• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 3.2.b Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Pengerukan Saluran Drainase Krukut-Cideng

Jenis Dampak Yang

Dipantau Sumber Dampak Parameter Yang Dipantau

Tujuan Pemantauan Lingkungan

Hidup Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan

Jangka waktu & Frekuensi Pemantauan

Pelaksanaan Pemantauan

Pelaksana Pengawas Pelaporan

A. Tahap Persiapan

1. Persepsi Masyarakat Pengerukan saluran drainase Krukut-Cideng, yang apabila tidak disosialisasikan terlebih dahulu dapat menimbulkan persepsi negatif masyarakat sekitar

Adanya persepsi masyarakat yang negatif akibat adanya kegiatan pengerukan saluran drainase Krukut-Cideng

Memberikan umpan balik kepada pelaksana kegiatan yaitu Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta selaku pengelola lingkungan untuk melaksanakan pengelolaan persepsi masyarakat yang negatif

 Studi kepustakaan

 Studi lapangan (mini survai)

 Pengamatan (observasi)

 Wawancara/interview dengan metode purporsive ramdom dengan masyarakat sekitar kegiatan sebanyak 30 responden

 Kec. Gambir (Kel. Petojo Selatan dan Kel. Gambir), Jakarta Pusat

 Kec. Taman Sari (Kel. Keagungan, Kel. Tambora, dan Kel. Glodok), Jakarta Barat

 Kec. Tambora (Kel. Tambora dan Kel. Tanah Sareal), Jakarta Barat

Sebelum kegiatan pengerukan dilaksanakan

Pelaporan :

1 kali sebelum tahap persiapan

 Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta

 Kontraktor Pelaksana  KLH Jakarta Pusat  KLH Jakarta Barat  Ditjen SDA Kem.PU RI KLH Jakarta Pusat KLH Jakarta Barat BPLHD DKI B.Tahap Pengerukan 1. Kualitas Debu dan Kebauan Udara Ambient

 Mobilisasi alat dan kendaraan  Kegiatan Pengerukan  Transportasi lumpur hasil keruk  Transportasi bahan material perbaikan embankment

Debu dan tingkat kebauan sesuai dengan SK Gub No.551 tahun 2001 tentang baku mutu udara ambient. (Debu) dan SK MenKLH No.50 tahun 1996 tentang baku mutu kebauan

Memberikan umpan balik kepada pelaksana kegiatan selaku pengelola lingkungan dalam melakukan upaya pengendalian penurunan kualitas udara agar senantiasa memenuhi baku mutu kualitas udara yang ditetapkan

 Pengambilan sampel pada parameter sesuai SK Gub No.551 tahun 2001 tentang baku mutu udara ambient. (Debu) dan SK MenKLH No.50 tahun 1996 tentang baku mutu kebauan

 Analisis di laboratorium

 Analisis data penentuan baik-buruknya dengan menggunakan baku mutu

Di pemukiman sekitar Jalan Cideng Barat dan Timur

Depan RS. Tarakan

Setiap 3 bulan sekali selama kegiatan pengerukan saluran Krukut-Cideng

Pelaporan :

Setiap 3 bulan sekali pada tahap pengerukan

 Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta

 Kontraktor Pelaksana  KLH Jakarta Pusat  KLH Jakarta Barat  Ditjen SDA Kem.PU RI KLH Jakarta Pusat KLH Jakarta Barat BPLHD DKI

2. Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan  Mobilisasi kendaraan dan peralatan pengerukan  Kegiatan pengerukan  Transportasi pengangkutan hasil keruk  Transportasi bahan material perbaikan embankment Antrian kendaraan (queeing) Tundaan (delay)

Memberikan umpan balik kepada pelaksana kegiatan untuk mengendalikan gangguan kemacetan dan menjaga kelancaran lalu lintas akibat adanya kegiatan pengerukan.

 Pengukuran dan pengamatan secara langsung akan lebih berfokus pada data lalu lintas yg berupa antrian kendaraan (queeing) termasuk tundaan

(delay)yg merupakan bagian dari hambatan waktu perjalanan yang berpotensi terjadi baik pada lokasi persimpangan yg ada sepanjang rute yg akan dilalui (bersignal maupun tidak, persimpangan dengan kereta api), antrian pada lokasi pengerukan / muat material kerukan maupun pada lokasi pembuangannya (disposal area).

 Memantau kondisi badan jalan yang dilalui kendaraan pengangkut lumpur

Jalan Cideng Timur/Barat – Jalan Tanah Sereal – Jalan Tambora – Jalan Perniagaan – Jalan Kopi – Jalan Kali Besar 3 – Jalan Kunir – Jalan Kp.Bandan – Jalan RE Martadinata

Frekuensi pemantauan kondisi lalu lintas dilakukan 1 minggu sekali selama kegiatan pengerukan berlangsung Pelaporan :

Setiap 3 bulan sekali pada tahap pengerukan

 Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta

 Kontraktor Pelaksana  KLH Jakarta Pusat  KLH Jakarta Barat  Ditjen SDA Kem.PU RI KLH Jakarta Pusat KLH Jakarta Barat BPLHD DKI

3. Tingkat Kebisingan  Transportasi lumpur.

 Kegiatan pengerukan

 Perbaikan embankment

Tingkat kebisingan di dalam dan sekitar lokasi pengerukan sesuai dengan SK Gub No.551 tahun 2001 tentang baku mutu kebisingan ambient

Memberikan umpan balik kepada pelaksana kegiatan dalam mengelola dampak kebisingan yang timbul akibat kegiatan pengerukan sehingga dapat senantiasa memenuhi baku mutu kebisingan yang ditetapkan

 Pengukuran tingkat kebisingan pada lokasi yang telah ditetapkan menggunakan sound level meter.

