• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH GEMILANG INDONESIA

C. Materi Pelatihan RGI

Perpaduan aspek pengetahuan kognitif, afektif dan psikomotorik menjadi karakter materi-materi pelatihan RGI. Ketiga aspek tersebut diorentasikan dapat melahirkan sumber daya insani yang memiliki karakter kreatif, produktif, mandiri dan berdaya saing serta berakhlak mulia. Silabus dan konten materi pelatihan diramu dan disusun oleh para instruktur berpengalaman. Secara umum, konten pengajaran di RGI meliputi:

1. Materi Pelatikan Khusus

Adalah materi-materi keahlian khusus untuk masing-masing kelas keterampilan, yaitu :

a. Kelas Menjahit dan Tata Busana

b. Kelas Teknik Komputer dan Informatika

c. Kelas Fotografi dan Videografi

d. Kelas Desain Grafts dan Animasi

Konten pelatihan meliputi penyampaian materi-materi keterampilan dalam

kelas, praktek lapangan, Factory and Journalistic Tour, kunjungan ke

lembaga/instansi terkait untuk memperkaya wawasan dan pengalaman tentang dunia usaha dan kewirausahaan.

2. Materi Pelatihan Umum

Adalah materi umum untuk semua peserta pelatihan, yaitu:

a. Materi Menulis Kreatif

Materi ini sangat penting dikuasai oleh semua peserta pelatihan terutama kelas fotografi dan videografi, desain grafis dan teknik komputer. Kemampuan menulis dan komunikasi melalui bahasa tulis sangat menunjang peserta dalam melengkapi karya-karya yang akan dihasilkan dalam bentuk foto, video/film, karya desain, webdesain, dll

b. Materi Capacity and Institutional Building.

Pematangan sikap mental secara pribadi dan penguatan peserta untuk berkelompok/berorganisasi sangat penting dimiliki oleh semua peserta. Pada materi ini, peserta diarahkan bagaimana me-manage diri dan mengoptimalkan bakat dan kemampuannya. Setelah pribadi-pribadi kuat terbentuk, peserta juga dibimbing bagaimana membentuk kelompok, mengorganisasi komunitas terutama yang berkaitan dengan inisiatif kewirausahaan dan secara umum mampu memiliki jiwa leadership yang baik untuk keluarga dan masyarakat luas.

3. Pendampingan Mental Spiritual

Lulusan RGI diharapkan tidak hanya memiliki keahlian dan keterampilan tertentu, namun lebih penting lagi adalah memiliki kepribadian, sikap mental, perilaku yang baik sehingga mampu menjadi Agent Of Change untuk keluarga dan lingkungannya.

Pendampingan dilakukan selama proses pelatihan dari pagi sampai dengan sore hari. Pendamping dan instruktur khusus disiapkan untuk pembentukan dan penguatan karakter, mental spiritual. Adapun bentuk kegiatannya adalah :

1. Shalat dhuha bersama

2. Tadarus Al- Qur'an

3. Taushiyah Agama

4. Bedah Jiwa dan Pembentukan Karakter

5. Kajian Tafsir dan Hadits

6. Kuliah Dhuhur

7. Kuliah Ashar

8. Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa)

9. Tadabur Alam

D. Program Pelatihan

Program pelatihan terdiri 2 kelompok kelas, yaitu :

1. Kelas Reguler

Yaitu pelatihan keterampilan bagi generasi usia produktif dengan jam belajar hari Senin sampai Jumat didampingi oleh instruktur-instruktur berpengalaman. Kelas regular ini terdiri dari :

a. Kelas Menjahit dan Tata Busana

Peserta diberikan materi menjahit dan tata busana mulai dari pengenalan mesin jahit dan pirantinya, keterampilan menjahit, membuat 49

pola sampai bagaimana hasil jahitan menarik dan bisa dipasarkan. Peserta ditargetkan memiliki kompetensi operator, penjahit mandiri dan perancang busana. Secara umum materinya adalah :

