i
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK RANGKAIAN LISTRIK
DALAM SUBTEMA 1 HIDUP RUKUN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Novita Rusilia Tama NIM. 131134276
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Yang selalu memberi berkat, rahmat kesehatan, perlindungan, serta petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
Keluarga tercinta
Bapak Blasius, mama Maria Fatima, kakak Stevy Ekawati, adik Sindy Erika yang selalu memberikan doa, perhatian, dukungan serta kasih sayang yang tiada henti
Opa Bernadus (alm), opa Yosep (alm), oma Rosalia (almh), oma Bibiana (almh), opa pater Alosius Ombos, OFM, bapa Sebastianus dan mama Kristina yang telah
memberikan dukungan berupa doa dan semangat
Sahabat terbaik
Kakak Harry Dolores, Ririn Jaru, Titin Murni, Ina Jun, Ketrin Baso, kakak Vera Nelci yang telah membantu memberikan masukan dan motivasi
Sahabat spesial Ferry Jehadut yang selalu mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Teman-teman seperjuangan PPGT PGSD USD Angkatan 2013 yang selalu memberikan motivasi, semangat, kasih sayang, dan kebersamaan
Dosen-dosen Terbaik
Pak Puji, Pak Galih, Pak Rohandi, Pak Rusmawan, Pak Paulus Wahana, Pak Adimassana, Ibu Maslichah, Ibu Ika,
Yang selalu menasehati dan memperbaiki kesalahan selama mengikuti perkuliahan
Keluarga Besar Student Residence Pamong dan teman-teman SR
Yang selalu memberikan perlindungan, nasihat, kasih sayang, dan motivasi
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma
v MOTTO
“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan”
(Yeremia 17:7)
“Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan doa”
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Novita Rusilia Tama
Nomor Mahasiswa : 131134276
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Rangkaian
Listrik dalam Subtema 1 Hidup Rukun untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 10 Februari 2017
Yang menyatakan
viii ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK RANGKAIAN LISTRIK
DALAM SUBTEMA 1 HIDUP RUKUN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Novita Rusilia Tama Universitas Sanata Dharma
2017
Kebutuhan guru terhadap media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik untuk mengemas konsep rangkaian listrik seri dan paralel merupakan alasan dilakukannya penelitian dan pengembangan ini. Tujuan utama dilakukannya penelitian dan pengembangan ini adalah menghasilkan sebuah produk berupa media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik pada subtema 1 Hidup Rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan dari hasil modifikasi antara model Borg & Gall dan Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 5 langkah yaitu: 1) analisis masalah; 2) pengumpulan data; 3) pengembangan produk; 4) validasai produk; 5) revisi produk hasil validasi, hingga menghasilkan produk final berupa media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik pada subtema 1 Hidup Rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru SD kelas V SD Negeri Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik oleh dua orang pakar media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik, dan dua orang guru kelas V sekolah dasar. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan skala 5 mengacu pada Sukardjo (2008:101).
Validasi media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik berpedoman pada 14 aspek penilaian. Validasi dari dua pakar media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik menghasilkan skor 4,42 (Sangat Baik) dan 4,35 (Sangat Baik). Validasi dari dua guru kelas V sekolah dasar menghasilkan skor 4,28 (Sangat Baik) dan 4,71 (Sangat Baik). Media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik memperoleh rerata skor 4,44 dengan kategori “Sangat Baik”. Dengan demikian, media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik yang dikembangkan berkualitas sangat baik serta layak diujicobakan dalam pembelajaran.
ix
ABSTRACT
DEVELOPING OF THE ELECTRICITY CONNECTING STRUCTURE BOARD AS A CONVENTIONAL LEARNING MEDIA IN HIDUP RUKUN SUB THEME
OF (RANGKAIAN LISTRIK) ELECTRICITY CONNECTING STRUCTURE MATERIAL FOR GRADE V ELEMENTARY STUDENTS.
Novita Rusilia Tama Universitas Sanata Dharma
2017
The needs of the electricity connecting structure board to set the seri and parallel of the electricity connecting structure concept as the conventional learning media became the main reason of this research. The principal aim of this research is to produce a product as like as the electricity connecting structure board media in “hidup rukun” subtheme for grade v elementary students.
This research is the kinds of research and development from modification result by Borg and Gall and Sugiyono. The elaboration procedure that is used in this research include five steps they are (1) the problem analysis, (2) the data collection (3) the development of product (4) the validation of product and (5) the revision of product validation result, until produce the final product design in the form of the electricity connecting structure boars media in “Hidup Rukun” subtheme for grade v elementary students.
The instruments that used in this research are: list of interview questions of the needed analysis and questionnaire. Interview is used to analyze the needed of grade V teachers at SDN Kalasan 1, however the questionnaire is used to validate the quality of the electricity connecting structure board as the conventional media by two experts of conventional learning media and two teachers of grade V elementary school. The analysis techniques in this research is using 5 scale related to Sukardjo (2008: 101)
The validation of the electricity connecting structure board media is orientated to 14 aspect of assessment. The validation from two experts in conventional learning media of the electricity connecting structure boars produce the score 4,42 (very good) and 4,35 (very good). The validation from two teachers of grade V elementary school produce the score 4,28 (very good) and 4,71 (very good). It can be conclude that the conventional learning media of the electricity connecting structure boars acquire the average score 4,44 with the category “very good”. So, the conventional learning media of the electricity connecting structure board that has developed with the very good quality and suitable to be used in the process of learning .
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan tuntunan-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Rangkaian Listrik dalam Subtema 1 Hidup Rukun untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak
mendapat bantuan, bimbingan, serta motivasi dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Maka pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.
3. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing,
memberi motivasi serta masukan yang positif sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Validator Pakar Media Pembelajaran
Konvensional Papan Rangkaian Listrik yang telah memberikan bantuan dalam
penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.
