• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

E. MATERI PEMBELAJARAN

 Ciri-ciri tumbuhan dan Tumbuhan Lumut

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran : Concept Mapping, diskusi, ceramah, Presentasi

G. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama (45 menit) Kegiatan

(Waktu)

Fase Kegiatan guru dan siswa

Pendahuluan (10 menit)

Melakukan apresepsi dan memotivasi siswa

1. Guru memberikan apersepsi mengenai tumbuhan di dunia ini yang beraneka ragam dan banyak jumlahnya

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Inti (30 menit) Menyampaiakan materi dan mengerjakan soal pre-test

3. Guru menjelaskan materi tumbuhan lumut secara umum.

4. Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.

Penutup (5 menit)

Evaluasi 6. Dengan bimbingan guru, siswa bersama-sama membuat kesimpulan.

Pertemua Kedua Kegiatan (Waktu)

Fase Kegiatan guru dan siswa Pendahuluan

(20 menit)

Menjelaskan langkah-langkah kegiatan

7. Guru melakukan apresepsi dengan membantu siswa mengingat materi pertemuan sebelumnya.

8. Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan.

Inti (60 menit) Mengorganisasikan siswa duduk dalam kelompok belajar dan membimbing kelompok

9. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. 1 kelompok terdiri dari 5 siswa.

10.Guru memberikan kartu-kartu konsep kepada siswa dan meminta siswa untuk mengidentifikasi konsep yang didapatkan bersama teman sekelompoknya.

11.Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan menyusun kartu-kartu yang didapatkan menjadi satu konsep yang utuh.

12.Salah satu siswa (perwakilan dari kelompok) maju ke depan untuk menempelkan konsep yang didapatkan dan mempresentasikannya di depan kelas. Evaluasi 13.Guru meminta salah satu siswa untuk

membuat rangkuman dari semua konsep-konsep yang telah dibuat.

14.Guru membenarkan apabila terdapat jawaban yang salah dan memberikan penguatan pada saat peta konsep sudah

tersusun.

15.Guru memberikan post-test

Penutup Penghargaan 16.Memberikan penghargaan bagi kelompok yang bagus

17.Membimbing setiap siswa merangkum butir-butir pembelajaran dan

merefleksikanya

18.Memberi tugas membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. *Pengamatan dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung

H. Sumber Belajar

1. Buku siswa Biologi SMA, kelas X semester 2

I. Alat dan Bahan 1. Kartu konsep 2. Isolasi 3. Spidol 4. Kertas Karton 5. Gunting J. Penilaian

Jenis Penilaian : Tes (pilihan ganda)

Instrumen : Soal, Kunci Jawaban, Rubrik Penilaian dan Pedoman Skoring (Terlampir)

RENCANA PELAKSANAAN PENDIDIKAN (RPP) SIKLUS 2

Sekolah : SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Kelas/semester : X/2

Tahun Pelajaran : 2012-2013 Mata Pelajaran : Biologi

Waktu : 3 x 45 menit (2 kali pertemuan) A. Standar Kompetensi

3. Siswa mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup untuk mempelajari keanekaragaman dan peran keanekaragaman hayati bagi kehidupan.

B. Kompetensi Dasar

3.8 Mendeskripsikan dan Mengkomunikasikan Ciri-ciri Kingdom Plantae dan Peranannya bagi Kehidupan

C. Indikator Kognitif Produk

 Menjelaskan ciri-ciri umum tumbuhan paku

 Menjelaskan struktur tubuh tumbuhan paku

 Menjelaskan daur hidup tumbuhan paku

 Menyebutkan klasifikasi tumbuhan paku.

 Menyebutkan manfaat paku bagi manusia.

 Menyusun peta konsep mengenai ciri-ciri, pengklasifikasian, daur hidup, dan manfaat tumbuhan paku bagi manusia.

Kognitif Proses

 Mengidentifikasi ciri-ciri umum tumbuhan paku.

 Mengamati berbagai macam tumbuhan paku yang berguna/bermanfaat bagi manusia.

Psikomotor

 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok kepada kelas Afektif Karakter

 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok kepada kelas dengan percaya diri

Afektif Sosial

 Berdiskusi dengan semangat kerja sama dan saling menghargai pendapat teman.

