• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan media pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik dalam subtema 1 hidup rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan media pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik dalam subtema 1 hidup rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar"

Copied!
239
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK RANGKAIAN LISTRIK

DALAM SUBTEMA 1 HIDUP RUKUN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Novita Rusilia Tama NIM. 131134276

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Yang selalu memberi berkat, rahmat kesehatan, perlindungan, serta petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Keluarga tercinta

Bapak Blasius, mama Maria Fatima, kakak Stevy Ekawati, adik Sindy Erika yang selalu memberikan doa, perhatian, dukungan serta kasih sayang yang tiada henti

Opa Bernadus (alm), opa Yosep (alm), oma Rosalia (almh), oma Bibiana (almh), opa pater Alosius Ombos, OFM, bapa Sebastianus dan mama Kristina yang telah

memberikan dukungan berupa doa dan semangat

Sahabat terbaik

Kakak Harry Dolores, Ririn Jaru, Titin Murni, Ina Jun, Ketrin Baso, kakak Vera Nelci yang telah membantu memberikan masukan dan motivasi

Sahabat spesial Ferry Jehadut yang selalu mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Teman-teman seperjuangan PPGT PGSD USD Angkatan 2013 yang selalu memberikan motivasi, semangat, kasih sayang, dan kebersamaan

Dosen-dosen Terbaik

Pak Puji, Pak Galih, Pak Rohandi, Pak Rusmawan, Pak Paulus Wahana, Pak Adimassana, Ibu Maslichah, Ibu Ika,

Yang selalu menasehati dan memperbaiki kesalahan selama mengikuti perkuliahan

Keluarga Besar Student Residence Pamong dan teman-teman SR

Yang selalu memberikan perlindungan, nasihat, kasih sayang, dan motivasi

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma

(5)

v MOTTO

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan”

(Yeremia 17:7)

“Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan doa”

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Novita Rusilia Tama

Nomor Mahasiswa : 131134276

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Rangkaian

Listrik dalam Subtema 1 Hidup Rukun untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan

secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan

royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 10 Februari 2017

Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK RANGKAIAN LISTRIK

DALAM SUBTEMA 1 HIDUP RUKUN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Novita Rusilia Tama Universitas Sanata Dharma

2017

Kebutuhan guru terhadap media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik untuk mengemas konsep rangkaian listrik seri dan paralel merupakan alasan dilakukannya penelitian dan pengembangan ini. Tujuan utama dilakukannya penelitian dan pengembangan ini adalah menghasilkan sebuah produk berupa media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik pada subtema 1 Hidup Rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan dari hasil modifikasi antara model Borg & Gall dan Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 5 langkah yaitu: 1) analisis masalah; 2) pengumpulan data; 3) pengembangan produk; 4) validasai produk; 5) revisi produk hasil validasi, hingga menghasilkan produk final berupa media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik pada subtema 1 Hidup Rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru SD kelas V SD Negeri Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik oleh dua orang pakar media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik, dan dua orang guru kelas V sekolah dasar. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan skala 5 mengacu pada Sukardjo (2008:101).

Validasi media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik berpedoman pada 14 aspek penilaian. Validasi dari dua pakar media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik menghasilkan skor 4,42 (Sangat Baik) dan 4,35 (Sangat Baik). Validasi dari dua guru kelas V sekolah dasar menghasilkan skor 4,28 (Sangat Baik) dan 4,71 (Sangat Baik). Media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik memperoleh rerata skor 4,44 dengan kategori “Sangat Baik”. Dengan demikian, media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik yang dikembangkan berkualitas sangat baik serta layak diujicobakan dalam pembelajaran.

(9)

ix

ABSTRACT

DEVELOPING OF THE ELECTRICITY CONNECTING STRUCTURE BOARD AS A CONVENTIONAL LEARNING MEDIA IN HIDUP RUKUN SUB THEME

OF (RANGKAIAN LISTRIK) ELECTRICITY CONNECTING STRUCTURE MATERIAL FOR GRADE V ELEMENTARY STUDENTS.

Novita Rusilia Tama Universitas Sanata Dharma

2017

The needs of the electricity connecting structure board to set the seri and parallel of the electricity connecting structure concept as the conventional learning media became the main reason of this research. The principal aim of this research is to produce a product as like as the electricity connecting structure board media in “hidup rukun” subtheme for grade v elementary students.

This research is the kinds of research and development from modification result by Borg and Gall and Sugiyono. The elaboration procedure that is used in this research include five steps they are (1) the problem analysis, (2) the data collection (3) the development of product (4) the validation of product and (5) the revision of product validation result, until produce the final product design in the form of the electricity connecting structure boars media in “Hidup Rukun” subtheme for grade v elementary students.

The instruments that used in this research are: list of interview questions of the needed analysis and questionnaire. Interview is used to analyze the needed of grade V teachers at SDN Kalasan 1, however the questionnaire is used to validate the quality of the electricity connecting structure board as the conventional media by two experts of conventional learning media and two teachers of grade V elementary school. The analysis techniques in this research is using 5 scale related to Sukardjo (2008: 101)

The validation of the electricity connecting structure board media is orientated to 14 aspect of assessment. The validation from two experts in conventional learning media of the electricity connecting structure boars produce the score 4,42 (very good) and 4,35 (very good). The validation from two teachers of grade V elementary school produce the score 4,28 (very good) and 4,71 (very good). It can be conclude that the conventional learning media of the electricity connecting structure boars acquire the average score 4,44 with the category “very good”. So, the conventional learning media of the electricity connecting structure board that has developed with the very good quality and suitable to be used in the process of learning .

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas

berkat, rahmat dan tuntunan-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Rangkaian Listrik dalam Subtema 1 Hidup Rukun untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak

mendapat bantuan, bimbingan, serta motivasi dari berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Maka pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing,

memberi motivasi serta masukan yang positif sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Validator Pakar Media Pembelajaran

Konvensional Papan Rangkaian Listrik yang telah memberikan bantuan dalam

penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku Validator Pakar Media

Pembelajaran Konvensional Papan Rangkaian Listrik yang telah memberikan

bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

(11)

xi

7. Sarjono, S.Pd.,SD. selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan

bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

8. Khatarina Supatminingsih, S.Pd. selaku Kepala SD Kanisius Eksperimental

Mangunan yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk

penelitian.

