• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Pengetahuan Halal Haram

1. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal adalah wajib hukumnya bagi orang Islam.

2. Pengertian halal haram: (i) Halal adalah Boleh. (ii) Haram adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT dengan larangan yang tegas.

3. Contoh bahan haram: (i) Babi, termasuk seluruh bagian tubuhnya dan produk turunannya (segar atau olahan), (ii) Khamr (minuman beralkohol), (iii) Hasil samping khamr yang diperoleh hanya dengan pemisahan secara fisik, (iv) Darah, (v) Bangkai, (vi) Bagian dari tubuh manusia, binatang buas, anjing.

B. Pengetahuan Benda Najis

1. Pengertian najis: (i) Menurut bahasa adalah “setiap yang kotor”, (ii) Menurut syara’ adalah kotoran yang wajib dihindari dan dibersihkan oleh setiap muslim ketika terkena olehnya.

2. Najis ada tiga: (1) Najis mukhaffafah (najis ringan), yaitu air seni bayi laki-laki sebelum usia dua tahun yang hanya mengonsumsi ASI, (2) Najis mughallazhah (najis berat), yaitu najis babi, anjing atau turunan keduanya, dan (3) Najis mutawassithah (najis sedang), yaitu najis kotoran hewan, khamr (minuman keras), darah dan bangkai.

3. Mutanajjis adalah benda suci yang terkena najis, dapat berupa bahan, produk atau peralatan produksi. Benda mutanajjis dapat menjadi suci kembali setelah dicuci secara syar’i.

4. Pencucian benda mutanajjis padat yang terkena najis mutawassithah secara syar’i yaitu dengan mengucurinya dengan air atau mencucinya di dalam air yang banyak (direndam) hingga hilang rasa, bau dan warna dari bahan najisnya.

5. Pencucian benda mutanajjis padat yang terkena najis mughallazhah secara syar’i yaitu dicuci tujuh kali dengan air dan salah satunya dengan tanah atau bahan lain yang mempunyai kemampuan menghilangkan rasa, bau dan warna.

C. Pengetahuan Sertifikasi Halal

1. Sertifikat halal produk di Indonesia dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) setelah audit dilakukan oleh Lembaga Pengkajian Makanan, Obat dan Kosmetika (LPPOM MUI).

PT. Tripunakawan Abadi Jaya Nomor Dokumen L-01

MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL

Revisi 00

Tanggal Berlaku 25-Jan-2021 Halaman 2 dari 4

2. Perusahaan yang telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI harus menjaga kehalalan produknya dengan cara menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH).

3. Logo halal tidak boleh digunakan oleh perusahaan jika tidak memiliki sertifikat halal MUI.

D. Penerapan Sistem Jaminan Halal (SJH)

1. Inti dari penerapan SJH adalah membuat kebijakan halal, membentuk tim manajemen halal dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh semua prosedur operasional yang tercantum dalam Manual SJH.

2. Kebijakan halal adalah komitmen perusahaan untuk menghasilkan produk halal, dengan hanya menggunakan bahan yang telah disetujui oleh LPPOM MUI dan diproduksi dengan menggunakan peralatan yang bebas dari najis.

3. Hanya menjual daging hewan halal dan disembelih sesuai dengan syariat islam.

4. Menjaga semua fasilitas produksi dan peralatan dalam keadaan bersih (bebas dari najis) sebelum dan sesudah digunakan.

5. Setiap pekerja menjaga kebersihan diri sebelum dan selama bekerja sehingga tidakmengotori produk yang dihasilkan.

6. Setiap pekerja tidak boleh membawa produk tidak halal di area produksi.

7. Setiap pekerja tidak boleh membawa/ memelihara hewan peliharaan di area produksi.

8. Setiap pekerja tidak boleh menggunakan peralatan produksi untuk kepentingan lain, misalnya untuk memasak karyawan atau menyimpan produk tidak halal milik karyawan.

9. Menyimpan bahan dan produk di tempat yang bersih dan menjaganya supaya terhindar dari najis.

10. Memastikan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut produk halal dalam kondisi baik dan tidak digunakan untuk mengangkut produk lain yang diragukan kehalalannya.

11. Mendaftarkan setiap ada produk baru dengan merk yang sama untuk disertifikasi halal sebelum dipasarkan.

12. Mendaftarkan setiap ada penambahan fasilitas produksi baru untuk disertifikasi halal.

13. Mendaftarkan ketika ada metode penyembelihan yang baru

E. Kriteria Bahan (berdasarkan dokumen HAS 23000 dan HAS 23101)

1. Bahan tidak boleh berasal dari: (i) Babi dan turunannya, (ii) Khamr (minuman beralkohol), (iii) Hasil samping khamr yang diperoleh hanya dengan pemisahan secara fisik, (iv) Darah, (v) Bangkai, (vi) Bagian dari tubuh manusia.

PT. Tripunakawan Abadi Jaya Nomor Dokumen L-01

MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL

Revisi 00

Tanggal Berlaku 25-Jan-2021 Halaman 3 dari 4

1.1 Khamr (minuman beralkohol) adalah setiap minuman yang memabukkan, baik dari anggur atau yang lainnya, baik dimasak ataupun tidak.