1) Pengetahuan tata busana

2) Pemahaman dasar-dasar pola

3) Pemahaman teknik menjahit

4) Teori dan teknik mengukur

5) Menggambar dan membuat pola

6) Modul praktek, yaitu menjahit baju blouse, rok, baju anak-anak,

celana, kebaya, gamis, kebaya, kerudung, mukena, dll.

b. Kelas Desain Grafis dan Animasi

Materi-materi dasar desain grafis dan pendukungnya yang disiapkan instruktur untuk peserta adalah :

1) Basic design

2) Pengenalan software desain (Corel, Photoshop dan Indisain)

3) Teori gambar tangan

4) Teknik animasi

5) Basic jurnalistik

6) Editing foto

7) Editing video

c. Kelas Fotografi dan Videografi Materi pelatihan yang diajarkan untuk kelas fotografi dan videografi adalah:

Basic photography Basic videography Improving digital images, praktek photography, praktek videography Editing foto, dan praktek Editing video Basic jurnalistik yang mana peserta ditargetkan memiliki kompetensi photografer, camera person, photo journalist, video editing dan lainnya.

1) Kelas Teknik Komputer dan Informatika

Keahlian ilmu komputer yang diajarkan di kelas teknik komputer adalah :

a) Pengenalan Hardware Computer

b) Pengenalan Software Computer Basic Programming (Web Design,

Software, Internet)

c) Teknik perakitan

d) Office 2007

Kompetensi yang diharapkan adalah sekretaris, administrasi,

perakit komputer, Web Designer, Programmer, pengusaha rental

komputer, dll.

2. Kelas Non Reguler

a. Kelas Santri Melek Teknologi. Kelas khusus bagi para santri pondok

pesantren yang masih sangat minim akses belajar teknologi bahkan buta teknologi. Peserta pelatihan 20 santri dan kelas dilaksanakan setiap hari 51

Sabtu. Setelah mengikuti pelatihan santri diharapkan menjadi melek teknologi, mampu mengenal dan mengoperasikan komputer. Program ini juga sebagai Entrypoint pemberdayaan pesantren.

b. Kelas Ibu Kreatif Kelas khusus bagi ibu-ibu rumah tangga untuk belajar

menjahit keterampilan tangan dengan singkat seperti membuat mukena, kerudung, sarung kulkas, sarung dispenser, sarung bantal, dll. Kelas ini dilaksanakan setiap hari Sabtu dan diikuti oleh 40 orang. Selain dapat menguasai beragam keterampilan, peserta diharapkan mampu kreatif,

produktif dan dapat menambah penghasilan keluarga dengan skill

BAB IV

PROGRAM EMPOWERMENT DAN TRAINING CENTER DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KAUM DHUAFA DI RGI

A. Pelaksanaan Program Empowerment dan Training Center di Rumah Gemilang Indonesia.

Dari penelitian yang penulis lakukan di RGI dapat diketahui bahwa pelaksanaan PETC di RGI memfokuskan pada penyelenggaraan pendidikan non formal dalam bentuk pelatihan dan keterampilan serta pembentukan akidah dan mental hal tersebut terlihat dari berbagai pelaksanaan PETC yang banyak mengandung nilai-nilai Ke-Islaman dengan demikian menurut penulis pelaksanaan PETC tidak hanya menyerap pengetahuan dan keterampilan saja tetapi juga mempunyai pondasi yang kuat untuk masa depan mereka hal tersebut diperkuat bapak Agus Nafi selaku Manager RGI yang menyatakan bahwa:

Tujuan dari PETC ialah meningkatkan taraf ekonomi alumni RGI untuk mendapatkan kehidupan lebih baik, mandiri, berjiwa sosial, dan memiliki nilai-nilai agama dengan baik ”.49

Untuk melihat secara lebih jauh pelaksanaan program yang dilakukan di RGI dalam upaya peningkatan kualitas kaum dhuafa penulis akan memaparkan tahapan pelaksanaan program tersebut dilihat dari prinsip dan unsur dalam sebuah program.

