MEKANISME PEMUTIHAN GIGI
5.1 Mekanisme pemutihan gigi dengan bahan golongan peroksida
Pewarnaan ekstrinsik disebabkan oleh penimbunan materi yang bersifat kromogen yaitu dapat diubah menjadi pigmen atau pewarna sehingga memberikan warna pada permukaan gigi. Protein saliva yang terikat pada gigi melalui ikatan kalsium membentuk pelikel. Pelikel merupakan suatu lapisan organik yang akan terbentuk dalam beberapa menit setelah permukaan gigi yang bersih berkontak dengan saliva. Pembentukan pelikel pada dasarnya merupakan proses perlekatan protein saliva yaitu proline-rich proteins
(PRPs) dan glikoprotein pada permukaan gigi. PRPs terdapat banyak di dalam saliva cair
yang disekresikan dari kelenjar parotis dan glikoprotein banyak di dalam saliva kental yang disekresi dari kelenjar sublingual. Pembentukan pelikel dapat dilihat seperti pada gambar 10.6,8,15
Gambar 10 : Pembentukan pelikel.15
a) Pelikel dibentuk oleh protein saliva dan produk bakteri seperti
glucans melalui ikatan kalsium pada permukaan gigi. b) Permukaan
Pada tahap awal pewarnaan, kromogen berikatan dengan pelikel melalui ikatan hidrogen. Pada tahap ini pewarnaan dapat dihilangkan dengan cara menyikat gigi. Paparan kromogen yang terus menerus menyebabkan ikatan hidrogen pada permukaan luar gigi semakin kuat sehingga warna gigi semakin gelap dan tidak dapat dihilangkan dengan hanya menyikat gigi. Perawatan pemutihan gigi pada tahap ini dapat memberikan hasil yang lebih optimal dan memuaskan.8
Reaksi oksidasi-reduksi yang terjadi selama proses pemutihan gigi dikenal sebagai reaksi redoks. Dalam reaksi redoks, oksidator seperti hidrogen peroksida mempunyai radikal bebas dengan elektron yang tidak berpasangan, dimana elektron ini akan dilepaskan dan diterima oleh reduktor. Dengan adanya pertukaran elektron ini seperti pada gambar 11, maka proses oksidasi terjadi dan gigi akan mengalami pemutihan.11,13
5.1.1 Mekanisme dari hidrogen peroksida
Pada proses pemutihan gigi, hidrogen peroksida berdifusi melalui prisma email dan bereaksi dengan komponen organik yang berada pada struktur gigi sehingga terjadinya reduksi warna. Hidrogen peroksida berfungsi sebagai oksidator kuat yang dapat menghasilkan radikal bebas yang sangat reaktif yaitu O (active oxygen) dan HO2 (perhydroxil). Senyawa tersebut mampu merusak molekul-molekul zat warna satu atau lebih ikatan rangkap dalam ikatan konjugasi dengan mengoksidasi ikatan konjugasi tersebut sehingga warna menjadi netral dan memberikan efek pemutihan.11,13,15
Active oxygen merupakan radikal bebas lemah yang lebih banyak dihasilkan dibandingkan HO2 yang merupakan radikal bebas kuat. Radikal bebas yang dihasilkan ini tidak mempunyai pasangan, bersifat elektrofilik dan sangat tidak stabil. Elektrofilik berarti hanya memiliki suatu elektron pada susunan kimianya dan berusaha mendapatkan kestabilan. Radikal bebas ini dapat berikatan hampir dengan semua komponen organik untuk menstabilkan elektronnya dan menghasilkan radikal bebas lainnya. Hidrogen peroksida dalam bentuk cairan murni merupakan asam lemah dan untuk mendorong lebih banyak radikal bebas kuat yaitu HO2 terbentuk, maka bahan ini harus dibuat basa pada pH optimum 9,5 – 10,8.3,13,15
Setelah terbentuk HO2 dalam jumlah yang besar maka radikal bebas ini akan bereaksi dengan ikatan ganda dari cincin karbon yang terpigmentasi. Oxygen active (O) akan tertarik kepada daerah yang kaya dengan ikatan ganda, sehingga menghasilkan konjugasi elektron serta memutuskan ikatan tersebut menjadi ikatan yang lebih sederhana dan menyebabkan terjadi perubahan berat molekul komponen organik gigi. Dengan terbentuknya molekul yang lebih kecil maka semakin sedikit gelombang cahaya spesifik
penyebab diskolorisasi. Hal ini menyebabkan berkurangnya pigmen yang mengabsorpsi cahaya sehingga secara visual tampak perubahan warna gigi menjadi lebih cerah. Proses ini terjadi apabila oksidator (hidrogen peroksida) bereaksi dengan komponen organik yang terletak di celah kristal di dalam struktur email. Proses pemutihan akan terjadi apabila pada bahan peroksida dilakukan perubahan pH, suhu dan cahaya.12,13,15
Plak dan kalkulus pada gigi harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan perawatan pemutihan gigi. Adanya plak gigi akan berpotensi mengurangi aktivitas hidrogen peroksida. Plak adalah deposit lunak yang membentuk biofilm yang menumpuk ke permukaan gigi seperti terlihat pada gambar 12.17
Gambar 12 : Lapisan plak dan pelikel 17
Dengan mikroskop elektron, lapisan pelikel tampak antara plak dan email gigi. Plak dapat menghalangi proses difusi bahan pemutih ke dalam email.
