i
PENGEMBANGAN MEDIA KONVENSIONAL
MINIATUR KENAMPAKAN ALAM
SUBTEMA KEINDAHAN ALAM NEGERIKU UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: ISIDORA RAMLI
NIM 131134273
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
PENGEMBANGAN MEDIA KONVENSIONAL
MINIATUR KENAMPAKAN ALAM
SUBTEMA KEINDAHAN ALAM NEGERIKU UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR
Oleh: ISIDORA RAMLI
NIM: 131134273
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
iii
PENGEMBANGAN MEDIA KONVENSIONAL
MINIATUR KENAMPAKAN ALAM
SUBTEMA KEINDAHAN ALAM NEGERIKU UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR
DIPERSIAPKAN DAN DITULIS OLEH
ISIDORA RAMLI
NIM. 131134273
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 17 Februari 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.
Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S, M.Pd.
Anggota : Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd.
Anggota : Drs. Paulus Wahana, M.Hum.
Anggota : Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd.
Yogyakarta, 17 Februari 2017
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus
yang selalu memberi perlindungan dan penerangan dalam kelancaran
mengerjakan penelitian ini.
Bunda Maria
sebagai Bunda pelindung dan selalu memberikan cahaya-Nya untuk menerangi
kegelapan dalam hidupku.
Bapak dan ibuku tersayang
Bapak Nikolaus Agas dan Ibu Diana Sofia Ninas yang berjuang, yang selalu
mendukung, memberi motivasi, mengajarkanku arti kesabaran dalam segala hal,
serta mengajarkanku rasa syukur kepada TYME atas segala berkah-Nya kepadaku
dan keluargaku.
Kedua Kakakku
Abang Marselinus Pengko dan Kakak Hermina Suriyati Rau yang selalu
memberikan motivasi dan dorongan kepadaku untuk tetap sabar menjalani segala
hal.
Adikku
Maria Edelberti Dias dan bungsu Yohanes Rikardus yang selalu menantikan
kedatanganku dengan keberhasilan.
v
Bapak Kosmas dan Ibu Susana Seseng yang dengan caranya sendiri membantuku
dan membimbingku dalam menyelesaikan skripsi ini
Nana Robertus Santu
yang selalu memberikanku motivasi dan dukungan.
Sahabat yang tersayang:
Maria Rikaria Andung, Matilda Kurniati, Veronika Sadur, Maria Setia, Benedikta
K. Edu, dan Kakak Trivonia K Awang, Tini Namat, Eming Normaya, Atri
Windawati dan teman-teman kelompok bimbingan yang dengan caranya
masing-masing memberikan dukungan dan doa.
Teman-teman PPGT 3
Yang selalu memberikan motivasi
Kakak PPGT 2011 dan 2012 yang memberikan bantuan bimbingan agar tetap
terarah.
Dosen pembimbing yang terkasih
Ibu Maria Melani Ika Susanti
Dosen-dosen yang saya banggakan:
Pak Puji, Ibu Maslichah, Pak Galih, Pak Adimassana, Pak Wahana, dan
dosen-dosen lain yang tidak bisa disebut satu-persatu yang sudah memberikan arahan
vi MOTTO
“I can do all things throught Christ who strengthens me”
(segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Isidora Ramli
Nomor Mahasiswa : 131134273
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Media Konvensional Miniatur Kenampakan Alam Subtema Keindahan Alam Negeriku untuk Siswa Kelas Empat (IV) Sekolah Dasar beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 6 Februari 2017
ix ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA KONVENSIONAL
MINIATUR KENAMPAKAN ALAM
SUBTEMA KEINDAHAN ALAM NEGERIKU UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR
Isidora Ramli
131134273
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini dilakukan karena guru membutuhkan media pembelajaran konvensional untuk beberapa materi dalam suatu pembelajaran yang masih cukup sulit bagi siswa dan mengacu pada kurikulum 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk media pembelajaran konvensional berupa miniatur kenampakan alam yang mengacu pada Kurikulum SD 2013.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan media pembelajaran konvensional yang menggunakan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2014: 407). Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk akhir berupa media pembelajaran konvensional berupa miniatur kenampakan alam yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif.
Validasi media pembelajaran konvensional ini berpedoman pada 4 aspek yaitu : 1) aspek konten atau isi, 2) aspek tampilan, 3) aspek penggunaan dan penyajian, 4) aspek bahasa. Hasil validasi dua pakar media konvensioal yang mengacu pada kurikulum SD 2013 mengahasilkan skor 4,56 dan 4,69. Validasi dari guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,81 dan 3,93. Rata-rata ata skor 4,49 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori sangat baik, sudah layak digunakan untuk uji coba produk media pembelajaran.
x ABSTRACT
DEVELOPING CONVENTIONAL LEARNING MEDIA OF NATURAL APPEARANCE
ON THE SUBTHEME THE NATURAL BEAUTY OF MY COUNTRY TO THE FOURTH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL
Isidora Ramli 131134273
Sanata Dharma University 2017
This research is conducted because teachers need conventional learning media for some learning materials which are difficult for the students and which refer to 2013 curriculum. The main objective of this research is to create a miniature product of conventional learning media of natural appearance of 2013 Curriculum of Elementary Schools.
This study is designed in research and development in which the procedures of research and development proposed by Borg and Gall (in Sugiyono, 2014: 407) are taken to conduct the development of conventional learning media. The procedures contain five (5) steps: (1) problem and potency, (2) data collection, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) revision. These procedures are consecutively performed until the final miniature product of conventional learning media of natural appearance of 2013 Curriculum of Elementary Schools is created. The techniques of data collection used are interview and questionnaire. The data is then analyzed by using both qualitative and quantitative data analysis technique.
The validation of this conventional learning media is oriented to four properly developed and can be further tested as the learning media.
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
”Pengembangan Media Konvensional Miniatur Kenampakan Alam Subtema Keindahan Alam Negeriku untuk Siswa Kelas Empat (IV) Sekolah Dasar” dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan,
bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak
langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada
kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.
3. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan penuh kesetiaan, kesabaran, ketulusan, kasih sayang,
dan kebijaksanaan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Koordinator Pelaksana PPGT Universitas
Sanata Dharma dan validator pakar media pembelajaran konvensional yang
selalu mendampingi dan selalu memberi inspirasi kepada peneliti sehingga
peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.
5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar pakar media yang telah
memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk
penelitian.
6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.
