• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema tugasku sehari-hari di rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema tugasku sehari-hari di rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar."

Copied!
291
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KECERDASAN GANDA PADA SUBTEMA TUGASKU SEHARI-HARI DI RUMAH

UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR

Yuyun Bayuni Blegur Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru terhadap Lembar Kerja Siswa yang mengakomodasi konsep kecerdasan ganda menurut teori Howard Gardner. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa lembar kerja siswa berbasis kecerdasan ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah unuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan dari modifikasi model Borg and Gall dan Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

lima langkah kerja yaitu 1) analisis masalah, 2) pengumpulan data, 3) pengembangan produk, 4) validasi produk, dan 5) revisi produk hasil validasi, hingga menghasilkan desain produk final berupa LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara diperlukan untuk melakukan analisis kebutuhan kepada guru kelas II Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1, Sleman. Sedangkan, kuesioner digunakan untuk melakukan validasi kualitas LKS berbasis kecerdasan ganda oleh dua pakar LKS berbasis kecerdasan ganda dan dua orang guru kelas II Sekolah Dasar.

Berdasarkan hasil validasi dua pakar Lembar Kerja Siswa berbasis kecerdasan ganda diperoleh skor 4,00 dengan kategori “Baik” dan 4,05 dengan kategori “Baik”. Sedangkan, hasil validasi dua guru kelas II Sekolah Dasar diperoleh skor 4,25 dengan kategori “Sangat baik dan 4,15 dengan kategori “Baik”. Lembar Kerja Siswa berbasis kecerdasan ganda memperoleh rerata skor 4,11 dengan kategori “Baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 20 aspek penilaian yang digunakan untuk validasi produk.

(2)

INTELLIGENCE IN MY-DAILY-HOME-ACTIVITY SUBTHEME FOR SECOND GRADE STUDENTS IN KALASAN I STATE ELEMENTARY SCHOOL

Yuyun Bayuni Blegur Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research started from the need for teachers to students’ worksheet that accommodates the consept of multiple intelligence by Howard Gardner. The main objective is to produce in the from of students’ worksheet based on multiple intelligence in my daily home activity subtheme for second grade students in elementary school.

This research is the research and development of modified between Borg and Gall models and Sugiyono. Development procedures used in this research includes five steps: 1) analysis of the problem, 2) data collection, 3) product development, 4) validation of the product, and 5) the revision of product validation results, to product design of the final product in the from of students’ worksheet based on multiple intelligence in my daily home activity subtheme for second grade student in elementary school. Instruments in this research is a list of interview questions for requirements analysis and questionnaires. The interviews were used for requirement analysis to classroom teachers of second grade in Kalasan 1 state elementary school. while questionnaires were used to validate the quality of conventional learning media based multiple intelligences by two experts in the conventional learning media based multiple intelligences, and two classroom teacher of second grade elementari school.

Based on the validation result of two experts students’ worksheet based on multiple intelligences resulted in a score of 4,00 with the categories “Good” and 4,05 with the categories “Good”. While, the validation results of two classroom teachers II ES obtainable a score of 4,25 with the categories “Very good” and 4,15 with the categories “Good”. The students’ worksheet bassed on multiple intelligences obtain mean score of 4,11 with the categories “Good”. The validation results based on the 20 aspects of assessments used for product validation.

(3)

PADA SUBTEMA TUGASKU SEHARI-HARI DI RUMAH

UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yuyun Bayuni Blegur NIM. 121134247

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv Saya persembahkan skripsi ini kepada:

1. Penebusku Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati, memberikan kemudahan, kelancaran, dan tidak pernah menolak setiap doa yang saya panjatkan demi penyelesaian skripsi ini.

2. Kedua orangtua tersayang dan terbaik sejagad, Bapak Otniel Blegur Wabang dan Ibu Nuryanti N. Rohi yang telah memberikan nasehat, dukungan, kepercayaan, dan perhatian dengan penuh cinta dan kasih sayang sehingga saya berhasil menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Opa tersayang yang selalu memberikan nasehat dan motivasi yang sangat berarti bagi saya.

4. Ketiga saudara tersayang, Kak Ayu A. Blegur, Kak Yandro A. Blegur, dan Adik Diana Gloria Blegur yang mendukung dengan caranya yang khas.

5. Keluarga besar Blegur, khususnya ketiga ponakan saya, Ima, Anderson, dan Wabang yang selalu menjadi motivasi bagi saya.

6. Teman-teman seperjuangan PPGT USD angkatan 2012 yang selalu ada dalam suka maupun duka serta selalu menjadi motivasi dan perhatian.

7. Sahabat-sahabat tercinta, Susi, K Vera, K Verni, K Cece, Dwi Harus, Jeni, Ani, Ete Osem, Netto, dan Ida Jutek yang selalu memberikan dukungan dengan cara mereka sendiri.

8. Yang tersayang, Esrom Detadelas yang selalu memberikan doa, dukungan, masukan, dan perhatian selama proses penyelesaian skripsi ini.

9. Ibu Maslichah Asy’ari yang selalu menjadi panutan terbaik, menasehati, dan meluangkan waktunya untuk membimbing saya selama ini.

10. Dosen-dosen terbaik, Pak Rohandi, Pak Puji, Pak Galih, Pak Paulus Wahana, Pak Rusmawan, dan Ibu Ika yang selalu menasehati, memperbaiki setiap kesalahan, dan mencurahkan seluruh pengetahuannya sejak awal mengikuti perkuliahan sampai saya menyelesaikan skripsi ini.

(7)

v

MOTTO

In this life we can not do great things. We can only do small things

with great love

-Mother

Theresa-“

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah

bersandar kepada pengertianmu sendiri

-Amsal 3:5-

Jangan tunda sampai esok, apa yang bisa dikerjakan hari ini

-No Name-

“Life is hard. It’s harder if you never change your life for the better.

If you want to change your life, do it immediately, not wait. Don’t

forget to involve God in all things

(8)
(9)
(10)

viii

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KECERDASAN GANDA PADA SUBTEMA TUGASKU SEHARI-HARI DI RUMAH

UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR

Yuyun Bayuni Blegur Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru terhadap Lembar Kerja Siswa yang mengakomodasi konsep kecerdasan ganda menurut teori Howard Gardner. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa lembar kerja siswa berbasis kecerdasan ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah unuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan dari modifikasi model Borg and Gall dan Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

lima langkah kerja yaitu 1) analisis masalah, 2) pengumpulan data, 3) pengembangan produk, 4) validasi produk, dan 5) revisi produk hasil validasi, hingga menghasilkan desain produk final berupa LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara diperlukan untuk melakukan analisis kebutuhan kepada guru kelas II Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1, Sleman. Sedangkan, kuesioner digunakan untuk melakukan validasi kualitas LKS berbasis kecerdasan ganda oleh dua pakar LKS berbasis kecerdasan ganda dan dua orang guru kelas II Sekolah Dasar.