5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku Validator Pakar Media
Pembelajaran Konvensional Papan Rangkaian Listrik yang telah memberikan
bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.
xi
7. Sarjono, S.Pd.,SD. selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan
bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.
8. Khatarina Supatminingsih, S.Pd. selaku Kepala SD Kanisius Eksperimental
Mangunan yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk
penelitian.
9. Paula Novi Chandra, S.Pd. selaku guru kelas V SD Kanisius Eksperimental
Mangunan yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk
penelitian.
10.Ayah dan Ibunda tercinta, Bapak Blasius dan Mama Maria Fatima yang setia
memberikan doa serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Kakak Stevy Ekawati dan adik Sindy Erika yang selalu memberi semangat serta
doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
12.Keluarga besarku, opa Bernadus, opa Yosep, oma Rosalia, oma Bibiana, opa
Pater Aloysius Ombos, OFM, bapa Sebastianus, mama Kristina, kakak Stevy
Ekawati, kakak Ardi Noven dan adik Sindy yang selalu memberi dukungan serta
nasihat dalam menyelesaikan skripsi ini.
13.Sahabat spesial Ferry Jehadut yang selalu mendukung dan membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
14.Sahabat terbaik, kakak Harry Dolores, Ririn Jaru, Titin Murni, Ina Jun, dan
Ketrin Baso, Ririn Andung, Nita, Ocik, Dini, Lili, Onik, Obet, Andi, Olla, Riko
yang selalu memberikan doa dan semangat.
15.Teman-teman seperjuangan mahasiswa PPGT Angkatan 2013 yang selama ini
selalu mendukung, memberikan semangat, berbagi kebahagiaan, dan berjuang
xii
16.Para pamong asrama dan segenap keluarga besar Student Residence Sanata
Dharma yang memberi ketenangan, dukungan, serta rasa nyaman sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
17.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang turut berperan besar
dalam menyusun skripsi ini, peneliti ucapkan terima kasih.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir
kata, peneliti mengucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi kita
semua.
Yogyakarta, 10 Februari 2017
Peneliti
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ...v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...7
C. Tujuan Penelitian ...7
D. Manfaat Penelitian...8
E. Batasan Istilah ...10
F. Spesifikasi Produk ...11
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ...14
1. Media Pembelajaran ...14
xiv
3. Materi Rangkaian Listrik ...35
B. Penelitian Relevan ...37
C. Kerangka Berpikir ...44
D. Daftar Pertanyaan ...46
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...47
B. Setting Penelitian ...47
C. Prosedur Pengembangan ...49
D. Teknik Pengumpulan Data ...55
E. Instrumen Penelitian ...56
F. Teknik Amalisis Data ...59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ...63
B. Deskripsi Produk Awal...67
C. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional ...72
D. Revisi Produk ...73
E. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas V ...75
F. Revisi Produk ...76
G. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan...78
1. Kajian Produk Akhir ...78
2. Pembahasan ...81
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...87
B. Keterbatasan Pengembangan ...88
C. Saran ...89
DAFTAR PUSTAKA ...90
LAMPIRAN ...92
xv DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian...48
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ...58
Tabel 3.3 Pedoman Kuesioner (angket) ...59
Tabel 3.4 Konversi Nilai Skala lima ...60
Tabel 3.5 Kriteria Skor Skala Lima ...62
Tabel 4.1 Komentar & saran Perbaikan Validator P dan Revisi ...74
Tabel 4.2 Komentar & saran Perbaikan Validator M dan Revisi ...74
Tabel 4.3 Komentar & saran Perbaikan Validator P dan Revisi ...76
xvi DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan ...43
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ...46
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and
Development (R&D) ...52
xvii DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Media pembelajaran konvensional papan rangkaian
listrik ...70
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian...93
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ...96
Lampiran 3. Surat Izin Validasi ...98
Lampiran 4. Surat Keterangan Validasi ...100
Lampiran 5. Rangkuman Wawancara ...102
Lampiran 6. Data Mentah Skor Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional ...106
Lampiran 7. Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas V ...114
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian ...123
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun suatu bangsa.
Dengan adanya pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan di
berbagai bidang pengetahuan. Pendidikan saat ini berorientasi pada nilai-nilai
budaya sehingga mampu memberdayakan semua peserta didik sesuai dengan
kemampuan, bakat, minat, serta kondisi fisik yang dimilikinya. Pidarta
(2013:30-31) mengatakan bahwa pendidikan merupakan sistem terbuka, sebab tidak
mungkin pendidikan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik bila mengisolasi
diri dengan lingkungan. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama, baik
pemerintah/sekolah, orang tua dan masyarakat. Dewasa ini pendidikan di
Indonesia masih sangat memprihatinkan. Pendidikan masih belum dijangkau oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Banyak hal yang menjadi faktor utamanya, bukan
hanya dari pemerintah yang tidak menyediakan fasilitas atau tenaga guru yang
berkurang namun karena masyarakat itu sendiri yang belum memahami
bagaimana pentingnya pendidikan untuk kehidupannya. Persoalan mendasar
tentang pendidikan kurang diminati karena dianggap tidak menyumbangkan
pemikiran yang bisa dipakai untuk pemecahan langsung terhadap
2
Dalam pendidikan Indonesia begitu banyak disiplin ilmu di sekolah dasar
yang harus dikuasai, salah satunya adalah IPA. Samatowa (2011:5-9)
mengatakan, IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat
membuat pendidikan IPA menjadi penting serta perlu diberikan kesempatan
untuk berlatih keterampilan-ketserampilan proses IPA dan perlu dimodifikasikan
sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya. Persepsi awal orang-orang
tentang IPA pasti kurang baik, apalagi untuk siswa SD. Persepsi siswa yang
seperti itu bisa kita ubah jika siswa diajarkan dengan baik dan dalam suasana
yang menyenangkan, IPA akan diterima sebagai mata pelajaran yang
membangkitkan minat peserta didik. Ada beberapa alasan yang menyebabkan
mata pelajaran IPA harus dipelajari oleh peserta didik yakni; a) bila IPA diajarkan
dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan mata pelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis, b) bila IPA diajarkan dengan
percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah
merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka. IPA sebagai disiplin ilmu
dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting.
