5) PENGARUH (Tommy, 2009 : 8-9) 2.1.3 Dampak Komunikasi
Setiap aktivitas komunikasi pasti memiliki efek Dalam konsep komunikasi paradigniatis disebutkan bahwa komunikasi merupakan sebuah pola yang meliputi sejunilah komponen (unsur) serta memiliki dampak-dampak tertentu. Adapun pola-pola komunikasi yang memuliki dampak, antara lain penyuluhan, penerangan, propaganda, kampanye, pendidikan, acara radio, televisi, pemutaran film/video, dan diplomasi.
Pada dasarnya komunikasi memiliki 3 dampak, yaitu :
1) Memberikan informasi, meningkatkan pengetahuan, menambah wawasan. Tujuan mi sering disebut tujuan yang kognitif.
2) Menumbuhkan perasaan tertentu, menyampaikan pikiran, ide atau pendapat. Tujuan mi sering disebut tujuan afektif.
3) Mengubah sikap, perilaku dan perbuatan. Tujuan mi sering disebut tujuan konatif atau psikomotorik.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan pola komunikasi yang sesuai dengan yang menjadi tujuan komunikasi. Seperti dijelaskan berikut ini.
No Dampak Pola/Komunikasi Fungsi
1 Kognitif 1) Ceramah umum 2) Rapat
3) Kuliah 4) Penerangan
Menjelaskan sesuatu hal agar sesuatu itu dapat dimengerti dan dipahami
2 Afekt if 1) Media massa
2) Diplomasi 3) Penataran
Menumbuhkan perasaan tertentu agar mudah dihayati
3 Konat if 1) Forum media
2) Periktanan 3) Penyuluhan 4) Public Relations 5) Kampanye 6) Propaganda Menimbulkan
perubahan sikap, agar berperilaku sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator (Tommy, 2009 : 11-13) 2.2 Konsep Facebook
Facebook merupakan salah satu layanan jaringan pertemanan online yang disediakan secara gratis dengan layanan yang memungkinkan Anda terhubung dengan teman, rekan kerja, dan lain-lain yang berbagi minat yang sama atau yang memiliki latar belakang umum yang sama. Dan dari jaringan
yang kita bentuk, kita dapat memperhatikan aktivitas mereka, mengikuti permainan atau juga join game. Di dalam permainan ataupun di dalam lingkungan jaringan dan teman yang kita miliki, kita dapat memperoleh teman baru atau menemukan teman lama yang sudah lama tidak kita jumpai. Biasanya, jaringan tersebut terbentuk berdasarkan organisasi di sekolah, daerah domisili asal, hobi bermain game yang sama, dan seterusnya. Bisa dibilang fasilitas untuk berteman dan membina kehidupan sosial benar-benar lengkap di Facebook.
Seringkali Facebook digunakan sebagai cara untuk tetap berkomunikasi seusai sekolah, atau sebagai cara untuk berbagi kehidupan ke publik. Dibandingkan dengan banyak jaringan sosial, Facebook menyediakan fitur-fitur baru yang selalu up to date dan melakukan perbaikan secara berkala bila merasa ada beberapa aplikasinya yang kurang sempurna. Berbagai inovasi dan respon cepat itu membuat pengguna Facebook terus bertambah (Mathew, 2010 : 2-3).
Menurut peneliti facebook adalah media jejaring sosial yang memungkian seseorang khususnya remaja berinteraksi dengan seseorang yang disukai bahkan tidak disukainya dengan instan. Facebook juga memungkinkan bagi seorang remaja untuk berkomunikasi sebebas-bebasnya tanpa ada yang melarang sehingga sering kali digunakan untuk hal-hal yang berbau negatif karena jiwa remaja juga masih labil.
2.2.1 Per k embangan Facebook
Mark Zuckerberg merupakan orang yang telah mendirikan Facebook. Dia membuat Facebook bersama teman-temannya ketika dia
menjadi mahasiswa di (iniversitas Harvard. Pada awalnya, Facebook ini disebut sebagai “The Facebook” dan berada di domain www.thefacebook.com. Awal dari Facebook sendiri, dimulai di 4 Februari 2004. Pada saat itu, akses Facebook ekslusif hanya dapat diakses oleh mahasiswa Harvard. Pada bulan Maret tahun 2004, Facebook ini telah diperluas ke Stanford, Columbia, dan Yale. Kemudian diperluas lagi hingga ke semua sekolah dan universitas yang masuk dalam Ivy League dan juga universitas-universitas di Kanada dan Amerika Serikat. Mark mengganti nama “The Facebook” menjadi “Facebook”. Mereka pun melakukan migrasi ke domain mereka yang baru, yang beralamat di www.Facebook.com yang berharga USD$ 200,000.