9. Paula Novi Chandra, S.Pd. selaku guru kelas V SD Kanisius Eksperimental

Mangunan yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk

penelitian.

10.Ayah dan Ibunda tercinta, Bapak Blasius dan Mama Maria Fatima yang setia

memberikan doa serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Kakak Stevy Ekawati dan adik Sindy Erika yang selalu memberi semangat serta

doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

12.Keluarga besarku, opa Bernadus, opa Yosep, oma Rosalia, oma Bibiana, opa

Pater Aloysius Ombos, OFM, bapa Sebastianus, mama Kristina, kakak Stevy

Ekawati, kakak Ardi Noven dan adik Sindy yang selalu memberi dukungan serta

nasihat dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Sahabat spesial Ferry Jehadut yang selalu mendukung dan membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

14.Sahabat terbaik, kakak Harry Dolores, Ririn Jaru, Titin Murni, Ina Jun, dan

Ketrin Baso, Ririn Andung, Nita, Ocik, Dini, Lili, Onik, Obet, Andi, Olla, Riko

yang selalu memberikan doa dan semangat.

15.Teman-teman seperjuangan mahasiswa PPGT Angkatan 2013 yang selama ini

selalu mendukung, memberikan semangat, berbagi kebahagiaan, dan berjuang

(12)

xii

16.Para pamong asrama dan segenap keluarga besar Student Residence Sanata

Dharma yang memberi ketenangan, dukungan, serta rasa nyaman sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

17.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang turut berperan besar

dalam menyusun skripsi ini, peneliti ucapkan terima kasih.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir

kata, peneliti mengucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi kita

semua.

Yogyakarta, 10 Februari 2017

Peneliti

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Manfaat Penelitian...8

E. Batasan Istilah ...10

F. Spesifikasi Produk ...11

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ...14

1. Media Pembelajaran ...14

(14)

xiv

3. Materi Rangkaian Listrik ...35

B. Penelitian Relevan ...37

C. Kerangka Berpikir ...44

D. Daftar Pertanyaan ...46

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...47

B. Setting Penelitian ...47

C. Prosedur Pengembangan ...49

D. Teknik Pengumpulan Data ...55

E. Instrumen Penelitian ...56

F. Teknik Amalisis Data ...59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ...63

B. Deskripsi Produk Awal...67

C. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional ...72

D. Revisi Produk ...73

E. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas V ...75

F. Revisi Produk ...76

G. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan...78

1. Kajian Produk Akhir ...78

2. Pembahasan ...81

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...87

B. Keterbatasan Pengembangan ...88

C. Saran ...89

DAFTAR PUSTAKA ...90

LAMPIRAN ...92

(15)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian...48

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ...58

Tabel 3.3 Pedoman Kuesioner (angket) ...59

Tabel 3.4 Konversi Nilai Skala lima ...60

Tabel 3.5 Kriteria Skor Skala Lima ...62

Tabel 4.1 Komentar & saran Perbaikan Validator P dan Revisi ...74

Tabel 4.2 Komentar & saran Perbaikan Validator M dan Revisi ...74

Tabel 4.3 Komentar & saran Perbaikan Validator P dan Revisi ...76

(16)

xvi DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan ...43

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ...46

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and

Development (R&D) ...52

(17)

xvii DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Media pembelajaran konvensional papan rangkaian

listrik ...70

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian...93

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ...96

Lampiran 3. Surat Izin Validasi ...98

Lampiran 4. Surat Keterangan Validasi ...100

Lampiran 5. Rangkuman Wawancara ...102

Lampiran 6. Data Mentah Skor Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional ...106

Lampiran 7. Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas V ...114

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian ...123

(19)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun suatu bangsa.

Dengan adanya pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan di

berbagai bidang pengetahuan. Pendidikan saat ini berorientasi pada nilai-nilai

budaya sehingga mampu memberdayakan semua peserta didik sesuai dengan

kemampuan, bakat, minat, serta kondisi fisik yang dimilikinya. Pidarta

(2013:30-31) mengatakan bahwa pendidikan merupakan sistem terbuka, sebab tidak

mungkin pendidikan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik bila mengisolasi

diri dengan lingkungan. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama, baik

pemerintah/sekolah, orang tua dan masyarakat. Dewasa ini pendidikan di

Indonesia masih sangat memprihatinkan. Pendidikan masih belum dijangkau oleh

seluruh masyarakat Indonesia. Banyak hal yang menjadi faktor utamanya, bukan

hanya dari pemerintah yang tidak menyediakan fasilitas atau tenaga guru yang

berkurang namun karena masyarakat itu sendiri yang belum memahami

bagaimana pentingnya pendidikan untuk kehidupannya. Persoalan mendasar

tentang pendidikan kurang diminati karena dianggap tidak menyumbangkan

pemikiran yang bisa dipakai untuk pemecahan langsung terhadap

(20)

2

Dalam pendidikan Indonesia begitu banyak disiplin ilmu di sekolah dasar

yang harus dikuasai, salah satunya adalah IPA. Samatowa (2011:5-9)

mengatakan, IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat

membuat pendidikan IPA menjadi penting serta perlu diberikan kesempatan

untuk berlatih keterampilan-ketserampilan proses IPA dan perlu dimodifikasikan

sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya. Persepsi awal orang-orang

tentang IPA pasti kurang baik, apalagi untuk siswa SD. Persepsi siswa yang

seperti itu bisa kita ubah jika siswa diajarkan dengan baik dan dalam suasana

yang menyenangkan, IPA akan diterima sebagai mata pelajaran yang

membangkitkan minat peserta didik. Ada beberapa alasan yang menyebabkan

mata pelajaran IPA harus dipelajari oleh peserta didik yakni; a) bila IPA diajarkan

dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan mata pelajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis, b) bila IPA diajarkan dengan

percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah

merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka. IPA sebagai disiplin ilmu

dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting.

Dengan upaya yang lebih menekankan bagaimana anak belajar, kita dapat melihat

bahwa pembelajaran IPA di kelas dipandang sebagai suatu proses aktif, dan

sangat dipengaruhi apa yang sebenarnya ingin dipelajari anak.

