• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

3. Materi Rangkaian Listrik

dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat digunakan berkali-kali.

j. Papan buletin/ bulletin board

Papan buletin adalah papan yang digunakan untuk menempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan dan berfungsi untuk menerangkan sesuatu berupa kejadian dalam waktu tertentu.

3. Materi Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik merupakan tatanan sejumlah komponen elektronika yang dirangkai dengan sumber tegangan sehingga terbentuklah suatu kesatuan yang mempunyai manfaat dan fungsi tertentu. Kondisi yang membuat suatu arus listrik di dalam rangkaian biasa mengalir ialah bila rangkaian di posisi tertutup. Yousnelly (2010: 147-150) mengatakan bahwa lampu hanya dapat hidup bila rangkaian ada di posisi tertutup yaitu disambungkan dengan saklar. Bila didasarkan dengan tatanan sejunlah komponennya di dalam suatu rangkaian listrik, ada beberapa jenis rangkaian listrik antara lain rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel.

Rangkaian listrik seri merupakan suatu rangkaian dengan beban listrik dua atau lebih yang terhubung dengan satu daya melalui satu rangkaian. Rangkaian seri ini bisa diisi dengan banyak beban listrik yang ada dalam suatu rangkaian. Rangkaian paralel merupakan suatu rangkaian listrik yang mempunyai lebih dari satu garis edar untuk dilewati aliran arus. Dalam rangkaian tersebut bebn listrik terhubung secara paralel dan masing-masing

36

rangkaian itu bisa disambung dan diputuskan tanpa harus mempengaruhi terhadap rangkaian lainnya. Memahami rangkaian lsitrik seri dan paralel uini juga perlu mengetahui sifat dari masing-masing rangkaian. Misalnya saja sifat yang dimiliki rangkaian listrik seri adalah pada tiap beban dalam rangkaian listrik mengalir arus yang sama. Selain itu, rangkaian seri ini juga memiliki sifat di mana jika besar tegangan sama maka, tegangan dari sumber akan dibagi. Rangkaian seri juga akan dijumpai arus yang mengalir sangat tergantung dengan jumlah besar tahanan dari beban dalam rangkaian tersebut. Sifat khas rangkaian seri adalah jika beban dalam rangkaian putus maka aliran arus akan terhenti.

Rangkaian listrik paralel juga memiliki beberapa ciri, misalnya tegangan di tipa-tiap beban listrik memiliki tegangan yang sama sengan tegangan dari sumber. Selain itu, di tiap-tiap cabang pada rangkaian paralel merupakan rangkaian individu, artinya arus pada masing-masing cabang sangat tergantung akan besar tahanan cabang. Pada rangkaian paralel, sebagian besar tahanan yang dirangkai dalam rangkaian paralel ini tahanan total dari rangkaian tersebut mengecil, maka dari itu arus total dari rangkaian tersebut akan lebih besar.

37 B. Penelitian yang Relevan

Dalam mengembangkan penelitian ini, memerlukan penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan peneliti yaitu pengembangan media pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik dalam subtema Hidup Rukun untuk siswa kelas V sekolah dasar. Berikut ini adalah penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti:

Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Rendra Ari Prabowo (2012) dengan judul Penggunaan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 1 Jatipurwo. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development)

dari Borg and Gall. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan media Puzzle pada siswa kelas V SDN 1 Jatipurwo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan melalui model alur dengan urutan: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V SDN Jatipurwo. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan presentase hasil belajar siswa dari prasiklus, siklus 1 sampai siklus II. Pada prasiklus jumlah siswa yang mencapai KKM adalah sebanyak 43,75% dari jumlah siswa kelas V atau 14 siswa. Pada siklus 1 meningkat 15,62%

38

menjadi 59,37% atau 19 siswa. Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat sebanyak 81,25% atau 26 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN 1 Jatipurwo.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Kesamaan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

Development) sama seperti penelitian yang dilakukan peneliti.

2. Media dalam penelitian ini sama dengan media yang dikembangkan peneliti berupa media pembelajaran konvensional.

3. Subjek dalam penelitian ini dan yang dilakukan oleh peneliti adalah siswa kelas V SD.

4. Bidang studi dalam penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah bidang studi IPA.

Selain memiliki kesamaan, penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, antara lain:

1. Media dalam penelitian ini adalah media Puzzle, sedangkan media yang dikembangkan oleh peneliti adalah media papan rangkaian listrik.

2. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan wawancara.

