• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

1. Media Pembelajaran

2. Media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan terdiri atas :

1) Kartu Bergambar, terdiri atas;

a) Kartu Kegiatan Keluarga: yakni kartu berisi gambar-gambar kegiatan siswa dan keluarganya sehari-hari di rumah.

b) Kartu Dokumen: yakni kartu berisi gambar-gambar dokumen milik keluarga maupun dokumen pribadi siswa. c) Kartu (Asik) Aktivitas Fisik A: yakni kartu berisi

siswa, serta kegiatan/ aktivitas yang boleh maupun tidak boleh dilakukan sebelum melakukan aktivitas fisik.

d) Kartu (Asik) Aktivitas Fisik B: yakni kartu berisi gambar-gambar kegiatan/ aktivitas yang boleh maupun tidak boleh dilakukan setelah melakukan aktivitas fisik.

2) Puzzle Jam, merupakan potongan-potongan dari gambar jam analog yang harus dirangkai oleh siswa agar menjadi sebuah gambar jam yang benar dan utuh.

3) Ular Tangga Fatbat (Manfaat-Akibat), merupakan sebuah permainan ular tangga yang dimodifikasi sehingga berisi manfaat melaksanakan tugas sehari-hari di rumah dan akibat bila tidak melaksanakannya. Peraturan serta permainannya pun sedikit dimodifikasi sesuai kebutuhan.

4) Domino Bergambar, merupakan adaptasi dari permainan domino sungguhan. Kartu domino ini sedikit dimodifikasi, yakni sisi bagian atas berisi gambar tugas masing-masing anggota keluarga, sedangkan sisi bagian bawah berisi tulisan tentang tugas masing-masing anggota keluarga. Cara permainanya adalah dengan memasangkan gambar dari satu kartu dengan tulisan dari kartu lain yang sesuai, begitu pula sebaliknya.

5) Album Lagu, merupakan sebuah buku yang dibuat layaknya album foto, tetapi berisi lirik serta not angka dari lagu

“Menanam Jagung” yang dilengkapi dengan gambar-gambar. 6) Papan Penjodohan, merupakan sebuah papan yang berisi

gambar-gambar keadaan atau kegiatan yang tidak seharusnya dilakukan pada sisi kiri papan. Kemudian pada sisi kanan papan terdapat gambar-gambar keadaan atau kegiatan yang seharusnya dilakukan. Gambar di kedua sisi dijodohkan menggunakan pita.

7) Kartu Doa, merupakan sebuah kartu berisi teks doa di kedua sisinya. Sisi depan berisi teks doa sebelum memulai pelajaran, sedangkan sisi bagian belakang berisi teks doa setelah pelajaran.

8) Papan Waktu, adalah sebuah papan berisi 3 buah jam yang digunakan untuk menunjukkan serta menentukan waktu dalam melaksanakan tugas sehari-hari di rumah oleh siswa.

9) Keping Refleksi, merupakan sebuah media yang digunakan siswa untuk merefleksikan pembelajaran 1 sampai 6. Media ini mengajak siswa untuk menggambarkan tugas mereka di rumah dalam bentuk gambar dan tulisan yang dituangkan dalam Keping Refleksi sesuai keinginan siswa.

10)Buku Petunjuk Penggunaan Media Pembelajaran Konvensional Berbasis Kecerdasan ganda, yaitu sebuah buku berisi panduan atau petunjuk dalam menggunakan kedua belas macam media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda

3. Media pembelajaran kovensional berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan meliputi sembilan kecerdasan, yakni: Kecerdasan Linguistik, Kecerdasan Matematis-Logis, Kecerdasan Ruang-Visual, Kecerdasan Kinestetik-Badani, Kecerdasan Musikal, Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan Naturalistik, Kecerdasan Eksistensial.

14 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Media Pembelajaran a. Pengertian

Dalam pengertiannya secara harafiah, media dapat diartikan sebagai suatu pengantar atau perantara. Kata media yang merupakan

bentuk jamak dari kata ‘medium’ berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ sehingga

dapat dikatakan media yaitu wahana pengantar informasi belajar (Djamarah & Zain, 2006:120). Dalam kosakata bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2007:3). Selanjutnya, menurut Raharjo dalam Kustandi dan Sutjipto (2011:7), media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Pendapat dari beberapa ahli tersebut menegaskan bahwa media merupakan pengantar atau pengatara pesan/ informasi.

Apabila dipahami secara garis besar, media menurut Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007:3) adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi sehingga membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dengan demikian, berdasarkan

beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dijadikan sebagai perantara dalam penyampaian materi/ informasi.

Dalam arti yang lebih khusus, media dalam proses belajar mengajar dipahami sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis guna menangkap, memproses dan menyusun informasi berupa gambar maupun suara/perkataan (Kustadi & Sutjipto, 2011:8). Secara lebih

lanjut, Kustadi dan Sutjipto (2011:9) menyimpulkan, “media

pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna yang disampaikan, sehingga

dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna”. Menurut Hanafiah dan Suhana (2009:59) “media pembelajaran

merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar dan

tidak terjadinya verbalisme”. Media pembelajaran yang dimaksud dapat

berupa media pendengaran (audio), penglihatan (visual), maupun keduanya atau yang sering disebut audiovisual.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dijadikan alat untuk membantu proses belajar mengajar dengan menyalurkan informasi berupa materi secara lebih jelas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik. Dengan demikian, media menjadi

hal yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran, akan tetapi kehadiran media bukan berarti menghilangkan peran guru. Guru tetap menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran.

b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Ada berbagai macam media yang digunakan dalam pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain (2006:124-125) dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1) Media Auditif

Media auditif adalah media yang hanya menggunakan suara atau mengandalkan kemampuan suara saja. Contoh media auditif tersebut antara lain radio, kaset recorder, piringan hitam, rekaman suara. Kelemahan media ini yaitu tidak dapat dipergunakan pada siswa yang menderita kelainan pendengaran seperti tuli dan lainnya. 2) Media Visual

Media visual adalah media yang lebih mengandalkan kemampuan penglihatan atau hanya menggunakan indera penglihatan. Beberapa cara yang dilakukan dalam media visual ini, antara lain gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai foto, gamabar, lukisan dan cetakan. Selain itu, media visual juga dapat menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film kartun dan film bisu.

3) Media Audio-Visual

Media audiovisual merupakan gabungan antara media auditif dan media visual, sehingga media audiovisual menjadi media yang memiliki dua unsur yaitu suara dan juga gambar. Media audiovisual dibagi lagi ke dalam dua jenis, yakni adiovisual diam yang menampilkan suara dengan gambar tak bergerak seperti film rangkai suara dan cetak suara, serta audiovisual gerak yang menampilkan gambar bergerak disertai suara seperti film bersuara atau kaset video.

Harjanto (2006:237-238) mengungkapkan, terdapat beberapa jenis media pendidikan yang biasa digunakan dalam proses pengajaran, antara lain sebagai berikut.

1) Media grafis atau lebih dikenal dengan media dua dimensi adalah media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Contoh media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain.

2) Media tiga dimensi merupakan media dalam bentuk model, seperti padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan lain-lain.

3) Media proyeksi adalah media yang memanfaatkan alat proyeksi seperti slide, filmstrip, film, penggunaan OHP dan lain-lan.

4) Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan, yakni memanfaatkan segala aspek yang ada di lingkungan sebagai alat dalam belajar.

Media yang dikembangkan terdiri atas dua jenis media pembelajaran, yakni media grafis atau media dua dimensi dan media tiga dimensi. Kedua jenis media yang dikembangkan tersebut meliputi:

1) Kartu Bergambar, terdiri atas;

a) Kartu Kegiatan Keluarga: yakni kartu berisi gambar-gambar kegiatan siswa dan keluarganya sehari-hari di rumah.

b) Kartu Dokumen: yakni kartu berisi gambar-gambar dokumen milik keluarga maupun dokumen pribadi siswa. c) Kartu (Asik) Aktivitas Fisik A: yakni kartu berisi

gambar-gambar berbagai aktivitas fisik yang dapat dilakukan siswa, serta kegiatan/ aktivitas yang boleh maupun tidak boleh dilakukan sebelum melakukan aktivitas fisik.

d) Kartu (Asik) Aktivitas Fisik B: yakni kartu berisi gambar-gambar kegiatan/ aktivitas yang boleh maupun tidak boleh dilakukan setelah melakukan aktivitas fisik.

2) Puzzle Jam, merupakan potongan-potongan dari gambar jam analog yang harus dirangkai oleh siswa agar menjadi sebuah gambar jam yang benar dan utuh.

3) Ular Tangga Fatbat (Manfaat-Akibat), merupakan sebuah permainan ular tangga yang dimodifikasi sehingga berisi manfaat melaksanakan tugas sehari-hari di rumah dan akibat bila tidak melaksanakannya. Peraturan serta permainannya pun sedikit dimodifikasi sesuai kebutuhan.

4) Domino Bergambar, merupakan adaptasi dari permainan domino sungguhan. Kartu domino ini sedikit dimodifikasi, yakni sisi bagian atas berisi gambar tugas masing-masing anggota keluarga, sedangkan sisi bagian bawah berisi tulisan tentang tugas masing-masing anggota keluarga. Cara permainanya adalah dengan memasangkan gambar dari satu kartu dengan tulisan dari kartu lain yang sesuai, begitu pula sebaliknya.

5) Album Lagu, merupakan sebuah buku yang dibuat layaknya

album foto, tetapi berisi lirik serta not angka dari lagu “Menanam Jagung” yang dilengkapi dengan gambar-gambar.

6) Papan Penjodohan, merupakan sebuah papan yang berisi gambar-gambar keadaan atau kegiatan yang tidak seharusnya dilakukan pada sisi kiri papan. Kemudian pada sisi kanan papan terdapat

gambar-gambar keadaan atau kegiatan yang seharusnya dilakukan. Gambar di kedua sisi dijodohkan menggunakan pita.

7) Kartu Doa, merupakan sebuah kartu berisi teks doa di kedua sisinya. Sisi depan berisi teks doa sebelum memulai pelajaran, sedangkan sisi bagian belakang berisi teks doa setelah pelajaran. 8) Papan Waktu, adalah sebuah papan berisi 3 buah jam yang

digunakan untuk menunjukkan serta menentukan waktu dalam melaksanakan tugas sehari-hari di rumah oleh siswa.

9) Keping Refleksi, merupakan sebuah media yang digunakan siswa untuk merefleksikan pembelajaran 1 sampai 6. Media ini mengajak siswa untuk menggambarkan tugas mereka di rumah dalam bentuk gambar dan tulisan yang dituangkan dalam Keping Refleksi sesuai keinginan siswa.

10)Buku Petunjuk Penggunaan Media Pembelajaran Konvensional Berbasis Kecerdasan ganda, yaitu sebuah buku berisi panduan atau petunjuk dalam menggunakan kedua belas macam media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda.

c. Fungsi Media

Media sebagai penyalur informasi memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai alat bantu dan sumber belajar (Djamarah & Zain, 2006:121-123). Berikut uraian keduanya:

1) Media Sebagai Alat Bantu

Dalam proses belajar mengajar, seringkali siswa merasa bosan terutama pada materi-materi yang dianggapnya sukar. Oleh karena itu media dibutuhkan untuk membantu, tidak hanya menjadi penyalur materi tetapi juga memudahkan siswa untuk memahami materi sekaligus meningkatkan minat siswa dalam proses belajar mengajar. Media membantu guru dalam menyampaikan materi pada siswa secara lebih baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2) Media Sebagai Sumber Belajar

Siswa belajar untuk memperoleh pengetahuan beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam belajar, siswa memerlukan sumber belajar yang menjadi referensinya dan yang dikenal selama ini sebagai sumber belajar siswa adalah guru. Namun, dengan hadirnya media maka bertambah sumber belajar siswa. Media dapat menjadi sumber belajar bagi siswa, karena media dapat memberikan pemahaman secara nyata/kontekstual. Siswa dapat belajar melalui media-media yang memang dibuat untuk mendukung proses pembelajaran.

Levie dan Lentz (1982) dalam Kustandi & Sutjipto (2011:21-22) memaparkan bahwa media, khususnya media visual, memiliki empat kegunaan sebagai berikut.

1) Fungsi Atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi dalam proses pembelajaran melalui visual/gambar yang ditampilkan.

2) Fungsi Afektif, yaitu meningkatkan kenikmatan siswa ketika belajar melalui gambar-gambar yang menjadi variasi dalam teks yang dibaca.

3) Fungsi Kognitif, yaitu memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar yang ditampilkan.