Namun, pada zaman sekarang jika melihat bagaimana penerapan konsep

IPA di sekolah-sekolah, peserta didik tidak mengalami secara langsung proses

(21)

3

menyebabkan peserta didik hanya sebatas mengetahui tetapi tidak memahami

terkait apa yang dipelajarinya. Oleh karena itu, dalam hal ini seorang guru harus

memperhatikan dengan baik apa yang dibutuhkan peserta didik. Guru harus bisa

menghasilkan sesuatu yang dapat menunjang proses pembelajaran, salah satunya

berupa media pembelajaran atau alat peraga yang dapat menarik minat siswa serta

membantu guru dalam menyampaikan materi sehingga tujuan pembelajaran

tercapai secara efisien.

Dalam suatu proses belajar mengajar, salah satu yang sangat penting

adalah tersedianya media pembelajaran. Media pembelajaran menjadi salah satu

komponen penting dalam mendukung setiap proses pembelajaran. Arsyad

(2007:3) menyebutkan bahwa “kata media berasal dari bahasa Latin medius yang

secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab,

media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima

pesan”. Secara garis besar, guru, buku teks, atau lingkungan sekolah merupakan

media. Sedangkan secara khususnya, pengertian media belajar adalah alat-lat

grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal. Jadi dapat disimpulkan media belajar adalah

sarana yang digunakan pendidik dalam membantu memudahkan proses

pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga peserta didik

dapat dengan mudah memahami dan menangkap materi yang dipelajari.

Guru harus bisa melihat dan memperhatikan apa yang dibutuhkan

(22)

4

pembuatan media pembelajaran, guru harus mengetahui tujuan pembelajaran

yang akan dicapai siswa. Sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung

guru menggunakan media serta siswa dapat termotivasi untuk aktif belajar.

Selain itu juga, dalam pembuatan media guru harus mengetahui karakteristik

dari masing-masing peserta didik. Media pembelajaran merupakan segala alat

fisik yang digunakan pengajar untuk menyampaikan pesan berupa

pengetahuan kepada peserta didik, sehingga dapat merangsang serta

membangkitkan motivasi siswa untuk belajar sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai. Anitah (2010:7-8) mengatakan, media pembelajaran dapat

berbentuk visual berupa gambar, bentuk, dan sebagainya yang memanfaatkan

penglihatan. Ada pula yang berbentuk audio berupa film suara, radio, dan

sebagainya yang memanfaatkan pendengaran, ataupun yang memanfaatkan

keduanya yakni berbentuk audio visual. Salah satu jenis media pembelajaran

yang dapat digunakan adalah media konvensional. Media ini sangat sederhana

dan mudah dirancang oleh guru serta mudah digunakan oleh peserta didik.

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat peserta didik, membangkitkan motivasi

dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh

psikologis terhadap peserta didik. Hamalik (2010:15-16) mengatakan bahwa

penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan

sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan

(23)

5

peserta didik, media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik

meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data, dan mendapatkan informasi.

Dari hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V SDN Kalasan 1

pada hari Rabu, 14 September 2016, diperoleh beberapa informasi terkait

dengan intensitas penggunaan media dalam proses pembelajaran. Guru

mengetahui fungsi dan tujuan media pembelajaran, namun penggunaan media

masih terbilang sangat minim. Salah satu kurangnya penggunaan media

terdapat pada pembelajaran IPA materi rangkaian listrik. Ini dipengaruhi

persediaan media pembelajaran di sekolah yang tidak ada dan kurang

kreatifnya guru dalam merancang maupun menyusun media pembelajaran.

Selain itu juga, guru kadang hanya menjelaskan teori kepada siswa tanpa

mempraktikkan serta meminta peserta didik untuk menghafal. Hal ini sering

membuat siswa kurang memahami terkait materi yang diajarkan. Guru

berusaha menggunakan media pembelajaran sederhana ketika proses

pembelajaran berlangsung, namun, karena minimnya persediaan media

pembelajaran tersebut membuat peserta didik harus secara bergantian

menggunakan media itu sehingga menyebabkan proses pembelajaran kurang

berjalan secara efektif. Sejauh ini, sudah ada upaya yang dilakukan pihak

sekolah atau pun guru tersebut untuk mengatasi permasalahan yang dialami

oleh siswanya. Guru pernah membuat media pembelajaran yang sangat

(24)

6

bertahan lama karena tidak kuat. Perhatian siswa terhadap proses

pembelajaran diakui kurang terarah juga, salah satunya diakibatkan karena

media pembelajaran yang digunakan guru juga tidak menarik perhatian siswa.

Walaupun demikian, guru tetap menggunakan media pembelajaran yang ada

dan berusaha untuk memaksimalkan proses pembelajaran. Oleh karena itu,

dalam hal ini guru harus mempertimbangkan media pembelajaran tersebut

apakah kuat dan dapat menarik perhatian siswa atau tidak. Dalam pembuatan

media pembelajaran, guru sering membuat media pembelajaran konvensional

dan juga kadang hanya menggunakan media berupa gambar-gambar yang

sudah tersedia di dalam buku. Guru mengakui bahwa tidak semua materi yang

ada dalam buku dapat dibuatkan media pembelajarannya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, guru membutuhkan media

pembelajaran konvensional yang dapat mengemas konsep dan materi tentang

rangkaian listrik. Oleh karena itu, peneliti mencoba mengembangkan media

pembelajaran konvensional berupa papan rangkaian listrik yang dibutuhkan

oleh guru dan peserta didik. Media pembelajaran konvensional papan

rangkaian listrik diharapkan dibuat secara sederhana, namun dapat bertahan

lama. Pembuatan media ini bertujuan untuk menunjang aktivitas belajar guru

dan peserta didik selama proses pembelajaran serta dapat menambah

pengetahuan siswa tentang konsep rangkaian listrik seri dan paralel. Judul

(25)

7

Materi Pokok Rangkaian Listrik dalam Subtema 1 Hidup Rukun untuk Siswa

Kelas V Sekolah Dasar.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti merumuskan beberapa

masalah yang terjadi antara lain:

1. Bagaimanakah langkah pengembangan media pembelajaran

konvensional pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V di

SDN Kalasan 1?

