• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.12 Media Komik Sains

Komik berasal dari bahasa inggris comics yang merupakan perwujudan utama dari gejala sastra gambar. Di Indonesia kata komik diterima secara umum untuk menyebutkan sastra gambar. Menurut Mc Cloud (dalam Yulianti, 2012), komik adalah gambar-gambar serta lambang-lambang lain yang bersebelahan atau berdekatan dalam tuturan tertentu yang bertujuan untuk menyampaikan informasi dan mencapai tanggapan estesis dari pembacanya.

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Komik adalah sebuah media yang menyampaikan cerita dengan visualisasi atau ilustrasi gambar, dengan kata lain komik adalah cerita bergambar, dimana gambar berfungsi untuk pendeskripsian cerita agar si pembaca mudah memahami cerita yang disampaikan oleh si pengarang. (Arjuna, 2012: 30). Sedangkan menurut Khollidiyyah (2012: 55) media komik tidak hanya dikategorikan sebagai media komunikasi yang bertujuan untuk komersialitas. Media komik pun dapat dikategorikan sebagai media pembelajaran. Dalam dunia pendidikan atau khususnya dalam proses pembelajaran, didalamnya berisi proses transformasi nilai yang tentu harus ada konsep komunikasi, dan komik termasuk media komunikasi. Hanya saja tujuan dari komunikasi yang ditawarkan komik dalam pembelajaran di kelas disesuaikan dengan isi atau materi pembelajaran dari satuan kurikulum yang sudah ditentukan.

Dalam penelitian Yulianti, dkk (2012) komik merupakan suatu gambar menarik yang simbolis mengenai sikap orang, situasi, atau kejadian tertentu.

Komik digunakan untuk menyampaikan pesan secara cepat dan ringkas karena mempunyai kemampuan untuk menarik perhatian dan mempengaruhi sikap atau perilaku. Komik biasanya menonjolkan isi pesan serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti.

Berdasarkan uraian tersebut, media komik merupakan cerita dengan visualisasi atau ilustrasi gambar dengan alur dan materi tertentu untuk membantu tenaga pendidik agar antusias dan minat peserta didik meningkat.

Menurut Arjuna (2012) beberapa jenis komik adalah sebagai berikut: 1. Komik karikatur

Komik karikatur biasanya hanya berupa satu tampilan saja, dimana di dalamnya bisa terdapat beberapa gambar yang dipadu dengan tulisan-tulisan. Biasanya komik tipe kartun/ karikatur ini berjenis humor (banyolan) dan editorial (kritikan) atau politik (sindiran) dapat menimbulkan sebuah arti sehingga si pembaca dapat memahami maksud dan tujuannya. Bisa dilihat pada surat kabar maupun majalah yang menampilkan gambar kartun/ karikatur dari sosok tokoh tertentu.

2. Komik Strip

Komik Strip (Strip comics) adalah sebuah gambar atau rangkaian gambar yang berisi cerita. Komik Strip ditulis dan digambar oleh seorang kartunis, dan diterbitkan secara teratur (biasanya harian atau mingguan) di surat kabar dan di internet. Biasanya terdiri dari 3 hingga 6 panel atau sekitarnya. Penyajian isi cerita juga dapat berupa humor/ banyolan atau cerita yang serius dan menarik untuk disimak setiap periodenya hingga tamat.

3. Buku Komik

Rangkaian gambar-gambar, tulisan dan cerita dikemas dalam bentuk sebuah buku (terdapat sampul dan isi). Buku Komik (omic Book) ini sering disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya dalam Buku Komik berisikan 32 halaman, biasanya pada umumnya ada juga yang 48 halaman dan 64 halaman, dimana didalamnya berisikan isi cerita, iklan, dan lain-lain.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan komik karikatur atau kartun karena usia pada masa anak sekolah dasar sangat senang dan gemar dengan kartun. Kartun sangat sesuai dengan perkembangan kognitif siswa usia anak SD. Selain itu, warna-warni dan gambar dalam komik ini sangat menarik siswa untuk membaca dan memahami materi atau pesan yang disampaikan. Peneliti mengambil tokoh kartun yang sudah dekat dengan kehidupan anak. Tokoh tersebut diambil dari Indonesia asli, sehingga diharapkan mendukung pendidikan karakter bangsa.

