• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Penelitian Tindakan Kelas

3. Materi Tarikh/Sejarah

3. Materi Tarikh/Sejarah

a. Pengertian Tarikh/Sejarah

Tarikh artinya catatan tentang perhitungan tanggal, hari, bulan dan tahun. Lebih populer dan sederhana diartikan sebagai sejarah atau riwayat. Sejarah sendiri secara etimologis berasal dari kata arab “syajarah” yang mempunyai arti “pohon kehidupan” dan yang kita kenal didalam bahasa ilmiyah yakni History (Yatim, 2005).

b. Karateristik Tarikh/Sejarah

Karakteristik sejarah dengan disiplinnya dapat dilihat berdasarkan tiga orientasi (http://www.google.com.pengertian sejarah_peradaban_ Islam):

1) Sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa peristiwa dan keadaan manusia dalam masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan masa kini.

2) Sejarah merupakan pengetahuan tentang hokum hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang di peroleh melalui penyelidikan dan analisis atau peristiwa peristiwa masa lampau.

3) Sejarah ssebagai falsafah yang di dasarkan kepada pengetahuan tentang perubahan perubahan masyarakat, dengan kata lain sejarah seperti ini merupakan ilmu tentang proses suatu masyarakat.

c. Manfaat Tarikh/Sejarah

Sejarah mempunyai arti penting dalam kehidupan begitu juga sejarah mempunyai beberapa kegunaan, diantara kegunaan sejarah antara lain (http://www.google.com.pengertiansejarah peradaban_ Islam):

1) Untuk keleatarian identitas kelompok dan memperkuat daya tahan kelompok itu bagi kelangsungan hidup.

2) Sejarah berguna sebagi pengambilan pelajaran dan tauladan dari contoh contoh di masa lampau, sehingga sejarah memberikan azas manfaat secara lebih khusus demi kelangsungan hidup.

3) Sejarah berfungsi sebagai sarana pemahaman mengenai hidup dan mati.

d. Materi Tarikh/Sejarah

Sesuai dengan bahasan pada Penelitian Tindakan Kelas, bahwa subyek penelitian adalah siswa kelas lima. Materi tarikh/sejarah yang ada pada kelas lima meliputi:

1) Kisah Nabi Ayyub AS. 2) Kisah Nabi Musa AS. 3) Kisah Nabi Isa AS. C. Metode Diskusi Partisipasi

1. Pengertian Metode Diskusi Partisipasi

Istilah metode diskusi berasal dari kata “metode” dan “diskusi”. Adapun pengertian metode menurut Nur Uhbiyati (1997:136), metode

39

berasal dari bahasa Latin ”meta” yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara ke atau ke. Dalam bahasa Arab disebut ’’tariqah” artinya jalan, cara, sistem dan ketertiban dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur suatu cita-cita.

Menurut Mahmud Yunus dalam Armai Arief (2002:87) mengemukakan bahwa metode adalah jalan yang hendak ditempuh oleh seseorang supaya sampai kepada tujuan tertentu baik dalam lingkungan perusahaan/pemiagaan maupun dalam kepuasan ilmu pengetahuan dan lainnya. Sedangkan Menurut Tayar Yusuf (2002:43), mengemukakan bahwa metode adalah cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien.

Adapun beberapa ahli mendefinisikan, pengertian metode diskusi sebagai berikut:

Kata diskusi berasal dari bahasa Latin yaitu: "discussus" yang berarti

"to examine; "investigate” (memeriksa, menyelidik). Discutstre berasal dari akar kata dis dan cuture. ”Dis" artinya terpisah "cuture" artinya menggoncang atau memukul (to shake atau strike), kalau diartikan maka discuture ialah suatu pukulan yang dapat memisahkan sesuatu. Atau dengan kata lain membuat sesuatu itu jelas dengan cara memecahkan atau menguraikan sesuatu tersebut (to clear away by breaking up or cuturing).