Pada September 2006, Facebook melakukan ekspansi lagi. Bahkan setelah adanya berita buruk tentang fitur “News Feed”, yang dikatakan mengganggu dan dianggap melanggar privacy orang, pengguna dan Facebook justru semakin bertambah. Antara Mei 2006 dan Mei 2007, pengunjung Facebook telah bertumbuh pesat hingga 89%. Ketika musim panas 2006, Yahoo pun melirik Facebook dan mencoba untuk membelinya dengan tawaran sebesar USD$ 1 miliar. Berdasarkan informasi yang ada di Internet, sebenarnya Zuckerberg telah memilih untuk melepaskan Facebook ke Yahoo tetapi beberapa hari kemudian saham Yahoo menurun sangat drastis dan tawaran itu pun turun hingga USD$ 800 juta. Akhirnya Zuckerberg memutuskan untuk tidak menjual Facebook. Setelah beberapa hari Yahoo menawarkan harga yang sama sebesar USD$ I miliar, Mark menolaknya mentah-mentah. Hal ini bukan pertama kalinya Zuckerberg
menolak tawaran seperti itu. Viacom sebelumnya juga tidak berhasil untuk mendapatkan Facebook sebesar USD$ 750 juta pada bulan Maret 2006 (Mathew, 2010 : 6-8).
Facebook telah berkembang pesat selama beberapa tahun. Di bulan Januari 2010, Facebook melaporkan bahwa mereka memiliki lebih dan 350 juta pengguna aktivitas dan dari jumlah tersebut lebih dan 175 juta penggunanya telah log in (masuk) ke dalam website Facebook itu setidaknya satu kali per hari. Bagi banyak orang, login ke Facebook telah menjadi rutinitas sehari-harinya seperti melakukan kegiatan rutinitas hariannya saja, walaupun hanya melihat aktivitas dan kegiatan yang dilakukan oleh anggota jaringannya itu. Jaringan sosial seperti Facebook ini, memiliki banyak efek positif bagi penggunanya serta beberapa efek negatif (Mathew, 2010 : 3).
Menurut peneliti yang merupakan pengguna facebook, peneliti merasakan bahwa terdapat perbedaan yang sangat mencolok pada kurang lebih 3 tahun terakhir, dimana pola penggunaan internet masyarakat Indonesia cenderung pesat karena adanya facebook, peneliti juga pernah mendengar statment dari seorang analis yang menyatakan bahwa untuk sebagian besar masyarakat Indonesia internet adalah facebook dan facebook adalah internet.
2.2.2 Dampak dari Facebook
Keunggulan dan jaringan sosial seperti Facebook adalah kemudahan penggunaan dan kenyamanannya. Anda akan mudah untuk mencari seseorang hanya dan fungsi “Search” yang memungkinkan Anda
untuk menemukan teman-teman lama Anda secara mudah dan juga dapat menemukan teman lama Anda yang mungkin sudah dibayangkan tidak akan bisa ditemui dikarenakan beda jarak geografis yang sangat jauh ataupun sudah lama tidak diketahui kabarnya seperti teman pada masa kanak-kanak. Siapapun yang memiliki profit Facebook bisa ditemukan, cukup dengan mengetikkan nama mereka itu. Facebook mengharapkan penggunanya untuk tidak melakukan kebohongan di dalam identitas pribadi mereka, sehingga mereka bisa ditemukan oleh teman pengguna Facebook lainnya yang sangat mungkin sedang mencari mereka. Hal seperti itu adalah salah satu keunggulan dan Facebook, tetapi juga membuat Facebook sangat rawan untuk disalahgunakan oleh para hacker yang tidak bertanggung jawab (di bab 3 akan dijelaskan tentang identity theft yang dapat membuat pengguna Facebook mengalami kerugian. Setelah menemukan orang tersebut, Anda dapat berhubung kembali kepada orang itu dengan hanya menambahkannya sebagai teman di dalam Facebook Anda.