1

Wawancara Penulis dengan Bapak Agus Nafi, (Salah Seorang Manger RGI), Depok, 10 Desember 2010

53 1

Dari penelitian yang penulis lakukan di RGI dapat diketahui bahwa secara umum pelaksanaan sudah baik artinya dalam pelaksanaannya sesuai dengan prinsif dan unsur dalam sebuah program, berdasarkan hasil penelitian diketahui dalam pelaksanaan PETC di RGI meliputi beberapa tahapan meliputi:

1. Tahap Persiapan (Engagement) 2. Tahap Penilaian (Asessment) 3. Tahap Perencanan

4. Tahap Pelaksanaan (Implementasi) 5. Tahap Evaluasi

6. Tahap Terminasi

Dari keenam tahap yang di terapkan tersebut jika merujuk pada sebuah teori penulis menilai pelaksanaan program sudah sesuai dan hal tersebut senada dengan yang dimaksudkan Isbandi Rukminto dalam kajian pemberdayaannya. Lebih jelasnya mengenai tahapan di RGI dibawah ini penulis paparkan keenam tahap tersebut:

1. Tahap Persiapan (Engagement)

Dalam tahap persiapan ini RGI melakukan beberapa hal yakni mempersiapkan tenaga pelatih atau instruktur, mempersiapkan peserta pelatihan serta mempersiapkan sarana dan prasarana kegiatan pelatihan sebagaimana hal tersebut diungkapakan oleh salah seorang instruktur kepada penulis.

”Dalam proses pelaksanaan pelatihan tentunya saya mempersiapkan materi apa yang akan diberikan terlebih karena kita belum mempunyai kurikulam yang baku sehingga dalam pelaksanaanya sepenuhnya diberikan kepada saya selaku instruktur”.50

Dari uraian di atas dapat penulis fahami bahwa dalam tahap persiapan yang dilakukan RGI nampak lebih memprioritaskan pada sarana penunjang

50

Wawancara Penulis dengan Ibu Inayah, (Salah Seorang Instruktur Tata Busana), Depok, 10, Desember 2010.

pembelajaran, penulis menilai dalam tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan oleh setiap lembaga penyelenggara, namun yang menjadi catatan penulis seharusnya dalam tahap ini RGI mempersiapkan juga kurikulum materi yang akan diajarkan pada siswa tidak hanya bertumpu pada instruktur dengan demikian akan lebih jelas dan terarah mengenai pembelajaran yang hendak dicapai.

Berkaitan dengan berbagai persiapan yang dilakukan berikut ini berbagai hal yang dilakukan RGI dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan meliputi beberapa unsur yang harus ada yaitu:

a. Peserta Pelatihan

Berkaitan dengan tahap persiapan, adanya peserta yang mengikuti pelatihan merupakan hal yang penting, tanpa adanya peserta mustahil program PETC akan berjalan, karena peserta merupakan objek dari program itu sendiri yakni kaum dhuafa, berkaitan dengan kaum dhuafa berdasarkan informasi yang penulis dapatkan di lapangan mereka berasal dari berbagai latar belakang keadaan keluarga seperti anak jalanan, anak yatim, pemulung, pengamen yang berasal dari berbagai daerah yakni, Depok, Bogor, Lampung, Bekasi, Jakarta, Palembang, Solo, Pati dan Batam.51

Adapun mengenai jumlah siswa yang mengikuti program kegiatan di RGI pada bulan ajaran Agustus-Desember 2010 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

51

Wawancara Penulis dengan Siswa RGI, (Salah Seorang Kordinator siwa), Depok, 10 Desember 2010.

Tabel 4.1 Jumlah Siswa RGI Periode Agustus-Desember 2010

No Kelas Jumlah siswa

1 Desain Grafis dan Animasi 8

2 Teknik Komputer dan Informatika 15 3 Fotografi & Videografi 14

4 Menjahit dan Tata busana 16

5 Jumlah 53

Sumber: Rumah Gemilang Indonesia Depok

b. Instruktur/ Pelatih

Berkaitan dengan tahap persiapan selanjutnya ialah adanya unsur pelatih yang mempunyai peran penting juga terhadap pelaksanaan program, mengenai tenaga pelatih atau instruktur RGI mempunyai kriteria khusus dalam perekrutannya sehingga pelatih yang ada merupakan pelatih yang mempunyai SDM yang bagus yang mampu memberikan pelatihan dan pengajaran ilmu kepada siswa.

