ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA AKU MERAWAT TUBUHKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU
SEKOLAH DASAR Lasarus Hilly Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budayalokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, dan (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SD kalasan Satu Yogyakarta, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas I SD.
Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,97 (baik) dan 3,93 ( baik), dua guru kelas I SD menghasilkan skor 4,28 (sangat baik) dan 4,77 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,23 dan termasuk dalam kategori
“sangat baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuanpembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumberbelajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) scenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.
ABSTRACT
The Development of Learning Instrument Based on Curriculum 2013
Subtheme “Aku Merawat Tubuhku” For First Grade
Of Elementary School Lasarus Hilly Sanata Dharma University
2015
This research was done because there are many teachers who need an example of the learning instrument refers Elementary Curriculum 2013. The aim of this research is toproduce learning instrument refers to 2013 curriculum using thematic integrative approach, scientific approach, character education based on local culture, and the use of authentic asessment in the learning activity.
This research is reseach and development. This material development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted and become a more
simple development model, which is used as the research’s principal. There are eight steps of development procedure used in this research. They include (1) potential and problem, (2) data
gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, (5) design revision, in such a way that
it create a final product in a from of learning instrument refers to 2013 curriculum for elementary students grade I. The research instrument used is interview and questionnaire. The interview is used to analize the teachers need of SDN Kalasan Satu Yogyakarta while the questionnaire is used to validate the learning instrument by two 2013 curriculum professionals, two teachers of grade I.
Based on the expert curriculum 2013 validation score 3,97 means “good” and validation score
3,93 means good, 2 teachers of grade Ivalidation score are 4,28 and 4,77 means very good. The
learning instrument gets the average score of 4,23 and it is categorized “very good”. It is on the
aspects in the validation instruments including the 1) identity of the RPP, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) teaching materials, 11) languages. Therefore the learning intrument tha t is developed is appropriate to be used as the learning intrument refer to 2013 curriculum.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA AKU
MERAWAT TUBUHKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK
SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Lasarus Hilly NIM. 111134300
PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Esa
Yang selalu mendengarkan keluh dan kesahku serta memudahkanku dalam
kelancaran mengerjakan penelitian ini
Alm. Bapak di Surga
Bapak Imanuel Hilly
yang menjadikanku sebagai seorang yang kuat dan tekun
Alm. Ibu di surga
Ibu Sepriana Hilly-Lau
Yang menjadikanku sebagai seorang yang sabar dan tekun
Kakak-kakaku yang selalu memberikan motivasi dan dukungan moril
Yang Terkasih
Elfi Holfiana Saudale
Yang selalu memberikan semangat
MOTTO
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang ( Amsal, 17 :22)
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA AKU MERAWAT TUBUHKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU
SEKOLAH DASAR
Lasarus Hilly Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budayalokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, dan (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SD kalasan Satu Yogyakarta, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas I SD.
Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,97 (baik) dan 3,93 ( baik), dua guru kelas I SD menghasilkan skor 4,28 (sangat baik) dan 4,77 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,23 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuanpembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumberbelajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) scenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.
ABSTRACT
The Development of Learning Instrument Basedon Curriculum 2013 Subtheme “Aku Merawat Tubuhku” For First Grade
Of Elementary School
Lasarus Hilly Sanata Dharma University
2015
This research was done because there are many teachers who need an example of the learning instrument refers Elementary Curriculum 2013. The aim of this research is toproduce learning instrument refers to 2013 curriculum using thematic integrative approach, scientific approach, character education based on local culture, and the use of authentic asessment in the learning activity.
This research is reseach and development. This material development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted and become a more simple development model, which is used as the research’s principal. There are eight steps of development procedure used in this research. They include (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, (5) design revision, in such a way that it create a final product in a from of learning instrument refers to 2013 curriculum for elementary students grade I. The research instrument used is interview and questionnaire. The interview is used to analize the teachers need of SDN Kalasan Satu Yogyakarta while the questionnaire is used to validate the learning instrument by two 2013 curriculum professionals, two teachers of grade I.
Based on the expert curriculum 2013 validation score 3,97 means “good” and validation score 3,93 means good, 2 teachers of grade Ivalidation score are 4,28 and 4,77 means very good. The learning instrument gets the average score of 4,23 and it is categorized “very good”. It is on the aspects in the validation instruments including the 1) identity of the RPP, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) teaching materials, 11) languages. Therefore the learning intrument that is developed is appropriate to be used as the learning intrument refer to 2013 curriculum.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Subtema Aku Merawat Tubuhku Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa
Kelas Satu Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J.,B.S.T.,S.S.,M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan
memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Galih Kusumo, S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.
6. Rusmawan, S.Pd.,M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.
7. Galih Kusumo, S.Pd.,M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.
8. Kartika Kirana, S.S. selaku guru kelas I Kanisius Eksperimental Mangunan yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.
