PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU UNTUK SISWA
KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR
Dafrosa Anita Jediman
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk yakni perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik, pendidikan karakter, serta penilaian autentik pada setiap proses pembelajarannya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan Research and Development. Pengembangan perangkat pembelajaran tersebut menggunakan langkah pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan langkah penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Bord dan Gall. Kedua langkah pengembangan ini diadaptasi menjadi lebih sederhana oleh Sugiyono menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan pedoman dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkahyaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner.Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.
Berdasarkan hasil validasi dua orang pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 4,00 (baik) dan 4,24 (sangat baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,24 (sanga baik) dan 4,00 (baik). Perangkat pembelajaran ini memperoleh rerata skor 4,12 dan termasuk dalam
kategori “baik”. Hasil validasi ini berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.
THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON ELEMENTARY
CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU” FOR
FOURTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL.
Dafrosa Anita Jediman Sanata Dharma University
2015
The purposed of this research was to produce learning instrument refers to 2013 curriculum using thematic integrative approach, scientific approach, character education, and the use of authentic asessment in the process learning activity.
This study is the development of Research and Development. Development of learning was developed by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted by Bord and Gall. The second of step is the development of adapted into simply by Sugiyono be a simply model of development, which will guide the research. There are fifth steps in this research. They are: (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, and (5) design revision, in such ways it created a final product in a form of learning instrument refers to 2013 curriculum for elementary students at fourth grade. The research instrument were applied interview and questionnaire. The interview was applied to analize the teachers need of SDN Kalasan 1 Sleman while the questionnaire were used to validate the learning instrument from two experts of 2013 curriculum, and two teachers of fourth grade.
Based on the expert of 2013 curriculum validation score 4.00 means good and validation score 4,24 means very good, 2 teachers of fourth grade validation score are 4.24 means very good and 4,00 means good. The learning instrument gets the average score of 4,12 and it is categorized Good . The validation result based on eleven aspects, they are: 1) identity of the RPP, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) teaching materials, 11) languages. Therefore the learning intrument that was developed is appropriate to be used as the learning intrument refers to 2013 curriculum.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUB TEMA KEBERAGAMAN BUDAYA
BANGSAKU UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Dafrosa Anita Jediman NIM: 111134324
RINTISAN PROGRAM PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK: TUHAN YESUS KRISTUS
Raja diatas segala raja yang selalu memberikan perlindungan dan menuntun setiap langkah kehidupanku
Bapak dan ibundaku tersayang
Bapak Marselinus Hampu dan Ibu Aldina Alut Yang selalu memberikan dukungan dan doa
Kakak tercinta Allo Masso
Helmi Nikodemus Bona
Novi.
Adik dan keponakan tercinta Angel
Si kecil Feby Febry (Alm)
Yang selalu menghibur saya dalam keadaan suka maupun duka. Teman-teman mahasiswa PPGT dan Adik-adik PPGT angkatan 2
Arlen, Juli, dan Ivon Awang
Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan, dan kasih sayang yang kalian berikan
Pamong Asrama
Terima kasih atas motivasi dan dukungannya. Kupersembahkan karya ku untuk
Temukan Tuhan dalam diam karena Ia adalah teman dari kesunyian. Lihatlah bagaimana bunga dan pohon tumbuh dalam diam, matahari dan
bulan bergerak dalam kesunyian. Kita harus belajar diam dan tenang
untuk dapat menemukanNya di kedalaman hati kita ( Bunda Teresa)
Tuhan telah merangkai hidupku
Menjadi indah pada waktunya (Kutipan lagu Goris Suri)
Dengan Kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya
viii
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU UNTUK
SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR
Dafrosa Anita Jediman
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk yakni perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik, pendidikan karakter, serta penilaian autentik pada setiap proses pembelajarannya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan Research and Development. Pengembangan perangkat pembelajaran tersebut menggunakan langkah pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan langkah penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Bord dan Gall. Kedua langkah pengembangan ini diadaptasi menjadi lebih sederhana oleh Sugiyono menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan pedoman dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkahyaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner.Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.
Berdasarkan hasil validasi dua orang pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 4,00 (baik) dan 4,24 (sangat baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,24 (sanga baik) dan 4,00 (baik). Perangkat pembelajaran ini memperoleh rerata skor 4,12 dan termasuk dalam
kategori “baik”. Hasil validasi ini berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.
THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON ELEMENTARY
CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU”
FOR FOURTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL.
Dafrosa Anita Jediman Sanata Dharma University
2015
The purposed of this research was to produce learning instrument refers to 2013 curriculum using thematic integrative approach, scientific approach, character education, and the use of authentic asessment in the process learning activity.