D. Tujuan Pembelajaran Kognitif produk

 Melalui penjelasan yang diberikan guru dan membaca buku siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum tumbuhan paku

 Melalui penjelasan yang diberikan guru dan membaca buku siswa dapat menjelaskan struktur tubuh tumbuhan paku

 Melalui penjelasan yang diberikan guru dan membaca buku siswa dapat menjelaskan daur hidup tumbuhan paku

 Melalui penjelasan yang diberikan guru dan membaca buku siswa dapat menyebutkan klasifikasi tumbuhan paku.

 Melalui penjelasan yang diberikan guru dan membaca buku siswa dapat menyebutkan manfaat paku bagi manusia.

 Melalui diskusi dan kegiatan menyusun konsep siswa dapat menyusun peta konsep mengenai ciri-ciri, klasifikasi, daur hidup dan manfaat tumbuhan paku bagi manusia

 Melalui diskusi kelompok siswa diharapkan dapat membedakan tumbuhan lumut dengan tumbuhan paku.

Kognitif proses

 Dengan diberi kartu konsep siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri umum tumbuhan paku.

Psikomotor

 Dengan menggunakan kartu-kartu konsep siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok kepada kelas

Afektif karakter

 Melalui kegiatan yang telah dilakukan siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok kepada kelas dengan percaya diri

Afektif Sosial

 Melalui kegiatan yang dirancang guru siswa mampu erdiskusi dengan semangat kerja sama dan saling menghargai pendapat teman.

E. Materi Ajar

 Tumbuhan Paku

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran : Concept Mapping, diskusi, ceramah, presentasi

G. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ketiga (1 x 45 menit) Kegiatan

(Waktu)

Fase Kegiatan guru dan siswa Pendahuluan

(10 menit)

Menyampaikan apresepsi dan memotivasi siswa

1. Guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan tentang tumbuhan paku. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai. Inti (25 menit) Menyampaikan

materi

3. Guru menyampaikan materi tumbuhan paku secara umum dan siswa

memperhatikan penjelasan dari guru. Evaluasi 4. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa

untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diterangkan.

menit) dan memberikan penghargaan terhadap sisiwa yang menjawab benar.

6. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan.

Pertemuan keempat (2 x 45 menit) Kegiatan

(Waktu)

Fase Kegiatan guru dan siswa Pendahuluan

(10 menit)

Menyampaikan apresepsi dan memotivasi siswa

7. Guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan tentang pertemuan sebelumnya.

8. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Inti (60 menit) Mengorganisasikan siswa duduk dalam kelompok belajar dan membimbing kelompok

9. Guru mengorganisasi siswa agar duduk berkelompok, 1 kelompok yang terdiri dari 5 siswa.

10.Guru memberikan kartu konsep kepada siswa. (1 pokok pembahasan diberikan kepada 1 kelompok diskusi).

11.Meminta siswa untuk menyusun kartu – kartu yang didapatkan menjadi sebuah konsep.

12.Guru meberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya. 13.Siswa mempresentasikan hsil diskusinya

di depan kelas.

Evaluasi 14.Guru memberikan penekanan dan membetulkan apabila terdapat jawaban siswa yang kurang tepat.

15.Guru memberikan post-test kepada siswa. Penutup (10

menit)

Penghargaan 16.Memberikan penghargaan bagi kelompok yang bagus

17.Membimbing siswa merangkum butir-butir pembelajaran dan merefleksikannya 18.Memberikan tugas materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya.

H. Sumber Belajar

1. Buku siswa Biologi SMA, kelas X semester 2 I. Alat dan Bahan

6. Kartu konsep 7. Isolasi 8. Spidol 9. Kertas Karton 10. Gunting J. Penilaian

Jenis Penilaian : Tes (pilihan ganda)

Instrumen : Soal, Kunci Jawaban, Rubrik Penilaian dan Pedoman Skoring (Terlampir)

HANDOUT

Tumbuhan Lumut dan Tumbuhan Paku

Tumbuhan merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang banyak dimanfaatkan oleh manusia. Dunia Tumbuhan atau kingdom Plantae beranggotakan semua organisme eukariot multiseluler fotosintetik yang memiliki klorofil a dan b, menyimpan karbohidrat yang biasanya berupa tepung, dan embrionya dilindungi oleh jaringan parental.

Dunia tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan tidak berpembuluh atau non-Tracheophyta dan tumbuhan berpembuluh atau Tracheophyta. Tumbuhan non-Tracheophyta adalah kelompok kelompok lumut sedangkan kelompok Tracheophyta adalah tumbuhan paku-pakuan dan tumbuhan berbiji.

