• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pemisahan Berkas Perkara ( Splitsing) terhadap Kasus Pengeroyokan yang Dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum Ditinjau dari

Segi Kepentingan Penuntutan

Pasal 142 KUHAP menentukan bahwa Penuntut Umum dapat melakukan penuntutan dengan memisah berkas perkara bilamana tidak termasuk dalam ketentuan Pasal 141 KUHAP. Ketentuan pemisahan berkas perkara merupakan kemudahan bagi Penuntut Umum dalam tahapan penuntutan bilamana perkara tersebut sangat perlu untuk dipisah. Sebelum sampai pada tahap pemisahan berkas perkara (splitsing) terhadap suatu perkara, maka ada mekanisme yang saling berhubungan.

Berdasarkan administrasi perkara tindak pidana yang diatur dalam KEPJA-518/2001, menentukan tahapan penerimaan berkas atau disebut tahap satu yang berisikan kelengkapan syarat formil dan materiil berkas perkara serta tahapan penyerahan tanggung jawab tersangka/barang bukti atau disebut tahap kedua, sebagaimana termasuk dalam prapenuntutan. Proses pemberkasan sampai sebelum dinyatakan berkas lengkap (tahap satu) dimulai saat penyidikan oleh Penyidik, dimana segala proses saat penyidikan merupakan tahap satu. Dimulainya penyidikan otomatis SPDP pun dilakukan dengan menyerahkan kepada Jaksa. Saat itu juga

77

dimulainya tahapan pratut (prapenuntutan) antara Penyidik dan Penuntut Umum71.

Bahwa mekanisme untuk sampai pada pemisahan berkas perkara, terlebih pada tahapan penuntutan, maka dimulai oleh Penyidik. Dimulainya penyelidikan lalu penyidikan menandakan bahwa perkara tersebut merupakan perkara tindak pidana. Dimulainya penyidikan berarti dimulainya penyusunan tahap satu yang merupakan wewenang instansi Penyidik. Kemudian dengan dimulainya penyidikan maka Penyidik menerbitkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada kejaksaan (Pasal 109 ayat (1) KUHAP), yang kemudian pimpinan kejaksaan menunjuk Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) untuk mendampingi dan memantau jalannya proses penyidikan.

Perihal diterimanya SPDP dari Penyidik, maka pimpinan kejaksaan segera menunjuk Penuntut Umum sebagai Jaksa Peneliti (melalui form P-16) yang nantinya bertugas untuk mengikuti perkembangan penyidikan. Kemudian bila telah sampai tahap dua yakni penyerahan tersangka dan barang bukti kepada Jaksa peneliti, maka pimpinan kejaksaan segera menunjuk lagi Jaksa untuk menyelesaikan perkara sampai selesai (melalui

form P-16A). Penunjukan Penuntut Umum sebagai peneliti ataupun

Penuntut Umum nantinya bisa dilakukan oleh seorang Jaksa yang sama ataupun berbeda, menyesuaikan perintah pimpinan, dalam perkara pengeroyokan tersebut dilakukan oleh Jaksa yang sama72.

Sejak SPDP diserahkan kepada kejaksaan, maka dimulainya tahapan prapenuntutan, tahapan inilah yang menentukan dasar pertimbangan Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) untuk dipisahnya berkas perkara atau tidak. Pembaharuan pengiriman SPDP ke kejaksaan terjadi apabila selama dalam

71 Hasil wawancara dengan Sutardi, Jaksa dari Kejaksaan Negeri Semarang pada Hari Selasa, tanggal 19 Desember 2017.

72 Hasil wawancara dengan Sutardi, Jaksa dari Kejaksaan Negeri Semarang pada Hari Selasa, tanggal 19 Desember 2017.

78

proses penyidikan perkara, Penyidik mendapatkan atau mengidentifikasi adanya tersangka baru yang belum termasuk dalam SPDP yang telah dibuat pada awal penyidikan, namun perihal dalam prapenuntutan Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) memberikan form P-19 (perbaikan berkas perkara) disertai petunjuk untuk berkas displit maka pembaharuan pengiriman SPDP tidak perlu.

