• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Simpulan Saran

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.2. Media Pembelajaran

2.2.1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich dan Ibrahim dalam Daryanto, 2015:4). Media merupakan salah satu komponen komunikasi (Criticos dalam Daryanto, 2015:4). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan sarana pelantara dalam proses pembelajaran.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daryanto, 2015:5). Menurut Yudhi Munadi (2013: 7-8) mengatakan bahwa, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat

19

melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.

Penggunaan media dalam pembelajaran memang sangat disarankan, tetapi dalam penggunaannya tidak semua media baik. Ada hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media, antara lain tujuan pembelajaran, sasaran didik, karakteristik media yang bersangkutan, waktu, biaya, ketersediaan sarana, konteks penggunaan, dan mutu teknis. Penggunaan media yang tepat akan sangat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Sebaliknya, penggunaan media yang tidak tepat hanya akan menghambur-hamburkan biaya dan tenaga, terlebih bagi ketercapaian tujuan pembelajaran akan jauh dari apa yang diharapkan. Sebagai salah satu sarana pembelajaran, perguruan tinggi harus dapat menyediakan media yang tepat untuk menunjang aktivitas akademik dalam belajar agar tidak jenuh dalam menerima pembelajaran di kelas.

Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan penggunaan media pembelajaran, termasuk diantaranya teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran dapat melalui pemanfaatan penggunaan komputer sebagai media interaktif. Diharapkan dengan pemanfaatan media ini dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian peserta didik sedemikan rupa sehingga proses pembelajaran dapat terjadi.

Komputer termasuk salah satu media pembelajaran. Penggunaan komputer dalam pembelajaran merupakan aplikasi

20

teknologi dalam pendidikan. Pada dasarnya teknologi dapat menunjang proses pencapaian tujuan pendidikan. Namun sementara ini, komputer sebagai produk teknologi kurang dimanfaatkan secara optimal. Kini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menjadikan teknologi (komputer) dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan.

2.2.2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Adapun tujuan utama media adalah untuk mengefekifkan proses komunikasi pembelajaran sehingga tercapai tujuan yang diinginkan (adanya perubahan tingkah laku).

Selain itu media pembelajaran juga memiliki beberapa fungsi, seperti yang dikatakan oleh Levie dan Lents dalam Asyad (2007 :14), empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: a. Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa

untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan media visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. b. Fungsi efektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat mengubah sikap dan emosi siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras. c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian

21

memperlancar pencapain tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Penggunaan media pembelajaran dianggap penting karena media pembelajaran disini dapat membantu menstimulus indera dari peserta didik. Menurut Kemp dan Dayton dalam Daryanto (2015: 5-6), media pembelajaran memiliki konstribusi yakni:

a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. b. Pembelajaran dapat lebih menarik.

c. Pembelajaran menjadi interaktif dengan menerapkan teori belajar. d. Waktu dalam pembelajaran dapat diperpendek.

e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.

g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.

h. Peran guru mengalami perubahan ke arah yang positif.

Menurut Arief S. Sadiman dalam Daryanto (2015: 208) mengemukakan bahwa, pemanfaatan media pembelajaran ada dua pola,

22

yakni pemanfaatan media dalam situasi belajar-mengajar di dalam kelas atau ruang dan pemanfaatan di luar kelas.

Guru hendaknya memiliki kemampuan untuk mengintegrasi media ke dalam rencana pembelajaran meliputi tujuan, materi, strategi, dan juga waktu yang tersedia. Menurut Arief S. Sadiman dalam Daryanto (2015: 208) mengemukakan bahwa, langkah yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan media di dalam kelas, yaitu:

a. Persiapan guru, langkah ini guru menetapkan tujuan yang akan dicapai melalui media pembelajaran sehubungan dengan pelajaran (materi) yang akan dijelaskan.

b. Persiapan Kelas, langkah ini bukan hanya menyiapkan perlengkapan tetapi juga mempersiapkan siswa dari sisi tugas. c. Penyajian, penyajian media pembelajaran sesuai dengan

karakteristiknya.

d. Langkah lanjutan dan aplikasi, sesudah penyajian perlu tindakan lanjutan untuk kegiatan belajar.

2.2.3. Media Visual Tiga Dimensi

Kata media berasal dari bahasa latin, yakni medius yang secara harfiahnya berarti ‘tengah’, ‘pengantar’, atau ‘perantara’. Kata ‘tengah’ itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka disebut juga sebagai ‘perantara’ atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada di tengah ia bisa juga disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau

23

menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya. Menurut (Yudhi Munadi, 2013: 6).

Visual menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pengungkapan suatu gagaasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata dan angka), peta, grafik, dan sebagainya. Sedangkan tiga dimensi sendiri yang juga disebut ruang adalah bentuk dari benda yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi istilah ini biasanya digunakan dalam bidang seni dan animasi. (Wikipedia Indonesia Online, http://id.wikipedia.org/wiki/3_dimensi).

Menurut Yudhi Munadi (2013: 81), Media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam bentuk tulisan; dan pesan nonverbal-visual adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol nonverbal-visual. Posisi simbol-simbol nonverbal-visual yakni sebagai alat pengganti bahasa verbal, maka ia bisa disebut sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian menjadi software-nya media visual.

Media tiga dimensi adalah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli, baik hidup maupun mati dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya (Daryanto, 2015: 29).

24

Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, tergolong sederhana dalam peggunaan dan pemanfaatannya. Hal tersebut karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, ataupun dibuat dengan software komputer yang menunjukkan sebagai media tiga dimensi.

Menurut Moedjiono dalam Daryanto (2015: 29) mengatakan bahwa, media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan, di antaranya memberikan pengalaman secara langsung, menyajikan secara kongrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan obyek secara utuh, baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.

Media visual tiga dimensi yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan bantuan komputer (dalam hal ini menggunakan Software Google Sketch Up).

2.2.4. Google SketchUp

Google SketchUp merupakan sebuah program grafis yang diproduksi oleh Google (Djoko Darmawan, 2009: 1). Program ini memberikan hasil utama yang berupa gambar sketsa grafik tiga dimensi. Perangkat lunak ini sangat tepat digunakan untuk membuat atau mendesain objek tiga dimensi dengan perbandingan panjang, lebar, maupun tinggi. Pengeditannya lebih mudah dibandingkan bila menggunakan perangkat lunak grafis lain. SketchUp juga memiliki

Dokumen terkait