7. Sarjono, S.Pd.SD., selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 Sleman Yogyakarta
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di
xii
8. Sri Rejeki, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 yang telah
meluangkan waktu untuk diwawancarai guna memperoleh informasi di
lapangan.
9. M. Gita S. P., S.Pd., selaku validator di sekolah dasar yang memberikan
bantuan dalam melakukan validasi produk penelitian.
10.Calcilea Deny K., S.Pd., selaku validator di sekolah dasar yang memberikan
bantuan dalam melakukan validasi produk penelitian.
11.Katarina Supatminingsih, S. Pd., selaku Kepala SDKE Mangunan yang telah
memberikan ijin dan membantu peneliti dalam melakukan validasi produk
penelitian.
12.Ayah dan ibunda tersayang, Ayah Nikolaus dan Ibu Diana yang setia
memberikan motivasi dan dukungan serta mengajarkan rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa dalam menyelesaikan skripsi ini.
13.Kakak dan adikku tersayang, Abang Marselinus, Kakak Hermina S, dan adik
Maria Edelberti serta bungsu Yohanes yang selalu memberi semangat dan
kasih sayang kepada saya.
14.Sahabat PPGT 2013 yang dengan caranya masing-masing mengambil bagian
dalam menyelesaikan skripsi ini.
15.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk
bantuan dan dukungannya selama ini.
Demi kesempurnaan skripsi ini, maka peneliti sangat membutuhkan kritik
dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya peneliti mengucapkan selamat membaca
semoga bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 6 Februari 2017
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... ix
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
KATA PENGANTAR ... xii
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR BAGAN ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Batasan Istilah ... 7
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 14
1. Kurikulum 2013 a. Pengertian kurikulum 2013 ... 10
b. Ciri-ciri umum kurikulum 2013 ... 11
c. Aspek-aspek fokus keterlaksanaan kurikulum 2013... 12
xiv
e. Tujuan kurikulum 2013... 13
2. Media pembelajaran ... 14
a. Pengertian media pembelajaran ... 14
b. Jenis media... 17
c. Ciri-ciri media pembelajaran ... 23
d. Manfaat media ... 24
e. Kriteria pemilihan media ... 27
3. Media miniatur kenampakan alam ... 28
4. Materi pokok ... 30
a. Tema ... 30
b. Subtema ... 30
c. Pembelajaran ... 30
d. Materi pokok ... 30
5. Karakteristik siswa kelas IV ... 31
a. Perkembangan kognitif ... 31
b. Perkembangan komunikasi dan bahasa ... 31
c. Perkembangan Personel, Emosional, Dan Sosial ... 31
d. Perkembangan Moral Dan Spiritual ... 32
B. Penelitian yang relevan... 32
C. Kerangka Berpikir ... 37
D. Pertanyaan penelitian ... 39
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 40
B. Prosedur Pengembangan ... 43
1. Potensi dan Masalah ... 45
2. Pengumpulan Data ... 47
3. Desain Produk ... 47
4. Validasi Desain ... 47
5. Revisi Desain ... 48
C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 48
xv
E. Validasi Ahli Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 51
F. Instrumen Penelitian ... 51
G. Teknik Analisis Data ... 54
1. Data Kualitatif ... 54
2. Data Kuantitatif ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 59
1. Analisis Kebutuhan ... 59
2. Deskripsi Produk Awal ... 63
3. Data Hasil Validasi Pakar media konvensional ... 65
4. Data Hasil Validasi Guru Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 67
B. Kajian produk akhir dan Pembahasan ... 68
1. Kajian Produk Akhir ... 69
2. Pembahasan ... 70
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 79
B. Keterbatasan Pengembangan ... 80
C. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 83
LAMPIRAN ... 85
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen wawancara analisis kebutuhan ... 45
Tabel 3.2 Jadwal penelitian ... 48
Tabel 3.3 Panduan wawancara analisis kebutuhan ... 50
Tabel 3.4 Panduan wawancara survei kebutuhan SD ... 52
Tabel 3.5 Kisi-kisi kuesioner validasi ... 53
Tabel 3.6 Konversi Nilai Skala lima ... 55
Tabel 3.7 Interval Skor dan Kategori ... 57
Tabel 4.1 Skor Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran ... 65
Tabel 4.2 Saran Pakar media pembelajaran konvensional dan Revisi ... 66
Tabel 4.3 Skor Data Hasil Validasi Guru Sekolah Dasar ... 67
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1. Bagan Literatur Map Hasil Penelitian Relevan ... 36
Bagan 2.2. Bagan kerangka berpikir ... 38
Bagan 3.1. Langkah-langkah metode Research and Development (R&D) ... 41
Bagan 3.2. Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional
xviii Daftar Gambar
Gambar 2.1 Media miniatur kenampakan alam ... 29
Gambar 4.1 Kotak Alas Miniatur Kenampakan Alam ... 73
Gambar 4.2 Miniatur Bangunan ... 74
Gambar 4.3 Miniatur Bendungan ... 74
Gambar 4.4 Miniatur Gunung ... 74
Gambar 4.5 Warna Cat untuk Miniatur... 75
Gambar 4.6 Miniatur Pohon ... 75
Gambar 4.7 Jalan Raya ... 75
Gambar 4.8 Miniatur Mobil ... 76
Gambar 4.9 Pasir Putih ... 76
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 85
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 87
Lampiran 3 Surat Pengantar Validasi ... 88
Lampiran 4 Rangkuman Wawancara ... 89
Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Ahli Media Pembelajaran konvensional Konvensional ... 91
Lampiran 6 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum Kurikulum SD 2013 ... 101
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian ... 111
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di sekolah merupakan suatu tempat terjadinya proses belajar
mengajar yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Pendidikan formal ini menyelenggarakan pembelajaran berdasarkan suatu
kurikulum wajib yang harus disajikan. Kurikulum dalam bahasa Yunani berasal
dari kata curir yang artinya pelari dan curere yang artinya tempat berpacu.
Triwiyanto (2014: 24) mengemukakan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Saat ini kurikulum yang berlaku di Indonesia adalah kurikulum 2013.
Kurikulum ini menitikberatkan pada siswa dimana siswa harus lebih proaktif
dalam proses belajar mengajar. Guru menjadi fasilitator guna mefasilitasi siswa
dalam belajar. Fasilitas yang harus diberi guru salah satunya adalah media
pembelajaran. Dalam kurikulum 2013, media merupakan salah satu alat yang
sangat membantu siswa untuk memahami suatu pembelajaran. Oleh karena itu,
seorang guru harus mampu menciptakan suasana yang membangun minat siswa
Triwiyanto (2014: 26) mengemukakan bahwa pendidikan di sekolah
secara langsung berhubungan dengan pendidik dan siswa. Pendidik adalah tenaga
pendidikan yang menduduki jabatan sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan. Triwiyanto (2014: 25) juga mengemukakan
bahwa siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.