Dalam pelaksanaan pelatihannya, RGI mempunyai 14 Instruktur yang membidangi 5 katagori kegiatan yang dilaksanakan yaitu kelas menjahit dan tata busana, kelas teknik komputer dan informatika, kelas fotografi dan videografi, kelas desian grafis dan animasi serta kegiatan mental dan spiritual.52

52

Wawancara Penulis dengan Bapak Agus Nafi, (Salah Seorang Manger RGI), Depok, 10 Desember 2010.

Adapun berbagai peran insturktur dalam kegiatan RGI berdasarkan observasi yang penulis lakukan diketahui ada beberpa peran ialah sebagai berikut:

1. Peranan Sebagai Pengajar. Dalam kaitannya instruktur sebagai

pengajaran dari hasil observasi peneliti adanya berbagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pelatih dengan siswa yang memberikan materi atau pengetahuan seputar kegiatan yang diikutinya hal tersebut merupakan bukti peran pelatih sebagai pengajar.

2. Peranan Sebagai Pemimpin Kelas. Para pelatih di RGI juga bisa

disebut sebagai pemimpin kelas karena telah melaksanakan perancanaan, pelaksanaan dan penilaian. Namun dari segi pengawasan sebagai sisi pemimpin kelas yang diungkapkan dalam teori ini kurang dilaksanakan, hal ini terlihat masih banyaknya peserta yang bercanda dan tidak serius ketika pelatihan berlangsung sehingga

menganggu suasana kelas.53

3. Peranan Sebagai Pembimbing. Dalam peran pelatih sebagai

pembimbing penulis melihat adanya peran tersebut dalam proses pelaksanaan kegiatan, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai kegitan yang dilaksanakan yang tidak hanya memberikan pelatihan tetapi juga mengarahkan dan membimbing siwa/i. Sebagaimana hal tersebut

53

Wawancara Penulis dengan Ibu Siti Syarifah, (Bagian Keuangan Dan administrasi), Depok, 10 Desember 2010.

dikatakan oleh salah seorang instruktur pada penulis yang mengatakan:

“ Peran instruktur tidak hanya sebatas memberi materi dan pelatihan saja tetapi juga memberikan pengarahan dan bimbingan yang dilakukan dari awal pembelajaran hingga akhir proses tersebut”.54

4. Peranan Sebagai Fasilitator. Peranan ini kurang dijalankan dengan

baik karena banyak peserta yang terlihat pasif dan hanya menerima materi yang diberikan. Untuk peranan ini sama dengan peranan di atas.

5. Peranan Sebagai Ekpeditor. Peranan ini sudah dilakukan oleh para

pelatih.

6. Peranan Sebagai Pembelajaran. Peranan ini sudah dilakukan oleh

setiap pelatih. Karena materi yang diberikan untuk peserta di RGI disusun oleh pelatih sendiri. Namun, untuk waktu pemberian materi

kadang tidak tepat.55

7. Peranan Sebagai Pengawas. Peranan ini sangat kurang dilaksanakan

karena dapat dilihat dari banyaknya peserta yang santai-santai saja pada saat jam pelatihan berlangsung. Tetapi pelatih juga

mengandalkan ketua kelas dalam hal pengawasan ini.56

8. Peranan Sebagai Motivator. Dalam peranannya seorang pelatih

sebagai motivator para instruktur melakukan berbagai dorongan dan bimbingan mental kepada siswa, sebagaimana hal tersebut dikatakan

54

Wawancara Penulis dengan Ibu Inayah, (Salah Seorang Instruktur Tata Busana), Depok, 10 Desember 2010.

55

Wawancara Penulis dengan Ibu Inayah, (Salah Seorang Instruktur Tata Busana), Depok, 10 Desember 2010.

