• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan media konvensional miniatur kenampakan alam subtema keindahan alam negeriku untuk siswa kelas empat (IV) sekolah dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan media konvensional miniatur kenampakan alam subtema keindahan alam negeriku untuk siswa kelas empat (IV) sekolah dasar"

Copied!
205
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN MEDIA KONVENSIONAL

MINIATUR KENAMPAKAN ALAM

SUBTEMA KEINDAHAN ALAM NEGERIKU UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: ISIDORA RAMLI

NIM 131134273

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii

PENGEMBANGAN MEDIA KONVENSIONAL

MINIATUR KENAMPAKAN ALAM

SUBTEMA KEINDAHAN ALAM NEGERIKU UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

Oleh: ISIDORA RAMLI

NIM: 131134273

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

(3)

iii

PENGEMBANGAN MEDIA KONVENSIONAL

MINIATUR KENAMPAKAN ALAM

SUBTEMA KEINDAHAN ALAM NEGERIKU UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

DIPERSIAPKAN DAN DITULIS OLEH

ISIDORA RAMLI

NIM. 131134273

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal 17 Februari 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.

Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S, M.Pd.

Anggota : Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd.

Anggota : Drs. Paulus Wahana, M.Hum.

Anggota : Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd.

Yogyakarta, 17 Februari 2017

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus

yang selalu memberi perlindungan dan penerangan dalam kelancaran

mengerjakan penelitian ini.

Bunda Maria

sebagai Bunda pelindung dan selalu memberikan cahaya-Nya untuk menerangi

kegelapan dalam hidupku.

Bapak dan ibuku tersayang

Bapak Nikolaus Agas dan Ibu Diana Sofia Ninas yang berjuang, yang selalu

mendukung, memberi motivasi, mengajarkanku arti kesabaran dalam segala hal,

serta mengajarkanku rasa syukur kepada TYME atas segala berkah-Nya kepadaku

dan keluargaku.

Kedua Kakakku

Abang Marselinus Pengko dan Kakak Hermina Suriyati Rau yang selalu

memberikan motivasi dan dorongan kepadaku untuk tetap sabar menjalani segala

hal.

Adikku

Maria Edelberti Dias dan bungsu Yohanes Rikardus yang selalu menantikan

kedatanganku dengan keberhasilan.

(5)

v

Bapak Kosmas dan Ibu Susana Seseng yang dengan caranya sendiri membantuku

dan membimbingku dalam menyelesaikan skripsi ini

Nana Robertus Santu

yang selalu memberikanku motivasi dan dukungan.

Sahabat yang tersayang:

Maria Rikaria Andung, Matilda Kurniati, Veronika Sadur, Maria Setia, Benedikta

K. Edu, dan Kakak Trivonia K Awang, Tini Namat, Eming Normaya, Atri

Windawati dan teman-teman kelompok bimbingan yang dengan caranya

masing-masing memberikan dukungan dan doa.

Teman-teman PPGT 3

Yang selalu memberikan motivasi

Kakak PPGT 2011 dan 2012 yang memberikan bantuan bimbingan agar tetap

terarah.

Dosen pembimbing yang terkasih

Ibu Maria Melani Ika Susanti

Dosen-dosen yang saya banggakan:

Pak Puji, Ibu Maslichah, Pak Galih, Pak Adimassana, Pak Wahana, dan

dosen-dosen lain yang tidak bisa disebut satu-persatu yang sudah memberikan arahan

(6)

vi MOTTO

“I can do all things throught Christ who strengthens me”

(segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

(7)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

(8)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Isidora Ramli

Nomor Mahasiswa : 131134273

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Media Konvensional Miniatur Kenampakan Alam Subtema Keindahan Alam Negeriku untuk Siswa Kelas Empat (IV) Sekolah Dasar beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 6 Februari 2017

(9)

ix ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA KONVENSIONAL

MINIATUR KENAMPAKAN ALAM

SUBTEMA KEINDAHAN ALAM NEGERIKU UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

Isidora Ramli

131134273

Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini dilakukan karena guru membutuhkan media pembelajaran konvensional untuk beberapa materi dalam suatu pembelajaran yang masih cukup sulit bagi siswa dan mengacu pada kurikulum 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk media pembelajaran konvensional berupa miniatur kenampakan alam yang mengacu pada Kurikulum SD 2013.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan media pembelajaran konvensional yang menggunakan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2014: 407). Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk akhir berupa media pembelajaran konvensional berupa miniatur kenampakan alam yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif.

Validasi media pembelajaran konvensional ini berpedoman pada 4 aspek yaitu : 1) aspek konten atau isi, 2) aspek tampilan, 3) aspek penggunaan dan penyajian, 4) aspek bahasa. Hasil validasi dua pakar media konvensioal yang mengacu pada kurikulum SD 2013 mengahasilkan skor 4,56 dan 4,69. Validasi dari guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,81 dan 3,93. Rata-rata ata skor 4,49 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori sangat baik, sudah layak digunakan untuk uji coba produk media pembelajaran.

(10)

x ABSTRACT

DEVELOPING CONVENTIONAL LEARNING MEDIA OF NATURAL APPEARANCE

ON THE SUBTHEME THE NATURAL BEAUTY OF MY COUNTRY TO THE FOURTH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL

Isidora Ramli 131134273

Sanata Dharma University 2017

This research is conducted because teachers need conventional learning media for some learning materials which are difficult for the students and which refer to 2013 curriculum. The main objective of this research is to create a miniature product of conventional learning media of natural appearance of 2013 Curriculum of Elementary Schools.

This study is designed in research and development in which the procedures of research and development proposed by Borg and Gall (in Sugiyono, 2014: 407) are taken to conduct the development of conventional learning media. The procedures contain five (5) steps: (1) problem and potency, (2) data collection, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) revision. These procedures are consecutively performed until the final miniature product of conventional learning media of natural appearance of 2013 Curriculum of Elementary Schools is created. The techniques of data collection used are interview and questionnaire. The data is then analyzed by using both qualitative and quantitative data analysis technique.

The validation of this conventional learning media is oriented to four properly developed and can be further tested as the learning media.

(11)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

Pengembangan Media Konvensional Miniatur Kenampakan Alam Subtema Keindahan Alam Negeriku untuk Siswa Kelas Empat (IV) Sekolah Dasar” dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan,

bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak

langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada

kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dengan penuh kesetiaan, kesabaran, ketulusan, kasih sayang,

dan kebijaksanaan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Koordinator Pelaksana PPGT Universitas

Sanata Dharma dan validator pakar media pembelajaran konvensional yang

selalu mendampingi dan selalu memberi inspirasi kepada peneliti sehingga

peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar pakar media yang telah

memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk

penelitian.

6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

7. Sarjono, S.Pd.SD., selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 Sleman Yogyakarta

yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di

(12)

xii

8. Sri Rejeki, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 yang telah

meluangkan waktu untuk diwawancarai guna memperoleh informasi di

lapangan.