This study is the development of Research and Development. Development of learning was developed by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted by Bord and Gall. The second of step is the development of adapted into simply by Sugiyono be a simply model of development, which will guide the research. There are fifth steps in this research. They are: (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, and (5) design revision, in such ways it created a final product in a form of learning instrument refers to 2013 curriculum for elementary students at fourth grade. The research instrument were applied interview and questionnaire. The interview was applied to analize the teachers need of SDN Kalasan 1 Sleman while the questionnaire were used to validate the learning instrument from two experts of 2013 curriculum, and two teachers of fourth grade.
Based on the expert of 2013 curriculum validation score 4.00 means good and validation score 4,24 means very good, 2 teachers of fourth grade validation score are 4.24 means very good and 4,00 means good. The learning instrument gets the average score of 4,12 and it is categorized Good . The validation result based on eleven aspects, they are: 1) identity of the RPP, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) teaching materials, 11) languages. Therefore the learning intrument that was developed is appropriate to be used as the learning intrument refers to 2013 curriculum.
x
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan lingdungan dan berkatNya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Sub Tema Keberagaman
Budaya Bangsaku Untuk Siswa Kelas Empat (IV) Sekolah dapat penulis selesaikan dengan
baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan
banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun
tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ,B.S.T,MA. selaku Ketua Program Studi PGSD.
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan
memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing
dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen PPGT dan Staf PGSD yang telah melayani penulis dengan baik.
6. Rusmawan, M.Pd. selaku validator pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan
bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.
7. Dra Maslichah Asyari, M.Pd selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah
memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk
penelitian.
8. Bapak Sarjono, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 yang telah mengizinkan
penulis melakukan analisis kebutuhan untuk penelitian ini.
9. Kartika Kirana, S.Pd selaku Kepala SDK Eksperimental Mangunan yang telah
membantu penulis dalam melakukan validasi produk penelitian.
10.Sri Rejeki, A.Ma selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 yang telah membantu
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Batasan Istilah ... 10
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 11
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 14
1. Kurikulum SD 2013 ... 14
a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulun SD 2013 ... 15
b. Pendidikan Karakter ... 25
4) Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter ………..28
c. Pendekatan Tematik Integratif ... 30
1) Pengertian Pendekatan Tematik Integratif ... 30
2) Karakteristik Pendekatan Tematik Integratif ... 30
3) Pentingnya Pendekatan Tematik ... 31
d. Pendekatan Saintifik ... 32
e. Penilaian Otentik ... 43
1) Pengertian Penilaian Otentik ... 43
2) Karakteristik Penilaian Otentik ... 47
3) Keungggulan Penilaian Otentik ... 49
4) Kelemahan Penilaian Otentik ... 50
2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Kemp ... 50
B. Penelitian yang Relevan ... 66
C. Kerangka Pikir ... 69
D. Pertanyaan Penelitian ... 71
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 73
B. Prosedur Pengembangan ... 76
1. Potensi dan Masalah ... 77
2. Pengumpulan Data ... 77
3. Desain Produk ... 77
4. Validasi Desain ... 78
5. Revisi Desain ... 78
C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 79
D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 80
E. Intrumen Penelitian ... 80
F. Teknik Pengumpulan Data ... 81
2) Data Kuantitatif ... 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 87
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 93
2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 93
B. Deskripsi Produk Awal... 93
1. Silabus ... 94
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 95
C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 97
D. Data Hasil Validasi Guru Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 103
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 109
1. Kajian Produk Akhir ... 109
2. Pembahasan ... 111
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 115
B. Keterbatasan Pengembangan ... 116
C. Saran ... 116
DAFTAR PUSTAKA ... 118
LAMPIRAN ... 121
Tabel 1. Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A ... 20
Tabel 2.Jadwal PelaksanaanPenelitian ... 80
Tabel 3. Konversi Nilai Skala Lima ... 83
Tabel 4. Kriteria Skor Skala Lima ... 85
Tabel 5. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 99
Tabel 6. Saran Guru SD Kelas IPelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 104
Gambar 1.Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp ... 52
Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir ………69
Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian ... 122
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ... 123
Lampiran 3 Rangkuman Wawancara ... 125
Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 129
Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas IV Kurikulum SD 2013………...135
Lampiran 6 Silabus ... 143
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan
dan pengembangan bangsa Indonesia. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran
pemerintah dalam merancang pelaksanaan pendidikan di negara ini.
Perencanaan pelaksanaan pendidikan perlu dilakukan dengan terlebih dahulu
melakukan evaluasi hasil pendidikan sebelumnya. Pendidikan di negara ini
tentunya sangat memprihatinkan. Pemerintah berupaya untuk mencanangkan
serta mengimplementasikan berbagai perancangan pelaksanaan pendidikan,
salah satunya adalah Kurikulum.