Penggunaan komik sebagai salah satu alat penilaian atau evaluasi adalah efektif pada beberapa aspek. Krumenaker (dalam Yulianti, 2012) mengemukakan beberapa aspek dalam penelitian, yaitu:

Aspek yang pertama yaitu komik sesuai dengan keinginan atau minat siswa. Kedua, komik dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengamati, penetapan hipotesis, dan pemikiran induktif. Ketiga, komik juga dapat menambah kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan ilmiah dalam kehidupan nyata mereka. Keempat, komik dapat merangsang keingintahuan siswa, kreatifitas, dan keinginan untuk mengekspresikan dirinya dengan berbekal ide mereka yang digambarkan dalam bentuk gambar yang menarik dan cerita komik.

Yulianti, dkk (2012) komik sains yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu rangkaian cerita bergambar yang memuat pengetahuan berupa materi mata pelajaran sains disusun dengan bahasa yang lucu dan menarik. Siswa diajak untuk mengenal tokoh-tokoh dalam komik, memahami cerita dengan bantuan gambar yang menarik. Komik ini dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi yang dimaksudkan untuk mendukung penjelasan materi serta mempermudah siswa dalam memahami materi yang disajikan.

Keuntungan dari komik yaitu, komik membekali anak dengan kemampuan membaca yang terbatas melalui pengalaman membaca yang menyenangkan, komik dapat digunakan untuk memotivasi anak mengembangkan keterampilan membaca. Menurut Hurlock (dalam Yulianti, 2012), komik mudah dibaca, bahkan anak yang kurang mampu membaca dapat memahami arti cerita dari gambarnya serta komik juga dapat mengenalkan anak dengan kosa kata yang luas. Komik selain berfungsi sebagai media hiburan, juga dapat dipergunakan secara efektif untuk tujuan pembelajaran. Pada pemakaian pembelajaran di sekolah tentu dipilih komik yang dapat mendidik, dapat menimbulkan gairah belajar pada anak, komik yang lucu, dan komik yang dikenal oleh anak-anak sesuai dengan dunianya. Beberapa kelebihan media komik saian menurut Arjuna (2012) yaitu:

1. Variasi dalam pembelajaran

Metode mengajar seorang pendidik dalam menyampaikan pesan pembelajaran sangatlah terbatas dan sangat monoton. Hanya sebatas ceramah, tanya jawab, diskusi dan simulasi sehingga pengalaman belajar yang

didapatkan peserta didik sangat tidak variatif dan merasa belum memahami pesan yang disampaikan oleh pendidik.

2. Menarik semangat belajar siswa

Komik dapat menarik semangat siswa untuk belajar dan mengajari siswa untuk menerjamahkan cerita ke dalam gambar bahkan seolah-seolah siswa dihadapkan pada konteks yang nyata sehingga muncul efek yang membekas pada siswa dan dapat mengingat sesuatu lebih lama.

3. Mempermudah siswa mengartikan materi

Materi yang terdapat di dalam komik dapat dijelaskan secara sungguh- sungguh, yang artinya bahwa materi yang berbentuk gambar dapat menjelaskan keseluruhan cerita atau materi yang dibarengi oleh ilustrasi gambar untuk mempermudah siswa dengan mengetahui bentuk atau contoh kongkret apa maksud dari materi tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menggunakan media komik sains dipadu dengan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar, sehingga kualitas pembelajaran IPA meningkat.

2.1.13 Teori Belajar yang Mendasari Pendekatan Inkuiri dengan Media

Dokumen terkait