Melalui Facebook, Anda juga dapat mengetahui seseorang lebih dalam dan berteman dengan teman-teman baru yang Anda tidak kenal. Anda juga akan dapat selalu up to date dengan apa yang sedang terjadi di antara teman-teman Anda. Hal-hal seperti itu merupakan beberapa dampak positif dan Facebook. Kita dapat membuat tali komunikasi pertemanan kita tidak putus, ataupun orang tua yang terpisah dengan anaknya dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh anak mereka dengan cara yang sangat mudah dan murah. Jaringan sosial tampaknya telah menjadi alat
komunikasi yang sempurna, namun terdapat beberapa dampak negatif dan penggunaan jaringan sosial ini.
Facebook memberikan pilihan bagi para pengguna untuk memberikan informasi pribadi seperti lokasi rumah mereka, nomor telepon, dan lain-lain. Informasi ini dapat saja disalahgunakan oleh para hacker, seperti digunakan sebagai alat bantu hacking khususnya di beberapa website yang menyediakan fitur “Lost password” bagi para penggunanya seperti Yahoo Mail, Paypal, Hotmait, dan sebagainya. Dengan informasi yang cukup lengkap, hacker dapat menyalahgunakan informasi yang telah diperoleh dari Facebook, seperti meminta kartu kredit yang baru untuk dialamatkan ke alamat palsu dari hacker maupun melakukan kegiatan iseng terhadap teman yang tidak disukai seperti memblokir kartu kredit. Mungkin sepertinya tindakan ini tidaklah akan mengganggu atau dapat diketahui dengan mudah oleh korbannya. Tapi bayangkan saja apabila korban sedang berada di luar negeri dan dia kekurangan uang, maka salah satu jalan korban adalah menggunakan kartu kreditnya.
Manfaat dari facebook yang dirasakan oleh peneliti adalah lebih bernilai positif karena dengan facebook seseorang bisa berkomunikasi secara instan dan murah selain itu dengan facebook peneliti juga dapat mencari teman lama maupun baru yang memiliki karakter yang sesuai dengan peneliti.
2.3 Konsep Remaja 2.3.1. Penger tian Remaja
Masa remaja datang setelah masa kanak-kanak berlalu, dan disebut sebagai masa pemisah antara masa kanak-kanak dan dewasa. Satu fase yang tampaknya sangat singkat tetapi sangatlah penting dan sensitif. Usia 13-18 tahun dinamakan sebagai usia remaja. Manusia antara usia 13-18 tahun, dan sebagian berpendapat sampai usia 20 tahun, melewati sam fase tertentu dalam kehidupannya, antara fase kanak-kanak dan fase kesempurnaan, yang memiliki aturan-aturan dan permasalahan yang dalam kehidupan manusia memiliki peran yang sangat penting (Samadi, 2004 : 19)
Masa perkembangan remaja dimulai dengan masa puber, yaitu umur kurang lebih antara 12-14 tahun. Masa puber atau permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang sangat cepat. Pertengahan masa remaja adalah masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan perubahan permulaan remaja, kira-kira umur 14 tahun sampai umur 16 tahun. Remaja akhir yang kira-kira berumur 18 tahun sampai umur 20 tahun ditandai dengan transisi untuk mulai bertanggung jawab, membuat pilihan, dan berkesempatan untuk mulai menjadi dewasa. Dalam bab ini, kita akan melihat bagaimana perkembangan remaja mempengaruhi pengajaran, kurikulum, dan struktur sekolah (Sri Esti, 2002 : 93-94)
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia maupun peranannya sering kali tidak terlalu jelas.
Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan, ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja. Karena usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18 tahun) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Remaja adalah masa-masa transisi yang sering disebut masa yang paling rawan. Namun dibalik itu pada masa remaja, ada masa yang paling berkesan dalam hidup. Kenangan terhadap masa remaja merupakan kenangan yang tidak mudah dilupakan, sebaik atau seburuk apapun pada saat itu (Tabroni, 2009 : 12).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa dengan rentang usia kurang lebih 11-20 tahun, dimana pada masa itu banyak terjadi perubahan fisik dan psikis anak yang dapat mempengaruhi perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari.