9. Sri Sapaomi, S.Pd. selaku guru kelas I SDN Kalasan Baru yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii
HALAMANPENGESAHAN……….... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv
HALAMAN MOTTO………... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……… vii ABSTRAK………... viii
ABSTRACT……… ix
KATA PENGANTAR………... x
DAFTAR ISI………... xii
DAFTAR TABEL………..………... xv
DAFTAR GAMBAR………... xvi
DAFTAR LAMPIRAN………... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Rumusan Masalah……….. 5
C. Tujuan Penelitian……… 6
D. Manfaat Penelitian………... 6
E. Batasan Istilah………... 7
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan……….... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian pustaka………... 10
1. Kurikulum SD 2013………... 10
a. Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013……….. 11
b. Penguatan pendidikan karakter………. 18
c. Pendekatan tematik integratif……… 21
d. Pendekatan saintifik……….. 23
e. Penilaian otentik……… 26
2. Model pengembangan perangkat pembelajaran……… 32
2.2 Pengembangan silabus……….. 38
2.3 Prinsip pengembangan silabus……….. 38
2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian………... 40
2.4.1 Prinsip penyusunan RPP……… 43
2.5 Lembar Kerja Siswa……….. 44
2.6 Instrumen penilaian………... 44
a. Prinsip dan pendekatan penilaian………. 45
B. Penelitian yang Relevan………... 45
C. Kerangka berpikir………. 49
D. Pertanyaan Penelitian………... 50
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………. 52
B. Prosedur Pengembangan……….. 53
1. Potensi dan Masalah……….. 54
2. Pengumpulan Data……… 54
3. Desain Produk………... 54
4. Validasi Desain………. 55
5. Revisi Desain……… 56
C. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013………... 57
D. Intrumen Penelitian……….. 57
E. Teknik Pengumpulan Data………... 57
F. Teknik Analisis data………. 58
1. Data kualitatif………. 58
2. Data Kuantitatif……….. 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan……….. 62
1. Hasil Wawancara dan Analisis Kebutuhan……… 62
2. Pembahasan Hasil Wawancara dan Analisis Kebutuhan………... 66
B. Deskripsi Produk Awal………. 66
1. Silabus……… 67
2. RencanaPelaksanaanPembelajaranTematik Harian (RPPTH)………... 67
3. Lembar Kerja Siswa………... 68
5. Pedoman penilian dan kunci jawaban……… 70
6. Daftar Pustaka……… 70
C.Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk………. 70
D.Data Validasi Guru SD Kelas I yang Sudah Melaksanakan Kurikulum 2013 dan Revisi Produk………. 74 E. Kajian produk akhir dan pembahasan………... 76
1. Kajian Produk akhir……… 77
2. Pembahasan……… 79
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN A. Kesimpulan………... 82
B. Keterbatasan Penelitian………. 83
C. Saran……….. 83
DAFTAR REFERENSI……….. 85
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum……….. 12
Tabel 2. Penyempurnaan pola pikir……….. 15
Tabel 3. Elemen perubahan kurikulum 2013……… 16
Tabel 4. Jadwal penelitian……… 56
Tabel 5. Konversi nilai skala lima……… 58
Tabel 6. Kriteria skor skala lima………... 60
Tabel 7. Saran pakar kurikulum SD 2013 dan revisi……… 72
Tabel 8. Saran Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi………. 75
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model pembelajaran keterhubungan………... 22
Gambar 2.Model pembelajaran laba-laba………. 22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian………... 90
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian……….. 93
Lampiran 3 Rangkuman Wawancara Survei Kebutuhan……….. 95
Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Pakar Kurikulum SD 2013……… 98
Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas I SD Pelaksana Kurikulum SD 2013……. 110
Lampiran 6 Silabus………... 120
Lampiran 7 Biodata Penulis……….. 147
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran yang bertujuan untuk menjadikan peserta didik
berkualitas dan memiliki karakter yang baik sehingga memiliki pandangan yang luas
mengenai sesuatu. Pendidikan yang kita dapatkan sampai saat ini merupakan pendidikan
yang terfokus hanya pada aspek kognitif saja, bahkan kepintaran seseorang juga hanya
dapat diukur dengan kecerdasan kognitif saja. Padahal aspek lain seperti keterampilan
dan karakter perlu dikembangkan pada peserta didik. Pada era saat ini banyak kita temui
kurangnya moral yang baik sering terjadi di negara kita. Banyak sekali terjadi
permasalahan-permasalahan yang melibatkan pelajar ataupun mahasiswa seperti
perkelahian, perjudian, narkoba, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), dan berbagai
permasalahan lain yang terjadi. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya keseimbangan
antara pendidikan karakter dan akhlak mulia yang didapatkan oleh peserta didik dengan
pengetahuan yang didapatkan.
Kurikulum merupakan salah satu perangkat yang dibutuhkan dalam pendidikan.
Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan
oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Perubahan
kurikulum sering terjadi di Indonesia karena negara kita masih perlu menyempurnakan
perubahan KTSP 2006 menjadi kurikulum 2013. Perubahan kurikulum tersebut terjadi
karena masih banyak ditemukan kelemahan dari kurikulum KTSP. Kelemahan tersebut
antara lain yaitu isi dan pesan dari kurikulum KTSP 2006 masih sangat padat, banyaknya
mata pelajaran dan materi yang harus dikuasai menjadi melampaui tingkat perkembangan
usia peserta didik, belum mengembangkan kompetensi secara utuh, kompetensi yang
dikembangkan lebih berdominan pada aspek pengetahuan saja, penilaian belum
menggunakan standar penilaian yang berbasis kompetensi (Mulyasa, 2013: 60-61).
Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter, khususnya pada
tingkat dasar karena dapat dijadikan fondasi ke tingkat selanjutnya. Melalui
pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi
diharapkan bangsa ini akan menjadi bangsa yang lebih baik dan dapat bersaing dengan
dunia global. Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan yang dapat diarahkan pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia bagi
peserta didik. Dalam kurikulum 2013 pendidikan karakter dapat ditanamkan kepada
siswa dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam setiap pembelajaran. Selain itu
dengan adanya keseimbangan antara pendidikan karakter dengan pengetahuan yang
terintegrasi, menjadikan peserta didik lebih bisa untuk menerapkan pada kehidupan
sehari-hari. Kurikulum 2013 merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna. Dalam
pendidikan pasti terdapat perencanaan-perencanaan yang harus dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Perencanaan menurut Kaufman (dalam Haryanto 2008:2) merupakan suatu
proyeksi tentang apa saja yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan
perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan langkah awal yang akan
dilakukan. Perencanaan juga mengidentifikasi persyaratan yang diperlukan dengan cara
yang paling efektif dan efisien.
Perencanaan juga dibutuhkan dalam pembelajaran. Pembelajaran adalah proses
kerja sama antara guru dan peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi untuk
keberhasilan belajar. Jadi, perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan
rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan agar dapat mencapai tujuan yang telah
ditentukan (Sanjaya, 2008: 27-28). Perencanaan pembelajaran merupakan hal yang
penting dalam proses terlaksananya pembelajaran agar tercapainya tujuan Kurikulum.
