• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.2. Gambaran LKMA-S Subur Rejeki

5.2.5 Mekanisme Operasi dan Prosedur

(SIWAL). Selama kurang lebih satu tahun LKMA-S beroperasi, jenis tabungan yang digunakan adalah SIAGA, SIPASTI, dam SIQOH.

Produk penyaluran dana PUAP kepada petani nasabah oleh LKMA-S keseluruhan masih menggunakan akad murabahah. Hal yang menyebabkan jenis akad yang lain (musyarakah, mudharabah, dsb) belum digunakan adalah jumlah dana PUAP yang tidak akan mencukupi kebutuhan petani dalam jumlah banyak. Selain itu, LKMA-S tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk mengambil risiko yang besar apabila menggunakan akad dengan prinsip bagi hasil.

Selain dari produk penghimpunan dana dan penyaluran dana PUAP kepada petani, di LKMA-S tersedia produk qardhul hasan. Qardhul hasan yang merupakan kata lain dari pinjaman kebaikan diberikan kepada warga Desa Sukaresmi yang membutuhkan seperti untuk biaya pengobatan. Uang yang dipinjamkan merupakan laba dari pengelolaan dana PUAP. Hal ini dipandang oleh pihak LKMA-S sebagai kegiatan non laba atau sosial. Tujuan dari LKMA-S adalah memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Sukaresmi. Jumlah uang yang dikembalikan adalah sama dengan jumlah yang dipinjam. Jangka waktu pengembalian tidak ditentukan yaitu sejauh mana peminjam memiliki kemampuan dalam mengembalikan pinjaman ataupun dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Pembayarannya bisa dilakukan secara angsuran maupun tunai.

5.2.5. Mekanisme Operasi dan Prosedur Penyaluran Pembiayaan

LKMA-S telah menetapkan sejumlah persyaratan dan prosedur yang harus dilalui oleh petani nasabah yang mengajukan pembiayaan. Adapun mekanisme operasi dan prosedur pembiayaan di LKMA-S terdiri dari beberapa tahap yaitu mulai dari tahap pengajuan pembiayaan, tahap pencairan pembiayaan, tahap pembinaan dan pengawasan, serta tahap pengembalian pembiayaan.

Pada tahap pengajuan pembiayaan, petani nasabah diharuskan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan yaitu petani anggota harus telah menjadi anggota LKMA-S minimal 2 bulan atau merupakan anggota Gapoktan, memiliki/melunasi simpanan pokok dan wajib sampai bulan atau waktu meminjam, memiliki simpanan kurang lebih 30 persen dari pembiayaan, mengisi lampiran-lampiran permohonan pembiayaan, menyertakan foto kopi KTP

55 (Suami/istri) dan kartu keluarga, persetujuan suami atau istri bagi yang sudah berkeluarga, atau orang tua bagi yang belum menikah (usia di atas 17 tahun), rekomendasi dari ketua tim pengarah desa, penyuluh pendamping, Gapoktan, serta bersedia untuk disurvey.

Setelah mengisi lampiran permohonan pembiayaan, petani yang bersangkutan kemudian disurvey beberapa hari setelah petani nasabah menyerahkan lampiran permohonan pembiayaan. Survey ini tidak dilakukan untuk setiap pengajuan. Hal ini dikarenakan kurangnya SDM yang tersedia.

Tahapan pencairan ada yang dilakukan di kantor dan ada juga yang dilakukan di rumah pengelola. Hal ini juga menjadi alasan, banyak yang tidak mengetahui bahwa pembiayaan yang diterima oleh petani berasal dari LKMA-S dimana uang yang dikelola oleh LKMA-S adalah dana BLM-PUAP. Pada saat pencairan pembiayaan dilakukan akad dengan penandatangan perjanjian yang telah bermaterai. Oleh karena itu, petani nasabah dibebankan sejumlah biaya administrasi untuk mengganti biaya fotokopi dan materai. Kebijakan mengenai besarnya biaya administrasi yang dibebankan adalah sebesar 1 persen dari jumlah pembiayaan yang diberikan. Akan tetapi, hal ini tidak menjadi ketetapan baku. Banyak dari petani nasabah yang tidak dibebankan biaya administrasi. Pada umumnya petani yang tidak dibebankan biaya administrasi adalah petani yang menerima pembiayaan dalam jumlah sedikit.