1.2 Bahan haram yang tidak diperbolehkan seperti disebutkan di poin a adalah bahan yang lazim digunakan di industri. Di luar bahan tersebut, masih terdapat bahan yang tidak boleh digunakan namun tidak lazim digunakan di industri, seperti daging anjing, daging tikus dan daging buaya.

2. Bahan tidak boleh mengandung bahan dari:

2.1 Babi dan turunannya,

2.2 Khamr (minuman beralkohol),

2.3 Hasil samping khamr yang diperoleh hanya dengan pemisahan secara fisik, 2.4 Darah,

2.5 Bangkai,

2.6 Bagian dari tubuh manusia.

3. Bahan tidak boleh menggunakan babi atau turunannya sebagai bahan baku atau bahan tambahan.

Contoh bahan vitamin yang dilapisi dengan gelatin babi yang digunakan dalam produk kosmetik.

Contoh lain adalah seasoning yang menggunakan lemak babi yang digunakan dalam produk pangan.

4. Bahan tidak boleh menggunakan babi atau turunannya sebagai bahan penolong. Contoh bahan pepton yang dihidrolisis menggunakan enzim babi yang digunakan sebagai media dalam pembuatan produk asam amino yang akan disertifikasi. Contoh lain adalah bahan antibiotik yang dalam proses pembuatannya menggunakan antifoam lemak babi, kemudian antibiotik tersebut digunakan pada produk obat yang akan disertifikasi.

5. Bahan tidak boleh dihasilkan dari fasilitas produksi yang juga digunakan untuk membuat produk yang menggunakan babi atau turunannya sebagai salah satu bahannya.

6. Bahan tidak bercampur dengan bahan haram atau najis yang dapat berasal dari bahan tambahan, bahan penolong dan fasilitas produksi.

7. Bahan hewani harus berasal dari hewan halal. Untuk hewan sembelihan, maka harus dilakukan penyembelihan sesuai dengan syariah Islam yang dibuktikan dengan sertifikat halal dari MUI atau dari lembaga yang diakui MUI atau dengan cara audit langsung oleh LPPOM MUI. Contoh hewan halal yang harus disembelih adalah ayam dan unggas, sapi, kambing, dan kerbau. Contoh hewan halal yang tidak perlu disembelih adalah ikan dan semua hewan yang hidup di laut.

8. Persyaratan bahan mikrobial:

8.1 Bahan tidak menyebabkan infeksi dan intoksikasi pada manusia.

PT. Tripunakawan Abadi Jaya Nomor Dokumen L-01

MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL

Revisi 00

Tanggal Berlaku 25-Jan-2021 Halaman 4 dari 4

8.2 Media pertumbuhan, bahan aditif dan bahan penolong tidak mengandung bahan yang berasal dari babi atau turunannya.

8.3 Bahan mikrobial yang diperoleh tanpa pemisahan dari media pertumbuhannya, maka media pertumbuhan harus menggunakan bahan yang suci dan halal.

8.4 Bahan mikrobial yang diperoleh dengan pemisahan dari media pertumbuhannya, bila media pertumbuhan menggunakan bahan yang haram dan najis selain babi dan turunannya maka dalam tahapan proses selanjutnya bahan tersebut harus melalui proses pencucian yang memenuhi kaidah syar’i (tathhir syar’an).

8.5 Bahan mikrobial yang menggunakan mikroba rekombinan, maka mikroba yang bersangkutan tidak boleh menggunakan gen yang berasal dari babi atau manusia.

9. Persyaratan alkohol/etanol:

9.1 Alkohol tidak berasal dari industri khamr (minuman beralkohol).

9.2 Penggunaan alkohol pada proses produksi produk makanan dan minuman diperbolehkan apabila kadar alkohol pada produk akhir tidak terdeteksi dan kadar alkohol pada produk intermediet/produk antara (produk yang tidak dikonsumsi langsung) yang disertifikasi tidak lebih dari 1%.

9.3 Hasil samping industri khamr (minuman beralkohol) atau turunannya yang berbentuk cair yang dipisahkan secara fisik tidak boleh digunakan.

9.4 Hasil samping industri khamr (minuman beralkohol) atau turunannya yang berbentuk padat, misalnya brewer yeast, boleh digunakan setelah dilakukan melalui proses pencucian yang memenuhi kaidah syar’i (tathhir syar’an) sehingga hilang rasa, bau dan warna dari bahan najisnya.

9.5 Hasil samping industri khamr (minuman beralkohol) atau turunannya dapat digunakan jika bahan/produk tersebut telah direaksikan lebih lanjut sehingga menghasilkan senyawa baru melalui reaksi kimiawi ataupun biotransformasi (menggunakan enzim atau mikroba).

PT. Tripunakawan Abadi Jaya Nomor Dokumen L-02

MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL

Revisi 00

Tanggal Berlaku 25-Jan-2021 Halaman 1 dari 1

LAMPIRAN

Dokumen terkait