Melalui implementasi Kurikulum2013 diharapkan peserta didik dapat secara
mandiri meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan yang diseimbangi dengan
pendidikan karakter dan akhlak mulia sehingga dapat terwujud perilaku yang baik dalam
kehidupan sehari-hari sebagai tujuan utama dari Kurikulum 2013.Terkait dengan
perubahan tersebut perangkat pembelajaran ikut berubah yaitu menggunakan pendekatan
tematik integratif, saintifik, dan penilaian otentik. Guru juga harus dapat memilih dan
menggunakan metode serta media pembelajaran agar dapat menjadikan pembelajaran
tersebut lebih menarik. Selain itu, Kurikulum2013 juga menuntut guru untuk dapat
mengorganisir pembelajaran secara efektif serta melaksanakan pembelajaran,
pembentukan kompetensi dan karakter. Pembelajarannya menggunakan pendekatan yang
kontekstual, namun masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam membuat
perangkat pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013. Guru juga mengalami
Perangkat pembelajaran menurut Trianto (2010: 96) merupakan perangkat yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang diperlukan yaitu
buku siswa, silabus, Rencana Pelaksana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH), Lembar
Kegiatan Siswa (LKS), Instrumen Penilaian, serta media pembelajaran yang digunakan.
Oleh karena itu, guru harus memahami secara utuh mengenai perangkat pembelajaran
yang baik sebelum melaksanakan pembelajaran (Mulyasa, 2013:181).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu U guru kelas
I SDN Kalasan 1 Yogyakarta pada hari sabtu tanggal 17 bulan Mei pukul 10.00 WIB
tahun 2014, mengatakan bahwa penerapan kurikulum 2013 belum secara maksimal
dilakukan. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dari dinas pendidikan tentang
penerapan kurikulum terbaru tersebut. Kurangnya sosialisasi ini menyebabkan guru-guru
di SDN Kalasan satu belum sepenuhnya (masih 80%) dalam memahami konsep
penerapan kurikulum 2013 khususnya pada penilaian otentik.
Permusan indikator dan tujuan pembelajaran dalam kurkulum 2013 memang sudah
ditentukan oleh pemerintah, tetapi guru harus mengkaji kembali indikator dan tujuan
pembelajaran tersebut agar sesuai dengan kemampuan siswa supaya tujuan pembelajaran
yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Kurikulum 2013 dengan konsep pendekatan saintifik meliputi langkah-langkah
mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan adalah
langkah-langkah yang dalam proses belajar mengajar tidak bisa dibolak-balik karena merupakan
langkah-langkah yang menggunakan metode ilmiah, akan tetapi berdasarkan wawancara
saintifik tersebut dalam penerapannya tidak selamanya harus mengikuti alur atau proses
ilmiah yang terpenting adalah siswa tersebut bisa memahami pelajaran yang diberikan.
Penilaian otentik yang diterapkan dalam kurikulum 2013 khususnya penilaian tes
tertulis belum mengukur semua aspek yang ingin dinilai guru. Dalam penilaian tes
tertulis yang terdapat dalam buku guru hanya tertulis aspek “terlihat dan belum terlihat”,
sehingga mempersulit guru dalam melakukan penilaian dengan mengikuti petunjuk
tersebut apalagi diikuti dengan jumlah siswa yang sangat banyak juga sangat berpengaruh
terhadap penilaian yang akan dilakukan seperti penilaian aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan siswa. Guru juga menyatakan bahwa masih sangat membutuhkan
contoh-contoh rubrik penilaian non tes terkait kurikulum 2013 dan perlu mempelajari bagaimana
cara menilai yang efektif terkait penilaian non tes tersebut.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa
pengembangan perangkat pembelajaran merupakan hal yang paling penting dalam proses
belajar mengajar agar pendidikan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 dengan judul “ pengembangan perangkat pembelajaran
subtema aku merawat tubuhku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah
Dasar”. Peneliti memilih subtema aku merawat tubuhku karena hal tersebut sangat dekat
dan sering dilakukan oleh siswa, sehingga siswa perlu mempelajarinya
A. Rumusan masalah
1. Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema aku merawat
2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema aku merawat tubuhku
mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar?
B. Tujuan penelitian`
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran subtema aku merawat tubuhku
mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar
2. Untuk mendeskripsikan kualitas prosedur perangkat pembelajaran subtema aku
merawat tubuhku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah
Dasar.
C. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa
Memberikan pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat menjadi bekal ketika
kelak menjadi guru.
2. Bagi guru
Dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif perangkat pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pembelajaran.
3. Bagi siswa
Dapat memberikan pengalaman dalam mempelajari materi tentang aku merawat
tubuhku pada siswa kelas 1 semester 2 SDN Kalasan satu tahun ajaran 2013/2014.
4. Bagi sekolah
Dapat menambah referensi pada sekolah dalam mengembangkan rencana
5. Bagi Prodi PGSD
Dapat menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait
dengan pengembangan perangkat pembelajaran.
D. Batasan istilah
1. Kurikulum SD 2013
Kurikulum SD 2013 adalah kurikulum yang kegiatan pembelajarannya meliputi 5
M (Mengamati, Menanya, menalar, Mencoba dan Mengkomunikasikan) dengan
berbasis pada kompetensi dan karakter serta penilaiannya bersifat otentik (
menyeluruh) pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yaitu sikap sosial
dan sikasp spiritual.
2. Pendidikan karakter
Pendidikan karakter merupakan kualitas dan kekuatan mental atau moral, akhlak
atau budi pekerti individu yang menjadi ciri khas setiap individu yang tercermin
melalui cara berpikir dan berperilaku dalam bekerja sama dengan lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa maupun negara.