SPDP untuk perkara splitsing hanya dikirimkan sekali kepada kejaksaan, namun bilamana ada identifikasi tersangka baru berdasarkan keterangan saksi maupun tersangka maka barulah SPDP diperbaharui pengirimannya kepada kejaksaan oleh Penyidik. Perlu diketahui bahwa SPDP harus dikirim ke kejaksaan sebelum adanya upaya paksa dari Penyidik73.

Penyidik atau Penyidik Pembantu bila telah selesai melakukan penyidikan wajib menyerahkan berkas perkara kepada Penuntut Umum (Jaksa Peneliti), sebagaimana dalam waktu 14 hari diteliti apakah sudah lengkap atau masih kurang lengkap. Jika ternyata masih kurang lengkap maka berkas perkara dikembalikan ke Penyidik disertai dengan petunjuk untuk kembali disempurnakan (P-18, P-19).

Penghitungan waktu 14 hari tidak diakumulasikan untuk waktu pengembalian berkas dari Penyidik ke Jaksa Peneliti, penghitungan waktu terkait hal itu ialah dimulai awal lagi dari hari pertama74.

Kemudian Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) segera menentukan persyaratan berkas perkara yang diterima atau diterimanya kembali hasil penyidikan tambahan (P-19) dari Penyidik untuk dapat atau dilimpahkan ke

73 Hasil wawancara dengan Andita Rizkianto, Jaksa dari Kejaksaan Negeri Semarang pada hari Rabu, tanggal 6 Desember 2017.

74 Hasil wawancara dengan Sutardi, Jaksa dari Kejaksaan Negeri Semarang pada hari Kamis, tanggal 14 Desember 2017.

79

pengadilan (Pasal 139 KUHAP). Berkas perkara yang dinyatakan sudah lengkap (P-21), dalam hal ini belum dapat dikatakan berpindah tanggung jawab dari Penyidik ke Penuntut Umum. Penyerahan tersangka dan barang bukti (tahap dua) harus dilakukan terlebih dahulu secara penuh dari Penyidik ke pihak kejaksaan supaya dapat berpindah tanggung jawab. Bahwa dengan diserahkannya tersangka dan barang bukti kewenangan telah berpindah ke instansi Kejaksaan. Setelah diterimanya tersangka dan barang bukti, Penuntut Umum kemudian dalam waktu secepatnya membuat surat dakwaan sebagaimana persiapan untuk dilimpahannya perkara ke persidangan.

Bilamana berkas telah komplit dari Penyidik kepada Penuntut Umum, maka dinyatakan P-21. Dinyatakan P-21 belum dapat dimulainya tahap dua (penyerahan tersangka dan barang bukti), karena bisa saja ada alasan lain yang oleh Penyidik terkait tersangka dan barang bukti. Saat proses penyusunan menuju tahap satu (penerimaan berkas) ini, prapenuntutan masih termasuk, dan juga Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) masih melaksanakan tugasnya (P-16)75.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sutardi Jaksa Kejaksaan Negeri Semarang, pada hari Selasa, tanggal 19 Desember 2017, menerangkan bahwa intinya tahapan pemisahan berkas perkara yang dilakukan oleh Penuntut Umum dilakukan saat prapenuntutan dengan melakukan penelitian dan memberikan petunjuk kepada Penyidik ataupun Penyidik Pembantu sebelum berkas perkara tersebut dinyatakan lengkap (P-21), sebagaimana dijelaskan tahapannya sebagai berikut: (halaman berikutnya)

75 Hasil wawancara dengan Sutardi, Jaksa dari Kejaksaan Negeri Semarang pada hari Selasa, tanggal 19 Desember 2017.

80

Skema 3. Mekanisme pemisahan berkas perkara dalam prapenuntutan

Sumber: Diolah dari hasil wawancara dengan Sutardi, Jaksa dari Kejaksaan Negeri Semarang pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2017. Keterangan:

