1
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL BERBASIS KECERDASAN GANDA PADA SUBTEMA TUGASKU SEHARI-HARI DI RUMAH
UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
Renaldo Desantos Watu
Universitas Sanata Dharma
2016
Kebutuhan guru terhadap media pembelajaran konvensional yang mengakomodasi konsep kecerdasan ganda menurut teori Howard Gardner merupakan alasan dilakukannya penelitian ini. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah produk berupa media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan gandapada subtema tugasku sehari-hari di rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan dari hasil modifikasi antara model Borg and Gall dan Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lima langkah yaitu 1) analisis masalah, 2) pengumpulan data, 3) pengembangan produk, 4) validasi produk, dan 5) revisi produk hasil validasi, hingga menghasilkan desain produk final berupa media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda pada subtema tugasku sehari-hari di rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD Negeri Kalasan 1, Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda oleh dua orang pakar media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda, dan dua orang guru kelas II sekolah dasar.
Validasi media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda berpedoman pada 14 aspek penilaian yang dikategorikan dalam 3 aspek utama yaitu: (1) aspek konten atau isi, (2) aspek penggunaan dan penyajian, dan (3) aspek cakupan kecerdasan ganda. Validasi dari dua pakar media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda menghasilkan skor 4,27 (Sangat Baik) dan 4,14 (Baik). Validasi dari dua guru kelas II SD menghasilkan skor 4,77 (Sangat Baik) dan 3,36 (Cukup Baik). Media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda memperoleh rerata skor 4,13 dengan kategori “Baik”. Dengan demikian, media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.
2
INTELLIGENCES ON SUBTHEME MY JOB EVERYDAY AT HOME TO ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS IN GRADES II
Renaldo Desantos Watu
Sanata Dharma University
2016
The teacher needs to conventional learning media that accommodates the concept of multiple intelligences by Howard Gardner's theory is the reason of this research. The main objective of this research is to produce a product in the form of conventional learning media based multiple intelligences on the subtheme my job everyday at home to second grade elementary school.
This research is the research and development of modified between Borg and Gall models and Sugiyono. Development procedures used in this study includes five steps: 1) analysis of the problem, 2) data collection, 3) product development, 4) validation of the product, and 5) the revision of product validation results, to produce the design of the final product in the form of conventional learning media based multiple intelligence on subtheme my job everyday at home to second grade elementary school. Instruments in this study is a list of interview questions and the requirement analysis questionnaire. Interviews were used for requirement analysis to classroom teachers II SD Negeri 1 Kalasan, Sleman, while questionnaires were used to validate the quality of conventional learning media based multiple intelligence by two experts in the conventional learning media based multiple intelligences, and two second grade primary school teachers.
Validation conventional learning media based multiple intelligences based on the 14 aspects of assessment are categorized in three main aspects, namely: (1) aspects of the content, (2) aspects of the use and presentation, and (3) the aspect of multiple intelligences coverage. Validation of two conventional learning based media multiple intelligences experts resulted in a score of 4.27 (Very Good) and 4.14 (Good). Validation of two classroom teachers II SD resulted in a score of 4.77 (Very Good) and 3.36 (Good). Conventional learning media based multiple intelligences obtain mean score of 4.13 with the categories "Good". Thus, conventional learning media based on multiple intelligences developed is already fit for use as a media of learning.
PADA SUBTEMA TUGASKU SEHARI-HARI DI RUMAH
UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Renaldo Desantos Watu
NIM. 121134251
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PADA SUBTEMA TUGASKU SEHARI-HARI DI RUMAH
UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Renaldo Desantos Watu
NIM. 121134251
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
BERBASIS KECERDASAN GANDA
PADA SUBTEMA TUGASKU SEHARI-HARI DI RUMAH
UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
Oleh:
Renaldo Desantos Watu
NIM. 121134251
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
iii
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
BERBASIS KECERDASAN GANDA
PADA SUBTEMA TUGASKU SEHARI-HARI DI RUMAH
UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Renaldo Desantos Watu
NIM. 121134251
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 21 Maret 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ...
Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ...
Anggota : Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. ... Anggota : Rohandi, Ph.D. ...
Anggota : Drs. Puji Purnomo, M.Si. ...
Yogyakarta, 21 Maret 2016
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv
Karya ini kupersembahkan untuk:
Juruselamatku Tuhan Yesus Kristus
Yang selalu memberi berkat, kekuatan, perlindungan, dan petunjuk dalammmm
pengerjaan penelitian dan pengembangan ini
Bapak Herman Yoseph Minggu dan Mama Maria Romana Doy Tercinta
Yang selalu memberikan perhatian, doa, kasih sayang dan dukungan
Opa Fransiskus Doy (alm), Opa Wilhelmus Watu, Oma Yuliana Sama (alm),
Oma Bergita Gae, dan Oma Veronika Sengu
Yang selalu memberikan doa dan motivasi
Saudara - saudari Tersayang
Andriska Beatrix Watu, Osvaldus Karlen Wio, Yuliani Rona Sengu,
KalistusJevier Franlyano, Tika, Yohan, Herlin Watu, Aris Watu, Elvierra,
Rico, Alfa Doy, Bagas Wio, Noldy Doy, Angelina, Michel, Gilbert, dan Fandy
Doy
Yang selalu memberikan dukungan dan motivasi
Keluarga Besarku
Yang selalu memberikan pelajaran hidup terbaik
Teman
–
teman PPGT Angkatan 2012
v
Teman-teman Tercinta
Rahma, Ofin, Yanti, Yaris, Widy, Esan, Edo, Willy, Paul, Nadi, Syaiful,
Sohan, Oskar, Oca, Alvaro, Dance, Yoan, Ricky, Arman
Yang selalu mendukung dan menemaniku dalam suka maupun duka
Hilda Maria Lena Tersayang
Yang selalu memberikan doa, dukungan, masukan dan perhatian yang tulus
Dosen-dosen Terbaik
Pak Puji, Ibu Maslichah, Ibu Ika, Pak Galih, Pak Rohandi, Pak Rusmawan,
dan Pak Paulus Wahana
Yang selalu menasehati dan memperbaiki kesalahan selama mengikuti
perkuliahan
Keluarga Besar Student Residence
Pamong dan teman-teman SR
Yang selalu memberikan perlindungan, nasihat, dan kasih sayang
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku
Universitas Sanata Dharma
vi
“Junjunglah Dia, maka engkau akan ditinggikan-Nya; engkau akan
dijadikan terhormat, apabila engkau memeluk-Nya”
(Amsal 4:8)
“If you cannot do great things, do small things in a great way”
(Napoleon Hill)
Tidak ada kesuksesan yang diraih tanpa usaha dan kerja
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya
atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,
sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Maret 2016
viii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Renaldo Desantos Watu
Nomor Mahasiswa : 121134251
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Berbasis Kecerdasan Ganda Pada Subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 21 Maret 2016
Yang menyatakan
ix
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL BERBASIS KECERDASAN GANDA PADA SUBTEMA TUGASKU SEHARI-HARI DI
RUMAH UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
Renaldo Desantos Watu
Universitas Sanata Dharma
2016
Kebutuhan guru terhadap media pembelajaran konvensional yang mengakomodasi konsep kecerdasan ganda menurut teori Howard Gardner merupakan alasan dilakukannya penelitian ini. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah produk berupa media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda pada subtema tugasku sehari-hari di rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan dari hasil modifikasi antara model Borg and Gall dan Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lima langkah yaitu 1) analisis masalah, 2) pengumpulan data, 3) pengembangan produk, 4) validasi produk, dan 5) revisi produk hasil validasi, hingga menghasilkan desain produk final berupa media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda pada subtema tugasku sehari-hari di rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD Negeri Kalasan 1, Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda oleh dua orang pakar media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda, dan dua orang guru kelas II sekolah dasar.