Biasanya kalkulus terdiri dari plak bakteri yang telah mengalami mineralisasi. Pada tahap awal pembentukan plak, permukaan gigi akan dibalut oleh pelikel glikoprotein yang berasal dari saliva, produk bakteri dan debris. Pelikel ini akan berfungsi sebagai penghalang protektif dan substrat pelekatan bakteri. Dalam waktu beberapa jam, bakteri akan dijumpai pada pelikel bakteri dan proses kolonisasi sekunder terjadi dengan mikroorganisme yang tidak turut sebagai pengkoloni awal akan melekat ke sel bakteri
yang telah berada dalam massa plak. Oleh karena itu, profilaksis harus dilakukan terlebih dahulu agar tidak menghalang proses pemutihan terjadi dengan baik.17
5.1.2 Mekanisme dari karbamid peroksida
Karbamid peroksida merupakan turunan dari hidrogen peroksida dengan komposisi sepertiga hidrogen peroksida dari konsentrasi karbamid peroksida. Karbamid peroksida akan terurai menjadi hidrogen peroksida dan urea di dalam prisma email. Awalnya, karbamid peroksida akan terpecah menjadi hidrogen peroksida, kemudian akan melakukan reaksi dengan mekanisme hidrogen peroksida seperti di atas. Urea dalam karbamid peroksida akan menstabilkan hidrogen peroksida yang terurai. Adanya kontak yang lama dari bahan pemutih ini pada gigi akan memberikan reaksi pemutihan yang lebih sempurna. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya ikatan konjugasi yang dirusak ketika radikal bebas bereaksi dengan molekul zat warna.13,16,19
5.2 Keuntungan penggunaan bahan pemutih gigi peroksida
Keuntungan penggunaan bahan pemutih gigi peroksida dengan teknik perawatan
home bleaching adalah jumlah kunjungan yang singkat dan perlengkapan yang
diperlukan sederhana. Teknik home bleaching juga sangat terkenal saat ini karena biaya perawatan relatif rendah. Penggunaan bahan pemutih gigi berkonsentrasi rendah juga menjadikan teknik ini aman dipakai. Misalnya penggunaan bahan karbamid peroksida 10% lebih sedikit mengiritasi gingiva dan jaringan lunak sekitar.14
Pada teknik in office yang mempergunakan bahan pemutih hidrogen peroksida 30% sampai 35% dapat memberikan hasil pemutihan gigi yang lebih cerah dengan cepat
yaitu hanya dengan 1-2 kali kunjungan. Kepuasan pasien juga dapat diperoleh karena perawatan ini dikontrol langsung oleh dokter gigi.14,16
Teknik perawatan pemutihan gigi yang lain seperti penggunaan bahan pemutih gigi berbahan dasar peroksida dengan konsentrasi rendah pada OTC juga digemari masyarakat karena bahan pemutih ini banyak dijumpai dan terdapat secara bebas di pasaran. Cara penggunaan bahan ini ringkas dan mudah diaplikasikan sendiri oleh konsumen di rumah.14,18
5.3 Kerugian penggunaan bahan pemutih gigi peroksida
Penggunaan bahan pemutih gigi golongan peroksida harus dilakukan dengan berhati–hati serta mempertimbangkan efek sampingnya terutama bila digunakan dalam jangka waktu yang lama karena bahan tersebut merupakan senyawa radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh.13
Kerugian pertama penggunaan bahan pemutih peroksida adalah efek buruk terhadap jaringan keras gigi dan pulpa. Hidrogen peroksida yang bersifat asam memiliki potensi yang berpengaruh terhadap jaringan keras gigi. Beberapa penelitian menyatakan perubahan morfologi email tergantung pada konsentrasi yang bervariasi. Penelitian in
