• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema kebersamaan dalam keberagaman mengacu kurikulum sd 2013 untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema kebersamaan dalam keberagaman mengacu kurikulum sd 2013 untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar."

Copied!
256
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KECERDASAN GANDA PADA SUBTEMA KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV)

SEKOLAH DASAR Sustiana Irna

Universitas Sanata Dharma 2016

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru membutuhkan contoh LKS berbasis kecerdasan ganda. Oleh karena itu, pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda ini menggunakan model penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa LKS berbasis kecerdasan ganda untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1, Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas LKS berbasis kecerdasan ganda oleh dua validator ahli LKS berbasis kecerdasan ganda dan dua guru kelas IV sekolah dasar.

Validasi berpedoman pada 20 aspek yaitu (1) kelengkapan unsur-unsur LKS, (2) kegiatan pembelajaran pada LKS memungkinkan tercapainya indikator/ tujuan pembelajaran, (3) rumusan petunjuk atau instruksi dalam LKS, (4) bahasa yang digunakan pada LKS, (5) LKS bernuansa aktif dan menyenangkan, (6) penggunaan bahasa sesuai dengan EYD, (7) LKS menyajikan komponen karakteristik terpadu, (8) perpindahan materi dalam LKS sesuai prinsip pembelajaran tematik, (9) LKS menyajikan gambar atau contoh yang kontekstual, (10) bentuk dan ukuran huruf dalam LKS bervariasi, (11) tampilan LKS, (12) LKS menyajikan kecerdasan eksistensial, (13) LKS menyajikan kecerdasan linguistik, (14) LKS menyajikan kecerdasan matematis-logis, (15) LKS menyajikan kecerdasan ruang/ visual, (16) LKS menyajikan kecerdasan kinestetik, (17) LKS menyajikan kecerdasan intrapersonal, (18) LKS menyajikan kecerdasan interpersonal, (19) LKS menyajikan kecerdasan musikal, dan (20) LKS menyajikan kecerdasan naturalis/ lingkungan. Hasil validasi dua ahli LKS berbasis kecerdasan ganda menghasilkan skor 3,85 (baik) dan 3,95 (sangat baik). Validasi dari dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,0 (baik) dan 4,05 (baik). LKS berbasis kecerdasan ganda tersebut menghasilkan rerata skor 3,96 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam

kategori “baik”. Hal ini menunjukkan LKS berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan

sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas IV sekolah dasar dengan revisi sesuai saran.

(2)

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF STUDENT’S WORKSHEET MULTIPLE INTELLIGENCE

BASED ON THE SUBTHEME “KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN”

FOR THE FOURTH (4nd) GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL Sustiana Irna

Sanata Dharma University 2016

This research was done because many teachers that still needs of the example worksheets multiple intelligences based. Therefore, the development of worksheets multiple intelligences based is still needed to increase the needs. The goal of this research is to produce a product like worksheets multiple intelligences to the subtheme of “Kebersamaan

dalam Keberagaman” at the fourth grade of elementary school.

This is a kind of the development research. The worksheet multiple intelligences based in this research using a model of the researchanddevelopment according Sugiyono. The Development proceduresthat used in this researchincludesfivesteps those are:(1) the potential and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, and(5) design revision, untill produce the design ofthe final productlikeworksheets multiple intelligences based for the second gradeof elementaryschoolstudents. The Instruments used inthis researchis alist of interview questionsand theneeds analysisquestionnaire.Interviewsis usedto

analyzethe teachers’ needs atthe second grade SD Klasan 1,Sleman, and alsothe questionnaireis used tovalidatethe quality ofworksheet of multiple intelligences based bytwo master multiple intelligences based and the two teachers of the fourthgrade of elementary school.

The Validation based on 20 asptects those are : (1) the completeness of the worksheets’ elements, (2) learning activities of worksheets eneables the indicators achievement/ learning

objectives, (3) the formulation of guidance / worksheet’s instruction, (4) the use of the

language in worksheet, (5) the nuance of student worksheet active and fun, (6) the use of the languages in accordance with the EYD, (7) student worksheet provided the characteristic components of an integrated, (8) change of the matter in student worksheet accordance to the principles of thematic learning, (9) student worksheet provided a picture or sample that is contextual, (10) the shape and size of the letters in student worksheet varies, (11) student

worksheet’s display, (12) student worksheet provided an existential intelligences, (13) student

worksheet provided an linguistic intelligences, (14) student worksheet provided an logical-mathematical intelligences, (15) student worksheet provided an spacial or visual intelligences, (16) student worksheet provided an kinesthetic intelligences, (17) student worksheet provided an intrapersonal intelligences, (18) student worksheet provided an intrepersonal intelligences, (19) student worksheet provided an musical intelligences, (20) student worksheet provided an naturalis intelligences. The results of the validation by the two experts multiple intelligences resulted in a score of 3,85 (good) and 3.95 (very good). The Validation of second grade teachers resulted in a score of 4,0 (good) and 4,05 (good). The worksheet multiple intelligences based resulted in a mean score of 3.96 out of range of scores 1-5 and are included in the category of "good". This problem indicate the worksheet development multiple intelligences is feasible to used for testing in learning activities in the fourth grade of elementary school with revision of the idea.

(3)

i

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KECERDASAN GANDA PADA SUBTEMA KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN MENGACU KURIKULUM SD 2013

UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Sustiana Irna NIM121134263

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karyainikupersembahkanuntuk:

TuhanYesusKristus

Yang selalu setiamendengarsetiapkeluhanku

BapatercintaKornelis Ewol (Alm)

Mama tercinta Regina Wiwe

Terimakasihuntuksenyumanmeskiadadantanpaadanyabahagiaitu

NenekkutersayangMartina Dihu

Kakekku tersayang Herman Mbeuk

Terimakasihuntuksemuadoanya

Ketigasaudariku

Fransiska H.Seni, Faleria Rini dan Novalia S.A.ewol

yang selalu mendukung, menghiburku disaat kesal dan lelah

(7)

v

Teman-teman PPGT 2012 yang selaluada, setiamenghibur, berbagi,

kalian takadaduanya

SahabatTersayang

Yuyun , Kaka Verni , Adik Idha, Kaka Vera, Kaka Marce, Adik

Ester, Adik Yanti, Adik Yeni, Adik Tia, Adik Any,Kaka Fany, Kaka

Selin,

yangselalumemberisemangat

Yang Tersayang

Keluaragaku Society

Yang terkasih

Pamongasrama Student ResidenceSanata Dharma, Adik-adik PPGT 3

yang selalumemberidukungandengancaramerekasendiri

Kupersembahkankaryainiuntukalmamaterku

(8)

vi MOTTO

Jangan takut untuk bermimpi, buatlah sebanyak apapun

mimpimu, karena mimpi ada untuk kau raih

Jangantundasampaibesokapa yang

bisaengkaukerjakanpadahariini

Abaikanlah segala hal yang menghambatmu untuk lebih

maju

(9)
(10)
(11)

ix ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KECERDASAN GANDA PADA SUBTEMA KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV)

SEKOLAH DASAR Sustiana Irna

Universitas Sanata Dharma 2016

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru membutuhkan contoh LKS berbasis kecerdasan ganda. Oleh karena itu, pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda ini menggunakan model penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa LKS berbasis kecerdasan ganda untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1, Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas LKS berbasis kecerdasan ganda oleh dua validator ahli LKS berbasis kecerdasan ganda dan dua guru kelas IV sekolah dasar.