Berdasarkan hasil validasi dua pakar Lembar Kerja Siswa berbasis kecerdasan ganda

diperoleh skor 4,00 dengan kategori “Baik” dan 4,05 dengan kategori “Baik”. Sedangkan, hasil

validasi dua guru kelas II Sekolah Dasar diperoleh skor 4,25 dengan kategori “Sangat baik dan

4,15 dengan kategori “Baik”. Lembar Kerja Siswa berbasis kecerdasan ganda memperoleh rerata

skor 4,11 dengan kategori “Baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 20 aspek penilaian yang digunakan untuk validasi produk.

(11)

ix

THE DEVELOPMENT OF STUDENTS’ WORKSHEET BASED ON MULTIPLE INTELLIGENCE IN MY-DAILY-HOME-ACTIVITY SUBTHEME FOR SECOND

GRADE STUDENTS IN KALASAN I STATE ELEMENTARY SCHOOL

Yuyun Bayuni Blegur Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research started from the need for teachers to students‟ worksheet that accommodates the consept of multiple intelligence by Howard Gardner. The main objective is to produce in the

from of students‟ worksheet based on multiple intelligence in my daily home activity subtheme

for second grade students in elementary school.

This research is the research and development of modified between Borg and Gall models and Sugiyono. Development procedures used in this research includes five steps: 1) analysis of the problem, 2) data collection, 3) product development, 4) validation of the product, and 5) the revision of product validation results, to product design of the final product in the from of

students‟ worksheet based on multiple intelligence in my daily home activity subtheme for second

grade student in elementary school. Instruments in this research is a list of interview questions for requirements analysis and questionnaires. The interviews were used for requirement analysis to classroom teachers of second grade in Kalasan 1 state elementary school. while questionnaires were used to validate the quality of conventional learning media based multiple intelligences by two experts in the conventional learning media based multiple intelligences, and two classroom teacher of second grade elementari school.

Based on the validation result of two experts students‟ worksheet based on multiple

intelligences resulted in a score of 4,00 with the categories “Good” and 4,05 with the categories

“Good”. While, the validation results of two classroom teachers II ES obtainable a score of 4,25

with the categories “Very good” and 4,15 with the categories “Good”. The students‟ worksheet bassed on multiple intelligences obtain mean score of 4,11 with the categories “Good”. The

(12)

x

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan LKS Berbasis Kecerdasan Ganda Pada Subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah Untuk Siswa Kelas II SD Negeri Kalasan 1” dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung, sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Dra. Maslichah Asya‟ari, M.Pd. selaku dosen pembiming yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. dan pengelola PPGT yang telah menuntun dan menemani kami

sejak semester1 sampai saat ini.

5. Dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan tulus dan penuh kesabaran. 6. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Kurikulum SD 2013 yang telah

memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian. 7. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013

yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

8. Bapak Sarjono, S.Pd., SD. selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 Sleman Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian dan melakukan validasi produk di sekolah.

9. Ibu Khatarina Supatminingsih selaku Kepala SDKE Mangunan, Sleman Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan validasi produk penelitian.

10.Purwanti, S.Pd. selaku guru kelas II SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

(13)
(14)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...ii

LEMBAR PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...vii

ABSTRAK ...viii

ABSTRACK ...ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR BAGAN ...xv

DAFTAR TABEL ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Manfaat Penelitian ...7

E. Batasan Istilah ...9

(15)

xiii

A. Kajian Pustaka ...12

1. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...12

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa ...13

b. Fungsi dan Tujuan LKS ...14

c. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa ...15

d. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa ...17

e. Kelebihan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa ...19

2. Kecerdasan Ganda ...21

a. Pengertian Kecerdasan Ganda ...22

b. Jenis-jenis Kecerdasan Ganda...24

c. Karakteristik Kecerdasan Ganda ...30

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Anak ...34

e. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Ganda ...37

f. Kelemahan dan Kelebihan Kecerdasan Ganda ...39

g. Dampak Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Ganda ...40

3. Subtema Tugasku Sehari-hari Di Rumah ...42

B. Penelitian Yang Relevan...43

C. Kerangka Pikir ...47

D. Pertanyaan Penelitian ...49

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...51

B. Setting Penelitian ...55

C. Prosedur Pengembangan...55

(16)

xiv

G. Instrumen Penelitian ...61

H. Teknik Analisis Data...68

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ...72

B. Deskripsi Produk Awal...77

C. Data Hasil Validasi Ahli LKS dan Revisi Produk ...78

D. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas II ...81

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ...86

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ...91

B. Keterbatasan Penelitian ...92

C. Saran ...92

REFERENSI ...94

(17)

xv

Bagan 2.1 Jenis-jenis Kecerdasan Ganda (karya sendiri) ...29

Bagan 2.2 Literature Map Hasil Penelitian Yang Relevan...47

Bagan 2.3 Kerangka Berpikir ...49

Bagan 3.1 Model Penelitian Pengembangan Borg & Gall ...54

(18)

xvi

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian...59

Tabel 3.2 Panduan Wawancara Analisis Kebutuhan ...62

Tabel 3.3 Lembar Kuesioner Instrumen Validasi Lembar Kerja Siswa ...61

Tabel 3.4 Kriteria Kelayakan Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa ...67

Tabel 3.5 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Dengan Skala 5 ...69

Tabel 3.6 Kriteria Skor dengan Skala Lima...71

Tabel 4.1 Komentar Umum dan Saran Validator Ahli LKS ...81

Tabel 4.2 Komentar Umum dan Saran Guru Kelas II SD & Revisi Produk ...84

(19)

xvii

Lampiran 1 Surat Izin Observasi dan Wawancara ...97

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Observasi dan Wawancara ...98

Lampiran 3 Surat Pengantar Validasi ...99

Lampiran 4 Rangkuman Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ...101

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Ahli LKS ...103

Lampiran 5 Data Skor Validasi Guru Kelas II SD ...109

Lampiran 6 RPPTH...115

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan? Siapa yang tidak mengenal istilah pendidikan? Berbicara mengenai istilah ini seolah-olah sedang membicarakan diri sendiri, yaitu makhluk pendidikan. Dikatakan demikian karena manusia dikodratkan oleh Tuhan untuk memiliki potensi dalam hal akal, hati, jasmani, dan rohani. Segala potensi yang dimiliki hanya dapat dieksplorasi dan dikembangkan melalui proses pendidikan. Proses dimana menjadikan manusia menjadi manusia muda seperti yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara.

Pendidikan dapat dikatakan sebagai upaya sadar dan terencana dari manusia untuk mengenyam ilmu pengetahuan untuk bekal hidupnya, seperti keterampilan dan pengetahuan berpikirnya. Pendidikan merupakan modal dasar bagi manusia untuk menjalani berbagai aktivitas yang bermanfaaat dalam kehidupannya. Selain itu sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan masyarakat dan negara memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan bangsa. Supaya pembangunan bangsa semakin meningkat, dibutuhkan sumber daya manusia yang baik pula untuk menunjang pelaksanaannya.

(21)

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Selain itu, UU ini juga menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, seorang guru harus mampu memahami hakikat dari materi pelajaran yang diajarkan dan memahami serta menggunakan model, metode, atau pendekatan pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar. Dengan kata lain, guru harus sudah menyiapkan segala sesuatu terkait pembelajaran dengan matang, termasuk pemahaman terhadap peserta didiknya.

