• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 MATERI DANMETODE

3.2. MateriPenelitian

3.2.1Hewanpercobaan

Dalam penelitian ini digunakan Day Old Chicken (DOC) broilerstrain cobb jantan dan betina produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbksebanyak 40ekor.

3.2.2Alatpenelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang ayam, timbangan digital untuk menimbang berat badan ayam yang berskala 2000gram dengan ketelitian 0,1 gram, sedangkan untuk menimbang ransummenggunakan kapasitas 5 kg dengan skala ketelitian 10 gram. Serta dibutuhkantermometer ruangan, tempat pakan dan minum ayam, pisau, wadah, pengaduk dansapu.

Kandang yang digunakan dalam penelitian kali ini, yaitu kandangbatere yang terbuat dari kayu dengan ukuran panjang, lebar, tinggi masing –masing kotak 110cm x 35cm x 42cm, dengan ukuran tersebut kandang bateredapat menampung satu ekor ayam per kotak. Setiap kotak dilengkapi dengantempat pakan dan minum yang terbuat dari plastik serta penerangan kandang

menggunakan lampu neon 40 watt. Sedangkan kandang untuk DOC sampaiumur 21 hari berupa seng pelingkar berdiameter 1m, dengan litter berupa sekampadi ketebalan 5cm. Kandang dilengkapi pemanas 60 Watt yang diletakkan ditengah kandang dan pemanas dikelilingi oleh tempat makan danminum.

3.2.3Bahanpenelitian

Bahan penelitian ini meliputi ampas jamu yang didapat dari PT. HeptaSari Farma Surabaya dan Ampas VCO didapatkan dari PT. Herba BagoesMalang.Ampas jamu yang digunakan berasal dari jamu herbal bersih darah, campurandari berbagairempah-rempah.

Pakan komersil yang digunakan dalam penelitian inimenggunakan produksi PT. Charoend Phokphand dengan dua tipe, yaitu fase starter danfase

finisher. Hasil studi pendahuluan analisis proksimat pakan komersial, ampasjamu

dan ampas VCO yang telah dilakukan di Unit Layanan Laboratoris,Konsultasi dan Pelatihan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga pada tahun 2014dapatdilihatpada(lampiran1)dan(lampiran2)untukanalisisproksimat ampas jamu dan ampas VCO. Analisis proksimat pakan komersial fase starterdan fase

finisher dapat dilihat pada (lampiran3).

Vaksin yang digunakan yaitu vaksin ND (New Castle Disease)produksi Sanbe.Kemudian bahan lain berupa desinfektan merek Antisep, gula, sekampadi, air minum, labelkandang.

1.6 MetodePenelitian

3.3.1Persiapan

Alat-alat, bahan dan kandang ayam dipersiapkan tiga hari sebelumDOC

(DayOldChick)datang.Persiapanmeliputimembersihkankandang,lantaidan atap

kandang.Menutupi lantai dan melakukan desinfeksi menyeluruhdengan larutan antiseptik dosis 3 ml untuk 1 liter air.Tidak lupa untukmembersihkan tempat pakan dan minum.Dua jam sebelum DOC (Day Old Chick) datanglampu pemanasdinyalakan.

Anak ayam yang baru datang di beri larutan gula 2% agarmemulihkan cairan tubuh yang hilang akibat stres perjalanan. Pada umur 4 haridiberikan vaksin ND agar terbebas dari penyakit. Anak ayam diberikan pakankomersial secaraadlibitumsampaiberumur14hari(2minggu)danberadadikandang DOC (Day

Old Chick). Pemberian vaksin berikutnya diberikan saat ayamberumur 21 hari ( 3

minggu).

3.3.2Adaptasi HewanCoba

Adaptasihewancobadilakukanselamasatuminggudarisaatayamberumur 14 hari (2 minggu) sampai berumur 21 hari (3 minggu) dalam kandangbatere dengan memberi pakan dua kali dalam sehari dan minum secara adlibitum. Adaptasi pakan juga dilakukan kepada semua hewan coba denganpakan komersial ditambahkan campuran ampas virgin coconut oil dan ampasjamu. Kandang hewan coba beserta tempat minum rutin dibersihkan dari fecesdan kotoran seharisekali.

3.3.3Perlakuan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 4 perlakuan yangmasing- masingperlakuanterdiriatas10ulangan.Terlebihdahulukandangbateraidiberi label untuk pengamatan, kemudian dilakukan pengacakan pada setiapayam dengan cara diambil secara acak tiap ayam untuk ditempatkan dikandang. Perlakuandilaksanakansaatayamberumur21hari(3minggu)sampaiayam berumur 35 hari ( 5 minggu).