2. Bagaimanakah kualitas produk dari media pembelajaran konvensional

pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V di SDN Kalasan

1?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mencari jalan keluarnya. Berdasarkan

rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui langkah pengembangan media pembelajaran

konvensional pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V di

SDN Kalasan 1.

2. Untuk mengetahui kualitas produk dari media pembelajaran

konvensional pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V di

(26)

8 D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian dan pengembangan ini, antara lain sebagai

berikut:

1. Secara teoritis

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peserta didik untuk menambah

pengetahuan tentang suatu media pembelajaran yang digunakan guru

dalam meningkatkan motivasi dan minat terhadap proses pembelajaran.

Suatu proses pembelajaran dapat lebih interaktif karena peserta didik

lebih berpartisipasi aktif karena penggunaan media itu sendiri.

2. Secara praktis

a. Bagi mahasiswa

Penelitian dan pengembangan ini memberikan pengalaman serta

pengetahuan baru dalam membuat dan mengembangkan media

pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik subtema 1 Hidup

Rukun pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V

sekolah dasar.

b. Bagi guru

Adanya media dalam proses pembelajaran mengakibatkan

penyampaian materi menjadi lebih baik, artinya informasi yang

disampaikan guru kepada peserta didik dapat diterima. Selain itu

juga, lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat

(27)

9

menyampaikan isi materi dalam jumlah yang cukup banyak dan

kemungkinan dapat diserap oleh peserta didik. Pembelajaran dapat

diberikan kapan dan di mana diperlukan terutama jika media

pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.

c. Bagi peserta didik

Dengan adanya media pembelajaran yang digunakan oleh guru,

maka peserta didik akan tertarik mengikuti pembelajaran. Hal ini

dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar peserta didik, dalam hal

ini media pembelajaran tersebut dapat mengkomunikasikan

elemen-elemen pengetahuan sehingga terorganisasi dengan jelas.

d. Bagi sekolah

Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah referensi bagi

sekolah dalam mengembangkan media pembelajaran konvensional

khususnya pada materi rangkaian listrik subtema 1 Hidup Rukun

untuk kelas V sekolah dasar.

e. Bagi prodi PGSD

Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi

PGSD Universitas Sanata Dharma terkait pengembangan media

pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik

(28)

10 E. Batasan Istilah

1. Media pembelajaran merupakan perantara yang mengantar informasi antar

sumber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau

informasi yang mengandung maksud-maksud pembelajaran, maka media

tersebut di sebut sebagai media pembelajaran.

2. Media pembelajaran konvensional merupakan alat pembelajaran sederhana

yang dibuat menggunakan tangan manusia tanpa bantuan mesin dan

digunakan untuk mempermudah serta memperjelas penyampaian materi

pembelajaran dari guru kepada peserta didik.

3. Media papan rangkaian listrik merupakan suatu alat pembelajaran

konvensional yang dibuat khusus untuk mengemas konsep dan materi tentang

rangkaian listrik sehingga penyampaian materi terkait dapat diterima oleh

peserta didik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

4. Materi pokok rangkaian listrik merupakan salah satu materi pembelajaran di

SD yang membahas rangkaian elektronika yang tersusun dari berbagai

komponen-komponen elektronika yang kemudian dirangkai dengan sumber

tegangan sehingga menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan kegunaan

(29)

11 F. Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik merupakan media

yang akan digunakan dalam materi rangkaian listrik dalam kurikulum 2013

yang diajarkan pada tema 3 Kerukunan dalam Bermasyarakat, subtema 1

Hidup Rukun, pembelajaran 2 dan 5 untuk siswa kelas V sekolah dasar.

2. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran

konvensional papan rangkaian listrik terdiri atas :

a. Media papan rangkaian listrik seri, meliputi:

Alat:

1) Papan kayu berukuran 30 x 20 cm

2) 2 buah baterai

3) 2 buah lampu kecil

4) 2 buah fiting lampu

5) 1 buah saklar

6) Kabel berukuran 20 cm

Bahan:

1) Kain flanel

2) Lem

3) Mistar

(30)

12 5) Cat minyak

6) Kuas

b. Media papan rangkaian listrik paralel, meliputi:

Alat:

1) Papan kayu berkuran 30 x 20 cm

2) 2 buah baterai

3) 3 buah lampu kecil

4) 3 buah fiting lampu

5) 2 buah saklar

6) Kabel berukuran 30 cm

Bahan:

1) Kain flanel

2) Lem

3) Mistar

4) Gunting

5) Cat minyak

6) Kuas

3. Alat dan bahan yang digunakan mudah diperoleh guru dan peserta didik.

4. Media pembelajaran papan rangkaian listrik mudah dibuat oleh guru dan

dapat digunakan oleh peserta didik secara individu maupun kelompok.

5. Media pembelajaran papan rangkaian listrik dibuat untuk mengembangkan

(31)

13

6. Media pembelajaran papan rangkaian listrik dapat menarik minat peserta didik

untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

(32)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media

Secara harafiah, media berarti perantara atau pengantar. Sadiman

(2014:6) mengemukakan, bahwa media adalah perantara atau pengantar

pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sanjaya (2012:105)

menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan

lingkungannya. Dijelaskan pula oleh Sanaky (2013:3) bahwa media adalah

sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan

materi pembelajaran. Materi yang diterima adalah pesan instruksional,

sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar. Secara

lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung

diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk

menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau

verbal. Dari pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

media pembelajaran merupakan alat atau perantara yang berfungsi

menyampaikan materi pembelajaran berupa pesan kepada penerima pesan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin

(33)

15

teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu

menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak

menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan

perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat

menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana tetapi

merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat yang tersedia, guru

harus dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media

pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum

tersedia. Hamalik (dalam Arsyad, 2010:1-3) mengemukakan bahwa, guru

harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media

pembelajaran, yang meliputi:

a. Media sebagai alat komunikasi, guna lebih mengefektifkan proses

belajar mengajar.

b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

c. Seluk beluk proses belajar.

d. Hubungan antara metode mengajar dan media pembelajaran.

e. Nilai atau manfaat media pembelajaran dalam pengajaran.

f. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran.

g. Berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran.

h. Media pembelajaran dalam setiap mata pelajaran.