9. M. Gita S. P., S.Pd., selaku validator di sekolah dasar yang memberikan

bantuan dalam melakukan validasi produk penelitian.

10.Calcilea Deny K., S.Pd., selaku validator di sekolah dasar yang memberikan

bantuan dalam melakukan validasi produk penelitian.

11.Katarina Supatminingsih, S. Pd., selaku Kepala SDKE Mangunan yang telah

memberikan ijin dan membantu peneliti dalam melakukan validasi produk

penelitian.

12.Ayah dan ibunda tersayang, Ayah Nikolaus dan Ibu Diana yang setia

memberikan motivasi dan dukungan serta mengajarkan rasa syukur kepada

Tuhan Yang Maha Esa dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Kakak dan adikku tersayang, Abang Marselinus, Kakak Hermina S, dan adik

Maria Edelberti serta bungsu Yohanes yang selalu memberi semangat dan

kasih sayang kepada saya.

14.Sahabat PPGT 2013 yang dengan caranya masing-masing mengambil bagian

dalam menyelesaikan skripsi ini.

15.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk

bantuan dan dukungannya selama ini.

Demi kesempurnaan skripsi ini, maka peneliti sangat membutuhkan kritik

dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya peneliti mengucapkan selamat membaca

semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 6 Februari 2017

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... ix

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Batasan Istilah ... 7

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 14

1. Kurikulum 2013 a. Pengertian kurikulum 2013 ... 10

b. Ciri-ciri umum kurikulum 2013 ... 11

c. Aspek-aspek fokus keterlaksanaan kurikulum 2013... 12

(14)

xiv

e. Tujuan kurikulum 2013... 13

2. Media pembelajaran ... 14

a. Pengertian media pembelajaran ... 14

b. Jenis media... 17

c. Ciri-ciri media pembelajaran ... 23

d. Manfaat media ... 24

e. Kriteria pemilihan media ... 27

3. Media miniatur kenampakan alam ... 28

4. Materi pokok ... 30

a. Tema ... 30

b. Subtema ... 30

c. Pembelajaran ... 30

d. Materi pokok ... 30

5. Karakteristik siswa kelas IV ... 31

a. Perkembangan kognitif ... 31

b. Perkembangan komunikasi dan bahasa ... 31

c. Perkembangan Personel, Emosional, Dan Sosial ... 31

d. Perkembangan Moral Dan Spiritual ... 32

B. Penelitian yang relevan... 32

C. Kerangka Berpikir ... 37

D. Pertanyaan penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 40

B. Prosedur Pengembangan ... 43

1. Potensi dan Masalah ... 45

2. Pengumpulan Data ... 47

3. Desain Produk ... 47

4. Validasi Desain ... 47

5. Revisi Desain ... 48

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 48

(15)

xv

E. Validasi Ahli Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 51

F. Instrumen Penelitian ... 51

G. Teknik Analisis Data ... 54

1. Data Kualitatif ... 54

2. Data Kuantitatif ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 59

1. Analisis Kebutuhan ... 59

2. Deskripsi Produk Awal ... 63

3. Data Hasil Validasi Pakar media konvensional ... 65

4. Data Hasil Validasi Guru Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 67

B. Kajian produk akhir dan Pembahasan ... 68

1. Kajian Produk Akhir ... 69

2. Pembahasan ... 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 79

B. Keterbatasan Pengembangan ... 80

C. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

LAMPIRAN ... 85

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen wawancara analisis kebutuhan ... 45

Tabel 3.2 Jadwal penelitian ... 48

Tabel 3.3 Panduan wawancara analisis kebutuhan ... 50

Tabel 3.4 Panduan wawancara survei kebutuhan SD ... 52

Tabel 3.5 Kisi-kisi kuesioner validasi ... 53

Tabel 3.6 Konversi Nilai Skala lima ... 55

Tabel 3.7 Interval Skor dan Kategori ... 57

Tabel 4.1 Skor Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran ... 65

Tabel 4.2 Saran Pakar media pembelajaran konvensional dan Revisi ... 66

Tabel 4.3 Skor Data Hasil Validasi Guru Sekolah Dasar ... 67

(17)

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Bagan Literatur Map Hasil Penelitian Relevan ... 36

Bagan 2.2. Bagan kerangka berpikir ... 38

Bagan 3.1. Langkah-langkah metode Research and Development (R&D) ... 41

Bagan 3.2. Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional

(18)

xviii Daftar Gambar

Gambar 2.1 Media miniatur kenampakan alam ... 29

Gambar 4.1 Kotak Alas Miniatur Kenampakan Alam ... 73

Gambar 4.2 Miniatur Bangunan ... 74

Gambar 4.3 Miniatur Bendungan ... 74

Gambar 4.4 Miniatur Gunung ... 74

Gambar 4.5 Warna Cat untuk Miniatur... 75

Gambar 4.6 Miniatur Pohon ... 75

Gambar 4.7 Jalan Raya ... 75

Gambar 4.8 Miniatur Mobil ... 76

Gambar 4.9 Pasir Putih ... 76

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 85

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 87

Lampiran 3 Surat Pengantar Validasi ... 88

Lampiran 4 Rangkuman Wawancara ... 89

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Ahli Media Pembelajaran konvensional Konvensional ... 91

Lampiran 6 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum Kurikulum SD 2013 ... 101

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian ... 111

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di sekolah merupakan suatu tempat terjadinya proses belajar

mengajar yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

Pendidikan formal ini menyelenggarakan pembelajaran berdasarkan suatu

kurikulum wajib yang harus disajikan. Kurikulum dalam bahasa Yunani berasal

dari kata curir yang artinya pelari dan curere yang artinya tempat berpacu.

Triwiyanto (2014: 24) mengemukakan bahwa kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Saat ini kurikulum yang berlaku di Indonesia adalah kurikulum 2013.

Kurikulum ini menitikberatkan pada siswa dimana siswa harus lebih proaktif

dalam proses belajar mengajar. Guru menjadi fasilitator guna mefasilitasi siswa

dalam belajar. Fasilitas yang harus diberi guru salah satunya adalah media

pembelajaran. Dalam kurikulum 2013, media merupakan salah satu alat yang

sangat membantu siswa untuk memahami suatu pembelajaran. Oleh karena itu,

seorang guru harus mampu menciptakan suasana yang membangun minat siswa

(21)

Triwiyanto (2014: 26) mengemukakan bahwa pendidikan di sekolah

secara langsung berhubungan dengan pendidik dan siswa. Pendidik adalah tenaga

pendidikan yang menduduki jabatan sebagai guru, dosen, konselor, pamong

belajar, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi

dalam menyelenggarakan pendidikan. Triwiyanto (2014: 25) juga mengemukakan

bahwa siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi

diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan tertentu.