(22)

dapat diterapkan secara efektif dan dapat menunjang keberhasilan belajar peserta didik.

Karwati dan Donni (2014:131) mengatakan bahwa pemahaman guru terhadap peserta didik mencakup perkembangan peserta didik, potensi, kemampuan, karakteristik, kebutuhan, dan masalah-masalah lain yang berkenaan dengan peserta didik dalam proses belajar. Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mengkondisikan pembelajaran agar berpusat pada siswa. Akan tetapi, sejauh ini proses pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher centered), bukan kepada siswa (Student centered). Agar proses pembelajaran

menjadi terarah kearah tujuan yang ingin dicapai maka pemerintah membuat pengaturan terkait proses pembelajaran ke dalam kurikulum dan kurikulum yang sekarang ini dikenal dengan istilah K.13 atau Kurtilas yang bertujuan untuk menyiapkan generasi emas dalam menghadapi tantangan globalisasi.

(23)

pembelajaran akan lebih bermakna bila peserta didik mampu menghubungkan apa yang dipelajari dengan apa yang diketahui. Dengan adanya kurikulum ini, sangat diharapkan untuk dapat membantu peserta didik dalam mengeksplorasi dan mengembangkan bakat mereka.

Kurikulum yang baru mengharapkan guru tidak hanya mengembangkan pengetahuan peserta didik saja, melainkan dapat mengembangkan sikap dan keterampilan peserta didik juga. Oleh karena itu, cara guru memberikan inovasi pembelajaran perlu diteliti lebih dalam lagi, seperti bagaimana guru dapat menyesuaikan model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang notabennya memiliki kecerdasan melebihi satu atau lebih trennya memiliki kecerdasan ganda. Kecerdasan ganda pada praktiknya adalah memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa seoptimal mungkin dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang ditentukan oleh lembaga atau sekolah. Piaget dalam Veuger (1983:16) mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan yang mengorganisasikan, mengkoordinasikan, dan menginstruksikan pengetahuan dari dalam. Pengoptimalan segala kecerdasan yang ada dalam konteks sekolah dapat dibantu oleh guru atau orang dewasa.

(24)

dikerjakan siswa, baik bersifat teoritis dan/atau praktis yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa; dan penggunaanya tergantung dengan bahan ajar lainnya. LKS yang diharapkan dalam penggunaannya mampu membantu siswa dalam mengeksplorasi semua kecerdasan yang dimilikinya, bukan mempersulit siswa dan juga guru. Guru tidak hanya memberikan bahan-bahan ajar melainkan guru berperan sebagai fasilitator dan menanamkan rasa ingin tahu yang sangat tinggi bagi peserta didik. Penerapan inovasi pengajaran ini dapat dilihat melalui terjalinnya kerjasama antara guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar di Sekolah.

(25)

memahami materi. Selain itu, beliau belum memahami komponen-komponen yang terdapat dalam LKS. Berdasarkan kekurangan LKS dan ketidaktahuan tersebut, beliau sangat mengharapkan adanya pelatihan dan contoh pembuatan LKS berbasis kecerdasan ganda.

Beliau juga mengatakan bahwa LKS yang digunakan sesuai tuntutan kurikulum Sekolah Dasar 2013 yang mengemas materi pelajaran secara tematik integratif dan pendekatan pembelajaran saintifik. Namun, untuk LKS berbasis kecerdasan ganda belum pernah beliau lihat dan gunakan. Beliau sendiri tidak begitu mengenal kecerdasan ganda karena ketika beliau masih menjadi mahasiswa, tidak pernah belajar dan diajarkan mengenai kecerdasan ganda, bahkan mendengar namanya saja belum pernah. Jenis kecedasan yang beliau tahu hanyalah kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, dan keerdasan emosional. Kondisi kecerdasan siswa kelas II SDN Kalasan 1 cenderung menonjol pada kecerdasan matematika dan linguistik. Sedangkan, untuk kecerdasan lainnya belum begitu menonjol.

(26)

sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya serta membuka mata hati dan nurani para pendidik untuk menjadi pendidik yang profesional, mampu memacu kecerdasan yang menonjol pada diri murid seoptimal mungkin dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang ditetapkan oleh lembaga atau sekolah. Semoga pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda ini dapat menjadi contoh bagi guru-guru dalam membuat LKS sendiri dan mampu membantu guru dalam mengeksplorasi dan mengembangkan setiap kecerdasan yang dimiliki oleh siswa-siswinya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah terkait penelitian yang dilakukan, seperti berikut ini:

1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan produk berupa LKS berbasis Kecerdasan Ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk LKS berbasis Kecerdasan Ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda, yaitu: 1. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan produk berupa LKS

(27)

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk LKS berbasis Kecerdasan Ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis kecerdasan ganda adalah sebagai berikut.

1. Bagi mahasiswa

Bagi peneliti dapat memperoleh pengalaman melakukan penelitian Research and Development (R & D) khususnya dalam upaya untuk Mengembangkan

LKS berbasis Kecerdasan Ganda pada Subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

2. Bagi guru

Bagi guru dapat memperoleh inspirasi terkait dengan penelitian Research and Development (R & D), dan memperoleh contoh Lembar Kerja Siswa

khususnya LKS berbasis Kecerdasan Ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

3. Bagi sekolah

(28)

Kecerdasan Ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

4. Bagi Prodi PGSD

Bagi prodi PGSD dapat memperoleh bahan bacaan tambahan perpustakan terkait dengan penelitian Research and Development (R & D) dalam upaya untuk Mengembangkan LKS berbasis Kecerdasan Ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

E. Batasan Istilah

Untuk meminimalisir terjadinya kesalahpahaman mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Kecerdasan Ganda

(29)

2. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa adalah lembar-lembar kegiatan yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoritis dan/atau praktis, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain.

3. Subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah

Kurtilas atau kurikulum 2013 untuk kelas II SD memuat beberapa tema pembelajaran. 1 tema terdiri dari 4 subtema. Setiap subtema dilaksanakan selama 1 minggu, jadi 4 subtema untuk 4 minggu. Perlu diketahui bahwa, setiap subtema dijabarkan ke dalam pembelajaran dengan rincian; 1 subtema terdiri dari 6 pembelajaran dan satu pembelajaran dilaksanakan untuk 1 hari, maka 6 pembelajaran dilaksanakan dalam 6 hari atau selama satu minggu. Pada penelitian ini, penulis mengambil tema 3- Tugasku sehari-hari dengan subtema 1- Tugasku sehari-hari di Rumah yang akan dikembangkan dalam LKS berbasis kecerdasan ganda untuk digunakan oleh siswa kelas II SD.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

(30)

yaitu kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan badani-kinestetik, kecerdasan musikal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalistik, dan kecerdasan eksistensial). Namun dalam LKS, tidak semua kecerdasan dimunculkan pada setiap pembelajaran secarah utuh, tetapi akan menyebar dari pembelajaran satu sampai pembelajaran yang keenam.

2. Lembar Kerja Siswa berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan, akan diterapkan pada Sekolah Dasar yang telah menerapkan Kurikulum 2013. 3. Lembar Kerja Siswa dirancang untuk pembelajaran di kelas II SD dengan

subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah.