56

oleh manager kepada penulis bahwa dalam pelaksanaan berbagai kegiatan para sisiwa tidak hanya diberikan pelatihan saja tetapi juga

dibimbing mental dan akhlaknya.57

9. Peranan Sebagai Evaluator. Peranan ini sudah dilakukan oleh setiap

pelatih karena para pelatih sendiri yang melakukan evaluasi terhadap pesertanya.

10. Peranan Sebagai Penyidik Sikap dan Nilai. Untuk peranan ini pelatih

hanya melakukan penyelidikan terhadap sikap para peserta tanpa melakukan penyelidikan terhadap sistem nilai yang dijadikan panutan hidup seorang peserta.

Secara umum peran instruktur yang ada di RGI sudah baik dan peran yang ada sesuai dengan fungsi peran yang dimaksudkan oleh salah seorang tokoh manajemen yakni Oemar Hamalik.

Dari berbagai peran instruktur di atas dapat penulis simpulkan bahwa secara umum peran instruktur yang ideal tidak hanya memposisikan sebagai pemberi materi saja tetapi mencakup peran lain artinya ada peran instrukur yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa didik misalnya jauh dekatnnya hubungan emosional antara siswa didik dengan instruktur pastinya akan mempengaruhi satu sama lain.

c. Lamanya Waktu Pelatihan

Adapun waktu tempuh dalam menyelesaikan berbagai kegiatan pelatihan bagi siswa RGI dilakukan selama 4 bulan yang dilaksanakan berdasarkan

57

Wawancara Penulis dengan Agus Nafi, (Salah Seorang Manager RGI), Depok, 10 Desember 2010.

jadwal harian yang dilaksanakan setiap hari yaitu, senin-sabtu yang dimulai dari Jam 08.30 WIB - Jam 12.00 WIB bagi kelas pagi dari Jam 13.00 WIB - -04.00 WIB.58

Dari alokasi waktu yang digunakan di RGI secara umum masih baik digunakan namun akan lebih efektif jika alokasi waktu yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan siswa dalam memahami pelatihan yang diberikan, karena tidak semua siswa mempunyai daya kemampuan yang sama didalam memahami materi yang disampaikan. Sebagaimana yang dikatakan salah seorang siwa didik kepada penulis bahwa

”Saya sangat sulit dalam memahami pelajaran komputer”59

Dengan demikian alokasi waktu idealnya menurut penulis diperpanjang paling tidak ada waktu khusus bagi siswa yang mempunyai kesulitan dalam memahami pelatihan misalnya dapat diperpanjang dari 4 bulan bisa menjadi enam bulan.

d. Metode Pelatihan

Ada berbagai macam metode dalam melakukan pelatihan. Adapaun berbagai metode yang dilakukan RGI, dalam pelaksanaan pelatihan sebagai berikut:

1. Metode ceramah, Metode ini sudah dilakukan di RGI oleh setiap

pelatih maupun guru dalam bimbingan sosial serta bimbingan mental dan spiritual.

58

Wawancara Penulis dengan Ibu Inayah, (Salah Seorang Instruktur Tata Busana), Depok, 10 Desember 2010.

59

2. Metode tanya jawab, Untuk metode ini sudah digunakan, namun tidak secara maksimal. Metode ini biasanya dilakukan di akhir sesi dengan pelatih menanyakan apakah ada pertanyaan dari peserta, jika tidak ada pertanyaan dari peserta maka pelatih tidak memancingnya dan hanya mengakhiri pertemuan tersebut.

3. Metode demonstrasi, Metode ini bisa juga disebut metode praktek. Di

RGI sendiri metode praktek sudah dilakukan tetapi tidak secara maksimal, karena adanya keterbatasan sarana dan prasarana untuk melakukan praktek terhadap semua peserta.

4. Metode diskusi, Dalam pelaksanannya metode ini digunakan dalam

kegiatan kultum yang dilakukan secara bersama dan rutinitas sesudah

shalat berjamaah yaitu setelah shalat Dzuhur, Ashar dan shalat

Dhuha.