Dalam lingkungan sekolah, guru adalah seseorang yang mempunyai tugas

mendidik, mengajar, dan melatih. Siswa adalah seseorang yang akan menerima

pengetahuan dari apa yang disampaikan guru. Siswa mempunyai tugas utama

yaitu untuk belajar. Guru dan siswa akan bekerja sama untuk mengupayakan

terjadinya proses belajar sehingga segala pemberian dan pemerolehan ilmu dapat

dilaksanakan dan diterima secara tepat.

Agar kerja sama guru dan siswa dapat berjalan dengan baik maka guru

harus menggunakan banyak cara yang membuat siswa aktif dalam mengikuti

pembelajaran. Salah satunya adalah menggunakan media pembelajaran yang akan

digunakan untuk membantu siswa mempermudah memahami materi yang

disampaikan guru dan untuk memberikan pemahaman kepada siswa baik

berdasarkan pengalaman maupun berdasarkan apa yang dilihat dan dirasakan

siswa terkait penggunaan media tersebut. Hamalik (1994: 1) mengemukakan

bahwa media pembelajaran adalah suatu bagian integral dari proses pendidikan di

(22)

adalah semua alat bantu yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam

meyalurkan pengetahuan agar siswa dapat lebih memahami apa yang disampaikan

berkaitan dengan materi tertentu. Media ini dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu (1) media berbasis ICT, (2) Media Konvensional. Dalam penelitian ini yang

digunakan adalah media konvensional. Dalam KBBI edisi keempat (2008: 730)

konvensional diartikan sebagai hal yang tradisional. Berdasarkan pengertian

tersebut penulis mengartikan media konvensional sebagai media yang dibuat

dengan cara tradisional tanpa menggunakan alat teknologi seperti komputer

ataupun berbasis ICT lainnya. Terkait dengan penggunaan ini maka media

konvensional ini dirangkai oleh guru itu sendiri guna membantu pemahaman

siswa.

Peneliti memilih media konvensional karena dapat mengaktifkan siswa.

Selain itu alat atau media yang dibuat dapat menarik perhatian siswa sehingga

siswa akan memiliki pengalaman nyata dalam belajar dan siswa mampu memiliki

ingatan yang kuat dalam memahami materi yang diajarkan.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan seorang guru di SDN Kalasan 1

yaitu Ibu SR guru kelas 4 pada hari Sabtu 26 September 2016, ada beberapa

materi yang perlu diajarkan dengan menggunakan media. Namun hingga saat ini

guru kelas belum menemukan media yang tepat untuk membantu mengajarkan

materi pembelajaran. Akibatnya, siswa kurang memahami materi tersebut dan

memperoleh nilai yang kurang memuaskan. Salah satu materi pembelajaran yang

masih belum ditemukan medianya adalah materi kenampakan alam. Pada materi

(23)

Selain itu, guru juga belum memiliki pengetahuan yang luas tentang media

pembelajaran konvensional yang akan dipakai untuk suatu pembelajaran.

Sehingga, masih banyak guru yang tidak mampu membuat media untuk

pembelajaran.

Mengacu pada hasil wawancara, peneliti mencoba membuat sebuah media

konvensional untuk digunakan dalam menerangkan materi terkait Kenampakan

Alam tersebut. Materi ini terdapat pada matapelajaran IPS kelas IV sekolah dasar

dengan materi pokok Kenampakan Alam. Mata pelajaran IPS adalah salah satu

mata pelajaran yang diperoleh di dunia pendidikan yang berkaitan dengan

pengetahuan-pengetahuan sosial. Media konvensional yang dibuat peneliti adalah

media miniatur kenampakan alam. KBBI edisi keempat (2008: 916) mengartikan

miniatur adalah tiruan sesuatu dengan skala yang diperkecil. Dengan kata lain,

miniatur merupakan tiruan objek yang memiliki tiga dimensi. Oleh karena itu,

peneliti mengambil kesimpulan miniatur kenampakan alam adalah suatu tiruan

yang menyerupai suatu objek tertentu dengan ukuran yang lebih kecil serta

memiliki tiga dimensi atau dapat dilihat dari berbagai arah.

Miniatur akan dibuat semenarik mungkin untuk menarik perhatian siswa

dengan memperhatikan kesesuaian media dengan materi yang dibahas. Dengan

demikian siswa dapat mengalami dan merasakan pengalaman nyata dalam belajar

dengan menggunakan media tersebut.

Media konvensional berupa miniatur kenampakan alam dapat diterapkan

pada kurikulum 2013. Alasannya karena dalam kurikulum 2013 ditekankan media

(24)

lebih pembelajaran yang terdiri dari 1 atau lebih matapelajaran terkait. Siswa akan

lebih aktif karena siswa dapat melihat dan mengoperasikan media sendiri

sehingga, melalui pengalaman tersebut siswa mampu memiliki ingatan dalam

jangka panjang karena kegiatan itu secara langsung dialami siswa. Media ini

dibuat peneliti memenuhi hal tersebut termasuk dapat digunakan dalam satu

pembelajaran yang terdiri dari lebih dari satu matapelajaran terkait. Oleh karen itu

tujuan dari kurikulum yang mengaktifkan siswa dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah prosedur pengembangan media pembelajaran konvensional

miniatur kenampakan alam pada materi kenampakan alam tema 6 Indahnya

Negeriku, sub tema 2 untuk siswa kelas IV ?

2. Bagaimana kualitas media pembelajaran yakni media konvensional miniatur

kenampakan alam pada materi kenampakan alam tema 6 Indahnya Negeriku,

sub tema 2 untuk siswa kelas IV ?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk :

1. Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan produk media pembelajaran

konvensional miniatur kenampakan alam pada materi kenampakan alam

(25)

2. Untuk mengetahui kualitas produk media pembelajaran konvensional

miniatur kenampakan alam pada materi kenampakan alam tema 6 Indahnya

Negeriku, sub tema 2 untuk siswa kelas IV

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, diantaranya adalah:

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengalaman dan wawasan dalam

menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar

mengajar.

2. Bagi Guru

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta

kreatifitas guru dalam kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran

yang diciptakan guru dalam membantu menuntun pemahaman siswa.

3. Bagi Siswa

Penelitian ini bermanfaat untuk membantu siswa dalam memahami materi

dengan memiliki pengalaman nyata dalam pembelajaran melalui penggunaan

media pembelajaran.

4. Bagi Sekolah

Agar sekolah dapat mengetahui hal yang diperlukan dalam kaitannya dengan

(26)

5. Bagi Program Studi PGSD

Penelitian ini bermanfaat untuk dapat memperoleh bahan bacaan tambahan

perpustakan terkait dengan upaya untuk mengembangkan media

pembelajaran konvensional yaitu miniatur kenampakan alam mengacu

kurikulum SD 2013 pada tema Indahnya Negeriku sub tema 2 untuk Siswa

Kelas IV Sekolah Dasar.

