• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pembiayaan Istishna Menurut Perbankan

BAB II MEKANISME PERJANJIAN PEMBIAYAAN

D. Mekanisme Pembiayaan Istishna Menurut Perbankan

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa Produk pembiayaan

Istishna diantaranya adalah pembiayaan jual beli Istishna. Istishna menurut Fiqh adalah jual beli dalam bentuk pemesanan, pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli) dan penjual (Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 06/DSN- MUI/IV/2000). Sedangkan Istishna menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) adalah jual beli barang dalam bentuk pemesanan, pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan (PBI Nomor 7/46 pasal 1 butir 9).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia mendefinisikan Istishna’ sebagai akad antara pemesan dengan pembuat barang untuk suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan atau jual-beli suatu barang yang baru akan dibuat oleh pembuat barang.102 Dalam konsepIstishna, merupakan transaksi jual beli antara nasabah dan bank, dan dalam pelaksanaan adanya angsuran dari pihak nasabah ke bank. Permasalahannya, apakah pihak nasabah (karakter nasabah) dapat memenuhi kewajibannya kepada bank syariah jika

101Fatwa Dewan Syariah Nasional No.022/DSN-MUI/II/2002 tentang Jual Beli Istishna’ Paralel 102

Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia,Konsep, Produk, dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Djambatan, Jakarta, 2001, hlm. 67

tidak punya jaminan. Sebaliknya apakah pihak bank dapat membuat janji tambahan sebagai jaminan pelunasan atas angsuran. Hal ini dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Diagram. 1

Mekanisme Pembiayaan Istishna Menurut Perbankan Syari’ah

Berdasarkan diagram di atas dapat dijelaskan bahwa Istishna’ merupakan salah satu produk pembiayaan pada bank syariah. Istishna’ akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli,mustashni’) dan penjual (pembuat,shani’). Sedangkan Istishna’ paralel adalah suatu bentuk akad Istishna’ antara pemesan (pembeli, mustashni’) dengan penjual (pembuat, shani’), kemudian untuk memenuhi kewajibannya kepada mustashni’, penjual memerlukan pihak lain sebagai shani’.. Bank-bank Islam mengambil Istishna’ untuk memberikan pembiayaan angsuran kepada nasabahnya untuk membeli barang walaupun klien tersebut mungkin tidak

memiliki cukup uang untuk mendapatkan atau membeli barang tersebut, dan penyerahan barangnya di akhir periode pembiayaan.

Adapun maksud dan tujuan pembiayaan dilakukannya mekanisme Pembiayaan Istishna pada Bank BRI Syari’ah seperti pembiayaan istishna pada umumnya, adalah :

1) Untuk membiayai kebutuhan investasi maupun modal kerja untuk pengadaan barang baik sektor pertanian, perdagangan, maupun industri.

2) Untuk pembelian dengan pesanan barang konsumsi misalnya rumah tinggal indent.103

Ketentuan Pembiayaan Istishna menurut Perbankan Syari’ah seperti halnya menurut fiqh yang menentukan bahwa :

1) Pembiayaan istishna menggunakan fatwa DSN no 06/DSN- MUI/IV/2000 tentang jual beli istishna dan no 22/ DSN-MUI/II/2002 tentang istishna pararel.

2) Istishna merupakan akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni) dengan penjual (pembuat barang/ Shani’).

103Hasil Wawancara dengan Bapak Toras Pulungan Kepala Cabang Bank Rakyat Indonesia

3) Istishna pararel merupakan suatu bentuk akad istishna antara pemesan (pembeli/mustashni) dengan penjual (pembuat/shani’) kemudian untuk memenuhi kewajibannya kepada mustashni, penjual memerlukan pihak lain sebagai shani’.

4) Pembiayaan Istishna pada Bank BRI Syai’ah merupakan pembiayaan produktif maupun konsumtif untuk memenuhi kebutuhan barang produksi atau barang konsumtif yang dilakukan dengan cara pemesanan secara syari’ah sesuai dengan kemampuan masing-masing nasabah dengan akad istishna.104

Selanjutnya apabila dilihat dari karakteristiknya, maka dapat dijelaskan bahwa Pembiayaan Istishna pada Bank BRI Syari’ah, memiliki karakteristik sebagaiberikut.

a) Pembeli (bank) menguasai produsen untuk menyediakan barang pesanan sesuai spesifkasi sesuai dengan yang disyaratkan nasabah dan bank menjualnya dengan harga yang disepakati.

b) Harga barang tidak berubah selam jangka waktu akad. c) Barang pesanan harus memenuhi kriteria:

- Memerlukan proses pembuatan setelah akad selesai

104Hasil Wawancara dengan Bapak M. Indra Kusuma Staf Bagian Adminitrasi Pembiayaan

- Sesuai dengan spesifikasi pemesan (costumized) bukan produk masal

- Harus diketahui karakteristiknya secara umum, meliputi jenis, spesifikasi, teknis, kualitas, dan kuantitas.

d) Akad istishna pertama antara pemesan dengan bank harus terpisah dengan akad kedua yaitu antara bank dengan penjual, sehingga antara pemesan dengan penjual harus merupakan pihak yang berbeda.

e) Akad dala istishna pararel terdiri dari:

1. Akad bank dengan nasabah (akad pembiayaan).

2. Akad bank dengan produsen/ suplier (berupa bukti pemesanan/PKS/call name) dapat pula deberi wakalah kepada nasabah untuk berakad istishna dengan produsen.

f) Pada dasarnya akad istishna tidak dapat dibatalakan kecuali kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya, dan akad dibatalkan demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad.

g) Nasabah pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari penjual (Bank) atas jumlah yang telah dibayarkan dan penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu.

h) Penjual (bank) mempunyai hak untuk memperoleh jaminan atas harga yang disepakati dan akan dibayar tepat waktu, pemindahan hak akan dilakukan saat penyerahan sebesar jumlah yang disepakati.

i) Pembeli (nasabah) tidak boleh menjual barang atau menukarnya sebelum menerimanya.

j) Bank tidak dapat meminta tambahan harga apabila nasabah menerima barang dengan kualitas lebih tinggi kecuali terdapat kesepakatan.

k) Bank tidak diharuskan memberi potongan harga (discount) apabila nasabah menerima barang dengan kualitas rendah kecuali terdapat kesepakatan.

l) Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dala akad termasuk margin keuntungan. Margin adalah selisih penjualan dengan harga pokok istishna.105

m)Pendapatan istishna diakui dengan menggunakan metode prosentase penyelesaian.

Bank syariah memiliki berbagai macam produk, baik untuk penghimpunan dana, penyaluran dana maupun produk jasa. Salah satu dari produk penyaluran dana tersebut adalah istishna’. Produk pembiayaan ini diperuntukkan terhadap kebutuhan akan jasa konstruksi. Pelaksanaan pembiayaan ini menggunakan sistim jual-beli yang

105Hasil Wawancara dengan Bapak M. Indra Kusuma Staf Bagian Adminitrasi Pembiayaan

lebih sesuai dengan prinsip syariah Islam. Hanya saja barang yang diperjualbelikan dalam produk pembiayaan ini bukanlah barang yang ready stock sehingga terlebih dahulu harus dilakukan pemesanan terhadap pembuatan barang tersebut. Hal inilah yang pada dasarnya harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariah Islam karena jual-beli terhadap barang yang tidak ada wujudnya pada dasarnya tidak diperbolehkan menurut ketentuan syariah Islam kecuali dengan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi tersebut.

Dokumen terkait