 Bandingkan dengan baku mutu sesuai dengan SK Gub No.551 tahun 2001 tentang baku mutu udara ambient. (Debu)

 Hasil pemantauan kebisingan dibuat rata-rata dan dibandingkan dari waktu ke waktu untuk melihat kecenderungan perubahan kualitas lingkungan dan tingkat kritis.

Di pemukiman sekitar Jalan Cideng Barat dan Timur

Depan RS. Tarakan

Setiap 3 bulan sekali selama kegiatan pengerukan saluran Krukut-Cideng

Pelaporan :

Setiap 3 bulan sekali pada tahap pengerukan

 Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta

 Kontraktor Pelaksana  KLH Jakarta Pusat  KLH Jakarta Barat  Ditjen SDA Kem.PU RI KLH Jakarta Pusat KLH Jakarta Barat BPLHD DKI 4. Kualitas Sedimen Pengerukan dan

Penempatan Hasil Keruk

TCLP Logam berat Sesuai dengan PP No. 18 jo PP No.85 tahun 1999

Memberikan umpan balik kepada pelaksana kegiatan dalam mengelola dampak lumpur yang mengandung B3 dari hasil pengerukan yang dibaa ke disposal site

Melakukan pemantauan B3 pada setiap 1 Km (komposit) dengan uji TCLP logam berat , sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan pengerukan

Saluran di bawah flyover Cideng

Saluran Krukut-Cideng di sekitar Jembatan Caringin-Balikpapan

Sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan pengerukan Saluran Krukut-Cideng Pelaporan :

Sekali sebelum pengerukan dan sekali sesudah pengerukan

 Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta

 Kontraktor Pelaksana  KLH Jakarta Pusat  KLH Jakarta Barat  Ditjen SDA Kem.PU RI KLH Jakarta Pusat KLH Jakarta Barat BPLHD DKI

5. Sampah Pengerukan dan

pemisahan sampah dari lumpur hasil keruk.

Timbulan sampah yang ada Memberikan umpan balik bagi pihak pelaksana kegiatan dalam mengelola sampah/limbah padat dan lumpur hasil keruk agar dampaknya terhadap tingkat sanitasi dan estetika lingkungan di dalam dan sekitar lokasi kegiatan dapat diatasi dengan baik.

 Sampah diambil langsung dari pemilahan sampah dan lumpur, untuk masing-masing sumber tersebut dilakukan pengukuran baik berupa berat maupun volume. Dengan demikian sekaligus akan dapat dihitung hasil Berat Jenisnya. Setelah dilakukan pengukuran berat dan volumenya, kemudian dilakukan pemilahan sesuai dengan komponennya berdasarkan atas jenis sampah yang organik dan anorganik.

 Pengukuran secara kuantitatif terhadap sampel dilakukan dengan penimbangan sampel sampah pada setiap lokasi pengambilan sampel dan pengukuran volume sampah dilakukan dengan teknik volumetrik. Sedangkan pengukuran karakteristik dan komposisi sampah pada setiap lokasi pengambilan sampel disusun dalam 12 kategori berdasarkan komposisi sampah yaitu:Organik (%) volume dan berat serta An Organik(%) volume dan berat

Saluran di bawah flyover Cideng

Saluran Krukut-Cideng di sekitar Jembatan Caringin-Balikpapan

Pemantauan setiap hari selama tahap pengerukan

Pelaporan :

Setiap 3 bulan sekali pada tahap pengerukan

 Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta

 Kontraktor Pelaksana  KLH Jakarta Pusat  KLH Jakarta Barat  Ditjen SDA Kem.PU RI KLH Jakarta Pusat KLH Jakarta Barat BPLHD DKI 6. Kesempatan Kerja dan Berusaha

Kebutuhan tenaga kerja dan kesempatan berusaha untuk kegiatan pengerukan saluran drainase Krukut-Cideng.

Adanya penyerapan tenaga kerja lokal

Untuk memberikan umpan balik kepada pelaksana kegiatan dalam mengevaluasi dan mendorong terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar lokasi proyek

Metode pengumpulan data kesempatan kerja dan kesempatan berusaha dilakukan dengan wawancara terhadap masyarakat sekitar . Metode analisis data terhadap kesempatan kerja dan kesempatan berusaha adalah dengan melihat banyaknya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat sekitar.