2.3.2. Tahap perk embangan r emaja
Menurut Santoso (2010 : 126) tahap perkembangan remaja dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berikut :
1. Tahap/usia/masa remaja awal/pubertas (12-15 tahun) 2. Tahap/usia/masa remaja madya (15-18 tahun) 3. Tahap/usia/masa remaja akhir (18-25 tahun)
Sedangkan menurut Wong (2009 : 598) pembagian masa remaja adalah sebagai berikut :
1. Masa remaja awal (11-14 tahun)
3. Masa remaja akhir (18-20 tahun) 2.3.3. Per ubahan dimensi r emaja
Menurut beberapa sumber klasifikasi remaja berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi berikut :
1. Dimensi biologis / Fisik
Pubertas adalah suatu rangkaian perubahan fisik yang membuat organisme secara matang mampu berproduksi. Hampir setiap organ dan sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan ini. Anak yang sedang mengalami puber awal akan berbeda dengan puber akhir dalam penampakan luar karena perubahan tinggi, proporsi tubuh, dan adanya tanda-tanda perkembangan seksual pertama dan kedua (Sri Esti, 2002 : 94).
2. Dimensi Kognitif
Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multidimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Remaja juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk
ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka (Tabroni, 2009 : 14).
3. Dimensi Moral
Masa remaja juga merupakan masa yang selalu ingin tahu. Pada periode ini orang akan selalu bertanya tentang berbagai hal yang dianggapnya baru. Hal-hal baru yang kemudian menjadi pengalaman dan pengetahuan itu menjadi sebuah acuan bagi para remaja untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk; mana yang benar dan mana yang salah. Dalam berbagai hal, para remaja sesungguhnya sudah dapat mengidentifikasi persoalan-persoalan sosial di sekitarnya. Remaja dipastikan sudah dapat melakukan proses analisis sehingga tidak lagi sepenuhnya hanya menjadi objek dan pemikiran dan doktrin orang lain. Remaja sudah bisa melihat ke dalam dan keluar. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, remaja sudah dapat beradaptasi pada lingkungan. Remaja sudah dapat membedakan mana tempat yang cocok bagi dirinya dan mana yang tidak. Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja berkembang karena mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang remaja percayai dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Para remaja lalu merasa perlu mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan “kenyataan” yang baru. Perubahan inilah yang sering mendasari sikap
“pemberontakan” remaja terhadap peraturan atau otoritas yang selama ini diterima bulat-bulat. Proses seleksi nyata telah ada dalam jiwa remaja. Nilai-nilai lama yang tidak ditemukan olehnya pada saat ini, sering menjadi salah satu objek yang dibenturkan sehingga melahirkan aktivitas-aktivitas yang nyeleneh dan tidak sedikit yang berbeda dengan keinginan dan kultur orangtua (Tabroni, 2009 : 15).
4. Dimensi Psikologis
Masa remaja adalah fase tertentu dalam kehidupan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada seseorang karena balig, dalam beberapa hal sangat mungkin mengubah jalan hidupnya, dan sampai akhir usia Ia berada dalam kondisi yang tak diinginkannya. Masa remaja, dalam kondisi normal sekalipun, menyebabkan guncangan-guncangan yang cukup besar pada kepribadian para remaja. Dan mungkin guncangan-guncangan ini membuat kesal orang-orang dewasa yang berhubungan langsung dengan remaja. Seperti anak kecil yang melakukan gerakan-gerakan mengkhawatirkan dalam usahanya belajar beja1an, upaya remaja untuk mencapai balig dan kesempurnaan kepribadian pun banyak disertai kesalahan-kesalahan (Samadi, 2004 : 20).
Satu dan ciri-ciri remaja adalah penampilan reflectivity atau kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang terjadi pada pikiran diri seseorang dan mempelajari dirinya sendiri. Remaja mulai melihat lebih dekat diri mereka sendiri untuk mendefinisikan bahwa diri mereka berbeda. Mereka mulai menyadari bahwa mereka berbeda antara apa yang mereka pikir dan rasakan dan apa yang mereka
lakukan. Dengan dibolehkannya mereka menggunakan keterampilan intelektualnya dalam memutuskan kemungkinan-kemungkinan, remaja mudah menjadi tidak puas dengan diri mereka sendiri. Mereka mengkritik sifat-sifat pribadi mereka, membandingkan diri mereka sendiri dengan orang lain, dan mencoba mengubah seperti diri orang lain atau teman lain (Sri Esti, 2002 : 100).