(34)

16

Penggunaan media tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan

medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam

membantu mempertinggi proses pembelajaran peserta didik. Ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media

pembelajaran untuk mempertinggi kualitas pembelajaran. Pertama, guru

perlu memiliki pemahaman media pembelajaran antara lain jenis dan

manfaat media pembelajaran, kriteria memilih dan menggunakan media

pembelajaran, menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan

tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar peserta didik.

Kedua, guru terampil membuat media pembelajaran sederhana untuk

keperluan pembelajaran. Ketiga, pengetahuan dan keterampilan dalam

menilai keefektifan penggunaan media dalam proses pembelajaran.

Menilai keefektifan media pembelajaran sangat penting bagi guru agar ia

bisa menentukan apakah penggunaan media mutlak diperlukan atau tidak

selalu diperlukan dalam pembelajaran sehubungan dengan prestasi belajar

yang dicapai peserta didik.

Media sebagai alat bantu mengajar, berkembang sedemikian

pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenis media pun

cukup banyak sehinga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu

maupun materi yang akan disampaikan. Apabila dikaitkan dengan

pembelajaran, maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang

(35)

17

pengajar ke peserta didik. Dengan demikian, media pembelajaran

merupakan segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk

menyampaikan informasi dari sumber/ pengajar ke peserta didik yang

bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian

tertentu dari kegiatan pembelajaran. Selain itu, berfungsi pula

memberikan penguatan dan motivasi. Kedudukan media pembelajaran

ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk

mempertinggi proses interaksi guru dan peserta didik serta interaksi

peserta didk dengan lingkungan belajarnya. Oleh karena itu, dalam hal ini

media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang

penggunaan metode mengajar yang digunakan guru. Melalui penggunaan

media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses

belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil

belajar peserta didik.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan

berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga

(36)

18 b. Manfaat Media

Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2010: 24-25) mengemukakan

manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu

sebagai berikut:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat

lebih jelas dipahami oleh peserta didik, dan memungkinkan

peserta didik menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

c. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,

sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan

tenaga.

d. Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab

tidak hanya mendengar uraian guru tetapi aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan.

Encyclopedia of Educational Research (dalam Hamalik,

1994:15), mengemukakan manfaat media pembelajaran sebagai

berikut:

a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingga

mengurangi verbalisme.

(37)

19

c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan

belajar sehingga membuat pelajaran lebih mantap.

d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan

kegiatan berusaha sendiri di kalangan peserta didik.

e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur, terutama melalui gambar

hidup.

f. Membantu tumbuhnya pengertian yang tidak mudah diperoleh

dengan cara lain dan membantu efisien serta keragaman yang

lebih banyak dalam belajar.

Dari uraian dan pendapat para ahli di atas, dapat

disimpulkan beberapa manfaat dari penggunaan media

pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, yaitu:

a. Media pembalajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan

proses dan hasil belajar.

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan

perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,

interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dan

lingkungannya, dan kemungkinan peserta didik untuk belajar

sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera,

(38)

20

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman

kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan

mereka serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung

dengan guru, masyarakat dan lingkunganya.

c. Ciri-ciri Media

Gerlach dan Ely, (dalam Kustandi & Sutjipto, 2011:13-15)

mengungkapkan, media memiliki tiga ciri antara lain sebagai berikut:

a. Ciri Fiksatif (fixative property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media untuk merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau

objek. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan

video atau video kamera dapat dengan mudah direproduksi kapan saja

diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu

rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu

ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

b. Ciri Manipulatif (manipulative property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media dapat melakukan

transformasi suatu kejadian. Kejadian atau peristiwa yang memakan

waktu lama, dapat disajikan/ditampilkan dalam waktu yang singkat.

Contohnya adalah metamorfosis kupu-kupu, dapat disajikan dalam

waktu yang lebih singkat menggunakan gambar atau rekaman video.

(39)

21

pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya,

proses tsunami dapat diamati melalui kemampuan manipulatif dari

media.

c. Ciri Distributif (distributive property)

Ciri ini dari Media memungkinkan sebuah kejadian atau objek

dapat dipindah tanpa terbatas ruang dan waktu. Distribusi media tidak

hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada

sekolah-sekolah pada suatu wilayah tertentu, tetapi media itu juga misalnya

rekaman video dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang

diinginkan kapan saja. Selain itu juga, dapat digunakan secara

berulang-ulang.

d. Jenis-jenis Media

Ada banyak media pembelajaran yang dapat digunakan untuk

suatu proses pembelajaran. Mulai dari yang sederhana, konvensional,

hingga media yang kompleks, rumit, dan modern. Dari yang hanya secara

manual dan konvensional dalam pengoperasiannya, hingga yang sangat

tergantung pada perangkat keras dan kemahiran sumber daya manusia

tertentu dalam pengoperasiannya. Russel (dalam Kosasih, 2007:12-14)

mengemukakan bahwa jenis media yang lazim digunakan dalam

pembelajaran antara lain: media grafis, media audio, dan media proyeksi

(40)

22 a. Media Grafis

Termasuk di dalamnya media visual, yakni pesan yang akan

disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual

(menyangkut indera penglihatan). Media grafis ini meliputi: gambar/

foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, peta/ globe, papan

panel, dan papan buletin.

b. Media Audio

Media jenis ini berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan

yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang

auditif, baik verbal (kata-kata atau bahasa lisan) maupun nonverbal.

Media audio meliputi radio, alat perekam (tape recorder), piringan

hitam, dan laboratorium bahasa. Karakteristik media audio umumnya

berhubungan dengan segala kegiatan melatih keterampilan yang

berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Jika

diklasifikasikan kecakapan-kecakapan yang bisa dicapai meliputi

hal-hal berikut:

1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian.

2) Mengikuti pengarahan.

3) Digunakan untuk melatih daya analisis peserta didik dari apa

yang mereka dengar.

(41)

23

5) Memisahkan kata atau informasi yang relevan dan yang tidak

relevan.