Validasi media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda berpedoman pada 14 aspek penilaian yang dikategorikan dalam 3 aspek utama yaitu: (1) aspek konten atau isi, (2) aspek penggunaan dan penyajian, dan (3) aspek cakupan kecerdasan ganda. Validasi dari dua pakar media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda menghasilkan skor 4,27 (Sangat Baik) dan 4,14 (Baik). Validasi dari dua guru kelas II SD menghasilkan skor 4,77 (Sangat Baik) dan 3,36 (Cukup Baik). Media pembelajaran konvensional berbasis
kecerdasan ganda memperoleh rerata skor 4,13 dengan kategori “Baik”. Dengan demikian,
media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.
x
THE DEVELOPMENT OF CONVENTIONAL LEARNING MEDIA BASED MULTIPLE INTELLIGENCES ON SUBTHEME MY JOB EVERYDAY AT HOME TO
ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS IN GRADES II
Renaldo Desantos Watu
Sanata Dharma University
2016
The teacher needs to conventional learning media that accommodates the concept of multiple intelligences by Howard Gardner's theory is the reason of this research. The main objective of this research is to produce a product in the form of conventional learning media based multiple intelligences on the subtheme my job everyday at home to second grade elementary school.
This research is the research and development of modified between Borg and Gall models and Sugiyono. Development procedures used in this study includes five steps: 1) analysis of the problem, 2) data collection, 3) product development, 4) validation of the product, and 5) the revision of product validation results, to produce the design of the final product in the form of conventional learning media based multiple intelligence on subtheme my job everyday at home to second grade elementary school. Instruments in this study is a list of interview questions and the requirement analysis questionnaire. Interviews were used for requirement analysis to classroom teachers II SD Negeri 1 Kalasan, Sleman, while questionnaires were used to validate the quality of conventional learning media based multiple intelligence by two experts in the conventional learning media based multiple intelligences, and two second grade primary school teachers.
Validation conventional learning media based multiple intelligences based on the 14 aspects of assessment are categorized in three main aspects, namely: (1) aspects of the content, (2) aspects of the use and presentation, and (3) the aspect of multiple intelligences coverage. Validation of two conventional learning based media multiple intelligences experts resulted in a score of 4.27 (Very Good) and 4.14 (Good). Validation of two classroom teachers II SD resulted in a score of 4.77 (Very Good) and 3.36 (Good). Conventional learning media based multiple intelligences obtain mean score of 4.13 with the categories "Good". Thus, conventional learning media based on multiple intelligences developed is already fit for use as a media of learning.
xi
Puji dan syukur peneliti haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat serta bimbingan-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Berbasis Kecerdasan Ganda Pada Subtema Tugasku sehari-hari di Rumah untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak
mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung
ataupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada
kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.
3. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd.selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberi dukungan serta masukan yang positif sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Media Pembelajaran
Konvensional Berbasis Kecerdasan Ganda yang telah memberikan bantuan dalam
penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.
5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Media Pembelajaran
Konvensional Berbasis Kecerdasan Ganda yang telah memberikan bantuan dalam
penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.
6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.
7. Sarjono, S.Pd.,SD. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kalasan 1 yang telah
memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.
8. Catur Eny Rahayu, S.Pd.,SD. selaku guru kelas II B SD Negeri Kalasan 1 yang telah
membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
9. Purwanti, S.Pd. selaku guru kelas II A SD Negeri Kalasan 1 yang telah membantu
xii ini.
11.Keluarga besarku, Opa, Oma, Paman, Bibi, Adik, Kakak, yang selalu memberi
motivasi, dan nasihat dalam menyelesaikan skripsi ini.
12.Hilda Maria Lena, yang selalu memberi semangat, dukungan dan perhatian yang
tulus.
13.Rahmania, Yanti Boro, Sofia Wangge yang selalu mendukung dan membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
14.Saudara-saudari tercinta, Tommy, Esta, Fitri, Idda, Ayu, Oskar, Syaiful, Della, Susan,
Hermin, Fany, Etty, Yeni, Lekin, dan Anno, yang telah memberikan dukungan dan
semangat.
15.Teman-teman seperjuangan mahasiswa PPGT Angkatan 2012 yang selama ini selalu
mendukung, berbagi kebahagian dan berjuang bersama-sama.
16.Para pamong asrama dan segenap keluarga besar Student Residence Sanata Dharma yang memberi rasa nyaman dan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini.
17.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan
dukungannya selama ini.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan
kekurangannya, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak.
