HASIL DAN PEMBAHASAN
5. Masuknya pemain asing sebagai pengimpor sekaligus tempat pemotongan
5.3. Perumusan alternatif strategi perusahaan
5.3.2. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Matriks EFE diperoleh berdasarkan hasil identifikasi terhadap faktor-faktor startegi eksternal PT. PMU yang berupa peluang (opportunities) dan ancaman (thereats). Hasil identifikasi diperoleh 5 faktor peluang dan 5 faktor ancaman, faktor-faktor peluang dan ancaman tersebut kemudian diberi bobot dan rating. Hasil pembobotan dan pemberian rating dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 11. Penentuan Skor Faktor Strategis Eksternal
Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor PELUANG
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar 0,108 3,4 0,367 Hubungan dengan usaha lokal yang sejenis 0,096 2,2 0,200 Permintaan akan daging sapi yang terus meningkat 0,089 3,2 0,284 Adanya kawasan perdagangan bebas serta
kemungkinan untuk ekspor
0,073 2,8 0,204 Ketersediaan tenaga kerja lepas disekitar TPH 0,073 3,2 0,233 Adanya peluang untuk recruitment freshgraduate 0,066 2,4 0,158
ANCAMAN
Isu penyakit tertentu 0,088 1,4 0,123
Posisi tawar konsumen sama kuat yang apabila terdapat perbedaan harga maka konsumen dapat dapat memilih perusahaan lain
0,098 2 0,196
Kebijakan pemerintah menaikan harga BBM, TDL dan Telephone
0,098 2,2 0,215 Masuknya pemain asing sebagai pengimpor sekaligus
tempat pemotongan
0,105 1,8 0,189 Kerentanan harga sapi terhadap inflasi 0,106 1,6 0,169
Jumlah 1.000 2.338
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui total skor untuk faktor-faktor strategis eksternal sebesar 2,338 yang menunjukan bahwa, perusahaan belum sepenuhnya dapat merespon peluang dengan baik serta mampu mengantisipasi ancaman. Tabel EFE diatas juga menujukan bahwa peluang utama bagi PT. PMU adalah. Faktor nilai tukar Rupiah yang stabil terhadap Dollar, ini ditunjukan dengan nilai 0,367 diikuti oleh faktor permintaan akan daging sapi yang meningkat tiap tahunya dengan nilai, 0,284.
Ancaman utama bagi PT. PMU adalah faktor yang menunjukan skor terkecil yaitu, faktor isu penyakit dengan nilai 0,123 dan kerentanan terhadap inflasi dengan nilai 0,169.
Berdasarkan hasil identifikasi faktor eksternal didapati bahwa, PT. PMU memiliki peluang yang tidak dapat sepenuhnya diraih dikarenakan faktor ancaman yang tidak dapat ditanggulangi secara tepat. Seperti faktor peluang mengenai nilai tukar terhadap Rupiah yanag stabil terhadap Dollar maka dapat direspon dengan pembelian stok sapi yang lebih banyak, tetapi dengan adanya ancaman seperti isu penyakit maka dengan sendrinya akan membuat konsumen berkurang dan berdampak pada penjualan sapi potong PT. PMU.
5.3.3 Matriks Internal-Eksternal (I-E).
Matriks IE dihasilkan dari tahap input matriks IFE dan EFE. Matriks IE merupakan kombinasi dari 9 sel yang berisikan, informasi dan memperlihatkan total nilai yang telah terboboti dari matriks IFE dan EFE. Hasil dari matriks IE bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan serta, memberikan alternatif strategi bagi perusahaan
Hasil dari pembobotan dan peratingan pada matriks IFE sebesar 3,1 menunjukan bahwa PT. PMU memiliki faktor internal yang tergolong kuat dalam melakukan aktivitas penyediaan produk. Nilai matriks EFE sebesar 2,338 yang memperlihatkan respon PT. PMU terhadap peluang maupun ancaman yang berdampak pada PT. PMU adalah sedang.
