• Tidak ada hasil yang ditemukan

Human Resources Manager

B. Konfirmasi dengan Teori

3. Media sosial tidak dapat berdiri sendiri

Meskipun media sosial merupakan ujung tombak dari wadah promosi dan juga media publikasi. Tetapi, seperti yang telah dipaparkan oleh dr.Dwi selaku CEO mahar agung organizer, itu tidaklah cukup. Meskipun sudaj memiliki cukup banyak followers hal kurang memberikan dampak yang cepat dan juga signifikan terhadap mahar agung.

Pada tahapan teori agenda setting yaitu persuasi, dalam hal ini yaitu media mempengaruhi agenda publik yang disebut dengan persuasi. Untuk dapat mengoptimalkan kekuatan persuasi dari media ini. dr Dwi memaparkan bahwasannya kita juga perlu menggunkan kekuatan media konvensional dan juga kualitas kerja dari tim mahar agung sendiri. Karena client membutuhkan bukti dari apa yang publish di media sosial.

dr Dwi memaparkan bahwasannya jika di analogikan pada sebuah segitiga. Media sosial merupakan ujung dari segitiga itu. Tetapi media sosial tidak dapat berjalan optimal jika berdiri sendiri. Ada dua hal untuk bisa mengoptimalkan kekuatan dari media sosial itu sendiri. Pertama adalah media konvensional, menurut dr.Dwi meski kita sudah menggunakan media sosial, tetapi kita juga membutuhkan media konvensional, seperti: memasang iklan di koran, reklame dan juga mengikuti pameran wedding ini semua dilakukan karena calon client kita juga perlu untuk mengetahuhi secara langsung seperti apa mahar agung, meski dampak yang dirasakan dari media konvensional itu lebih lama dan juga berbayar, berbeda halnya dengan menggunakan media sosial yang tidak berbayar dan berdampak cepat. Tapi cara ini terbukti efektif dalam menggaet client.

Kedua, adalah mempertahankan kualitas kerja tim dilapangan saat menjalankan sebuah event. dr.Dwi memaparkan bahwasannya ini juga merupakan strategi promosi dari mulut ke mulut atau biasa dikenal dengan wourd of mouth, dengan menjaga kualitas kerja dan profesionalitas saat menjalankan event client akan memberikan testimoni dan juga rekomendasi kepada teman dan juga keluarganya. Ini akan berdampak baik pada citra perusahaan. Meski hasil dari wourd of mouth ini tidak dapat langsung dirasakan. Tetapi cara ini merupakan, metode terbaik dari meningkatkan elektabilitas mahar agung dimata para calon client.

Terakhir, dr.Dwi menjelaskan bahwasannya apa yang telah kita kerjakan di lapangan apabila tidak dapat tersampaikan atau tidak diketahui oleh para client dengan baik maka itu semua sama saja kita gagal. Tapi meski kita juga menyampaikan yang terbaik kepada para client di media sosial, tanpa memberikan bukti yang nyata itu juga merupakan sesuatu yang fatal. Oleh karena itu ketiga komponen ini: media sosial, media konvensional dan kualitas kerja harus bisa saling membackup satu sama lain. Karena ketiganya tidak bisa berdiri sendiri

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan judul

“Penggunaan Media Sosial Instagram dalam Proses Rekrutmen Batch 3 MaharAgung Organizer”. Peneliti juga mendapatkan data dan fakta yang diperoleh dari lapangan langsung baik dari hasil wawancara maupun observasi langsung telah dikonfirmasi dengan teori-teori yang menjadi acuan peneliti, dengan demikian dapat diperoleh beberapa kesimpulan mengenai hal yang menjadi focus dalam penelitian ini. Kesimpulan ini meliputi berbagai aspek mulai dari bagaimana penggunaan media sosial Instagram dalam proses rekrutem batch 3 oleh mahar agung dan bagaimana proses seleksi yang dilakukan dengan menggunakan Instagram. Berdasrkan hasil analisis data penulis mendapatkan sejumlah kesimpulan dari temuan yang penulis paparkan di bab sebelumnya, diantaranya adalah

1. Instagram, merupakan media sosial utama yang digunakan oleh mahar agung organizer untuk kebutuhan promosi, publikasi dan juga media komunikasi. Keputusan mahar agung memilih Intagram sebagai media sosial utama mereka adalah karena segmentasi pasar pengguna Instagram sesuai dengan target market dari mahar agung, yaitu kalangan anak

muda. Karena seperti yang kita ketahui pengguna Instagram dominn lebih banyak digunakan oleh anak muda.