Akhir kata peneliti mengucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 21 Maret 2016
Peneliti
xiii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR BAGAN ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Batasan Istilah ... 9
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 14
1. Media Pembelajaran ... 14
a. Pengertian ... 14
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 16
c. Fungsi Media ... 20
d. Ciri-ciri Media ... 22
e. Kriteria Pemilihan Media ... 23
xiv
c. Pengertian Kecerdasan Ganda ... 31
d. Jenis-jenis Kecerdasan Ganda ... 33
3. Media Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Ganda ... 41
B. Penelitian yang Relevan ... 43
C. Kerangka Pikir ... 47
D. Pertanyaan Penelitian ... 50
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 51
B. Setting Penelitian ... 52
C. Prosedur Pengembangan ... 53
D. Teknik Pengujian Instrumen ... 59
E. Teknik Pengumpulan Data ... 60
F. Instrumen Penelitian ... 60
G. Teknik Analisis Data ... 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 82
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 83
2.Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 87
B. Deskripsi Produk Awal ... 88
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 89
2. Media Pembelajaran Konvensional Berbasis Kecerdasan Ganda ... 90
C. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional Berbasis Kecerdasan Ganda dan Revisi Produk ... 92
D. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas II dan Revisi Produk ... 95
E.Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 100
1. Kajian Produk Akhir... 100
2. Pembahasan ... 103
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 123
B. Keterbatasan Pengembangan ... 125
C. Saran ... 126
xvi
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 52
Tabel 2. Panduan Wawancara Analisis Kebutuhan ... 62
Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk... 65
Tabel 4. Kuesioner Instrumen Validasi Media Pembelajaran Konvensional Berbasis Kecerdasan Ganda ... 71
Tabel 5. Kriteria Kelayakan ... 76
Tabel 6. Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima ... 78
Tabel 7. Kriteria Skor Skala Lima ... 81
Tabel 8. Komentar & Saran Perbaikan Validator G.K dan Revisi... 94
Tabel 9. Komentar & Saran Perbaikan Validator M.M dan Revisi ... 95
Tabel 10. Komentar Validator C.R dan Revisi ... 97
Tabel 11. Komentar & Saran Perbaikan Validator P dan Revisi ... 99
xvii
Bagan 1. Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan ... 46
Bagan 2. Kerangka Berpikir ... 49
Bagan 3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D) ... 54
xviii
Gambar 1. Kartu Kegiatan Keluarga ... 106
Gambar 2. Kotak Penyimpanan Kartu Kegiatan Keluarga ... 107
Gambar 3. Kartu Dokumen Keluarga ... 108
Gambar 4. Kartu Dokumen Pribadi ... 108
Gambar 5. Kotak Penyimpanan Kartu Dokumen ... 109
Gambar 6. Kartu Akivitas Fisik ... 110
Gambar 7. Kartu Kegiatan Sebelum Aktivitas Fisik ... 111
Gambar 8. Kotak Penyimpanan Kartu Aktifitas Fisik “A”... 111
Gambar 9. Kartu Kegiatan Setelah Aktivitas Fisik ... 112
Gambar 10. Kotak Penyimpanan Kartu Aktivitas Fisik “B” ... 113
Gambar 11. Puzzle Jam... 114
Gambar 12. Kotak Penyimpanan Puzzle Jam ... 114
Gambar 13. Ular Tangga Fatbat dan Perlengkapannya ... 115
Gambar 14. Domino Bergambar ... 116
Gambar 15. Kotak Penyimpanan Domino Bergambar ... 117
Gambar 16. Album Lagu ... 117
Gambar 17. Isi Album Lagu ... 118
Gambar 18. Papan Penjodohan dan Perlengkapannya ... 119
Gambar 19. Kartu Doa ... 120
Gambar 20. Papan Waktu ... 121
xix
Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian ... 130
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ... 131
Lampiran 3 Surat Ijin Validasi ... 132
Lampiran 4 Rangkuman Wawancara ... 133
Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional
Berbasis Kecerdasan Ganda ... 138
Lampiran 6 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas II ... 148
Lampiran 7 Silabus ... 158
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 184
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah jalur yang ditempuh manusia untuk
memperoleh taraf hidup yang lebih baik. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal
31, ayat 3 menyebutkan, "Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan
serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa". Secara
formal, pendidikan diperoleh dalam sebuah lembaga yang disebut sekolah.
Pendidikan yang diberikan oleh sekolah didasarkan pada kurikulum tertentu
yang telah dirancang dan ditetapkan oleh pemerintah. Kurikulum dapat
diartikan sebagai kumpulan dari berbagai pengalaman yang akan dipelajari
oleh siswa dan dijadikan sebagai pusat dari semua sistem penggerak
komponen pendidikan lainnya (Yani, 2014:2). Kurikulum bersifat dinamis
karena perlu terus diperbarui agar sesuai dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan peserta didik. Pendidikan di Indonesia sendiri telah melakukan
beberapa kali pergantian kurikulum. Pembaruan terakhir yang dilakukan
adalah pergantian dari Kurikukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke
Kurikulum 2013 (K-13).
Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum baru yang isinya sarat
semua jenjang pendidikan mulai tahun ajaran 2013/2014. Keistimewaan
kurikulum ini terletak pada pelaksanaannya yang menggunakan pembelajaran
tematik dan dilengkapi dengan pendekatan saintifik (Yani, 2014:115). Di
Sekolah Dasar, pembelajaran tematik mulai diterapkan di semua tingkatan
kelas, tidak seperti sebelumnya yang hanya diterapkan di kelas I hingga kelas
III. Lebih dari itu, pelaksanaan kurikulum dapat bejalan dengan baik apabila
diiringi dengan kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran. Hal yang
termasuk dalam sarana dan prasarana yang perlu disiapkan adalah media dan
alat bantu pembelajaran.
Media pembelajaran sendiri dapat diartikan sebagai “sesuatu yang
mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima
pesan” (Anitah, 2010:4). Hal ini berarti media menjadi alat penyalur atau
penghubung antara guru dengan siswa. Lebih rinci Kustandi & Sutjipto
(2011:9) mengungkapkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang
dapat membantu proses belajar mengajar guna memperjelas makna pesan
yang disampaikan agar mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Hal ini
sejalan dengan tujuan utama media, yakni sebagai alat untuk mengefektifkan
proses komunikasi pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajarannya.
Media pembelajaran menjadi salah satu komponen penting yang
mendukung pembelajaran. Hal tersebut karena media dapat menjadi fasilitas
antara guru dengan siswa dalam penyampaian materi pembelajaran di dalam
sebagainya yang memanfaatkan penglihatan. Ada pula yang berbentuk audio
berupa film suara, radio, dan sebagainya yang memanfaatkan pendengaran,
ataupun yang memanfaatkan keduanya yakni berbentuk audiovisual (Anitah,
2010:7-48). Dengan demikinan, siswa akan lebih mudah memahami materi
yang sedang dipelajarinya ketika belajar menggunakan media. Salah satu jenis
media yang dapat digunakan adalah media sederhana atau yang sering dikenal
dengan media konvensional. Dikatakan sederhana karena media ini mudah
dibuat atau dirancang oleh guru dan penggunaanya pun mudah, baik oleh guru
sendiri maupun bersama siswa.
Media memang menjadi jembatan yang efektif untuk menyalurkan
materi yang disampaikan guru kepada murid. Akan tetapi, harus diakui bahwa
tidak semua siswa memiliki tingkat inteligensi yang sama. Tidak hanya
tingkatannya, menurut sebuah teori yang dikembangkan oleh Howard
Gardner, manusia memiliki beberapa jenis inteligensi dalam diri
masing-masing, begitu pula pada siswa Sekolah Dasar. Menurut teori yang dinamakan
Multiple Intelligences ini, setiap manusia termasuk anak-anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda atau tidak selalu sama. Akan lebih efektif jika
penggunaan media dalam proses pembelajaran memperhatikan konsep
multipel inteligensi. Dengan demikian masing-masing inteligensi dalam dari
siswa dapat terfasilitasi oleh media pembelajaran tersebut.
Kata inteligensi dapat diartikan sebagai kecerdasan. Teori multipel
Howard Gardner, seorang ahli psikologi dan profesor pendidikan asal
Amerika Serikat. Menurut Gardner, inteligensi merupakan kemampuan
memecahkan persoalan dalam bermacam-macam situasi di kehidupan nyata
(Ula, 2013:82). Lebih lanjut Gardner mengungkapkan bahwa inteligensi
seseorang akan lebih tepat diukur dengan melihat bagaimana cara ia
memecahkan permasalahan dalam kehidupan nyata, bukan hanya dengan tes
tertulis. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, Gardner menemukan
bahwa setiap manusia memiliki beberapa jenis kecerdasan yang dapat
ditumbuhkembangkan (Ula, 2013:87). Gardner mengidentifikasi, terdapat
beberapa kecerdasan yang dimiliki manusia, yakni kecerdasan linguistik,
kecerdasan logis-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal,
kecerdasan badani-kinestetik, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan
intrapersonal.