Dari hasil penelitian di atas diketahui RGI sudah mempunyai metodologi pembelajaran yang baik, sehingga secara sistematis semua kegiatan pembelajaran akan berjalan lebih baik, namun satu sisi penulis menemukan juga ketidak efektifan dalam prakteknya. Tentunya dalam penerapan metodologi hendaknya selalu diimbangi dengan ketepatan dalam prakteknya, misalnya dengan meminta masukan kepada siwa. Dengan demikian dapat mengurai ketidak efektifan pembelajaran dan tidak ada keluhan bagi siwa seperti yang dilakukan oleh salah seorang pelatih, mengatakan bahwa:

“ Dalam pelaksanaan pelatihan lebih sering menggunakan melakukan sistem praktek dibandingkan dengan pemberian 61

materi hal ini bertujuan agar siswa lebih focus dan cepat dalam mengusai keterampilan yang diberikan.60

Jadi, seharusnya dengan porsi yang lebih besar untuk praktek, para peserta seharusnya juga lebih cepat memahami dan mengerti dari materi tersebut. Artinya peserta pelatihan seharusnya lebih cakap dalam melakukan praktek.

e. Media

Adapun media yang digunakan dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan RGI dari observasi yang penulis lakukan diketahui bahwa dalam rangka menunjang pelaksanaan pelatihan bagi siswa RGI memfasilitasi dengan berbagai media pelatihan meliputi beberapa media yaitu:

1. Mesin jahit digunakan dalam rangka pelatihan keterampilan menjahit dengan harapan memiliki kompetensi dan perancangan busana,

2. Komputer sebagai alat penunjang bagi siswa yang mengikuti kegiatan pelatihan desain grafis dan animasi serta teknik komputer dan informatika dengan kompetensi sebagai praktek komputer, layouter, web desiner dan sebagainya.

3. Kamera fhoto Digunakan sebagai sarana pelatihan siswa yang ingin melatih kemampuan sebagai fhotografer, camera person, photoJournalis dan video editing.

60

Wawancara Penulis dengan Bapak Rahmat,(Salah Seorang Instruktur Komputer), Depok, 10 Desember 2010.

f. Tempat pelatihan

Adapun tempat yang dijadikan objek dalam penelitian ini ialah di Rumah Gemilang Indonesia (RGI) LAZ Al-Azhar Peduli Ummat Jl. Pengasinan RT 01/06 Sawangan Depok-16518 Telp: 0251. 8610547, 8610288, 8610382. Fax: 021 68160770.

g. Jadwal

Berkaitan dengan pengaturan jadwal dalam pelaksanaan pelatihan yang diterapkan di Kelas reguler diselenggarakan selama 4 bulan. Tiga bulan pelatihan teori dan praktek dan satu bulan pemagangan. Sistem belajar fullday hari Senin - hari Jum'at. Senin - Kamis materi khusus keterampilan dan keahlian, Jumat-nya materi umum semua peserta.61

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel jadwal di bawah ini sebagai berikut:

Tabel 4.2 Waktu Pelatihan

NO HARI JAM MATERI

1 Senin-kamis 07.30-09.00 WIB, Materi dan pendampingan

mental spiritual

2 Senin-kamis 09.00-12.00 WIB, Materi keterampilan masing- masing kelas

3 Senin-kamis 12.00-13.30 WIB, Istirahat, sholat dhuhur

berjamaah, kuliah dhuhur dan makan siang bersama.

4 Senin-kamis 13.00-15.30 WIB, Lanjutan materi keterampilan.

5 Senin-kamis 15.30-16.00 WIB, Sholat ashar berjama'ah,

taushiyah ashar dan do'a

bersama oleh peserta RGI

6 Jumat 07.30-09.00 WIB, Materi dan pendampingan

mental spiritual

7 Jumat 09.00-11.30 WIB, Materi umum menulis kreatif

61

Wawancara Penulis dengan Bapak Agus Nafi, (Salah Manger RGI), Depok, 10 Desember 2010.