Tahapan pembinaan dan pengawasan yang dijalankan oleh LKMA-S berjalan aktif kurang lebih sampai dengan sebelas bulan dari awal beroperasi. Beberapa bulan terakhir tidak lagi berjalan dikarenakan adanya kekecewaan pihak LKMA-S terhadap dinas setempat. Adapun bentuk pembinaan yang pernah dilakukan adalah pelatihan mengenai teknik budidaya tepat guna yang dijalankan dengan bantuan dari pihak Gapoktan. Pembinaan ini dijalankan setiap satu bulan sekali. Adapun kelompok tani yang telah mengikuti pembinaan yang diberikan oleh LKMA-S dan Gapoktan adalah kelompok tani Subur Rejeki II dan Barokah. Peningkatan kinerja Gapoktan dalam membina petani seperti inilah yang perlu ditingkatkan sebagai bentuk perwujudan tujuan PUAP yaitu memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis.

56 Pengawasan dilakukan dengan cara silaturahmi setiap hari ke petani. Hal ini LKMA-S pelajari dari perilaku bank keliling yang mengunjungi petani yang meminjam setiap hari dan menyebabkan petani tersebut selalu tepat waktu membayar kepada bank keliling. Oleh karena itu, LKMA-S mencoba untuk melakukan kunjungan dalam bentuk silaturahmi setiap hari dan melakukan penagihan uang tabungan kepada petani. Akan tetapi, rutinitas seperti ini tidak lagi berjalan beberapa bulan ke belakang dikarenakan adanya kejenuhan di pihak pengelola LKMA-S.

Adapun tahapan pengembalian pembiayaan adalah petani membayar angsuran setiap bulannya, pada akhir musim tanam (panen) atau tergantung dengan kesepakatan. LKMA-S melakukan sosialisasi kepada petani untuk menabung dengan jumlah yang tidak dibatasi sehingga apabila pada waktu pembayaran tidak dapat membayar, maka uang angsuran dapat diambil dari uang tabungan. Hal ini dimaksudkan agar petani tidak terlalu terbebani. Metode seperti ini dinilai cukup berhasil pada beberapa bulan awal beroperasi. Akan tetapi, masih dilatarbelakangi hal yang sama yaitu kejenuhan pengelola LKMA-S, penagihan uang tabungan tidak lagi rutin dijalankan.

Dalam memberikan pembiayaan LKMA-S Subur Rejeki memiliki beberapa pertimbangan. Penerapan prinsip pembiayaan 5C yang diutamakan oleh pihak LKMA-S adalah character. Menurut LKMA-S, dengan mengetahui karakter seseorang yang merupakan keadaan watak petani nasabah baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha, dapat diperkirakan apakah orang tersebut merupakan orang yang jujur dan amanah atau tidak. Maka dari itu, dalam menentukan petani nasabah tersebut diberikan pembiayaan atau tidak ditanyakan terlebih dahulu karakter petani nasabah tersebut kepada ketua kelompok tani. Apabila ketua kelompok tani memberikan rekomendasi terhadap petani tersebut dijadikan sebagai pertimbangan bagi pihak pengelola dalam menentukan petani tersebut diberikan pembiayaan atau tidak. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Rivai dan Veithzal (2008) mengenai prinsip pembiayaan yang perlu mendapatkan perhatian dari Account Officer dalam memberikan pembiayaan adalah character, dan apabila prinsip ini tidak

Dokumen terkait