Validasi berpedoman pada 20 aspek yaitu (1) kelengkapan unsur-unsur LKS, (2) kegiatan pembelajaran pada LKS memungkinkan tercapainya indikator/ tujuan pembelajaran, (3) rumusan petunjuk atau instruksi dalam LKS, (4) bahasa yang digunakan pada LKS, (5) LKS bernuansa aktif dan menyenangkan, (6) penggunaan bahasa sesuai dengan EYD, (7) LKS menyajikan komponen karakteristik terpadu, (8) perpindahan materi dalam LKS sesuai prinsip pembelajaran tematik, (9) LKS menyajikan gambar atau contoh yang kontekstual, (10) bentuk dan ukuran huruf dalam LKS bervariasi, (11) tampilan LKS, (12) LKS menyajikan kecerdasan eksistensial, (13) LKS menyajikan kecerdasan linguistik, (14) LKS menyajikan kecerdasan matematis-logis, (15) LKS menyajikan kecerdasan ruang/ visual, (16) LKS menyajikan kecerdasan kinestetik, (17) LKS menyajikan kecerdasan intrapersonal, (18) LKS menyajikan kecerdasan interpersonal, (19) LKS menyajikan kecerdasan musikal, dan (20) LKS menyajikan kecerdasan naturalis/ lingkungan. Hasil validasi dua ahli LKS berbasis kecerdasan ganda menghasilkan skor 3,85 (baik) dan 3,95 (sangat baik). Validasi dari dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,0 (baik) dan 4,05 (baik). LKS berbasis kecerdasan ganda tersebut menghasilkan rerata skor 3,96 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam

kategori “baik”. Hal ini menunjukkan LKS berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan

sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas IV sekolah dasar dengan revisi sesuai saran.

(12)

x ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF STUDENT’S WORKSHEET MULTIPLE INTELLIGENCE BASED ON THE SUBTHEME “KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN”

FOR THE FOURTH (4nd) GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL Sustiana Irna

Sanata Dharma University 2016

This research was done because many teachers that still needs of the example worksheets multiple intelligences based. Therefore, the development of worksheets multiple intelligences based is still needed to increase the needs. The goal of this research is to produce a product like worksheets multiple intelligences to the subtheme of “Kebersamaan

dalam Keberagaman” at the fourth grade of elementary school.

This is a kind of the development research. The worksheet multiple intelligences based in this research using a model of the researchanddevelopment according Sugiyono. The Development proceduresthat used in this researchincludesfivesteps those are:(1) the potential and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, and(5) design revision, untill produce the design ofthe final productlikeworksheets multiple intelligences based for the second gradeof elementaryschoolstudents. The Instruments used inthis researchis alist of interview questionsand theneeds analysisquestionnaire.Interviewsis usedto

analyzethe teachers’ needs atthe second grade SD Klasan 1,Sleman, and alsothe questionnaireis used tovalidatethe quality ofworksheet of multiple intelligences based bytwo master multiple intelligences based and the two teachers of the fourthgrade of elementary school.

The Validation based on 20 asptects those are : (1) the completeness of the worksheets’ elements, (2) learning activities of worksheets eneables the indicators achievement/ learning

objectives, (3) the formulation of guidance / worksheet’s instruction, (4) the use of the

language in worksheet, (5) the nuance of student worksheet active and fun, (6) the use of the languages in accordance with the EYD, (7) student worksheet provided the characteristic components of an integrated, (8) change of the matter in student worksheet accordance to the principles of thematic learning, (9) student worksheet provided a picture or sample that is contextual, (10) the shape and size of the letters in student worksheet varies, (11) student

worksheet’s display, (12) student worksheet provided an existential intelligences, (13) student

worksheet provided an linguistic intelligences, (14) student worksheet provided an logical-mathematical intelligences, (15) student worksheet provided an spacial or visual intelligences, (16) student worksheet provided an kinesthetic intelligences, (17) student worksheet provided an intrapersonal intelligences, (18) student worksheet provided an intrepersonal intelligences, (19) student worksheet provided an musical intelligences, (20) student worksheet provided an naturalis intelligences. The results of the validation by the two experts multiple intelligences resulted in a score of 3,85 (good) and 3.95 (very good). The Validation of second grade teachers resulted in a score of 4,0 (good) and 4,05 (good). The worksheet multiple intelligences based resulted in a mean score of 3.96 out of range of scores 1-5 and are included in the category of "good". This problem indicate the worksheet development multiple intelligences is feasible to used for testing in learning activities in the fourth grade of elementary school with revision of the idea.

(13)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul PengembanganLKS Berbasis

Kecerdasan GandaMengacuKurikulum SD 2013 padaSubtema

KebersamaandalamKeberagamanuntukSiswaKelasIV SekolahDasardapat penulis selesaikan

dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan

banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun

tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini

peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD

3. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Ahli lembar kerja siswa (LKS) berbasis

kecerdasan ganda yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan

melakukan validasi produk peneliti

6. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. Selaku validator Ahli lembar kerja siswa

(LKS) berbasis kecerdasan ganda yang telah memberikan bantuan dalam penelitian

ini dengan melakukan validasi produk peneliti.

7. Sarjono, S.Pd.SD. selakukepalasekolah SD NegeriKalasan 1 yang

telahmemberikanbantuanselamapenelitimelakukanpenelitian di sekolah

8. Sri Rejeki,S.Pd. selaku guru kelas IV SDNegeriKalasan 1yang telah membantu

peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Alm Bapak tercinta Kornelis Ewol, Mama Regina Wiwe, NenekMartina Dihu, Kakek

Herman Mbeuk yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan

(14)

xii

10.Adikku Siska Seni, Feli Rini danNova Ewol yang selalu memberi semangat.

11.Sahabat tersayang yuyun, idha, ester, any,tia kaka verni, kaka vera, kaka marce, yanti,

dan yeni yang selalumemberisemangat.

12.Keluargabesar Society Yogyakarta

13.Teman-teman seperjuangan 36 mahasiswa PPGT 2012UniversitasSanata Dharma

14.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan

dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan

kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak.

Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 18 April 2016

Penulis

(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN …...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...viii

ABSTRAK ...ix

ABSTRACT ...x

KATA PENGANTAR ...xii

DAFTAR ISI ...xiii

DAFTAR BAGAN ...xv

DAFTAR TABEL ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Manfaat Penelitian ...7

E. Batasan Istilah ...8

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ...9

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ...10

1. Lembar Kerja Siswa ...10

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) ...10

b. Fungsi dan Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS) ...11

c. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa (LKS) ...11

d. Langkah-langkah Penyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) ...13

e. Keunggulan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa (LKS) ...16

2. Kecerdasann Ganda ...17

(16)

xiv

b. Jenis-jenis Kecerdasan Ganda ...19

1) Kecerdasan Linguistik (Linguistik Intelligence) ...19

2) Kecerdasan Logis Matematis (Logival Mathematical Intelligence) ...20

3) Kecerdasan Visual Spasial ...22

4) Kecerdasan Kinestetik-Tubuh...22

5) Kecerdasan Musikal...24

6) Kecerdasan Interpersonal...25

7) Kecerdasan Intrapersonal...26

8) Kecerdasan Naturalis...27

9) Kecerdasan Eksistensial-Spiritual...28

3. Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk Siswa Kelas Empat (IV) Sekolah Dasar...29