Dalam lingkungan sekolah, guru adalah seseorang yang mempunyai tugas
mendidik, mengajar, dan melatih. Siswa adalah seseorang yang akan menerima
pengetahuan dari apa yang disampaikan guru. Siswa mempunyai tugas utama
yaitu untuk belajar. Guru dan siswa akan bekerja sama untuk mengupayakan
terjadinya proses belajar sehingga segala pemberian dan pemerolehan ilmu dapat
dilaksanakan dan diterima secara tepat.
Agar kerja sama guru dan siswa dapat berjalan dengan baik maka guru
harus menggunakan banyak cara yang membuat siswa aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Salah satunya adalah menggunakan media pembelajaran yang akan
digunakan untuk membantu siswa mempermudah memahami materi yang
disampaikan guru dan untuk memberikan pemahaman kepada siswa baik
berdasarkan pengalaman maupun berdasarkan apa yang dilihat dan dirasakan
siswa terkait penggunaan media tersebut. Hamalik (1994: 1) mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah suatu bagian integral dari proses pendidikan di
adalah semua alat bantu yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam
meyalurkan pengetahuan agar siswa dapat lebih memahami apa yang disampaikan
berkaitan dengan materi tertentu. Media ini dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu (1) media berbasis ICT, (2) Media Konvensional. Dalam penelitian ini yang
digunakan adalah media konvensional. Dalam KBBI edisi keempat (2008: 730)
konvensional diartikan sebagai hal yang tradisional. Berdasarkan pengertian
tersebut penulis mengartikan media konvensional sebagai media yang dibuat
dengan cara tradisional tanpa menggunakan alat teknologi seperti komputer
ataupun berbasis ICT lainnya. Terkait dengan penggunaan ini maka media
konvensional ini dirangkai oleh guru itu sendiri guna membantu pemahaman
siswa.
Peneliti memilih media konvensional karena dapat mengaktifkan siswa.
Selain itu alat atau media yang dibuat dapat menarik perhatian siswa sehingga
siswa akan memiliki pengalaman nyata dalam belajar dan siswa mampu memiliki
ingatan yang kuat dalam memahami materi yang diajarkan.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan seorang guru di SDN Kalasan 1
yaitu Ibu SR guru kelas 4 pada hari Sabtu 26 September 2016, ada beberapa
materi yang perlu diajarkan dengan menggunakan media. Namun hingga saat ini
guru kelas belum menemukan media yang tepat untuk membantu mengajarkan
materi pembelajaran. Akibatnya, siswa kurang memahami materi tersebut dan
memperoleh nilai yang kurang memuaskan. Salah satu materi pembelajaran yang
masih belum ditemukan medianya adalah materi kenampakan alam. Pada materi
Selain itu, guru juga belum memiliki pengetahuan yang luas tentang media
pembelajaran konvensional yang akan dipakai untuk suatu pembelajaran.
Sehingga, masih banyak guru yang tidak mampu membuat media untuk
pembelajaran.
Mengacu pada hasil wawancara, peneliti mencoba membuat sebuah media
konvensional untuk digunakan dalam menerangkan materi terkait Kenampakan
Alam tersebut. Materi ini terdapat pada matapelajaran IPS kelas IV sekolah dasar
dengan materi pokok Kenampakan Alam. Mata pelajaran IPS adalah salah satu
mata pelajaran yang diperoleh di dunia pendidikan yang berkaitan dengan
pengetahuan-pengetahuan sosial. Media konvensional yang dibuat peneliti adalah
media miniatur kenampakan alam. KBBI edisi keempat (2008: 916) mengartikan
miniatur adalah tiruan sesuatu dengan skala yang diperkecil. Dengan kata lain,
miniatur merupakan tiruan objek yang memiliki tiga dimensi. Oleh karena itu,
peneliti mengambil kesimpulan miniatur kenampakan alam adalah suatu tiruan
yang menyerupai suatu objek tertentu dengan ukuran yang lebih kecil serta
memiliki tiga dimensi atau dapat dilihat dari berbagai arah.
Miniatur akan dibuat semenarik mungkin untuk menarik perhatian siswa
dengan memperhatikan kesesuaian media dengan materi yang dibahas. Dengan
demikian siswa dapat mengalami dan merasakan pengalaman nyata dalam belajar
dengan menggunakan media tersebut.
Media konvensional berupa miniatur kenampakan alam dapat diterapkan
pada kurikulum 2013. Alasannya karena dalam kurikulum 2013 ditekankan media
lebih pembelajaran yang terdiri dari 1 atau lebih matapelajaran terkait. Siswa akan
lebih aktif karena siswa dapat melihat dan mengoperasikan media sendiri
sehingga, melalui pengalaman tersebut siswa mampu memiliki ingatan dalam
jangka panjang karena kegiatan itu secara langsung dialami siswa. Media ini
dibuat peneliti memenuhi hal tersebut termasuk dapat digunakan dalam satu
pembelajaran yang terdiri dari lebih dari satu matapelajaran terkait. Oleh karen itu
tujuan dari kurikulum yang mengaktifkan siswa dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah prosedur pengembangan media pembelajaran konvensional
miniatur kenampakan alam pada materi kenampakan alam tema 6 Indahnya
Negeriku, sub tema 2 untuk siswa kelas IV ?
2. Bagaimana kualitas media pembelajaran yakni media konvensional miniatur
kenampakan alam pada materi kenampakan alam tema 6 Indahnya Negeriku,
sub tema 2 untuk siswa kelas IV ?
C.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk :
1. Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan produk media pembelajaran
konvensional miniatur kenampakan alam pada materi kenampakan alam
2. Untuk mengetahui kualitas produk media pembelajaran konvensional
miniatur kenampakan alam pada materi kenampakan alam tema 6 Indahnya
Negeriku, sub tema 2 untuk siswa kelas IV
D.Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, diantaranya adalah:
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengalaman dan wawasan dalam
menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar
mengajar.
2. Bagi Guru
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta
kreatifitas guru dalam kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran
yang diciptakan guru dalam membantu menuntun pemahaman siswa.
3. Bagi Siswa
Penelitian ini bermanfaat untuk membantu siswa dalam memahami materi
dengan memiliki pengalaman nyata dalam pembelajaran melalui penggunaan
media pembelajaran.