Dengan upaya yang lebih menekankan bagaimana anak belajar, kita dapat melihat
bahwa pembelajaran IPA di kelas dipandang sebagai suatu proses aktif, dan
sangat dipengaruhi apa yang sebenarnya ingin dipelajari anak.
Namun, pada zaman sekarang jika melihat bagaimana penerapan konsep
IPA di sekolah-sekolah, peserta didik tidak mengalami secara langsung proses
3
menyebabkan peserta didik hanya sebatas mengetahui tetapi tidak memahami
terkait apa yang dipelajarinya. Oleh karena itu, dalam hal ini seorang guru harus
memperhatikan dengan baik apa yang dibutuhkan peserta didik. Guru harus bisa
menghasilkan sesuatu yang dapat menunjang proses pembelajaran, salah satunya
berupa media pembelajaran atau alat peraga yang dapat menarik minat siswa serta
membantu guru dalam menyampaikan materi sehingga tujuan pembelajaran
tercapai secara efisien.
Dalam suatu proses belajar mengajar, salah satu yang sangat penting
adalah tersedianya media pembelajaran. Media pembelajaran menjadi salah satu
komponen penting dalam mendukung setiap proses pembelajaran. Arsyad
(2007:3) menyebutkan bahwa “kata media berasal dari bahasa Latin medius yang
secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab,
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan”. Secara garis besar, guru, buku teks, atau lingkungan sekolah merupakan
media. Sedangkan secara khususnya, pengertian media belajar adalah alat-lat
grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal. Jadi dapat disimpulkan media belajar adalah
sarana yang digunakan pendidik dalam membantu memudahkan proses
pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga peserta didik
dapat dengan mudah memahami dan menangkap materi yang dipelajari.
Guru harus bisa melihat dan memperhatikan apa yang dibutuhkan
4
pembuatan media pembelajaran, guru harus mengetahui tujuan pembelajaran
yang akan dicapai siswa. Sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung
guru menggunakan media serta siswa dapat termotivasi untuk aktif belajar.
Selain itu juga, dalam pembuatan media guru harus mengetahui karakteristik
dari masing-masing peserta didik. Media pembelajaran merupakan segala alat
fisik yang digunakan pengajar untuk menyampaikan pesan berupa
pengetahuan kepada peserta didik, sehingga dapat merangsang serta
membangkitkan motivasi siswa untuk belajar sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Anitah (2010:7-8) mengatakan, media pembelajaran dapat
berbentuk visual berupa gambar, bentuk, dan sebagainya yang memanfaatkan
penglihatan. Ada pula yang berbentuk audio berupa film suara, radio, dan
sebagainya yang memanfaatkan pendengaran, ataupun yang memanfaatkan
keduanya yakni berbentuk audio visual. Salah satu jenis media pembelajaran
yang dapat digunakan adalah media konvensional. Media ini sangat sederhana
dan mudah dirancang oleh guru serta mudah digunakan oleh peserta didik.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat peserta didik, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap peserta didik. Hamalik (2010:15-16) mengatakan bahwa
penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan
5
peserta didik, media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan mendapatkan informasi.
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V SDN Kalasan 1
pada hari Rabu, 14 September 2016, diperoleh beberapa informasi terkait
dengan intensitas penggunaan media dalam proses pembelajaran. Guru
mengetahui fungsi dan tujuan media pembelajaran, namun penggunaan media
masih terbilang sangat minim. Salah satu kurangnya penggunaan media
terdapat pada pembelajaran IPA materi rangkaian listrik. Ini dipengaruhi
persediaan media pembelajaran di sekolah yang tidak ada dan kurang
kreatifnya guru dalam merancang maupun menyusun media pembelajaran.
Selain itu juga, guru kadang hanya menjelaskan teori kepada siswa tanpa
mempraktikkan serta meminta peserta didik untuk menghafal. Hal ini sering
membuat siswa kurang memahami terkait materi yang diajarkan. Guru
berusaha menggunakan media pembelajaran sederhana ketika proses
pembelajaran berlangsung, namun, karena minimnya persediaan media
pembelajaran tersebut membuat peserta didik harus secara bergantian
menggunakan media itu sehingga menyebabkan proses pembelajaran kurang
berjalan secara efektif. Sejauh ini, sudah ada upaya yang dilakukan pihak
sekolah atau pun guru tersebut untuk mengatasi permasalahan yang dialami
oleh siswanya. Guru pernah membuat media pembelajaran yang sangat
6
bertahan lama karena tidak kuat. Perhatian siswa terhadap proses
pembelajaran diakui kurang terarah juga, salah satunya diakibatkan karena
media pembelajaran yang digunakan guru juga tidak menarik perhatian siswa.