Menurut Bainbridge dalam Yaumi & Ibrahim (2013:9) dalam
pengembangan dan pemanfaatannya, media pembelajaran kovensional dapat
didasarkan pada konsep kecerdasan ganda. Hal ini karena media dapat
mengakomodir berbagai macam kecerdasan yang ada di dalamnya dan
menghadirkannya secara lebih riil. Kecerdasan sendiri dapat diartikan sebagai
kemampuan mental umum untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam
manipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berpikir abstrak. Selain
yang secara harafiah dapat dipahami berupa berbagai macam cara untuk
belajar, berpikir dan menerapkan pengetahuan.
Terlihat efektif dan bermanfaat dalam dunia pendidikan tidak
menjamin konsep kecerdasan ganda sering digunakan dalam proses
pembelajaran. Kenyataannya, dapat dikatakan guru-guru sekolah dasar di
Indonesia masih jarang menggunakan konsep ini dalam kegiatan
pembelajaran atau bahkan belum pernah sekalipun. Penggunaan media
pembelajaran yang berbasis konsep kecerdasan ganda juga sama jarangnya.
Alasan utamanya adalah karena guru merasa kesulitan dalam menyusun
rancangan pembelajaran maupun media pembelajaran yang mengakomodasi
kesembilan kecerdasan tersebut. Selain itu guru juga merasa kerepotan saat
pelaksaannya dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan kurangnya
pemahaman mengenai konsep kecerdasan ganda serta penerapannya dalam
proses pembelajaran.
Jika dipahami dengan baik, konsep kecerdasan ganda merupakan
konsep yang sangat baik untuk diterapakan dalam proses pembelajaran.
Melalui konsep ini siswa dapat berkembang dengan baik sesuai dengan
kemampuan atau inteligensi yang dimiliki. Konsep ini juga membantu
mempersiapkan siswa dalam menghadapi persoalan dunia nyata yang lebih
kompleks. Akan tetapi, penggunakan konsep ini dalam proses pembelajaran di
sekolah dasar di Indonesia masih jauh dari kata sering. Selain minimnya peran
kehadiran buku-buku pelajaran yang berorientasi pada kecerdasan ganda
maupun media pembelajaran berbasis kecerdasan ganda yang diterbitkan
pemerintah juga turut menjadi penyebabnya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas II A SDN
Kalasan 1, ibu Purwanti pada tanggal 28 Juli 2015, diperoleh informasi bahwa
meskipun telah memahami fungsi dan tujuan media, tetapi frekuensi
penggunaanya dalam proses pembelajaran masih terbilang kecil. Alasan
utamanya karena terdapat materi-materi yang dianggap tidak memerlukan
media dalam proses pembelajarannya. Selain itu, media yang digunakan
diperoleh dari buku-buku penunjang dan media-media pembelajaran yang
telah disediakan oleh sekolah. Media yang disediakan sekolah dan digunakan
guru merupakan media konvensional. Hal ini dikarenakan media yang
bersumber dari buku dianggap sulit dipahami oleh siswa karena menggunakan
bahasa yang rumit dan membingungkan siswa.
Konsep kecerdasan ganda sendiri sudah dikenal, akan tetapi belum
dipahami secara utuh dan mendalam. Meskipun demikian, konsep kecerdasan
ganda dianggap baik untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran.
Beberapa kecerdasan sudah disisipkan dalam proses pembelajaran, meskipun
dengan porsi yang dapat dikatakan sangat minim. Kecerdasan-kecerdasan
tersebut antara lain yang berkaitan dengan linguistik, logis-matematis dan
dikarenakan terbatasnya waktu dalam pembelajaran serta sarana dan prasarana
yang belum memadai.
Berdasarkan permasalahan tersebut, guru membutuhkan media
konvensional yang dapat mengemas konsep kecerdasan ganda untuk
digunakan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mencoba
mengembangkan media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan
ganda yang dibutuhkan oleh guru dan siswa dengan judul “Pengembangan
Media Pembelajaran Konvensional Berbasis Kecerdasan Ganda Pada Subtema
Tugasku Sehari-hari di Rumah Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian
dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran konvensional
berbasis kecerdasan ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di
Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar?
2. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran konvensional berbasis
kecerdasan ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui langkah-langkah mengembangkan media
pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda pada subtema
Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.
2. Untuk mendeskripsikan tingkat kualitas produk media pembelajaran
konvensional berbasis kecerdasan ganda pada subtema Tugasku
Sehari-hari di Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian dan pengembangan ini memberikan pengalaman serta
pengetahuan baru dalam membuat dan mengembangkan media
pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda pada subtema
Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.
2. Bagi guru
Penelitian dan pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu
referensi mengembangkan media pembelajaran konvensional berbasis
kecerdasan ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk
3. Bagi sekolah
Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah referensi pada
sekolah dalam mengembangkan media pembelajaran konvensional
berbasis kecerdasan ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di
Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.
4. Bagi prodi PGSD
Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi
PGSD Universitas Sanata Dharma terkait pengembangan media
pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda pada subtema
Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.
E. Batasan Istilah
1. Kurikulum 2013 adalah seperangkat rencana dan pedoman berisi
bahan pembelajaran yang sarat dengan pendidikan karakter,
diintegrasikan melalalui pembelajaran tematik dengan pendekatan
saintifik dan penilaian otentik.
2. Media Pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dijadikan alat
untuk membantu proses belajar mengajar dengan menyalurkan
informasi berupa materi pembelajaran dari guru kepada siswa secara
lebih jelas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.
3. Media Pembelajaran Konvensional adalah alat pembelajaran
digunakan untuk mempermudah serta memperjelas penyampaian
materi pembelajaran dari guru kepada siswa.
4. Kecerdasan Ganda adalah konsep mengenai sembilan jenis
kemampuan atau kecerdasan dalam diri manusia yang dapat
dikembangkan dalam proses belajar, berpikir, menerapkan
pengetahuan dan menyelesaikan suatu masalah.
F. Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda memuat
materi subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah.
2. Media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda yang
dikembangkan terdiri atas :
1) Kartu Bergambar, terdiri atas;
a) Kartu Kegiatan Keluarga: yakni kartu berisi
gambar-gambar kegiatan siswa dan keluarganya sehari-hari di
rumah.
b) Kartu Dokumen: yakni kartu berisi gambar-gambar
dokumen milik keluarga maupun dokumen pribadi siswa.
c) Kartu (Asik) Aktivitas Fisik A: yakni kartu berisi
[image:32.612.96.530.152.607.2]siswa, serta kegiatan/ aktivitas yang boleh maupun tidak
boleh dilakukan sebelum melakukan aktivitas fisik.
d) Kartu (Asik) Aktivitas Fisik B: yakni kartu berisi
gambar-gambar kegiatan/ aktivitas yang boleh maupun tidak boleh
dilakukan setelah melakukan aktivitas fisik.