1. Kolom yang berwarna kuning merupakan proses dimana splitsing oleh Penuntut Umum dilakukan.

2. I adalah tahapan yang dimulai dari penyidikan sampai berkas dinyatakan lengkap kemudian siap disidangkan;

3. II adalah tahapan yang dimulai dari berkas siap disidangkan sampai melimpahkan perkara ke pengadilan.

Penyidik ataupun Penyidik Pembantu (Polisi) melakukan penyidikan •penindakan •pemeriksaan •pemberkasan •penyerahan berkas perkara Penyidik membuat SPDP untuk dikirim kekejaksaan

•pimpinan kejaksaan menunjuk Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) untuk mengikuti perkembangan penyidikan (P-16)

Penuntut Umum (Jaksa

Peneliti) meminta perkembangan laporan penyidikan melalui berkas perkara kepolisian Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) melakukan penelitian terhadap berkas perkara tersebut berkas perkara dinyatakan lengkap (P-21) berkas perkara dinyatakan tidak lengkap (P-18) perbaikan berkas perkara sesuai petunjuk maksimal 14 hari (P-19) Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) memberitahu Penyidik siap disidangkan Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) meminta Penyidik menyerahkan tersangka - barang bukti Penyidik menyerahkan tersangka dan barang bukti II I pimpinan kejaksaan menunjuk Penuntut Umum untuk menyelesaikan perkara tindak pidana (P-16A) Penuntut Umum menyusun surat dakwaan Penuntut Umum melimpahkan perkara ke pengadilan

81

Skema 4. Rincian mekanisme splitsing saat P-19 dalam prapenuntutan

Sumber: Diolah dari hasil wawancara dengan Andita Rizkianto dan Andi Irawan Haqiqi, Jaksa dari Kejaksaan Negeri Semarang pada hari Senin tanggal 5 Maret 2018.

Penuntut Umum (Jaksa peneliti) melakukan penelitian terhadap berkas perkara tersebut berkas perkara dinyatakan lengkap (P-21) berkas perkara dinyatakan tidak lengkap (P-18) perbaikan berkas perkara sesuai petunjuk maksimal 14 hari (P-19) Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) melakukan penelitian terhadap berkas perkara tersebut Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) menentukan sikap terhadap berkas perkara berkas perkara dinyatakan tidak lengkap (P-18) perbaikan berkas perkara sesuai petunjuk maksimal 14 hari (P-19) petunjuk bahwa berkas perkara harus dipisah Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) kemudian laporan pimpinan kejaksaan

1. Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) berpedoman Keputusan Jaksa Agung RI nomor: KEP-518/A/JA/11/2001 tanggal 1 Nopember 2001 (Kepja 518/2001) tentang perubahan Keputusan Jaksa Agung RI nomor KEP-132/JA/11/1994 tanggal 7 Nopember 1994 tentang Administrasi Perkara Tindak Pidana;

2. Splitsing sepenuhnya wewenang Penuntut Umum (Jaksa Peneliti)

dengan sepengetahuan pimpinan kejaksaan;

3. Splitsing diputuskan sepenuhnya oleh Penuntut Umum (Jaksa

Peneliti) saat P-19 dalam form P-19 yang berisi petunjuk bahwa

82

Mekanisme pemisahan berkas perkara terjadi saat sebelum berkas dinyatakan lengkap atau dapat dikatakan tahapan tersebut disebut prapenuntutan, sebagaimana pada mekanisme tersebut ditandai pada tabel yang berwarna.

Saat Penuntut Umum memberikan petunjuk terhadap berkas perkara untuk dilakukan splitsing dan mengembalikan kepada Penyidik ataupun Penyidik Pembantu, maka splitsing secepatnya dilakukan dengan memperhatikan petunjuk dari Penuntut Umum dan tenggang waktu 14 hari76.