Tumbuhan diklasifikasikan menjadi beberapa divisi seperti yang terdapat pada tabel berikut;

Taksa Nama Umum Perkiraan

Jumlah Spesies A. Tumbuhan tidak Berpembuluh

Devisi Hepatophyta Devisi Anthocerophyta Devisi Bryophyta Lumut hati Lumut tanduk Lumut daun 10.000 6.500 100 B. Tumbuhan Berpembuluh

1. Tumbuhan Tidak Berbiji Devisi Psilophyta

Devisi Lycophyta

Devisi Sphenophya atau Equisetophyta Devisi Pterophyta atau Polipodiophyta

Paku purba Paku kawat Paku ekor kuda Paku sejati 10-13 1.000 15 12.000 2. Tumbuhan Biji

Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) Devisi Coniferophyta

Devisi Cyadophyta Devisi Ginkgophyta Devisi Gnetophyta

Tumbuhan Biji tertutup (Angiospermae) Devisi Anthophyta Pinus Pakis haji Ginkgo Melinjo Tumbuhan berbunga 550 100 1 70 235.000 Tabel 1. Klasifikasi Tumbuhan

Pada siklus hidup tumbuhan terjadi pergiliran keturunan antara tahap sporofit dan tahap gametofit. Pergiliran keturunan ini disebut metagenesis. Tahap sporofit adalah tahap tumbuhan menghasilkan spora dan tahap gametofit adalah tahap tumbuhan menghasilkan gamet.

A. Tumbuhan Lumut

Lumut adalah organisme dari kingdom Plantae yang hidup di darat, tidak memiliki akar, batang dan daun sejati, serta tidak memiliki pembuluh pengangkut. Namun, lumut memiliki klorofil sehingga digolongkan dalam kongdom Plantae.Lumut memiliki akar semu berupa rizoid yang berfungsi untuk melekat pada subtrat dan mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh bagian tubuh. Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan bertalus dan tumbuhan berkormus. Tumbuhan bertalus (Thallophyta) adalah tumbuhan yang tidak memiliki akar, batang, dan daun, sedangkan tumbuhan berkormus (Cormophyta) adalah tumbuhan yang memiliki akar, batang dan daun.

1. Struktur Tubuh Tumbuhan Lumut

Dalam siklus hidupnya lumut mengalami pergantian generasi, yaitu gametofit dan sporofit. Bentuk lumut yang sering kita lihat sebenarnya adalah generasi gametofit. Gametofit ini adalah generasi yang menghasilkan sel kelamin (gamet). Sedangkan sporofit menumpang pada tubuh gametofit. Bentuk sporofit dari tumbuhan lumut ada yang seperti terompet memanjang ata seperti kapsul bertangkai panjang.

Organ kelamin jantan pada lumut berupa anteridium yang dapat menghasilkan banyak gamet jantan berflagelum (spermatozoid). Organ kelamin betina berupa arkegonium yang dapat menghasilkan satu gamet betina (ovum). Spematozoid dapat berenang di medium air, menuju ke arkegonium sehingga terjadilah pembuahan di dalam

Gambar 1. Struktur tubuh lumut

arkegonium. Lumut dapat dikatakan homospora atau isospora yaitu memiliki ukuran spora yang sama dan digunakan untuk reproduksi aseksual.

Anteridium dan arkegonium dapat terletak bersama pada satu individu gametofit atau terpisah pada dua individu gametofit yang berbeda. Jika anteridium dan arkegonium terdapat pada satu gametofit disebut lumut berumah satu (bersifat heterotalus). Sebaliknya, jika anteridium dan arkegonium terpisah pada

dua gametofit disebut lumut berumah dua (bersifat homotalus). Perbedaan antara anteridium dan arkegonium dapat dilihat pada tabel berikut

No Anteridium Arkegonium

1. Merupakan organ jantan berbentuk

tongkat Merupakan organ betina berbentuk botol 2. Tidak memiliki lapisan pelindung Memiliki sel-sel pelindung yang melindungi sel telur yang berbentuk di dalamnya

3. Menghasilkan sejumlah gamet jantan

berflagela (sel sperma) Menghasilkan satu gamet betina berukuran besar (sel telur) 4. Gamet jantan dilepaskan dari

anteridium Gamet betina melekat pada arkegonium

Tabel 2. Perbedaan antara Anteridium dan Arkegonium

2. Klasifikasi Tumbuhan Lumut a. Devisi Lumut Hati (Hepatophyta)

1) Ricciocarpus natans

Lumut ini yang biasa tumbuh di atas air. Dalam daur hidupnya pengalami pergiliran keturunan atau metagenesis yaitu tumbuhan generasi sporofit dan tumbuhan generasi gametofit.