8 Jumat 11.30-13.30 WIB, Istirahat, sholat Jumat/ Dhuhur dan makan siang bersama

9 Jumat 13.30-15,30 WIB, Materi umum capacity dan

institutionality building

10 Jumat 15.30-16.00 WIB, Sholat ashar berjama'ah,

taushiyah ashar dan do'a

bersama oleh peserta RGI. Sumber: Rumah Gemilang Indonesia Depok

2. Tahap Assesment

Proses Assesment yang dilakukan di RGI adalah dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siwa dengan cara menilai minat dan bakat pada peserta yang hendak mengikuti PETC ini sehingga dalam pelaksanaannya RGI mampu memberikan kegiatan dan pelatihan yang dibutuhkan oleh peserta.

3. Tahap Formulasi Perencanaan

Dalam tahapan ini RGI membuat sebuah program yakni PETC sebagai solusi berbagai masalah yang dihadapi kaum dhuafa khususnya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yakni dengan memberikan berbagai pelatihan dan keterampilan dengan tujuan dapat mensejahterakan kehidupan kaum dhuafa yang lebih baik. Sebagaimana yang dikatakan oleh Manager RGI yang mengatakan bahwa:

Meningkatakan tarap ekonomi siwa untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, mandiri, berjiwa sosial dan memiliki nilai-nilai agama dengan baik.”62

4. Tahapan Pelaksanaan Program

Berkaitan dengan tahapan pelaksanaan yang dilakukan dalam program yang dilakukan RGI meliputi tahap rekrutmen dimana dalam proses rekrutmen, RGI

62

Wawancara Penulis dengan Bapak Agus Nafi, (Salah Manger RGI), Depok, 10 Desember 2010.

tidak mengadakan test tertulis dan psikotest. Status jenjang pendidikan yang dibuktikan dengan ijazah kelulusan juga tidak menjadi standard dan persayaratan utama. Model seleksi RGI adalah wawancara yang mendalam kepada pendaftar tentang background keluarga, pendidikan, motivasi serta kesungguhan calon peserta pelatihan.

Setelah melalui tahapan wawancara, calon peserta disurvei oleh tim survei RGI ke tempat tinggal masing-masing calon peserta. Verifikasi dan Cek and Ricek data-data di wawancara dan kondisi real di lapangan inilah yang sangat menentukan siapa saja yang akan dipilih jadi siswa yang dapat mengikuti program pelatihan.63

5. Tahap Evaluasi

Dalam tahap ini RGI melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap program yang dilaksanakan yakni dengan memberikan penilaian kepada siswa dengan melihat sejauh mana siswa memahami berbagai kegiatan dalam program tersebut dengan berbagai penilaian seperti sejauh mana siswa dapat mengusai materi yang diberikan, dalam hal ini RGI memberikan penilaian berupa magang dan menilainya ketika sudah mengikuti program di RGI yakni dengan melihat keadaan atau aktivitas yang dilakukan oleh para alumni pelatihan.

6. Tahap Terminasi

Dalam tahap ini RGI melakukan pemutusan hubungan secara formal dengan siswa didik yang dilakukan pada tiap akhir pembelajaran namun dalam pelaksanannya RGI tidak memutuskan begitu saja melainkan melakukan

63Ibid, Depok, 10 Desember 2010.

hubungan komunikasi dengan baik dengan para alumni dan memberikan berbagai informasi khususnya mengenai lowongan kerja.

B. Kegiatan PETC dalam meningkatkan kualitas kaum dhuafa di Rumah Gemilang Indonesia.

Dalam pelaksanaan program PETC yang dilakukan RGI dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan pelatihan dengan tujuan dapat meningkatkan kualitas kaum dhuafa adapun berbagai materi keahlian dan ketrampilan berbagai bidang yang terbagi dalam dua katagori yakni materi pelatihan khusus dan pelatihan umum untuk lebih mengatahui lebih rinci mengenai materi yang diajarkan yakni sebagai berikut:

a. Pelatihan Menjahit dan Tata Busana,

b. Pelatihan Teknik Komputer dan Informatika, c. Pelatihan Fotografi dan Videografi,

d. Pelatihan Desain Grafis dan Animasi.64

Dokumen terkait