6) Mengingat dan mengemukakan ide atau bagian-bagian dari cerita

yang mereka dengar.

c. Media Proyeksi

Media jenis ini mempunyai persamaan dengan media grafis

dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya,

media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media

yang bersangkutan. Sedangkan media proyeksi, pesan tersebut harus

diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran. Yang

termasuk dengan media proyeksi seperti slide, filmstrip, film,

penggunaan OHP dan lain-lan.

d. Media informasi adalah alat untuk menyampaikan suatu informasi.

Contoh, komputer, internet.

e. Lingkungan sebagai media pendidikan, yakni memanfaatkan segala

aspek yang ada di lingkungan sebagai alat dalam belajar.

Media yang dikembangkan peneliti dalam penelitian ini yakni

media grafis. Jenis media yang dikembangkan adalah papan rangkaian

listrik. Media ini berbentuk papan rangkaian seri dan paralel yang

digunakan dalam pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam

(42)

24 e. Kriteria Pemilihan Media

Wilkinson (dalam Kosasih, 2007: 14-15) mengungkapkan, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran,

yakni:

a. Tujuan

Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang

dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling

pokok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan

kelengkapan dari kriteria yang utama ini.

b. Ketepatgunaan

Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting

dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan.

Apabila yang dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak,

maka media film atau video akan lebih tepat. Penggunaan

bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapaian

akademik.

c. Keadaan siswa

Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari benda

interindividual antara siswa. Misalnya jika siswa tergolong tipe

auditif/ visual makan siswa yang tergolong auditif dapat belajar

dengan media visual dan siswa yang tergolong visual dapat juga

(43)

25 d. Ketersediaan

Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan

pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak

tersedia. Media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan

tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memnuhi keperluan

siswa dan guru.

e. Biaya

Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media,

hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan

dicapai.

Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media

merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu

ada beberapa media yang perlu diperhatikan dalam memilih media,

Arsyad (2010:75-76) antara lain:

a. Sesuai dengan tujuan yang dicapai

Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah

ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau

gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus

dikerjakan oleh siswa, seperti menghafal, melakukan kegiatan yang

(44)

26

dan akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman

konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan, dan mengerjakan

tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkat yang lebih tinggi.

b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,

prinsip dan generalisasi

Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan

simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses

dan keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar

dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus

selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas dan pembelajaran dan

kemampuan mental siswa.

c. Praktis, luwes, dan bertahan

Jika tidak tersedia waktu, dana dan sumber daya lainnya untuk

memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan

memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan

sebagai media pembelajaran yang baik. Kriteria ini menuntun para

guru/ instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau

mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat

digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan uang tersedia

(45)

27 d. Guru terampil menggunakannya

Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa pun media itu,

guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai

dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.

e. Pengelompokkan sasaran

Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama

efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada

media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang,

kelompok kecil dan perorangan.

f. Mutu teknis

Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus

memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide

harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin

disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar

belakang.

Kustandi & Sutjipto (2011:81-83) mengemukakan beberapa

kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media sebagai

berikut:

a. Sesuaikan jenis media dengan materi kurikulum

Saat memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan,

(46)

28

yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh

media pembelajaran. Selanjutnya dilakukan penelaahan terkait jenis

media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran

yang dikehendaki tersebut.

b. Keterjangkauan dalam pembiayaan

Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran

hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang

ada.

c. Ketersediaan perangkat keras untuk pemanfaatan media

pembelajaran

Merancang dan mengembangkan media pembelajaran perlu

memperhatikan dukungan ketersediaan peralatan pemanfaatannya

di kelas.

d. Ketersediaan media pembelajaran di pasaran

Hal ini berkaitan dengan media yang dibeli dalam bentuk jadi atau

yang telah diproduksi. Dalam mengadakan media pembelajaran,

perlu diperhatikan ketersediaan media tersebut di pasaran.

e. Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran

Media pembelajaran yang diadakan atau dikembangkan hendaknya

(47)

29 f. Pengembangan Media

Penggunaan media dalam suatu proses pembelajaran sangat

membantu guru untuk menyampaikan materi atau informasi dengan baik.

Dengan menggunakan media, diharapkan terjadi interaksi antara guru dan

peserta didik secara maksimal sehingga dapat mencapai hasil belajar yang

sesuai dengan tujuan. Secara umum tujuan penggunaan media

pembelajaran adalah membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan

atau materi pelajarannya kepada peserta didik, agar pesan lebih mudah

dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan peserta didik. Dalam

hal ini, pengembangan media yang dirancang adalah media konvensional

papan rangkaian listrik. Pembuatan media tersebut untuk siswa kelas V

SD dengan tujuan agar peserta didik dapat memahami konsep tentang

rangkaian listrik seri dan paralel.

Pengembangan suatu media pembelajaran oleh guru harus

memperhatikan kebutuhan dan karakteristik peserta didik itu sendiri. Jika

kita ingin membuat suatu media pembelajaran, tentu saja kita berharap

bahwa media yang akan dibuat dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh

peserta didik. Media pembelajaran tersebut hanya akan digunakan jika

memang media itu mereka perlukan. Mengacu Lickona (dalam Suryana,

2013:115) terkait dengan pengembangan media tersebut, guru juga harus

mengetahui bagaimana karakteristik peserta didik kelas V, seperti:

(48)

30

b. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan ingin belajar.

c. Memiliki minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus untuk

menonjolkan bakat-bakatnya.

d. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama.

e. Membenci kegagalan atau kesalahan.