Menurut Santoso (2010 : 129) perkembangan remaja dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 2.1. Perkembangan Remaja
Pola seksual Tegangan emosi Kekuatan dasar kepr ibadian Remaja awal
(12-15 tahun)
Pubertas Krisis percaya diri dan kebingungan identitas
Kesetiaan pada cita-cita diri dan kelompok Remaja madya (15-18 tahun) Gejolak nafsu seksual Penolakan peran dan pemberontakan terhadap standar nilai orang tua, masyarakat, dan budaya
Sikap kritis dan persahabatan Remaja akhir (18-25 tahun) Penyeimbangan nafsu seksual dan keintiman emosi Keterisolasian dan keintiman emosi Penemuan diri dan dunia di luar diri, serta
pembentukan identitas
Sedangkan menurut Wong (2009 : 598) pertumbuhan dan perkembangan selama masa remaja adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2. Per tumbuhan Dan Per kembangan Selama Masa Remaja
Masa r emaja awal (11-14 tahun)
Masa r emaja per tengahan (15-17 tahun)
Masa r emaja akhir (18-20 tahun) Pertumbuhan
1. Laju pertumbuhan terjadi dengan cepat 2. Puncak kecepatan pertumbuhan 3. Karakteristik seks sekunder muncul 1. Pertumbuhan melambat pada remaja putri 2. Tinggi badan mencapai 95% tinggi badan dewasa 3. Karakteristik seks sekunder berkembang dengan baik 1. Matang secara fisik 2. Pertumbuhan struktur dan reproduktif hampir lengkap Kognitif 1. Mengeksplorasi kemampuan yang baru ditemukan tentang pikiran abstrak yang terbatas 2. Mencari-cari dengan canggung nilai-nilai dan energi yang baru 3. Membandingkan
“normalitas”
dengan teman sebaya yang sejenis
1. Perkembangan kemampuan untuk berpikir abstrak 2. Menikmati kekuatan
intelektual, sering kali sesuai dengan idealitas
3. Perhatian terhadap masalah filosofi, politik dan sosial
1. Memperhatikan pemikiran abstrak 2. Dapat menerima
dan bertindak pada rentang pilihan yang luas 3. Mampu memandang suatu masalah secara komprehensif 4. Penetapan identitas intelektual dan fungsional Identitas 1. Merasa senang dengan perubahan tubuh yang cepat 2. Mengujicobakan berbagai peran 3. Pengukuran daya tarik berdasarkan penerimaan atau penolakan teman sebaya 4. Penyesuaian dengan norma-norma kelompok 1. Mengidentifikasikan citra tubuh 2. Sangat berfokus pada diri sendiri, narsisme meningkat 3. Cenderung melihat
pada pengalaman diri dalam dan hasil temuan sendiri 4. Kaya akan fantasi
kehidupan 5. Idealistis
6. Mampu menerima implikasi di masa
1. Definisi citra tubuh dan peran gender hampir diperoleh 2. Identitas seksual telah matang 3. Fase konsolidasi identitas 4. Stabilitas harga diri 5. Nyaman dengan pertumbuhan fisik 6. Peran sosial
depan terhadap perilaku dan keputusan saat ini, penerapannya
beragam.