4. Bagi Sekolah
Agar sekolah dapat mengetahui hal yang diperlukan dalam kaitannya dengan
5. Bagi Program Studi PGSD
Penelitian ini bermanfaat untuk dapat memperoleh bahan bacaan tambahan
perpustakan terkait dengan upaya untuk mengembangkan media
pembelajaran konvensional yaitu miniatur kenampakan alam mengacu
kurikulum SD 2013 pada tema Indahnya Negeriku sub tema 2 untuk Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar.
E. Batasan Istilah
Adapun beberapa batasan istilah pada penelitian pengembangan ini, sebagai
berikut:
1. Kurikulum SD 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di
sekolah dasar dengan menerapkan pembelajaran tematik integratif,
pendekatan saintifik, dan penguatan pendidikan karakter serta menggunakan
penilaian otentik.
2. Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang mengintegrasikan
beberapa mata pelajaran melalui sebuah tema.
3. Pendekatan saintifik adalah pendekatan ilmiah yang memakai tahapan
pembelajaran yang terdiri dari mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan.
4. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
kepada penerima atau siswa, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga pembelajaran dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan siswa memiliki pengalaman
nyata dalam proses belajar.
5. Media pembelajaran konvensional adalah media yang dibuat dengan cara
tradisional tanpa menggunakan alat teknologi seperti komputer ataupun
berbasis ICT lainnya.
6. Kenampakan alam adalah salah satu materi pada mata pelajaran IPS yang
memiliki arti sebagai bentangan alam berupa daratan dan perairan.
7. Media pembelajaran miniatur kenampakan alam adalah suatu tiruan yang
menyerupai suatu objek tertentu memiliki tiga dimensi atau dapat dilihat dari
berbagai arah.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dikembangkan peneliti adalah sebuah produk media
konvensional yaitu miniatur kenampakan alam. Berikut adalah spesifikasi media
yang dikembangkan.
1. Alas yang terbuat dari tripleks dengan ukuran 90 cm x 60 cm dan tinggi 13
cm yang kemudian dibuat kotak menyerupai bentuk koper.
2. Obyek miniatur terdiri dari beberapa miniatur bangunan yaitu miniatur
rumah, miniatur perusahaan, miniatur apertemen, miniatur gubuk, miniatur
bandara, tempat hiburan; miniatur gunung yang dibuat dari koran bekas,
pasir putih, miniatur mobil-mobilan yang dibuat dari lilin mainan (plastisin),
miniatur binatang, perahu, dan bendungan yang dibuat dari botol aqua bekas.
3. Cat yang digunakan terdiri dari 7 warna yaitu coklat, biru, hitam, putih, orens,
merah, hijau.
4. Media miniatur kenampakan alam akan menunjukkan kenampakan alam yang
akan ditampilkan melalui suatu kawasan yang terdiri dari berbagai
kenampakan alam didalamnya.
5. Media miniatur kenampakan alam dikhususkan untuk materi Kenampakan
alam dengan subtema “keindahan alam negeriku”.
6. Media miniatur kenampakan alam dapat dipakai berulang, tahan lama dan
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka 1. Kurikulum 2013
a. Pengertian kurikulum 2013
Kurikulum muncul untuk pertama kali dan digunakan dalam
bidang olahraga. Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang
artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Hidayat (2013: 19),
menyatakan pada zaman romawi kuno kurikulum mempunyai arti sebagai
suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari pada garis start sampai finish.
Hamalik (dalam Suyadi dan Dahlia, 2014: 2) menjelaskan bahwa
kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar untuk membina siswa
ke arah perubahan perilaku yang diinginkan dan menilai hingga dimana
perubahan-perubahan tersebut telah terjadi pada diri siswa yang
bersangkutan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum merupakan
seperangkat rencana pembelajaran yang didalamnya memuat tujuan, isi,
bahan ajar, dan metode pembelajaran yang semuanya digunakan untuk
membina siswa ke arah perilaku yang diinginkan dan menilai sejauh mana
perubahan perilaku tersebut telah terjadi pada siswa.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, (dalam permendikbud nomor
67 tahun 2013:1). Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi
kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
b. Ciri-ciri umum kurikulum 2013
Ciri-ciri umum kurikulum 2013 menurut Kurniasih dan Sani (2014:22)
adalah sebagai berikut:
1) Menuntun kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu
pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah
mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan
teknologi dan informasi,
2) Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada
lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun
memiliki kemampuan berpikir kritis,
3) Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif,
4) Khusus untuk tingkat SD pendekatan tematik integrative memberi
kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam
5) Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
c. Aspek-aspek yang menjadi fokus dalam keterlaksanaan kurikulum 2013
Adapun aspek-aspek yang menjadi fokus keterlaksanaan kurikulum
2013 menurut Kurniasih dan Sani (2014: 22) adalah sebagai berikut:
1) Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang
menyangkut metodologi pembelajaran, yang nilainya pada
pelaksanaan uji kompetensi guru baru mencapai rata-rata 44,46;
2) Kompetensi akademik dimana guru harus menguasai metode
penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa;
3) Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak
asocial kepada siswa dan teman sejawat lainnya;
4) Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai
seorang yang akan ditiru siswa.
d. Karakteristik kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik (permendikbud nomor 67,
2013: 4) sebagai berikut:
1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual
dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana siswa menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
sebagai sumber belajar;
3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti;
7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar
mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).
e. Tujuan kurikulum 2013
Kurikulum diubah dan selalu diperbaiki dengan tujuan dan maksud
tertentu. Pengubahan kurikulum ini dapat dilakukan berdasarkan
sebelumnya. Berdasarkan hal ini setiap kurikulum menekankan pada
tujuan yang ingin dicapai. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah
tujuan adanya kurikulum 2013. Berdasarkan permendikbud nomor 67
(2013: 4) tujuan kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian media pembelajaran
Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2007: 3) mengemukakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini,
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Trianto (2010:
199) mengemukakan bahwa media merupakan komponen strategi
penyampaian pembelajaran yang mengacu pada kegiatan apa yang
dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media itu dalam merangsang
kegiatan belajar yang dilakukan. Media sebagai komponen strategi
pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang ingin diteruskan kepada
adalah pesan pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya
proses belajar.
Munadi (2010: 7) mengemukakan bahwa media pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan
pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkaran belajar yang
kondusif dimana penerimaannya dapat melakukan proses belajar secara
efisien dan efektif. Karwati dan Priansa (2014: 223) mengemukakan bahwa
media pembelajaran dapat dipahami sebagai perantara untuk menyalurkan
atau menyampaikan pesan kepada pihak lain.