Indonesia sudah beberapa kali merubah dan mengembangkan
kurikulum yang digunakan. Sejak tahun 1947 sampai sekarang tahun 2013.
Indonesia sudah 11 kali mengubah kurikulumnya. Kurikulum yang pernah
digunakan di Indonesia adalah kurikulum rencana pelajaran, rencana
pendidikan sekolah dasar, kurikulum sekolah dasar, kurikulum proyek perintis
sekolah pembangunan (PPSP), kurikulum sekolah dasar, kurikulum 1986,
kurikulum 1994, revisi kurikulum 1994, rintisan kurikulum berbasis
kompetensi (KBK), kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), dan
Dalam sejarahnya, Kurikulum merupakan suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari mulai dari garis awal atau start sampai dengan finish,
kemudian pengertian kurikulum tersebut juga mendapat tempat di dunia
pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang
sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh
pendidikan di lembaga pendidikan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia kurikulum artinya perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada
lembaga pendidikan.
Kurikulum adalah salah satu rencana pendidikan yang mengatur
tentang sistem kependidikan. Dalam Kurikulum terdapat perangkat
pembelajaran. Bagian-bagian dari perangkat pembelajaran diantaranya adalah
Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja siswa, Bahan ajar
yang yang melingkupi mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dari
awal hingga ahkir pembelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan. Di
Indonesia sendiri, pengertian kurikulum terdapat dalam Pasal 1 butir 19 UU
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu..
Setiap kali terjadi perubahan atau pengembangan kurikulum tentu
diterapkan tersebut mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah.
Sebagai bangsa yang berkembang Indonesia diprediksi akan mengalami
beberapa tantangan di masa yang akan datang. Tantangan-tantangan itu berasal
dari dalam maupun luar.
Pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan
untuk meningkatkan mutu pendidikan yang diharapkan oleh dunia zaman
sekarang. Dalam pengembangannya terdapat beberapa aspek yang diubah
diantaranya adalah elemen kompetensi lulusan. Dalam kompetensi lulusan
adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi
aspek kompetensi sikap, keterampilan, pengetahuan, kedudukan mata pelajaran
(ISI). Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah
pendekatan tematik integratif dalam semua mata pelajaran mulai kelas bawah
sampai kelas atas. Struktur Kurikulum (Mata pelajaran dan alokasi waktu).
Mata pelajaran yang dilaksanakan pada kurikulum baru adalah bersifat
holistic berbasis sains (alam, sosial, dan budaya). Sedangkan jumlah mata
pelajaran yang awalnya berjumlah 10 dikurangi menjadi 6, Jumlah jam
bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran. Proses
yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi
dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta, belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan
diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan. Proses pembelajaran
juga dilaksanakan secara tematik dan terpadu.
Penilaian hasil belajar yang digunakan oleh pendidik di Sekolah Dasar
juga mengalami perubahan, penilaian yang awal adalah penilaian berdasarkan
pengetahuan, maka penilaian yang digunakan pada kurikulum 2013 adalah
berdasarkan kompetensi sehingga semua kemampuan peserta didik dapat
dinilai baik aspek kognitif, psikomotorik, dan keterampilan. Pergeseran dari
penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil
saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil], memperkuat
PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada
posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal), penilaian tidak
hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL, dan Mendorong
pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.
Kegiatan ekstrakurikuler yang harus dilaksanakan oleh pihak sekolah adalah
Pramuka, UKS, PMR, dan Bahasa Inggris. Jika kurikulum KTSP tidak
menetapkan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang wajib dipilih oleh
siswa maka pada kurikulum 2013 pesesrta didik diharuskan mengikutinya.
Pada kurikulum KTSP Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran
atau bidang studi, maka pada kurikulum 2013 bahasa Inggris merupakan salah
Dalam pengembangan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 yang
digunakan oleh bangsa Indonesia tidak terlepas dari peran pendidik. Pendidik
memiliki peran dalam mencerdaskan kehidupan peserta didiknya, serta
sebagai rahim peradaban bagi kemajuan zaman. Karena pendidik merupakan
sosok yang berperan aktif dalam pentransferan ilmu dan pengetahuan bagi
peserta didiknya kelak. Bahkan yang penting, pendidik mampu
mengembangkan dan memberdayakan manusia, untuk dicetak menjadi
seorang yang berkarakter dan bermental baja, agar mereka tidak minder dalam
menghadapi masalah. Seorang pendidik sejati adalah mereka yang tidak
memikirkan segala sesuatu, termasuk dirinya sendiri, kecuali muridnya.
Karena bagaimanapun peserta didik adalah cikal bakal maju mundurnya
sebuah bangsa.( Ahmadi dan Amri, 2014: 105-106).