3. Pendekatan tematik integratif
Pendekatan saintifik integratif merupakan pendekatan yang mengitegrasikan
beberapa muatan pelajaran yang diajarkan secara bersama-sama melalui satu
tema.
4. Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan ilmiah yang dirancang dengan
memperhatikan tahapan-tahapan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
5. Penilaian otentik
Penilaian otentik adalah bentuk penilaian yang dilakukan dengan memperhatikan
seluruh aspek peserta didik seperti sikap, keterampilan dan pengetahuan.
6. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)
beserta lampirannya yang terdiri dari LKS, media pembelajaran, Instrumen
penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.
E. Spesifikasi Produk yang dikembangkan
Spesifikasi produk yang dikembangkan oleh peneliti berupa:
1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.
Komponen RPPTH ini memuat komponen-komponen yang terdapat dalam
RPPTH mulai dari Satuan Pendidikan, Kelas/ semester, Tema/ subtema,
Pertemuan ke berapa, Alokasi waktu, KI, KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran,
Materi Pembelajaran, Pendekatan dan Metode, Kegiatan Pembelajaran, LKS,
Sumber dan Bahan, Penilaian, dan Refleksi.
2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa
(intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator
dan tujuan pembelajaran.
Dalam penyusunan RPPTH harus mengacu pada perkembangan pribadi
siswa yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan karakter (attitude).
Aspek- aspek yang dikembangkan di atas akan nampak dalam perumusan
indikator dan tujuan pembelajaran. Namun dari ketiga aspek di atas, aspek yang
3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Dalam pendekatan tematik integratif, materi ajar disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Kompetensi dari berbagai mata pelajaran diintegrasikan ke dalam berbagai tema yang Mengintegrasikan sikap, keterampilan,dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Penyusunan RPPTH dengan menggunakan pendekatan tematik integratif sesuai dengan karakteristiknya. Di mana pembelajaran harus berpusat pada siswa, Memberikan pengalaman langsung kepada siswa, Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, Bersifat fleksibel, dan hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.
4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.
RPPTH yang disusun dengan menerapkan pendekatan saintifik terdiri dari
mengamati (observating), mananya (questioning), menalar (associating),
mencoba (experimenting), dan membentuk jejaring (networking). Pendekatan
saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang diakhir dari setiap pembelajaran
siswa harus suatu karya ilmiah.
5. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD.
BAB II
LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka
1. Kurikulum SD 2013
Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman dalam
proses pembelajaran yang bertujuan dapat mengoptimalkan kegiatan belajar
mengajar secara efektif dan efisien. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana
dan peraturan baik dalam tujuan, isi dan materi pelajaran, serta tata cara yang
dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat
mencapai tujuan pendidikan yang ditentukan dalam Widyastono.2014:7. Dari
berbagai macam pengertian kurikulum dapat disimpulkan bahwa kurikulum
merupakan suatu program pendidikan yang telah direncanakan dan dijadikan
sebagai pedoman dalam proses pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai suatu
tujuan pendidikan.
Kurikulum bersifat dinamis dan selalu dilakukan perubahan serta
pengembangan dengan mengikuti perkembangan zaman. Perubahan tersebut
dilakukan secara teratur sesuai sistem dan terarah. Perubahan dan pengembangan
kurikulum harus memiliki visi dan arah tujuan yang jelas (Mulyasa, 2013: 59).
Pada tahun 2013, terjadi perubahan dan pengembangan kurikulum KTSP menjadi
Kurikulum 2013. Perubahan tersebut bertujuan untuk menghasilkan anak
karakter yang baik. Aspek pengetahuan, keterampilan dan afektif dilakukan
secara terintegrasi dalam pembelajaran.
a. Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013
Pengembangan kurikulum 2013 dilakukan untuk menjawab
tantangan-tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia baik itu tantangan-tantangan internal
maupun eksternal. Menurut Permendikbud (2013:1) tantangan-tantangan internal
diantaranya mengacu pada delapan standar nasional pendidikan dan terkait
dengan faktor perkembangan pertumbuhan penduduk. Tantangan yang mengacu
pada delapan standar nasional pendidikan antara lain standar pengelolaan, standar
biaya, standar sarana-prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan,
sedangkan yang terkait dengan faktor perkembangan penduduk adalah
pertumbuhan penduduk usia produktif ( 15-64 tahun).
Berhubung dengan tantangan internal pertama, maka diharapkan kepada
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat agar bekerjasama dalam
mengupayakan segala kegiatan untuk mencapai kedelapan standar nasional
tersebut, sehingga perubahan dan perkembangan kurikulum 2013 ini dapat
terealisasi dengan baik dan benar.
Berhubung dengan perkembangan penduduk Indonesia usia produktif
melimpah bisa dikatakan menjadi dampak yang positif tetapi juga membawa
dampak yang negatif, artinya apabila penduduk usia produktif memiliki
kemampuan pengetahuan dan keterampilan, maka akan berdampak positif bagi
pengetahuan dan keterampilan yang memadai, maka akan menjadi beban bagi
pembangunan bangsa Indonesia.
Menurut Kemendikbud (2013: 72) dalam menyikapi penduduk usia
produktif ini adalah memberikan pendidikan (pengetahuan dan keterampilan)
yang bisa mengarahkan penduduk usia produktif ini agar tidak menjadi beban
pembangunan pada masa yang akan datang.
Selain itu, ada juga tantangan eksternal yang perlu disikapi dengan baik.
Menurut Permendikbud (2013:2) tantangan eksternal berkaitan erat dengan arus
globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,
kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Berdasarkan masalah-masalah
eksternal tersebut, setiap orang dituntut untuk mengerti akan pentingnya
pendidikan dalam kehidupannya.
Selain tantangan internal dan eksternal tersebut, hal lain yang perlu disikapi
dengan baik oleh pemerintah adalah adanya kesenjangan kurikulum. Menurut
Mulyasa, (2014: 61) kesenjangan kurikulum dapat dilihat pada tabel 1 di bawah
ini.