4) Fungsi Kompensatoris, yaitu dengan adanya gambar-gambar dapat membantu siswa mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

d. Ciri-Ciri Media

Gerlach dan Ely (1971) dalam Kustadi & Sutjipto (2011:13-15) mengungkapkan, media memiliki tiga ciri yang menjadi alasan mengapa media perlu digunakan. Ciri-ciri tersebut antara lain sebagai berikut.

1) Ciri Fiksatif (fixative property)

Merupakan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Media dapat merekam, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek maupun peristiwa kapan saja.

2) Ciri Manipulatif (manipulative property)

Kemampuan ini membuat media dapat melakukan transformasi suatu kejadian. Kejadian atau peristiwa yang memakan waktu lama, dapat disajikan/ditampilkan dalam waktu yang singkat. Contohnya adalah metamorfosis kupu-kupu, dapat disajikan dalam waktu yang lebih singkat menggunakan gambar atau rekaman video.

3) Ciri Distributif (distributive property)

Media memungkinkan sebuah kejadian atau objek dapat dipindah tanpa terbatas ruang dan waktu dengan adanya ciri distributif. Selain itu juga dapat digunakan secara berulang-ulang.

e. Kriteria Pemilihan Media

Harjanto (2006:238-239) mengungkapkan, dalam melakukan pemilihan dan pemanfaatan media dalam pengajaran, guru hendaknya memperhatikan beberapa kriteria berikut.

1) Tujuan

Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Media dianggap layak untuk digunakan apabila

kehadiran media tersebut mampu mendukung ketercapaian tujuan pengajaran

2) Ketepatan (validitas)

Maksud dari validitas yakni media yang dipilih hendaknya tepat dan berguna bagi pemahaman siswa terhadap bahan/ materi yang dipelajari.

3) Keadaan Siswa

Pemilihan media yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran perlu mempertimbangkan kemampuan daya pikir dan besar kecilnya kelemahan siswa. Media yang digunakan haruslah sesuai dengan tingkat daya tangkap siswa agar makna pembelajaran dapat tersalurkan dengan baik.

4) Ketersediaan

Dalam pemilihan media, guru perlu memperhatikan ada atau tidaknya media tersebut di perpustakaan/ di sekolah. Selain itu juga perlu dipertimbangkan mudah sulitnya media tersebut dibuat atupun diperoleh.

5) Mutu Teknis

Kriteria ini berkaitan dengan desain atau layout media yang akan digunakan. Media hendaknya memiliki kualitas yang baik dalam memvisualisasikan materi pembelajaran agar siswa memperoleh kejelasan makna.

6) Biaya

Perlu adanya pertimbangan terhadap keseimbangan antara bianya yang dikeluarkan untuk membuat ataupun memperoleh media dengan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran.

Menurut Arsyad (2014:74-75), kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Oleh karena itu, Arsyad mengemukakan beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media sebagai berikut.

1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua hingga tiga ranah, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor.

2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Media hendaknya selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. Hal ini diperlukan agar media dapat membantu proses pembelajaran secara efektif.

3) Praktis, luwes, dan bertahan. Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di

mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana. 4) Guru terampil menggunakannya. Apapun media itu, guru harus

mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama dalam pemilihan media. 5) Pengelompokan sasaran. Ada media yang tepat untuk jenis

kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan. 6) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual atau gambar harus jelas, dan lain-lain.

Kustandi & Sutjipto (2013:81-83) mengemukakan beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media sebagai berikut.

1) Sesuaikan jenis media dengan materi kurikulum

Saat memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan, yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh media pembeajaran. Selanjutnya dilakukan penelaahan terkait jenis media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang dikehendaki tersebut.

2) Keterjangkauan dalam pembiayaan

Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada.

3) Ketersediaan perangkat keras untuk pemanfaatan media pembelajaran

Merancang dan mengembangakn media pembelajaran perlu memperhatikan dukungan ketersediaan peralatan pemanfaatannya di kelas.

4) Ketersediaan media pembelajaran di pasaran

Hal ini berkaitan dengan media yang dibeli dalam bentuk jadi atau yang telah diproduksi. Dalam mengadakan media pembelajaran, perlu diperhatikan ketersedian media tersebut di pasaran.

5) Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran

Media pembelajaran yang diadakan atau dikembangkan hendaknya mudah digunakan oleh guru maupun murid.

Dokumen terkait