Pada kasus pengeroyokan yang diteliti, mekanisme pemisahan berkas perkara (splitsing) oleh Jaksa Penuntut Umum terdapat perbedaan dari masing-masing berkas, adapun rinciannya sebagai berikut:

1. Mekanisme splitsing putusan Nomor 01/PID.B/2016/PN.SMG

Penuntut Umum memberikan petunjuk kepada Penyidik bahwa berkas perkara harus dipisah. Sebelumnya berkas para terdakwa digabung dengan terdakwa Riris Adi Purwoko dan Abry Yuda Pangestu, sebagaimana pada awalnya hanya enam terdakwa yang ditangkap dan ditahan.

Keenam terdakwa kemudian dipisah menjadi dua berkas, berkas pertama terdiri dari empat terdakwa yakni Bahtiar Samaul Aldi, Puthut Reza Agung Haryono, Riris Adi Purwoko, Abry Yuda Pangestu, dan berkas kedua terdiri dari dua terdakwa yakni Martayuki Saputra dengan Sali Afrija. Penyidik beralasan karena minim saksi, terlebih pada saat

76 Hasil wawancara dengan Sutardi, Jaksa dari Kejaksaan Negeri Semarang pada hari Selasa, tanggal 19 Desember 2017.

83

ditangkap perbuatan tersangka sudah ada dan diakui berdasar dari hasil gelar perkara yang nantinya menambah saksi77.

Pada saat prapenuntutan kepada berkas yang terdiri empat terdakwa, Penyidik menyerahkan kepada Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) untuk kemudian diteliti apakah berkas telah lengkap atau masih kurang lengkap sebagaimana sesuai dengan Pasal 110 ayat (1) dan (2) KUHAP. Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) kemudian menyatakan berkas kurang lengkap (P-18), lalu mengembalikan berkas kepada Penyidik disertai petunjuk (P-19). Petunjuk yang diberikan ialah supaya berkas yang terdiri dari empat terdakwa dipisah lagi menjadi masing-masing dua terdakwa yang nantinya menjadi dua berkas, guna keperluan kesaksian di persidangan nantinya, sebagaimana menjadi saksi untuk perkara terdakwa lain78.

Setelah Penyidik melengkapi berkas perkara dengan memisah empat terdakwa yang membuat berkas hanya berisi dua terdakwa yakni Bahtiar Samaul Aldi dengan Puthut Reza Agung Haryono dan menyerahkan kembali kepada Penuntut Umum (Jaksa Peneliti), lalu diteliti, kemudian berkas dinyatakan telah lengkap (P-21). Pengembalian berkas kepada Penyidik hanya dilakukan sekali saja dan menyatakan berkas perkara kemudian siap disidangkan.

77 Hasil wawancara dengan Bripka Hidayat Abdullah, Penyidik Pembantu dari Polrestabes Semarang pada hari Senin, tanggal 18 Desember 2017.

78 Hasil wawancara dengan Sutardi, Jaksa dari Kejaksaan Negeri Semarang pada hari Kamis, tanggal 14 Desember 2017.

84

Setelah dinyatakan dinyatakan P-21, tahapan selanjutnya Penyidik menyerahkan para terdakwa kepada Penuntut Umum. Dengan diterimanya para terdakwa oleh Penuntut Umum, maka wewenang telah berpindah ke pihak Penuntut Umum. Kemudian dibuatlah surat dakwaan sebagaimana para terdakwa didakwa dakwaan tunggal dengan ancaman pidana dalam Pasal 170 ayat (2) ke-1 KUHP. Sampailah pada tahapan penuntutan, dimana para terdakwa dituntut dengan pidana penjara selama satu tahun dengan dikurangi selama para terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah para terdakwa tetap ditahan. Vonis hakim menjatuhkan pidana penjara selama enam bulan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani terdakwa I dan II dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan, menetapkan para terdakwa tetap berada dalam tahanan dan membaya biaya perkara masing-masing sejumlah Rp 2.000,.