Perubahan kurikulum juga berakibat pada perangkat pembelajaran,
perangkat pembelajaran juga perlu dikembangkan karena perangkat
pembelajaran harus sesuai dengan karekteristik kurikulum yang digunakan.
Perangkat pembelajaran adalah salah satu hal penting dalam suatu proses
pembelajaran yang meliputi rencana pembelajaran tematik harian (RPPTH)
beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media pembelajaran,
instrumen pembelajaran yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan
rubrik penilaian. Pengembangan perangkat pembelajaran dirancang untuk
memberikan tanggung jawab pendidik terhadap kemajuan belajar peserta
pembelajaran sesuai dengan kompetensi mmengajarnya secara mandiri, serta
memberikan pengalaman belajar yang melibatkan mental dan fisik melalui
interaksi antar peserta didik dengan pendidik,dan sumber belajar lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai Hasil survei kebutuhan yang
dilaksanakan di SDN Kalasan 1 pada tanggal 17 Mei 2014 bersama guru
kelas IV menjelaskan mengenai pemahaman Kurikulum 2013, bahwa sebuah
Kurikulum yang penyampaian secara utuh atau holistik dalam tema, sehingga
pendekatan tematik integratiflah yang digunakan harus sesuai dengan
perkembangan anak yang pembelajaran holistik dan dijadikan satu dalam
kegiatan pembelajaran. Mengenai perangkat pembelajaran berupa Silabus,
RPP, LKS, pemetaan tema, buku guru dan buku siswa telah disiapkan. Tetapi
kendala yang dialami oleh pihak sekolah berupa kesulitan dalam Instrumen
penilaian atau perangkat penilaian, penilaian otentik, rubrik penilaian sikap
dan penilaian rapor, dalam hal ini penilaian sangat berat karena belum ada
patokan sehingga dalam pelaksanaanya belum maksimal. Selain kendala
dalam penilaian terdapat pula kesulitan lainnya yaitu kondisi sekolah, jumlah
murid yang banyak serta daya serap pendidik dalam pemahaman kurikulum
2013 minim.
Berdasarkan kenyataan, Perangkat pembelajaran tersebut merupakan
rencana pembelajaran tematik harian (RPPTH) beserta lampirannya yang
Perangkat pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam kurikulum.
Sedangkan kurikulum merupakan salah satu bidang yang terpenting untuk
menciptakan dan mewujudkan pendidikan di bangsa ini. Melalui
pengembangan perangkat pembelajaran sebagai titik tolak atau penuntun
dalam memberikan informasi yang jelas kepada siswa.
Oleh karena itu untuk mendapatkan pengembangan perangkat
pembelajaran yang sesuai, maka peneliti mencoba untuk menlakukan
pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013
yang mengedepankan kebutuhan siswa dan guru pada umumnya dengan judul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 Pada Sub
Tema Keberagaman Budaya Bangsaku Untuk Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD
2013 pada sub tema keberagaman budaya bangsaku untuk siswa kelas 4
(empat) Sekolah Dasar?
2. Bagaimana kualitas produk pengembangan perangkat pembelajaran mengacu
kurikulum SD 2013 pada sub tema keberagaman budaya bangsaku untuk
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD
2013 pada sub tema keberagaman budaya bangsaku untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar.
2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur pengembangan perangkat
pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada sub tema keberagaman
budaya bangsaku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat menjadi bekal
ketika ingin meneliti tentang pengembangan perangkat pembelajaran mengacu
kurikulum SD 2013 pada sub tema keberagaman budaya bangsaku untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar.
2. Bagi Guru
Dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pembelajaran.
Dapat memberikan pengalaman dalam mempelajari materi tentang
keberagaman budaya bangsaku pada siswa kelas IV semester 2 SD Kalasan 1
tahun ajaran 2013/2014.
4. Bagi sekolah
Dapat menambah referensi pada sekolah dalam mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan materi keberagaman budaya
bangsaku.
5. Bagi Prodi PGSD
Dapat menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma
terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran di Sekolah Dasar.
E. Batasan Istilah
1. Kurikulum SD 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang di gunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
2. Pendidikan karakter
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai- nilai perilaku peserta
didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perbuatan dan perkataan berdasarkan norma-norma agama, hukum,
3. Pendekatan tematik integratif
Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
sebuah tema.
4. Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah),merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”.
