:19). Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan partisipasi siswa dalam proses belajar IPA materi penggolongan hewan dengan diterapkan Media Picture and picture.

Refleksi yang dilakukan dalam tindakan kelas merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan melalui lembar observasi dan evaluasi. Apakah dengan Media picture and picture yang digunakan oleh peneliti menghasilkan perubahan yang signifikan. Apabila dari siklus 1 belum mencapai indikator yang diharapkan, maka akan dilanjutkan dalam kegiatan siklus 2 sampai diperoleh kemajuan yang signifikan (Arikunto,2007:19)

4. Instrumen Penelitian

a. Lembar observasi, untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Penggolongan Hewan dengan Media Picture and Picture.

b. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi. Adapun pre test dilakukan diawal pembelajaran dan post test diakhir pembelajaran.

c. Dokumentasi, digunakan untuk mengetahui data-data yang berhubungan dengan nilai dan indentitas siswa kelas IV MI Islamiyah Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga Tahun 2015.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah:

a. Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dalam menerapkan media picture and picture dalam materi penggolongan hewan.

b. Tes, digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA materi penggolongan hewan sebelum dan sesudah melakukan penelitian. Jenis tes yang digunakan adalah pre-test dan post test.

c. Dokumentasi, digunakan untuk mengetahui data-data yang berhubungan dengan nilai dan identitas siswa kelas IV MI Kauman kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga Tahun 2015.

6. Analisis Data

Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). penelitian ini menggunakan analisis data dengan rumus sebagai berikut:

a. Mencari nilai rata-rata untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa yang di peroleh dengan menggunakan rumus sebagi berikut:

X=

Keterangan:

X = Nilai rata-rata

∑ = Jumlah nilai keseluruhan siswa ∑ = Jumlah siswa

(Aqib, 2010: 204)

b. Mencari ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

P =

(Aqib, 2010: 41).

H. Sistematis Penulisan

Untuk mempermudahkan dalam pembahasan peneliti ini, penulis menyusun dengan sistematika sebagai berikut:

1. Bagian awal meliputi: halaman sampul, lembar logo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar table, daftar gambar dan daftar lampiran.

2. Bagaian inti skripsi terdiri atas V bab. Untuk mempermudahkan pembahasan dalam skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB 1 Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metodelogi penelitian mencakup rencana penelitian, subyek penelitian, siklus penelitian, instrumen

penelitian, pengumpulkan data, analisis data, sistematika penulisan.

BAB 2 Kajian pustaka menjelaskan tentang, belajar dan hasil belajar, Ipa meliputi penggolongan hewan dan Media Picture and picture.

BAB 3 Berisi tentang gambaran umum lokasi MI Islamiyah kauman kidul, keadaan guru MI Islamiyah kauman kidul, keadaan perserta didik MI Islamiyah kauman kidul, subyek penelitian dan obyek penelitian. Berisi tentang deskripsi pelaksanaan siklus 1 meliputi rencana, pelaksanaan, pengamatan, pengempulan data, dan refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus II, deskripsi pelaksanaan siklus III. BAB 4 Hasil penilitian per siklus dan pembahasan per siklus. BAB 5 Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Hasil Belajar

1. Pengetian Hasil Belajar a. Belajar

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu daam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor (Djamarah, 2011: 13). Menurut Muhibin Syah (2010: 68) belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Menurut Slameto (1995: 2), belajar suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman (Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, 2008 : 15).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadi perubahan perilaku yang relatif tetap baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari pelatihan atau pengalaman yang diperoleh. Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak tanpa seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Namun demikian, hasil belajar merupakan perubahan yang

mengakibatkan orang berubah dalam perilaku, sikap dan

kemampuannya (Sam‟s, 2010: 34).

Menurut Bloom hasil belajar dikatagorikan menjadi 3 ranah yaitu ranah kogmitif, afektif dan psikomotorik (Sam‟s, 2010:35).

Dalam penelitian ini, tiga ranah diatas menjadi hal yang sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran Ranah kognitif meliputi pembelajaran yang mengutamakan kemampuan berfikir, mengetahui dan memecahkan masalah, afektif meliputi tingkah laku atau sikap siswa dalam pembelajaran dan psikomotor meliputi skill atau keterampilan siswa dalam pembelajaran. jadi tiga hal tersebut sebagai alat atau cara untuk membentu keberhasilan dalam pembelajaran.

Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah perolehan akhir dari proses belajar. Jadi, hasil belajar ialah suatu yang perolehan yang telah di capai dari suatu pekerjaan sesuai dengan usaha yang dilakukannya dalam proses belajar.

2. Macam-macam Hasil belajar

Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor) dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya Ahmad (2013: 6), menjelaskan macam-macam hasil belajar:

Diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Beberapa siswa mampu menerima, menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca yang ia lihat yang ia alami atau ia rasakan berupa hasil dari penelitian atau observasi.

b. Keterampilan proses

Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara afektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitasnya.

c. Sikap siswa

Sikap tidak hanya merupakan aspek mental saja, melain kan mencakup pula aspek respon fisik. Jadi sikap harus ada kekompakan antara mental fisik secara serempak.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi hasil belajar

Menurut wasliman (Ahmad Susanto,2013:13), hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal.

a. Faktor Internal: faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya, faktor

internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. b. Faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar dari diri siswa yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyaratkat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran orang tua, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar.

Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Sudjana (dalam Ahmad susanto, 2013: 15), bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dalam diri siwa dan faktor yang akan datang dari diri luar siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.

a. Kecerdasan Siswa

Kemampuan inteligensi seseorang sangat memengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan. Kecerdasan sangat membantu siswa untuk menentukan apakah siswa tersebut mampu mengikuti pelajaran yang diberikan dan meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran yang diberikan.

b. Kesiapan atau Kematangan

Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar, kematang atau kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam belajar tersebut. oleh karena itu, setiap upaya akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu, karena kematangan ini erat hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan anak.

c. Bakat Anak

Menurut chaplin (Ahmad susanto,2013: 16) yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan pontesial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti pontesial untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu.

d. Kemauan Belajar

Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan adalah membuat anak menjadi mau belajar, menjadi giat untuk belajar. Keengganan siswa untuk belajar mungkin di sebabakan karena ia belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk kehidupannya kelak. Kemauan belajar yang tinggi di sertai dengan rasa tanggung jawab yang besar tertentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang

diraihnya. Karena kemamapuan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar.

e. Minat

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seseorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat lagi, dan akhirnnya mencapai hasil belajar yang di inginkan.

f. Model Penyajian Materi Pelajaran

Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada model penyajian materi. Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar. g. Pribadi dan Sikap Guru

Siswa, begitu juga manusia pada umumnya dalam melakukan belajar tidak hanya melalui bacaan atau melalui guru saja, tetapi bisa juga melalui contoh-contoh yang baik dari sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh inovatif dalam perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif. Pribadi dan sikap guru yang baik ini tercemin dari sikapnya yang ramah, lemah lembut, penuh kasih sayang, membimbing dengan

penuh perhatian, tidak marah, antusias, dan semngat dalam berkerja dan mengajar, memberikan penilaian yang objektif, rajin, disiplin, serta berkerja penuh dedikasi dan bertangung jawab dalam segala tindakan yang ia lakukan.

h. Suasana Pengajaran

Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa dalam belajar adalah suasana pengajaran. Suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif di antara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran. Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkat secara maksimal.

i. Kompetensi Guru

Guru yang professional memiliki kemampuan-kemampuan tertentu. Kemampuan-kemampuan itu diperlukan dalam membantu siswa dalam belajar. Keberhasilan siswa belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru profesional. Guru yang professional adalah guru yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya.

j. Masyarakat

Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh karena itu,

lingkungan masyarakat pun akan ini ikut memengaruhinya kepribadian siswa.