2. Media sosial Instagram, merupakan media yang Efektif dalam menyampaikan pesan dari akun Instagram Mahar Agung kepada para followers mahar agung, sangat mudah diterima dan menarik. Kekuatan dari mengoptimalkan kekuatan komunikasi visual dari Instagram meningkatkan efektifitas Instagram. Instagram juga sangat efisien, karena dengan cepat bisa menjangkau khalayak yang sangat luas. Waktu yang bersamaan, setiap orang bisa berinteraksi langsung dengan admin dari pihak Mahar Agung. Sehingga feedback yang dirasakan bisa langsung disampaikan

3. Setiap media sosial memiliki segmetasi pasarnya masing –

masing dan juga setiap media sosial memiliki fungsi dan juga fitur yang berbeda. Pemilihan media sosial harus disesuaikan dengan target market dari perusahaan itu sendiri. Kita tidak bisa menyama ratakan seluruh media. Seperti yang dipaparkan oleh dr.Dwi bahwasannya untuk urusan yang berkaitan dengan wedding planner mahar agung lebih fokus kepada Instagram. Sedangkan untuk urusan event organizer mahar agung lebih mengutamakan

pada penggunaan website ini karena perbedaan segmentasi pengguna disetiap media.

4. Pemerosessan pesan yang dilakukan oleh mahar agung dalam mengunggah pesan dalam akun Instagram mereka selalu memiliki kriteria khusus, yaitu unggahan – unggahan tersebut harus berhubungan dengan kinerja tim saat dilapangan dan juga bagaimana kualitas packaging kondisi event yang dihandle oleh mahar agung. Resolusi gambar tidak boleh yang terlalu rendah supaya gambar tersebut tidak pecah ketika sudah di unggah, karena seperti yang kita ketahui bahwa instagram dapat dikatakan album foto dalam bentuk digital yang bisa dilihat oleh semua orang. Oleh karena itu kerapian dan juga design dari tata album di instagram nantinya dapat mempengaruhi respon dan ketertarikan dari followers.

5. Media sosial tidak dapat berdiri sendiri. Mesikupun media sosial sebagai ujung tombak dalam wadah promosi dan publikasi tetapi client dan juga masyarakat membutuhkan bukti mengenai apa yang sudah di unggah mahar agung di Instagram mereka. Media sosial membutuhkan dorongan dan juga dukungan dari media konvensional dan juga kulitas kerja tim saat menangani event dilapangan.

6. Mahar agung menerapkan 5 babak eliminasi dalam proses seleksi yang dilakukan pada rekrutmen batch 3 di Instagram.

a. Babak pertama

Mengirimkan CV dan merepost foto mahar agung yang ada di Instgram kemudia tag 5 teman mereka. Ini berfungsi untuk menyebarluaskan informasi mengenai adanya proses rekrutmen yang diadakan oleh mahar agung. Dengan menggunakan metode ini, seperti metode kerja MLM dimana setiap orang yang akan mendaftar, harus metag (menandai) akun intagram milik teman mereka. Bisa dikatakan bahwasannya babak pertama ini adalah babak penyisihan administrasi.

b. Babak Kedua

Babak kedua ini masih dengan metode yang sama, yaitu repost dan tag foto dari akun Instagram mahar agung. Perbedaan dengan pada saat babak pertama. Foto yang repost pada babak kedua ini, kemudia diceritakan kembali, sesuai dengan tema yang ada pada foto.

c. Babak Ketiga

Pada babak ketiga juga masih dengan metode yang sama dengan babak pertama dan kedua. Tetapi perbedaannya adalah kali ini peserta yang lolos ke babak ketiga

diharuskan untuk mengupload video profile. Ini semua bertujuan untuk melihat fisik, kemampuan public speaking dan juga gesture dari pelamar. Selain diharuskan untuk mengupload video profile para peserta juga diberikan soal mengenai tes potensi akademik yang dikerjakan oleh peserta kemudian dikirim via email ke mahar agung.

d. Babak keempat

Para peserta yang lolos ke babak ke empat ini. akan langsung melakukan deep interview dimana para peserta diwawancarai secara langsung seputar pengalaman, kemampuan dan juga passion mereka di dunia event, ulet dalam bekerja serta ingin terus belajar bersama mahar agung dan berkembang menjadi terus lebih baik.

e. Babak kelima

Pada babak terakhir ini para peserta yang lolos akan langsugn on job training selama satu bulang. Dimana para peserta akan diajarkan seputar etitude dan juga keilmuan mengenai pernikahan adat traditional. Selama proses on job training ini para peserta juga diajak langsung untuk ikut serta menghandle suatu event. ini semua dilakukan untuk mempersiapkan para calon tim agar nantinya bisa siap langsung untuk bekerja dalam

menjalankan suatu event.