E. Batasan Istilah

Adapun beberapa batasan istilah pada penelitian pengembangan ini, sebagai

berikut:

1. Kurikulum SD 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di

sekolah dasar dengan menerapkan pembelajaran tematik integratif,

pendekatan saintifik, dan penguatan pendidikan karakter serta menggunakan

penilaian otentik.

2. Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang mengintegrasikan

beberapa mata pelajaran melalui sebuah tema.

3. Pendekatan saintifik adalah pendekatan ilmiah yang memakai tahapan

pembelajaran yang terdiri dari mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan

mengkomunikasikan.

4. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

(27)

kepada penerima atau siswa, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga pembelajaran dapat

berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan siswa memiliki pengalaman

nyata dalam proses belajar.

5. Media pembelajaran konvensional adalah media yang dibuat dengan cara

tradisional tanpa menggunakan alat teknologi seperti komputer ataupun

berbasis ICT lainnya.

6. Kenampakan alam adalah salah satu materi pada mata pelajaran IPS yang

memiliki arti sebagai bentangan alam berupa daratan dan perairan.

7. Media pembelajaran miniatur kenampakan alam adalah suatu tiruan yang

menyerupai suatu objek tertentu memiliki tiga dimensi atau dapat dilihat dari

berbagai arah.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk yang dikembangkan peneliti adalah sebuah produk media

konvensional yaitu miniatur kenampakan alam. Berikut adalah spesifikasi media

yang dikembangkan.

1. Alas yang terbuat dari tripleks dengan ukuran 90 cm x 60 cm dan tinggi 13

cm yang kemudian dibuat kotak menyerupai bentuk koper.

2. Obyek miniatur terdiri dari beberapa miniatur bangunan yaitu miniatur

rumah, miniatur perusahaan, miniatur apertemen, miniatur gubuk, miniatur

bandara, tempat hiburan; miniatur gunung yang dibuat dari koran bekas,

(28)

pasir putih, miniatur mobil-mobilan yang dibuat dari lilin mainan (plastisin),

miniatur binatang, perahu, dan bendungan yang dibuat dari botol aqua bekas.

3. Cat yang digunakan terdiri dari 7 warna yaitu coklat, biru, hitam, putih, orens,

merah, hijau.

4. Media miniatur kenampakan alam akan menunjukkan kenampakan alam yang

akan ditampilkan melalui suatu kawasan yang terdiri dari berbagai

kenampakan alam didalamnya.

5. Media miniatur kenampakan alam dikhususkan untuk materi Kenampakan

alam dengan subtema “keindahan alam negeriku”.

6. Media miniatur kenampakan alam dapat dipakai berulang, tahan lama dan

(29)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka 1. Kurikulum 2013

a. Pengertian kurikulum 2013

Kurikulum muncul untuk pertama kali dan digunakan dalam

bidang olahraga. Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang

artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Hidayat (2013: 19),

menyatakan pada zaman romawi kuno kurikulum mempunyai arti sebagai

suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari pada garis start sampai finish.

Hamalik (dalam Suyadi dan Dahlia, 2014: 2) menjelaskan bahwa

kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar untuk membina siswa

ke arah perubahan perilaku yang diinginkan dan menilai hingga dimana

perubahan-perubahan tersebut telah terjadi pada diri siswa yang

bersangkutan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum merupakan

seperangkat rencana pembelajaran yang didalamnya memuat tujuan, isi,

bahan ajar, dan metode pembelajaran yang semuanya digunakan untuk

membina siswa ke arah perilaku yang diinginkan dan menilai sejauh mana

perubahan perilaku tersebut telah terjadi pada siswa.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

(30)

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, (dalam permendikbud nomor

67 tahun 2013:1). Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi

kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang

digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

b. Ciri-ciri umum kurikulum 2013

Ciri-ciri umum kurikulum 2013 menurut Kurniasih dan Sani (2014:22)

adalah sebagai berikut:

1) Menuntun kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu

pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah

mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan

teknologi dan informasi,

2) Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada

lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun

memiliki kemampuan berpikir kritis,

3) Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif,

4) Khusus untuk tingkat SD pendekatan tematik integrative memberi

kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam

(31)

5) Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

c. Aspek-aspek yang menjadi fokus dalam keterlaksanaan kurikulum 2013

Adapun aspek-aspek yang menjadi fokus keterlaksanaan kurikulum

2013 menurut Kurniasih dan Sani (2014: 22) adalah sebagai berikut:

1) Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang

menyangkut metodologi pembelajaran, yang nilainya pada

pelaksanaan uji kompetensi guru baru mencapai rata-rata 44,46;

2) Kompetensi akademik dimana guru harus menguasai metode

penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa;

3) Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak

asocial kepada siswa dan teman sejawat lainnya;

4) Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai

seorang yang akan ditiru siswa.

d. Karakteristik kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik (permendikbud nomor 67,

2013: 4) sebagai berikut:

1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual

dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan

(32)

2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan

pengalaman belajar terencana dimana siswa menerapkan apa yang

dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat

sebagai sumber belajar;

3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta

menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai

sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang

dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing

elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan

proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang

dinyatakan dalam kompetensi inti;

7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,

saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar

mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan

vertikal).

e. Tujuan kurikulum 2013

Kurikulum diubah dan selalu diperbaiki dengan tujuan dan maksud

tertentu. Pengubahan kurikulum ini dapat dilakukan berdasarkan

(33)

sebelumnya. Berdasarkan hal ini setiap kurikulum menekankan pada

tujuan yang ingin dicapai. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah

tujuan adanya kurikulum 2013. Berdasarkan permendikbud nomor 67

(2013: 4) tujuan kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia

Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga

negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu

berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan

peradaban dunia.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian media pembelajaran

Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2007: 3) mengemukakan bahwa

media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau

kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini,

guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Trianto (2010:

199) mengemukakan bahwa media merupakan komponen strategi

penyampaian pembelajaran yang mengacu pada kegiatan apa yang

dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media itu dalam merangsang

kegiatan belajar yang dilakukan. Media sebagai komponen strategi

pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang ingin diteruskan kepada

(34)

adalah pesan pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya

proses belajar.

Munadi (2010: 7) mengemukakan bahwa media pembelajaran

merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan

pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkaran belajar yang

kondusif dimana penerimaannya dapat melakukan proses belajar secara

efisien dan efektif. Karwati dan Priansa (2014: 223) mengemukakan bahwa

media pembelajaran dapat dipahami sebagai perantara untuk menyalurkan

atau menyampaikan pesan kepada pihak lain.