didefinisikan dan dilaksanakan dengan baik
Hubungan dengan orang tua 1. Mendefinisikan batasan kemandirian -kebergantungan 2. Keinginan kuat untuk tetap bergantung pada orang tua sementara mencoba untuk terpisah dari orang tua
3. Tidak ada konflik besar yang terjadi di bawah kontrol orang tua 1. Konflik utama terjadi pada kemandirian dan pengendalian
2. Hubungan orang tua dan anak berada pada titik rendah 3. Dorongan terbesar
untuk bebas, pemutusan hubungan 4. Pelepasan emosional akhir dan bersifat irreversibel dari orang tua
1. Perpisahan emosional dan fisik dari orang tua telah dicapai 2. Mandiri dari
keluarga dengan sedikit konflik 3. Kebebasan
hampir dicapai
Hubungan dengan teman sebaya 1. Mencari kelompok sebaya untuk menghadapi ketidakstabilan yang disebabkan oleh perubahan yang cepat 2. Meningkatkan kedekatan, persahabatan yang ideal dengan anggota lain yang sejenis
3. Berebut kekuasaan terjadi di dalam tema sebaya
1. Kebutuhan identitas yang kuat untuk memperkuat citra diri
2. Standar perilaku yang ditetapkan oleh kelompok 3. Penerimaan teman sebaya sangat penting- takut ditolak 4. Mengeksplorasikan kemampuan untuk menarik perhatian teman lawan jenis
1. Kelompok teman sebaya tidak lagi penting dalam hubungan
individu
2. Menguji coba hubungan antara pria dan wanita terhadap kemungkinan hubungan yang permanen 3. Hubungan dicirikan dengan memberi dan berbagi Seksualitas 1. Mengeksplorasikan dan mengevaluasi dirinya 2. Kencan terbatas, biasanya kelompok 3. Keintiman terbatas 1. Berhubungan dengan orang banyak 2. Keyakinan untuk kecenderungan heteroseksual (homoseksual
diketahui pada saat ini) 3. Eksplorasi terhadap 1. Membentuk hubungan yang stabil dan perlekatan
kepada orang lain 2. Pertumbuhan
kapasitas untuk bersama dan
daya tarik seks 4. Perasaan jatuh cinta 5. Membangun hubungan sementara hubungan timbal balik 3. Berkencan sebagai pasangan pria-wanita 4. Keintiman lebih melibatkan komitmen daripada eksplirasi dan romantisme Kesehatan psikologis 1. Ketidakstabilan mood masih besar 2. Mimpi di siang hari
masih sering dan kuat
3. Marah diekspresikan dengan kemurungan, luapan rasa marah, dan ejekan secara verbal serta pemberian julukan
1. Kecenderungan terhadap pengalaman dari dalam dirinya, lebih instropektif 2. Kecenderungan
untuk menarik diri jika merasa sedih atau terluka
3. Kebimbangan emosi dalam waktu dan rentang waktu 4. Perasaan tidak adekuat umum ditemukan, kesulitan meminta bantuan 1. Emosi lebih konstan 2. Marah lebih cenderung disembunyikan 2.4 Konsep Motif 2.4.1 Penger tian
Menurut Gerungan, Motif merupakan suatu pengertian yang mencakup semua penggerak, alasan – alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan dia berbuat sesuatu. Disamping sebagai pendorong diri dalam dalam individu, motif juga mencakup pengertian tentang tujuan yang hendak dicapai. Sehingga dapat dikatakan bahwa manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu. Motif juga bertalian erat dengan suatu tujuan, suatu cita-cita
dalam artian semakin berharga sebagai tujuan bagi yang bersangkutan, semakin kuat pula motifnya. (Gerungan, 2002:40)
Motif adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang menggerakkan atau membangkitkan, sehingga individu itu berbuat sesuatu. Otif juga berkaitan dengan keinginan hasrat dalam diri untuk melaksanakan sesuatu yang member arah dan tujuan pada tingkah seseorang.(Ahmadi, 2000:192)
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan dasar. Maslow mengungkapkan 5 kebutuhan dasar (basic needs) secara hirarki dan menempatkan kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai tingkatan tertinggi. Individu berharap dengan menggunakan media dapat memenuhi sebagian dan kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar terdiri atas:
1. Physiological needs (kebutuhan psikologi) 2. Saftey needs (kebutuhan keamanan) 3. Love needs (kebutuhan cinta)
4. Esteem needs (kebutuhan penghargaan)
5. Self actualitation needs (kebutuhan aktualisasi diri) (Rakhmat, 2005 : 37).
Untuk memudahkan pengukuran tentang motif, maka didasarkan pada pendapat McQuail (2002:72) sebagai berikut:
1. Motif informasi (Surveillance)
Motif ini berkenaan dengan individu untuk mencari berita atau informasi tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masayarakat dan dunia. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum, dorongan belajar serta dorongan memperoleh