4. Lembar kerja siswa memiliki unsur-unsur yang lengkap, seperti satuan pendidikan, kelas/semester, tema, subtema, muatan pelajaran terkait, pembelajaran ke berapa, identitas siswa, pemetaan indikator, pemetaan tujuan pembelajaran, petunjuk umum, alat dan bahan yang diperlukan dalam pembelajaran, refleksi, dan evaluasi formatif.

5. Lembar kerja siswa disusun menggunakan bahasa yang singkat, sederhana, dan sesuai dengan perkembangan peserta didik.

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

(32)

serta langkah-langkah dalam membuat dan mengembangkan LKS menurut para ahli.

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa

Prastowo (2014:269) mengatakan bahwa Lembar Kerja Siswa merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoritis dan/atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik; dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain. Hal yang hampir senada juga diutarakan oleh Andriani dalam Prastowo (2014:269), bahwa lembar kerja siswa merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa yang dilengkapi dengan tugas-tugas sehingga peserta didik dapat mempelajari materi ajar dan mengerjakannya secara mandiri. Dikatakan hampir senada karena, kedua ahli tersebut memiliki kesamaan dalam mengartikan LKS sebagai bahan ajar yang berisi materi, ringkasan materi, dan petunjuk pelaksanaan tugas, sehingga memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas secara mandiri.

(33)

memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Sedangkan, Daryanto (2014: 175-176) mengatakan bahwa lembar kerja siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa atau lembaran kegiatan yang berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori atau praktik. Tahapan dalam menyusun LKS adalah, melakukan analisis kurikulum yang terdiri dari KI, KD, indikator, dan materi pembelajaran, menyusun peta kebutuhan LKS, menentukan judul LKS, menulis LKS, menentukan alat penilaian.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa lembar kerja siswa (LKS) adalah lembar-lembar kegiatan yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoritis dan/atau praktis, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain.

b. Fungsi dan Tujuan Lembar Kerja Siswa

(34)

namun lebih mengakifkan peserta didik, sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan, sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, dan memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik (Prastowo, 2015:206).

Sedangkan untuk tujuan penyusunan lembar kerja siswa, Andriani dalam Prastowo (2015:206) menjelaskan bahwa tujuan penyusunan lembar kerja siswa yaitu menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan, menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan, melatih kemandirian belajar peserta didik, dan memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

c. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa

Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Dengan adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS, maka LKS memiliki berbagai macam bentuk (Prastowo, 2015:208-209). Berikut ini akan diuraikan jenis-jenis lembar kerja siswa.

(35)

LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan peserta didik, seperti melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu, perlu dirumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik, kemudian peserta didik diminta untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya. Selanjutnya, memberikan pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu peserta didik untuk mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang dibangun dalam benak mereka.

2) LKS yang Membantu Peserta Didik Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang telah ditemukan

Setelah peserta didik berhasil menemukan konsep, selanjutnya peserta didik dilatih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Caranya adalah dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan diskusi, kemudian diminta untuk berlatih memberikan kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab.

3) LKS yang Berfungsi sebagai Penuntun Belajar

(36)

materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku. Selain itu, LKS ini juga berguna untuk keperluan remediasi.

4) LKS yang Berfungsi sebagai Penguatan

LKS ini diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapaan materi pembelajaran yang ada di dalam buku pelajaran. Selain itu, LKS ini juga berguna sebagai pengayaan.

5) LKS yang Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum

LKS yang dibuat diusahakan untuk menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS. Dengan demikian, dalam bentuk LKS ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu isi (content) dari LKS.

Berdasarkan uraian jenis-jenis LKS di atas, maka LKS yang akan peneliti kembangkan terdapat pada poin 1 dan 2, yaitu LKS yang membantu siswa dalam menemukan sebuah konsep dan LKS yang mampu membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang ditemukan.

d. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa

(37)

Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah penyusunan lembar kerja siswa (Diknas dalam Prastowo, 2015:212-215).

1) Melakukan Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan lembar kerja siswa. Tujuannya adalah untuk menentukan materi-materi yang memerlukan bahan ajar lembar kerja siswa. Caranya yaitu melihat materi pokok, pengalaman belajar, materi yang akan diajarkan, dan mencermati kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik.

2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Peta kebutuhan lembar kerja siswa diperlukan untuk mengetahui jumlah lembar kerja siswa yang harus ditulis serta melihata sekuensi atau urutan lembar kerja siswa. Sekuensi berguna untuk menentukan prioritas penulisan.

3) Menentukan Judul-judul LKS

(38)

empat materi pokok, maka kompetensi tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah judul lembar kerja siswa.

4) Penulisan LKS

Langkah-langkah penulisan lembar kerja siswa adalah sebagai berikut. Pertama, merumuskan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Kedua, menentukan alat penilaian. Penilaian dilakukan atas dasar proses dan hasil kerja peserta didik. Apabila pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, maka alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assessment. Ketiga, menyusun materi. Materi lembar

kerja siswa sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya.

(39)

memperhatikan struktur lembar kerja siswa. Struktur lembar kerja siswa terdiri atas enam komponen yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendudkung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta penilaian. Semua komponen-komponen tersebut harus ada dalam lembar kerja siswa.

e. Kelebihan dan kelemahan Lembar Kerja Siswa

Suatu produk yang dibuat biasanya memiliki berbagai keunggulan dan kelemahannya. Lembar kerja siswa (LKS) memiliki berbagai keunggulan dan kelemahan (Lismawati, 2010:40). Berikut ini akan diuraikan keunggulan dan kelemahan dari LKS.

1) Kelebihan Lembar Kerja Siswa

a) Dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus.

b) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis. c) Dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik,

(40)

d) Secara ekonomis lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya.

2) Kelemahan Lembar Kerja Siswa

a) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahami bagian-bagian tertentu.

b) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan.

c) Memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam.

d) Memerlukan pengetahuan prasyarat agar peserta didik dapat memahami materi yang dijelaskan. Peserta didik yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami.

2. Kecerdasan Ganda

Semua anak adalah “cerdas” kalimat ini bukan basa basi, tetapi

(41)

Anak cerdas bukan hanya anak yang pandai matematika saja. Tetapi, semua anak dapat dikatakan cerdas apa bila ia dapat menunjukkan satu atau dua kemampuan yang menjadi keunggulan nya, misalnya anak pandai bermain musik atau ada anak yang sangat ramah dalam mengoptimalkan kecerdasan merupakan potensi yang dibawa sejak lahir. Bila ada yang memiliki kemampuan yang sama, kadar kemampuannya yang berbeda.

Para ahli telah membuktikan bahwa setiap individu memiliki lebih dari satu kemampuan atau bakat. Dengan demikian, guru sebagai pendidik bertugas sebagai fasilitator dan motivator dalam melihat dan menumbuhkembangkan potensi atau kemampuan siswa. Untuk lebih jelas, berikut ini akan dijabarkan teori mengenai kecerdasan ganda menurut para ahli.

a. Pengertian Kecerdasan Ganda

Teori kecerdasan majemuk atau multiple intelligence merupakan validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting (Jasmine, 2007:13). Kemudian, Gardner (1983;1993) dalam Suparno (2004: 17) mengatakan bahwa, intelligence merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata.