B. Kajian Penelitian yang Relevan...29

C. Kerangka Pikir...33

D. Pertanyaan Penelitian...34

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...36

B. Prosedur Pengembangan...36

1. Potensi dan Masalah...38

2. Pengumpulan Data...38

3. Desain Produk...38

4. Validasi Desain...39

5. Revisi Desain...40

C. JadwalPelaksanaan Penelitian ...40

D. Validasi Ahli LKS Basis Kecerdasan Ganda...41

E. Validasi Guru Kelas IV Sekolah Dasar...41

F. Instrumen Penelitian...42

G. Teknik Pengumpulan Data...48

H. Teknik Analisis Data ...48

1. Data Kualitatif ...48

(17)

xv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kebutuhan ...52

1. HasilWawancaraAnalisis Kebutuhan ...52

2. Pembahasan Hasil WawancaraAnalisisKebutuhan ...55

B. Deskripsi Produk Awal ...55

C. Data Hasil Validasi Ahli LKS Berbasis Kecerdasan Ganda dan Revisi Produk ...57

D. Data Hasil Validasi Guru Kelas IVSekolah Dasar ...58

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ...60

1. Kajian Produk Akhir ...60

2. Pembahasan...61

BAB VPENUTUP A. Kesimpulan ...64

B. Keterbatasan Penelitian ...64

C. Saran ...65

DAFTAR PUSTAKA ...66

(18)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Langkah-lngkah penyusun LKS ...15

Bagan 2. Literature Map peneliti Terdahulu ...32

Bagan 3. Bagan Kerangka Berpikir ...34

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ...40

Tabel 2. Panduan Wawancara Survei Kebutuhan ...42

Tabel 3. Lembar Kuesioner Instrumen Validasi Lembar Kerja Siswa ...43

Tabel 4. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala Lima ...49

Tabel5. Kriteria Skor Skala Lima...51

Tabel 6. Komentar Guru SD Kelas IVSekolah Dasar dan Revisi ...65

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Wawancara ...69

Lampiran 2.Surat Keterangan Melakukan Wawancara ...70

Lampiran 3. Surat Izin Validasi ...71

Lampiran 4.Rangkuman Wawancara Analisis Kebutuhan ...72

Lampiran 5. Data Mentah Skor Validasi Ahli LKS Berbasis Kecerdasan Ganda ...75

Lampiran 6. Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas IV SD ...81

Lampiran 7. Silabus Pembelajaran Tematik SD ...87

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ...109

Lampiran9.BiodataPenulis ...236

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approach) cenderung

mendominasikan pelaksanaan pembelajaran saat ini, sedangkan pendekatan yang

berpusat pada siswa (student-centered approach) baru merupakan teori dan konsep

yang belum terintegrasi secara menyeluruh dalam rencana dan pelaksanaan

pembelajaran. Hal ini dapat diamati baik secara teoritis maupun praktis. Secara

teoritis, masih menguatnya berbagai pandangan dari sebagian besar guru bahwa unsur

pendidik memegang peranan penting dalam mendesain pembelajaran termasuk dalam

merancang tujuan, mengembangkan materi, memilih media yang sesuai,

menggunakan metode dan melakukan evaluasi pembelajaran dengan memerhatikan

karakteristik peserta didik dalam konteks lingkungan di mana terjadinya proses

pembelajaran. Oleh karena itu, mereka berpandangan bahwa gurulah yang

menentukan terjadinya proses pembelajran, tanpa guru proses pembelajran tidak

mungkin dapat berlangsung.

Secara praktis, pelaksanaan pembelajaran langsung (direct instruction),belajar

dengan bantuan guru (assisted learning), dan pengajaran resiprokal (reciprocal

teaching) menjadi pendekatan yang sering dianut dalam setiap pelaksanaan

pembelajaran. Pertama, direct instruction atau disebut “pembelajaran langsung” adalah cara tradisional untuk mempersiapkan pembelajaran yang bertujuan untuk

menyajikan ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan penekanan bahwa guru harus

memahami keseluruhan konten atau materi pembelajaran yang sesuai dengan

pengetahuan dan tugas-tugas yang dibutuhkan peserta didik sehingga menguasai mata

(22)

an explicit,intensive instructional method that allows students of all abilities to

become cinfident, capable learners (SRA dalam Yaumi, 2012:2).Artinya,

pembelajaran langsung merupakan suatu metode intensif eksplisit yang membuat

peserta didik menjadi mampu dan percaya diri. Filosofi pembelajaran berbasis guru

merujuk pada prinsip-prinsip bahwa semua peserta didik dapat belajar ketika diajar

secara benar tanpa memandang latar belakang dan sejarah peserta didik. Selain itu,

bahwa semua pendidik dapat berhasil jika memberikan materi ajar yang efektif dan

teknik presentasi yang benar.

Prinsip-prinsip tersebut memberi gambaran jelas bahwa sikap ketergantungan

sepenuhnya kepada guru (pendidik) dalam setiap melaksanakan pembelajaran

dipandang sebagai cara yang efektif untuk menghasilkan sistem pembelajaran yang

baik dan faktor terpenting dalam menciptakan kinerja dan kompetensi peserta didik

adalah kualitas pembelajaran yang diterima selama proses belajar mengajar. Kedua,

assistensi learning, dikembangkan berdasarkan pada teori yang mengatakan bahwa

peserta didik harus dibimbing dan diarahkan oleh guru untuk memperoleh

pengetahuan dan prinsip-prinsip belajar dalam mata pelajaran tertentu tanpa harus

meminta mereka untuk menemukan sendiri berdasarkan yang mereka pelajari

(Paraelink, 2011). Belajar dengan bantuan guru ini dapat digunakan dalam

pembelajaran yang melibatkan kelompok kecil peserta didik karena harus

menekankan pada individu-indiviu peserta didik berdasarkan level pengetahuan.

Seperti halnya direct instruction, belajar dengan bantuan guru dianggap sebagai

metode pembelajaran yang efektif bila keterlibatan guru dalam membantu peserta

didik untuk menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan secara cepat dan efisien.

Dengan demikian, elemen kunci yang membawa keberhasilan dalam menggunakan

(23)

1. Kemampuan guru dalam memilih materi pembelajaran yang sesuai

berdasarkan kesiapan dan kebutuhan peserta didik.

2. Kemampuan untuk mendemonstrasikan dan membuat prosedur untuk

menyelesaikan persoalan yang diberikan kepada peserta didik.

3. Persiapan guru dalam memberikan bantuan kapan saja dibutuhkan oleh peserta

didik.

4. Keterampilan dalam mengukur peningkatan atau ketidak memadaian

kemampuan peserta didik.

Ketiga, reciprocal teaching, atau disebut strategi pembelajaran timbal balik

adalah pembelajaran yang memanfaatkan pasangan siswa (teman sejawat) atau

kelompok kecil untuk bertindak sebagai guru bagi teman yang lain, kemudian

melibatkan setiap peserta didik untuk memegang tanggung jawab untuk

membantu yang lain dalam mempelajari konten atau isi pembelajaran (Reigeluth

and Chellman, 2009). Elemen kunci yang harus yang harus diperhatikan dalam

penggunaan metode ini adalah membuat model tahapan secara jelas untuk

memahami kemampuan setiap peserta didik. Tahapan tersebut mencakup

aspek-aspek meringkaskan, menanyakan, menjelaskan, dan memprediksi. Artinya, guru

meringkaskan materi atau isi pembelajaran yang hendak diberikan kepada peserta

didik, menanyakan peserta didik tentang isu-isu kunci dalam matei yang

diberikan, menjelaskan kembali berbagai komponen isi yang dianggap sulit,

peserta didik dapat memprediksi kemungkinan hasil belajar yang mereka peroleh.