Tabel. 1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL
A. KOMPETENSI LULUSAN
1 Belum sepenuhnya menekankan
pendidikan karakter
2 Belum menghasilkan keterampilan
sesuai kebutuhan
2 Keterampilan yang relevan
3 Pengetahuan-pengetahuan lepas 3 Pengetahuan-pengetahuan terkait
B. MATERI PEMBELAJARAN
1 Belum relevan dengan kompetensi
yang dibutuhkan
1 Relevan dengan materi yang
dibutuhkan
2 Beban belajar terlalu berat 2 Materi esensial
3 Terlalu luas, kurang mendalam 3 Sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
C. PROSES PEMBELAJARAN
1 Berpusat pada guru 1 Berpusat pada peserta didik
2 Proses pembelajaran berorientasi
pada pada buku teks
2 Sifat pembelajaran yang kontekstual
3 Buku teks hanya memuat materi
bahasan
3 Buku teks memuat materi dan
proses pembelajaran, sistem
penilaian serta kompetensi yang
diharapkan
D. PENILAIAN
psikomotorik secara proposional
2 Tes menjadi cara penilaian yang
dominan
2 Penilaian tes pada portofolio saling
melengkapi
E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
1 Memenuhi kompetensi profesi saja 1 Memenuhi kompetensi profesi,
pedagogi, sosial, dan personal
2 Fokus pada ukuran kinerja PTK 2 Motivasi mengajar
F. PENGELOLAAN KURIKULUM
1 Satuan pendidikan mempunyai
pembebasan dalam pengelolaan
kurikulum
1 Pemerintah pusat dan daerah
memiliki kendali kualitas dalam
pelaksanaan kurikulum di tingkat
satuan pendidikan
2 Masih terdapat kecenderungan
satuan pendidikan menyususn
kurikulum tanpa
mempertimbangkan kondisi satuan
pendidikan, kebutuhan peserta
didik, dan potensi daerah.
2 Satuan pendidikan mampu
menyusun kurikulum dengan
mempertimbangkan kondisi satuan
pendidikan, kebutuhan peserta
didik, dan potensi daerah
3 Pemerintah hanya menyiapkan
sampai standar isi mata pelajaran
3 Pemerintah menyiapkan semua
teks dan pedoman
Berdasarkan tantangan-tantangan tersebut di atas, maka salah satu langkah yang
perlu diperhatikan adalah penyempurnaan pola pikir. Penyempurnaan pola pikir sangat
mempengaruhi proses pendidikan.
Beberapa contoh pola pikir dalam pembelajaran adalah adanya transformasi
pendidikan yaitu dari pembelajaran berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat
pada siswa dan dari pembelajaran satu arah ( interaksi antara guru dan siswa ) menjadi
pembelajaran interaktif (interaksi antara guru, siswa dan lingkungan), oleh karena itu
penyempurnaan pola pikir sangat diperlukan dalam dunia pendidikan agar tujuan
pendidikan bisa tercapai dengan baik dan benar. Penyempurnaan pola pikir perumusan
kurikulum 2004, KTSP dan 2013 dapat dilihat di Tabel 2. (Mulyasa.2014: 63)
Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir
No. KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013
1. Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
2. Standar Isi dirumuskan
berdasarkan Tujuan Mata
Pelajaran (Standar
Kompetensi Lulusan Mata
Pelajaran) yang dirinci
menjadi Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran
Standar Isi diturunkan dari Standar
Kompetensi Lulusan melalui
Kompetensi Inti yang bebas mata
3. Pemisahan antara mata
pelajaran pembentukan sikap,
pembentukan keterampilan,
dan pembentukan
pengetahuan
Semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap pembentukan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan
4. Kompetensi diturunkan dari
mata pelajaran
Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai
5. Mata pelajaran lepas satu
dengan yang lain, seperti
sekumpulan mata pelajaran
terpisah
Semua mata pelajaran diikat oleh
Kompetensi Inti (tiap kelas)
Mulyasa ( 2014:77 ) menyatakan bahwa terdapat empat elemen penting yang
menjadi dasar perubahan kurikulum 2013 yaitu, Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Elemen perubahan tersebut dapat
dilihat pada Tabel 3 di bawah ini
Tabel 3. Elemen Perubahan Kurikulum 2013
ELEMEN
DESKRIPSI
SD
Kompetensi
Lulusan
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan
hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap,
Kedudukan
mata pelajaran
(ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran
berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari
kompetensi.
Pendekatan
(ISI)
Kompetensi dikembangkan melalui:
Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran
Struktur
Kurikulum
(Mata
Pelajaran dan
alokasi waktu)
ISI
- Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial dan
budaya
- Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains
- Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6
- Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan
pendekatan pembelajaran
Proses
pembelajaran
- Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati,
menanya, mengolah, menalar, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta.
- Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di
lingkungan sekolah dan masyarakat
- Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
- Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh
dan teladan
Penilaian
- Penilaian berbasis kompetensi
- Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur
kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju
penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil)
- Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu
pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor
yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
- Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada
kompetensi inti dan SKL
- Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa
sebagai instrumen utama penilaian
Ekstrakurikuler
- Pramuka (wajib)
- UKS
- PMR
- Bahasa Inggris
b. Penguatan Pendidikan karakter
Kurikulum SD2013 menekankan pada penanaman karakter anak dalam proses
pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 337), karakter adalah
akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang. Sedangkan menurut
(menandai) dan memfokuskan bagaimana cara penerapan nilai kebaikan dalam
kehidupan sehari-hari (dalam Mulyasa. 2013: 3). Selain itu, karakter merupakan
kualitas moral, akhlak seseorang yang merupakan bentuk kepribadian khusus yang
menjadi penggerak serta membedakan antara satu sama lain (Hidayatullah, 2010:
13). Menurut coon dalam Zubaedi (2011: 8) karakter adalah suatu penilaian
subjektif terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian
yang dapat atau tidak dapat diterima oleh masyarakat.
Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona dalam Listyarti (2012:8) adalah
suatu hal yang dijadikan sebagai sekolah karakter, dimana sekolah merupakan
tempat yang paling baik untuk menanamkan karakter itu sendiri. Menurut Mulyasa
(2013:1) pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan untuk membantu
perkembangan jiwa anak baik lahir ataupun batin, dari sifat kodratnya untuk
menuju ke arah peradaban manusiawi yang lebih baik. Selain itu menurut Ratna
Megawangi dalam Kesuma (2011: 5) pendidikan karakter dapat diartikan sebagai
sebuah usaha untuk mendidik anak agar dapat mengambil suatu keputusan dengan
bijaksana dan dapat mempraktikkannya dalam keseharian, sehingga dapat
memberikan masukan yang positif pada lingkungan sekitar.
Menurut Zubaedi (2011: 17) pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan
yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada siswa sehingga memiliki nilai dan
karakter sebagai ciri khas dirinya, dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius,
nasionalis, produktif, dan kreatif. Koesoemo (2010:193) menyatakan pendidikan
dalamnya terdapat bermacam-macam keikutsertaan individu dan tata aturan
kelembagaan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter merupakan kualitas dan kekuatan mental atau moral, akhlak
atau budi pekerti individu yang menjadi ciri khas setiap individu yang tercermin
melalui cara berpikir dan berperilaku dalam bekerja sama dengan lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa maupun negara
Pendidikan karakter adalah proses yang tak pernah berhenti dan harus berjalan
terus. Pendidikan karakter diperlukan agar setiap manusia dapat menjadi seseorang
yang lebih baik dalam bermasyarakat (Raka, 2011: 11). Sedangkan Maksudin
(2013) pendidikan karakter mengandung 9 pilar yaitu 1) tanggung jawab, 2) rasa
hormat, 3) keadilan, 4) keberanian, 5) kejujuran, 6) kewarganegaraan, 7) disiplin
diri, 8) peduli dan 9) ketekunan.Selain itu, menurut Winton dalam Samani (2012:
43) pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang
pendidik untuk mengajarkan nilai-nilai yang baik kepada para siswanya.
Menurut Mulyasa (2013: 9) pendidikan karakter bertujuan untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan yang bertujuan pada
pembentukan karakter dan akhlak mulia siswa secara utuh, terpadu dan seimbang
sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui
pendidikan karakter siswa diharapkan dapat secara mandiri meningkatkan dan
menggunakan pengetahuan yang dimiliki, mengkaji dan menginternalisasikan serta
mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga dapat
c. Pendekatan tematik integratif
Menurut Kemendikbud (2013:5) pendekatan tematik integratif adalah
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.
Joni dalam Trianto (2011:56) menyatakan bahwa pembelajaran intergratif
(terpadu) sebagai suatu sistem pembelajaran yang mengaktifkan siswa baik secara
individu maupun kelompok untuk mencari, menggali serta menemukan konsep
bahkan prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.
Majid (2014:119) mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu merupakan
suatu konsep atau pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang
studi, sehingga memberikan pengalaman langsung bagi siswa secara bermakna.
Fogarty dalam Majid (2014:120) model pembelajaran terpadu di dibagi atas
3 yaitu model keterhubungan (connected), model laba-laba (webbed), dan model
keterpaduan (integrated).
Model keterhubungan (connected) adalah Sebuah model penyajian
pembelajaran yang menghubungkan materi pokok yang satu dengan materi pokok
yang lain secara terpadu atau menghubungkan tugas atau keterampilan yang satu
dengan tugas atau ketrampilan yang lain. Keunggulan model ini, peserta didik
memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang sebuah konsep, sehingga transfer
pengetahuan lebih mudah dilakukan karena konsep pokok dikembangkan secara
terus menerus ( tematik kurikulum 2013). Menurut (tematik kurikulum 2013)
Gambar 1 model pembelajaran keterhubungan
Menurut tematik kurikulum 2013 model pembelajaran laba-laba ini
diawali dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan dilanjutkan dengan
pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya antar mata
pelajaran. Aktivitas belajar siswa direncanakan berdasarkan sub-sub tema yang
sudah ditentukan. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah
diperolehnya pandangan secara utuh tentang kegiatan dari ilmu yang berbeda-beda.
Model pembelajaran ini dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini
Gambar 2 model pembelajaran laba-laba
Model pembelajaran terpadu menggunakan pendekatan antar mata
pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan KD
KD
KD
KD
KD KD
TEMA KD
KD KD
ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan menjadi satu. Kegiatan guru pertama
menyeleksi konsep, nilai-nilai dan keterampilan yang memiliki keterkaitan erat
satu sama lain dari berbagai mata pelajaran. Keuntungan model pembelajaran ini
bagi peserta didik adalah lebih mudah mengaitkan materi pembelajaran dari
berbagai mata pelajaran. Model inilah yang dikembangkan sebagai pembelajaran
tematik terpadu di kurikulum 2013.
Rusman (2013:254) menyatakan bahwa model pembelajaran tematik
merupakan salah satu model dalam pembelajran terpadu (integrated instruction)
yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik
secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep
sehingga siswa dapat belajar secara holistik (menyeluruh), bermakna (tahan lama),
dan autentik.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan yang mengitegrasikan
beberapa muatan pelajaran yang diajarkan secara bersama-sama melalui satu tema.
d. Pendekatan saintifik
Menurut Kemendikbud (2013:1) pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan ilmiah
yang dirancang dengan memperhatikan tahapan-tahapan mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
Tujuan dari metode ilmiah ini adalah agar terciptanya peserta didik yang
produktif, kreatif, inovatif dan afektif. Pendekatan metode ilmiah mempunyai
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Langkah-langkah pendekatan saintifik
1) Mengamati
Dalam mengamati siswa diminta menentukan obyek apa yang akan
diobservasi sesuai dengan lingkup obyek yang akan diobservasi, membuat
pedoman observasi sesuai dengan lingkup obyek yang akan diobservasi
baik primer maupun sekunder, serta menentukan letak obyek yang akan
diobservasi dan media-media yang akan digunakan dalam observasi.