Walaupun demikian, guru tetap menggunakan media pembelajaran yang ada
dan berusaha untuk memaksimalkan proses pembelajaran. Oleh karena itu,
dalam hal ini guru harus mempertimbangkan media pembelajaran tersebut
apakah kuat dan dapat menarik perhatian siswa atau tidak. Dalam pembuatan
media pembelajaran, guru sering membuat media pembelajaran konvensional
dan juga kadang hanya menggunakan media berupa gambar-gambar yang
sudah tersedia di dalam buku. Guru mengakui bahwa tidak semua materi yang
ada dalam buku dapat dibuatkan media pembelajarannya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, guru membutuhkan media
pembelajaran konvensional yang dapat mengemas konsep dan materi tentang
rangkaian listrik. Oleh karena itu, peneliti mencoba mengembangkan media
pembelajaran konvensional berupa papan rangkaian listrik yang dibutuhkan
oleh guru dan peserta didik. Media pembelajaran konvensional papan
rangkaian listrik diharapkan dibuat secara sederhana, namun dapat bertahan
lama. Pembuatan media ini bertujuan untuk menunjang aktivitas belajar guru
dan peserta didik selama proses pembelajaran serta dapat menambah
pengetahuan siswa tentang konsep rangkaian listrik seri dan paralel. Judul
7
Materi Pokok Rangkaian Listrik dalam Subtema 1 Hidup Rukun untuk Siswa
Kelas V Sekolah Dasar.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti merumuskan beberapa
masalah yang terjadi antara lain:
1. Bagaimanakah langkah pengembangan media pembelajaran
konvensional pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V di
SDN Kalasan 1?
2. Bagaimanakah kualitas produk dari media pembelajaran konvensional
pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V di SDN Kalasan
1?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mencari jalan keluarnya. Berdasarkan
rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui langkah pengembangan media pembelajaran
konvensional pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V di
SDN Kalasan 1.
2. Untuk mengetahui kualitas produk dari media pembelajaran
konvensional pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V di
8 D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian dan pengembangan ini, antara lain sebagai
berikut:
1. Secara teoritis
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peserta didik untuk menambah
pengetahuan tentang suatu media pembelajaran yang digunakan guru
dalam meningkatkan motivasi dan minat terhadap proses pembelajaran.
Suatu proses pembelajaran dapat lebih interaktif karena peserta didik
lebih berpartisipasi aktif karena penggunaan media itu sendiri.
2. Secara praktis
a. Bagi mahasiswa
Penelitian dan pengembangan ini memberikan pengalaman serta
pengetahuan baru dalam membuat dan mengembangkan media
pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik subtema 1 Hidup
Rukun pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V
sekolah dasar.
b. Bagi guru
Adanya media dalam proses pembelajaran mengakibatkan
penyampaian materi menjadi lebih baik, artinya informasi yang
disampaikan guru kepada peserta didik dapat diterima. Selain itu
juga, lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat
9
menyampaikan isi materi dalam jumlah yang cukup banyak dan
kemungkinan dapat diserap oleh peserta didik. Pembelajaran dapat
diberikan kapan dan di mana diperlukan terutama jika media
pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
c. Bagi peserta didik
Dengan adanya media pembelajaran yang digunakan oleh guru,
maka peserta didik akan tertarik mengikuti pembelajaran. Hal ini
dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar peserta didik, dalam hal
ini media pembelajaran tersebut dapat mengkomunikasikan
elemen-elemen pengetahuan sehingga terorganisasi dengan jelas.
d. Bagi sekolah
Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah referensi bagi
sekolah dalam mengembangkan media pembelajaran konvensional
khususnya pada materi rangkaian listrik subtema 1 Hidup Rukun
untuk kelas V sekolah dasar.
e. Bagi prodi PGSD
Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi
PGSD Universitas Sanata Dharma terkait pengembangan media
pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik
10 E. Batasan Istilah
1. Media pembelajaran merupakan perantara yang mengantar informasi antar
sumber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau
informasi yang mengandung maksud-maksud pembelajaran, maka media
tersebut di sebut sebagai media pembelajaran.
2. Media pembelajaran konvensional merupakan alat pembelajaran sederhana
yang dibuat menggunakan tangan manusia tanpa bantuan mesin dan
digunakan untuk mempermudah serta memperjelas penyampaian materi
pembelajaran dari guru kepada peserta didik.
3. Media papan rangkaian listrik merupakan suatu alat pembelajaran
konvensional yang dibuat khusus untuk mengemas konsep dan materi tentang
rangkaian listrik sehingga penyampaian materi terkait dapat diterima oleh
peserta didik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
4. Materi pokok rangkaian listrik merupakan salah satu materi pembelajaran di
SD yang membahas rangkaian elektronika yang tersusun dari berbagai
komponen-komponen elektronika yang kemudian dirangkai dengan sumber
tegangan sehingga menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan kegunaan
11 F. Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik merupakan media
yang akan digunakan dalam materi rangkaian listrik dalam kurikulum 2013
yang diajarkan pada tema 3 Kerukunan dalam Bermasyarakat, subtema 1
Hidup Rukun, pembelajaran 2 dan 5 untuk siswa kelas V sekolah dasar.
2. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran
konvensional papan rangkaian listrik terdiri atas :
a. Media papan rangkaian listrik seri, meliputi:
Alat:
1) Papan kayu berukuran 30 x 20 cm
2) 2 buah baterai
3) 2 buah lampu kecil
4) 2 buah fiting lampu
5) 1 buah saklar
6) Kabel berukuran 20 cm
Bahan:
1) Kain flanel
2) Lem
3) Mistar
12 5) Cat minyak
6) Kuas
b. Media papan rangkaian listrik paralel, meliputi:
Alat:
1) Papan kayu berkuran 30 x 20 cm
2) 2 buah baterai
3) 3 buah lampu kecil
4) 3 buah fiting lampu
5) 2 buah saklar
6) Kabel berukuran 30 cm
Bahan:
1) Kain flanel
2) Lem
3) Mistar
4) Gunting
5) Cat minyak
6) Kuas
3. Alat dan bahan yang digunakan mudah diperoleh guru dan peserta didik.
4. Media pembelajaran papan rangkaian listrik mudah dibuat oleh guru dan
dapat digunakan oleh peserta didik secara individu maupun kelompok.