Kesulitan dalam menerapkan pembelajaran berdeferensiasi dan demokrasi

menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam setiap pelaksanaan pembelajaran.

Identifikasi dan penggalian kecerdasan peserta didik masih sangat jarang

(24)

pendekatan yang digunakan, serta sistem evaluasi yang diterapkan.

Kecenderungan, minat, bakat, talenta dan keterampilan dasar belum menjadi

bagian yang integral dengan pengembangan kurikulum dan pemilihan serta

pembuatan media pembelajaran yang dapat mengakomodasi dan memfasilitasi

terbangunnya suatu pola pembinaan yang mengedepankan tumbuh dan

berkembangnya kecerdasan jamak. Konsep kecerdasan jamak (Multiple

intelligences) belum terintegrasi secara optimal dalam setiap penyelenggaraan

pendidikkan di sekolah padahal hal tersebut merupakan bagian yang tak

terpisahkan dalam pengelolaan pendidikan di negara-negara maju. Implementasi

kecerdasan jamak baru dapat dilakukan secara parsial dalam lingkungan

pendidikan anak usia dini dan belum ditangani secara profesional sehingga

cenderung mengabaikan aspek-aspek fundamental dari kecerdasan jamak itu

sendiri.

Untuk membantu merealisasikan pengembangan pembelajaran berbasis

Multiple intelligences dapat dilakukan dengan melengkapi sarana Perangkat

pembelajaran dengan LKS. Salah satu pembelajaran yang mendukung

perkembangan pendidikan adalah LKS. Lembar kerja siswa disusun berdasarkan

materi yang telah dipelajari pada hari itu dan diberikan kepada setiap siswa

ataupun kelompok. Guru yang menyusun lembar kerja siswa hendaknya memiliki

pemahaman dan pengetahuan yang cukup luas agar dalam pemberian lembar kerja

siswa, siswa dapat mengerjakan dan dapat memahami. LKS yang disusun harus

menggunakan model pembelajaran yang mengutamakan partisipasi aktif peserta

didik. Lembar kerja siswa merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

rupa yang dilengkapi dengan tugas-tugas sehingga peserta didik dapat

(25)

Prastowo, 2014:269). Lembar kerja siswa merupakan suatu bahan ajar cetak yang

berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk

pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoritis

dan/ atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai

peserta didik; dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain (Prastowo,

2014:269).

Lembar kerja siswa adalah sekumpulan kegiatan mendasar yang harus

dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya

pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang

harus ditempuh (Trianto, 2009:223). Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka

dapat disimpulkan bahwa lembar kerja siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran

kertas yang berisikan ringkasan materi, isi tugas, dan petunjuk untuk

menyelesaikan suatu tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik

yang mengacu pada kompetensi dasar yang akan dicapai

Berdasarkan hasil survei kebutuhan guru terkait pengembangan LKS Berbasis

Kecerdasan Ganda pada tanggal 29 Juli 2015 pukul 10.00 di SDN Kalasan 1

dengan Ibu S, guru sudah menggunakan LKS. Guru sudah sangat memahami arti

penting LKS dalam mengajar dimana LKS adalah sarana untuk menyampaikan

informasi serta salah satu pokok kebutuhan saat proses belajar mengajar di dalam

kelas. Guru S mengatakan bahwa LKS adalah salah satu proses pembelajaran aktif

pada peserta didik dan dapat mengetahui kemampuan atau kecerdasan yang

dimiliki peserta didik.Jika tidak ada LKS, informasi tidak akan disampaikan

dengan baik. Guru S sering menggunakan LKS yang sudah di sediakan oleh

(26)

Beliau juga mengatakan bahwa peserta didik sebenarnya tidak memiliki satu

jenis keahlian saja. Di dalam lingkungan peserta didik memiliki intelegensi yang

berbeda-beda dan itu pun tidak bisa diukur dari suatu kegiatan belajar. Misalnya

dilihat dari aspek kognitif, banyak peserta didik yang kognitifnya tidak mampu,

namun peserta didik tersebut memiliki keahlian yang lain. Jadi disini konsep yang

dilimiki oleh guru S dalam multiple intelegences itu bahwa guru harus pandai

menghargai kemampuan intelegensi siswa. Jadi dengan konsep multiple

intelligences akan memunculkan peserta didik yang kurang mampu dan pintar.

Pembelajaran saat ini sangat menghargai multiple intellingences, dengan

mengembangkan sembilan ranah pembelajaran tetapi di SDN Kalasan I hanya

memaparkan empat ranah yang mencakup kognitif, psikomotorik, afektif sosial

dan afektif spiritual. Dari situ guru akan menggali potensi yang dimiliki peserta

didik dan menampakan kemampuan peserta didik.

Beliau menyatakan kesulitan kecerdasan ganda dimana kita harus mempunyai

LKS agar dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Beliau

mengatakan bahwa, kami guru terlalu mendominasi pelajaran, yang sebenarnya

diharapkan oleh kurikulum sekarang ini guru berperan hanya sedikit. Guru hanya

sebagai fasilitator jika peserta kurang mengetahui.

Dengan melihat adanya masalah tersebut dan pentingnya pembuatan LKS agar

dapat mengembangkan kemampuan atau kecerdasan yang dimiliki peserta didik,

maka peneliti mencoba memberi solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan

mengembangkan LKS Berbasis Kecerdasan Ganda Pada Subtema Kebersamaan

(27)

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang maka

peneliti menjabarkannya ke dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan LKS Berbasis kecerdasan Ganda pada

Subtema kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk LKS berbasis kecerdasan ganda pada Subtema

Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengembangkan produk berupa LKS berbasis kecerdasaan ganda pada

Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Untuk mengetahui kualitas produk prosedur pengembangan LKS berbasis

kecerdasan ganda pada Subtema Keberagaman dalam kebersamaan untuk siswa

kelas IV Sekolah Dasar.

C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa

Bagi peneliti dapat memperoleh pengalaman melakukan penelitian Research and

Development (Penelitian dan Pengembangan) khususnya dalam upaya untuk

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Kecerdasan Ganda pada Subtema

(28)

2. Bagi guru

Bagi guru dapat memperoleh inspirasi terkait dengan penelitian Research and

Development ini dan memperoleh contoh Lembar Kerja Siswa khususnya LKS

Berbsis Kecerdasan Ganda pada subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk

Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

3. Bagi sekolah

Bagi sekolah, dapat menambah pengetahuan dan referensi terkait dengan

penelitian Research and Development dan contoh Lembar Kerja Siswa

khususnya LKS Berbasis Kecerdasan Ganda dalam upaya untuk

mengembangkan lembar kerja siswa berbasis kecerdasan ganda pada subtema

Kebersamaan dalam Keberagaman untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

4. Bagi prodi PGSD

Bagi prodi PGSD dapat memperoleh bahan bacaan tambahan perpustakan terkait

dengan penelitian Research and Development dalam upaya untuk

Mengembangkan LKS berbasis Kecerdasan Ganda pada subtema Kebersamaan

dalam Keberagaman untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

D. Batasan Istilah

Untuk meminimalisir terjadinya kesalahpahaman mengenai beberapa istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut.

1. Kecerdasan Ganda adalah kemampuan yang bersifat laten dan beragam dalam

menyelesaikan masalah dengan kondisi yang berbeda, karena di dalam kemampuan

mengandung unsur pengetahuan dan keterampilan serta sikap. Kemampuan itu

(29)

(kemampuan memecahkan masalah yang berkaitan dengan hitungan); visual-spasial

(kemampuan berpikir tiga dimensi); body-kinestetik (olahraga);

musikal,intrapersonal (kemampuan memahami diri sendiri); interpersonal

(kemampuan dalam berelasi); naturalis (kemampuan memahami ingkungan); dan

Eksistensial.