5. Penilaian otentik
Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
6. Perangkat Pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian
(RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media
pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan
1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.
a) Identitas RPPTH terdiri dari:
1) sekolah yaitu nama satuan pendidikan
2) identitas muatan pelajaran terkait
3) tema/subtema;
4) kelas/semester;
5) pembelajaran keberapa;
6) alokasi waktu;
b) Kompetensi Inti terdiri dari KI 1,2,3 dan 4
c) Kompetensi Dasar dan Indikator setiap Kompetensi Inti
d) Tujuan Pembelajaran mencakup semua ranah (pengetahuan, keterampilan,
sosial, spiritual)
e) Materi Pembelajaran mencakup materi pokok setiap muatan
f) Pendekatan dan Metode Pembelajaran
g) Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
h) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
i) Penilaian mencakup teknik penilaian, instrumen, dan pedoman penskoran.
j) Lampiran-lampiran.
2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi
perumusan indikator setiap pembelajaran yang mencakup aspek intelektual,
keterampilan, dan karakter. Pada aspek karakter terbagi menjadi dua ranah
yaitu sikap sosial dan spiritual.
3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik
integratif adalah pembelajaran tematik terpadu yang memadukan beberapa
mata pelajaran menggunakan tema sebagai pemersatu dengan
mengintegrasikan konteks hasil belajar, pengalaman belajar, dan konten
belajar, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna kepada peserta
didik.
4. RPPTH disusun berbasis aktivitas peserta didik dengan menerapkan
pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran bertujuan
untuk mengembangkan dan mengasah dimensi keterampilan siswa dalam
kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk
jejaring/mengkomunikasikan atau dapat menghubungkan keterkaitan pada
semua mata pelajaran.
5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik
adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif mulai dari input, proses,
sampai output dari kegiatan pembelajaran yang bermakna secara signifikan
atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Penilaian otentik ini menilai hasil belajar peserta didik untuk
6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD. Penyusunan perangkat
pembelajaran ini mengacu pada kaidah bahasa yang baik dan benar sesuai
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka
1. Kurikulum SD 2013.
Defenisi kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang di
gunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Perlunya perubahan dan pengembangan
kurikulum 2013 didorong oleh beberapa hasil studi internasional tentang
kemampuan peserta didik Indonesia dalam kancah internasional. Hasil ini
menunjukkan hanya 5% peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan
soal penalaran berkategori tinggi, data lain diungkapkan oleh programme for
international student assessment (PISA), hasil studi tahun 2009 hampir semua
peserta didik Indonesia ternyata cuma menguasai pelajaran sampai level tiga.
Berdasarkan hasil dari kedua survei tersebut merujuk pada suatu
kesimpulan bahwa prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan terbelakang.
Dalam kerangka inilah perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum,
yang dimulai dengan penataan terhadap empat elemen standar nasional yaitu
Isi (SI) yang diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran
yang dikembangkan dari kompetensi, semua mata pelajaran harus memenuhi
pembentukan ke tiga aspek peserta didik dalam hal aspek sikap, keterampilan
dan pengetahuan, mata pelajaran harus diturunkan dari komptensi yang ingin
dicapai, mata pelajaran juga diturunkan berdasarkan kompeteni inti, adanya
Keterpaduan antara tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran,dan
penilaian. (Mulyasa, 2013: 59-60).
a. Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013
Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
67 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dalam salinan lampiran peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang kerangka dasar
dan struktur kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah.
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan
dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia
tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65
tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang
melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia
yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar
tidak menjadi beban.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang kemungkinan akan terjadi adalah
sebagai berikut; World Trade Organization, kemajuan teknoligi
informasi, masalah lingkungan hidup, konvergensi ilmu dan teknologi,
ekonomi berbasi pengetahuan, kebangkitan industri kreatif dan budaya,
pergeseran ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, mutu,
investasi dan transformasi pada sektor pendidikan, materi TIMSS dan
PIZA. Kurikulum dievaluasi dan melakukan penyempurnaan oleh
pihak-pihak yang berwenang untuk melahirkan manusia Indonesia yang
3. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir
sebagai berikut:
a) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru Menuju pada
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik
memiliki pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki
kompetensi yang sama.
b) Pola pembelajaran satu arah menuju pembelajaran interaktif yaitu
guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media
lainnya.
c) Pola pembelajaran terisolasi menuju pembelajaran secara jejaring,
peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja serta dapat
memperoleh informasi dari internet, majalah dan lain sebagainya
d) Pola pembelajaran pasif menuju pembelajaran aktif mencari. Dalam
hal ini peserta didik aktif mencari informasi dalam pembelajaran
serta semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan
sainstifik.
e) Pola belajar sendiri menuju belajar kelompok (Group atau Tim)
f) Pola pembelajaran alat tunggal meenuju pembelajaran berbasis
g) Pola pembelajaran berbasis massal menuju kebutuhan pelanggan
dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki
setiap peserta didik.
h) Pola pembelajaran yang pemikiran faktual menuju Kritis
(membutuhkan pemikiran kritis)
i) Penyampaian Pengetahuan (pemindahan ilmu dari guru ke siswa)
menuju Pertukaran Pengetahuan (antara guru dan siswa, siswa dan
siswa lainnya)
4. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan
perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
Elemen-elemen perubahan yang terjadi pada kurikulum 2013
meliputi empat aspek, yaitu:
1. Standar Kompetensi Lulusan
a) Pengertian
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan
adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan
utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan.
c) Ruang lingkup
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi
kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
d) Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara
Standar Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing
satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan
pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara
berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang
diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan
masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di
Tabel 1. KOMPETENSI LULUSAN SD/MI/SDLB/Paket A Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A memiliki sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sebagai berikut.