2) Marchantia polymorpha

Lumut ini berbentuk lembaran (talus) saja. Reproduksinya dengan cara vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif dengan membentuk gema atau kuncup dan spora. Gema dapat lepas dan terbawa oleh air, kemudian jika lingkungan memungkinkan akan tumbuh menjadi lumut baru yang memiliki rizoid. Spora yang dihasilkan sporofit akan membentuk sturktur gametofit berbentuk hati yang disebut protalus atau protalium.

Reproduksi generatif dengan membentuk gamet. Dari talus yang berbentuk seperti lembaran daun, organ anteridium dan arkegonium muncul mencuat ke atas. Bentuk arkegonium seperti payung yang memiliki lekuk-lekuk pada tepinya, sedangkan anteridium seperti payung yang tepinya rata.

b. Devisi Lumut Tanduk (Antocerophyta)

Lumut tanduk memiliki bentuk tubuh seperti lumut hati yaitu berupa talus. Namun sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya memiliki satu kloroplas. Contoh dari lumut ini adalah Anthoceros.

c. Devisi Lumut Daun (Bryophyta)

Bentuk lumut daun sekilas mirip dengan rumput tapi pendek dan ada pula yang seperti beledu hijau. Contoh dari lumut ini adalah Polytrichum (seperti beledu) dan Sphagnum (lumut janggut). Polytrichum merupakan lumut

berumah satu dan sporofitnya tumbuh dari gametofit betina. Sporofit (2n) terdiri dari bagian kapsul dan seta (tangkai). Seta melekat pada gametofit untuk memperoleh air dan mineral. Bagian dalam kapsul membentuk sporangium yang menghasilkan spora (n).

Saat sporofit masih muda, kapsulnya dilindungi oleh kaliptra. Kaliptra akan lepas saat kapsul yang mengandung spora matang. Ujung kapsul yang masak ditutupi oleh penutup (operkulum). Operkulum akan terlepas saat jaringan yang elingkar di tepi operkulum (anulus) pecah. Saat operkulum lepas, spora tidak langsung tersebar karena adanya gigi peristom pada bagian sporangium yang sebelumnya tertutup operkulum. Spora baru akan terlepas dan disebarkan oleh angin. 3. Daur Hidup Tumbuhan Lumut

Lumut berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan spora. Spora dihasilakan melalui pembelahan yang terjadi dalam sporangium lumut sporofit (sporogonium). Spora yang dihasilkan sporofit adalah spora haploid (n). Spora tersebut tumbuh menjadi protonema kemudian berkembang menjadi gametofit haploid (n).

Reproduksi seksual lumut terjadi dengan adanya penyatuan gamet jantan (spermatozoid) dan gamet betina (ovum). Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian bertemu dan membuahi ovum (fertilisasi). Pembuahan menghasilkan zigot yang diploid. Zigot membelah menjadi

Gambar 3. Daur Hidup Lumut embrio yang kemudian

tumbuh menjadi

4. Manfaat Lumut bagi Kehidupan Manusia

Tumbuhan lumut (bersama dengan lumut kerak) merupakan vegetasi perintis. Dikatakan demikian karena tumbuhan lumut dapat menghancurkan batu-batuan menjadi tanah yang dapat digunakan sebagai tempat tumbuh tumbuhan lainnya

Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan dapat menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air sehingga dapat menyediakan air pada musim kemarau.

Berdasarkan data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga, obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan. Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut adalah Calymperes, Campylopus dan

Sphagnum. Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah kaca

Tumbuhan lumut yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia diantanya adalah;

1. Dapat dijadikan obat hepatitis (Marchantia polymorpha)

2. Sebagai pengganti kapas (Sphagnum) tetapi harus dibersihkan dan disterilkan dahulu.

3. Sebagai media tanam : lumut daun B. Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang dan daun sejati (berkormus) serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh angkut. Tumbuhan paku ada yang hidup di air (tumbuhan hidrofit), hidup di tempat lembap (tumbuhan higrofit), hidup menempel pada tumbuhan lain (tumbuhan epifit), dan ada yang hidup pada sisa-sisa tumbuhan lain atau sampah-sampah (tumbuhan saprofit). Tumbuhan paku tidak menghasilkan biji melainkan spora. Spora dihasilkan oleh daun, biasanya pada permukaan bawah daun. Ciri khas pada tumbuhan paku daun yang masih muda menggulung.