2. Mekanisme splitsing putusan Nomor 03/PID.B/2016/PN.SMG

Mekanisme yang dilakukan Penuntut Umum saat memisah berkas para terdakwa, sama dengan terdakwa Bahtiar Samaul Aldi dengan Puthut Reza Agung Haryono, yakni dengan memberikan petunjuk kepada Penyidik bahwa berkas perkara harus dipisah demi kepentingan penuntutan. Bahwa dengan ditangkap dan ditahannya secara bersamaan terdakwa Bahtiar Samaul Aldi, Puthtut Reza Agung Haryono, Riris Adi Purwoko, Abry Yuda Pangestu, Martayuki Saputra dan Sali Afrija oleh polisi, maka Penyidik kemudian memisah berkas menjadi dua dengan rincian dua terdakwa berkas terpisah dan empat terdakwa berkas terpisah.

85

Penyidik beralasan karena minim saksi, terlebih pada saat ditangkap perbuatan tersangka sudah ada dan diakui berdasar dari hasil gelaar perkara yang nantinya menambah saksi79.

Para terdakwa oleh Penyidik digabungkan bersama terdakwa Bahtiar Samaul Aldi dengan Puthut Reza Agung Haryono. Selanjutnya berkas diserahkan kepada Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) sebagaimana sesuai Pasal 110 ayat (1) dan (2) KUHAP. Kemudian berkas para terdakwa dikembalikan ke Penyidik disertai dengan petunjuk (P-19), bahwasanya berkas tersebut harus dipisah lagi agar hanya menyisakan masing-masing dua terdakwa yang nantinya memudahkan penuntutan Penuntut Umum saat persidangan80.

Penyidik kemudian memisah berkas berdasarkan petunjuk Penuntut Umum dan diserahkan kembali yang oleh Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) langsung dinyatakan berkas telah lengkap (P-21). Pengembalian berkas kepada Penyidik hanya dilakukan sekali saja. Kemudian Penyidik menyerahkan tersangka dan barang bukti yang menandakan bahwa wewenang telah berpindah ke Penuntut Umum (Jaksa Peneliti).

Dari segi kepentingan penuntutan, Penuntut Umum kemudian membuat surat dakwaan terhadap para terdakwa. Terdakwa didakwa dengan dakwaan tunggal dengan ancaman dalam Pasal 170 ayat (2) ke-1 KUHP. Sampailah Penuntut Umum membuat requisitoir para terdakwa

79 Hasil wawancara dengan Bripka Hidayat Abdullah, Penyidik Pembantu dari Polrestabes Semarang pada hari Senin, tanggal 18 Desember 2017.

80 Hasil wawancara dengan Sutardi, Jaksa dari Kejaksaan Negeri Semarang pada hari Kamis, tanggal 14 Desember 2017.

86

dengan tuntutan pidana penjara selama satu tahun dengan dikurangi selama para terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah para terdakwa tetap ditahan. Vonis Hakim menjatuhkan pidana penjara selama enam bulan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani terdakwa I dan II dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan, menetapkan para terdakwa tetap ditahan dan membayar biaya perkara masing-masing sejumlah Rp 2.000,.

3. Mekanisme splitsing putusan Nomor 04/PID.B/2016/PN.SMG

Berkas terdakwa sangatlah unik, sebagaimana melihat mekanisme pemisahan berkas tersebut. Mekanisme memisah berkas terdakwa didasarkan pada keterangan terdakwa lain yang kemudian berkembang merujuk pada ditangkap dan ditahannya terdakwa M. Dekron. Hal ini mengakibatkan diproses belakangan dan tidak dapat dijadikan satu berkas81.