SD/MI/SDLB/Paket A
Dimensi Kualifikasi Kebutuhan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat
bermain
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di
lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang
ditugaskan kepadanya.
2. Standar isi
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 19 tentang
standar nasional pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan
atas peraturan pemerintah Nomor 19 tentang standar nasional
pendidikan ditetapkan bahwa standar isi adalah kriteria mengenai
ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
b) Tujuan
Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang
lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi
lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
c) Ruang lingkup
Materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang
ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,
konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program
pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan
berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik,
kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi
yang berjenjang.
3. Standar proses
Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses
pendidikan dasar dan menengah dalam dokumen salinan lampiran
peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar
dan menengah. Standar proses adalah kriteria mengenai
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.
b) Tujuan
Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai
dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
c) Ruang lingkup
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
ketercapaian kompetensi lulusan.
4. Standar penilaian
a) Pengertian
Menurut Menteri pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia, Mohammad Nuh dalam salinan lampiran peraturan
menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan. Standar Penilaian
pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
b) Tujuan
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian
mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
c) Ruang lingkup penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara
berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi
relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.
Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi
mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan
proses.
d) Prinsip dan pendekatan penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan
dasar danmenengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut;
(1). Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak
dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. (2). Terpadu, berarti
penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. (3).
Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. (4). Transparan,
berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak. (5). Akuntabel, berarti
hasilnya. (6). Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta
didik dan guru.
b. Penguatan Pendidikan Karakter
1) Pengertian
Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona (Mahmud,
2012:23) adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang
melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam
tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur,
bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan
sebagainya. Aristoteles berpendapat bahwa karakter itu erat kaitannya
dengan kebiasaan yang kerap dimanifestasikan dalam tingkah laku.
Menurut Elkind dan Sweet (dalam Mahmud, 2012:23)
pendidikan karakter adalah upaya yang disengaja untuk membantu
memahami manusia, peduli dan inti atas nilai-nilai etis/susila. Lebih
lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu
yang dilakukan pendidik, yang mampu mempengaruhi karakter
peserta didik. Pendidik membantu membentuk watak peserta didik.
Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku pendidik, cara
pendidik berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana pendidik
bertoleransi dan berbagai hal terkait lainnya.
Menurut Ramli (dalam Mahmud, 2012: 24), pendidikan
moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi
anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan
warga negara yang baik.
Russel Williams menggambarkan karakter laksana “otot”, yang
akan menjadi lembek jika tidak tidak dilatih. Dengan latihan demikian,
maka “otot-otot” karakter akan menjadi kuat dan akan mewujud
menjadi kebiasaan (habit). Orang yang berkarakter tidak
melaksanakan suatu aktivitas karena takut akan hukuman, tetapi
karena mencintai kebaikan (loving of good). Karena cinta itulah, maka
muncul keinginan untuk berbuat baik (desiring the good).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, pendidikan karakter
dapat diartikan suatu cara yang dilakukan pendidik untuk mengajarkan
peserta didik untuk membiasakan peserta didik berprilaku/ memiliki
kebiasaan atau habitus melalui tindakan nyata peserta didik sehingga
menghasilkan budi pekerti, seperti terlihat dalam tingkah laku yang
baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja
keras yang dilandasi oleh kecintaannya terhadap suatu kebaikan.
Dalam pendidikan karakter pendidik perlu untuk menanamkan
nilai-nilai karakter, atas dasar itu pendidikan karakter bukan sekedar
mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu,
tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai
yang baik dan biasa melakukannya (psikomotorik). Dengan kata lain,
pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek
“pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga”merasakan
dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik
(moral action). Pendidikan karakter menekankan pada habit atau
kebiasaan yang terus-menerus dipraktikan dan dilakukan. (Mahmud,
2012:27)
2) Tujuan, Fungsi, dan Media Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa
yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan pancasila.