39

Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan Kabut Amaria Nurhayati dan Sony Irianto (2015) dengan judul Pengembangan Media Permainan Congklak untuk Mengefektifkan Penyampaian Materi KPK dan FPB Kelas IV di Sekolah Dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) dari Borg and Gall. Penelitian

ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan media permainan congklak matematika pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar, (2) mengetahui pengaruh media permainan congklak matematika terhadap keefektifan siswa ketika proses belajar berlangsung, (3) mengetahui respon guru terhadap permainan congklak matematika. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, tes, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media permainan congklak matematika layak digunakan untuk pembelajaran. Hal ini terlihat dari penggunaan media congklak matematika dapat mengefektifkan penyampaian materi KPK dan FPB di kelas IV. Respon guru menunjukkan sangat setuju dengan penggunaan media congklak matematika dibuktikan dengan skor rata-rata respon guru 4,7. Hasil lainnya yaitu respon siswa dengan skor rata-rata 3,8 menunjukkan siswa senang dengan pembelajaran menggunakan media congklak matematika.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Kesamaan tersebut antara lain sebagai berikut:

40

1. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

Development) sama seperti penelitian yang dilakukan peneliti.

2. Media dalam penelitian ini sama dengan media yang dikembangkan peneliti berupa media pembelajaran konvensional.

Selain memiliki kesamaan, penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, antara lain:

1. Media dalam penelitian ini adalah media permainan congklak, sedangkan media yang dikembangkan oleh peneliti adalah media papan rangkaian listrik.

2. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, tes, dan angket, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan wawancara.

3. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas IV SD, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan peneliti adalah siswa kelas V SD.

4. Bidang studi yang dipilih dalam penelitian ini Matematika, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah bidang studi IPA. Penelitian ketiga merupakan penelitian yang dilakukan oleh Anafi (2012) dengan judul Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Media Wayang Boneka Pada Siswa Kelas V B SD Seyegan Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research

and Development) dari Borg and Gall. Penelitian ini bertujuan untuk

41

bercerita. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket, pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi foto, dan penilaian keterampilan bercerita. Instrumen penelitian berupa catatan lapangan, lembar pengamatan, angket, lembar penilaian bercerita. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif yang didukung oleh data kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media wayang boneka dapat meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas V B SD Seyegan Sleman. Peningkatan keterampilan bercerita siswa tampak pada kualitas proses pembelajaran yang ditunjukkan oleh keaktifan, perhatian pada pelajaran, antusiasme selama pembelajaran, keberanian bercerita di depan kelas, keterampilan siswa dalam menggunakan alat peraga sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, aktif dan kreatif. Peningkatan secara produk dapat dilihat dari peningkatan skor hasil bercerita siswa pada setiap siklus. Kemampuan rata-rata siswa dalam bercerita sebelum adanya tindakan berkategori kurang. Namun, setelah implementasi tindakan selama dua siklus, kemampuan rata-rata siswa dalam bercerita menjadi kategori baik. Peningkatan kualitas produk/ hasil dapat dilihat dari perbandingan skor rata-rata bercerita siswa pada tahap pratindakan sampai pasca tindakan siklus II. Skor rata-rata siswa pada tahap pratindakan sebesar 20,31, pada siklus satu meningkat menjadi 23,36, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 26,73. Skor rata-rata keterampilan siswa mengalami

42

peningkatan sebesar 6,42. Dengan demikian, keterampilan bercerita siswa kelas V B SD Seyegan Sleman telah mengalami peningkatan baik secara proses maupun produk setelah diberi tindakan dengan menggunakan media wayang boneka.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Kesamaan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

Development) sama seperti penelitian yang dilakukan peneliti.

2. Media dalam penelitian ini sama dengan media yang dikembangkan peneliti berupa media pembelajaran konvensional. 3. Subjek dalam penelitian ini dan yang dilakukan oleh peneliti

adalah siswa kelas V SD.

Selain memiliki kesamaan, penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, antara lain:

1. Media dalam penelitian ini adalah media wayang boneka, sedangkan media yang dikembangkan oleh peneliti adalah media papa n rangkaian listrik.

2. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi foto, dan penilaian keterampilan bercerita, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan wawancara.

43

3. Bidang studi yang dipilih dalam penelitian ini Matematika, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah bidang studi IPA.

Mengacu pada ketiga penelitian di atas, peneliti belum menemukan adanya penelitian yang memfokuskan pada Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Papan Rangkaian Listrik pada Materi Pokok Rangkaian Listrik subtema 1 Hidup Rukun untuk Siswa Kelas V SD. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan sumbangan yang baru bagi dunia pendidikan. Berikut akan dipaparkan bagan literature map dalam penelitian ini.

Dokumen terkait