Sistem penilaian yang dilakukn oleh mahar agung adalah dengan akumulasi nilai dari setiap babak. Dimana disetiap babak nilai para peserta akan dijumlahkan dan dinilai apakah layak untuk maju ke babak berikutnya. Dari 1200 an orang hanya dipilih sebanyak 27 orang yang akhirnya menjadi tim mahar agung organizer hasil dari rekrutmen batch 3.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah penulis paparkan, maka terdapat berapa saran dari penulis sebagai berikut:

1. Pihak mahar agung harus terus berinovasi mengenai penggunaan media sosial intagramnya. Supaya lebih bisa memaksimalkan kembali apa yang sudah dibentuk sejak awal, karena layaknya media yang terus berkembang dengan cepat maka pengguna media tersebut juga harus ikut mengimbangi perkembangan yang ada.

2. Meski Instagram merupakan media utama yang digunakan oleh mahar agung, tetapi mahar agung juga tidak bisa hanya fokus kepada satu media saja, jika ingin bisa menjadi kompetitor yang lebih kuat lagi bagi wedding organzier yang lain. Karena media sosial yang lain pun memiliki andil yang besar jika dijadikan media publikas mereka, seperti

halnya website, facebook, twitter yang saat ini masih digandungi oleh beberapa kalangan. Memaksimalkan media yang ada untuk bisa lebih memperluas lagi publikasi yang bisa dilakukan.

3. Melakukan rekrutmen melalui media sosial memang merupakan hal yang baru dan terbukti berhasil sesuai dengan apa yang telah dicapai oleh mahar agung saat ini. Sebagai pencetus awal mengenai metode ini, tentunya nanti akan diikuti oleh beberapa kompetitor yang sama dengan mahar agung, oleh karena itu kretifitas dan juga inovasi sangat dibutuhkan agar eksistensi mahar agung bisa terus terjaga.

4. Meteode seleksi yang dilakukan juga harus dibenahi lebih baik lagi. karena seperti yang sudah dipaparkan oleh dr.Dwi banyaknya kuantitas jumlah pelamar mengakibatkan sulitnya proses seleksi dan dirasa tidak sedikit orang – orang yang sebenranya memiliki potensi yang besar tetapi tidak lolos.

5. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai bagaimana penggunaaan Instagram sebagai media promosi dan juga komunikasi. Semoga penelitian ini dapat berguna dan dapat dijadikan bahan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya pada khalayan dan sasaran lain.

Ahmad Tanzeh. 2009. Pengantar Metode penelitian. Yogyakarta: Teras.

Ambar T, Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Konsep Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Amirullah dan Rindyah Hanafi. 2002. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta

Astrid S. Susanto. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta: Binacipta.

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT RajaGrafindo, 22005, hal. 45

Brent D. Ruben dan Lea P.Stewart. 2013. Komuniksi dan Perilaku Manusia. Jakarta: Rajawali Pers.

Burhan Bungin. 2001. Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Deddy Mulyana. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Denis McQuail. 1992. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Drs. Jalaluddin Rahmat. 2014. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Farouk Muhammad dan H Djaali. 2005. Metodologi Penelitian Sosial Edisi Revisi, Jakarta: PTIK Press & Agung.

Gomes, F Cardoso. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.

Hani Handoko, T. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Penerbit: Liberty

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2003. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara

Imam Suprayogo dan Tobroni. 2001. Metode Penelitian Sosial Agama cet. 1. Bandung: Remaja Rosdakarya

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kuantitatif Dan Kualitatif). Jakarta: GP. Press.

Lexy Moleong. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.

M. Nisrina. 2015. Bisnis Online, Manfaat Media Sosial Dalam Meraup Uang. Yogyakarta: Kobis.

Malayu Hasibuan. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Mangkuprawira, Sjafri. 2001 Manajemen Sumber daya Manusia Strategik. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Mardalis. 1999. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia. Morissan. 2013 Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana. Nisrina, M. 2015. Bisnis Online, Manfaat Media Sosial Dalam Meraup Uang.

Yogyakarta: Kobis.

Noeng Muhadjir. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Prasetya Irawan. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitati untuk Ilmu – Ilmu Sosial. Depok: Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI.

Rahmat Kriyantono. 2009. Tekhnik Praktis Riset Komunkasi, Jakarta: Kencana Pramada Media Group.

Rosady Ruslnn. 2006. Metode Peneliitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafiindo.

S. Nasution. 1996. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Simamora, H. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ke 2. Yogyakarta: Bagian Penerbit STIE YKP.

Singarimbun, Masri dan Efendi Sofwan. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S.

Soeratno. 1995. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: UUP AMP YKPN.

Sondang P. Siagaan. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Van Dijk, J.A.G.M. 2006. The Network Society. London: SAGE Publications. Vin Crosbie. 2002. What is new media? USA: Peter Lang Publishing.

Dokumen terkait