Sadiman (2014:17-18) menyatakan, setelah mengetahui kebutuhan

dan karakteristik peserta didik, sebagai guru yang merancang media

pembelajaran tersebut, kita harus mengetahui pengetahuan atau

keterampilan awal peserta didik. Dalam hal ini, pengembangan media

konvensional yang dimaksud memiliki kegunaan yang sama dengan

media pembelajaran lainnya yaitu:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis

(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap pasif peserta didik. Hal ini dapat menimbulkan

kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung

antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan serta

memungkinkan peserta didik belajar sendiri menurut kemampuan dan

(49)

31 2. Media Pembelajaran Konvensional

Media pembelajaran konvensional merupakan media pembelajaran

yang dibuat oleh tangan manusia sendiri, pengoperasiannya tidak

menggunakan program/aplikasi tertentu, dan berfungsi sebagai sarana

perantara untuk menyampaikan materi agar lebih mudah dipahami oleh

siswa. Media grafis merupakan media pembelajaran konvensional. Sanaky

(2013:81) mengemukakan media grafis termasuk media visual yang

berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang

digunakan mengutamakan indera penglihatan. Sadiman (2009:29)

menyebutkan ada beberapa jenis media grafis antara lain:

a. Gambar/ foto

Gambar/ foto adalah media yang paling umum dipakai karena

dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Beberapa kelebihan

media ini yaitu:

1) Sifatnya konkret; gambar/ foto lebih realistis menunjukan pokok

masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2) Gambar/ foto dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua

benda, obyek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak semua

(50)

32

3) Gambar/ foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. Sel atau

penampang daun yang tak mungkin dilihat dengan mata telanjang

dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar/ foto.

4) Foto dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan

untuk usia tingkat berapa saja, sehingga dapat mencegah atau

membetulkan kesalahpahaman.

5) Foto harganya lebih murah dan gampang didapat serta digunakan,

tanpa memerlukan peralatan khusus.

Selain beberapa kelebihan di atas, media gambar/ foto juga memiliki

kelemahan yaitu:

a) Gambar/ foto hanya menekankan persepsi indera mata.

b) Gambar/ foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk

kegiatan pembelajaran.

c) Ukurannya sangat terbatas utuk kelompok besar.

b. Sketsa

Sketsa adalah gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan

bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Seorang guru dalam pembelajaran

dapat menuangkan ide-ide ke dalam sketsa. Penggunaan sketsa dalam

pembelajaran ini dapat menarik perhatian siswa, menghindari

verbalisme, dan memperjalas penyampaian pesan. Media ini dapat

(51)

33 c. Diagram

Diagram adalah suatu gambar sederhana yang menggunakan

garis-garis dan simbol-simbol untuk menggambarkan struktur dari objek

secara garis besar serta menunjukan hubungan yang antara

komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di situ. Diagram berfungsi

untuk menederhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas

penyajian pesan.

d. Bagan/ chart

Bagan/ chart adalah media yang berfungsi menyajikan ide-ide atau

konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau

lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan

butir-butir penting dari suatu presentasi.

e. Grafik

Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-tikit,

garis atau gambar. Untuk melengkapi grafik terkadang digunakan

simbol-simbol verbal. Fungsi grafik adalah untuk mengambarkan data

kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan

sesuatu obek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan

jelas.

f. Kartun

Kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan

(52)

34

ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau

kejadian-kejadian tertentu. Kartun sangat berkemungkinan besar untuk menarik

perhatian dan mempengaruhi sikap maupun tingkah laku.

g. Poster

Poster adalah media yang tidak saja penting untuk menyampaikan

kesan-kesan tertentu tetapi mampu mempengaruhi dan memotivasi

tingkah laku orang yang melihatnya.

h. Peta/ globe

Media ini berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Beberapa

kelebihan dari peta/ globe bila dipakai sebagai media pembelajaran

yaitu:

a) Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah

kepulauan, dan lain-lain.

b) Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh

geografis.

c) Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan

distribusi penduduk, tumbuh-tumbuhan dan kelebihan hewan, serta

bentuk bumi yang sebenarnya.

i. Papan flanel/ flannel board

Papan flanel adalah media grafis yang efektif untuk menyajikan

pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain

(53)

35

dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat digunakan

berkali-kali.

j. Papan buletin/ bulletin board

Papan buletin adalah papan yang digunakan untuk menempel

gambar-gambar atau tulisan-tulisan dan berfungsi untuk menerangkan

sesuatu berupa kejadian dalam waktu tertentu.

3. Materi Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik merupakan tatanan sejumlah komponen elektronika yang dirangkai dengan sumber tegangan sehingga terbentuklah suatu kesatuan

yang mempunyai manfaat dan fungsi tertentu. Kondisi yang membuat suatu

arus listrik di dalam rangkaian biasa mengalir ialah bila rangkaian di posisi

tertutup. Yousnelly (2010: 147-150) mengatakan bahwa lampu hanya dapat

hidup bila rangkaian ada di posisi tertutup yaitu disambungkan dengan saklar.

Bila didasarkan dengan tatanan sejunlah komponennya di dalam suatu

rangkaian listrik, ada beberapa jenis rangkaian listrik antara lain rangkaian

listrik seri dan rangkaian listrik paralel.

Rangkaian listrik seri merupakan suatu rangkaian dengan beban listrik

dua atau lebih yang terhubung dengan satu daya melalui satu rangkaian.

Rangkaian seri ini bisa diisi dengan banyak beban listrik yang ada dalam suatu

rangkaian. Rangkaian paralel merupakan suatu rangkaian listrik yang

mempunyai lebih dari satu garis edar untuk dilewati aliran arus. Dalam

(54)

36

rangkaian itu bisa disambung dan diputuskan tanpa harus mempengaruhi

terhadap rangkaian lainnya. Memahami rangkaian lsitrik seri dan paralel uini

juga perlu mengetahui sifat dari masing-masing rangkaian. Misalnya saja sifat

yang dimiliki rangkaian listrik seri adalah pada tiap beban dalam rangkaian

listrik mengalir arus yang sama. Selain itu, rangkaian seri ini juga memiliki

sifat di mana jika besar tegangan sama maka, tegangan dari sumber akan

dibagi. Rangkaian seri juga akan dijumpai arus yang mengalir sangat

tergantung dengan jumlah besar tahanan dari beban dalam rangkaian tersebut.

Sifat khas rangkaian seri adalah jika beban dalam rangkaian putus maka aliran

arus akan terhenti.