2) Menanya
Selain bertanya kepada siswa, pendidik juga harus membimbing
atau memandu peserta didiknya dengan baik serta mendorong peserta
didik untuk menjadi penyimak yang baik. Ketika peserta didik salah
dalam menjawab, maka peranan pendidik adalah memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk berpikir ulang, tetapi peserta didik sama sekali
tidak bisa menjawab maka pendidik merubah pertanyaan tersebut. Proses
ini akan merangsang aspek kognitif anak dalam memecahkan masalah
3) Menalar
Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan.
4) Mencoba
Dimasudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar,
yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan.
5) Membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
Membentuk jejaring dimaksudkan agar siswa mampu
mengkomunikasikan hasil dari pembelajaran yang didapatnya. Dalam
pendekatan saintifik, proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah
yaitu, sikap (attitude), keterampilan(skill), dan pengetahuan (knowledge) Ranah sikap mengajarkan kepada siswa untuk “ tahu mengapa”, ranah
mengajarkan kepada siswa agar “ tahu bagaimana” dan ranah sikap
mengajarkan kepada siswa tentang “ tahu apa” (kemendikbud, 2013).
Selain lima langkah tersebut, dalam pembelajaran juga harus
menyentuh tujuh kriteria pembelajaran. Kriteria-kriteria tersebut adalah:
b) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu bukan hanya sebatas kira-kira,
c) Adanya komunikasi yang interaktif antara guru dengan siswa dan lingkungan
sekitar, bukan hanya komunikasi antara guru dengan siswa atau komunikasi
satu arah.
d) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analisis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
pembelajaran.
e) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan sama laindari materi pembalajaran.
f) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola pikir, yang rasional dan obyektif dalam merespon
materi pembelajaran.
e. Penilaian Otentik
Menurut Kemendikbud (2013:1) penilaian merupakan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penilaian
merupakan serangkaian kegiatan yang diperoleh dari menganalisis dan menafsirkan
data dari hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan.
Kemendikbud (2013:5) Penilaian otentik merupakan penilaian yang
dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan,
pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana
tertekan.
Pusat Kurikulum dalam Majid (2014:236) penilaian otentik (authentic
assessment) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan
informasi tentang proses dan hasil belajar siswa melalui penerapan prinsip penilaian
yang dilaksanakan berkelanjutan dengan bukti-bukti otentik.
Majid (2014: 238) Penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai
data yang bisa memberikan gambaran perkembangan siswa. Rustaman (2006)
mengatakan penilaian otentik mengacu pada penilaian yang dilakukan secara
langsung sehingga penilaian dapat dilakukan dengan sebenarnya sesuai keadaan
siswa pada saat itu juga.
Nurhadi (2004:172) mengungkapkan penilaian otentik merupakan penilaian
yang dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi terkait perkembangan dan
pencapaian pembelajaran mengunakan berbagai teknik hingga menunjukkan bahwa
pembelajaran telah dikuasai siswa. Mueller dalam Rustaman (2006) menjelaskan
penilaian otentik merujuk pada siswa agar menampilkan tugas pada situasi yang
nyata dan alami, sehingga penilaian berlangsung pada situasi sesungguhnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik
adalah salah bentuk penilaian yang dilakukan dengan memperhatikan seluruh aspek
peserta didik seperti sikap, keterampilan dan pengetahuan secara terintegrasi.
Menurut Kemendikbud (2013:9) teknik-teknik penilaian pendidikan sekolah
dasar meliputi (1) Penilaian sikap. Penilaian sikap dilakukan dengan cara observasi,
penilaian pengetahuan dilakukan dengan cara tes tertulis, tes lisan dan penugasan.
(3) Penilaian keterampilan. Penilaian penelitian dilakukan dengan cara kinerja,
produk, proyek dan porofolio.
Menurut Kunandar (2014:38) Penilaian otentik memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Bisa mengukur semua aspek pembelajaran (sikap, pengetahuan dan
keterampilan) artinya dalam melaksanakan penilaian harus mencakup
aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan agar penilaian yang
dilakukan benar-benar mengukur semua kemampuan yang dimiliki
peserta didik
b) Dilaksanakan selama dan sesudah proses belajar artinya sebelum
pendidik memulai proses belajar mengajar terlebih dahulu pendidik
melakukan tes awal (pretest) tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh
mana pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan,
kemudian dilanjutkan dengan tes akhir (posttest) tujuannya adalah
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik setelah
mengikuti proses belajar.
c) Memanfaatkan berbagai sumber dan cara untuk mendukung proses
pembelajaran agar terlihat menarik dan mengaktifkan siswa, artinya
dalam proses belajar mengajar pendidik secara kreatif memanfaatkan
berbagai media seperti lingkungan, media-media pembelajaran dan
media lainnya yang bisa mendukung proses belajar mengajar agar
arah), tetapi proses pembelajaran itu menjadi multi arah. Tujuannya
agar siswa mencari tahu sendiri materi yang dipelajarinya supaya
materi yang dipelajarinya dapat bertahan lebih lama, sedangkan fungsi
pendidik hanyalah sebagai fasilitator saja.
d) Menggunakan tes sebagai salah satu alat pengumpul data, artinya
setelah peserta didik dan pendidik berproses dalam kegiatan belajar
pendidik melakukan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta
didiknya selama kegiatan belajar, serta untuk membenahi kegiatan
belajar peserta didik selanjutnya.
e) Tugas-tugas yang dberikan oleh guru harus mencerminkan kehidupan
nyata siswa (contextual ), artinya tugas yang diberikan pendidik
berangkat dari kehidupan nyata siswa agar mudah dipahami oleh siswa.
f) Menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa ( bersifat
kualitas), artinya tugas yang diberikan pendidik sesuai dengan keahlian
atau kemampuan siswa, Sedangkan karakteristik penilaian otentik
adalah (1) bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, (2)
mengukur keterampilan dan performansi, (3) berkesinambungan dan
dilaksanakan secara terintegrasi, (4) digunakan sebagai feed back
(umpan balik).