Apabila hasil dari matriks IFE dan EFE tersebut dipetakan kedalam matriks IE, maka posisi dari PT. PMU pada saat ini adalah pada sel ke IV matriks IE dan posisi PT. PMU dapat dilihat pada Gambar 12
I II III
IV V VI
VII VIII IX
Gambar 12. Penentuan posisi perusahaan dalam Matriks Internal-Eksternal
Posisi perusahaan yang berada di sel IV. Memperlihatkan strategi yang sesuai adalah tumbuh dan kembangkan atau growth and build yang berarti bahwa strategi ini disesuaikan dengan kekuatan dari sisi internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang tepat untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Matriks I-E memetakan pilihan strategi yang sesuai dengan karakteristik usaha dari PT. PMU diantaranya ialah. Penetrasi pasar atau market
penetration serta pengembangan psar atau market development dan juga
diversvikasi konsentrik
Hasil yang dapat diterapkan bagi strategi perusahaan ialah, usaha untuk meningkatkan pasar secara lebih intensif dengan melihat demografi perusahaan
Total skor bobot IFE Kuat 4,0 Rata-rata 3,0 Lemah 2,0 1,0 Tinggi 3,0 Sedang 2,0 Rendah 1,0 Total Skor bobot EFE
serta kesinambunganya dengan pasar setempat, dengan begitu maka, dapat diupayakan. PT. PMU-lah yang mendekati peluang pasar yang lebih besar,
PT. PMU juga dapat memperkenalkan produk baru yang masih terkait dengan produk awal, hal ini dapat lebih efektif dikarenakan akses produk yang lebih dekat terhadap konsumen.
5.3.4. Analisis Matriks SWOT
Setelah faktor-faktor strategis perusahaan dievaluasi melalui matriks IFE dan EFE, maka tahap selanjutnya adalah menyusun faktor-faktor internal dan eksternal tersebut ke dalam matriks SWOT. Berdasarkan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman, maka matriks SWOT dapat memaparkan dengan jelas bagaimana situasi perusahaan yang tepat berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk merespon peluang dan mengatasi ancaman. Adapun matriks ini akan menghasilkan empat jenis strategi yang dapat diterapkan yaitu: strategi S-O, W-S-O, S-T dan W-T matriks SWOT dari PT. PMU dapat dilihat pada Gambar 13
IFE
EFE
Stregth
1. Kualitas sapi potong yang baik.
2. Sistem pengendalian yang terjaga dan stok tidak pernah kosong
3. Adanya Holding company sebagai penunjang modal dan subsidi bagi perusahaan
4. Pelayanan terhadap konsumen yang baik 5. Lahan kandang dan TPH milik perusahaan sendiri 6. Penjualan langsung dikandang sehingga
konsumen bisa memilih langsung 7. Lokasi TPH perusahaan strategis mudah
dijangkau
8. Adanya usaha penyewaan lahan bagi TPH lain
Weakness
1. Tidak konsekuennya tenaga kerja dengan jobdesc.
2. Terbengkalainya feedlot PT. PMU. 3. Lemahnya manajemen pemasaran sehingga
perusahaan kesulitan mengembangkan pasar 4. Visi dan misi perusahaan yang tidak jelas.
Opportunity
1. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang mulai stabil. 2. Hubungan dengan perusahaan lokal yang sejenis 3. Permintaan akan daging sapi yang meningkat 4. Adanya kawasan perdagangan bebas
AFTA,kemungkinan ekspor.