Menurut Djamarah diskusi ialah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa merupakan

pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama (Djamarah, Syaeful Bahri, 2006:87). Sedang menurut Sugihartono dkk Metode diskusi merupakan metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk mampu memecahkan masalah secara kelompok (Sugihartono, 2007:83). Metode ini dapat mendorong siswa untuk mampu mengemukakan pendapat secara konstruktif serta membiasakan siswa untuk bersikap toleran pada pendapat orang lain.

Adapun langkah-langkah dalam diskusi partisipasi adalah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan materi atau pokok bahasan yang akan di diskusikan oleh siswa.

b. Guru memperhitungkan waktu yang akan diperlukan termasuk waktu siswa untuk bertanya kepada guru.

c. Guru membagi kelompok siswa dalam diskusi.

d. Siswa mengikuti diskusi sesuai dengan bimbingan guru.

e. Siswa mengumpulkan hasil diskusi dalam kelompoknya, guru menyimpulkan hasil diskusi.

Forum diskusi dapat diikuti oleh semua peserta didik di dalam kelas, dapat pula dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil. Yang perlu mendapatkan perhatian ialah para peserta didik berpartisipasi secara aktif di dalam setiap forum diskusi. Semakin banyak peserta didik terlibat dan menyumbangkan pikirannya, semakin banyak pula yang dapat mereka

41

pelajari. Peranan guru sangat penting sebagai fasilitator, semua peserta didik yang ikut terlibat dalam diskusi mempunyai konsep yang sama dalam menanggapi permasalahan dan yang tidak ambil bagian tidak mempunyai nilai diskusi.

Jadi yang dimaksud dengan diskusi partisipasi adalah metode pembelajaran aktif melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk mampu memecahkan masalah secara kelompok dan semua siswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam pemecahan masalah tersebut.

2. Manfaat Metode Diskusi Partisipasi

Menurut Syeful Sagala (2007:208), manfaat diskusi adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik memperoleh kesempatan untuk berfikir.

b. Peserta didik dapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas.

c. Peserta didik belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya. d. Diskusi dapat menumbuhkan partisipasi aktif dikalangan peserta didik. e. Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratif, dapat menghargai

pendapat orang lainjuga pelajaran relevan dengan kebutuhan masarakat.

Maka diskusi apabila dilaksanakan dengan cermat dapat merupakan cara belajar yang menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena dapat merupakan pelepasan ide-ide, uneg-uneg dan pendalaman wawasan

mengenai sesuatu, sehingga dapat pula mengurangi ketegangan- ketegangan batin dan mendatangkan keputusan dalam mengembangkan kebersamaan kelompok sosial.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi Partisipasi

Muhibbin Syah (2000:32), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk : a) mendorong siswa berpikir kritis, b) mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas, c) mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama, d) mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama,

a. Kelebihan metode diskusi partisipasi sebagai berikut:

1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.

2) Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.

3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi (Syaiful Bahri Djamarah, 2000:45).

b. Kelemahan metode diskusi partisipasi sebagai berikut: 1) Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar. 2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. 3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.

4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000:47).

4. Langkah-langkah Metode Diskusi Partisipasi

a. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang hendak dicapai.

b. Menetapkan garis besar langkah-langkah diskusi yang akan dilaksanakan.

c. Memperhitungkan waktu yang akan diperlukan termasuk waktu siswa untuk bertanya kepada guru.

d. Menetapkan tujuan dan proses yang jelas atau pertanyaan apa yang hendak dijawab dan hasilnya nanti.

5. Prinsip-prinsip Metode Diskusi Partisipasi

a. Masalahnya harus konstroversial, artinya mengandung pertanyaan dari peserta didik, masalahnya harus menarik perhatian mereka karena bertalian dengan pengalaman mereka.

b. Guru harus menempatkan dirinya sebagai pemimpin diskusi dan memberi petunjuk jalannya diskusi.

c. Guru memperhatikan pembicaraan agar fungsi guru sebagai pemimpin diskusi dapat melaksanakan tugasnya (Syaeful Sagala, 2007:209).

Dokumen terkait