2) Puzzle Jam, merupakan potongan-potongan dari gambar jam
analog yang harus dirangkai oleh siswa agar menjadi sebuah
gambar jam yang benar dan utuh.
3) Ular Tangga Fatbat (Manfaat-Akibat), merupakan sebuah
permainan ular tangga yang dimodifikasi sehingga berisi
manfaat melaksanakan tugas sehari-hari di rumah dan akibat
bila tidak melaksanakannya. Peraturan serta permainannya pun
sedikit dimodifikasi sesuai kebutuhan.
4) Domino Bergambar, merupakan adaptasi dari permainan
domino sungguhan. Kartu domino ini sedikit dimodifikasi,
yakni sisi bagian atas berisi gambar tugas masing-masing
anggota keluarga, sedangkan sisi bagian bawah berisi tulisan
tentang tugas masing-masing anggota keluarga. Cara
permainanya adalah dengan memasangkan gambar dari satu
kartu dengan tulisan dari kartu lain yang sesuai, begitu pula
[image:33.612.95.529.164.604.2]5) Album Lagu, merupakan sebuah buku yang dibuat layaknya
album foto, tetapi berisi lirik serta not angka dari lagu
“Menanam Jagung” yang dilengkapi dengan gambar-gambar.
6) Papan Penjodohan, merupakan sebuah papan yang berisi
gambar-gambar keadaan atau kegiatan yang tidak seharusnya
dilakukan pada sisi kiri papan. Kemudian pada sisi kanan
papan terdapat gambar-gambar keadaan atau kegiatan yang
seharusnya dilakukan. Gambar di kedua sisi dijodohkan
menggunakan pita.
7) Kartu Doa, merupakan sebuah kartu berisi teks doa di kedua
sisinya. Sisi depan berisi teks doa sebelum memulai pelajaran,
sedangkan sisi bagian belakang berisi teks doa setelah
pelajaran.
8) Papan Waktu, adalah sebuah papan berisi 3 buah jam yang
digunakan untuk menunjukkan serta menentukan waktu dalam
melaksanakan tugas sehari-hari di rumah oleh siswa.
9) Keping Refleksi, merupakan sebuah media yang digunakan
siswa untuk merefleksikan pembelajaran 1 sampai 6. Media ini
mengajak siswa untuk menggambarkan tugas mereka di rumah
dalam bentuk gambar dan tulisan yang dituangkan dalam
10)Buku Petunjuk Penggunaan Media Pembelajaran Konvensional
Berbasis Kecerdasan ganda, yaitu sebuah buku berisi panduan
atau petunjuk dalam menggunakan kedua belas macam media
pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda
3. Media pembelajaran kovensional berbasis kecerdasan ganda yang
dikembangkan meliputi sembilan kecerdasan, yakni: Kecerdasan
Linguistik, Kecerdasan Matematis-Logis, Kecerdasan Ruang-Visual,
Kecerdasan Kinestetik-Badani, Kecerdasan Musikal, Kecerdasan
Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan Naturalistik,
14 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian
Dalam pengertiannya secara harafiah, media dapat diartikan
sebagai suatu pengantar atau perantara. Kata media yang merupakan
bentuk jamak dari kata ‘medium’ berasal dari bahasa Latin yaitu
medius yang berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ sehingga
dapat dikatakan media yaitu wahana pengantar informasi belajar
(Djamarah & Zain, 2006:120). Dalam kosakata bahasa Arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan (Arsyad, 2007:3). Selanjutnya, menurut Raharjo dalam Kustandi
dan Sutjipto (2011:7), media merupakan wadah dari pesan yang oleh
sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan
tersebut. Pendapat dari beberapa ahli tersebut menegaskan bahwa
media merupakan pengantar atau pengatara pesan/ informasi.
Apabila dipahami secara garis besar, media menurut Gerlach &
Ely dalam Arsyad (2007:3) adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi sehingga membuat siswa mampu memperoleh
beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, dapat
disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dijadikan sebagai
perantara dalam penyampaian materi/ informasi.
Dalam arti yang lebih khusus, media dalam proses belajar
mengajar dipahami sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis
guna menangkap, memproses dan menyusun informasi berupa gambar
maupun suara/perkataan (Kustadi & Sutjipto, 2011:8). Secara lebih
lanjut, Kustadi dan Sutjipto (2011:9) menyimpulkan, “media
pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar
dan berfungsi untuk memperjelas makna yang disampaikan, sehingga
dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna”.
Menurut Hanafiah dan Suhana (2009:59) “media pembelajaran
merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru
untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar dan
tidak terjadinya verbalisme”. Media pembelajaran yang dimaksud dapat
berupa media pendengaran (audio), penglihatan (visual), maupun
keduanya atau yang sering disebut audiovisual.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dijadikan alat untuk membantu proses belajar mengajar dengan
menyalurkan informasi berupa materi secara lebih jelas untuk mencapai
hal yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran, akan tetapi
kehadiran media bukan berarti menghilangkan peran guru. Guru tetap
menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran.
b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Ada berbagai macam media yang digunakan dalam
pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain (2006:124-125) dilihat dari
jenisnya, media dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:
1) Media Auditif
Media auditif adalah media yang hanya menggunakan suara atau
mengandalkan kemampuan suara saja. Contoh media auditif
tersebut antara lain radio, kaset recorder, piringan hitam, rekaman
suara. Kelemahan media ini yaitu tidak dapat dipergunakan pada
siswa yang menderita kelainan pendengaran seperti tuli dan lainnya.
2) Media Visual
Media visual adalah media yang lebih mengandalkan kemampuan
penglihatan atau hanya menggunakan indera penglihatan. Beberapa
cara yang dilakukan dalam media visual ini, antara lain gambar
diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai foto,
gamabar, lukisan dan cetakan. Selain itu, media visual juga dapat
menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film kartun
3) Media Audio-Visual
Media audiovisual merupakan gabungan antara media auditif dan
media visual, sehingga media audiovisual menjadi media yang
memiliki dua unsur yaitu suara dan juga gambar. Media audiovisual
dibagi lagi ke dalam dua jenis, yakni adiovisual diam yang
menampilkan suara dengan gambar tak bergerak seperti film
rangkai suara dan cetak suara, serta audiovisual gerak yang
menampilkan gambar bergerak disertai suara seperti film bersuara
atau kaset video.
Harjanto (2006:237-238) mengungkapkan, terdapat beberapa
jenis media pendidikan yang biasa digunakan dalam proses pengajaran,
antara lain sebagai berikut.
1) Media grafis atau lebih dikenal dengan media dua dimensi adalah
media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Contoh media
grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster,
kartun, komik dan lain-lain.
2) Media tiga dimensi merupakan media dalam bentuk model, seperti
padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja,
mock up, diorama dan lain-lain.
3) Media proyeksi adalah media yang memanfaatkan alat proyeksi
4) Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan, yakni
memanfaatkan segala aspek yang ada di lingkungan sebagai alat
dalam belajar.