Daryanto (2013: 4) mengemukakan bahwa media merupakan bentuk

jamak dari medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau

pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Jadi

media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa

pesan dari komunikator menuju komunikan. Arsyad (2014:3) mengatakan

bahwa media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah berarti

tengah, perantara, atau pengantar. Jadi secara garis besar bahwa media

merupakan manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi dan

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Dalam pengertian ini bahwa guru, buku teks, dan lingkungan belajar

merupakan media. Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik

digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran antara lain buku, tape

recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai),

(35)

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas

dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu

yang dapat dijadikan wahana, alat, dan apapun yang digunakan untuk

menyalurkan pesan, pengetahuan ataupun informasi dari guru kepada siswa,

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa

dengan demikian pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang

diharapkan baik oleh para pendidik maupun siswa. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan

kegiatan belajar mengajar.

Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam

pembelajaran adalah media pembelajaran konvensional. KBBI edisi

keempat (2008: 730) mengartikan konvensional sebagai hal yang

tradisional. Berdasarkan artian di atas peneliti mengembangkannya menjadi

media yang dibuat dengan cara tradisional tanpa menggunakan alat

teknologi seperti komputer ataupun berbasis ICT lainnya. Singkatnya,

konvensional suatu alat yang dibuat dan dicpitakan guru sendiri guna

membantu dan mewadahi siswa dalam proses belajar mengajar.

Jadi media pembelajaran konvensional adalah segala sesuatu yang

dapat dijadikan wahana, alat, dan apapun yang digunakan untuk

menyalurkan pesan, pengetahuan ataupun informasi yang diciptakan guru

sendiri dan dibuat secara tradisional, sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan minat siswa dengan demikian pembelajaran dapat

(36)

b. Jenis media

Karwati dan Priansa (2014: 235) mengemukakan bahwa ada beberapa

klasifikasi media, antara lain:

1)Media visual

Media visual merupakan media yang menyampaikan pesannya

terfokus pada indera penglihatan. Media ini berupa gambar fotografik

dan media grafis.

2)Media audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk

auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan

siswa untuk mempelajari isi tema.

3)Media audio-visual

Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan visual yang

biasa disebut media pandang-dengar. Dengan menggunakan media ini

maka penyajian materi pembelajaran bagi siswa akan semakin lengkap

dan optimal.

4)Media cetak

Secara historis, media cetak muncul setelah ditemukannya alat

pencetak oleh john Guternberg pada tahun 1456. Kemudian dalam sidang

percetakan berkembanglah produk alat pencetak yang semakin modern

(37)

5)Media model

Media model merupakan media tiga dimensi yang merupakan

tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek

yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal,

objek yang jarang ditemukan karena rumit untuk dibawa ke dalam kelas

dan sulit dipelajari.

6)Media realita

Media realita merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran

yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Realita

ini merupakan benda yang sesungguhnya seperti uang, tumbuhan,

binatang, yang tidak berbahaya dan sebagainya.

7)Belajar benda sebenarnya melalui specimen

Specimen merupakan benda-benda asli. Benda asli yang digunakan

merupakan benda asli buatan, yaitu jenis benda asli yang telah

dimodifikasi bentuknya oleh manusia. contoh benda yang masih hidup

adalah akuarium, terarium, kebun binatang, kebun percobaan, dan

insektarium. Contoh benda yang sudah mati yaitu herbarium,

teksidarium, teksidermi, awetan dalam botol, awetan dalam cairan

plastik. Namun pembelajaran ini jarang digunakan.

8)Komputer

Arsyad (2014: 54) mengemukakan bahwa komputer adalah mesin

yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode,

(38)

sederhana serta rumit. Pada zaman ini komputer dapat digunakan untuk

mempermudah proses pembelajaran yang dibutuhkan siswa. Komputer

ini memiliki kemampuan untuk menggabungkan dan mengendalikan

beberapa peralatan seperti CD player, video tape, dan audio tape. Di

samping itu, komputer dapat merekam, menganalisis, dan memberi reaksi

kepada respons yang diinput oleh pemakai atau siswa.

9)Multimedia

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

penggunaan media, baik yang bersifat visual, audio, maupun audio-visual

bisa dilakukan bersama-sama melalui satu alat yang disebut multimedia.

Contoh pembelajaran multimedia yang digunakan yaitu film, televisi,

video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya. Pembelajaran multi

media dapat mempermudah siswa untuk belajar dan mengembangkan

potensi yang dimiliki secara optimal.

10)Internet

Konsep pembelajaran internet lebih dikenal dengan istilah

Information and Communication Technology (ICT). E-learning

merupakan jenis kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan

tersampaikannya materi pembelajaran ke siswa dengan memanfaatkan

media internet, atau media jaringan komputer lainnya. Pembelajaran

dengan menggunakan e-learning biasanya membutuhkan tingkat

interaksi yang tinggi dan pada umumnya dilaksanakan dengan

(39)

Arsyad (2014: 31) mengemukakan bahwa berdasarkan

perkembangan teknologi maka media pembelajaran dapat dibedakan

menjadi empat kelompok antara lain:

1)Media hasil teknologi cetak

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau

menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama

melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Media hasil teknologi

cetak meliputi teks, grafik, foto atau fotografik dan reproduksi.

Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak.

Teknologi cetak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan

ruang.

b) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan

reseptif.

c) Teks dan visual ditampilkan statis (diam).

d) Pengembangan sangat tergantung pada prinsip kebahasaan dan

persepsi visual.

e) Baik teks maupun visual berorientasi (berpusat) pada siswa.

f) Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai.

2)Media hasil teknologi audio-visual

Media hasil teknologi melalui audio-visual adalah produksi dan

penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan

(40)

atau simbol-simbol yang serupa. Teknologi audio-visual meliputi mesin

proyektor film, dan proyektor visual yang lebar. Ciri utama teknologi

media audio-visual adalah sebagai berikut:

a) Bersifat linear dan menyajikan visual yang dinamis.

b) Digunakan dengan cara ditetapkan sebelumnya oleh

perancang/pebuatnya.

c) Representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.

d) Dikembangkan menurut prinsip perkembangan psikologi

behaviorisme dan kognitif.

e) Umumnya berorientasi pada guru dengan tingkat pelibatan interaktif

siswa yang rendah.

3)Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer.

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan dan

menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang

berbasis microprocecor. Dalam media ini informasi atau materi disimpan

dalam bentuk digital bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Berbagai

jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran umumnya

dikenal sebagai computer assisted instruction (pembelajaran dengan

bantuan komputer). Aplikasi ini bertujuan untuk menyajikan materi

pelajaran secara bertahap, latihan untuk membantu siswa menguasai

materi yang telah dipelajari sebelumnya, latihan mengaplikasikan

(41)

membantu siswa menambah informasi dan pengetahuannya sesuai

dengan keinginan masing-masing.