Pendidikan karakter berfungsi (1) mengembangkan potensi dasar agar
berhati bijak, dan berprilaku baik, (2) memperkuat dan membangun
perilaku bangsa yang multikultur, (3) meningkatkan peradaban bangsa
yang kompetitif dalam pergaulan dunia. Pendidikan karakter dilakukan
melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan,
masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan
3) Proses Pendidikan Karakter
Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis
yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif,
psikomotorik) dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks
interaksi dalam keluraga, satuan pendidikan, dan masyarakat.
Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis
sosial-kultural dapat dikelompokan dalam: (1) olah hati, (2) olah pikir, (3)
olah raga dan kinestetik, dan (4) olah rasa dan karsa. Proses itu secara
holistik dan koheren memiliki saling keterkaitan dan saling
melengkapi, serta masing- masingnya secara konseptual merupakan
gugus nilai luhur yang di dalamnya terkandung sejumlah nilai.
(Daryanto dan Dwicahyono, 2014:42-43).
4) Prinsip-prinsip pendidikan karakter
Dasyim Budimasyah (2010) (dalam Mahmud, 2012:36)
berpendapat bahwa program pendidikan karakter di sekolah perlu
dikembangkan dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Pendidikan karakter di sekolah harus dilaksanakan secara
berkelanjutan. Hal ini mengandung arti bahwa proses yang
panjang, mulai sejak awal peserta didik masuk sekolah hingga
2. Pendidikan karakter hendaknya dikembangkan melalui semua
mata pelajaran (terintegrasi), melalui pengembangan diri, dan
budaya suatu satuan pendidikan. Pembinaan karakter bangsa
dilakukan dengan mengintegrasikan dalam seluruh mata
pelajaran, dalam kegiatan kurikuler mata pelajaran, sehingga
semua mata pelajaran diarahkan pada pengembangan nilai- nilai
karakter. Pengembangan nilai-nilai karakter juga dapat dilakukan
dengan melalui pengembangan diri, baik melalui konseling
maupun kegiatan ekstra kurikuler, seperti kegiatan kepramukaan
dan lain sebagainya.
3. Sejatinya nilai-nilai karakter tidak diajarkan (dalam bentuk
pengetahuan), jika hal tersebut diintegrasikan dalam mata
pelajaran agama (yang di dalamnya mengandung ajaran) maka
tetap diajarkan dengan proses, pengetahuan (knowing),
melakuakan (doing), dan ahkirnya membiasakan (habit).
4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan secara aktif
(active learning) dan menyenangkan (enjoy full learning). Proses
ini menunjukan bahwa proses pendidikan karakter dilakukan oleh
peserta didik bukan oleh pendidik. Sedangkan pendidik
menerapkan prinsip “tut wuri handayani” dalam setiap perilaku
c. Pendekatan Tematik Integratif
1) Pengertian Tematik Integratif
Pembelajaran terpadu merupakan salah satu model dalam
pembelajaran terpadu (Integrated Instruction) yang merupakan
suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara
invidual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip kelilmuan yang holistik, bermakna dan
autentik. Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
siswa. Pendekatan pembelajaran terpadu lebih menekankan pada
penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu. (Rusman,
2011: 254).
2) Karakteristik Tematik Integatif
Adapun karakteristik pembelajaran terpadu adalah
a) Holistik
Suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang
studi sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
Pembelajaran terpadu memungkin peserta didik untuk
didik menjadi lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau
menghadapi kejadian yang ada dihadapan mereka.
b) Bermakna
Peserta didik mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah-masalahnya yang nyata di dalam
kehidupan
c) Otentik
Pembelajaran terpadu juga membuat peserta didik memahami
secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.
Pembelajaran terpadu dikembangkan dengan berdasar
kepada pendekatan diskoveri inkuiri, peserta didik terlibat aktif
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan proses evaluasinya.
Pembelajaran terpadu pada dasarnya dilaksanakan dengan
mempertimbangkan hasrat,minat,dan kemampuan peserta
didik.
3) Pentingnya pembelajaran tematik untuk murid sekolah dasar
Menurut Rusman (2011: 257) Model pembelajaran tematik
lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar
atau mengarahkan siswa secara aktif terlibat dalam proses
pembelajaran. Melalui pembelajaran tematik siswa dapat
menemukan sendiri berbagai pengatahuan yang dipelajari secara
d. Pendekatan Saintifik
Pendekatan santifik adalah konsep dasar yang mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana
metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu.
Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri bahwa
pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran
didalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, menalar,
mencoba, menyajikan/mengkomunikasikan. Metode ilmiah merujuk
pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau
gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan
memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebutkan ilmiah,
metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti
dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan
prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya
memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau
eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian
menformulasi, dan menguji hipotesis. (Kurnasih dan Sani,
2013:141-149).
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses
aktif mengonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal,
memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa
informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran
diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam
mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya
diberi tahu. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi,
mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam
melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan
tetapi bantuan tersebut berkurang dengan semakin bertambah
dewasanya pesrta didik atau semakin tingginya kelas peserta didik.