Media yang dikembangkan terdiri atas dua jenis media
pembelajaran, yakni media grafis atau media dua dimensi dan media
tiga dimensi. Kedua jenis media yang dikembangkan tersebut
meliputi:
1) Kartu Bergambar, terdiri atas;
a) Kartu Kegiatan Keluarga: yakni kartu berisi gambar-gambar
kegiatan siswa dan keluarganya sehari-hari di rumah.
b) Kartu Dokumen: yakni kartu berisi gambar-gambar
dokumen milik keluarga maupun dokumen pribadi siswa.
c) Kartu (Asik) Aktivitas Fisik A: yakni kartu berisi
gambar-gambar berbagai aktivitas fisik yang dapat dilakukan siswa,
serta kegiatan/ aktivitas yang boleh maupun tidak boleh
dilakukan sebelum melakukan aktivitas fisik.
d) Kartu (Asik) Aktivitas Fisik B: yakni kartu berisi
gambar-gambar kegiatan/ aktivitas yang boleh maupun tidak boleh
[image:40.612.95.532.168.605.2]2) Puzzle Jam, merupakan potongan-potongan dari gambar jam
[image:41.612.94.530.152.621.2]analog yang harus dirangkai oleh siswa agar menjadi sebuah
gambar jam yang benar dan utuh.
3) Ular Tangga Fatbat (Manfaat-Akibat), merupakan sebuah
permainan ular tangga yang dimodifikasi sehingga berisi manfaat
melaksanakan tugas sehari-hari di rumah dan akibat bila tidak
melaksanakannya. Peraturan serta permainannya pun sedikit
dimodifikasi sesuai kebutuhan.
4) Domino Bergambar, merupakan adaptasi dari permainan domino
sungguhan. Kartu domino ini sedikit dimodifikasi, yakni sisi
bagian atas berisi gambar tugas masing-masing anggota keluarga,
sedangkan sisi bagian bawah berisi tulisan tentang tugas
masing-masing anggota keluarga. Cara permainanya adalah dengan
memasangkan gambar dari satu kartu dengan tulisan dari kartu
lain yang sesuai, begitu pula sebaliknya.
5) Album Lagu, merupakan sebuah buku yang dibuat layaknya
album foto, tetapi berisi lirik serta not angka dari lagu “Menanam
Jagung” yang dilengkapi dengan gambar-gambar.
6) Papan Penjodohan, merupakan sebuah papan yang berisi
gambar-gambar keadaan atau kegiatan yang tidak seharusnya dilakukan
gambar-gambar keadaan atau kegiatan yang seharusnya dilakukan.
Gambar di kedua sisi dijodohkan menggunakan pita.
7) Kartu Doa, merupakan sebuah kartu berisi teks doa di kedua
sisinya. Sisi depan berisi teks doa sebelum memulai pelajaran,
sedangkan sisi bagian belakang berisi teks doa setelah pelajaran.
8) Papan Waktu, adalah sebuah papan berisi 3 buah jam yang
digunakan untuk menunjukkan serta menentukan waktu dalam
melaksanakan tugas sehari-hari di rumah oleh siswa.
9) Keping Refleksi, merupakan sebuah media yang digunakan siswa
untuk merefleksikan pembelajaran 1 sampai 6. Media ini
mengajak siswa untuk menggambarkan tugas mereka di rumah
dalam bentuk gambar dan tulisan yang dituangkan dalam Keping
Refleksi sesuai keinginan siswa.
10)Buku Petunjuk Penggunaan Media Pembelajaran Konvensional
Berbasis Kecerdasan ganda, yaitu sebuah buku berisi panduan
atau petunjuk dalam menggunakan kedua belas macam media
pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda.
c. Fungsi Media
Media sebagai penyalur informasi memiliki dua fungsi utama,
yaitu sebagai alat bantu dan sumber belajar (Djamarah & Zain,
1) Media Sebagai Alat Bantu
Dalam proses belajar mengajar, seringkali siswa merasa bosan
terutama pada materi-materi yang dianggapnya sukar. Oleh karena
itu media dibutuhkan untuk membantu, tidak hanya menjadi
penyalur materi tetapi juga memudahkan siswa untuk memahami
materi sekaligus meningkatkan minat siswa dalam proses belajar
mengajar. Media membantu guru dalam menyampaikan materi
pada siswa secara lebih baik sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
2) Media Sebagai Sumber Belajar
Siswa belajar untuk memperoleh pengetahuan beserta nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya. Dalam belajar, siswa memerlukan
sumber belajar yang menjadi referensinya dan yang dikenal selama
ini sebagai sumber belajar siswa adalah guru. Namun, dengan
hadirnya media maka bertambah sumber belajar siswa. Media dapat
menjadi sumber belajar bagi siswa, karena media dapat
memberikan pemahaman secara nyata/kontekstual. Siswa dapat
belajar melalui media-media yang memang dibuat untuk
Levie dan Lentz (1982) dalam Kustandi & Sutjipto
(2011:21-22) memaparkan bahwa media, khususnya media visual, memiliki
empat kegunaan sebagai berikut.
1) Fungsi Atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi dalam proses pembelajaran melalui
visual/gambar yang ditampilkan.
2) Fungsi Afektif, yaitu meningkatkan kenikmatan siswa ketika
belajar melalui gambar-gambar yang menjadi variasi dalam teks
yang dibaca.
3) Fungsi Kognitif, yaitu memperlancar pencapaian tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung
dalam gambar yang ditampilkan.
4) Fungsi Kompensatoris, yaitu dengan adanya gambar-gambar dapat
membantu siswa mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali.
d. Ciri-Ciri Media
Gerlach dan Ely (1971) dalam Kustadi & Sutjipto (2011:13-15)
mengungkapkan, media memiliki tiga ciri yang menjadi alasan
mengapa media perlu digunakan. Ciri-ciri tersebut antara lain sebagai
1) Ciri Fiksatif (fixative property)
Merupakan kemampuan media untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Media
dapat merekam, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek
maupun peristiwa kapan saja.
2) Ciri Manipulatif (manipulative property)
Kemampuan ini membuat media dapat melakukan transformasi
suatu kejadian. Kejadian atau peristiwa yang memakan waktu lama,
dapat disajikan/ditampilkan dalam waktu yang singkat. Contohnya
adalah metamorfosis kupu-kupu, dapat disajikan dalam waktu yang
lebih singkat menggunakan gambar atau rekaman video.
3) Ciri Distributif (distributive property)
Media memungkinkan sebuah kejadian atau objek dapat dipindah
tanpa terbatas ruang dan waktu dengan adanya ciri distributif.
Selain itu juga dapat digunakan secara berulang-ulang.
e. Kriteria Pemilihan Media
Harjanto (2006:238-239) mengungkapkan, dalam melakukan
pemilihan dan pemanfaatan media dalam pengajaran, guru hendaknya
memperhatikan beberapa kriteria berikut.
1) Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang
kehadiran media tersebut mampu mendukung ketercapaian tujuan
pengajaran
2) Ketepatan (validitas)
Maksud dari validitas yakni media yang dipilih hendaknya tepat
dan berguna bagi pemahaman siswa terhadap bahan/ materi yang
dipelajari.