Daryanto (2013: 4) mengemukakan bahwa media merupakan bentuk
jamak dari medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau
pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Jadi
media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa
pesan dari komunikator menuju komunikan. Arsyad (2014:3) mengatakan
bahwa media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Jadi secara garis besar bahwa media
merupakan manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi dan
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Dalam pengertian ini bahwa guru, buku teks, dan lingkungan belajar
merupakan media. Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran antara lain buku, tape
recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai),
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu
yang dapat dijadikan wahana, alat, dan apapun yang digunakan untuk
menyalurkan pesan, pengetahuan ataupun informasi dari guru kepada siswa,
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
dengan demikian pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan baik oleh para pendidik maupun siswa. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan
kegiatan belajar mengajar.
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran adalah media pembelajaran konvensional. KBBI edisi
keempat (2008: 730) mengartikan konvensional sebagai hal yang
tradisional. Berdasarkan artian di atas peneliti mengembangkannya menjadi
media yang dibuat dengan cara tradisional tanpa menggunakan alat
teknologi seperti komputer ataupun berbasis ICT lainnya. Singkatnya,
konvensional suatu alat yang dibuat dan dicpitakan guru sendiri guna
membantu dan mewadahi siswa dalam proses belajar mengajar.
Jadi media pembelajaran konvensional adalah segala sesuatu yang
dapat dijadikan wahana, alat, dan apapun yang digunakan untuk
menyalurkan pesan, pengetahuan ataupun informasi yang diciptakan guru
sendiri dan dibuat secara tradisional, sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat siswa dengan demikian pembelajaran dapat
b. Jenis media
Karwati dan Priansa (2014: 235) mengemukakan bahwa ada beberapa
klasifikasi media, antara lain:
1)Media visual
Media visual merupakan media yang menyampaikan pesannya
terfokus pada indera penglihatan. Media ini berupa gambar fotografik
dan media grafis.
2)Media audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
siswa untuk mempelajari isi tema.
3)Media audio-visual
Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan visual yang
biasa disebut media pandang-dengar. Dengan menggunakan media ini
maka penyajian materi pembelajaran bagi siswa akan semakin lengkap
dan optimal.
4)Media cetak
Secara historis, media cetak muncul setelah ditemukannya alat
pencetak oleh john Guternberg pada tahun 1456. Kemudian dalam sidang
percetakan berkembanglah produk alat pencetak yang semakin modern
5)Media model
Media model merupakan media tiga dimensi yang merupakan
tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek
yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal,
objek yang jarang ditemukan karena rumit untuk dibawa ke dalam kelas
dan sulit dipelajari.
6)Media realita
Media realita merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran
yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Realita
ini merupakan benda yang sesungguhnya seperti uang, tumbuhan,
binatang, yang tidak berbahaya dan sebagainya.
7)Belajar benda sebenarnya melalui specimen
Specimen merupakan benda-benda asli. Benda asli yang digunakan
merupakan benda asli buatan, yaitu jenis benda asli yang telah
dimodifikasi bentuknya oleh manusia. contoh benda yang masih hidup
adalah akuarium, terarium, kebun binatang, kebun percobaan, dan
insektarium. Contoh benda yang sudah mati yaitu herbarium,
teksidarium, teksidermi, awetan dalam botol, awetan dalam cairan
plastik. Namun pembelajaran ini jarang digunakan.
8)Komputer
Arsyad (2014: 54) mengemukakan bahwa komputer adalah mesin
yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode,
sederhana serta rumit. Pada zaman ini komputer dapat digunakan untuk
mempermudah proses pembelajaran yang dibutuhkan siswa. Komputer
ini memiliki kemampuan untuk menggabungkan dan mengendalikan
beberapa peralatan seperti CD player, video tape, dan audio tape. Di
samping itu, komputer dapat merekam, menganalisis, dan memberi reaksi
kepada respons yang diinput oleh pemakai atau siswa.
9)Multimedia
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
penggunaan media, baik yang bersifat visual, audio, maupun audio-visual
bisa dilakukan bersama-sama melalui satu alat yang disebut multimedia.
Contoh pembelajaran multimedia yang digunakan yaitu film, televisi,
video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya. Pembelajaran multi
media dapat mempermudah siswa untuk belajar dan mengembangkan
potensi yang dimiliki secara optimal.
10)Internet
Konsep pembelajaran internet lebih dikenal dengan istilah
Information and Communication Technology (ICT). E-learning
merupakan jenis kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya materi pembelajaran ke siswa dengan memanfaatkan
media internet, atau media jaringan komputer lainnya. Pembelajaran
dengan menggunakan e-learning biasanya membutuhkan tingkat
interaksi yang tinggi dan pada umumnya dilaksanakan dengan
Arsyad (2014: 31) mengemukakan bahwa berdasarkan
perkembangan teknologi maka media pembelajaran dapat dibedakan
menjadi empat kelompok antara lain:
1)Media hasil teknologi cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama
melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Media hasil teknologi
cetak meliputi teks, grafik, foto atau fotografik dan reproduksi.
Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak.
Teknologi cetak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan
ruang.
b) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan
reseptif.
c) Teks dan visual ditampilkan statis (diam).
d) Pengembangan sangat tergantung pada prinsip kebahasaan dan
persepsi visual.
e) Baik teks maupun visual berorientasi (berpusat) pada siswa.
f) Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai.
2)Media hasil teknologi audio-visual
Media hasil teknologi melalui audio-visual adalah produksi dan
penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan
atau simbol-simbol yang serupa. Teknologi audio-visual meliputi mesin
proyektor film, dan proyektor visual yang lebar. Ciri utama teknologi
media audio-visual adalah sebagai berikut:
a) Bersifat linear dan menyajikan visual yang dinamis.
b) Digunakan dengan cara ditetapkan sebelumnya oleh
perancang/pebuatnya.
c) Representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.
d) Dikembangkan menurut prinsip perkembangan psikologi
behaviorisme dan kognitif.
e) Umumnya berorientasi pada guru dengan tingkat pelibatan interaktif
siswa yang rendah.
3)Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer.
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan dan
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang
berbasis microprocecor. Dalam media ini informasi atau materi disimpan
dalam bentuk digital bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Berbagai
jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran umumnya
dikenal sebagai computer assisted instruction (pembelajaran dengan
bantuan komputer). Aplikasi ini bertujuan untuk menyajikan materi
pelajaran secara bertahap, latihan untuk membantu siswa menguasai
materi yang telah dipelajari sebelumnya, latihan mengaplikasikan
membantu siswa menambah informasi dan pengetahuannya sesuai
dengan keinginan masing-masing.
