• Tidak ada hasil yang ditemukan

Frank Jefkins menjelaskan batasan humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian (Jefkins 2003 : 9).

Yosal Iriantara mengartikan Media Relations merupakan bagian dari Public Relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi (Iriantara 2005 : 32)

Dari berbagai definisi yang ada maka dapat disimpulkan bahwa Humas atau PR adalah:

1. Seni berkomunikasi atau aktivitas berkomunikasi

2. Sebagai disiplin ilmu sosial dengan perspektif komunikasi 3. Salah satu fungsi manajemen dalam organisasi

4. Menggunakan fungsi manajemen dalam menjalankan komunikasi organisasi dengan publiknya secara timbal balik.

Tanggung jawab yang dimiliki seorang PRO mensyaratkan agar praktisi Public Relations harus memprioritaskan efisiensi dan efektifitas dari seluruh kegiatannya. Program media relations misalnya, targetnya adalah mendapatkan publisitas yang optimal di media massa karena bisa menjadi media iklan atau promosi geratis jika banyak media yang mempublikasikan program yang dilaksanakan perusahaan. Target kuantitatifnya adalah 90% media memberitakan special event organisasi dengan kencenderungan isi yang positif. Target publisitas juga mendapatkan posisi berita yang strategis di halaman utama yang paling sering dibaca atau waktu disiarkan oleh media baik cetak maupun elektronik.

Oleh karena itu seorang Public Relationsperlu membina hubungan dengan pers. Hubungan pers atau pers relations atau bisa disebut Media relations yaitu usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari perusahaan yang bersangkutan (Jefkins 2003 : 98).

Media Relations adalah aktivitas yang dilakukan seorang Public Relations atau humas untuk menjalin hubungan baik dengan media massa untuk mendapatkan publikasi yang maksimal dan seimbang (Wardani 2008 : 1). Menurut Frank Jefkins,Media relationsadalah :

Usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.

Perkembangan media memang sangat mempengaruhi aktivitas

media relations yang dijalankan semua perusahaan. Pertumbuhan media yang sangat pesat memudahkan aktivitas media relations dalam memilih media yang cocok atau sesuai dengan target khalayaknya. Organisasi yang menjalankan media relations itu sendiri juga harus tahu adanya kepentingan-kepentingan bisnis media. Bagi organisasi, media massa mempunyai peranan penting dalam menyebarkan informasi kepada khalayak untuk mendapatkan pencitraan yang baik (Wardani 2008 : 7).

Pada dasarnya perkembangan fungsi dan praktek PR di Indonesia tidak terlalu pesat. Akan tetapi secara bertahap funsi dan peranan PR mulai diterapkan di beberapa perusahaan baik profit maupun non profit. Fungsi

dan peranan PR tersebut bervariasi tergantung dari jenis serta kebutuhan organisasi masing-masing.Media Relationsmerupakan bagian dari Public Relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi.

Hubungan dengan media (media relations) menjadi keharusan dalam profesi setiap lembaga yang ingin tetap membangun citra baik serta ingin menjelaskan posisi perusahaannya kepada masyarakat luas. Karena itu, hubungan dengan media perlu dibangun dan terus-menerus dipelihara.

Media relationsmerupakan salah satu kegiatan perusahaan yang dilakukan oleh public relations. Pada era informasi seperti sekarang ini, menjalin hubungan baik dengan perusahaan bukanlah hal yang mudah. Begitu banyak sumber berita bagi media massa menjadikan peluang yang sangat kecil bagi perusahaan untuk dapat terpilih menjadi sumber berita. Pada umumnya hampir semua media massa selalu memprioritaskan organisasi atau perusahaan besar.

Akan tetapi disisi media massa masih menggunakan prinsip “Bad is News” atau segala sesuatu yang negatif dan mengandung kontroversi memiliki nilai berita yang tinggi. Padahal, bagi perusahaan yang menjadi objek berita tersebut akan memperoleh penilaian buruk dari masyarakat yang akan berdampak pada kelancaran perusahaan.