3) Keadaan Siswa
Pemilihan media yang tepat untuk digunakan dalam proses
pembelajaran perlu mempertimbangkan kemampuan daya pikir dan
besar kecilnya kelemahan siswa. Media yang digunakan haruslah
sesuai dengan tingkat daya tangkap siswa agar makna pembelajaran
dapat tersalurkan dengan baik.
4) Ketersediaan
Dalam pemilihan media, guru perlu memperhatikan ada atau
tidaknya media tersebut di perpustakaan/ di sekolah. Selain itu juga
perlu dipertimbangkan mudah sulitnya media tersebut dibuat atupun
diperoleh.
5) Mutu Teknis
Kriteria ini berkaitan dengan desain atau layout media yang akan digunakan. Media hendaknya memiliki kualitas yang baik dalam
memvisualisasikan materi pembelajaran agar siswa memperoleh
6) Biaya
Perlu adanya pertimbangan terhadap keseimbangan antara bianya
yang dikeluarkan untuk membuat ataupun memperoleh media
dengan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran.
Menurut Arsyad (2014:74-75), kriteria pemilihan media
bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem
instruksional secara keseluruhan. Oleh karena itu, Arsyad
mengemukakan beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam
memilih media sebagai berikut.
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan
tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum
mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua hingga tiga
ranah, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor.
2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi. Media hendaknya selaras dan sesuai
dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental
siswa. Hal ini diperlukan agar media dapat membantu proses
pembelajaran secara efektif.
3) Praktis, luwes, dan bertahan. Kriteria ini menuntun para guru untuk
memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat
mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di
sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana.
4) Guru terampil menggunakannya. Apapun media itu, guru harus
mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran Nilai dan
manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
Ini merupakan salah satu kriteria utama dalam pemilihan media.
5) Pengelompokan sasaran. Ada media yang tepat untuk jenis
kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan.
6) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf
[image:48.612.96.532.210.604.2]harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual atau
gambar harus jelas, dan lain-lain.
Kustandi & Sutjipto (2013:81-83) mengemukakan beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media sebagai
berikut.
1) Sesuaikan jenis media dengan materi kurikulum
Saat memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan,
yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang mana
yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh
media pembeajaran. Selanjutnya dilakukan penelaahan terkait jenis
media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran
2) Keterjangkauan dalam pembiayaan
Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran
hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang
ada.
3) Ketersediaan perangkat keras untuk pemanfaatan media
pembelajaran
Merancang dan mengembangakn media pembelajaran perlu
memperhatikan dukungan ketersediaan peralatan pemanfaatannya
di kelas.
4) Ketersediaan media pembelajaran di pasaran
Hal ini berkaitan dengan media yang dibeli dalam bentuk jadi atau
yang telah diproduksi. Dalam mengadakan media pembelajaran,
perlu diperhatikan ketersedian media tersebut di pasaran.
5) Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran
Media pembelajaran yang diadakan atau dikembangkan hendaknya
mudah digunakan oleh guru maupun murid.
2. Kecerdasan Ganda
a. Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan merupakan kata lain dari inteligensi yang seringkali
diartikan sebagai kemampuan atau bahkan keahlian. Ula (2013:82)
Bahasa Indonesia yang disusun Idrus H. A. mendefinisikan inteligensi
sebagai tingkat kepandaian atau kecerdasan. Selain itu, dalam Kamus
Ilmiah Populer karya Pius A. Partanto, inteligensi merupakan
kecerdasan, ketajaman pikiran. Howard Gardner, seorang pakar
psikologi perkembangan dan profesor pendidikan dari Graduate School
of Education, Hardvard University, Amerika Serikat memiliki pengertian tersendiri mengenai kecerdasan. Menurut Gardner,
inteligensi merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan
menghasilkan produk dalam situasi nyata dengan suatu setting yang bermacam-macam.
Berdasarkan pengertian dari Gardner tersebut, dapat dikatakan
bahwa inteligensi bukan hanya semata-mata kemampuan untuk
menjawab soal-soal maupun tes tertulis. Gardner berpendapat,
inteligensi tidak hanya diukur melalui teori, tetapi lebih dilihat
bagaimana kemampuan seseorang untuk memecahkan persoalan nyata
dalam bebagai situasi dan kondisi kehidupannya (Ula, 2013:82).
Menurut Gardner, sebuah kemampuan dapat dikatakan sebagai
inteligensi jika memiliki unsur pengetahuan, keahlian, kemahiran dan
keterampilan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupannya,
serta dapat menciptakan produk maupun persoalan baru untuk
mengembangkan pengetahuan baru. Jika makna inteligensi lama yang
inteligensi menurut Howard Gardner dapat dikembangkan melalui
pendidikan dan inteligensi menurutnya ada banyak jumlahnya.
b.Faktor Pendukung Kecerdasan
Menurut Ula (2013:82-86) inteligensi atau kecerdasan dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam menjalankan fungsinya.
Kehadiran dan pengaruh dari faktor-faktor ini dapat membuat
inteligensi semakin nampak dan meningkat. Berikut uraian
faktor-faktor tersebut.
1) Gen atau Keturunan
Inteligensi seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan atau
gen dari kedua orangtuanya. Hal ini tidak menutup kemungkinan
bagi seseorang untuk berinteligensi tinggi layaknya salah satu
ataupun kedua orangtuanya. Namun, sekalipun kedua orangtuanya
tidak beriteligensi tinggi, bisa saja anak memiliki gen resesif
(tersembunyi) yang muncul secara tiba-tiba dan menjadikannya
memiliki inteligensi yang lebih tinggi dibandingkan orangtuanya.
2) Pengalaman
Dapat dikatakan tingkat inteligensi akan berbanding lurus dengan
pengalaman yang dimiliki seseorang. Inteligensi akan cenderung
statis dan kurang meningkat jika pengalaman yang dimiliki
seseorang kurang, karena inteligensi hanya mengalami sedikit
pengalaman yang dimiliki maka inteligensi akan banyak dirangsang
dan meningkat.
3) Latihan
Sama halnya seperti pengalaman, semakin sering melatih diri dan
kemampuan maka tingkat inteligensi pun semakin tinggi. Jika tidak
membiasakan diri untuk berlatih, tidak menutup kemungkinan
kemampuan dan inteligensi yang dimiliki akan tetap, berkurang
atau bahkan perlahan memudar.
4) Lingkungan
Sebagai salah satu faktor intern, lingkungan cukup bepengaruh
dalam pengembangan inteligensi. Jika lingkungan yang ditinggali
mendukung dan menyediakan rangsangan untuk mengembangkan
inteligensi maka inteligensi pun akan semakin meningkat. Tetapi
bila lingkungan tidak dapat memberikan dukungan dalam
mengembangkan inteligensi, tentu inteligensi tidak dapat
berkembang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memberikan
serta melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menggugah
inteligensi pada diri kita, anak-anak, dan peserta didik.