5. Media pembelajaran papan rangkaian listrik dibuat untuk mengembangkan
13
6. Media pembelajaran papan rangkaian listrik dapat menarik minat peserta didik
untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media
Secara harafiah, media berarti perantara atau pengantar. Sadiman
(2014:6) mengemukakan, bahwa media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sanjaya (2012:105)
menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan
lingkungannya. Dijelaskan pula oleh Sanaky (2013:3) bahwa media adalah
sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan
materi pembelajaran. Materi yang diterima adalah pesan instruksional,
sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal. Dari pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
media pembelajaran merupakan alat atau perantara yang berfungsi
menyampaikan materi pembelajaran berupa pesan kepada penerima pesan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
15
teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu
menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak
menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat
menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana tetapi
merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat yang tersedia, guru
harus dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media
pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum
tersedia. Hamalik (dalam Arsyad, 2010:1-3) mengemukakan bahwa, guru
harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pembelajaran, yang meliputi:
a. Media sebagai alat komunikasi, guna lebih mengefektifkan proses
belajar mengajar.
b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
c. Seluk beluk proses belajar.
d. Hubungan antara metode mengajar dan media pembelajaran.
e. Nilai atau manfaat media pembelajaran dalam pengajaran.
f. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran.
g. Berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran.
h. Media pembelajaran dalam setiap mata pelajaran.
16
Penggunaan media tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan
medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam
membantu mempertinggi proses pembelajaran peserta didik. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media
pembelajaran untuk mempertinggi kualitas pembelajaran. Pertama, guru
perlu memiliki pemahaman media pembelajaran antara lain jenis dan
manfaat media pembelajaran, kriteria memilih dan menggunakan media
pembelajaran, menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan
tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar peserta didik.
Kedua, guru terampil membuat media pembelajaran sederhana untuk
keperluan pembelajaran. Ketiga, pengetahuan dan keterampilan dalam
menilai keefektifan penggunaan media dalam proses pembelajaran.
Menilai keefektifan media pembelajaran sangat penting bagi guru agar ia
bisa menentukan apakah penggunaan media mutlak diperlukan atau tidak
selalu diperlukan dalam pembelajaran sehubungan dengan prestasi belajar
yang dicapai peserta didik.
Media sebagai alat bantu mengajar, berkembang sedemikian
pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenis media pun
cukup banyak sehinga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu
maupun materi yang akan disampaikan. Apabila dikaitkan dengan
pembelajaran, maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang
17
pengajar ke peserta didik. Dengan demikian, media pembelajaran
merupakan segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi dari sumber/ pengajar ke peserta didik yang
bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian
tertentu dari kegiatan pembelajaran. Selain itu, berfungsi pula
memberikan penguatan dan motivasi. Kedudukan media pembelajaran
ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk
mempertinggi proses interaksi guru dan peserta didik serta interaksi
peserta didk dengan lingkungan belajarnya. Oleh karena itu, dalam hal ini
media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang
penggunaan metode mengajar yang digunakan guru. Melalui penggunaan
media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses
belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil
belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan
berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga
18 b. Manfaat Media
Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2010: 24-25) mengemukakan
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu
sebagai berikut:
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih jelas dipahami oleh peserta didik, dan memungkinkan
peserta didik menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.
c. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga.
d. Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab
tidak hanya mendengar uraian guru tetapi aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan.
Encyclopedia of Educational Research (dalam Hamalik,
1994:15), mengemukakan manfaat media pembelajaran sebagai
berikut:
a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingga
mengurangi verbalisme.
19
c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan
belajar sehingga membuat pelajaran lebih mantap.
d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri di kalangan peserta didik.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur, terutama melalui gambar
hidup.
f. Membantu tumbuhnya pengertian yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain dan membantu efisien serta keragaman yang
lebih banyak dalam belajar.
Dari uraian dan pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan beberapa manfaat dari penggunaan media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, yaitu:
a. Media pembalajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan
proses dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dan
lingkungannya, dan kemungkinan peserta didik untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera,
20
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan
mereka serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung
dengan guru, masyarakat dan lingkunganya.
c. Ciri-ciri Media
Gerlach dan Ely, (dalam Kustandi & Sutjipto, 2011:13-15)
mengungkapkan, media memiliki tiga ciri antara lain sebagai berikut:
a. Ciri Fiksatif (fixative property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media untuk merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau
objek. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan
video atau video kamera dapat dengan mudah direproduksi kapan saja
diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu
rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu
ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
b. Ciri Manipulatif (manipulative property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media dapat melakukan
transformasi suatu kejadian. Kejadian atau peristiwa yang memakan
waktu lama, dapat disajikan/ditampilkan dalam waktu yang singkat.
Contohnya adalah metamorfosis kupu-kupu, dapat disajikan dalam
waktu yang lebih singkat menggunakan gambar atau rekaman video.
21
pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya,
proses tsunami dapat diamati melalui kemampuan manipulatif dari
media.
c. Ciri Distributif (distributive property)
Ciri ini dari Media memungkinkan sebuah kejadian atau objek
dapat dipindah tanpa terbatas ruang dan waktu. Distribusi media tidak
hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada
sekolah-sekolah pada suatu wilayah tertentu, tetapi media itu juga misalnya
rekaman video dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang
diinginkan kapan saja. Selain itu juga, dapat digunakan secara
berulang-ulang.
d. Jenis-jenis Media
Ada banyak media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
suatu proses pembelajaran. Mulai dari yang sederhana, konvensional,
hingga media yang kompleks, rumit, dan modern. Dari yang hanya secara
manual dan konvensional dalam pengoperasiannya, hingga yang sangat
tergantung pada perangkat keras dan kemahiran sumber daya manusia
tertentu dalam pengoperasiannya. Russel (dalam Kosasih, 2007:12-14)
mengemukakan bahwa jenis media yang lazim digunakan dalam
pembelajaran antara lain: media grafis, media audio, dan media proyeksi
22 a. Media Grafis
Termasuk di dalamnya media visual, yakni pesan yang akan
disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual
(menyangkut indera penglihatan). Media grafis ini meliputi: gambar/
foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, peta/ globe, papan
panel, dan papan buletin.
b. Media Audio
Media jenis ini berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan
yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang
auditif, baik verbal (kata-kata atau bahasa lisan) maupun nonverbal.