4)Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan
menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk
media yang dikendalikan oleh komputer. Ciri utama teknologi berbasis
cetak dan komputer sebagai berikut:
a) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dengan
cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.
b) Gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman
siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa dan di bawah
pengendalian siswa.
c) Prinsip ilmu kognitif dan kontruktivisme diterapkan dalam
pengembangan dan penggunaan pelajaran.
d) Pembelajaran ditata dan berpusat pada lingkup kognitif sehingga
pengetahuan dikuasai jika pelajaran digunakan.
e) Bahan pelajaran dapat melibatkan interaktivitas siswa.
Bahan pelajarannya memadukan kata dan visual dari berbagai
sumber.
Jadi jenis-jenis media adalah media visual, media audio, media
audio-visual, media cetak, media model, media realita, belajar benda
sebenarnya melalui specimen, komputer, multimedia, internet, media hasil
c. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2007: 12), mengemukakan tiga ciri
media yang merupakan petunjuk media digunakan.
1) Ciri Fiksatif (Fixative Property). Ciri ini menggambarkan kemampuan
media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu
peristiwa atau objek. Objek tersebut dapat berupa media fotografi,
video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Ciri ini sangat
penting karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau
disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.
2) Ciri Manipulatif (Manipulatif Property). Kejadian yang memakan
waktu beberapa hari dapat disajkan kepada siswa dalam waktu dua atau
tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
Disamping dipercepat, suatu kejadian dapat juga diperlambat pada saat
menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Media dapat diedit
sehingga guru hanya menampilkan bagian-bagian penting/utama dari
ceramah, pidato atau urutan suatu kejadian dengan memotong
bagian-bagian yang tidak diperlukan. Manipulasi kejadian atau objek dengan
jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu.
3) Ciri Distributif (Distributive Property). Ciri ini memungkinkan suatu
objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara
bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa
dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
kelas pada suatu sekolah dalam suatu wilayah, tetapi juga media
tersebut dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan
saja. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja ia dapat
memproduksi seberapakalipun dan siap digunakan secara bersamaan
diberbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang disuatu tempat.
Jadi ciri-ciri media adalah ciri fiksatif yang berupa media fotografi,
video tape, disket, komputer, dan film. Ciri manipulatif yang dapat disajikan
dengan pengambilan gambar time-lapse recording yang dapat mempercepat
ataupun memperlambat suatu kejadian karena tersimpan sebgai video. Ciri
distributif suatu kejadian yang ditransportasikan dan secara bersamaan dapat
disajikan kepada sejumlah besar siswa yang relatif mengenai kejadian itu.
d. Manfaat Media
Hamalik (dalam Arsyad, 2007: 15), menyatakan pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Ibrahim (1996: 432) menyatakan media pembelajaran
sangat penting karena media pembelajaran membawa dan membangkitkan
rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat
mereka, membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta
menghidupkan pelajaran. Sadiman, dkk. (1986: 17) menyatakan secara
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis;
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, seperti objek yang
terlalu besar dapat diganti dengan realita, gambar, film bingkai, film
atau model; objek yang kecil dapat dibantu dengan projector mikro,
film bingkai, film, atau gambar; gerak yang terlalu lambat atau cepat
dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography; kejadian
atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
rekaman film, video, film bingkai, foto, maupun secara verbal; objek
yang terlalu kompleks misalnya mesin-mesin dapat disajikan dengan
model, diagram, dan lain-lain; konsep yang terlalu luas dapat
divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain;
3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi
dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan
berguna untuk menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan
interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan
kenyataan, memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya;
4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah dengan lingkungan
dan pengalaman yang berbeda sedangkan kurikulum dan materi
pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak
mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri.
kemampuannya dalam memberikan perangsang yang sama,
mempersamakan pengalaman, menimbulkan persepsi yang sama.
Levie & Lentz (dalam Arsyad, 2007: 17), mengemukakan empat
fungsi media pembelajaran khususnya media visual yaitu:
1) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berakaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pembelajaran. Gambar yang diproyeksikan
melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan
perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima.
2) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau
lambang visual ini dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya
informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi kompensatoris media terlihat dari media visual yang
memberikan konteks untuk membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali. Isi dan sifatnya bersifat umum, berfungsi
dan memberi instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media
harus melibatkan siswa baik dalam benak ataupun mental, maupun
dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat
terjadi. Manfaat media-media tersebut adalah:
1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
2) Pembelajaran bisa lebih menarik
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori
belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal
partisipasi siswa, umpan balik, dan pengetahuan.
Jadi manfaat media adalah memperjelas penyajian pesan agar tidak
bersifat verbalistis; mengatasi keterbatasan ruang, waktu, daya indra;
mengatasi sikap pasif anak didik; memberikan perangsang yang sama,
mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama dari
siswa.
e. Kriteria Pemilihan Media
Media dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria
pemilihan media menurut Arsyad (2010:75-76) yaitu 1) sesuai dengan
tujuan yang dicapai. Suatu media memiliki tujuan tertentu untuk dicapai.
Oleh karena itu diperlukan adanya media yang jelas sehingga dapat
mencapai tujuan; 2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya
fakta, konsep, prinsip dan generalisasi; 3) praktis, luwes, dan bertahan.
kemana-mana dan diharapkan tidak mudah rusak karena dapat digunakan
beberapa kali; 4) guru terampil menggunakannya. Tanpa keterampilan guru
dalam menggunakan media, media tidak akan berfungsi dengan baik. Oleh
karena itu sebelum menggunakan menggunakan media untuk pembelajaran
guru harus terampil dalam menggunakan media tersebut; 5)
pengelompokkan sasaran; 6) mutu teknis; 7) tingkat kesenangan dan
keaktifannya.
Jadi pemilihan media memiliki kriteria sesuai dengan tujuan yang
dicapai, Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip dan generalisasi, praktis, luwes, dan bertahan, guru terampil
menggunakannya, pengelompokkan sasaran, mutu teknis, dan tingkat
kesenangan dan keaktifannya.
3. Media konvensional miniatur kenampakan alam
Dalam KBBI edisi keempat (2008: 730) konvensional diartikan sebagai hal
yang tradisional. Berdasarkan pengertian tersebut penulis mengartikan media
konvensional sebagai media yang dibuat dengan cara tradisional tanpa
menggunakan alat teknologi seperti komputer ataupun berbasis ICT lainnya.