5) Reward and Punishment
Kehadiran reward and punishment dapat menggugah seseorang untuk mengembangkan inteligensi yang dimiliki sebelumnya.
dimilikinya cenderung muncul keinginan untuk meningkatkan
inteligensinya. Penyebabnya karena keinginan untuk menunjukkan
prestasi yang lebih baik dan memperoleh reward lagi. Demikian pula dengan adanya punishment sebagai konsekuensi atas inteligensi yang ada, kecenderungan untuk memperbaiki dan
meningkatkan inteligensi akan tumbuh. Hal tersebut dikarenakan
tidak ingin memperoleh punishment yang kedua kalinya.
6) Pola Makan dan Asupan Gizi
Makanan dan asupan gizi ikut memengaruhi inteligensi,
dikarenakan makanan yang masuk ke dalam tubuh berpengaruh
terhadap kondisi organ tubuh, tidak terkecuali organ yang berkaitan
erat dengan pembentukan serta pengembangan inteligensi. Apabila
makanan yang dikonsumsi memiliki nilai gizi yang cukup dan
seimbang, maka akan mendukung perkembangan intekigensi.
Sebaliknya, jika asupan makanan tidak mendukung maka
inteligensi pun sulit berkembang.
c. Pengertian Kecerdasan Ganda
Ada berbagai macam sebutan untuk istilah Kecerdasan Ganda
di Indonesia, yakni Inteligensi Ganda atau Kecerdasan Majemuk.
Berdasarkan kedua kata tersebut, dapat dipahami bahwa Kecerdasan
Ganda berarti bermacam-macam kecerdasan yang dimiliki manusia.
perkembangan dan profesor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard Universty, Amerika Serikat, Howard Gardner. Menurutnya, setiap manusia memiliki beberapa jenis kecerdasan yang
dapat ditumbuhkembangkan (Ula, 2013:87). Berdasarkan
penelitiannya, Gardner menemukan bahwa kecerdasan tidak hanya
cukup diukur dengan tes tertulis layaknya pengukuran melalui tes IQ.
Menurut Jasmine (2007:11-12), teori Kecerdasan Ganda adalah
“validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting”.
Penerapan teori ini dalam pendidikan sangat tegantung pada
pengenalan, pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai
cara siswa belajar. Ditambah dengan pengenalan, pengakuan, dan
penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-masing siswa
serta menerimanya sebagai sesuatu yang normal, wajar, bahkan
menarik dan berharga. Gardner dalam Jasmine (2007:12) menyatakan
bahwa kecerdasan dapat diukur dengan melihat bagaimana cara
seseorang memecahkan suatu persoalan nyata dalam berbagai situasi.
Pada awalnya, Gardner mengumpulkan banyak kemampuan
manusia yang dapat dikategorikan dalam jenis inteligensi. Setelah
semua kemampuan tersebut dianalisis, akhirnya Gardner hanya
menerima sembilan jenis inteligensi (Ula, 2013:87). Sebenarnya,
Kecerdasan Ganda bukanlah hal baru. Di Amerika Serikat, teori ini
Intelligences merupakan sebuah teori yang menyatakan bahwa manusia memiliki tujuh jenis kecerdasan. Namun, setelah melakukan beberapa
penelitian lagi, akhirnya Howard Gardner menambahkan dua jenis
inteligensi lagi. Dengan demikian hingga saat ini, sudat terdapat
sembilan kecerdasan yang dimiliki manusia.
d. Jenis-jenis Kecerdasan Ganda
Berikut kesembilan jenis inteligensi atau kecerdasan menurut
Howard Gardner dalam Ula (2013:88-100).
1) Inteligensi Linguistik
Inteligensi linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan dan
mengolah kata-kata dengan efektif, baik secara oral maupun
tertulis. Inteligensi jenis ini banyak menonjol pada seorang
sastrawan, pencipta puisi, penulis, jurnalis, editor, orator,
dramawan, maupun pemain sandiwara, guru, pengacara, dan
pelatih/ mentor. Orang-orang dengan inteligensi linguistik juga
mudah untuk menjelaskan, mengajarkan, bahkan menceritakan
pemikirannya kepada orang lain. Pada umumnya, jenis kemampuan
yang banyak dimiliki oleh orang yang menonjol dalam inteligensi
linguistik, antara lain:
a) Mengerti urutan dan arti kata-kata (sensitivitas pada suatu
bahasa);
c) Menjelaskan, bercerita, mengajar, berdebat;
d) Humor;
e) Mengingat dan menghafal;
f) Analisis linguistik;
g) Menulis dan bebicara;
h) Main drama, berpuisi, berpidato;
i) Mahir dalam perbendaharaan kata.
2) Inteligensi Matematis-Logis
Inteligensi matematis-logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan
dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Inteligensi
jenis ini banyak menonjol pada seorang matematikawan, logikus,
saintis, akuntan, progamer, teknisi/ engineer, analis budget, ahli
sipil, dan ilmuwan. Ciri-ciri orang yang berinteligensi
matematis-logis antara lain memiliki kemampuan mumpuni dalam penalaran,
mengurutkan, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan
hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, dan
bahkan pandangan hidupnya bersifat rasional. Dalam berpikir dan
cara bekerja, orang dalam kelompok inteligensi ini akan sangat
mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi. Orang yang menonjol
inteligensi matematis-logisnya, pada umumnya berkemampuan
dalam:
b) Reasoning, pola sebab akibat; c) Klasifikasi dan kategorisasi;
d) Abstrasksi dan simbolisasi;
e) Pemikiran induktif dan deduktif;
f) Menghitung dan bermain angka, estimasi, dan analisis jumlah;
g) Pemikiran ilmiah;
h) Problem solving; i) Silogisme.
3) Inteligensi Ruang-Visual
Inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap
dunia ruang-visual secara tepat mencakup berpikir dalam gambar,
kemampuan untuk menyerap, mengubah, dan menciptakan kembali
berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Inteligensi jenis ini
banyak dimiliki oleh arsitek, fotografer, mekanik, navigator,
dekorator, pilot, atau pemburu. Secara umum, orang yang memiliki
inteligensi ruang-visual juga memiliki kemampuan:
a) Mengenal relasi benda-benda dalam ruang dengan tepat;
b) Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut;
c) Representasi grafik;
d) Manipulasi gambar atau menggambar;
e) Mudah menemukan jalan dalam ruang;
g) Peka terhadap garis, warna, dan bentuk.
4) Inteligensi Kinestetik-Badani
Inteligensi kinestetik-badani adalah kemampuan menggunakan
tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan
perasaan. Inteligensi ini merupakan inteligensi fisik yang menyoroti
kemampuan untk menggunakan seluruh badan (atau bagian dari
badan) dalam membedakan berbagai cara, baik untuk ekspresi
gerak (tarian, akting) maupun aktivitas bertujuan (atletik).
Inteligensi kinestetik-badani banyak dimiliki oleh atlet, penari,
pemahat, aktor, ahli bedah, dan penerjemah bahasa gerak tubuh.
Orang yang menonjol pada inteligensi kinestetik-badani biasanya
berkemam