1. Struktur Tubuh Tumbuhan Paku

Batang tumbuhan paku ada yang tumbuh di bawah tanah, disebut rizoma dan ada yang tumbuh di atas tanah. Tumbuhan paku yang tidak memiliki akar sejati memiliki akar berupa rizoid yang terdapat pada rizoma atau pangkal batang.

Pada paku tertentu, ukuran daun tidak sama. Tumbuhan paku ada yang berdaun kecil (mikrofil) dan ada yang berdaun besar (makrofil). Tumbuhan paku yang berdaun kecil biasanya daun berpa sisik. Daun tumbuhan paku memiliki klorofil untuk fotosintesis.

Tumbuhan paku sporofit memiliki sporangia yang menghasilkan spora. Pada tumbuhan paku yang berdaun, sporangiumnya terletak pada daun fertil

(sporofil). Daun yang tidak mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofil ada yang berupa helaian dan ada yang berbentuk strobilus. Pada sporofil yang berbentuk helaian, sporangia berkelompok membentuk sorus. Strobilus adalah gabungan beberapa sporofil yang membentuk struktur seperti kerucut pada ujung batang. Sorus dilindungi oleh satu selaput yang disebut indusium.

Sebagian besar tumbuhan paku memiliki pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem. Floem adalah pembuluh pengangkut nutrien organik hasil fotosintesis. Xilem adalah pembuluh pengangkut senyawa organik berupa air dan mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan. Berkas pengangkut umumnya tersusun kosentris, artinya xilem di tengah dikelilingi oleh floem. 2. Daur Hidup Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dan seksual pada tumbuhan paku sama seperti pada tumbuhan lumut. Tambahannya yaitu rizoma untuk bereproduksi secara vegetatif. Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis dengan dua generasi yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit.

a. Generasi Sporofit

Generasi sporofit atau tumbuhan penghasil spora adalah tumbuhan paku itu sendiri. Sporofit paku berumur lebih lama dibandingkan dengan gametofit. Sporofit dapat tumbuh lalu bertunas sehingga jumlahnya bertambah banyak. Ini merupakan reproduksi secara aseksual.

Spora yang dihasilkan tumbuhan paku keluar dari sporangium dan tersebar mengikuti arah angin. Jika spora ini jatuh di tempat lembap, akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang dikenal sebagai protalium.

b. Generasi Gametofit

Generasi gametofit atau tumbuhan penghasil gamet dikenal dengan nama protalium. Berbeda dengan tumbuhan lumut, gametofit paku hanya berumur beberapa minggu.

Protalium membentuk anteridium sebagai alat kelamin jantan dan arkegonium sebagai alat kelamin betina. Anteridium menghasilkan sperma dan arkegonium menghasilkan ovum. Fertilisasi sperma dan ovum menghasilkan zigot. Selanjutnya, zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang berakar, berbatang dan berdaun.

No Generasi Sporofit Generasi Gametofit

1. Merupakan fase diploid dan dominan Merupakan fase haploid dan tidak menonjol

2. Ukuran lebih besar dan tumbuh

sampai bertahun-tahun Ukuran sangat kecil, berumur pendek, dan bertahan hanya beberapa minggu.

Berdasarkan jenis spora yang dihasilkannya, tumbuhan paku dibedakan menjadi paku homospora, heterospora dan peralihan.

a. Paku homospora (isospora)

Paku homospora hanya memproduksi satu macam ukuran spora atau yang sering disebut dengan tumbuhan paku berumah satu. Contohnya Lycopodium (paku kawat)

b. Paku heterospora (anisospora)

Paku heterospora memproduksi dua macam ukuran spora. Spora yang berukuran kecil dan berkelamin jantan disebut mikrospora. Spora yang berukuran besar dan berkelamin betina disebut makrospora. Contohnya Selaginella (paku rane), yang dapat dijadikan tanaman hias dan Marsilea (semanggi), yang dapat dimakan.