Masing-masing perlakuan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. P0 = 100% pakan komersil + 0 % campuran ampas jamu dan ampasVCO (Kontrol)

b. P1 = 87,5 % pakan komersil + 12,5% campuran ampas jamu dan ampasVCO c. P2 = 75% pakan komersil + 25% campuran ampas jamu dan ampas VCO d. P3 = 50 % pakan komersil + 50% campuran ampas jamu dan ampasVCO

BahancampuranampasjamudanampasVCOmemilikiperbandingan1:1. Bahan campuran tersebut akan dijadikan satu kemudian digunakansebagai substitusi pakan komersil. Metode yang disusun untuk formulasiransum merupakan “metode coba-coba” (trial and error) (Retnani,2011).

Pemberian pakan pada masing-masing ayam dilakukan dua kali dalamsehari dengan total berat pakan 100 gram/ekor/kali. Perlakuan dilakukan terusmenerus sampai umur ayam 35 hari ( 5 minggu).

3.3.4PengamatanPenelitian

Pengamatan penelitian dilakukan dengan penimbangan berat karkasdan lemak abdominal tiap objek penelitian (broiler) setelah eutanasidilakukan.

3.4VariabelPenelitian

Variabelbebas : campuran ampas jamu dan ampasVCO

Variabelterikat : adanya pengaruh berat karkas dan lemakabdominal Variabel kendali :jenis ayam, umur ayam, jenis pakan, jenis kelaminayam

3.5DeskripsiVariabel

3.5.1Persentase BeratKarkas

Persentase berat karkas diperoleh dengan cara melakukan penimbangan berat badan akhir ayam pada akhir penelitian denganmengambil sampel sebanyak satu ekor dari tiap kandang. Persentase beratkarkas didapatkan dari hasil perbandingan antara berat karkas dan berat badanakhir dinyatakan dalam persen ( Soeparno, 2005).

3.5.2Persentase Lemak Abdominal

Persentase lemak abdominal diketahui dengan cara memisahkan lemak dari organ di sekitar gizzard / ampela, usus dan rongga perut.Persentase lemak abdominal didapatkan dari hasil perbandingan antara beratlemak abdominal dan berat badan akhir dinyatakan dalam persen ( Soeparno, 2005).

3.6AnalisisData

Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)dengan empat perlakuan dan masing-masing mendapatkan sepuluh ulangan. Datayang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam atau ANOVA ( Analysisof

Variant ), apabila terdapat pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan ujiBeda

Nyata Jujur (BNJ) (Kusriningrum, 2008) dengan menggunakan program SPSS21

Pengelompokan sesuai denganperlakuan 3.7Alur TahapanPenelitian P0 100%pakan komersil P1 P2 12,5% 25%(AJ+AVCO) (AJ+AVCO)+ + 87,5%pakan 75%pakan komersil komersil P3 50%(AJ+AVCO) + 50%pakan komersil AnalisisData

Berat karkas dan lemakabdominal ditimbang

Perlakuan selama 2minggu Tahap adaptasi

1minggu

Selama 2 minggu diberi pakankomersil 40 anak ayam umur 1hari

BAB 4 HASILPENELITIAN

4.1. Persentase BeratKarkas

Persentase berat karkas didapatkan dari hasil perbandingan antara beratkarkas dan berat badan akhir dinyatakan dalam persen. Rata-rata persentase beratkarkas yang didapat pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada table4.1.

4.1. Tabel rerata dan standar deviasi persentase berat karkas padaberbagai perlakuan(%). Perlakuan Mean±SD P0 65.2405 a ±3.3250 P1 67.9326 a ±4.9402 P2 67.9480 a ±2.6300 P3 80.3623 b ±5.0917

Keterangan : Superskrip a dan b menunjukkan adanya perbedaan yang nyatapada perlakuan

Berdasarkan analisis data menggunakan ANOVA menunjukkanbahwa terdapat pengaruh yang nyata (p<0.05) pada pemberian campuran ampasVCO dan ampas jamu terhadap pertambahan persentase berat karkas broiler(lampiran 9).Adanya hasil yang menunjukkan pengaruh nyata maka analisisdilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) 5%.Hasil menunjukkan tidakadanya perbedaan yang nyata (p>0.05) antara P0 dengan P1 maupun P2, dan antaraP1 dengan P2.Namun untuk perlakuan antara P3 dengan P1, P2, danP0 menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p<0.005) (lampiran 10).Persentase berat karkas tertinggi diperoleh dari P3, yang menunjukkan bahwa P3merupakan perlakuan terbaik dalam peningkatan berat karkasbroiler.