4)Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan

menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk

media yang dikendalikan oleh komputer. Ciri utama teknologi berbasis

cetak dan komputer sebagai berikut:

a) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dengan

cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.

b) Gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman

siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa dan di bawah

pengendalian siswa.

c) Prinsip ilmu kognitif dan kontruktivisme diterapkan dalam

pengembangan dan penggunaan pelajaran.

d) Pembelajaran ditata dan berpusat pada lingkup kognitif sehingga

pengetahuan dikuasai jika pelajaran digunakan.

e) Bahan pelajaran dapat melibatkan interaktivitas siswa.

Bahan pelajarannya memadukan kata dan visual dari berbagai

sumber.

Jadi jenis-jenis media adalah media visual, media audio, media

audio-visual, media cetak, media model, media realita, belajar benda

sebenarnya melalui specimen, komputer, multimedia, internet, media hasil

(42)

c. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2007: 12), mengemukakan tiga ciri

media yang merupakan petunjuk media digunakan.

1) Ciri Fiksatif (Fixative Property). Ciri ini menggambarkan kemampuan

media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu

peristiwa atau objek. Objek tersebut dapat berupa media fotografi,

video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Ciri ini sangat

penting karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau

disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.

2) Ciri Manipulatif (Manipulatif Property). Kejadian yang memakan

waktu beberapa hari dapat disajkan kepada siswa dalam waktu dua atau

tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.

Disamping dipercepat, suatu kejadian dapat juga diperlambat pada saat

menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Media dapat diedit

sehingga guru hanya menampilkan bagian-bagian penting/utama dari

ceramah, pidato atau urutan suatu kejadian dengan memotong

bagian-bagian yang tidak diperlukan. Manipulasi kejadian atau objek dengan

jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu.

3) Ciri Distributif (Distributive Property). Ciri ini memungkinkan suatu

objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara

bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa

dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

(43)

kelas pada suatu sekolah dalam suatu wilayah, tetapi juga media

tersebut dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan

saja. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja ia dapat

memproduksi seberapakalipun dan siap digunakan secara bersamaan

diberbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang disuatu tempat.

Jadi ciri-ciri media adalah ciri fiksatif yang berupa media fotografi,

video tape, disket, komputer, dan film. Ciri manipulatif yang dapat disajikan

dengan pengambilan gambar time-lapse recording yang dapat mempercepat

ataupun memperlambat suatu kejadian karena tersimpan sebgai video. Ciri

distributif suatu kejadian yang ditransportasikan dan secara bersamaan dapat

disajikan kepada sejumlah besar siswa yang relatif mengenai kejadian itu.

d. Manfaat Media

Hamalik (dalam Arsyad, 2007: 15), menyatakan pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap siswa. Ibrahim (1996: 432) menyatakan media pembelajaran

sangat penting karena media pembelajaran membawa dan membangkitkan

rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat

mereka, membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta

menghidupkan pelajaran. Sadiman, dkk. (1986: 17) menyatakan secara

(44)

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis;

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, seperti objek yang

terlalu besar dapat diganti dengan realita, gambar, film bingkai, film

atau model; objek yang kecil dapat dibantu dengan projector mikro,

film bingkai, film, atau gambar; gerak yang terlalu lambat atau cepat

dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography; kejadian

atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat

rekaman film, video, film bingkai, foto, maupun secara verbal; objek

yang terlalu kompleks misalnya mesin-mesin dapat disajikan dengan

model, diagram, dan lain-lain; konsep yang terlalu luas dapat

divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain;

3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi

dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan

berguna untuk menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan

interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan

kenyataan, memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya;

4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah dengan lingkungan

dan pengalaman yang berbeda sedangkan kurikulum dan materi

pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak

mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri.

(45)

kemampuannya dalam memberikan perangsang yang sama,

mempersamakan pengalaman, menimbulkan persepsi yang sama.

Levie & Lentz (dalam Arsyad, 2007: 17), mengemukakan empat

fungsi media pembelajaran khususnya media visual yaitu:

1) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi

pelajaran yang berakaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau

menyertai teks materi pembelajaran. Gambar yang diproyeksikan

melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan

perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima.

2) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan

siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau

lambang visual ini dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya

informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian

yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat

informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4) Fungsi kompensatoris media terlihat dari media visual yang

memberikan konteks untuk membantu siswa yang lemah dalam

membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan

mengingatnya kembali. Isi dan sifatnya bersifat umum, berfungsi

(46)

dan memberi instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media

harus melibatkan siswa baik dalam benak ataupun mental, maupun

dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat

terjadi. Manfaat media-media tersebut adalah:

1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.

2) Pembelajaran bisa lebih menarik

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori

belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal

partisipasi siswa, umpan balik, dan pengetahuan.

Jadi manfaat media adalah memperjelas penyajian pesan agar tidak

bersifat verbalistis; mengatasi keterbatasan ruang, waktu, daya indra;

mengatasi sikap pasif anak didik; memberikan perangsang yang sama,

mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama dari

siswa.

e. Kriteria Pemilihan Media

Media dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria

pemilihan media menurut Arsyad (2010:75-76) yaitu 1) sesuai dengan

tujuan yang dicapai. Suatu media memiliki tujuan tertentu untuk dicapai.

Oleh karena itu diperlukan adanya media yang jelas sehingga dapat

mencapai tujuan; 2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya

fakta, konsep, prinsip dan generalisasi; 3) praktis, luwes, dan bertahan.

(47)

kemana-mana dan diharapkan tidak mudah rusak karena dapat digunakan

beberapa kali; 4) guru terampil menggunakannya. Tanpa keterampilan guru

dalam menggunakan media, media tidak akan berfungsi dengan baik. Oleh

karena itu sebelum menggunakan menggunakan media untuk pembelajaran

guru harus terampil dalam menggunakan media tersebut; 5)

pengelompokkan sasaran; 6) mutu teknis; 7) tingkat kesenangan dan

keaktifannya.

Jadi pemilihan media memiliki kriteria sesuai dengan tujuan yang

dicapai, Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,

prinsip dan generalisasi, praktis, luwes, dan bertahan, guru terampil

menggunakannya, pengelompokkan sasaran, mutu teknis, dan tingkat

kesenangan dan keaktifannya.

3. Media konvensional miniatur kenampakan alam

Dalam KBBI edisi keempat (2008: 730) konvensional diartikan sebagai hal

yang tradisional. Berdasarkan pengertian tersebut penulis mengartikan media

konvensional sebagai media yang dibuat dengan cara tradisional tanpa

menggunakan alat teknologi seperti komputer ataupun berbasis ICT lainnya.

Terkait dengan penggunaan maka media konvensional ini dirangkai oleh guru

itu sendiri guna membantu pemahaman siswa.

KBBI edisi keempat (2008: 916), mengartikan miniatur adalah suatu

tiruan. Dalam hal ini, tiruan yang dimaksud adalah sebuah objek seperti

(48)

arah dan ukurannya diperkecil. Dengan kata lain, miniatur merupakan tiruan

objek yang memiliki tiga dimensi.