Mikrospora akan tumbuh menjadi mikroprotalium sedangkan makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium. Mikroprotalium membentuk mikrogametofit yang akan menghasilkan anteridium, sedangkan makroprotalium membentuk makrogametofit yang akan menghasilkan arkegonium. Anteridium menghasilkan sperma dan arkegonium menghasilkan ovum. Fertilisasi antara sperma dan ovum menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang akan menghasilkan spora, demikian seterusnya.

c. Paku peralihan dari homospora ke heterospora

Tumbuhan paku peralihan menghasilkan spora yang berukuran sama, tetapi dapat dibedakan spora jantan dan spora betina. Contohnya

Equisetum debile (paku ekor kuda).

3. Klasifikasi Tumbuhan Paku a. Psilophyta (Paku purba)

Paku ini tidak berdaun atau daunnya kecil, dan ada pula yang tidak berakar sejati. Kebanyakan hidup di zaman purba dan ditemukan dalam bentuk fosil. Paku purba ini tidak memiliki pembuluh pengangkut. Contoh paku purba adalah Rhynia (paku purba tidak berdaun) dan Psilotum (Paku purba berdaun kecil).

b. Lycophyta (Paku kawat)

Memiliki ciri-ciri berdaun kecil dan tersusun spiral, sporogonium muncul di ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus (kerucut). Batangnya seperti kawat. Contohnya Lycopodium, Selaginella, dan

Isoetes. Pada paku rane (Selaginella) sporangia terdiri dari dua jenis, yaitu

mikrosporangium dan megasporangium. Mikrosporangium menghasilkan mikrospora yang akan menghasilkan mikrospora yang akan tumbuh menjadi gametofit jantan. Megasporangium menghasilkan megaspora yang akan tumbuh menjadi gametofit betina. Gametofit paku kawat ada yang uniseksual, yaitu mengandung anteridium saja atau arkegonium saja, dan juga ada yang biseksual yaitu mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit uniseksual terdapat pada

Selaginella, sedangkan gametofit biseksual terdapat pada Lycopodium

c. Sphenophyta (Paku ekor kuda)

Sphenophyta atau Equisetophyta memiliki ciri-ciri daun kecil,

tunggal dan tersusun melingkar. Sporangium terdapat dalam strobilus (runjung). Contohnya Equisetum dan Calamites.

Equisetum (paku ekor kuda) tumbuh di dataran tinggi. Batangnya

seperti rebung asparagus atau mirip dengan daun cemara. Batang berongga, berbuku-buku dan tumbuh tegak. Daun terdapat pada setiap buku, melingkar, berbentuk sisik dan kecil (mikrofil)

d. Pterophyta

Pterophyta merupakan tumbuhan paku yang dapat dilihat di sekitar kita, yang umum disebut pakis. Ciri-cirinya antara lain daunnya besar, daun muda menggulung. Contoh Pterophyta adalah paku tiang (Alsophilla

glauca) yang banyak tumbuh di tanah pegunungan, bentuknya seperti

pohon palem, berbatang hitam; suplir (Adiantum cuneatum), dan semanggi

4. Manfaat Tumbuhan Paku bagi Manusia

a. Untuk tanaman hias, suplir (Adiantu, cuneatum), paku sarang burung

(Asplenium nidus), paku tanduk rusa (Lycopodium) serta Nephrolepis yaitu

pakis yang sering ditanam di halaman rumah.

b. Untuk obat-obatan, misalnya Dryopteris filix-mas, Lycopodium clavatum

dan Selaginella plana sebagai obat menyembuhkan luka

c. Untuk sayuran, misalnya semanggi (Marsilea crenata)

d. Untuk tempat tanaman anggrek, yaitu paku tiang (Alsophilla glauca) e. Untuk pupuk hijau, yaitu Azolla pinnata. Tumbuhan ini bersimbiosis

dengan Anabaena azollae (tergolong alga biru) yang dapat mengikat N2

bebas di udara menjadi senyawa N yang dapat diserap oleh tumbuhan lain. Dengan demikian, Azolla pinnata dapat dijadikan pupuk hijau yang kaya nitrogen.

f. Tumbuhan paku yang hidup pada zaman Karbon telah memfosil. Fosil tersebut berupa batu bara yang dapat dijadikan bahan bakar.

Materi (Power Point) Siklus I

Dokumen terkait