BeratKarkas

90 80 70 60 50 40 BeratKarkas 30 20 10 0 P0 P1 P2 P3

Gambar 4.1. Diagram persentase berat karkas pada masing-masingperlakuan

4.2. Persentase LemakAbdominal

Persentase lemak abdominal didapatkan berdasarkan perbandinganantara berat lemak abdominal dan berat badan akhir yang dinyatakan denganpersen. Rata-rata persentase lemak abdominal yang didapat padamasing-masing perlakuan dapat dilihat pada table4.2.

Tabel 4.2. Tabel rerata dan standar deviasi persentase lemak abdominalbroiler pada berbagai perlakuan(%) Perlakuan Mean±SD P0 2.3089 a ±0.2582 P1 1.7238 b ±0.3286 P2 1.3865 b ±0.4040 P3 0.8820 c ±0.2967

Keterangan : superskrip a,b,c menunjukkan adanya perbedaan yang nyatapada perlakuan

Setelah dilakukan analisis data menggunakan ANOVAmenunjukkan adanya pengaruh yang nyata (p<0,05) pada pemberian campuran ampas VCOdan ampas jamu sebagai substitusi pakan komersial terhadap penurunanlemak abdominal (lampiran 9). Hasil uji BNJ (Beda Nyata Jujur) menunjukkanadanya perbedaanyangnyata(p<0,05)antaraP0denganP1,P2danP3(lampiran10). Tidak adanya perbedaan yang nyata (p>0,05) didapatkan antara P2 dengan P1dan P3 (lampiran 10). Persentase lemak abdominal terendah diperoleh dari P3, halini menunjukkan bahwa P3 merupakan perlakuan terbaik dalam menurunkanlemak abdominalbroiler.

LemakAbdominal

2.5 2 1.5 LemakAbdominal 1 0.5 0 P0 P1 P2 P3

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1Persentase BeratKarkas

Pemberian campuran ampas Virgin coconut oil dan ampasjamu menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap persentase beratkarkas. Rerata persentase berat karkas broiler selama 5 minggu penelitian disajikandalam (tabel 4.1). Nilai persentase berat karkas berada pada kisaran 65,2405%(PO) hingga 80,3623%(P3).

Menurut Wahyu (2004) bahwa tingginya berat karkas ditunjang olehberat hidup akhir sebagai pertambahan berat hidup ayam. Menurut Resnawati(2004) berat karkas sangat erat hubungannya dengan berat hidup, semakinbertambah berathidupmakaakansemakinmeningkatpulakarkasyangdiproduksi.Berat karkas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu bangsa ayam (strain), jenis kelamin, cara pemeliharaan, berat hidup, konsumsi ayam dan nutrisipakan (Rasyaf,2004).PencampuranampasVCO(Virgincoconutoil)danampasjamu dapat meningkatkan berat karkas broiler karena pakan yang diberiperlakuan memiliki kandungan protein kasar yang lebih tinggi daripada pakan kontrol.Pada pakan yang diberi perlakuan menunjukkan bahwa P3 merupakan perlakuan terbaik karena kandungan protein kasarnya yang sangat tinggi yaitu sebesar21,9% dibandingkan kandungan protein kasar pada P0 (20%), P1 (20,5%) dan P2(21%) (lampiran 4). Protein yang dibutuhkan pada ayam periode finisher adalahsebesar 21% (Ichwan, 2005). Kebutuhan protein tergantung pada lajupertumbuhan, sedangkan pertumbuhan yang cepat menuntut tersedianya protein dalampakan yang dikonsumsi lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan yang lambat. Semakin

tinggi kandungan protein dalam ransum maka semakin pesat pertumbuhanbroiler

yang ditunjukkan melalui pertumbuhan berat badan (Prihatini, 2001;Suprijatna dkk.,2005).

Ampas jamu yang digunakan mengandung antibakteri yangdapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesehatan ayam. Kondisitubuh yang sehat akan memberikan respon konsumsi pakan yang meningkat sehingga bobot badan ayam berkolerasi pada peningkatan persentasekarkas. Demikian juga kandungan zat aktif pada sari kunyit yaitu kurkumindan minyak atsiri yang dapat meningkatkan nafsu makan dan pada akhirnyaakan berdampak pada meningkatnya bobot badan sekaligus bobot karkas (Putridkk, 2014).