Pembelajaran dengan metode santifik memiliki karakteristik sebagai
berikut:
2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep,
hukum atau prinsip.
3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam
merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan
berpikir tingkat tinggi peserta didik.
4) Dapat mengembangkan karakter peserta didik.
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan santifik didasarkan
pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan
pembelajaran dengan pendekatan santifik adalah:
1) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya
kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
2) Untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
3) Terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa
bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5) Untuk melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide- ide
khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
6) Untuk mengembangkan karakter peserta didik.
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalan kegiatan pembelajaran
1) Pembelajaran berpusat pada peserta didik pendekatan dan model
pembelajaran
2) Pembelajaran membentuk students self concept
3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme
4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.
5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatnya kemampuan
berpikir peserta didik
6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan
motivasi mengajar guru
7) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih
kemampuan dalam komunikasi.
8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip
yang dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua
jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah
(santifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (Scientific
approach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali
informasi, melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian
mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi,
dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian
situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu
tepat diaplikasi secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu
saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau
sifat- sifat ilmiah dan menghindari nilai- nilai atau sifat-sifat non
ilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan
sebagai berikut:
1. Mengamati / (observing)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan
pembelajaran (Meaningfull Learning). Metode ini memiliki
keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara
nyata,peserta didik senang dan bertantang, dan mudah
pelaksanaanya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi
pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses
pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan
mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam
permendikbud nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas
dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan
pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan
membaca. Pendidik menfasilitasi peserta didik untuk melakukan
pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,
objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih
kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
2. Menanya/(Questioning)
Pendidik yang efektif mampu menginspirasi peserta didik
untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuannya. Pendidik perlu membimbing
peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan. Pertanyaan
tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang
abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, ataupun hal
lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai
kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana
peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari pendidik,
masih memerlukan bantuan pendidik untuk mengajukan
pertanyaan sampai ke tingkat mana peserta didik mampu
mengajukan pertanyaaan secara mandiri. Ketika pendidik
menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia
mendorong peserta didiknya untuk menjadi penyimak dan
pembelajar yang baik.
Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran
sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a tahun
2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai kepertanyaan yang
bersifat hipotetik). Kompetensi yang diharapkan dalam menanya
adalah pengembangan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaanh untuk membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.Adapun
beberapa fungsi bertanya, antara lain:
a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta
didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran
b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif
belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk
dirinya sendiri.
c) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
d) Mendorong peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
e) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan
menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata,
serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013
untuk menggambarkan bahwa peserta didik merupakan pelaku
aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta
didikharus lebih aktif daripada pendidik. Penalaran adalah proses
berpikir yang logis dan sistematis atas fakta- fakta empiris yang
dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupah
pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah.
Kegiatan “mengasosiasi/mengolah informasi/menalar”
dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam
permendikbud nomor 81a tahun 2013 adalah memproses
informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan maupun hasil dari kegiatan mengamati
dan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yuang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan
untuk menemukan keterkaitan satu pendekatan dan model
pembelajaran informasi dengan informasi lainnya, menemukan
pola dari keterkaitan informasi tersebut. Kompetensi yang
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan.
Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada
kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada
teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi
dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan
beragam ide dan mengasosiakan beragam peristiwa untuk
kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Kegiatan
menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik
merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau
informasi.
4. Mencoba /(Experimenting)
Mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai
ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah : (1)
menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar
menurut tuntutan kurikulum, (2) mempelajari cara- cara
penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan,
(3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil
menyajikan data, (6) menarik kesimpulan atas hasil percobaan,
dan (7) membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil
percobaan. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
eksperimen atau mencoba dilakukan melalui tiga tahap, yaitu
persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Ketiga tahapan
eksperimen atau mencoba sebagai berikut.
a. Persiapan
1. Menetapkan tujuan eksperimen
2. Mempersiapkan alat atau bahan
3. Mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah
peserta didik serta alat atau bahan yang tersedia
b. Pelaksanaan
Selama proses eksperimen atau mencoba, pendidik
ikut membimbing dan mengamati proses percobaan. Disini
pendidik harus memberikan dorongan dan bantuan terhadap
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik agar
kegiatan itu berhasil dengan baik. Selama proses eksperimen
atau mencoba, pendidik hendaknya memperhatikan situasi
secara keseluruhan, termaksud membantu mengatasi dan
memecahkan masalah-masalah yang akan menghambat
kegiatan pembelajaran.
1. Peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen
kepada pendidik
2. Pendidik memeriksa hasil eksperimen peserta didik
3. Pendidik