(42)

1) Menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang dalam memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya,

2) Ada unsur pengetahuan dan keahlian,

3) Bersifat universal harus berlaku bagi banyak orang.

4) Kemampuan itu dasarnya adalah unsur biologis, yaitu otak seseorang, bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau training,

5) Kamampuan itu sudah ada sejak lahir, meski di dalam pendidikan dapat dikembangkan.

Piaget dalam Veuger (1983: 16) juga mengatakan bahwa intelegensi adalah yang mengorganisasikan, mengkoordinasikan, dan menginstruksikan pengetahuan dari dalam. Sedangkan, Gunawan (2003: 229) berpendapat bahwa kecerdasan ganda akan lebih tepat kalau digambarkan sebagai suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Kecerdasan bersifat laten, ada pada setiap manusia tetapi dengan kadar perkembangan yang berbeda.

Chatib dan Said (2012: 80) menjelaskan bahwa Multiple Intelligences merupakan pengenalan siswa untuk menentukan strategi

(43)

menjelaskan bahwa Multiple Intelligences atau biasa disebut Kecerdasan ganda adalah berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam pembelajaran.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ada satu kata yang dominan dalam mengartikan kecerdasan ganda, yaitu

“Kemampuan”. Kecerdasan ganda adalah kemampuan yang bersifat

laten dan beragam dalam menyelesaikan masalah dengan kondisi yang berbeda, karena di dalam kemampuan mengandung unsur pengetahuan dan keterampilan serta sikap.

(44)

b. Jenis-jenis Kecerdasan ganda

Ada banyak pendapat dalam buku yang berbeda-beda terkait jumlah kecerdasan yang dimiliki setiap individu, namun penulis hanya ingin menjabarkan jenis-jenis kecerdasan yang sudah diketahui bersama, tentunya juga dengan penjelasan para ahli.

Gunawan (2003: 231) menjelaskan bahwa, dalam teori Multiple Intelligence terdapat 8 jenis kecerdasan, yaitu :

1) Linguistik : kemampuan dalam bidang bahasa

2) Matematika dan logika: suka ketepatan dan menyukai berpikir abstrak dan terstruktur.

3) Visual dan spasial: berpikir dengan menggunakan gambar, termasuk gambaran mental, cakap bekerja dengan peta, grafik dan diagram, menggunakan gerakan untuk membantu pembelajaran.

4) Musik: sensitif terhadap mood dan emosi, menyukai dan mengerti musik.

5) Interpersonal: mudah bergaul, mediator, pintar berkomunikasi. 6) Intrapersonal: mengerti perasaan sendiri, dapat memotivasi diri

(45)

7) Kinestetik: kemampuan pengendalian fisik yang sangat baik, ahli dalam pekerjaan tangan, suka menyentuh dan memanipulasi obyek.

8) Naturalis: mencintai lingkungan/alam, mampu menggolongkan obyek, mengenali, berinteraksi dengan hewan dan tanaman. Hal yang sama dikemukakan oleh Agustin (2011: 93-95) yang menjabarkan jenis-jenis kecerdasan ganda berdasarkan teori Gardner:

1) Kecerdasan Verbal Linguistik

Kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau makna kata, dan dimensi pragmatik atau penggunaan praktis bahasa.

2) Kecerdasan Logika Matematika

Kepekaan dalam memahami pola dan hubungan logis atau numerik.

3) Kecerdasan Visual-Spasial

(46)

Kepekaan kepada irama, pola titi nada, dan warna nada atau warna suara suatu lagu.

5) Kecerdasan Jasmani-Kinestetik

Kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan ataupun kemampuan menerima rangsangan dan hal yang berkaitan dengan sentuhan.

6) Kecerdasan Interpersonal

Kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara, gerak-isyarat; kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal; dan kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakkan pragmatis tertentu.

7) Kecerdasan Intrapersonal

Kemampuan memahami diri yang akurat (kekuatan dan keterbatasan diri); kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan berdisiplin diri, memahami dan menghargai.

8) Kecerdasan Naturalistik

(47)

Berdasarkan perkembangan zaman, para ahli mulai menyadari bahwa kecerdasan tidak hanya ada delapan, melainkan Sembilan. Gardner (1993: 17) dalam bukunya Multiple Intelligences The Theory in Practice, kecerdasan seseorang meliputi 7 unsur kecerdasan, yaitu

kecerdasan musik, kecerdasan kinestetik, kecerdasan logika matematika, kecerdasan linguistik, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan intrapersonal. Namun dalam buku barunnya Frames of Mind, Gardner menambahkan dua kecerdasan lagi, yaitu kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial.

(48)

Bagan 2.1: Jenis-jenis Kecerdasan ganda (karya sendiri)

Kesembilan kecerdasan ini sangat melekat dalam diri individu

yang „dianugerahi‟. Kecerdasan ini dapat dikembangkan serta

ditingkatkan secara memadai agar dapat berfungsi bagi individu tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kesembilan kecerdasan bila dimiliki oleh seseorang yang tidak terus mengembangkannya, kecerdasan tersebut tidak bisa hilang atau mati melainkan dapat diasah dan ditingkatkan. Di sinilah fungsi pendidikan dalam membantu setiap individu mengembangkan kecerdasan dalam diri mereka seoptimal mungkin. Inilah tantangan bagi seorang guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengeksplorasi kecerdasan mereka.

(49)

tidak terbantu oleh pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Misalnya, guru yang menonjol pada kecerdasan linguistik, maka yang dilakukan guru adalah ceramah tanpa praktek. Masalah lainnya, guru yang tidak mengetahui akan kecerdasan interpersonal peserta didik yang tinggi dan tidak pernah mengajak siswa bekerja dalam kelompok. Dan masih banyak persoalan lainnya yang menegaskan akan keprofesionalan guru. Padahal, bila dalam diri seorang guru ada jiwa keprofesionalan maka guru akan menciptakan setidaknya pembelajaran sederhana yang memfasilitasi kecerdasan yang dimilikinya dan yang dimiliki pesera didik dapat dieksplorasi.

Keadaan yang terjadi bahwa guru-guru yang semakin „senior‟ dalam mengajar sulit meninggalkan kebiasaan lama dalam mengajar dan bersikeras mempertahankan apa yang telah dibiasakan sejak lama. Sampai kapan pendidikan kita akan berubah bila tidak ada dukungan dari pihak-pihak bijaksana yang menginginkan pendidikan di negara kita maju. Perlu adanya pendukung untuk menuju perubahan yang lebih baik.

c. Karakteristik Kecerdasan ganda

(50)

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, terlebih dahulu kita harus mengenal karakteristik pada kesembilan kecerdasan, di antaranya: 1) Karakteristik Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan ini memiliki karakteristik, seperti: (a) suka menulis, mengarang atau bercerita, (b) cepat menghafal nama, tempat, tanggal, jalan atau hal lainnya, (c) senang membaca, (d) suka berdebat, (e) senang dengan aktifitas permainan kata, (f) memiliki kosakata yang luas, (g) belajar melalui menyimak, membaca, menulis, dan diskusi (h) memperlihatkan kemampuan dalam mempelajari bahasa lainnya dan menyukai pelajaran bahasa, (i) mendengar dan merespon setiap suara, ritme, warna dan berbagai ungkapan kata.