Gambar 2.1 Media miniatur kenampakan alam

Dalam media konvensional miniatur kenampakan alam terdapat berbagai

miniatur dengan objek yang terdiri dari; miniatur bangunan yaitu rumah,

perusahaan, bangunan bandara, gubuk, gunung, perahu, pohon, berbagai jenis

hewan, serta pasir putih yang melengkapi situasi daerah pantai,

mobil-mobilan, tempat hiburan, apertemen; objek ini juga dibagi ke dalam 3

wilayah yaitu wilayah pegunungan, dataran rendah, dan daerah pantai. Warna

setiap objek disesuaikan dengan konsep, sebagai contoh: gunung diberi warna

hijau, laut diberi warna biru, sungai, danau, dan bendungan diberi warna biru.

Hal ini bertujuan agar siswa lebih terarah dalam mnentukan letak dan posisi

miniatur yang akan dipasang.

Miniatur ini sebagian besar dibuat menggunakan bahan kayu dan tripleks

yang kemudian diberi warna sesuai dengan konsep. Adapun bentuk alas

miniatur membentuk sebuah koper dengan ukuran 90 cm x 60 cm dan tinggi

13 cm sehingga dapat diisi berbagai miniatur didalamnya. Kenampakan alam

ini dibuat dalam satu wilayah dengan 3 pembagian tersebut di atas agar

(49)

Oleh karena itu, peneliti mengambil kesimpulan miniatur kenampakan

alam adalah suatu tiruan yang menyerupai suatu objek tertentu memiliki tiga

dimensi atau dapat dilihat dari berbagai arah. Dengan demikian, siswa dapat

mengalami dan merasakan pengalaman nyata dalam belajar dengan

menggunakan media tersebut.

4. Materi pokok

a)Tema. Tema yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

tema 6 yaitu Indahnya Negeriku kelas IV.

b)Subtema. Pada tema 6 ini terdiri dari 3 subtema yaitu subtema 1

keanekaragaman hewan dan tumbuhan, subtema 2 keindahan alam

negeriku, subtema 3 indahnya peninggalan sejarah. Peneliti akan

mengambil subtema 2 yaitu keindahan alam negeriku dengan KD pada

muatan pelajaran IPS yaitu 3.5 memahami manusia dalam dinamika

interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.

c)Pembelajaran. Pembelajaran berkaitan dengan tema dan sub tema yang

telah dibahas maka peneliti menggunakan pembelajaran 1 dan 2.

d)Materi pokok. Materi pokok yang digunakan adalah terkait pemahaman

siswa dengan hubungan kenampakan alam dan manusia. Kenampakan

alam adalah bentangan alam berupa daratan dan perairan. Adapun

wilayah daratan terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi; gunung;

pegunungan; dataran pantai dan tanjung. Wilayah perairan terdiri dari

(50)

5. Karakteristik Siswa Kelas IV

Karakteristik siswa kelas IV dengan usia berkisar 10 hingga 11 tahun yang

dikemukakan oleh Meggit (2012: 163) dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Perkembangan Kognitif

1) Mengembangkan nalar spasial, yaitu kemampuan memahami serta

menarik kesimpulan, dengan menggunakan tanda-tanda yang

menyampaikan informasi;

2) Mulai memahami motif di balik tindakan seseorang;

3) Dapat berkonsentrasi lebih lama dalam mengerjakan sesuatu;

4) Mulai merancang strategi memori;

5) Kemungkinan akan timbul rasa penasaran terhadap obat-obatan,

alkohol, dan rokok;

6) Akan mengembangkan bakat-bakat tertentu. Menunjukkan

keterampilan tertentu dalam menulis, matematika, musik, atau seni.

b. Perkembangan Komunikasi Dan Bahasa

1) Dapat menulis esai yang panjang.

2) Menulis cerita yang menunjukkan imajinasi, kemampuan tata

bahasanya meningkat.

c. Perkembangan Personel, Emosional, Dan Sosial

1) Jauh lebih mampu mengekspresikan atau menahan emosi.

2) Dapat mulai mengalami perubahan emosi yang tiba-tiba dan dramatis

karena pubertas (terutama bagi anak perempuan-yang mengalami masa

(51)

3) Cenderung menjadi sensitive terhadap kritikan.

4) Lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya;

berteman dengan teman-teman bergender sama dan hati-hati terhadap

lawan jenis.

5) Menyerah pada tekanan dari teman-teman sebaya; mulai memiliki

keinginan untuk berbicara, berpakaian, dan bersikap seperti

teman-temannya.

d. Perkembangan Moral Dan Spiritual

1) Banyak bertanya dan mulai mempelajari bahwa mereka bertanggung

jawab terhadap tindakan, keputusan dan konsekuensi mereka sendiri.

2) Mengerti bahwa beberapa peraturan sebenarnya dapat diubah melalui

negosiasi dan bahwa peraturan tidak selalu berlaku oleh otoritas

eksternal.

3) Mulai mengalami konflik antara nilai-nilai yang diajarkan orang tua,

serta nilai-nilai yang dipegang teman-teman sebaya.

B.Penelitian yang Relevan

Penelitian Pengembangan media pembelajaran konvensional yang mengacu

kurikulum 2013 merupakan suatu hal yang baru pertama kali dilakukan peneliti.

Oleh karena itu peneliti mencoba menggunakan sumber lain yang hampir sama

dengan penelitian pengembangan media pembelajaran konvensional. Berikut ini

adalah tiga penelitian relevan yang hampir sama dengan penelitian pengembangan

(52)

Pertama, Penggunaan Peta Dan Globe Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

IPS di Sekolah Dasar. Penelitian ini dilakukan oleh Alwi (2002) Universitas

Negeri Padang. Pada penelitiannya Alwi mengambil subjek kelas IV dan diambil

secara acak. Tujuan penelitiannya adalah untuk menguji apakah terdapat

perbedaan prestasi belajar IPS antara siswa yang menggunakan media peta dan

globe dengan siswa yang tidak menggunakan media peta dan globe dalam

pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah R &

D dan metode eksperimen. Metode eksperimen ini dilakukan pada dua kelompok

subjek yang diajar dengan cakupan pokok pembahasan yang sama, waktu yang

sama, latar belakang siswa yang sama, serta guru yang sama. Perbedaannya, satu

kelompok diajar dengan menggunakan media peta dan globe sedangkan yang satu

lagi diajar tanpa menggunakan media peta dan globe. Hasil penelitiannya adalah

terdapat perbedaan secara signifikan prestasi belajar siswa kelas kelompok

eksperimen yang diajar dengan menggunakan media peta dan globe dengan siswa

kelas kelompok kontrol yang diajar tanpa menggunakan peta dan globe dalam

pembelajaran IPS pada taraf kepercayaan 95% sesudah eksperimen diadakan.