Menurut modul kurikulum 2013 menjelaskan bahwa jenis-jenis penilaian otentik
adalah:
a) Penilaian kinerja berupa proses dan aspek-aspek yang akan dinilai oleh
siswa menyebutkan tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan
kriteria penyelesaiannya. Cara merekam hasil dari penilaian ini adalah dengan
menggunakan daftar cek, catatan anekdot, skala penilaian, dan memori atau
ingatan.
b) Penilaian proyek (project assessment) adalah kegiatan penilaian terhadap
tugas yang akan diselesaikan oleh peserta didik berdasarkan periode waktu
tertentu. Penyelesaian tugas itu berupa investigasi yang dilakukan peserta
didik dengan memperhatikan tahapan-tahapan sebagai berikut (1)
perencanaan, (2) pengumpulan data, (3) pengorganisasian, (4) pengolahan, (5)
analisis, dan (6) penyajian data.
Hal-hal yang diperhatikan guru dalam melakukan penilaian projek adalah
sebagai berikut :
1. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, member makna atas
informasi yang diperoleh, menulis laporan
2. Kesesuaian antara relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dibuuhkan oleh peserta didik
3. Keslian proyek yang dihasilkan oeh peserta didik
c) Penilaian portofolio merupakan penilian atas kumpulan artefak yang
menunjukan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kinerja dari dunia nyata.
Penilaian ini berangkat dari seluruh hasil kerja peserta didik baik individu atau
kelompok, melalui refleksi, kemudian dievaluasi berdasarkan beberapa
Dalam penilaian portofolio hal yang diperhatikan oleh guru adalah:
1. Menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio
2. Guru dan peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat
3. Peserta didik ( sendiri atau kelompok) mandiri atau di bawah bimbingan
guru menyusun portofolio pembelajaran
4. Guru menghimpn dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat
yang sesuai serta catatan tanggal pengumpulannya
5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu
6. Guru dan siswa membahas dokumen portofolio yang dihasilkan
7. Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolionya.
d) Penilaian tertulis berbentuk uraian menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganaalisis, mensitesis, dan
mengevaluasi materi yang sudah dipelajarinya. Tes tertulis yang akan
digunakan berbentuk uraian dan bersifat komperhensif, sehingga mampu
menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
Menurut Mulyasa (2013:51) prinsip-prinsip penilaian otentik adalah :
1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat penting
dalam mendukung berlangsungnya sebuah proses pembelajaran. Perangkat
pembelajaran yang digunakan merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan, dalam perangkat pembelajaran diperlukan model pengembangan
yang sesuai.
Menurut Kemp (dalam Trianto.2010:81), mengatakan bahwa pengembangan
perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Pengembangan perangkat
pembelajaran ini dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus tersebut, setiap
langkah perangkat pengembangan berhubungan langsung dengan evaluasi dan setelah
evaluasi dapat dilakukan revisi untuk memperbaiki produk yang dibuat. Bentuk bagan
pengembangan adalah lingkaran dan arah pengembangan perangkat pembelajaran
berlangsung searah jarum jam yaitu dimulai dari identifikasi masalah, analisis siswa,
analisis tugas, merumuskan indikator, penyusunan instrumen evaluasi, strategi
pembelajaran, pemilihan media atau sumber belajar, pelayanan pendukung, kemudian
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif yang dilanjutkan dengan adanya revisi
merupakan uji coba terbatas oleh karena itu sampel uji coba produk dapat dilakukan
kepada responden dengan jumlah yang sedikit.
Di bawah ini akan dipaparkan tahapan model pengembangan menurut Jerold E
Kemp yang telah direvisi (Trianto, 2010 : 83)
Gambar 3. Sistem Pengembangan perangkat pembelajaran menurut Jerold E Kemp
1. Identifikasi Masalah ( Instructional Promblems)
Menurut Kemp dalam Trianto (2010 : 82) tahap ini bertujuan untuk mengindentifikasi
adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang
terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun
strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan kajian, pokok
bahasan, atau materi yang dikembangkan, selanjutnya alternatif atau cara pembelajaran
2. Analisis Siswa ( Learner Characteristic)
Menurut Kemp dalam Trianto ( 2010 : 82 ) analisis siswa dilakukan untuk mengetahui
tingkah laku awal dan karakteristik yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik
individu maupun kelompok. Analisis siswa tersebut adalah:
a. Tingkah Laku Awal Siswa
Kardi dalam Trianto ( 2010 : 83) mengatakan perlunya mengidentifikasi
keterampilan khusus yang harus dapat siswa lakukan untuk memulai pembelajaran
agar dapat berjalan lancar dan efektif serta efisien.
b. Karakteristik Siswa
Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman
siswa baik sebagai individu maupun kelompok. Menurut Ibrahim dalam Trianto (
2010 : 83) mengatakan analisis karakteristik ini meliputi (1)kemampuan
akademik,(2)usia dan tingkat kedewasaan, (3)motivasi terhadap mata pelajaran,
(4)pengalaman, (5)keterampilan psikomotor, (6)kemampuan bekerja sama,
(7)keterampilan sosial, dan sebagainya. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk
menyiapkan perangkat pembelajaran.
3. Analisis Tugas (Task Analysis)
Kemp dalam Trianto ( 2010 : 83 ) mengatakan analisis tugas adalah kumpulan
prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas ini dilakukan
untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai tujuan,
sehingga analisis ini mencakup analisis isi pelajaran, konsep, prosedural,
pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau