ABSTRAK
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KECERDASAN GANDA PADA SUBTEMA KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV)
SEKOLAH DASAR Sustiana Irna
Universitas Sanata Dharma 2016
Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru membutuhkan contoh LKS berbasis kecerdasan ganda. Oleh karena itu, pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV sekolah dasar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda ini menggunakan model penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa LKS berbasis kecerdasan ganda untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1, Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas LKS berbasis kecerdasan ganda oleh dua validator ahli LKS berbasis kecerdasan ganda dan dua guru kelas IV sekolah dasar.
Validasi berpedoman pada 20 aspek yaitu (1) kelengkapan unsur-unsur LKS, (2) kegiatan pembelajaran pada LKS memungkinkan tercapainya indikator/ tujuan pembelajaran, (3) rumusan petunjuk atau instruksi dalam LKS, (4) bahasa yang digunakan pada LKS, (5) LKS bernuansa aktif dan menyenangkan, (6) penggunaan bahasa sesuai dengan EYD, (7) LKS menyajikan komponen karakteristik terpadu, (8) perpindahan materi dalam LKS sesuai prinsip pembelajaran tematik, (9) LKS menyajikan gambar atau contoh yang kontekstual, (10) bentuk dan ukuran huruf dalam LKS bervariasi, (11) tampilan LKS, (12) LKS menyajikan kecerdasan eksistensial, (13) LKS menyajikan kecerdasan linguistik, (14) LKS menyajikan kecerdasan matematis-logis, (15) LKS menyajikan kecerdasan ruang/ visual, (16) LKS menyajikan kecerdasan kinestetik, (17) LKS menyajikan kecerdasan intrapersonal, (18) LKS menyajikan kecerdasan interpersonal, (19) LKS menyajikan kecerdasan musikal, dan (20) LKS menyajikan kecerdasan naturalis/ lingkungan. Hasil validasi dua ahli LKS berbasis kecerdasan ganda menghasilkan skor 3,85 (baik) dan 3,95 (sangat baik). Validasi dari dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,0 (baik) dan 4,05 (baik). LKS berbasis kecerdasan ganda tersebut menghasilkan rerata skor 3,96 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam
kategori “baik”. Hal ini menunjukkan LKS berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan
sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas IV sekolah dasar dengan revisi sesuai saran.
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF STUDENT’S WORKSHEET MULTIPLE INTELLIGENCE
BASED ON THE SUBTHEME “KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN”
FOR THE FOURTH (4nd) GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL Sustiana Irna
Sanata Dharma University 2016
This research was done because many teachers that still needs of the example worksheets multiple intelligences based. Therefore, the development of worksheets multiple intelligences based is still needed to increase the needs. The goal of this research is to produce a product like worksheets multiple intelligences to the subtheme of “Kebersamaan
dalam Keberagaman” at the fourth grade of elementary school.
This is a kind of the development research. The worksheet multiple intelligences based in this research using a model of the researchanddevelopment according Sugiyono. The Development proceduresthat used in this researchincludesfivesteps those are:(1) the potential and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, and(5) design revision, untill produce the design ofthe final productlikeworksheets multiple intelligences based for the second gradeof elementaryschoolstudents. The Instruments used inthis researchis alist of interview questionsand theneeds analysisquestionnaire.Interviewsis usedto
analyzethe teachers’ needs atthe second grade SD Klasan 1,Sleman, and alsothe questionnaireis used tovalidatethe quality ofworksheet of multiple intelligences based bytwo master multiple intelligences based and the two teachers of the fourthgrade of elementary school.
The Validation based on 20 asptects those are : (1) the completeness of the worksheets’ elements, (2) learning activities of worksheets eneables the indicators achievement/ learning
objectives, (3) the formulation of guidance / worksheet’s instruction, (4) the use of the
language in worksheet, (5) the nuance of student worksheet active and fun, (6) the use of the languages in accordance with the EYD, (7) student worksheet provided the characteristic components of an integrated, (8) change of the matter in student worksheet accordance to the principles of thematic learning, (9) student worksheet provided a picture or sample that is contextual, (10) the shape and size of the letters in student worksheet varies, (11) student
worksheet’s display, (12) student worksheet provided an existential intelligences, (13) student
worksheet provided an linguistic intelligences, (14) student worksheet provided an logical-mathematical intelligences, (15) student worksheet provided an spacial or visual intelligences, (16) student worksheet provided an kinesthetic intelligences, (17) student worksheet provided an intrapersonal intelligences, (18) student worksheet provided an intrepersonal intelligences, (19) student worksheet provided an musical intelligences, (20) student worksheet provided an naturalis intelligences. The results of the validation by the two experts multiple intelligences resulted in a score of 3,85 (good) and 3.95 (very good). The Validation of second grade teachers resulted in a score of 4,0 (good) and 4,05 (good). The worksheet multiple intelligences based resulted in a mean score of 3.96 out of range of scores 1-5 and are included in the category of "good". This problem indicate the worksheet development multiple intelligences is feasible to used for testing in learning activities in the fourth grade of elementary school with revision of the idea.
i
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KECERDASAN GANDA PADA SUBTEMA KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN MENGACU KURIKULUM SD 2013
UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Sustiana Irna NIM121134263
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karyainikupersembahkanuntuk:
TuhanYesusKristus
Yang selalu setiamendengarsetiapkeluhanku
BapatercintaKornelis Ewol (Alm)
Mama tercinta Regina Wiwe
Terimakasihuntuksenyumanmeskiadadantanpaadanyabahagiaitu
NenekkutersayangMartina Dihu
Kakekku tersayang Herman Mbeuk
Terimakasihuntuksemuadoanya
Ketigasaudariku
Fransiska H.Seni, Faleria Rini dan Novalia S.A.ewol
yang selalu mendukung, menghiburku disaat kesal dan lelah
v
Teman-teman PPGT 2012 yang selaluada, setiamenghibur, berbagi,
kalian takadaduanya
SahabatTersayang
Yuyun , Kaka Verni , Adik Idha, Kaka Vera, Kaka Marce, Adik
Ester, Adik Yanti, Adik Yeni, Adik Tia, Adik Any,Kaka Fany, Kaka
Selin,
yangselalumemberisemangat
Yang Tersayang
Keluaragaku Society
Yang terkasih
Pamongasrama Student ResidenceSanata Dharma, Adik-adik PPGT 3
yang selalumemberidukungandengancaramerekasendiri
Kupersembahkankaryainiuntukalmamaterku
vi MOTTO
Jangan takut untuk bermimpi, buatlah sebanyak apapun
mimpimu, karena mimpi ada untuk kau raih
Jangantundasampaibesokapa yang
bisaengkaukerjakanpadahariini
Abaikanlah segala hal yang menghambatmu untuk lebih
maju
ix ABSTRAK
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KECERDASAN GANDA PADA SUBTEMA KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV)
SEKOLAH DASAR Sustiana Irna
Universitas Sanata Dharma 2016
Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru membutuhkan contoh LKS berbasis kecerdasan ganda. Oleh karena itu, pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV sekolah dasar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda ini menggunakan model penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa LKS berbasis kecerdasan ganda untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1, Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas LKS berbasis kecerdasan ganda oleh dua validator ahli LKS berbasis kecerdasan ganda dan dua guru kelas IV sekolah dasar.
Validasi berpedoman pada 20 aspek yaitu (1) kelengkapan unsur-unsur LKS, (2) kegiatan pembelajaran pada LKS memungkinkan tercapainya indikator/ tujuan pembelajaran, (3) rumusan petunjuk atau instruksi dalam LKS, (4) bahasa yang digunakan pada LKS, (5) LKS bernuansa aktif dan menyenangkan, (6) penggunaan bahasa sesuai dengan EYD, (7) LKS menyajikan komponen karakteristik terpadu, (8) perpindahan materi dalam LKS sesuai prinsip pembelajaran tematik, (9) LKS menyajikan gambar atau contoh yang kontekstual, (10) bentuk dan ukuran huruf dalam LKS bervariasi, (11) tampilan LKS, (12) LKS menyajikan kecerdasan eksistensial, (13) LKS menyajikan kecerdasan linguistik, (14) LKS menyajikan kecerdasan matematis-logis, (15) LKS menyajikan kecerdasan ruang/ visual, (16) LKS menyajikan kecerdasan kinestetik, (17) LKS menyajikan kecerdasan intrapersonal, (18) LKS menyajikan kecerdasan interpersonal, (19) LKS menyajikan kecerdasan musikal, dan (20) LKS menyajikan kecerdasan naturalis/ lingkungan. Hasil validasi dua ahli LKS berbasis kecerdasan ganda menghasilkan skor 3,85 (baik) dan 3,95 (sangat baik). Validasi dari dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,0 (baik) dan 4,05 (baik). LKS berbasis kecerdasan ganda tersebut menghasilkan rerata skor 3,96 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam
kategori “baik”. Hal ini menunjukkan LKS berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan
sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas IV sekolah dasar dengan revisi sesuai saran.
x ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF STUDENT’S WORKSHEET MULTIPLE INTELLIGENCE BASED ON THE SUBTHEME “KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN”
FOR THE FOURTH (4nd) GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL Sustiana Irna
Sanata Dharma University 2016
This research was done because many teachers that still needs of the example worksheets multiple intelligences based. Therefore, the development of worksheets multiple intelligences based is still needed to increase the needs. The goal of this research is to produce a product like worksheets multiple intelligences to the subtheme of “Kebersamaan
dalam Keberagaman” at the fourth grade of elementary school.
This is a kind of the development research. The worksheet multiple intelligences based in this research using a model of the researchanddevelopment according Sugiyono. The Development proceduresthat used in this researchincludesfivesteps those are:(1) the potential and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, and(5) design revision, untill produce the design ofthe final productlikeworksheets multiple intelligences based for the second gradeof elementaryschoolstudents. The Instruments used inthis researchis alist of interview questionsand theneeds analysisquestionnaire.Interviewsis usedto
analyzethe teachers’ needs atthe second grade SD Klasan 1,Sleman, and alsothe questionnaireis used tovalidatethe quality ofworksheet of multiple intelligences based bytwo master multiple intelligences based and the two teachers of the fourthgrade of elementary school.
The Validation based on 20 asptects those are : (1) the completeness of the worksheets’ elements, (2) learning activities of worksheets eneables the indicators achievement/ learning
objectives, (3) the formulation of guidance / worksheet’s instruction, (4) the use of the
language in worksheet, (5) the nuance of student worksheet active and fun, (6) the use of the languages in accordance with the EYD, (7) student worksheet provided the characteristic components of an integrated, (8) change of the matter in student worksheet accordance to the principles of thematic learning, (9) student worksheet provided a picture or sample that is contextual, (10) the shape and size of the letters in student worksheet varies, (11) student
worksheet’s display, (12) student worksheet provided an existential intelligences, (13) student
worksheet provided an linguistic intelligences, (14) student worksheet provided an logical-mathematical intelligences, (15) student worksheet provided an spacial or visual intelligences, (16) student worksheet provided an kinesthetic intelligences, (17) student worksheet provided an intrapersonal intelligences, (18) student worksheet provided an intrepersonal intelligences, (19) student worksheet provided an musical intelligences, (20) student worksheet provided an naturalis intelligences. The results of the validation by the two experts multiple intelligences resulted in a score of 3,85 (good) and 3.95 (very good). The Validation of second grade teachers resulted in a score of 4,0 (good) and 4,05 (good). The worksheet multiple intelligences based resulted in a mean score of 3.96 out of range of scores 1-5 and are included in the category of "good". This problem indicate the worksheet development multiple intelligences is feasible to used for testing in learning activities in the fourth grade of elementary school with revision of the idea.
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul PengembanganLKS Berbasis
Kecerdasan GandaMengacuKurikulum SD 2013 padaSubtema
KebersamaandalamKeberagamanuntukSiswaKelasIV SekolahDasardapat penulis selesaikan
dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan
banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun
tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini
peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD
3. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.
5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Ahli lembar kerja siswa (LKS) berbasis
kecerdasan ganda yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan
melakukan validasi produk peneliti
6. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. Selaku validator Ahli lembar kerja siswa
(LKS) berbasis kecerdasan ganda yang telah memberikan bantuan dalam penelitian
ini dengan melakukan validasi produk peneliti.
7. Sarjono, S.Pd.SD. selakukepalasekolah SD NegeriKalasan 1 yang
telahmemberikanbantuanselamapenelitimelakukanpenelitian di sekolah
8. Sri Rejeki,S.Pd. selaku guru kelas IV SDNegeriKalasan 1yang telah membantu
peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
9. Alm Bapak tercinta Kornelis Ewol, Mama Regina Wiwe, NenekMartina Dihu, Kakek
Herman Mbeuk yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan
xii
10.Adikku Siska Seni, Feli Rini danNova Ewol yang selalu memberi semangat.
11.Sahabat tersayang yuyun, idha, ester, any,tia kaka verni, kaka vera, kaka marce, yanti,
dan yeni yang selalumemberisemangat.
12.Keluargabesar Society Yogyakarta
13.Teman-teman seperjuangan 36 mahasiswa PPGT 2012UniversitasSanata Dharma
14.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan
dukungannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan
kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak.
Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 18 April 2016
Penulis
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii
HALAMAN PENGESAHAN …...iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv
HALAMAN MOTTO ...vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...viii
ABSTRAK ...ix
ABSTRACT ...x
KATA PENGANTAR ...xii
DAFTAR ISI ...xiii
DAFTAR BAGAN ...xv
DAFTAR TABEL ...xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...7
C. Tujuan Penelitian ...7
D. Manfaat Penelitian ...7
E. Batasan Istilah ...8
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ...9
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ...10
1. Lembar Kerja Siswa ...10
a. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) ...10
b. Fungsi dan Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS) ...11
c. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa (LKS) ...11
d. Langkah-langkah Penyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) ...13
e. Keunggulan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa (LKS) ...16
2. Kecerdasann Ganda ...17
xiv
b. Jenis-jenis Kecerdasan Ganda ...19
1) Kecerdasan Linguistik (Linguistik Intelligence) ...19
2) Kecerdasan Logis Matematis (Logival Mathematical Intelligence) ...20
3) Kecerdasan Visual Spasial ...22
4) Kecerdasan Kinestetik-Tubuh...22
5) Kecerdasan Musikal...24
6) Kecerdasan Interpersonal...25
7) Kecerdasan Intrapersonal...26
8) Kecerdasan Naturalis...27
9) Kecerdasan Eksistensial-Spiritual...28
3. Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk Siswa Kelas Empat (IV) Sekolah Dasar...29
B. Kajian Penelitian yang Relevan...29
C. Kerangka Pikir...33
D. Pertanyaan Penelitian...34
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...36
B. Prosedur Pengembangan...36
1. Potensi dan Masalah...38
2. Pengumpulan Data...38
3. Desain Produk...38
4. Validasi Desain...39
5. Revisi Desain...40
C. JadwalPelaksanaan Penelitian ...40
D. Validasi Ahli LKS Basis Kecerdasan Ganda...41
E. Validasi Guru Kelas IV Sekolah Dasar...41
F. Instrumen Penelitian...42
G. Teknik Pengumpulan Data...48
H. Teknik Analisis Data ...48
1. Data Kualitatif ...48
xv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan ...52
1. HasilWawancaraAnalisis Kebutuhan ...52
2. Pembahasan Hasil WawancaraAnalisisKebutuhan ...55
B. Deskripsi Produk Awal ...55
C. Data Hasil Validasi Ahli LKS Berbasis Kecerdasan Ganda dan Revisi Produk ...57
D. Data Hasil Validasi Guru Kelas IVSekolah Dasar ...58
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ...60
1. Kajian Produk Akhir ...60
2. Pembahasan...61
BAB VPENUTUP A. Kesimpulan ...64
B. Keterbatasan Penelitian ...64
C. Saran ...65
DAFTAR PUSTAKA ...66
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Langkah-lngkah penyusun LKS ...15
Bagan 2. Literature Map peneliti Terdahulu ...32
Bagan 3. Bagan Kerangka Berpikir ...34
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ...40
Tabel 2. Panduan Wawancara Survei Kebutuhan ...42
Tabel 3. Lembar Kuesioner Instrumen Validasi Lembar Kerja Siswa ...43
Tabel 4. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala Lima ...49
Tabel5. Kriteria Skor Skala Lima...51
Tabel 6. Komentar Guru SD Kelas IVSekolah Dasar dan Revisi ...65
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Wawancara ...69
Lampiran 2.Surat Keterangan Melakukan Wawancara ...70
Lampiran 3. Surat Izin Validasi ...71
Lampiran 4.Rangkuman Wawancara Analisis Kebutuhan ...72
Lampiran 5. Data Mentah Skor Validasi Ahli LKS Berbasis Kecerdasan Ganda ...75
Lampiran 6. Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas IV SD ...81
Lampiran 7. Silabus Pembelajaran Tematik SD ...87
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ...109
Lampiran9.BiodataPenulis ...236
1 BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approach) cenderung
mendominasikan pelaksanaan pembelajaran saat ini, sedangkan pendekatan yang
berpusat pada siswa (student-centered approach) baru merupakan teori dan konsep
yang belum terintegrasi secara menyeluruh dalam rencana dan pelaksanaan
pembelajaran. Hal ini dapat diamati baik secara teoritis maupun praktis. Secara
teoritis, masih menguatnya berbagai pandangan dari sebagian besar guru bahwa unsur
pendidik memegang peranan penting dalam mendesain pembelajaran termasuk dalam
merancang tujuan, mengembangkan materi, memilih media yang sesuai,
menggunakan metode dan melakukan evaluasi pembelajaran dengan memerhatikan
karakteristik peserta didik dalam konteks lingkungan di mana terjadinya proses
pembelajaran. Oleh karena itu, mereka berpandangan bahwa gurulah yang
menentukan terjadinya proses pembelajran, tanpa guru proses pembelajran tidak
mungkin dapat berlangsung.
Secara praktis, pelaksanaan pembelajaran langsung (direct instruction),belajar
dengan bantuan guru (assisted learning), dan pengajaran resiprokal (reciprocal
teaching) menjadi pendekatan yang sering dianut dalam setiap pelaksanaan
pembelajaran. Pertama, direct instruction atau disebut “pembelajaran langsung” adalah cara tradisional untuk mempersiapkan pembelajaran yang bertujuan untuk
menyajikan ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan penekanan bahwa guru harus
memahami keseluruhan konten atau materi pembelajaran yang sesuai dengan
pengetahuan dan tugas-tugas yang dibutuhkan peserta didik sehingga menguasai mata
an explicit,intensive instructional method that allows students of all abilities to
become cinfident, capable learners (SRA dalam Yaumi, 2012:2).Artinya,
pembelajaran langsung merupakan suatu metode intensif eksplisit yang membuat
peserta didik menjadi mampu dan percaya diri. Filosofi pembelajaran berbasis guru
merujuk pada prinsip-prinsip bahwa semua peserta didik dapat belajar ketika diajar
secara benar tanpa memandang latar belakang dan sejarah peserta didik. Selain itu,
bahwa semua pendidik dapat berhasil jika memberikan materi ajar yang efektif dan
teknik presentasi yang benar.
Prinsip-prinsip tersebut memberi gambaran jelas bahwa sikap ketergantungan
sepenuhnya kepada guru (pendidik) dalam setiap melaksanakan pembelajaran
dipandang sebagai cara yang efektif untuk menghasilkan sistem pembelajaran yang
baik dan faktor terpenting dalam menciptakan kinerja dan kompetensi peserta didik
adalah kualitas pembelajaran yang diterima selama proses belajar mengajar. Kedua,
assistensi learning, dikembangkan berdasarkan pada teori yang mengatakan bahwa
peserta didik harus dibimbing dan diarahkan oleh guru untuk memperoleh
pengetahuan dan prinsip-prinsip belajar dalam mata pelajaran tertentu tanpa harus
meminta mereka untuk menemukan sendiri berdasarkan yang mereka pelajari
(Paraelink, 2011). Belajar dengan bantuan guru ini dapat digunakan dalam
pembelajaran yang melibatkan kelompok kecil peserta didik karena harus
menekankan pada individu-indiviu peserta didik berdasarkan level pengetahuan.
Seperti halnya direct instruction, belajar dengan bantuan guru dianggap sebagai
metode pembelajaran yang efektif bila keterlibatan guru dalam membantu peserta
didik untuk menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan secara cepat dan efisien.
Dengan demikian, elemen kunci yang membawa keberhasilan dalam menggunakan
1. Kemampuan guru dalam memilih materi pembelajaran yang sesuai
berdasarkan kesiapan dan kebutuhan peserta didik.
2. Kemampuan untuk mendemonstrasikan dan membuat prosedur untuk
menyelesaikan persoalan yang diberikan kepada peserta didik.
3. Persiapan guru dalam memberikan bantuan kapan saja dibutuhkan oleh peserta
didik.
4. Keterampilan dalam mengukur peningkatan atau ketidak memadaian
kemampuan peserta didik.
Ketiga, reciprocal teaching, atau disebut strategi pembelajaran timbal balik
adalah pembelajaran yang memanfaatkan pasangan siswa (teman sejawat) atau
kelompok kecil untuk bertindak sebagai guru bagi teman yang lain, kemudian
melibatkan setiap peserta didik untuk memegang tanggung jawab untuk
membantu yang lain dalam mempelajari konten atau isi pembelajaran (Reigeluth
and Chellman, 2009). Elemen kunci yang harus yang harus diperhatikan dalam
penggunaan metode ini adalah membuat model tahapan secara jelas untuk
memahami kemampuan setiap peserta didik. Tahapan tersebut mencakup
aspek-aspek meringkaskan, menanyakan, menjelaskan, dan memprediksi. Artinya, guru
meringkaskan materi atau isi pembelajaran yang hendak diberikan kepada peserta
didik, menanyakan peserta didik tentang isu-isu kunci dalam matei yang
diberikan, menjelaskan kembali berbagai komponen isi yang dianggap sulit,
peserta didik dapat memprediksi kemungkinan hasil belajar yang mereka peroleh.
Kesulitan dalam menerapkan pembelajaran berdeferensiasi dan demokrasi
menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam setiap pelaksanaan pembelajaran.
Identifikasi dan penggalian kecerdasan peserta didik masih sangat jarang
pendekatan yang digunakan, serta sistem evaluasi yang diterapkan.
Kecenderungan, minat, bakat, talenta dan keterampilan dasar belum menjadi
bagian yang integral dengan pengembangan kurikulum dan pemilihan serta
pembuatan media pembelajaran yang dapat mengakomodasi dan memfasilitasi
terbangunnya suatu pola pembinaan yang mengedepankan tumbuh dan
berkembangnya kecerdasan jamak. Konsep kecerdasan jamak (Multiple
intelligences) belum terintegrasi secara optimal dalam setiap penyelenggaraan
pendidikkan di sekolah padahal hal tersebut merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam pengelolaan pendidikan di negara-negara maju. Implementasi
kecerdasan jamak baru dapat dilakukan secara parsial dalam lingkungan
pendidikan anak usia dini dan belum ditangani secara profesional sehingga
cenderung mengabaikan aspek-aspek fundamental dari kecerdasan jamak itu
sendiri.
Untuk membantu merealisasikan pengembangan pembelajaran berbasis
Multiple intelligences dapat dilakukan dengan melengkapi sarana Perangkat
pembelajaran dengan LKS. Salah satu pembelajaran yang mendukung
perkembangan pendidikan adalah LKS. Lembar kerja siswa disusun berdasarkan
materi yang telah dipelajari pada hari itu dan diberikan kepada setiap siswa
ataupun kelompok. Guru yang menyusun lembar kerja siswa hendaknya memiliki
pemahaman dan pengetahuan yang cukup luas agar dalam pemberian lembar kerja
siswa, siswa dapat mengerjakan dan dapat memahami. LKS yang disusun harus
menggunakan model pembelajaran yang mengutamakan partisipasi aktif peserta
didik. Lembar kerja siswa merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian
rupa yang dilengkapi dengan tugas-tugas sehingga peserta didik dapat
Prastowo, 2014:269). Lembar kerja siswa merupakan suatu bahan ajar cetak yang
berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk
pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoritis
dan/ atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai
peserta didik; dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain (Prastowo,
2014:269).
Lembar kerja siswa adalah sekumpulan kegiatan mendasar yang harus
dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya
pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang
harus ditempuh (Trianto, 2009:223). Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka
dapat disimpulkan bahwa lembar kerja siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran
kertas yang berisikan ringkasan materi, isi tugas, dan petunjuk untuk
menyelesaikan suatu tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik
yang mengacu pada kompetensi dasar yang akan dicapai
Berdasarkan hasil survei kebutuhan guru terkait pengembangan LKS Berbasis
Kecerdasan Ganda pada tanggal 29 Juli 2015 pukul 10.00 di SDN Kalasan 1
dengan Ibu S, guru sudah menggunakan LKS. Guru sudah sangat memahami arti
penting LKS dalam mengajar dimana LKS adalah sarana untuk menyampaikan
informasi serta salah satu pokok kebutuhan saat proses belajar mengajar di dalam
kelas. Guru S mengatakan bahwa LKS adalah salah satu proses pembelajaran aktif
pada peserta didik dan dapat mengetahui kemampuan atau kecerdasan yang
dimiliki peserta didik.Jika tidak ada LKS, informasi tidak akan disampaikan
dengan baik. Guru S sering menggunakan LKS yang sudah di sediakan oleh
Beliau juga mengatakan bahwa peserta didik sebenarnya tidak memiliki satu
jenis keahlian saja. Di dalam lingkungan peserta didik memiliki intelegensi yang
berbeda-beda dan itu pun tidak bisa diukur dari suatu kegiatan belajar. Misalnya
dilihat dari aspek kognitif, banyak peserta didik yang kognitifnya tidak mampu,
namun peserta didik tersebut memiliki keahlian yang lain. Jadi disini konsep yang
dilimiki oleh guru S dalam multiple intelegences itu bahwa guru harus pandai
menghargai kemampuan intelegensi siswa. Jadi dengan konsep multiple
intelligences akan memunculkan peserta didik yang kurang mampu dan pintar.
Pembelajaran saat ini sangat menghargai multiple intellingences, dengan
mengembangkan sembilan ranah pembelajaran tetapi di SDN Kalasan I hanya
memaparkan empat ranah yang mencakup kognitif, psikomotorik, afektif sosial
dan afektif spiritual. Dari situ guru akan menggali potensi yang dimiliki peserta
didik dan menampakan kemampuan peserta didik.
Beliau menyatakan kesulitan kecerdasan ganda dimana kita harus mempunyai
LKS agar dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Beliau
mengatakan bahwa, kami guru terlalu mendominasi pelajaran, yang sebenarnya
diharapkan oleh kurikulum sekarang ini guru berperan hanya sedikit. Guru hanya
sebagai fasilitator jika peserta kurang mengetahui.
Dengan melihat adanya masalah tersebut dan pentingnya pembuatan LKS agar
dapat mengembangkan kemampuan atau kecerdasan yang dimiliki peserta didik,
maka peneliti mencoba memberi solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan
mengembangkan LKS Berbasis Kecerdasan Ganda Pada Subtema Kebersamaan
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang maka
peneliti menjabarkannya ke dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan LKS Berbasis kecerdasan Ganda pada
Subtema kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?
2. Bagaimana kualitas produk LKS berbasis kecerdasan ganda pada Subtema
Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengembangkan produk berupa LKS berbasis kecerdasaan ganda pada
Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
2. Untuk mengetahui kualitas produk prosedur pengembangan LKS berbasis
kecerdasan ganda pada Subtema Keberagaman dalam kebersamaan untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar.
C. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa
Bagi peneliti dapat memperoleh pengalaman melakukan penelitian Research and
Development (Penelitian dan Pengembangan) khususnya dalam upaya untuk
Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Kecerdasan Ganda pada Subtema
2. Bagi guru
Bagi guru dapat memperoleh inspirasi terkait dengan penelitian Research and
Development ini dan memperoleh contoh Lembar Kerja Siswa khususnya LKS
Berbsis Kecerdasan Ganda pada subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
3. Bagi sekolah
Bagi sekolah, dapat menambah pengetahuan dan referensi terkait dengan
penelitian Research and Development dan contoh Lembar Kerja Siswa
khususnya LKS Berbasis Kecerdasan Ganda dalam upaya untuk
mengembangkan lembar kerja siswa berbasis kecerdasan ganda pada subtema
Kebersamaan dalam Keberagaman untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
4. Bagi prodi PGSD
Bagi prodi PGSD dapat memperoleh bahan bacaan tambahan perpustakan terkait
dengan penelitian Research and Development dalam upaya untuk
Mengembangkan LKS berbasis Kecerdasan Ganda pada subtema Kebersamaan
dalam Keberagaman untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
D. Batasan Istilah
Untuk meminimalisir terjadinya kesalahpahaman mengenai beberapa istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1. Kecerdasan Ganda adalah kemampuan yang bersifat laten dan beragam dalam
menyelesaikan masalah dengan kondisi yang berbeda, karena di dalam kemampuan
mengandung unsur pengetahuan dan keterampilan serta sikap. Kemampuan itu
(kemampuan memecahkan masalah yang berkaitan dengan hitungan); visual-spasial
(kemampuan berpikir tiga dimensi); body-kinestetik (olahraga);
musikal,intrapersonal (kemampuan memahami diri sendiri); interpersonal
(kemampuan dalam berelasi); naturalis (kemampuan memahami ingkungan); dan
Eksistensial.
2. Lembar Kerja Siswa adalah lembar-lembar kegiatan yang berisi materi, ringkasan,
dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik
bersifat teoritis dan/atau praktis, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus
dicapai siswa dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain.
3. Subtema Keberagaman dalam Kebersamaan
Subtema merupakan penjabaran dari tema yang ada dalam kurikulum 2013.
Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman merupakan penjabaran dari tema 1
Indahnya Kebersamaan untuk siswa kelas IV SD.
E. Spesifikasi Produk yang dikembangkan
Spesifikasi dari produk yang dikembangkan adalah sebagai berikut.
1. Produk yang dikembangkan berupa Lembar Kerja Siswa berbasis kecerdasan
ganda.
2. Lembar Kerja Siswa berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan, diterapkan
pada Sekolah Dasar yang telah menerapkan Kurikulum 2013.
3. Lembar Kerja Siswa berbasis kecerdasan ganda ini digunakan dalam
pembelajaran di kelas IV SD pada subtema Kebersamaan dalam Keberagaman.
Lembar kerja siswa yang dikembangkan meliputi jumlah RPPTH sebanyak 6
sesuai dengan jumlah pembelajaran dalam Subtema Kebersamaan dalam
10 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Lembar Kerja Siswa
a. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Andriani (dalam Prastowo, 2014:269) mengatakan bahwa lembar kerja
siswa merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa yang
dilengkapi dengan tugas-tugas sehingga peserta didik dapat mempelajari materi
ajar dan mengerjakannya secara mandiri Lembar kerja siswa merupakan suatu
bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan,
dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik
bersifat teoritis dan/ atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang
harus dicapai peserta didik; dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar
lain.
Sementara menurut Trianto (2009:223), lembar kerja siswa adalah
sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk
memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai
indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat
para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa lembar kerja siswa (LKS) adalah
lembaran-lembaran kertas yang berisikan ringkasan materi, isi tugas, dan
petunjuk untuk menyelesaikan suatu tugas pembelajaran yang harus dikerjakan
11 b. Fungsi, dan Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa memiliki peran yang sangat penting dalam suatu
kegiatan pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan fungsi dan tujuan lembar kerja
siswa bagi kegiatan pembelajaran. Fungsi lembar kerja siswa yaitu sebagai bahan
ajar yang meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan peserta didik,
sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi
yang diberikan, sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih,
dan memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik (Prastowo,
2015:206).
Tujuan penyusunan lembar kerja siswa yaitu menyajikan bahan ajar
yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang
diberikan, menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik
terhadap materi yang diberikan, melatih kemandirian belajar peserta didik, dan
memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik Andriani
(dalam Prastowo, 2015:206).
c. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa (LKS)
Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang
dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Dengan adanya perbedaan
maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS, maka LKS
memiliki berbagai macam bentuk (Prastowo, 2015:208-209). Berikut ini akan
diuraikan jenis-jenis lembar kerja siswa.
1) LKS yang Membantu Peserta Didik Menemukan Suatu Konsep
LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan peserta didik, seperti
melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu, perlu dirumuskan
12 diminta untuk mengamati fenomena hasil kegiatanya. Selanjutnya,
memberikan pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu peserta didik
untuk mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang dibangun
dalam benak mereka.
2) LKS yang Membantu Peserta Didik Menerapkan dan Mengintegrasikan
Berbagai Konsep yang telah Ditemukan
Setelah peserta didik berhasil menemukan konsep, selanjutnya peserta
didik dilatih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Caranya adalah dengan memberikan tugas kepada
peserta didik untuk melakukan diskusi, kemudian diminta untuk berlatih
memberikan kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab.
3) LKS yang Berfungsi sebagai Penuntun Belajar
LKS ini berisikan pertanyaan atau isian yang jawabannya terdapat pada
buku. Peserta didik akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika mereka
membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu peserta
didik menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam
buku. Selain itu, LKS ini juga berguna untuk keperluan remediasi.
4) LKS yang Berfungsi sebagai Penguatan
LKS ini diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari topik
tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS ini lebih mengarah
pada pendalaman dan penerapaan materi pembelajaran yang di dalam buku
pelajaran. Selain itu, LKS ini juga berguna sebagai pengayaan.
13 LKS yang dibuat diusahakan untuk menggabungkan petunjuk praktikum
ke dalam kumpulan LKS. Dengan demikian, dalam bentuk LKS ini, petunjuk
praktikum merupakan salah satu isi (content) LKS.
6) Berdasarkan jenis-jenis lembar kerja siswa, maka dalam penelitian ini jenis lembar kerja siswa yang akan dikembangkan adalah lembar kerja siswa (LKS)
yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep dan lembar kerja
siswa (LKS) yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai konsep yang telah ditemukan
d. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa yang dibuat diusahakan lebih inovatif dan kreatif
agar dapat menciptakan kegiatan pembelajaran secara efektif. Berikut ini akan
diuraikan langkah-langkah penyusunan lembar kerja siswa Diknas (dalam
Prastowo, 2015:212-215).
1) Melakukan Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan
lembar kerja siswa. Tujuannya adalah untuk menentukan materi-materi yang
memerlukan bahan ajar lembar kerja siswa. Caranya yaitu melihat materi
pokok, pengalaman belajar, materi yang akan diajarkan, dan mencermati
kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik
.
2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Peta kebutuhan lembar kerja siswa diperlukan untuk mengetahui jumlah
lembar kerja siswa yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan lembar
kerja siswa. Sekuensi berguna untuk menentukan prioritas penulisan.
14 Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar,
materi-materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum.
Sebuah kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila
kompetensi dasar tersebut tidak terlalu besar. Adapun besarnya kompetensi
dasar dapat dilihat dengan cara diuraikan ke dalam materi pokok dan
mendapatkan maksimal empat materi pokok, maka kompetensi tersebut dapat
dijadikan sebagai sebuah judul lembar kerja siswa.
4) Penulisan LKS
Langkah-langkah penulisan lembar kerja siswa adalah sebagai berikut.
Pertama, merumuskan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Kedua, menentukan alat penilaian. Penilaian dilakukan atas dasar
proses dan hasil kerja peserta didik. Apabila pendekatan pembelajaran yang
digunakan adalah kompetensi, maka alat penilaian yang cocok dan sesuai
adalah pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced
Assessment. Ketiga, menyusun materi. Materi lembar kerja siswa sangat
tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya. Materi lembar kerja
siswa dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang
lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diperoleh dari berbagai
sumber, seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian, dan sebagainya.
Tujuannya adalah agar peserta didik dapat memahami materi secara luas dan
dapat membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Selain itu, tugas-tugas harus
ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari peserta didik. Keempat,
memperhatikan struktur lembar kerja siswa. Struktur lembar kerja siswa terdiri
atas enam komponen yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa),
langkah-15 langkah kerja, serta penilaian. Semua komponen-komponen tersebut harus ada
dalam lembar kerja siswa. Untuk visualisasi langkah-langkah penyusunan LKS
dapat dilihat pada gambar berikut.
e. Keunggulan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Suatu produk yang dibuat biasanya memiliki berbagai keunggulan dan
kelemahannya. Lembar kerja siswa (LKS) memiliki berbagai keunggulan dan
kelemahan (Lismawati, 2010:40). Berikut ini akan diuraikan keunggulan dan
kelemahan dari LKS.
1) Keunggulan Lembar Kerja Siswa (LKS)
a) Dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat
khusus.
Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Menentukan Judul-judul LKS Analisis Kurikulum
Menulis LKS
Merumuskan Kompetensi Dasar
Menentukan Alat Penilaian
Menyusun Materi
Memerhatikan Struktur Bahan Ajar
16 b) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan
mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan
argumentasi yang realistis.
c) Dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua
dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.
d) Secara ekonomis lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran
yang lainnya.
2) Kelemahan Lembar Kerja Siswa (LKS)
a) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami
kesulitan memahami bagian-bagian tertentu
Lembar kerja siswa yang tersedia kadang sulit dipahami peserta didik
karena penggunaan bahasa atau kalimat yang terlalu tinggi.
b) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan
Berbagai hal yang tidak dipahami pembaca dalam lembar kerja akan
sulit mendapatkan penjelasan secara detail dari pembuat lembar kerja.
c) Memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang
membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam
Lembar kerja yang dibuat biasanya disajikan secara singkat dan
sederhana. Hal ini dapat berpengaruh dengan pertanyaan-pertanyaan yang
memiliki jawaban yang kompeks karena tidak sepenuhnya dimuat pada
lembar kerja.
d) Memerlukan pengetahuan prasyarat agar peserta didik dapat memahami
materi yang dijelaskan
Lembar kerja disusun disesuaikan dengan suatu tingkatan kelas
17 pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami dan
mengerjakan lembar kerja.
2. Kecerdasan Ganda
a. Pengertian Kecerdasan Ganda
Menurut Gardner (dalam Suparno, 2004:17) Kecerdasan (intelligence)
merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk
dalam suatu setting bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Selain itu,
Kecerdasan adalah kemampuan mental umum untuk belajar dan menerapkan
pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berpikir
abstrak Bainbridge (dalam Yaumi dan Nurdin, 2013:9). Kecerdasan
(intelligences) merupakan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru atau
perubahan dalam lingkungan, kapasitas pengetahuan dan kemampuan untuk
memperolehnya, kapasitas untuk memberikan alasan dan berpikir abstrak,
kemampuan untuk memahami hubungan, mengevaluasi dan menilai,
menghasilkan pikiran-pikiran produktif dan original (Yaumi dan Nurdin,
2013:11). Dari pendapat para ahli tersebut, juga menegaskan bahwa sebuah
kecerdasan (intelligences) tidak hanya semata-mata kemampuan untuk menjawab
soal-soal dan tes tertulis. Akan tetapi, lebih pada kemampuan untuk memecahkan
persoalan nyata dalam berbagai macam kondisi kehidupan.
Kecerdasan ganda/ jamak/ majemuk (multiple intelligences) merupakan
kemampuan ganda untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan (Thobroni, 2015:196). Sedangkan menurut Fleetham (dalam Yaumi
18 keterampilan dan bakat yang dimililki siswa untuk menyelesaikan berbagai
persoalan dalam pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan ganda atau (multiple intelligences) adalah berbagai kecerdasan yang
dimiliki oleh manusia seperti kecerdasan linguistik, matematis logis, spasial
ruang, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan eksistensial
untuk memecahkan persoalan nyata dalam berbagai macam kondisi kehidupan.
b. Jenis-jenis Kecerdasan Ganda
Gardner (dalam Tobroni, 2015:198) menjelaskan bahwa multiple intelligences
adalah kemampuan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan dengan berbagai cara dan hampir semua dipelajari secara alami. Pada
sumber yang sama, Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai berikut:
1) Kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya
2) Kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan
3) Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat
di dalam kehidupannya
Berdasarkan buku yang berjudul “Intelligence Reframed” yang ditulis oleh Gardner (dalam Chatib dan Alamsyah, 2012:79) mengatakan bahwa otak
manusia memiliki sembilan macam kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik
(linguistik intelligence), kecerdasan logis-matematis (logical-mathematical
intelligence), kecerdasan spasial (spatial intellegence), kecerdasan kinestetis
(kinesthetic intelligence), kecerdasan musikal (musical intelligence), kecerdasan
interpersonal (interpersonal intelligence), kecerdasan intrapersonal
(intrapersonal intelligence), kecerdasan naturalis (naturalist intelligence), dan
19 menyebutkan tujuh macam kecerdasan yang dimiliki manusia. Berikut ini akan
dijelaskan kesembilan macam kecerdasan tersebut.
1) Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligences)
Gardner (dalam Campbell, dkk, 2006:2), kecerdasan linguistik
merupakan kemampuan untuk berpikir dalam membentuk kata-kata atau
bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna kompleks. Baum,
Viens, dan Slatin (dalam Yaumi dan Nurdin, 2013:13), kecerdasan
verbal-linguistik merupakan kemampuan untuk menggunakan bahasa, termasuk
bahasa ibu dan bahasa-bahasa asing, untuk mengekspresikan apa yang ada di
dalam pikiran dan memahami orang lain. Kecerdasan linguistik sebut juga
kecerdasan verbal karena mencakup kemampuan untuk mengekspresikan diri
secara lisan dan tertulis, serta kemampuan untuk menguasai bahasa asing
McKenzie (dalam Yaumi dan Nurdin, 2013:13). Sementara menurut
Armstrong (2013:6), menjelaskan bahwa linguistik merupakan kemampuan
untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik lisan (misalnya, sebagai
seorang orator, pendongeng atau politisi) maupun tulisan misalnya, sebagai
penyair, penulis naskah drama, editor atau jurnalis.
2) Kecerdasan Logis Matematis (Logical Mathematical Intelligence)
Gardner (dalam Chatib dan Alamsyah, 2012:85) mengungkapkan bahwa
kecerdasan logis matematis adalah kemampuan yang berkaitan dengan
perhitungan secara matematis, berpikir logis, nalar, pemecahan masalah,
pertimbangan edukatif, dan ketajaman hubungan antar pola-pola numerik.
Kecerdasan logika matematika merupakan kemampuan dalam menghitung,
mengukur, dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta
20 2006:2). Orang yang memiliki kecerdasan logis matematis, seperti ahli
matematis, akuntan, pemogram komputer, insinyur, logikus, dan saintis. Orang
berintelligence logis matematis, biasanya rata-rata nilai matematikanya baik.
Adapun ciri-ciri orang dengan intelligence matematis logis yang menonjol
yaitu (a) Memiliki kemampuan dalam penalaran, (b) Mengurutkan, (c)
Berpikir dalam pola sebab-akibat, (d) Menciptakan hipotesis, dan (e) Menacari
keteraturan konseptual atau pola numerik dan bahkan biasanya, pandangan
hidupnya bersifat rasional (Ula, 2013:90). Adapun menurut Champbell, dkk,
(2006:42), ciri-ciri orang dengan logis-matematis berkembang dengan baik
adalah sebagai berikut
a) Merasakan berbagai tujuan dan fungsi mereka dalam lingkungan
b) Mengenal konsep-konsep yang bersifat kuantitas, waktu, dan hubungan
sebab-akibat
c) Mengunakan simbol-simbol abstrak untuk menunjukkan secara konkrit,
baik objek maupun konsep
d) Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah logis
e) Memahami pola-pola hungan-hubungan
f) Mengajukan dan menguji hipotesis
g) Mengunakan bermacam-macam keterampilan matematis seperti
memperkirakan, perhitungan logaritme, menafsirkan statistik, dan
menggambarkan informasi visual dalam bentuk grafik (gambar)
h) Menyukai operasi yang kompleks seperti kalkulus, fisika, pemograman
komputer, dan metode penelitian
i) Berpikir secara matematis
21 k) Mengungkapkan ketertarikan dalam karir-karir, seperti akuntansi, teknologi
komputer, hukum, mesin, dan ilmu kimia
l) Menciptakan model-model baru atau wawasan baru dalam ilmu
pengetahuan alam atau matematika.
3) Kecerdasan Visual-Spasial
Menurut Gardner (dalam Ula, 2013:91) kecerdasan ruang visual adalah
kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, seperti arsitek,
fotografer, mekanik, navigator, dekorator, pilot, pelukis, pengukir, tukang cat,
dan pemburu. Orang dengan kecerdasan visual-spasial memiliki kepekaan
pada garis, warna, bentuk, ruang, keseimbangan, bayangan harmoni, pola, dan
hubungan antar unsur-unsur tersebut (Yaumi dan Nurdin, 2013:16). Adapun
Tobroni (2015:199) menjelaskan bahwa kecerdasan ini mampu menangkap
ruang internal dan eksternal untuk penentuan arah dirinya atau benda yang
dikendalikan, mengubah, dan menciptakan karya tiga dimensi nyata. Anak
yang berkecerdasan ruang-visual tinggi biasanya suka menggambar dan
menyukai warna-warna dan membangun balok-balok menjadi bangunan indah
dan bermakna.
4) Kecerdasan Kinestetik-Tubuh
Menurut Gardner (dalam Armstrong), 2013:7 kinestetik merupakan
keahlian dalam menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan gagasan
dan perasaan-perasaan seperti ada pada aktor, pemain pantomim, atlet dan
penari), dan kelincahan dalam menggunakan tangan untuk menciptakan atau
mengubah sesuatu (seperti seorang perajin, pematung, mekanik, atau ahli
22 seperti koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibilitas,
kecepatan, dan kapasitas-kapasitas proprioseptif serta taktil dan haptic.
Orang-orang dengan intelligences kinestetis-badani yang menonjol mudah
mengungkapkan diri dengan gerak tubuh mereka. Ciri-ciri orang dengan
kecerdasan kinestetis-badani (Champbell, dkk, 2006:76) adalah sebagai
berikut
a) Menjelajahi lingkungan dan sasaran melalui sentuhan dan gerakan
b) Mengembangkan kerja sama dan rasa terhadap waktu
c) Belajar lebih baik, dengan langsung dan terlibat melakukan
d) Menikmati secara konkret dalam mempelajari pengalaman-pengalaman
e) Menunjukkan keterampilan gerak
f) Menjadi sensitif dan responsif terhadap lingkungan dan sistem secara
fisik.
g) Mendemontrasikan keahlian dalam berakting, atletik, menari dan lain-lain
h) Mendemonstrasikan keseimbangan, keangguhan, dan keterampilan gerak
fisik
i) Mengerti dan hidup dalam standar kesehatan fisik
j) Mengungkapkan ketertarikan untuk berkarir dalam bidang kinestetik
k) Menemukan pendekatan baru dalam kemampuan fisik atau menciptakan
bentuk-bentuk gerak yang baru.
5) Kecerdasan Musikal
Armstrong (2014:14), kecerdasan musikal merupakan kemampuan untuk
memahami dan mengekspresikan komponen musik, termasuk pola melodi,
nada maupun ritme, melalui cara-cara figural, atau intuitif (musisi alami) atau
23 pemain perkusi, kritikus musik, dan penyanyi. Ciri-ciri orang berkecerdasan
musikal (Champbell, dkk, 2006:147) sebagai berikut
a) Mendengarkan dan merespon dengan ketertarikan terhadap berbagai bunyi,
termasuk suara manusia dan mengorganisasikannya ke dalam pola yang
bermakna.
b) Menikmati dan mencari kesempatan untuk mendengarkan musik pada saat
belajar
c) Merespon terhadap musik secara kinestetik dengan cara memimpin/
konduktor, memainkan, menciptakan, atau berdansa
d) Mengenali dan mendiskusikan berbagai gaya musik, aliran, dan variasi
budaya yang berbeda
e) Mengoleksi musik dan informasi mengenai musik dalam bentuk rekaman
dan cetakan, serta mengoleksi instrumen musik
f) Mengembangkan kemampuan menyanyi dan bermain intrumen secara
sendiri atau bersama orang lain
g) Menggunakan perbendaharaan dan notasi musik
h) Mengembangkan referensi berpikir pribadi untuk mendengarkan musik
i) Menikmati improvisasi dan bermain dengan suara/bunyi dan memberi frase
bila perlu untuk mengungkapkan musik dengan cara masuk akal
j) Dapat memberikan interpretasi menurut pendapat pribadi tentang apa yang
komposer sampaikan melalui musiknya.
k) Mengungkapkan ketertarikan untuk berkarir dibidang musik, seperti
menjadi penyanyi, pemain instrumen musik, pengolah suara, produser,
kritik, pembuat instrumen, guru musik, atau konduktor.
24 6) Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan memahami pikiran,
sikap, dan perilaku orang lain (Gardner dan Checkley dalam Yaumi dan
Nurdin, 2013:20). Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk
memahami dan membuat perbedaan-perbedaan pada suasana hati, maksud,
motivasi, dan perasaan terhadap orang lain (Gardner dalam Armstrong,
2013:7). Ciri-ciri orang dengan memiliki kecerdasan interpersonal yang baik
(Champbell, dkk, 2006:173) seperti berikut
a) Terikat dengan orang tua dan berinteraksi dengan orang lain
b) Membentuk dan menjaga hubungan sosial
c) Mengetahui dan menggunakan cara-cara beragam dalam hubungan dengan
orang lain
d) Merasakan perasaan, pikiran, motivasi, tingkah laku dan gaya hidup orang
lain
e) Berpartisipasi dalam kegiatan kolaboratif dan menerima berbagai macam
peran yang perlu dilaksanakan oleh bawahan sampai atasan dalam satu
usaha bersama
f) Mempengaruhi pendapat dan perbuatan orang lain
g) Memahami dan berkomunikasi secara efektif, baik, dengan cara verbal,
maupun non-verbal
h) Menyesuaikan dengan lingkungan yang dan group yang berbeda serta
umpan balik dari (feeback) dari orang lain
i) Menerima perspektif yang bermacam-macam dalam masalah sosial dan
25 j) Tertarik pada karir yang berorientasi interpersonal seperti mengajar,
pekerjaan sosial, konseling, manajemen, dan politik
7) Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal merujuk pada pemahaman diri sendiri.
Campbell (dalam Chatib dan Alamsyah, 2012:96) mengungkapkan bahwa
kecerdasan intrapersonal adalah hakikat memahami diri kita sendiri yang
kemudian berdampak pada pemahaman pada orang lain, mencakup kelebihan
dan kekurangan diri kita. Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan
dunia batin, yang bersumber pada pemahaman diri secara menyeluruh guna
menghadapi, merencanakan, dan memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi (Yaumi, 2012:20). Orang yang menonjol dengan kecerdasan ini akan
berkembang menjadi ahli terapi, motivator, psikolog, filsuf, dan rohaniawan
Campbell, dkk, (2006:203) menyebutkan ciri-ciri orang dengan berkecerdasan
intrapersonal sebagai berikut
a) Sadar akan wilayah emosi
b) Menemukan cara dan jalan keluar untuk mengekspresikan perasaan dan
pikirannya
c) Mengembangkan model diri yang akurat
d) Termotivasi untuk mengidentifikasi dan memperjuangkan tujuannya
e) Membangun dan hidup dengan suatu sistem nilai etik (agama)
f) Bekerja mandiri
g) Penasaran tentang pertanyaan mengenai makna hidup, relevansi, dan
tujuannya
h) Mengatur secara kontinu pembelajaran dan perkembangan tujuan
26 i) Berusaha mencari dan memahami pengalaman batin sendiri
j) Mendapatkan wawasan dalam kompleksitas diri dan eksistensi manusia
k) Berusaha untuk mengaktualisasikan diri
l) Memberdayakan orang lain (memiliki tanggung jawab kemanusiaan).
8) Kecerdasan Naturalis
Yaumi dan Nurdin (2013:21) kecerdasan naturalistik adalah
kemampuan dalam melakukan kategorisasi dan membuat hirarki terhadap
keadaan organisme seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, dan alam. Menurut
Gardner (dalam Ula, 2013:98-99) kecerdasan naturalistik merupakan
kemampuan dalam mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat
distingsi konsekuensial lain dalam alam natural, kemampuan untuk memahami
dan menikmati alam, dan menggunakan kemampuan secara produktif dalam
berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan akan alam. Maksud dari
uraian atas adalah keahlian seseorang dalam mengenali dan mengategorikan
spesies flora dan fauna di lingkungan alam.
9) Kecerdasan Eksistensial-Spiritual
Kecerdasan eksistensial adalah kesiapan manusia dalam menghadapi
kematian. Kecerdasan eksistensial berhubungan dengan kepekaan dan
kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam terkait
eksistensi atau keberadaan manusia (Ula, 2013:100). Ula pun menambahkan
bahwa, kecerdasan ini tampak pada para filsuf eksistensialis yang selalu
mempertanyakan dan menjawab persoalan eksistensi hidup manusia. Anak
yang menonjol dalam kecerdasan ini akan cenderung mempersoalkan
keberadaannya ditengah alam raya ini. Ula (2013:100) Orang yang memiliki
27 persoalan eksistensial diri/manusia, (b) Melakukan refleksi diri, (c)
Kontemplasi diri.
3. Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman Untuk Siswa Kelas Empat (IV) Sekolah Dasar
Subtema merupakan penjabaran dari tema yang ada dalam kurikulum 2013.
Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman merupakan penjabaran dari tema
Indahnya Kebersamaan untuk siswa kelas IV SD. Dalam subtema Kebersamaan
dalam Keberagaman terdiri dari 6 pembelajaran dan satu pembelajaran dilaksanakan
untuk 1 hari, maka 6 pembelajaran dilaksanakan daalam 6 hari atau selama satu
minggu. Untuk pembelajaran 1, akan memuat materi pembelajaran matematika,
PPKn dan PJOK dengan kecerdasan yang akan dieksplorasi adalah kecerdasan
eksistensial, kecerdasan sedangkan, untuk pembelajaran 2 akan memuat materi
pelajaran IPS dan bahasa indonesia lalu, untuk pembelajaran 3 akan memuat materi
IPA, matematika dan SBdP Kemudian, materi terkait untuk pembelajaran ke-4
adalah PKn dan bahasa indonesia materi terkait untuk pembelajaran yang terakhir
yaitu , pembelajaran ke-5 akan dipelajari materi matematika dan PJOK.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Berikut ini akan diuraikan tiga penelitian relevan yang sesuai dengan
penelitian pengembangan lembar kerja siswa berbasis kecerdasan ganda. Pertama,
penelitian yang dilakukan oleh Hermawan, Yudhi (2015) tentang “Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple Intelligences untuk
Kurikulum 2013”. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu media pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis ICT dan multiple intelligences yang digunakan oleh guru
untuk membantu peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dan menilai
28 pengembangan instrumen Media pembelajaran berbasis ICT dilakukan dengan
langkah-langkah: (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi
desain produk, (e) revisi desain. (2) Instrumen Media Pembelajaran berbasis ICT layak
digunakan untuk uji coba terbatas. Hal ini ditunjukkan oleh: (a) Penilaian dari ketiga
validator pada aspek sistematika mendapatkan skor rata-rata 3,83, aspek bahasa
mendapatkan skor rata 3,5, aspek tampilan mendapatkan skor rata 3,76,
rata-rata dari ketiga aspek 3,69 tergolong dalam kategori baik (b) Penilaian dari ahli
multimedia pembelajaran mendapatkan skor rata-rata 3,26, termasuk dalam kategori
cukup baik, (c) Penilaian dari ahli bahasa skor rata-rata 3,6, termasuk kategori baik (d)
penilaian dari guru sd kelas IV mendapatkan skor rata-rata 4,26, termasuk dalam kategori
sangat baik.
Kedua, penelitian yang dikemukakan oleh Herdiyanto, Sri Wahyudi Jatmiko
Herdiyanto (2014) tentang “Pengembangan Instrumen Penilaian Tematik Kelas IV SD Berbasis Multiple Intelligence”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu instrumen penilaian tematik kelas IV SD berbasis multiple intelligence yang
digunakan oleh guru untuk memantau pencapaian siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran dan menilai kelayakan prototipe instrumen penilaian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Prosedur pengembangan instrumen penilaian dilakukan dengan
langkah-langkah: (a) potensi dan maslah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d)
validasi desain produk, (e) revisi desain. (2) Instrumen penilaian layak digunakan untuk
uji coba terbatas. Hal ini ditunjukkan oleh: (a) Penilaian dari ketiga validator pada aspek
sistematika mendapatkan skor rata-rata 4,94, aspek bahasa mendapatkan skor rata-rata
4,58, aspek tampilan mendapatkan skor rata-rata 4,56, rata-rata dari ketiga aspek 4,70
tergolong dalam ketegori sangat baik (b) Penilaian dari ahli evaluasi pembelajaran