Media audio meliputi radio, alat perekam (tape recorder), piringan
hitam, dan laboratorium bahasa. Karakteristik media audio umumnya
berhubungan dengan segala kegiatan melatih keterampilan yang
berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Jika
diklasifikasikan kecakapan-kecakapan yang bisa dicapai meliputi
hal-hal berikut:
1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian.
2) Mengikuti pengarahan.
3) Digunakan untuk melatih daya analisis peserta didik dari apa
yang mereka dengar.
23
5) Memisahkan kata atau informasi yang relevan dan yang tidak
relevan.
6) Mengingat dan mengemukakan ide atau bagian-bagian dari cerita
yang mereka dengar.
c. Media Proyeksi
Media jenis ini mempunyai persamaan dengan media grafis
dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya,
media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media
yang bersangkutan. Sedangkan media proyeksi, pesan tersebut harus
diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran. Yang
termasuk dengan media proyeksi seperti slide, filmstrip, film,
penggunaan OHP dan lain-lan.
d. Media informasi adalah alat untuk menyampaikan suatu informasi.
Contoh, komputer, internet.
e. Lingkungan sebagai media pendidikan, yakni memanfaatkan segala
aspek yang ada di lingkungan sebagai alat dalam belajar.
Media yang dikembangkan peneliti dalam penelitian ini yakni
media grafis. Jenis media yang dikembangkan adalah papan rangkaian
listrik. Media ini berbentuk papan rangkaian seri dan paralel yang
digunakan dalam pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam
24 e. Kriteria Pemilihan Media
Wilkinson (dalam Kosasih, 2007: 14-15) mengungkapkan, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran,
yakni:
a. Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang
dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling
pokok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan
kelengkapan dari kriteria yang utama ini.
b. Ketepatgunaan
Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting
dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan.
Apabila yang dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak,
maka media film atau video akan lebih tepat. Penggunaan
bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapaian
akademik.
c. Keadaan siswa
Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari benda
interindividual antara siswa. Misalnya jika siswa tergolong tipe
auditif/ visual makan siswa yang tergolong auditif dapat belajar
dengan media visual dan siswa yang tergolong visual dapat juga
25 d. Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak
tersedia. Media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan
tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memnuhi keperluan
siswa dan guru.
e. Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media,
hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan
dicapai.
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media
merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu
ada beberapa media yang perlu diperhatikan dalam memilih media,
Arsyad (2010:75-76) antara lain:
a. Sesuai dengan tujuan yang dicapai
Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah
ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau
gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa, seperti menghafal, melakukan kegiatan yang
26
dan akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman
konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan, dan mengerjakan
tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkat yang lebih tinggi.
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip dan generalisasi
Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan
simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses
dan keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar
dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus
selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas dan pembelajaran dan
kemampuan mental siswa.
c. Praktis, luwes, dan bertahan
Jika tidak tersedia waktu, dana dan sumber daya lainnya untuk
memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan
memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan
sebagai media pembelajaran yang baik. Kriteria ini menuntun para
guru/ instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau
mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat
digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan uang tersedia
27 d. Guru terampil menggunakannya
Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa pun media itu,
guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai
dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
e. Pengelompokkan sasaran
Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama
efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada
media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang,
kelompok kecil dan perorangan.
f. Mutu teknis
Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus
memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide
harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin
disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar
belakang.
Kustandi & Sutjipto (2011:81-83) mengemukakan beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media sebagai
berikut:
a. Sesuaikan jenis media dengan materi kurikulum
Saat memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan,
28
yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh
media pembelajaran. Selanjutnya dilakukan penelaahan terkait jenis
media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran
yang dikehendaki tersebut.
b. Keterjangkauan dalam pembiayaan
Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran
hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang
ada.
c. Ketersediaan perangkat keras untuk pemanfaatan media
pembelajaran
Merancang dan mengembangkan media pembelajaran perlu
memperhatikan dukungan ketersediaan peralatan pemanfaatannya
di kelas.
d. Ketersediaan media pembelajaran di pasaran
Hal ini berkaitan dengan media yang dibeli dalam bentuk jadi atau
yang telah diproduksi. Dalam mengadakan media pembelajaran,
perlu diperhatikan ketersediaan media tersebut di pasaran.
e. Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran
Media pembelajaran yang diadakan atau dikembangkan hendaknya
29 f. Pengembangan Media
Penggunaan media dalam suatu proses pembelajaran sangat
membantu guru untuk menyampaikan materi atau informasi dengan baik.
Dengan menggunakan media, diharapkan terjadi interaksi antara guru dan
peserta didik secara maksimal sehingga dapat mencapai hasil belajar yang
sesuai dengan tujuan. Secara umum tujuan penggunaan media
pembelajaran adalah membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan
atau materi pelajarannya kepada peserta didik, agar pesan lebih mudah
dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan peserta didik. Dalam
hal ini, pengembangan media yang dirancang adalah media konvensional
papan rangkaian listrik. Pembuatan media tersebut untuk siswa kelas V
SD dengan tujuan agar peserta didik dapat memahami konsep tentang
rangkaian listrik seri dan paralel.