Ternyata hasil belajar siswa SD dengan menggunakan media peta dan globe lebih

tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan media peta dan

globe dalam pembelajaran IPS di SD, (Jurnal Ilmu Pendidikan, vol. 9, no 1-4, th.

2002, hal 62-68). Kesamaan antara penelitian Alwi dan penelitian peneliti saat ini

adalah sama-sama meneliti tentang penggunaan media pada kelas IV berkaitan

dengan pelajaran IPS yang berpengaruh pada prestasi siswa. Perbedaannya

(53)

dengan penelitian peneliti saat ini yang menggunakan media miniatur

kenampakan alam untuk materi kenampakan alam.

Kedua, Pengembangan Media Pembelajaran Mibi (Miniatur Budaya

Indonesia) Tema Indahnya Kebersamaan Kelas IV SDN Kepatihan Purworejo.

Penelitian ini dilakukan oleh Ariyanti (2015). Pada penelitiannya ini Ariyanti

mengambil subjek siswa kelas IV SDN Kepatihan Purworejo. Tujuan

penelitiannya adalah mengembangkan media pembelajaran MIBI yang layak

digunakan untuk subtema Keberagaman Budaya Bangsaku tema Indahnya

Kebersamaan kelas IV SD. Jenis penelitian yang digunakan adalah R & D. Hasil

penelitian pengembangan ini menunjukkan bahwa media MIBI layak digunakan

sebagai media pembelajaran setelah melewati uji validasi tim ahli materi, tim ahli

media, dan praktisi, serta melewati uji coba produk. Skor rata-rata yang diperoleh

sebagai hasil validasi oleh kedua ahli materi adalah 4, termasuk dalam kategori

"Baik". Skor rata-rata yang diperoleh sebagai hasil validasi oleh ahli media adalah

3,75 dan 3,625, termasuk dalam kategori "Baik". Skor rata-rata yang diperoleh

sebagai hasil validasi praktisi adalah 3, 75 dengan kategori "Baik". Hasil uji coba

perorangan memperoleh skor rata-rata 3,55 termasuk kategori "Baik". Uji coba

kelompok kecil memperoleh skor rata-rata 3,66 termasuk kategori "Baik". Uji

coba operasional memperoleh skor 3,77 termasuk kategori "Baik". Ketiga tahapan

uji coba produk media yang menggunakan siswa sebagai subjek uji coba

menyatakan bahwa media MIBI layak digunakan sebagai media pembelajaran

subtema Keberagaman Budaya Bangsaku tema Indahnya Kebersamaan.

(54)

sama-sama meneliti tentang penggunaan media miniatur untuk kelas IV SD.

Sama-sama mengacu pada matapelajaran IPS. Perbedaannya penelitian ini

menggunakan miniatur MIBI dan mencoba kelayakannya pada subtema

Keberagaman Budaya Bangsaku sedangkan peneliti saat ini menggunakan media

miniatur kenampakan alam untuk sub tema Keindahan Alam Negeriku.

Ketiga, Pengembangan Media Pembelajaran Paliber (papan lingkaran

berputar) Mata Pelajaran IPA kelas IV sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan oleh

Lystiorini (2013) Universitas Muhammadiyah Malang. Pada penelitiannya ini

Lystiorini mengambil subjek siswa kelas IV sekolah dasar PARE 3. Penelitian ini

bertujuan untuk mengembangkan produk pembelajaran berupa media

pembelajaran PALIBER (Papan Lingkaran berputar) pada mata pelajaran IPA

dari jenis media dua dimensi (grafis) dan untuk mengetahui tingkat kelayakan

produk melalui validasi beberapa ahli dan ujicoba produk. Jenis penelitian yang

digunakan adalah R & D. Hasil penelitian pada tahap validasi ahli media

pembelajaran menunjukkan bahwa desain media pembelajaran PALIBER (Papan

Lingkaran Berputar) menunjukkan persentase 100% (expert) dengan kriteria

sangat valid. Hasil yang diperoleh dari ahli materi menunjukkan kriteria sangat

valid dengan persentase 86,7%, sedangkan hasil yang diperoleh dari ahli

pembelajaran IPA SD menunjukkan kriteria sangat valid dengan persentase

88,3%. Selain itu, hasil uji coba produk kelompok kecil pada 12 siswa kelas IV

SDN PARE 3 dengan persentase respon positif siswa kelas sebanyak 95,8%.

Sedangkan uji kelompok besar kepada 42 siswa kelas IV SDN PARE 3

(55)

disimpulkan bahwa media pembelajaran PALIBER (Papan Lingkaran Berputar)

mata pelajaran IPA dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pada mata

pelajaran IPA di kelas IV SDN PARE 3. Kesamaan antara penelitian ini dengan

penelitian peneliti saat ini adalah sama-sama meneliti tentang penggunaan media.

Perbedaannya matapelajaran yang dipilih peneliti sebelumnya adalah

matapelajaran IPA sedangkan mata pelajaran yang dipilih peneliti sekarang adalah

matapelajaran IPS dengan materi pokok kenampakan alam.

Bagan 2.1 Bagan Literatur Map Hasil Penelitian Relevan

Lystiorini (2013) tentang pengembangan media pembelajaran paliber (papan lingkar berputar) mata pelajaran IPA kelas IV sekolah dasar

Penggunaan Peta Dan Globe Media Pembelajaran MIBI

(Miniatur Budaya Indonesia)

Alwi (2002) tentang

Penggunaan Peta dan Globe Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS kelas IV di Sekolah Dasar

Ariyanti (2015) tentang

Pengembangan Media

Pembelajaran Mibi (Miniatur Budaya Indonesia) Tema Indahnya Kebersamaan Kelas IV SDN Kepatihan Purworejo.

Media Paliber

Gambar

yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
Gambar 2.1 Media miniatur kenampakan alam
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan
Tabel 3.1 di atas merupakan kisi-kisi wawancara yang peneliti susun untuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Although the discussion with the headmaster points out the school's eagerness to develop the teachers' knowledge and skills, the result of the interviews with the teachers,

Berdasarkan penjelasan dan paparan tentang penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik ( Good Corporate Governance ) dan kebijakan Rightsizing Badan Usaha

Selain itu ada beberapa usaha yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam mengembangkan objek wisata nDayu Alam Asri antara lain mendatangkan tenaga ahli,

hen!ij!rkii trrsi1 yi'q FehberiaD ssnyala lji. pefqanaran Jan

Hasil penelitian ini sesuai dengan konsep perkembangan yaitu anak-anak tidak belajar suatu hal melalui instruksi langsung, akan tetapi mereka belajar melalui

Penelitian ini memiliki tujuan untuk 1) meningkatkan proses pembelajaran pengembangan diri mengenal rambu lalu lintas dengan metode pretend play, 2)

menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan regresi berganda.. Hasil penelitian ini menunjukkan 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan

oooo This research pervades with the report of the sources and uses of working capital regarding to the financial statement of PT Semen Padang in 2010-2011.