2. Lembar Kerja Siswa adalah lembar-lembar kegiatan yang berisi materi, ringkasan,

dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik

bersifat teoritis dan/atau praktis, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus

dicapai siswa dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain.

3. Subtema Keberagaman dalam Kebersamaan

Subtema merupakan penjabaran dari tema yang ada dalam kurikulum 2013.

Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman merupakan penjabaran dari tema 1

Indahnya Kebersamaan untuk siswa kelas IV SD.

E. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

Spesifikasi dari produk yang dikembangkan adalah sebagai berikut.

1. Produk yang dikembangkan berupa Lembar Kerja Siswa berbasis kecerdasan

ganda.

2. Lembar Kerja Siswa berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan, diterapkan

pada Sekolah Dasar yang telah menerapkan Kurikulum 2013.

3. Lembar Kerja Siswa berbasis kecerdasan ganda ini digunakan dalam

pembelajaran di kelas IV SD pada subtema Kebersamaan dalam Keberagaman.

Lembar kerja siswa yang dikembangkan meliputi jumlah RPPTH sebanyak 6

sesuai dengan jumlah pembelajaran dalam Subtema Kebersamaan dalam

(30)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Lembar Kerja Siswa

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)

Andriani (dalam Prastowo, 2014:269) mengatakan bahwa lembar kerja

siswa merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa yang

dilengkapi dengan tugas-tugas sehingga peserta didik dapat mempelajari materi

ajar dan mengerjakannya secara mandiri Lembar kerja siswa merupakan suatu

bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan,

dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik

bersifat teoritis dan/ atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang

harus dicapai peserta didik; dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar

lain.

Sementara menurut Trianto (2009:223), lembar kerja siswa adalah

sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk

memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai

indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat

para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa lembar kerja siswa (LKS) adalah

lembaran-lembaran kertas yang berisikan ringkasan materi, isi tugas, dan

petunjuk untuk menyelesaikan suatu tugas pembelajaran yang harus dikerjakan

(31)

11 b. Fungsi, dan Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa memiliki peran yang sangat penting dalam suatu

kegiatan pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan fungsi dan tujuan lembar kerja

siswa bagi kegiatan pembelajaran. Fungsi lembar kerja siswa yaitu sebagai bahan

ajar yang meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan peserta didik,

sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi

yang diberikan, sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih,

dan memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik (Prastowo,

2015:206).

Tujuan penyusunan lembar kerja siswa yaitu menyajikan bahan ajar

yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang

diberikan, menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik

terhadap materi yang diberikan, melatih kemandirian belajar peserta didik, dan

memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik Andriani

(dalam Prastowo, 2015:206).

c. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa (LKS)

Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang

dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Dengan adanya perbedaan

maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS, maka LKS

memiliki berbagai macam bentuk (Prastowo, 2015:208-209). Berikut ini akan

diuraikan jenis-jenis lembar kerja siswa.

1) LKS yang Membantu Peserta Didik Menemukan Suatu Konsep

LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan peserta didik, seperti

melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu, perlu dirumuskan

(32)

12 diminta untuk mengamati fenomena hasil kegiatanya. Selanjutnya,

memberikan pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu peserta didik

untuk mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang dibangun

dalam benak mereka.

2) LKS yang Membantu Peserta Didik Menerapkan dan Mengintegrasikan

Berbagai Konsep yang telah Ditemukan

Setelah peserta didik berhasil menemukan konsep, selanjutnya peserta

didik dilatih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam

kehidupan sehari-hari. Caranya adalah dengan memberikan tugas kepada

peserta didik untuk melakukan diskusi, kemudian diminta untuk berlatih

memberikan kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab.

3) LKS yang Berfungsi sebagai Penuntun Belajar

LKS ini berisikan pertanyaan atau isian yang jawabannya terdapat pada

buku. Peserta didik akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika mereka

membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu peserta

didik menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam

buku. Selain itu, LKS ini juga berguna untuk keperluan remediasi.

4) LKS yang Berfungsi sebagai Penguatan

LKS ini diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari topik

tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS ini lebih mengarah

pada pendalaman dan penerapaan materi pembelajaran yang di dalam buku

pelajaran. Selain itu, LKS ini juga berguna sebagai pengayaan.

(33)

13 LKS yang dibuat diusahakan untuk menggabungkan petunjuk praktikum

ke dalam kumpulan LKS. Dengan demikian, dalam bentuk LKS ini, petunjuk

praktikum merupakan salah satu isi (content) LKS.

6) Berdasarkan jenis-jenis lembar kerja siswa, maka dalam penelitian ini jenis lembar kerja siswa yang akan dikembangkan adalah lembar kerja siswa (LKS)

yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep dan lembar kerja

siswa (LKS) yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan

berbagai konsep yang telah ditemukan

d. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa yang dibuat diusahakan lebih inovatif dan kreatif

agar dapat menciptakan kegiatan pembelajaran secara efektif. Berikut ini akan

diuraikan langkah-langkah penyusunan lembar kerja siswa Diknas (dalam

Prastowo, 2015:212-215).

1) Melakukan Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan

lembar kerja siswa. Tujuannya adalah untuk menentukan materi-materi yang

memerlukan bahan ajar lembar kerja siswa. Caranya yaitu melihat materi

pokok, pengalaman belajar, materi yang akan diajarkan, dan mencermati

kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik

.

2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Peta kebutuhan lembar kerja siswa diperlukan untuk mengetahui jumlah

lembar kerja siswa yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan lembar

kerja siswa. Sekuensi berguna untuk menentukan prioritas penulisan.

(34)

14 Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar,

materi-materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum.

Sebuah kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila

kompetensi dasar tersebut tidak terlalu besar. Adapun besarnya kompetensi

dasar dapat dilihat dengan cara diuraikan ke dalam materi pokok dan

mendapatkan maksimal empat materi pokok, maka kompetensi tersebut dapat

dijadikan sebagai sebuah judul lembar kerja siswa.

4) Penulisan LKS

Langkah-langkah penulisan lembar kerja siswa adalah sebagai berikut.

Pertama, merumuskan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum yang

berlaku. Kedua, menentukan alat penilaian. Penilaian dilakukan atas dasar

proses dan hasil kerja peserta didik. Apabila pendekatan pembelajaran yang

digunakan adalah kompetensi, maka alat penilaian yang cocok dan sesuai

adalah pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced

Assessment. Ketiga, menyusun materi. Materi lembar kerja siswa sangat

tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya. Materi lembar kerja

siswa dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang

lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diperoleh dari berbagai

sumber, seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian, dan sebagainya.

Tujuannya adalah agar peserta didik dapat memahami materi secara luas dan

dapat membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Selain itu, tugas-tugas harus

ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari peserta didik. Keempat,

memperhatikan struktur lembar kerja siswa. Struktur lembar kerja siswa terdiri

atas enam komponen yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa),

(35)

langkah-15 langkah kerja, serta penilaian. Semua komponen-komponen tersebut harus ada

dalam lembar kerja siswa. Untuk visualisasi langkah-langkah penyusunan LKS

dapat dilihat pada gambar berikut.

e. Keunggulan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Suatu produk yang dibuat biasanya memiliki berbagai keunggulan dan

kelemahannya. Lembar kerja siswa (LKS) memiliki berbagai keunggulan dan

kelemahan (Lismawati, 2010:40). Berikut ini akan diuraikan keunggulan dan

kelemahan dari LKS.