Terkait dengan penggunaan maka media konvensional ini dirangkai oleh guru
itu sendiri guna membantu pemahaman siswa.
KBBI edisi keempat (2008: 916), mengartikan miniatur adalah suatu
tiruan. Dalam hal ini, tiruan yang dimaksud adalah sebuah objek seperti
arah dan ukurannya diperkecil. Dengan kata lain, miniatur merupakan tiruan
objek yang memiliki tiga dimensi.
Gambar 2.1 Media miniatur kenampakan alam
Dalam media konvensional miniatur kenampakan alam terdapat berbagai
miniatur dengan objek yang terdiri dari; miniatur bangunan yaitu rumah,
perusahaan, bangunan bandara, gubuk, gunung, perahu, pohon, berbagai jenis
hewan, serta pasir putih yang melengkapi situasi daerah pantai,
mobil-mobilan, tempat hiburan, apertemen; objek ini juga dibagi ke dalam 3
wilayah yaitu wilayah pegunungan, dataran rendah, dan daerah pantai. Warna
setiap objek disesuaikan dengan konsep, sebagai contoh: gunung diberi warna
hijau, laut diberi warna biru, sungai, danau, dan bendungan diberi warna biru.
Hal ini bertujuan agar siswa lebih terarah dalam mnentukan letak dan posisi
miniatur yang akan dipasang.
Miniatur ini sebagian besar dibuat menggunakan bahan kayu dan tripleks
yang kemudian diberi warna sesuai dengan konsep. Adapun bentuk alas
miniatur membentuk sebuah koper dengan ukuran 90 cm x 60 cm dan tinggi
13 cm sehingga dapat diisi berbagai miniatur didalamnya. Kenampakan alam
ini dibuat dalam satu wilayah dengan 3 pembagian tersebut di atas agar
Oleh karena itu, peneliti mengambil kesimpulan miniatur kenampakan
alam adalah suatu tiruan yang menyerupai suatu objek tertentu memiliki tiga
dimensi atau dapat dilihat dari berbagai arah. Dengan demikian, siswa dapat
mengalami dan merasakan pengalaman nyata dalam belajar dengan
menggunakan media tersebut.
4. Materi pokok
a)Tema. Tema yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
tema 6 yaitu Indahnya Negeriku kelas IV.
b)Subtema. Pada tema 6 ini terdiri dari 3 subtema yaitu subtema 1
keanekaragaman hewan dan tumbuhan, subtema 2 keindahan alam
negeriku, subtema 3 indahnya peninggalan sejarah. Peneliti akan
mengambil subtema 2 yaitu keindahan alam negeriku dengan KD pada
muatan pelajaran IPS yaitu 3.5 memahami manusia dalam dinamika
interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.
c)Pembelajaran. Pembelajaran berkaitan dengan tema dan sub tema yang
telah dibahas maka peneliti menggunakan pembelajaran 1 dan 2.
d)Materi pokok. Materi pokok yang digunakan adalah terkait pemahaman
siswa dengan hubungan kenampakan alam dan manusia. Kenampakan
alam adalah bentangan alam berupa daratan dan perairan. Adapun
wilayah daratan terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi; gunung;
pegunungan; dataran pantai dan tanjung. Wilayah perairan terdiri dari
5. Karakteristik Siswa Kelas IV
Karakteristik siswa kelas IV dengan usia berkisar 10 hingga 11 tahun yang
dikemukakan oleh Meggit (2012: 163) dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Perkembangan Kognitif
1) Mengembangkan nalar spasial, yaitu kemampuan memahami serta
menarik kesimpulan, dengan menggunakan tanda-tanda yang
menyampaikan informasi;
2) Mulai memahami motif di balik tindakan seseorang;
3) Dapat berkonsentrasi lebih lama dalam mengerjakan sesuatu;
4) Mulai merancang strategi memori;
5) Kemungkinan akan timbul rasa penasaran terhadap obat-obatan,
alkohol, dan rokok;
6) Akan mengembangkan bakat-bakat tertentu. Menunjukkan
keterampilan tertentu dalam menulis, matematika, musik, atau seni.
b. Perkembangan Komunikasi Dan Bahasa
1) Dapat menulis esai yang panjang.
2) Menulis cerita yang menunjukkan imajinasi, kemampuan tata
bahasanya meningkat.
c. Perkembangan Personel, Emosional, Dan Sosial
1) Jauh lebih mampu mengekspresikan atau menahan emosi.
2) Dapat mulai mengalami perubahan emosi yang tiba-tiba dan dramatis
karena pubertas (terutama bagi anak perempuan-yang mengalami masa
3) Cenderung menjadi sensitive terhadap kritikan.
4) Lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya;
berteman dengan teman-teman bergender sama dan hati-hati terhadap
lawan jenis.
5) Menyerah pada tekanan dari teman-teman sebaya; mulai memiliki
keinginan untuk berbicara, berpakaian, dan bersikap seperti
teman-temannya.
d. Perkembangan Moral Dan Spiritual
1) Banyak bertanya dan mulai mempelajari bahwa mereka bertanggung
jawab terhadap tindakan, keputusan dan konsekuensi mereka sendiri.
2) Mengerti bahwa beberapa peraturan sebenarnya dapat diubah melalui
negosiasi dan bahwa peraturan tidak selalu berlaku oleh otoritas
eksternal.
3) Mulai mengalami konflik antara nilai-nilai yang diajarkan orang tua,
serta nilai-nilai yang dipegang teman-teman sebaya.
B.Penelitian yang Relevan
Penelitian Pengembangan media pembelajaran konvensional yang mengacu
kurikulum 2013 merupakan suatu hal yang baru pertama kali dilakukan peneliti.