Faktor yang diuraikan tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai oleh siswa. faktor yang berasal dari dalam diri siswa tersebut seperti kemauanan berfikir siswa yang berbeda. Faktor intern maupun faktor ekstern akan terpadu dan saling berkaitan dalam pencapaian hasil belajar. Kemampuan siswa yang rendah, apabila dari keluarga memberikan perhatian khusus ataupun berasal dari keluarga yang berpendidikan maka siswa tersebut akan dapat belajar dengan baik yang akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan kecerdasan yang rendah akan tetapi guru selalu membimbing dan membantu dalam belajar maka siswa akan dapat belajar dengan baik, kemudian mendapat hasil belajar yang baik. Begitu pula sebaliknya, siswa yang memiliki tingakat kecerdasan yang tinggi namun berbeda di lingkungan yang tidak sadar belajar, maka siswa tersebut akan terpengaruh oleh lingkungan yang menjadikan siswa tersebut malas belajar dan berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapai. Siswa memiliki kecerdasan yang tinggi tetapi teman sebelah atau sebaya yang sukanya bermain sendiri maka siswa tersebut akan ikut bermaian yang dapat menyebabkan tidak belajar dengan baik. Siswa memiliki tingakat kecerdasan yang tinggi namun lingkungan keluarga atau pihak keluarganya tidak peduli perkembangan belajar

anak maka siswa tersebut kurang mendapatkan perhatian dan mempengaruhi belajarnya.

Faktor intern maupun ekstern adalah faktor yang tidak dapat dipisahkan. Kedua hal tersebut saling berkaitan dan saling mendukung terjadinya proses belajar yang baik dan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang dicapai. Orang tua, guru, lingkungan sekolah, dan masyarakat harus mendungkung kegiatan belajar mengajar agar diperoleh hasil yang baik.

4. Ragam Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan. Oleh karena itu, ragamnya pun banyak, mulai yang paling sederhana sampai yang paling kompleks (Muhibbin, 2010: 201). a. Pre-tes dan Post-test

Kegitan pre-tes dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya, ialah untuk mengindentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Evaluasi seperti ini berlangsung singkat dan seiring tidak memerlukan instrument tertulis. Post-test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan. Evaluasi ini juga berlangsung singkat dan cukup dengan

menggunakan instrumen sederhana yang berisi item-item yang berjumlahnya sangat terbatas.

b. Evaluasi Prasyarat

Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pre-tes. Tujuan adalah untuk mengindentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. Contoh: evaluasi pengusaan penjumlahan bilangan sebelum memulai pelajaran perkalian bilangan, karena penjumlahan merupakan prasyarat atau dasar perkalian.

c. Evaluasi Diagnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengindentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. Instrumen evaluasi jenis ini dititikberatkan pada pembahasan tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapatkan kesulitan.

d. Evaluasi Formatif

Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang

dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/kesulitan) kesulitan belajar siswa. hasil diagnosis kesulitan

belajar tersebuat digunakan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remedial (perbaikan).

e. Evaluasi Sumatif

Ragam penelitian sumatif dapat dianggp sebagai “ulangan umum”

yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksaan program pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran. Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.

f. Ujian Akhir Nasional (UAN)

Ujian Akhir nasional (UAN) yang dulu disebut EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa. Namun, UAN yang diberlakukan mulai tahun 2002 itu dirancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan tertentu seperti jenjang SD/MI, SLTA/MTs, dan sekolah-sekolah menegah yakni SMA dan sebagainya (Syah, 2010: 197).

B.IPA

Hakikat pembelajaran IPA sebagai ilmu tentang alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu : ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses dan sikap.

a. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk yaitu berupa fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA. Jadi, ada beberapa istilah yang dapat diambil dari pengertian IPA sebagai produk, yaitu:

1) Fakta dalam IPA, pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar da atau peristiwa-peristiwa yang benar terjadi dan mudah dikonfirmasi secara objektif.

2) Konsep IPA merupakan suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA.

3) Prinsip IPA yaitu generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA.

4) Hukum-hukum alam, prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat sementara, akan tetapi karena mengalami pengujian berulang-ulang maka hukum alam bersifat kekal selama belum da pembuktian.

5) Teori ilmiah merupakan kerngkayang lebih luas dari fakta-fakta, konsep, prinsip yang saling berhubungan.

b. IPA sebagi proses yaitu IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasi oleh ilmuan.Adapun proses dalam memahami IPA disebut dengan ketrampilan proses sains.

c. IPA sebagai sikap yaitu, sikap yang harus dimiliki siswa dalammpembelajran IPA pada saat melakukan diskusi, percobaan, simulasi, dan kegiatan di lapangan (Ahmad Susanto, 2013: 167-169).

Dari pengertian di atas dapat di simpukan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari gejala dan perubahan-perubahan alam dengan cara khusus yaitu dengan melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunana teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

2. Tujuan IPA

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat Ilmu Pengetahuan

Dokumen terkait