 Kec. Gambir (Kel. Petojo Selatan dan Kel. Gambir), Jakarta Pusat

 Kec. Taman Sari (Kel. Keagungan, Kel. Tambora, dan Kel. Glodok), Jakarta Barat

 Kec. Tambora (Kel. Tambora dan Kel. Tanah Sareal), Jakarta Barat

Setiap 3 bulan sekali selama kegiatan pengerukan saluran Krukut-Cideng

Pelaporan :

Setiap 3 bulan sekali pada tahap pengerukan

 Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta

 Kontraktor Pelaksana  KLH Jakarta Pusat  KLH Jakarta Barat  Ditjen SDA Kem.PU RI KLH Jakarta Pusat KLH Jakarta Barat BPLHD DKI 7. Persepsi Masyarakat Pengerukan Krukut-

Cideng

Adanya persepsi masyarakat yang negatif akibat adanya kegiatan pengerukan saluran Krukut-Cideng

Memberikan umpan balik kepada pelaksana kegiatan selaku pengelola lingkungan untuk melaksanakan pengelolaan persepsi masyarakat yang negatif

 Studi kepustakaan

 Studi lapangan (mini survai)

 Pengamatan (observasi)

 Wawancara/interview dengan metode purporsive ramdom dengan masyarakat sekitar kegiatan sebanyak 30 responden

Kec. Gambir (Kel. Petojo Selatan, Kel. Petojo Utara, Kel. Cideng, Kel. Duri Pulo, Kel. Tanah Sareal, dan Kel. Krukut)

Kec. Taman Sari (Kel. Keagungan, Kel. Tambora, dan Kel. Glodok)

Setiap 3 bulan sekali selama kegiatan pengerukan saluran Krukut-Cideng

 Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta

 Kontraktor Pelaksana

 KLH Jakarta Pusat

 KLH Jakarta Barat

 Kec. Gambir

 Kec. Taman Sari

 Kec. Tambora KLH Jakarta Pusat KLH Jakarta Barat BPLHD DKI

Ringkasan Eksekutif (RE)

32

Kegiatan Pengerukan, Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP / JEDI) Segmen Grogol Sekretaris,

Krukut-Cideng, Pakin–Kali Besar-Jelangkeng, dan Waduk Pluit, Jenis Dampak Yang

Dipantau Sumber Dampak Parameter Yang Dipantau

Tujuan Pemantauan Lingkungan

Hidup Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan

Jangka waktu & Frekuensi Pemantauan

Pelaksanaan Pemantauan

Pelaksana Pengawas Pelaporan

Pelaporan :

Setiap 3 bulan sekali pada tahap pengerukan

 Ditjen SDA Kem.PU RI C. Tahap Pasca Pengerukan

1. Mengurangi Banjir Kegiatan Pengerukan Genangan atau banjir di sekitar Saluran Drainase Cideng –Thamrin

Memberikan masukkan kepada pelaksana kegiatan dalam melakukan pengendalian air larian serta genangan yang ditimbulkannya

Pemantauan banjir dilakukan dengan cara memantau debit air dan tinggi banjir/genangan, , kemudian dianalisis potensi air larian tersebut dalam menimbulkan gangguan terhadap lokasi.

Saluran di bawah flyover Cideng

Saluran Krukut-Cideng di sekitar Jembatan Caringin-Balikpapan

Setiap 3 bulan sekali selama kegiatan pengerukan saluran Krukut-Cideng

Pelaporan :

Setiap 3 bulan sekali pada tahap pengerukan

 Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta

 Kontraktor Pelaksana  KLH Jakarta Pusat  KLH Jakarta Barat  Ditjen SDA Kem.PU RI KLH Jakarta Pusat KLH Jakarta Barat BPLHD DKI 2. Persepsi Masyarakat Adanya kegiatan

pemulihan lahan dan demobilisaasi peralatan dan kendaraan.

Adanya tanggapan/keluhan masyarakat sekitar sehubungan dengan kegiatan pemulihan lahan dan demobilisaasi peralatan dan kendaraan.

Memberikan umpan balik kepada pelaksana kegiatan selaku pengelola lingkungan untuk melaksanakan pengelolaan persepsi masyarakat yang negatif

 Studi kepustakaan

 Studi lapangan (mini survai)

 Pengamatan (observasi)

 Wawancara/interview dengan metode purporsive ramdom dengan masyarakat sekitar kegiatan sebanyak 30 responden

 Kec. Gambir (Kel. Petojo Selatan dan Kel. Gambir), Jakarta Pusat

 Kec. Taman Sari (Kel. Keagungan, Kel. Tambora, dan Kel. Glodok), Jakarta Barat

 Kec. Tambora (Kel. Tambora dan Kel. Tanah Sareal), Jakarta Barat

sekali selama kegiatan tahap pasca pengerukan

 Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta

 Kontraktor Pelaksana  KLH Jakarta Pusat  KLH Jakarta Utara  Ditjen SDA Kem.PU RI KLH Jakarta Pusat KLH Jakarta Utara BPLHD DKI

RKLDAN RPL

Ringkasan Eksekutif (RE)

33

Kegiatan Pengerukan, Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP / JEDI) Segmen Grogol Sekretaris, Krukut-Cideng, Pakin–Kali Besar-Jelangkeng, dan Waduk Pluit,