5. ketersediaan tenaga kerja lepas disekitar TPH 6. adanya peluang untuk recruitment freshgraduate
SO
1. Mengembangkan pasar dengan menambah jumlah stok sapi serta menjual daging dalam bentuk eceran di pasar tradisional dengan menempatkan tenaga penjualan, untuk memotong jalur distribusi. ( S1,S2, S3, S4, S5.O1, O2, O3)
2. Meningkatkan promosi secara kontinu melalui beberapa media promosi. (S1, S2, S3, S4, S6,S7, O3, O5)
WO
1. Menambah tenaga kerja dibidang pemasaran (marketer) dalam manajerial PT. PMU (W1, W3, O3, O4, O6)
2. Merumuskan serta mengkomunikasikan visi misi perusahaan secara jelas (W4, O4, O5,O6) 3. Menambah stok dengan mengaktifkan kembali
feedlot (W2, O3, O4, O5, O6)
Threat
1. Isu penyakit tertentu.
2. Posisi tawar konsumen sama kuat, yang apabila terdapat perbedaan harga maka konsumen maka konsumen dapat memilih perusahan lain
3. Kebijakan pemerintah menaikan menaikan harga BBM, TDL, Telephone
4. Masuknya pemain asing sebagai pengimpor sekaligus tempat pemotongan
5. Kerentanan terhadap inflasi
ST
1. Mendapatkan sertifikat halal, tentang tata cara pemotongan langsung.dari MUI (S2, S4, S6, T1, T2 )
2. Menjadi supplier untuk restaurant maupun rumah makan. ( S1, S2, S3, T2, T5 )
WT
1. Pemeriksaan kesehatan hewan ternak secara teratur dengan menggunakan jasa tenaga ahli (W1, T1, T2.)
2. Membangun loyalitas konsumen dengan memberikan potongan harga setelah beberapa kali pembelian di TPH perusahaan. (W1,W3, T2, T5)
5.3.4.1. Strategi S-O
Strategi ini dibuat dengan melihat kekuatan-kekuatan yang dimiliki PT. PMU miliki untuk meraih peluang yang ada. Alternatif strategi yang dihasilkan ialah sebagai berikut :
1. Mengembangkan pasar dengan menambah jumlah stok sapi serta menjual daging dalam bentuk eceran di pasar tradisional dengan menempatkan tenaga penjualan, untuk memotong jalur distribusi (Memanfaatkan S1, S2, S3, S4, S5 untuk meraih O1, 02, 03)
2. Meningkatkan promosi secara kontinu melalui beberapa media promosi (Memanfaatkan S1, S2, S3, S4, S6, untuk meraih O3, O5).
Alternatif strategi ini dikembangkan dari karakter kekuatan perusahaan yang diantaranya kualitas sapi potong yang baik, sistem pengendalian yang terjaga kemudian adanya Holding Company sebagai penunjang modal kemudian, kekuatan dari perusahaan tersebut diterapkan guna mendapatkan peluang yang berada dilingkungan eksternal perusahaan, yang berpotensi terhadap keuntungan yang bertambah bagi perusahaan diantaranya ialah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang mulai stabil serta hubungan dengan perusahaan lokal yang sejenis.
Alternatif strategi yang diterapkan ialah, berusaha menghubungkan antara letak dimana perusahaan itu berada dengan daerah konsumen potensial,
PT. PMU yang terbiasa untuk didatangi oleh konsumen, kerap kali dirugikan dengan adanya konsumen yang juga berada di rantai distribusi dari usaha sapi potong. Solusi untuk masalah ini dapat dilakukan dengan cara modifikasi
aktifitas bisnis perusahaan yang mengunakan tenaga penjualan dipasar yang telah, merubah produk awal yaitu sapi potong menjadi produk baru yaitu daging sapi potong tetapi hal ini, masih ada keterkaitanya terhadap produk awal yang berfungsi sebagai aksesibilitas konsumen terhadap produk perusahaan.
5.3.4.2. Strategi W-O
Strategi ini dibuat untuk memperbaiki kelemahan internal PT. PMU dengan memanfaatkan peluang eksternal dengan sebaik-baiknya. Alternatif strategi yang dihasilkan ialah sebagai berikut :
1. Menambah tenaga kerja dibidang pemasaran (marketer) dalam manajerial PT. PMU (Meminimalkan W1, W3, untuk meraih O3, O6)
2. Merumuskan serta mengkomunikasikan visi dan misi perusahaan secara jelas (Meminimalkan W4, untuk meraih O4, O5, O6)
3. Menambah stok sapi potong dengan mengktifkan kembali feedlot
(Meminimalkan W2, uutuk meraih O3, O4, O5, O6).
Alternatif strategi ini diterapkan karena tiap-tiap perusahaan membutuhkan promosi sebagai sarana untuk konsumen membandingkan produk satu dengan yang lainya dan juga tindakan perusahaan untuk menghasilkan posisitioning dibenak konsumen.
Setiap perusahaan membutuhkan visi dan misi sebagai panduan dalam aktivitas bisnis perusahaan. PT. PMU memiliki kekurangan dalam hal kesamaan visi antara masing-masing manajer sehingga, tidak menghasilkan
tujuan bisnis yang jelas. Alternatif ini diterapkan sebagai langkah awal dalam pembentukan tujuan dari bisnis perusahaan.
Permintaaan daging sapi potong mengalami peningkatan tiap tahunnya, sebagai cara untuk mengakomodasi permintaan tersebut dibutuhkan stok sapi potong yang cukup oleh karena itu, dibutuhkan kembali pengaktifan feedlot
sebagai sarana mencukupi permintaan dari kebutuhan sapi potong.
5.3.4.3. Strategi S-T
Strategi ini dibuat dengan melihat kekuatan yang PT. PMU miliki untuk menghadapi ancaman yang ada. Alternatif strategi yang dihasilkan sebagai berikut:
1. Mendapatkan sertifikat halal, tentang tentang cara pemotongan langsung dari MUI (Memanfaatkan S2, S4, S6, untuk menghadapi T1, T2)
2. Menjadi supplier untuk restaurant maupun rumah makan (Memanfaatkan S1, S2,S3 untuk menghadapi T2,T5).
Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar Indonesia memiliki karakteristik konsumen yang memiliki persyaratan khusus, yaitu jaminan kehalalan akan produk yang dimakan. Banyaknya usaha yang sejenis dengan PT. PMU membuat kesulitan konsumen jika tidak terdapat ciri khas dalam PT. PMU oleh karena itu, dikembangkan alternatif strategi yang dapat menghadapi faktor ancaman seperti isu penyakit dan juga posisi tawar konsumen yang kuat.
Alternatif strategi seperti mendapatkan sertifikat halal serta menjadi
menghubungkan kekuatan dari PT. PMU untuk mengatasi ancaman dari lingkungan eksternal.
5.3.4.4. Strategi W-T
Strategi ini dibuat dengan melihat kemungkinan mengurangi kelemahan PT. PMU dan menghindari ancaman yang ada dengan sebaik-baiknya. Alternatif strategi yang dihasilkan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan kesehatan hewan ternak secara teratur dengan menggunakan jasa tenaga ahli (Meminimalkan W1, dan menghindari T1, T2)
2. Membangun loyalitas konsumen dengan memberikan potongan harga setelah beberapa kali pembelian di TPH PT. PMU (Meminimalkan W1, W3 dan menghindari T2, T5)
Kelemahan yang dimiliki oleh PT. PMU akibat dari tidak konsekuennya para manajer perusahaan terhadap pekerjaan yang dikerjakan, yang berdampak kepada tidak tepatnya pemilihan sapi potong yang akan dijual PT. PMU guna menghindari menurunnya kualitas sapi potong maka, alternatif strategi yang dikembangkan ialah, melakukkan pemeriksaaan kesehatan ternak secara teratur.
Strategi tersebut juga sekaligus menghindari sapi potong PT. PMU dari isu penyakit tertentu serta, untuk mendapatkan loyalitas konsumen maka, PT. PMU dapat memberikan potongan harga terhadap konsumen yang menjadi langganan tetap PT. PMU, yang mana hal ini diharapkan dapat mengatasi persaingan akibat masuknya pemain asing dalah bidang bisnis yang sama dengan PT. PMU.