Rangkaian listrik paralel juga memiliki beberapa ciri, misalnya tegangan

di tipa-tiap beban listrik memiliki tegangan yang sama sengan tegangan dari

sumber. Selain itu, di tiap-tiap cabang pada rangkaian paralel merupakan

rangkaian individu, artinya arus pada masing-masing cabang sangat

tergantung akan besar tahanan cabang. Pada rangkaian paralel, sebagian besar

tahanan yang dirangkai dalam rangkaian paralel ini tahanan total dari

rangkaian tersebut mengecil, maka dari itu arus total dari rangkaian tersebut

(55)

37 B. Penelitian yang Relevan

Dalam mengembangkan penelitian ini, memerlukan penelitian yang

relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan

peneliti yaitu pengembangan media pembelajaran konvensional pada materi

pokok rangkaian listrik dalam subtema Hidup Rukun untuk siswa kelas V sekolah

dasar. Berikut ini adalah penelitian yang relevan dengan penelitian yang

dilakukan peneliti:

Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Rendra Ari

Prabowo (2012) dengan judul Penggunaan Media Puzzle Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 1 Jatipurwo. Jenis

penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development)

dari Borg and Gall. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan media Puzzle pada siswa kelas V

SDN 1 Jatipurwo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,

tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan melalui model alur dengan

urutan: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada pembelajaran IPA kelas V SDN Jatipurwo. Hal ini dapat dilihat dari

peningkatan presentase hasil belajar siswa dari prasiklus, siklus 1 sampai siklus

II. Pada prasiklus jumlah siswa yang mencapai KKM adalah sebanyak 43,75%

(56)

38

menjadi 59,37% atau 19 siswa. Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM

meningkat sebanyak 81,25% atau 26 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa penggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar pada mata

pelajaran IPA di kelas V SDN 1 Jatipurwo.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan

peneliti. Kesamaan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

Development) sama seperti penelitian yang dilakukan peneliti.

2. Media dalam penelitian ini sama dengan media yang dikembangkan

peneliti berupa media pembelajaran konvensional.

3. Subjek dalam penelitian ini dan yang dilakukan oleh peneliti adalah siswa

kelas V SD.

4. Bidang studi dalam penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah bidang studi IPA.

Selain memiliki kesamaan, penelitian ini juga memiliki perbedaan

dengan penelitian yang dilakukan peneliti, antara lain:

1. Media dalam penelitian ini adalah media Puzzle, sedangkan media yang

dikembangkan oleh peneliti adalah media papan rangkaian listrik.

2. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi,

tes, dan dokumentasi, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh

(57)

39

Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan Kabut Amaria

Nurhayati dan Sony Irianto (2015) dengan judul Pengembangan Media

Permainan Congklak untuk Mengefektifkan Penyampaian Materi KPK dan

FPB Kelas IV di Sekolah Dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan

pengembangan (Research and Development) dari Borg and Gall. Penelitian

ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan media permainan congklak

matematika pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar, (2) mengetahui pengaruh

media permainan congklak matematika terhadap keefektifan siswa ketika

proses belajar berlangsung, (3) mengetahui respon guru terhadap permainan

congklak matematika. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini

menggunakan observasi, tes, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa media permainan congklak matematika layak digunakan untuk

pembelajaran. Hal ini terlihat dari penggunaan media congklak matematika

dapat mengefektifkan penyampaian materi KPK dan FPB di kelas IV. Respon

guru menunjukkan sangat setuju dengan penggunaan media congklak

matematika dibuktikan dengan skor rata-rata respon guru 4,7. Hasil lainnya

yaitu respon siswa dengan skor rata-rata 3,8 menunjukkan siswa senang

dengan pembelajaran menggunakan media congklak matematika.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan

(58)

40

1. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

Development) sama seperti penelitian yang dilakukan peneliti.

2. Media dalam penelitian ini sama dengan media yang dikembangkan

peneliti berupa media pembelajaran konvensional.

Selain memiliki kesamaan, penelitian ini juga memiliki perbedaan

dengan penelitian yang dilakukan peneliti, antara lain:

1. Media dalam penelitian ini adalah media permainan congklak,

sedangkan media yang dikembangkan oleh peneliti adalah media

papan rangkaian listrik.

2. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

observasi, tes, dan angket, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan

oleh peneliti menggunakan wawancara.

3. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas IV SD, sedangkan dalam

penelitian yang dilakukan peneliti adalah siswa kelas V SD.

4. Bidang studi yang dipilih dalam penelitian ini Matematika, sedangkan

dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah bidang studi IPA.

Penelitian ketiga merupakan penelitian yang dilakukan oleh Anafi

(2012) dengan judul Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan

Menggunakan Media Wayang Boneka Pada Siswa Kelas V B SD Seyegan

Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research

and Development) dari Borg and Gall. Penelitian ini bertujuan untuk

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian.......................................................................................................48
Gambar 4.2. Buku petunjuk penggunaan media .......................................................................71
Grafik Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-tikit,
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan lapisan SiN, diperoleh efek pemutaran bidang polarisasi yang signifikan, sebesar 20 menit (= 0,3 o ), untuk arah polar, mengindikasikan dapat diaplikasikannya sebagai

Hasil dari pembahasan adalah mengetahui kemajuan dan volume batuan yang terbongkar, biaya pengeluaran dalam pembuatan tunnel pada bulan Juni dan Juli 2016 dan kemudian

Bank adalah salah satu jenis usaha yang berhubungan dengan menabung, perputaran uang, deposito dan lainnya. Menurut Sigit dan Totok 2006;5 bank adalah lembaga

Perlakuan substitusi tepung ubi jalar termodifikasi ke dalam terigu (a1) terhadap konsentrasi ragi (b1) mempunyai kecenderungan bahwa semakin tinggi konsentrasi

Akne vulgaris merupakan gangguan dari unit pilosebasea yang sering dijumpai, dikarateristikkan dengan adanya papul folikular non inflamasi (komedo) dan adanya papul

Perubahan warna itu terjadi dari warna biru karena masih ada iodium, dimana larutan sampel kalium iodat dipipet dan dimasukan kedalam labu titrasi kemudian diencerkan

Pada MoU ini, disepakati 3 area (area VII pada titik H-I, area III pada titik D-E, dan area XIX pada titik U-V). Pada area III dan VII, titik-titik batas negaranya dicantumkan

mengalami kelelahan sehingga memerlukan rekreasi, seperti menonton !ilm dibioskop, hiburan teater, dan musik. Seseorang yang memiliki estetikanya lebih banyak maka ia memiliki