Oleh karena itu peneliti mencoba menggunakan sumber lain yang hampir sama
dengan penelitian pengembangan media pembelajaran konvensional. Berikut ini
adalah tiga penelitian relevan yang hampir sama dengan penelitian pengembangan
Pertama, Penggunaan Peta Dan Globe Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
IPS di Sekolah Dasar. Penelitian ini dilakukan oleh Alwi (2002) Universitas
Negeri Padang. Pada penelitiannya Alwi mengambil subjek kelas IV dan diambil
secara acak. Tujuan penelitiannya adalah untuk menguji apakah terdapat
perbedaan prestasi belajar IPS antara siswa yang menggunakan media peta dan
globe dengan siswa yang tidak menggunakan media peta dan globe dalam
pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah R &
D dan metode eksperimen. Metode eksperimen ini dilakukan pada dua kelompok
subjek yang diajar dengan cakupan pokok pembahasan yang sama, waktu yang
sama, latar belakang siswa yang sama, serta guru yang sama. Perbedaannya, satu
kelompok diajar dengan menggunakan media peta dan globe sedangkan yang satu
lagi diajar tanpa menggunakan media peta dan globe. Hasil penelitiannya adalah
terdapat perbedaan secara signifikan prestasi belajar siswa kelas kelompok
eksperimen yang diajar dengan menggunakan media peta dan globe dengan siswa
kelas kelompok kontrol yang diajar tanpa menggunakan peta dan globe dalam
pembelajaran IPS pada taraf kepercayaan 95% sesudah eksperimen diadakan.
Ternyata hasil belajar siswa SD dengan menggunakan media peta dan globe lebih
tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan media peta dan
globe dalam pembelajaran IPS di SD, (Jurnal Ilmu Pendidikan, vol. 9, no 1-4, th.
2002, hal 62-68). Kesamaan antara penelitian Alwi dan penelitian peneliti saat ini
adalah sama-sama meneliti tentang penggunaan media pada kelas IV berkaitan
dengan pelajaran IPS yang berpengaruh pada prestasi siswa. Perbedaannya
dengan penelitian peneliti saat ini yang menggunakan media miniatur
kenampakan alam untuk materi kenampakan alam.
Kedua, Pengembangan Media Pembelajaran Mibi (Miniatur Budaya
Indonesia) Tema Indahnya Kebersamaan Kelas IV SDN Kepatihan Purworejo.
Penelitian ini dilakukan oleh Ariyanti (2015). Pada penelitiannya ini Ariyanti
mengambil subjek siswa kelas IV SDN Kepatihan Purworejo. Tujuan
penelitiannya adalah mengembangkan media pembelajaran MIBI yang layak
digunakan untuk subtema Keberagaman Budaya Bangsaku tema Indahnya
Kebersamaan kelas IV SD. Jenis penelitian yang digunakan adalah R & D. Hasil
penelitian pengembangan ini menunjukkan bahwa media MIBI layak digunakan
sebagai media pembelajaran setelah melewati uji validasi tim ahli materi, tim ahli
media, dan praktisi, serta melewati uji coba produk. Skor rata-rata yang diperoleh
sebagai hasil validasi oleh kedua ahli materi adalah 4, termasuk dalam kategori
"Baik". Skor rata-rata yang diperoleh sebagai hasil validasi oleh ahli media adalah
3,75 dan 3,625, termasuk dalam kategori "Baik". Skor rata-rata yang diperoleh
sebagai hasil validasi praktisi adalah 3, 75 dengan kategori "Baik". Hasil uji coba
perorangan memperoleh skor rata-rata 3,55 termasuk kategori "Baik". Uji coba
kelompok kecil memperoleh skor rata-rata 3,66 termasuk kategori "Baik". Uji
coba operasional memperoleh skor 3,77 termasuk kategori "Baik". Ketiga tahapan
uji coba produk media yang menggunakan siswa sebagai subjek uji coba
menyatakan bahwa media MIBI layak digunakan sebagai media pembelajaran
subtema Keberagaman Budaya Bangsaku tema Indahnya Kebersamaan.
sama-sama meneliti tentang penggunaan media miniatur untuk kelas IV SD.
Sama-sama mengacu pada matapelajaran IPS. Perbedaannya penelitian ini
menggunakan miniatur MIBI dan mencoba kelayakannya pada subtema
Keberagaman Budaya Bangsaku sedangkan peneliti saat ini menggunakan media
miniatur kenampakan alam untuk sub tema Keindahan Alam Negeriku.
Ketiga, Pengembangan Media Pembelajaran Paliber (papan lingkaran
berputar) Mata Pelajaran IPA kelas IV sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan oleh
Lystiorini (2013) Universitas Muhammadiyah Malang. Pada penelitiannya ini
Lystiorini mengambil subjek siswa kelas IV sekolah dasar PARE 3. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan produk pembelajaran berupa media
pembelajaran PALIBER (Papan Lingkaran berputar) pada mata pelajaran IPA
dari jenis media dua dimensi (grafis) dan untuk mengetahui tingkat kelayakan
produk melalui validasi beberapa ahli dan ujicoba produk. Jenis penelitian yang
digunakan adalah R & D. Hasil penelitian pada tahap validasi ahli media
pembelajaran menunjukkan bahwa desain media pembelajaran PALIBER (Papan
Lingkaran Berputar) menunjukkan persentase 100% (expert) dengan kriteria
sangat valid. Hasil yang diperoleh dari ahli materi menunjukkan kriteria sangat
valid dengan persentase 86,7%, sedangkan hasil yang diperoleh dari ahli
pembelajaran IPA SD menunjukkan kriteria sangat valid dengan persentase
88,3%. Selain itu, hasil uji coba produk kelompok kecil pada 12 siswa kelas IV
SDN PARE 3 dengan persentase respon positif siswa kelas sebanyak 95,8%.
Sedangkan uji kelompok besar kepada 42 siswa kelas IV SDN PARE 3
disimpulkan bahwa media pembelajaran PALIBER (Papan Lingkaran Berputar)
mata pelajaran IPA dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pada mata
pelajaran IPA di kelas IV SDN PARE 3. Kesamaan antara penelitian ini dengan
penelitian peneliti saat ini adalah sama-sama meneliti tentang penggunaan media.
Perbedaannya matapelajaran yang dipilih peneliti sebelumnya adalah
matapelajaran IPA sedangkan mata pelajaran yang dipilih peneliti sekarang adalah
matapelajaran IPS dengan materi pokok kenampakan alam.
Bagan 2.1 Bagan Literatur Map Hasil Penelitian Relevan
Lystiorini (2013) tentang pengembangan media pembelajaran paliber (papan lingkar berputar) mata pelajaran IPA kelas IV sekolah dasar
Penggunaan Peta Dan Globe Media Pembelajaran MIBI
(Miniatur Budaya Indonesia)
Alwi (2002) tentang
Penggunaan Peta dan Globe Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS kelas IV di Sekolah Dasar
Ariyanti (2015) tentang
Pengembangan Media
Pembelajaran Mibi (Miniatur Budaya Indonesia) Tema Indahnya Kebersamaan Kelas IV SDN Kepatihan Purworejo.
Media Paliber