1) Keunggulan Lembar Kerja Siswa (LKS)

a) Dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat

khusus.

Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Menentukan Judul-judul LKS Analisis Kurikulum

Menulis LKS

Merumuskan Kompetensi Dasar

Menentukan Alat Penilaian

Menyusun Materi

Memerhatikan Struktur Bahan Ajar

(36)

16 b) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan

mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan

argumentasi yang realistis.

c) Dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua

dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.

d) Secara ekonomis lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran

yang lainnya.

2) Kelemahan Lembar Kerja Siswa (LKS)

a) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami

kesulitan memahami bagian-bagian tertentu

Lembar kerja siswa yang tersedia kadang sulit dipahami peserta didik

karena penggunaan bahasa atau kalimat yang terlalu tinggi.

b) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan

Berbagai hal yang tidak dipahami pembaca dalam lembar kerja akan

sulit mendapatkan penjelasan secara detail dari pembuat lembar kerja.

c) Memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang

membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam

Lembar kerja yang dibuat biasanya disajikan secara singkat dan

sederhana. Hal ini dapat berpengaruh dengan pertanyaan-pertanyaan yang

memiliki jawaban yang kompeks karena tidak sepenuhnya dimuat pada

lembar kerja.

d) Memerlukan pengetahuan prasyarat agar peserta didik dapat memahami

materi yang dijelaskan

Lembar kerja disusun disesuaikan dengan suatu tingkatan kelas

(37)

17 pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami dan

mengerjakan lembar kerja.

2. Kecerdasan Ganda

a. Pengertian Kecerdasan Ganda

Menurut Gardner (dalam Suparno, 2004:17) Kecerdasan (intelligence)

merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk

dalam suatu setting bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Selain itu,

Kecerdasan adalah kemampuan mental umum untuk belajar dan menerapkan

pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berpikir

abstrak Bainbridge (dalam Yaumi dan Nurdin, 2013:9). Kecerdasan

(intelligences) merupakan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru atau

perubahan dalam lingkungan, kapasitas pengetahuan dan kemampuan untuk

memperolehnya, kapasitas untuk memberikan alasan dan berpikir abstrak,

kemampuan untuk memahami hubungan, mengevaluasi dan menilai,

menghasilkan pikiran-pikiran produktif dan original (Yaumi dan Nurdin,

2013:11). Dari pendapat para ahli tersebut, juga menegaskan bahwa sebuah

kecerdasan (intelligences) tidak hanya semata-mata kemampuan untuk menjawab

soal-soal dan tes tertulis. Akan tetapi, lebih pada kemampuan untuk memecahkan

persoalan nyata dalam berbagai macam kondisi kehidupan.

Kecerdasan ganda/ jamak/ majemuk (multiple intelligences) merupakan

kemampuan ganda untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam

kehidupan (Thobroni, 2015:196). Sedangkan menurut Fleetham (dalam Yaumi

(38)

18 keterampilan dan bakat yang dimililki siswa untuk menyelesaikan berbagai

persoalan dalam pembelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan ganda atau (multiple intelligences) adalah berbagai kecerdasan yang

dimiliki oleh manusia seperti kecerdasan linguistik, matematis logis, spasial

ruang, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan eksistensial

untuk memecahkan persoalan nyata dalam berbagai macam kondisi kehidupan.

b. Jenis-jenis Kecerdasan Ganda

Gardner (dalam Tobroni, 2015:198) menjelaskan bahwa multiple intelligences

adalah kemampuan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam

kehidupan dengan berbagai cara dan hampir semua dipelajari secara alami. Pada

sumber yang sama, Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai berikut:

1) Kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya

2) Kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan

3) Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat

di dalam kehidupannya

Berdasarkan buku yang berjudul “Intelligence Reframed” yang ditulis oleh Gardner (dalam Chatib dan Alamsyah, 2012:79) mengatakan bahwa otak

manusia memiliki sembilan macam kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik

(linguistik intelligence), kecerdasan logis-matematis (logical-mathematical

intelligence), kecerdasan spasial (spatial intellegence), kecerdasan kinestetis

(kinesthetic intelligence), kecerdasan musikal (musical intelligence), kecerdasan

interpersonal (interpersonal intelligence), kecerdasan intrapersonal

(intrapersonal intelligence), kecerdasan naturalis (naturalist intelligence), dan

(39)

19 menyebutkan tujuh macam kecerdasan yang dimiliki manusia. Berikut ini akan

dijelaskan kesembilan macam kecerdasan tersebut.

1) Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligences)

Gardner (dalam Campbell, dkk, 2006:2), kecerdasan linguistik

merupakan kemampuan untuk berpikir dalam membentuk kata-kata atau

bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna kompleks. Baum,

Viens, dan Slatin (dalam Yaumi dan Nurdin, 2013:13), kecerdasan

verbal-linguistik merupakan kemampuan untuk menggunakan bahasa, termasuk

bahasa ibu dan bahasa-bahasa asing, untuk mengekspresikan apa yang ada di

dalam pikiran dan memahami orang lain. Kecerdasan linguistik sebut juga

kecerdasan verbal karena mencakup kemampuan untuk mengekspresikan diri

secara lisan dan tertulis, serta kemampuan untuk menguasai bahasa asing

McKenzie (dalam Yaumi dan Nurdin, 2013:13). Sementara menurut

Armstrong (2013:6), menjelaskan bahwa linguistik merupakan kemampuan

untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik lisan (misalnya, sebagai

seorang orator, pendongeng atau politisi) maupun tulisan misalnya, sebagai

penyair, penulis naskah drama, editor atau jurnalis.

2) Kecerdasan Logis Matematis (Logical Mathematical Intelligence)

Gardner (dalam Chatib dan Alamsyah, 2012:85) mengungkapkan bahwa

kecerdasan logis matematis adalah kemampuan yang berkaitan dengan

perhitungan secara matematis, berpikir logis, nalar, pemecahan masalah,

pertimbangan edukatif, dan ketajaman hubungan antar pola-pola numerik.

Kecerdasan logika matematika merupakan kemampuan dalam menghitung,

mengukur, dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta

(40)

20 2006:2). Orang yang memiliki kecerdasan logis matematis, seperti ahli

matematis, akuntan, pemogram komputer, insinyur, logikus, dan saintis. Orang

berintelligence logis matematis, biasanya rata-rata nilai matematikanya baik.

Adapun ciri-ciri orang dengan intelligence matematis logis yang menonjol

yaitu (a) Memiliki kemampuan dalam penalaran, (b) Mengurutkan, (c)

Berpikir dalam pola sebab-akibat, (d) Menciptakan hipotesis, dan (e) Menacari

keteraturan konseptual atau pola numerik dan bahkan biasanya, pandangan

hidupnya bersifat rasional (Ula, 2013:90). Adapun menurut Champbell, dkk,

(2006:42), ciri-ciri orang dengan logis-matematis berkembang dengan baik

adalah sebagai berikut

a) Merasakan berbagai tujuan dan fungsi mereka dalam lingkungan

b) Mengenal konsep-konsep yang bersifat kuantitas, waktu, dan hubungan

sebab-akibat

c) Mengunakan simbol-simbol abstrak untuk menunjukkan secara konkrit,

baik objek maupun konsep

d) Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah logis

e) Memahami pola-pola hungan-hubungan

f) Mengajukan dan menguji hipotesis

g) Mengunakan bermacam-macam keterampilan matematis seperti

memperkirakan, perhitungan logaritme, menafsirkan statistik, dan

menggambarkan informasi visual dalam bentuk grafik (gambar)

h) Menyukai operasi yang kompleks seperti kalkulus, fisika, pemograman

komputer, dan metode penelitian

i) Berpikir secara matematis

(41)

21 k) Mengungkapkan ketertarikan dalam karir-karir, seperti akuntansi, teknologi

komputer, hukum, mesin, dan ilmu kimia

l) Menciptakan model-model baru atau wawasan baru dalam ilmu

pengetahuan alam atau matematika.