2) Karakteristik Kecerdasan Matematis-Logis

(51)

statistik, menggambar dalam bentuk grafik atau tabel atau bagan, (h) menunjukkan ketertarikan dalam bidang akuntansi, guru matematika, teknologi komputer, mesin, dll, (i) belajar atau melakukan sesuatu dengan teratur dan terstruktur.

3) Karakteristik Kecerdasan Visual-Spasial

Karakteristik dari kecerdasan ini, antara lain: (a) selalu mengembangkan ide-ide yang menarik, (b) suka mempelajari dan membuat peta, tabel, diagram, dan skema, (c) suka menjelaskan, (d) mentransformasikan yang dilihat, didengar, dan dirasakan ke dalam bentuk lain. Misalnya melukis, membuat sketsa, kolase, dll, (e) mengatur dan menata ruangan, (f) menyukai teka-teki tiga dimensi, (g) mahir membaca peta dan denah, (h) video sebagai motivasi dan inspirasi dalam belajar dan bekerja.

4) Karakteristik Kecerdasan Jasmani-Kinestetik

Kecerdasan ini memiliki karakteristik, seperti: (a) menonjol prestasinya dibidang olahraga, (b) senang bergerak dan beraktifitas yang melibatkan gerak fisik, (c) senang melakukan pekerjaan lapangan, (d) gemar bongkar pasang mainan, (e) senang dengan bahasa isyarat atau pantomim.

(52)

Karakteristik kecerdasan ini antara lain : (a) banyak teman, (b) suka berkonsolidasi, (c) aktif dalam kegiatan kelompok, (d) suka mengajari, (e) senang berpartisipasi dalam grup atau organisasi-ogranisasi tertentu, (f) merasa bosan ketika melakukan bekerja sendiri, (g) sangat peduli dan penuh perhatian pada masalah-masalah dan isu sosial, (h) peka terhadap apa yang dirasakan teman.

6) Karakteristik kecerdasan intrapersonal

Kecerdasan ini memiliki karakteristik, seperti : (a) bersikap realistis, (b) mandiri, (c) percaya diri, (d) mampu mengambil keputusan, (e) memiliki motivasi yang kuat, (f) bekerja sendiri lebih produktif daripada bekerja dengan orang lain.

7) Karakteristik kecerdasan Naturalis

Kecerdasan ini memiliki karakteristik, seperti: (a) menyukai hewan, (b) senang membawa hewan piaraan kemana-mana, (c) senang berkebun, (d) suka berada di alam terbuka, (e) memiliki kesadaran tinggi atau peka terhadap masalah lingkungan, (f) senang belajar tentang ekologi, alam, binatang, dan tumbuhan, (g) menyukai tugas yang berkaitan dengan lapangan atau lingkungan.

8) Karakteristik kecerdasan Musikal

(53)

mudah menghafal lirik lagu, (c) gemar mengoleksi album musik, (d) suka bernyanyi sendiri maupun di depan umum, (e) senang belajar sambil mendengarkan musik, (f) mudah menghafal atau mengingat suatu objek bila dimasukkan ke dalam irama-irama musik, (g) senang memukul benda-benda sekitar untuk menghasilkan sebuah irama musik.

9) Karakteristik kecerdasan Eksistensial

Anak dengan kecerdasan ini memiliki karakteristik, seperti: (a) senang berdiskusi tentang kehidupan, (b) senang memandang suatu hasil karya dan memikirkan cara membuatnya, (c) menganggap sangat penting untuk mengambil peran dalam menentukan hal-hal yang besar dari sesuatu, (d) selalu ingin tahu jika terdapat bentuk kehidupan lain di alam, (e) belajar sesuatu menjadi lebih mudah bila memahami makna yang terkandung di dalamnya, (f) tidak puas akan sesuatu hal dan berusaha untuk mencari tahu untuk memberikan solusi.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kecerdasan Anak

(54)

perkembangan potensi anak dibagi menjadi dua bagian, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat di dalam diri anak sendiri. Sedangkan, faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu atau yang berasal dari lingkungan.

1) Faktor Internal a) Taraf Kecerdasan

Menunjukkan kemampuan berpikir anak, kemampuan menggunakan nalar, dan kemampuan memecahkan masalah menggunakan logika. Taraf kecerdasan yang diketahui dari tes intelegensi ini berbeda maknanya dengan penyebutan pintar dan bodoh dalam konsep sehari-hari.

b) Konsep diri

Menunjukkan cara seseorang memandang dirinya sendiri dan kemampuannya. Anak yang memandang dirinya dengan positif dan menilai dirinya mampu, akan berhasil di sekolah dalam kehidupan sosialnya daripada anak yang memandang dirinya dengan anggapan negatif.

c) Motivasi Berprestasi

(55)

d) Minat

Kecenderungan seseorang terhadap sesuatu, atau bisa dikatakan apa yang disukai seseorang untuk dilakukan. Bila minat anak berkurang dalam ikut serta mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya, maka perlu adanya pertimbangan dan teknik dalam menarik minat anak kembali.

e) Sikap

Cara seseorang menerima atau menolak sesuatu berdasarkan pada cara dia memberikan penilaian terhadap objek tertentu yang berguna atau tidak baginya.

f) Kesehatan fisik dan biologis (pertumbuhan otak dan sistem sensorik -motorik)

Gizi yang baik sejak di dalam kandungan sampai remaja terutama untuk perkembangan otak, pencegahan dan pengobatan penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan, dan keterampilan fisik untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

g) Emosi-Kasih Sayang

(56)

dimiliki dan terus-menerus bereksplorasi untuk menjadi lebih baik di mata orang lain.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan kecerdasan anak sudah diketahui dan telusuri, namun pada bagian ini penulis hanya ingin mengulas kembali untuk mengingatkan betapa pentingnya faktor ini dalam mencetak generasi yang cerdas dan mampu mengembangkan anugerah yang ada dalam dirinya. Untuk itu, faktor eksternal yang sangat mempengaruhi adalah lingkungan sekitar anak, keluarga inti, keluarga besar (paman dan bibi, kakek dan nenek, dll.)

e. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Kecerdasan ganda

Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis kecerdasan ganda yang penulis rancang sendiri, kecerdasan terkait adalah kecerdasan visual-spasial dan kecerdasan naturalis.

1) Media dan alat :

LKS, PPT, LCD, viewer, laptop, gambar hewan boneka kucing, peliharaan, alat tulis, pensil warna, papan tulis, spidol/kapur. 2) Langkah-langkah Pembelajaran:

(57)

b) Siswa diminta oleh guru untuk membacakan teks bersama teman kelompok. (Mengamati)

c) Siswa diminta oleh guru untuk memberikan pertanyaan untuk dibahas bersama. (Menanya)

d) Siswa diminta oleh guru untuk menunjukkan bagian-bagian tubuh kucing pada boneka yang telah disiapkan guru. e) Siswa secara berkelompok diminta untuk melengkapi

bagian tubuh dari merpati yang ada dalam lks yang dibagikan. (Menalar)

f) Setiap kelompok menukarkan jawabannya kepada kelompok lain untuk dikoreksi. Cara menukarnya dapat dilakukan, seperti kelompok 1 menukarkan ke kelompok 2, kelompok 2 ke kelompok 3, begitu seterusnya hingga kelompok terakhir menukarkan hasil kerjanya kepada kelompok 1, atau sekreatif guru. (Mencoba)

g) Setelah selesai mengoreksi pekerjaan kelompok lain, segera dikembalikan kepada kelompok pemilik.