vitro yang menguji bahan pemutih hidrogen peroksida 6% terhadap email menyatakan
bahwa pengikisan email akibat penggunaan bahan tersebut masih dapat diterima secara klinis. Akan tetapi, penggunaan bahan ini dalam konsentrasi yang tinggi misalnya 30% dapat mengurangkan kekerasan email dengan menurunkan rasio kalsium dan fosfat di email sehingga menyebabkan terjadinya demineralisasi. Karbamid peroksida 10% menurunkan kekuatan mikrodentin tetapi dapat meningkat kembali setelah 14 hari akibat
remineralisasi saliva. Hidrogen peroksida juga dapat menyebabkan sensitivitas pada pulpa. Pengamatan secara klinis terhadap bahan pemutih peroksida memperlihatkan tingkat yang bervariasi dalam sensitivitas gigi yang timbul setelah 24-48 jam sejak proses pemutihan dilakukan.14,19
Kerugian kedua adalah terhadap restorasi misalnya restorasi amalgam, semen glass ionomer dan resin komposit yang dilakukan pada gigi. Pada restorasi amalgam, berdasarkan penelitian menunjukkan pemakaian bahan pemutih hidrogen peroksida 10% dan karbamid peroksida 10% dalam jangka panjang dapat menimbulkan pelepasan merkuri sehingga menyebabkan perubahan mikrostruktur permukaan amalgam yang dapat menyebabkan pasien terpapar merkuri. Pada restorasi semen glass ionomer, hidrogen peroksida juga dapat mempengaruhi proses pengerasan glass ionomer. Penelitian terhadap glass ionomer yang diaplikasikan pada dentin yang sebelumnya telah diberikan hidrogen peroksida selama 30-60 menit memperlihatkan penurunan kekuatan ikatan antara semen dan dentin. Pada restorasi resin komposit, karbamid peroksida menurunkan kekuatan ikatan antara bahan resin komposit dengan email dan dentin. Ini terjadi karena adanya sisa peroksida di dalam dentin dan email yang dapat menghambat polimerisasi resin komposit. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, restorasi dianjurkan untuk ditunda selama dua minggu setelah proses pemutihan gigi dilakukan. Pemberian sodium askorbat sebagai anti oksidan pada gigi yang diputihkan sebelum dilakukan restorasi komposit dapat mengurangkan sisa peroksida sehingga restorasi resin dapat dilakukan dengan lebih cepat. 13,20
Kerugian ketiga adalah terhadap jaringan lunak atau mukosa. Pemakaian bahan pemutih gigi yang ceroboh dapat memberikan efek buruk pada mukosa. Hal ini karena
bahan peroksida bersifat asam dan dapat menyebabkan peradangan kronis pada mukosa rongga mulut. Oleh karena itu, bahan pemutih ini dengan konsentrasi yang tinggi harus dilakukan oleh dokter gigi dengan hati-hati.13,14,20
5.4 Prognosis penggunaan bahan pemutih peroksida
Faktor yang mempengaruhi prognosis pemutihan gigi diantaranya bahan yang digunakan, konsentrasi bahan pemutih yang digunakan, lama pemakaian, adanya cahaya dan kenaikan suhu. Faktor lain yang mempengaruhi adalah tipe pewarnaan dan warna gigi awal. Pemakaian bahan dengan konsentrasi tinggi misalnya hidrogen peroksida 35% akan memberikan hasil yang lebih memuaskan dalam jangka waktu yang singkat. Peningkatan suhu sebanyak 10oC akan mempercepat reaksi oksidasi dua kali lebih tinggi dan semakin lama bahan berkontak dengan permukaan gigi maka semakin besar perubahan warna yang terjadi.11,17,21
BAB 6