3) Kecerdasan Visual-Spasial

Menurut Gardner (dalam Ula, 2013:91) kecerdasan ruang visual adalah

kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, seperti arsitek,

fotografer, mekanik, navigator, dekorator, pilot, pelukis, pengukir, tukang cat,

dan pemburu. Orang dengan kecerdasan visual-spasial memiliki kepekaan

pada garis, warna, bentuk, ruang, keseimbangan, bayangan harmoni, pola, dan

hubungan antar unsur-unsur tersebut (Yaumi dan Nurdin, 2013:16). Adapun

Tobroni (2015:199) menjelaskan bahwa kecerdasan ini mampu menangkap

ruang internal dan eksternal untuk penentuan arah dirinya atau benda yang

dikendalikan, mengubah, dan menciptakan karya tiga dimensi nyata. Anak

yang berkecerdasan ruang-visual tinggi biasanya suka menggambar dan

menyukai warna-warna dan membangun balok-balok menjadi bangunan indah

dan bermakna.

4) Kecerdasan Kinestetik-Tubuh

Menurut Gardner (dalam Armstrong), 2013:7 kinestetik merupakan

keahlian dalam menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan gagasan

dan perasaan-perasaan seperti ada pada aktor, pemain pantomim, atlet dan

penari), dan kelincahan dalam menggunakan tangan untuk menciptakan atau

mengubah sesuatu (seperti seorang perajin, pematung, mekanik, atau ahli

(42)

22 seperti koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibilitas,

kecepatan, dan kapasitas-kapasitas proprioseptif serta taktil dan haptic.

Orang-orang dengan intelligences kinestetis-badani yang menonjol mudah

mengungkapkan diri dengan gerak tubuh mereka. Ciri-ciri orang dengan

kecerdasan kinestetis-badani (Champbell, dkk, 2006:76) adalah sebagai

berikut

a) Menjelajahi lingkungan dan sasaran melalui sentuhan dan gerakan

b) Mengembangkan kerja sama dan rasa terhadap waktu

c) Belajar lebih baik, dengan langsung dan terlibat melakukan

d) Menikmati secara konkret dalam mempelajari pengalaman-pengalaman

e) Menunjukkan keterampilan gerak

f) Menjadi sensitif dan responsif terhadap lingkungan dan sistem secara

fisik.

g) Mendemontrasikan keahlian dalam berakting, atletik, menari dan lain-lain

h) Mendemonstrasikan keseimbangan, keangguhan, dan keterampilan gerak

fisik

i) Mengerti dan hidup dalam standar kesehatan fisik

j) Mengungkapkan ketertarikan untuk berkarir dalam bidang kinestetik

k) Menemukan pendekatan baru dalam kemampuan fisik atau menciptakan

bentuk-bentuk gerak yang baru.

5) Kecerdasan Musikal

Armstrong (2014:14), kecerdasan musikal merupakan kemampuan untuk

memahami dan mengekspresikan komponen musik, termasuk pola melodi,

nada maupun ritme, melalui cara-cara figural, atau intuitif (musisi alami) atau

(43)

23 pemain perkusi, kritikus musik, dan penyanyi. Ciri-ciri orang berkecerdasan

musikal (Champbell, dkk, 2006:147) sebagai berikut

a) Mendengarkan dan merespon dengan ketertarikan terhadap berbagai bunyi,

termasuk suara manusia dan mengorganisasikannya ke dalam pola yang

bermakna.

b) Menikmati dan mencari kesempatan untuk mendengarkan musik pada saat

belajar

c) Merespon terhadap musik secara kinestetik dengan cara memimpin/

konduktor, memainkan, menciptakan, atau berdansa

d) Mengenali dan mendiskusikan berbagai gaya musik, aliran, dan variasi

budaya yang berbeda

e) Mengoleksi musik dan informasi mengenai musik dalam bentuk rekaman

dan cetakan, serta mengoleksi instrumen musik

f) Mengembangkan kemampuan menyanyi dan bermain intrumen secara

sendiri atau bersama orang lain

g) Menggunakan perbendaharaan dan notasi musik

h) Mengembangkan referensi berpikir pribadi untuk mendengarkan musik

i) Menikmati improvisasi dan bermain dengan suara/bunyi dan memberi frase

bila perlu untuk mengungkapkan musik dengan cara masuk akal

j) Dapat memberikan interpretasi menurut pendapat pribadi tentang apa yang

komposer sampaikan melalui musiknya.

k) Mengungkapkan ketertarikan untuk berkarir dibidang musik, seperti

menjadi penyanyi, pemain instrumen musik, pengolah suara, produser,

kritik, pembuat instrumen, guru musik, atau konduktor.

(44)

24 6) Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan memahami pikiran,

sikap, dan perilaku orang lain (Gardner dan Checkley dalam Yaumi dan

Nurdin, 2013:20). Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk

memahami dan membuat perbedaan-perbedaan pada suasana hati, maksud,

motivasi, dan perasaan terhadap orang lain (Gardner dalam Armstrong,

2013:7). Ciri-ciri orang dengan memiliki kecerdasan interpersonal yang baik

(Champbell, dkk, 2006:173) seperti berikut

a) Terikat dengan orang tua dan berinteraksi dengan orang lain

b) Membentuk dan menjaga hubungan sosial

c) Mengetahui dan menggunakan cara-cara beragam dalam hubungan dengan

orang lain

d) Merasakan perasaan, pikiran, motivasi, tingkah laku dan gaya hidup orang

lain

e) Berpartisipasi dalam kegiatan kolaboratif dan menerima berbagai macam

peran yang perlu dilaksanakan oleh bawahan sampai atasan dalam satu

usaha bersama

f) Mempengaruhi pendapat dan perbuatan orang lain

g) Memahami dan berkomunikasi secara efektif, baik, dengan cara verbal,

maupun non-verbal

h) Menyesuaikan dengan lingkungan yang dan group yang berbeda serta

umpan balik dari (feeback) dari orang lain

i) Menerima perspektif yang bermacam-macam dalam masalah sosial dan

(45)

25 j) Tertarik pada karir yang berorientasi interpersonal seperti mengajar,

pekerjaan sosial, konseling, manajemen, dan politik

7) Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal merujuk pada pemahaman diri sendiri.