Menurut Purwanti (2008) mekanisme kurkumin dapatmeningkatkan nafsu makan adalah kurkumin dapat mempercepat proses pengosonganisi lambung sehingga nafsu makan ternak akan meningkat, selain itu kurkumin akan menstimulasi proses pengeluaran empedu sehingga aktivitassaluran pencernaan akan meningkat. Menurut Yuniarti (2011) kunyit dapat meningkatkan kerja organ pencernaan unggas, karena kunyit memilikifungsi merangsang dinding kantong empedu mengeluarkan cairan empedudan merangsang keluarnya getah pankreas yang mengandung enzim amilase,lipase dan protease yang berguna untuk meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak dan protein. Disamping itu minyak atsiriyang dikandung kunyit dapat mempercepat pengosongan isi lambung.Adanya pengaruh sari kunyit yang terdapat pada ampas jamu tersebut secaratidak

langsung berpengaruh terhadap konsumsi pakan dan absorbsi zat-zatmakanan yang akan dapat dimanifestasikan dalam bentuk produksi daging, dalam halini adalah bobotkarkas.

5.2Persentase LemakAbdominal

Hasil analisis varian menunjukkan campuran ampas virgin coconut oildan ampas jamu sebagai substitusi pakan komersial broiler memberikanpengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap persentase lemak abdominal broiler (lampiran9).PadapenelitianinipemberianampasVirgincoconutoildanampasjamudap at menurunkan lemak abdominal pada broiler. Menurut Bidura, dkk. (2007)faktor lain yang mempengaruhi kandungan lemak tubuh adalah komposisiransum. Energi yang digunakan tubuh umumnya berasal dari karbohidrat dancadangan lemak (Yuniarty,2011).

Rerata persentase lemak abdominal pada (tabel 4.2) secara berurutan cenderung menurun antar perlakuan yaitu P0 (2,3089), P1 (1,7238),P2(1,3865) dan P3(0,8820). Penurunan berat lemak abdominal pada broiler yangdiberi campuran ampas Virgin coconut oil dan ampas jamu diduga karenakandungan seratkasaryangtinggipadaampasjamu.Persentaselemakabdominalterendah terdapat pada P3 karena P3 memiliki kandungan serat kasar sebesar 10%lebih tinggi dibandingkan kandungan serat kasar P0 (5%), P2 (6%) dan P2 (7%),selain itu metabolisme energi dalam pakan perlakuan lebih rendah dibandingkandengan kontrol (lampiran 4). Metabolisme energi pada P3 sebesar (2826 Kcal/kg)lebih rendah dibandingkan dengan P0 (3092 Kcal/kg), P1(3025 Kcal/kg) dan P2 (2959

Kcal/kg).Ransum yang mengandung serat kasar yang tinggi mempunyaienergi yang rendah, sehingga energi yang dikonsumsi oleh ayam pedaging lebihbanyak digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal dan hanya sedikityang digunakan untuk pembentukan dan penimbunan lemak (Wahyu,2004).

Pakan yang diberi perlakuan campuran ampas VCO dan ampasjamu memilikilemakkasaryangtinggiyaitusebesar6,5%(P3)dibandingkandengan kontrol sebesar 5,7% (lampiran 4). Tingginya lemak kasar pada pakan yangdiberi perlakuan tersebut dapat diseimbangkan dengan serat kasar yang tinggi danenergi yang rendah pakan perlakuan. Sesuai dengan pernyataan Anggorodi (1985)yang berpendapat bahwa dengan meningkatnya serat kasar pada bahan makananmaka akanmengurangipencernaankarbohidrat,makaglikogenyangdisimpandalam hati dan otot akan berkurang, selanjutnya akan mengurangi penimbunanlemak dalam tubuh. Ma’ruf (2004) juga menyatakan bahwa serat dapatmempengaruhi absorbsi lemak karena mengikat asam lemak, kolestrol dan garamempedu sehingga dapat direabsorbsi dan diresirkulasi pada sistementerohepatik.

Kandungan bahan-bahan seperti kunyit dalam ampas jamu jugadapat menurunkan lemak abdominal, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Arifin(2003) menunjukkan bahwa pemberian pellet kunyit pada ayam pedagingdengan menggunakan rimpang kunyit segar dapat menurunkan persentaselemak abdominal, persentase lemak abdominal perlakuan yang diberikantambahan kunyit adalah 1,50%-1,91%, sedangkan perlakuan kontrol adalah2,23%.

Dokumen terkait