Pengembangan suatu media pembelajaran oleh guru harus
memperhatikan kebutuhan dan karakteristik peserta didik itu sendiri. Jika
kita ingin membuat suatu media pembelajaran, tentu saja kita berharap
bahwa media yang akan dibuat dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh
peserta didik. Media pembelajaran tersebut hanya akan digunakan jika
memang media itu mereka perlukan. Mengacu Lickona (dalam Suryana,
2013:115) terkait dengan pengembangan media tersebut, guru juga harus
mengetahui bagaimana karakteristik peserta didik kelas V, seperti:
30
b. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan ingin belajar.
c. Memiliki minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus untuk
menonjolkan bakat-bakatnya.
d. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama.
e. Membenci kegagalan atau kesalahan.
Sadiman (2014:17-18) menyatakan, setelah mengetahui kebutuhan
dan karakteristik peserta didik, sebagai guru yang merancang media
pembelajaran tersebut, kita harus mengetahui pengetahuan atau
keterampilan awal peserta didik. Dalam hal ini, pengembangan media
konvensional yang dimaksud memiliki kegunaan yang sama dengan
media pembelajaran lainnya yaitu:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif peserta didik. Hal ini dapat menimbulkan
kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung
antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan serta
memungkinkan peserta didik belajar sendiri menurut kemampuan dan
31 2. Media Pembelajaran Konvensional
Media pembelajaran konvensional merupakan media pembelajaran
yang dibuat oleh tangan manusia sendiri, pengoperasiannya tidak
menggunakan program/aplikasi tertentu, dan berfungsi sebagai sarana
perantara untuk menyampaikan materi agar lebih mudah dipahami oleh
siswa. Media grafis merupakan media pembelajaran konvensional. Sanaky
(2013:81) mengemukakan media grafis termasuk media visual yang
berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang
digunakan mengutamakan indera penglihatan. Sadiman (2009:29)
menyebutkan ada beberapa jenis media grafis antara lain:
a. Gambar/ foto
Gambar/ foto adalah media yang paling umum dipakai karena
dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Beberapa kelebihan
media ini yaitu:
1) Sifatnya konkret; gambar/ foto lebih realistis menunjukan pokok
masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
2) Gambar/ foto dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua
benda, obyek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak semua
32
3) Gambar/ foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. Sel atau
penampang daun yang tak mungkin dilihat dengan mata telanjang
dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar/ foto.
4) Foto dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan
untuk usia tingkat berapa saja, sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalahpahaman.
5) Foto harganya lebih murah dan gampang didapat serta digunakan,
tanpa memerlukan peralatan khusus.
Selain beberapa kelebihan di atas, media gambar/ foto juga memiliki
kelemahan yaitu:
a) Gambar/ foto hanya menekankan persepsi indera mata.
b) Gambar/ foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran.
c) Ukurannya sangat terbatas utuk kelompok besar.
b. Sketsa
Sketsa adalah gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan
bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Seorang guru dalam pembelajaran
dapat menuangkan ide-ide ke dalam sketsa. Penggunaan sketsa dalam
pembelajaran ini dapat menarik perhatian siswa, menghindari
verbalisme, dan memperjalas penyampaian pesan. Media ini dapat
33 c. Diagram
Diagram adalah suatu gambar sederhana yang menggunakan
garis-garis dan simbol-simbol untuk menggambarkan struktur dari objek
secara garis besar serta menunjukan hubungan yang antara
komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di situ. Diagram berfungsi
untuk menederhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas
penyajian pesan.
d. Bagan/ chart
Bagan/ chart adalah media yang berfungsi menyajikan ide-ide atau
konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau
lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan
butir-butir penting dari suatu presentasi.
e. Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-tikit,
garis atau gambar. Untuk melengkapi grafik terkadang digunakan
simbol-simbol verbal. Fungsi grafik adalah untuk mengambarkan data
kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan
sesuatu obek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan
jelas.
f. Kartun
Kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan
34
ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau
kejadian-kejadian tertentu. Kartun sangat berkemungkinan besar untuk menarik
perhatian dan mempengaruhi sikap maupun tingkah laku.
g. Poster
Poster adalah media yang tidak saja penting untuk menyampaikan
kesan-kesan tertentu tetapi mampu mempengaruhi dan memotivasi
tingkah laku orang yang melihatnya.
h. Peta/ globe
Media ini berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Beberapa
kelebihan dari peta/ globe bila dipakai sebagai media pembelajaran
yaitu:
a) Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah
kepulauan, dan lain-lain.
b) Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh
geografis.
c) Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan
distribusi penduduk, tumbuh-tumbuhan dan kelebihan hewan, serta
bentuk bumi yang sebenarnya.
i. Papan flanel/ flannel board
Papan flanel adalah media grafis yang efektif untuk menyajikan
pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain
35
dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat digunakan
berkali-kali.
j. Papan buletin/ bulletin board
Papan buletin adalah papan yang digunakan untuk menempel
gambar-gambar atau tulisan-tulisan dan berfungsi untuk menerangkan
sesuatu berupa kejadian dalam waktu tertentu.
3. Materi Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik merupakan tatanan sejumlah komponen elektronika yang dirangkai dengan sumber tegangan sehingga terbentuklah suatu kesatuan
yang mempunyai manfaat dan fungsi tertentu. Kondisi yang membuat suatu
arus listrik di dalam rangkaian biasa mengalir ialah bila rangkaian di posisi
tertutup. Yousnelly (2010: 147-150) mengatakan bahwa lampu hanya dapat
hidup bila rangkaian ada di posisi tertutup yaitu disambungkan dengan saklar.
Bila didasarkan dengan tatanan sejunlah komponennya di dalam suatu
rangkaian listrik, ada beberapa jenis rangkaian listrik antara lain rangkaian
listrik seri dan rangkaian listrik paralel.