Campbell (dalam Chatib dan Alamsyah, 2012:96) mengungkapkan bahwa

kecerdasan intrapersonal adalah hakikat memahami diri kita sendiri yang

kemudian berdampak pada pemahaman pada orang lain, mencakup kelebihan

dan kekurangan diri kita. Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan

dunia batin, yang bersumber pada pemahaman diri secara menyeluruh guna

menghadapi, merencanakan, dan memecahkan berbagai persoalan yang

dihadapi (Yaumi, 2012:20). Orang yang menonjol dengan kecerdasan ini akan

berkembang menjadi ahli terapi, motivator, psikolog, filsuf, dan rohaniawan

Campbell, dkk, (2006:203) menyebutkan ciri-ciri orang dengan berkecerdasan

intrapersonal sebagai berikut

a) Sadar akan wilayah emosi

b) Menemukan cara dan jalan keluar untuk mengekspresikan perasaan dan

pikirannya

c) Mengembangkan model diri yang akurat

d) Termotivasi untuk mengidentifikasi dan memperjuangkan tujuannya

e) Membangun dan hidup dengan suatu sistem nilai etik (agama)

f) Bekerja mandiri

g) Penasaran tentang pertanyaan mengenai makna hidup, relevansi, dan

tujuannya

h) Mengatur secara kontinu pembelajaran dan perkembangan tujuan

(46)

26 i) Berusaha mencari dan memahami pengalaman batin sendiri

j) Mendapatkan wawasan dalam kompleksitas diri dan eksistensi manusia

k) Berusaha untuk mengaktualisasikan diri

l) Memberdayakan orang lain (memiliki tanggung jawab kemanusiaan).

8) Kecerdasan Naturalis

Yaumi dan Nurdin (2013:21) kecerdasan naturalistik adalah

kemampuan dalam melakukan kategorisasi dan membuat hirarki terhadap

keadaan organisme seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, dan alam. Menurut

Gardner (dalam Ula, 2013:98-99) kecerdasan naturalistik merupakan

kemampuan dalam mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat

distingsi konsekuensial lain dalam alam natural, kemampuan untuk memahami

dan menikmati alam, dan menggunakan kemampuan secara produktif dalam

berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan akan alam. Maksud dari

uraian atas adalah keahlian seseorang dalam mengenali dan mengategorikan

spesies flora dan fauna di lingkungan alam.

9) Kecerdasan Eksistensial-Spiritual

Kecerdasan eksistensial adalah kesiapan manusia dalam menghadapi

kematian. Kecerdasan eksistensial berhubungan dengan kepekaan dan

kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam terkait

eksistensi atau keberadaan manusia (Ula, 2013:100). Ula pun menambahkan

bahwa, kecerdasan ini tampak pada para filsuf eksistensialis yang selalu

mempertanyakan dan menjawab persoalan eksistensi hidup manusia. Anak

yang menonjol dalam kecerdasan ini akan cenderung mempersoalkan

keberadaannya ditengah alam raya ini. Ula (2013:100) Orang yang memiliki

(47)

27 persoalan eksistensial diri/manusia, (b) Melakukan refleksi diri, (c)

Kontemplasi diri.

3. Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman Untuk Siswa Kelas Empat (IV) Sekolah Dasar

Subtema merupakan penjabaran dari tema yang ada dalam kurikulum 2013.

Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman merupakan penjabaran dari tema

Indahnya Kebersamaan untuk siswa kelas IV SD. Dalam subtema Kebersamaan

dalam Keberagaman terdiri dari 6 pembelajaran dan satu pembelajaran dilaksanakan

untuk 1 hari, maka 6 pembelajaran dilaksanakan daalam 6 hari atau selama satu

minggu. Untuk pembelajaran 1, akan memuat materi pembelajaran matematika,

PPKn dan PJOK dengan kecerdasan yang akan dieksplorasi adalah kecerdasan

eksistensial, kecerdasan sedangkan, untuk pembelajaran 2 akan memuat materi

pelajaran IPS dan bahasa indonesia lalu, untuk pembelajaran 3 akan memuat materi

IPA, matematika dan SBdP Kemudian, materi terkait untuk pembelajaran ke-4

adalah PKn dan bahasa indonesia materi terkait untuk pembelajaran yang terakhir

yaitu , pembelajaran ke-5 akan dipelajari materi matematika dan PJOK.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Berikut ini akan diuraikan tiga penelitian relevan yang sesuai dengan

penelitian pengembangan lembar kerja siswa berbasis kecerdasan ganda. Pertama,

penelitian yang dilakukan oleh Hermawan, Yudhi (2015) tentang “Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple Intelligences untuk

Kurikulum 2013”. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu media pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis ICT dan multiple intelligences yang digunakan oleh guru

untuk membantu peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dan menilai

(48)

28 pengembangan instrumen Media pembelajaran berbasis ICT dilakukan dengan

langkah-langkah: (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi

desain produk, (e) revisi desain. (2) Instrumen Media Pembelajaran berbasis ICT layak

digunakan untuk uji coba terbatas. Hal ini ditunjukkan oleh: (a) Penilaian dari ketiga

validator pada aspek sistematika mendapatkan skor rata-rata 3,83, aspek bahasa

mendapatkan skor rata 3,5, aspek tampilan mendapatkan skor rata 3,76,

rata-rata dari ketiga aspek 3,69 tergolong dalam kategori baik (b) Penilaian dari ahli

multimedia pembelajaran mendapatkan skor rata-rata 3,26, termasuk dalam kategori

cukup baik, (c) Penilaian dari ahli bahasa skor rata-rata 3,6, termasuk kategori baik (d)

penilaian dari guru sd kelas IV mendapatkan skor rata-rata 4,26, termasuk dalam kategori

sangat baik.

Kedua, penelitian yang dikemukakan oleh Herdiyanto, Sri Wahyudi Jatmiko

Herdiyanto (2014) tentang “Pengembangan Instrumen Penilaian Tematik Kelas IV SD Berbasis Multiple Intelligence”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu instrumen penilaian tematik kelas IV SD berbasis multiple intelligence yang

digunakan oleh guru untuk memantau pencapaian siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran dan menilai kelayakan prototipe instrumen penilaian. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (1) Prosedur pengembangan instrumen penilaian dilakukan dengan

langkah-langkah: (a) potensi dan maslah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d)

validasi desain produk, (e) revisi desain. (2) Instrumen penilaian layak digunakan untuk

uji coba terbatas. Hal ini ditunjukkan oleh: (a) Penilaian dari ketiga validator pada aspek

sistematika mendapatkan skor rata-rata 4,94, aspek bahasa mendapatkan skor rata-rata

4,58, aspek tampilan mendapatkan skor rata-rata 4,56, rata-rata dari ketiga aspek 4,70

tergolong dalam ketegori sangat baik (b) Penilaian dari ahli evaluasi pembelajaran

Gambar

Tabel 7. Rekapitulasi Validasi Ahli LKS Berbasis Kecerdasan Ganda
Gambar 1. Langkah-Langkah Penyusunan LKS
Gambar 2. Literatur Map Penelitian Terdahulu
Gambar 3. Bagan Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

dudh66dn{jd

Struktur balok adalah suatu struktur yang terdiri dari sebuah batang yang dijepit pada satu ujungnya atau ditumpu oleh dua buah dukungan atau lebih, sehingga

hen!ij!rkii trrsi1 yi'q FehberiaD ssnyala lji. pefqanaran Jan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk 1) meningkatkan proses pembelajaran pengembangan diri mengenal rambu lalu lintas dengan metode pretend play, 2)

Rumah sakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan

BAB 2 MODEL DAN KERANGKA KERJA PERILAKU KONSUMEN Dalam bab ini dibahas mengenai model dan kerangka kerja perilaku konsumen yang dikaitkan dengan ruang lingkup

Pemegang Saham dengan Kepemilikan < 5% Shares Ownership < 5% Bulan ini This Month Total sampai dengan Bulan ini Total up to this Month Dasar (Jumlah Saham)

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah perbandingan antara jumlah pengangguran terhadap penduduk angkatan kerja. TPT Kalimantan Selatan keadaan Februari 2012 adalah 3,91