Pada awal proses hukum kasus tindak pidana pengeroyokan di Jalan Setiabudi Semarang hanyalah enam terdakwa yang ditangkap (Bahtiar Samaul Aldi, Puthut Reza Agung Haryono, Riris Adi Purwoko, Abry Yuda Pangestu, Martayuki Saputra dan Sali Afrija) dibuktikan oleh persamaan ditahan dalam rutan sejak tanggal 23 Oktober 2015. Kemudian dibutuhkan waktu untuk menangkap terdakwa Okta Ardi Hartanto yang masuk dalam daftar pencarian orang kepolisian, dan pada tanggal 17

81 Hasil wawancara dengan Sutardi, Jaksa dari Kejaksaan Negeri Semarang pada hari Kamis, tanggal 14 Desember 2017.

87

November 2015 akhirnya ditahan. Ditangkap dan ditahannya terdakwa Okta Ardi Hartanto menghasilkan keterangan bahwa ada tersangka baru untuk kasus tindak pidana pengeroyokan tersebut. Perkembangan yang diperoleh merujuk pada terdakwa M. Dekron82.

Penyidik kemudian menangkap dan menahan terdakwa M. Dekron pada tanggal 1 Desember 2015 dalam rutan. Kemudian ditahannya tersangka terakhir tersebut, Penyidik melakukan penyidikan dan sampailah pemberkasan. Saat penyerahan berkas untuk dilakukan penelitian, Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) menyatakan berkas tidak lengkap 18) dan dikembalikan kepada Penyidik disertai petunjuk (P-19) bahwa harus ditambah dengan pasal penganiayaan yang mengakibatkan luka-luka, karena perbuatan terdakwa ada yang berbeda dengan perbuatan terdakwa lainnya83.

Penyidik memperbaiki berkas perkara berdasarkan petunjuk Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) dengan menambahkan pasal penganiayaan yang menyebabkan luka-luka, kemudian Penyidik menyerahkan kembali kepada Penuntut Umum (Jaksa Peneliti), sebagaimana berkas langsung dinyatakan lengkap (P-21). Selanjutnya Penyidik menyerahkan tersangka dan barang bukti kepada Penuntut Umum (Jaksa Peneliti).

82 Hasil wawancara dengan Bripka Haryadi, Penyidik Pembantu dari Polrestabes Semarang pada hari Senin, tanggal 18 Desember 2017.

83 Hasil wawancara dengan Sutardi, Jaksa dari Kejaksaan Negeri Semarang pada hari Kamis, tanggal 14 Desember 2017.

88

Pelimpahan tahap dua telah dilakukan, maka tahap selanjutnya Penuntut Umum membuat surat dakwaan. Terdakwa didakwa dengan dakwaan alternatif dengan ancaman pidana dalam Pasal 170 ayat (2) ke-1 KUHP atau Pasal 351 ayat (2) KUHAP. Kemudian pada tahap penuntutan, terdakwa dituntut dengan Pasal 170 ayat (2) ke-1 KUHP pidana penjara selama satu tahun dengan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah terdakwa tetap ditahan. Vonis Hakim pidana penjara selama enam bulan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan, menetapkan terdakwa tetap ditahan dan membayar biaya perkara masing-masing sejumlah Rp 2.000,.

4. Mekanisme splitsing putusan Nomor 05/PID.B/2016/PN.SMG

Mekanisme pemisahan berkas perkara para terdakwa telah memenuhi tahapan administrasi perkara tindak pidana umum dan juga mempertimbangkan dasar Penuntut Umum memisah berkas tersebut. Berkas para terdakwa saat proses, bersamaan dengan berkas terdakwa lain (Bahtiar Samaul Aldi dengan Puthut Reza Agung Haryono dan Riris Adi Purwoko dengan Abry Yuda Pangestu) sebagaimana ditangkap dan ditahan dalam rutan secara bersamaan pada tanggal 23 Oktober 201584.

Terhadap berkas para terdakwa, sejak tingkat penyidikan telah dipisah seyogyanya sesuai isi nama terdakwa. Sampai penyerahan dan

84 Hasil wawancara dengan Iptu Agus Triyono, Penyidik dari Polrestabes Semarang pada hari Senin, tanggal 18 Desember 2017.