(58)

i) Kelompok lain diminta untuk mengomentari hasil pekerjaan kelompok yang baru saja selesai presentasi. j) Setiap kelompok yang selesai presentasi mengumpulkan

hasil pekerjaannya kepada guru untuk diberi nilai.

k) Guru mengoreksi jawaban setiap kelompok dan memberikan bintang bagi kelompok yang mampu menjawab dengan benar.

l) Guru menyampaikan bahwa gambar adalah salah satu karya seni yang patut dihargai dan menyampaikan apa yang bisa dilakukan agar gambar menjadi indah.

m) Siswa memperindah gambar yang dibagikan guru dengan mewarnai.

n) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru untuk dikoreksi.

f. Kelemahan dan Kelebihan Kecerdasan Ganda

Setiap model atau pendekatan yang digunakan oleh guru dalam mewadahi pembelajaran, tentunya memiliki kelemahan dan kelebihan. Berikut ini adalah beberapa kelemahan serta kelebihan yang dirasakan ketika menerapkan model ini.

1) Kelebihan

(59)

b) Menumbuhkan potensi atau kemampuan setiap siswa. c) Menumbuhkan rasa percaya diri bagi siswa.

d) Siswa semakin memahami dan menyadari setiap kemampuan yang berbeda serta menghargai setiap kelebihan dan kekurangan setiap individu.

e) Guru merasa pembelajaran tidak monoton. f) Guru lebih proaktif dan kreatif.

2) Kelemahan

a) Membutuhkan waktu yang relatif lama.

b) Tidak efisien jika digunakan dalam kelas yang jumlah siswanya cukup banyak.

c) Rendahnya kualitas dan kesiapan guru.

g. Dampak Pembelajaran Berbasis Kecerdasan ganda

Model pembelajaran berbasis kecerdasan ganda ini ternyata sangat banyak membantu dalam dunia pendidikan. Pada bagian ini akan diulas dampak model pembelajaran berbasis kecerdasan ganda.

(60)

1) Dampak Terhadap Kurikulum

Semua orang walaupun tidak semuanya mengetahui pengertian kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang dialami siswa. Dengan kata lain, kurikulum dapat berisi materi atau topik pelajaran yang mau dipelajari siswa, metode pembelajaran yang akan dialami siswa dengan bantuan guru, sarana dan prasarana pembelajaran, alokasi waktu yang dibutuhkan, cara evaluasi, dan sebagainya. Model kecerdasan ganda dapat mempengaruhi penyusunan kurikulum, terutama di berbagai negara yang telah menggunakan model ini. 2) Dampak Terhadap Pembelajaran

(61)

menggambarkan bahwa model kecerdasan ganda mempunyai dampak yang baik dalam pembelajaran dalam mencapai tujuan walaupun banyak kritikan pedas yang menentang model ini.

3) Dampak Terhadap Pendidikan Nilai

Suparno (2003: 63) menjelaskan bahwa kecerdasan ganda jelas mempengaruhi bila ingin menanamkan nilai pada anak. Karena siswa lebih dapat menangkap makna ataupun isi nilai dengan intelegensinya, maka pendidikan nilaipun perlu memperhatikan keterampilan jamak tersebut. Intinya penemuan kecerdasan ganda membuka pikiran kita akan bermacam-macam kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang. Setiap orang berbeda dalam kecerdasannya dan perlu diperlakukan berbeda pula. Dengan kata lain, manusia lebih dihargai sebagai pribadi dengan kekhasannya masing-masing. 3. Subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah

(62)

subtema 1- Tugasku sehari-hari di Rumah yang akan dikembangkan dalam LKS untuk digunakan oleh siswa kelas II SD.

Subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah akan dijabarkan ke dalam 6 pembelajaran untuk 1 minggu. Untuk pembelajaran ke-1 dan 2, akan memuat materi pembelajaran PJOK, Matematika, PPKn, dan Bahasa Indonesia. Sedangkan, pada pembelajaran ke-3 akan memuat materi pelajaran Matematika, SBDP, dan Bahasa Indonesia. Kemudian, pada pembelajaran ke-4 akan memuat materi pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan SBDP. Setelah itu, muatan pelajaran terkait untuk pembelajaran ke-5 adalah PJOK, Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika. Selanjutnya, muatan pelajaran pada pembelajaran ke-6 adalah Bahasa Indonesia, SBDP, dan PPKn. Dengan catatan pada pembelajaran ke-6 akan dilakukan evaluasi materi pelajaran yang sudah dipelajari peserta didik selama seminggu. B. Penelitian yang Relevan

(63)

Pertama, penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran

Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple Intelligences untuk Kurikulum

2013” yang dilakukan oleh Hermawan (2015). Penelitian ini menghasilkan suatu

media pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis ICT dan multiple intelligences yang digunakan oleh guru untuk membantu peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dan menilai kelayakan prototipe media ICT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Prosedur pengembangan instrumen media pembelajaran berbasis ICT dilakukan dengan langkah-langkah: (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain produk, (e) revisi desain. (2) Instrumen Media Pembelajaran berbasis ICT layak digunakan untuk uji coba terbatas. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian dari ketiga validator, yaitu penilaian dari ahli multimedia, ahli bahasa, dan guru kelas IV SD. Rerata skor yang diberikan termasuk dalam kategori sangat baik.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih (2014) dengan judul

“Pengembangan Lembar Kerja Siswa Pembelajaran IPA Berbasis Multiple

Intelligences Pada Materi Pesawat Sederhana Kelas V MI Matholiul Huda Troso

Pecangaan Jepara Tahun Pelajaran 2013/ 2014”. Berdasarkan hasil penelitian

(64)

pembelajaran, kolom ingatanku, kolom karyaku, kolom pendapatku, awan pengingat, teka-teki silang, gambar-gambar materi, kolom lirik lagu dan lembar soal harian, serta rangkuman dan daftar pustaka. Hal itu ditunjukkan dengan hasil analisis keefektifan lembar kerja siswa baik di kelas kecil maupun di kelas besar. Ditinjau dari ketiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, baik di kelas kecil maupun di kelas besar lembar kerja siswa berbasis multiple intelligences terbukti efektif.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Herdiyanto (2014) dengan judul

“Pengembangan Instrumen Penilaian Tematik Kelas IV SD Berbasis Multiple

Intelligence”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Prosedur

pengembangan instrument penilaian dilakukan dengan langkah-langkah; (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain produk, dan (e) revisi desai. (2) Instrumen penilaian layak digunakan ujntuk uji coba terbatas. Hal ini ditunjukkan oleh: (a) Penilaian dari ketiga validator pada aspek sistematika mendapatkan skor rata-rata 4,94, aspek bahasa mendapatkan skor rata-rata 4,58, aspek tampilan mendapatkan skor rata-rata 4,56, rata-rata dari ketiga aspek 4,70 tergolong dalam kategori.