Oleh karena itu public relations melakukan aktivitas komunikasi untuk menjalin hubungan baik dengan media massa dalam rangka

pencapaian pengertian serta dukungan dalam bentuk publikasi yang maksimal, positif dan berimbang. Dengan demikian media dapat mendukung upaya-upaya publikasi perusahaan dan perusahaan bisa menjadi mitra terbaik bagi media sebagai penyampai informasi yang menarik bagi media. Hal inilah yang merupakan inti dari kegiatan media relations.

Kegiatanmedia relationssangat luas dan tidak terbatas hanya pada acara ceremonial saja, melainkan dapat dilaksanakan secara rutin, berkesinambungan, dan saling mengisi antara satu dengan yang lain secara berimbang. Karena perkembangan media akan sangat mempengaruhi aktivitasmedia relationsyang dijalankan oleh perusahaan. Seiring dengan pertumbuhan jumlah media massa yang pesat semakin mempermudah aktivitas media relations dalam pemilihan media yang sesuai dengan target khalayaknya. Akan tetapi disisi lain seorang PR harus terus mengamati perkembangan media, target sasaran dan isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat. Mengenai target media relations, Jefkins menjelaskan bahwa publikasi yang maksimal tidak hanya dari sisi jumlah media yang memuat, tapi juga dari sisi kelengkapan informasi yang disampaikan serta strategis atau tidaknya posisi informasi yang disampaikan itu (Wardhani 2008 : 9)

Antara Public Relations, Iklan dan Jurnalisme adalah tiga hal yang saling berhubungan, tapi ketiganya memiliki etika masing-masing yang tentunya berbeda-beda. PR harus berhasil mencitrakan perusahaannya

sebaik mungkin dan Jurnalis harus tetap menganut objektivitas dalam menulis berita. Akan tetapi sekarang ini terjadi sebuah pergeseran pers yang harusnya menjadi pusat informasi masyarakat luas tetapi justru dimanfaatkan untuk komersialisasi dalam artian lebih mengutamakan profit (Ghiglione, 2009).

Dalam membina hubungan dengan media melalui perantara wartawan yang bertugas, seorang PR harus mengenali karakter para wartawan agar tidak terjadi kesalahan dalam persepsi. Karena terkadang para PR pemula menganggap wartawan bisa di undang kapan saja, selalu memberitakan hal negatif, komersil, urakan, membutuhkan berita, kebal hukum, dan menakutkan karena bisa menulis apa saja. Mitos-mitos seperti itu tidaklah benar karena seorang wartawan yang professional harus memiliki sifat profesi wartawan, antara lain (Wardani 2008 : 53) :

1. Memiliki idealisme dan Integritas yang tinggi terhadap kepentingan bangsa, kebenaran, dan keadilan.

2. Memiliki tanggungjawab kepada Tuhan, kepentingan rakyat, moral dan tata susila, serta kepribadian bangsa.

3. Mengabdi kepada kepentingan publik

4. Memiliki kebebasan dalam memperoleh fakta-fakta dari sumber berita asalkan tidak melanggar norma-norma yang ada

5. Memiliki Hak ingkar dalam melindungi sumber berita yang minta dirahasiakan namanya demi keselamatan sumber berita tersebut

Sebagai lembaga media massa, pers dinilai memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini khalayak. Sehingga wartawan mempunyai peranan penting sebagai penyampai informasi (Abdullah. 2004 : 45).

Oleh karena hal tersebut, wartawan yang benar-benar professional tidak akan menyukai protokoler dan prosedur karena kondisi mereka yang harus selalu cepat, selalu dikejar deadline dalam mencari informasi. Selain itu wartawan yang professional juga tidak menyukai “amplop” agar dapat menyampaikan informasi secara berimbang atau tidak memihak. Pada dasarnya wartawan menyukai persahabatan, eksklusifitas, hal-hal yang controversial karena hal tersebut juga membawa keuntungan bagi mereka (Wardani 2008 : 55).

E. METODE PENELITIAN