89

penelitian berkas oleh Penuntut Umum (Jaksa Peneliti), tidak dilakukannya P-18 & P-19 kepada Penyidik. Berkas dinyatakan lengkap langsung (P-21)85. Penyidik langsung menyerahan tersangka dan barang bukti yang menandakan dilimpahkannya tahap dua.

Setelah dilimpahkan tahap dua maka wewenang telah berpindah ke Penuntut Umum, yang selanjutnya membuat surat dakwaan untuk para terdakwa. Didakwa dengan dakwaan tunggal dengan ancaman pidana dalam Pasal 170 ayat (2) ke-1 KUHP. Para terdakwa kemudian saat penuntutan dituntut dengan pidana penjara selama sepuluh bulan dengan perintah terdakwa tetap ditahan. Vonis hakim menjatuhkan pidana penjara selama lima bulan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani terdakwa I dan II dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan, menetapkan para terdakwa tetap ditahan dan membayar biaya perkara masing-masing sejumlah Rp 2.000,.

5. Mekanisme splitsing putusan Nomor 06/PID.B/2016/PN.SMG

Berkas perkara terdakwa dipisah sejak ditingkat penyidikan. Melihat fakta bahwa terdakwa berbeda penangkapan dan penahannya dengan tujuh terdakwa lainnya akibat masuk dalam daftar pencarian orang, maka Penyidik memisah berkas terdakwa yang oleh Penuntut Umum (Jaksa Peneliti) tidak dipermasalahkan. Berkas terdakwa langsung dinyatakan lengkap (P-21)86. Penuntut Umum mempertimbangkan aspek

85 Hasil wawancara dengan Andi Irawan Haqiqi, Jaksa dari Kejaksaan Negeri Semarang pada hari Kamis, tanggal 14 Desember 2017.

86 Hasil wawancara dengan Andita Rizkianto, Jaksa dari Kejaksaan Negeri Semarang pada hari Kamis, tanggal 14 Desember 2017.

90

keadilan karena berkas perkara terdakwa yang lain sudah berproses terlebih dahulu.

Penyidik langsung menyerahkan tersangka dan barang bukti kepada Penuntut Umum yang selanjutnya wewenang telah berpindah. Surat dakwaan dibuat terhadap terdakwa, yang didakwa dengan dakwaan tunggal dengan ancaman pidana dalam Pasal 170 ayat (2) ke-1 KUHP87. Pada tahapan penuntutan, terdakwa dituntut Pasal 170 ayat (2) ke-1 KUHP pidana penjara selama enam bulan dikurangkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa. Vonis Hakim menjatuhkan pidana penjara selama enam bulan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhka, menetapkan terdakwa tetap ditahan dan membayar biaya perkara masing-masing sejumlah Rp 2.000,.

Adapun keseluruhan mekanisme pemisahan berkas perkara

(splitsing) yang dilakukan oleh Penuntut Umum terhadap kasus

pengeroyokan ditinjau dari segi kepentingan penuntutan adalah untuk mempermudah pembuktian terkait perkara yang displit dalam nantinya proses persidangan, sebagaimana dari delapan terdakwa dipisah menjadi lima berkas perkara. Bahwa selain itu mekanisme splitsing juga merupakan langkah represif dalam rangka penegakan hukum sesuai dengan hukum acara, sebagaimana fungsi hukum acara pidana untuk

87 Hasil wawancara dengan Bripka Haryadi, Penyidik Pembantu dari Polrestabes Semarang pada hari Senin, tanggal 18 Desember 2017.

91

membatasi kekuasaan Negara dalam bertindak serta melaksanakan hukum pidana materiil serta untuk melindungi untuk para terdakwa dari tindakan sewenang-wenang aparat penegak hukum.

Dokumen terkait