Dari ketiga penilitian di atas, terdapat kesamaan antara variabel-variabel yang ada diantaranya Multiple Intelligence, Lembar Kerja Siswa, dan Multiple Intelligence. Penelitian-penelitian terdahulu yang telah disebutkan memiliki

(65)

siswa berbasis kecerdasan ganda yang akan diterapkan untuk siswa kelas II SD, sedangkan ketiga peneliti terdahulu mengembangkan LKS dengan media ICT untuk siswa kelas IV SD, media bergambar serta perangkat pembelajaran untuk tingkat SMA dan analisis multiple intelligence untuk pendidikan Islam. Mengacu pada penelitian di atas sebagai pedoman dalam membuat penelitian, maka peneliti

akan melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan LKS Berbasis

Kecerdasan Ganda pada Subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk Siswa

(66)

Bagan 2.2. Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berpikir

Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kecerdasan ganda sangat penting dalam dunia pendidikan seperti sekarang ini. Apalagi kurikulum 2013 yang dijabarkan Hermawan (2015)

tentang

pengembangan media

pembelajaran tematik

kelas IV SD berbasis

ICT dan Multiple

Intelligence untuk

kurikulum 2013.

Multiple Intelligence LKS berbasis Multiple Intelligence Multiple Intelligence

Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk Siswa Kelas II SD.

Purwaningsih (2014) tentang

pengembangan lembar kerja

siswa pembelajaran IPA

berbasis multiple intelligence

pada materi pesawat

sederhana kelas V MI

Matholiul Huda tahun

pelajaran 2013/2014.

Herdiyanto (2014)

tentang

pengembangan

instrumen penilaian

tematik kelas IV SD

berbasis multiple

(67)

ke dalam tema dan subtema sangat memungkinkan untuk menonjolkan beberapa kecerdasan yang ada dalam diri siswa. Namun, minimnya pengetahuan akan cara memuat LKS dan minimnya pengetahuan akan kecerdasan ganda menjadi hambatan dalam pelaksanaannya.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan pada 1 Sekolah Dasar melalui daftar wawancara dengan guru kelas IIA, hasil yang diperoleh diantaranya guru belum begitu mengetahui seluk-beluk dari kecerdasan ganda, meskipun telah menggunakan LKS yang sesuai dengan kurikulum 2013 namun LKS yang ada tidak mendukung proses pembelajaran dengan baik.

(68)

Bagan 2.3. Kerangka Berpikir D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

Kecerdasan Ganda Matematika

Linguistik Visual-spasial

Musik Kinestetik Interpersonal Intrapersonal Naturalistik Eksistensial

Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk Kelas II SD Perangkat

Pembelajaran

Silabus

RPPTH

(69)

1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan produk berupa LKS berbasis Kecerdasan Ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk LKS berbasis Kecerdasan Ganda pada subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar menurut Pakar Kurikulum SD 2013?

(70)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 1. Pengertian

Telah kita ketahui bersama bahwa, ada beberapa jenis penelitian yang sering digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu dan kegunaan tertentu, seperti penelitian kualitatif, penelitian kuantitatif, dan penelitian pengembangan atau R & D. Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan yang dimaksud bukanlah penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan teori, melainkan untuk menghasilkan produk tertentu.

(71)

a. Potensi dan Masalah

Penelitian dimulai dari identifikasi masalah yang dipandang berpotensi untuk ditemukan solusinya.

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah memperoleh potensi dan masalah dari hasil observasi maupun wawancara. Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian digunakan sebagai dasar untuk mengetahui produk seperti apakah yang dapat dijadikan solusi untuk masalah yang ada. c. Desain Produk

Desain produk merupakan proses perencanaan, pencarian bahan, pemilahan, pengolahan, hingga sampai pada perancangan produk yang dikehendaki.

d. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses penilaian produk untuk mengetahui kekurangan serta tingkat kelayakan produk. Validasi produk dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang dirancang.

e. Revisi Desain

(72)

f. Uji Coba Produk

Uji coba produk yang dimaksudkan untuk mengetahui serta membandingkan sistem kerja antara produk yang sudah direvisi dengan produk sebelumnya.

g. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan setelah uji coba produk selesai dan dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang masih ada saat uji coba produk. Revisi produk juga bisa dilakukan dengan mengembangkan produk jika masih ada porensi untuk melakukannya.

h. Uji Coba Pemakaian

Uji coba pemakaian dilaksanakan dengan tujuan untuk melakukan pengujian terhadap produk yang sudah direvisi pada kondisi nyata dalam lingkup yang lebih luas. Uji coba pemakaian ini untuk mengetahui hambatan dan kekurangan yang mungkin timbul dalam kondisi nyata dan hasilnya akan digunakan untuk perbaikan selanjutnya.

i. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan lagi bila masih tampak hambatan dan kekurangan pada uji coba pemakaian.

(73)

Produksi masal ini dilakukan apabila produk yang dihasilkan telah diujicoba dan direvisi serta sudah dinyatakan lebih efektif dan efisien serta layak dari produk sebelumnya.

Penelitian ini hanya dilakukan dari tahap potensi dan masalah, sampai pada langkah revisi desain. Hal demikian terjadi karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga kerja yang dimiliki peneliti. Berikut ini adalah bagan langkah-langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall.

Bagan 3.1. Model Penelitian Pengembangan Borg dan Gall Research &

Development

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Desain Produk

Validasi Desain Revisi Desain Ujicoba Produk

Revisi Produk

Ujicoba Pemakaian Revisi Produk

(74)

B. Setting Penelitian

Pengumpulan data analisis kebutuhan dilakukan peneliti dengan cara melakukan observasi dan wawancara kepada Ibu P selaku guru kelas IIA SDN Kalasan 1. Pengumpulan data ini dilakukan pada tanggal 29 Juni 2015 pukul 10.20 WIB, tepatnya di ruang kelas IIA. Penelitian ini dilaksanakan selama Sembilan bulan terhitung mulai dari bulan Juni 2015 sampai Febuari 2016.

C. Prosedur Pengembangan

Sugiyono (2014: 407) menjelaskan bahwa metode penelitian dan pengembangan (R & D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektivan produk tersebut. Jadi, penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap), sehingga metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan.

Gambar

Tabel 3.4 Kriteria Kelayakan Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa .......................................67
gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat
Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.2. Panduan Wawancara Analisis Kebutuhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5)

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi

Kebutuhan guru terhadap media pembelajaran konvensional yang mengakomodasi konsep kecerdasan ganda menurut teori Howard Gardner merupakan alasan dilakukannya

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkahyaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5)

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan dilakukan dari penggabungan model di atas adalah (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk,

yang terdiri dari 10 langkah yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, ujicoba produk, revisi produk, ujicoba

e-learning ini dilakukan berdasarkan langkah- langkah pengembangan yaitu melihat adanya potensi masalah, mengumpulan data, mendesain produk, validasi desain, revisi