Rangkaian listrik seri merupakan suatu rangkaian dengan beban listrik
dua atau lebih yang terhubung dengan satu daya melalui satu rangkaian.
Rangkaian seri ini bisa diisi dengan banyak beban listrik yang ada dalam suatu
rangkaian. Rangkaian paralel merupakan suatu rangkaian listrik yang
mempunyai lebih dari satu garis edar untuk dilewati aliran arus. Dalam
36
rangkaian itu bisa disambung dan diputuskan tanpa harus mempengaruhi
terhadap rangkaian lainnya. Memahami rangkaian lsitrik seri dan paralel uini
juga perlu mengetahui sifat dari masing-masing rangkaian. Misalnya saja sifat
yang dimiliki rangkaian listrik seri adalah pada tiap beban dalam rangkaian
listrik mengalir arus yang sama. Selain itu, rangkaian seri ini juga memiliki
sifat di mana jika besar tegangan sama maka, tegangan dari sumber akan
dibagi. Rangkaian seri juga akan dijumpai arus yang mengalir sangat
tergantung dengan jumlah besar tahanan dari beban dalam rangkaian tersebut.
Sifat khas rangkaian seri adalah jika beban dalam rangkaian putus maka aliran
arus akan terhenti.
Rangkaian listrik paralel juga memiliki beberapa ciri, misalnya tegangan
di tipa-tiap beban listrik memiliki tegangan yang sama sengan tegangan dari
sumber. Selain itu, di tiap-tiap cabang pada rangkaian paralel merupakan
rangkaian individu, artinya arus pada masing-masing cabang sangat
tergantung akan besar tahanan cabang. Pada rangkaian paralel, sebagian besar
tahanan yang dirangkai dalam rangkaian paralel ini tahanan total dari
rangkaian tersebut mengecil, maka dari itu arus total dari rangkaian tersebut
37 B. Penelitian yang Relevan
Dalam mengembangkan penelitian ini, memerlukan penelitian yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan
peneliti yaitu pengembangan media pembelajaran konvensional pada materi
pokok rangkaian listrik dalam subtema Hidup Rukun untuk siswa kelas V sekolah
dasar. Berikut ini adalah penelitian yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan peneliti:
Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Rendra Ari
Prabowo (2012) dengan judul Penggunaan Media Puzzle Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 1 Jatipurwo. Jenis
penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development)
dari Borg and Gall. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan media Puzzle pada siswa kelas V
SDN 1 Jatipurwo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan melalui model alur dengan
urutan: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran IPA kelas V SDN Jatipurwo. Hal ini dapat dilihat dari
peningkatan presentase hasil belajar siswa dari prasiklus, siklus 1 sampai siklus
II. Pada prasiklus jumlah siswa yang mencapai KKM adalah sebanyak 43,75%
38
menjadi 59,37% atau 19 siswa. Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM
meningkat sebanyak 81,25% atau 26 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran IPA di kelas V SDN 1 Jatipurwo.
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan
peneliti. Kesamaan tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
Development) sama seperti penelitian yang dilakukan peneliti.
2. Media dalam penelitian ini sama dengan media yang dikembangkan
peneliti berupa media pembelajaran konvensional.
3. Subjek dalam penelitian ini dan yang dilakukan oleh peneliti adalah siswa
kelas V SD.
4. Bidang studi dalam penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah bidang studi IPA.
Selain memiliki kesamaan, penelitian ini juga memiliki perbedaan
dengan penelitian yang dilakukan peneliti, antara lain:
1. Media dalam penelitian ini adalah media Puzzle, sedangkan media yang
dikembangkan oleh peneliti adalah media papan rangkaian listrik.
2. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi,
tes, dan dokumentasi, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh
39
Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan Kabut Amaria
Nurhayati dan Sony Irianto (2015) dengan judul Pengembangan Media
Permainan Congklak untuk Mengefektifkan Penyampaian Materi KPK dan
FPB Kelas IV di Sekolah Dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development) dari Borg and Gall. Penelitian
ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan media permainan congklak
matematika pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar, (2) mengetahui pengaruh
media permainan congklak matematika terhadap keefektifan siswa ketika
proses belajar berlangsung, (3) mengetahui respon guru terhadap permainan
congklak matematika. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan observasi, tes, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa media permainan congklak matematika layak digunakan untuk
pembelajaran. Hal ini terlihat dari penggunaan media congklak matematika
dapat mengefektifkan penyampaian materi KPK dan FPB di kelas IV. Respon
guru menunjukkan sangat setuju dengan penggunaan media congklak
matematika dibuktikan dengan skor rata-rata respon guru 4,7. Hasil lainnya
yaitu respon siswa dengan skor rata-rata 3,8 menunjukkan siswa senang
dengan pembelajaran menggunakan media congklak matematika.
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan
40
1. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
Development) sama seperti penelitian yang dilakukan peneliti.
2. Media dalam penelitian ini sama dengan media yang dikembangkan
peneliti berupa media pembelajaran konvensional.
Selain memiliki kesamaan, penelitian ini juga memiliki perbedaan
dengan penelitian yang dilakukan peneliti, antara lain:
1. Media dalam penelitian ini adalah media permainan congklak,
sedangkan media yang dikembangkan oleh peneliti adalah media
papan rangkaian listrik.
2. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
observasi, tes, dan angket, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan
oleh peneliti menggunakan wawancara.
3. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas IV SD, sedangkan dalam
penelitian yang dilakukan peneliti adalah siswa kelas V SD.
4. Bidang studi yang dipilih dalam penelitian ini Matematika, sedangkan
dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah bidang studi IPA.
Penelitian ketiga merupakan penelitian yang dilakukan oleh Anafi
(2012) dengan judul Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan
Menggunakan Media Wayang Boneka Pada Siswa Kelas V B SD Seyegan
Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research
and Development) dari Borg and Gall. Penelitian ini bertujuan untuk