• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pengawasan Dewan Pengawas Syariah Terhadap PT Alami Fintek Sharia

BAB III : GAMBARAN UMUM

GAMBARAN UMUM TENTANG FINTEK SYARIAH DI INDONESIA DAN ALAMI FINTEK SHARIA

B. Mekanisme Pengawasan Dewan Pengawas Syariah Terhadap PT Alami Fintek Sharia

Mekanisme pada dasarnya merupakan sebuah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani yaitu kata mechane (yang artinya sebuah instrumen, perangkat beban, peralatan, perangkat) dan kata mechos (yang artinya sebuah metode, sarana, dan teknis menjalankan suatu fungsi).

Mekanisme juga dapat diartikan sebagai sebuah teori mengenai gejala yang dapat dijelaskan dengan menggunakan prinsip-prinsip yang bisa dipakai untuk menjelaskan sistem kerja mesin-mesin tanpa menggunakan bantuan inteligensi sebagai sebuah sebab ataupun prinsip kerja.

Dalam konsideran Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomer KMA/080/SK/VII/2006 disebutkan bahwa pengawasan merupakan salah satu fungsi pokok manajemen untuk menjaga dan mengendalikan agar tugas-tugas yang dilaksanakan harus dapat tercapai sesuai dengan rencana dan aturan yang berlaku, maka terbitlah keputusan tersebut agar menjadi pedoman pelaksanaan di lingkungan peradilan11. Lahirnya Pedoman Pelaksanaan Pengawasan tersebut untuk:

10 Wawancara Langsung dengan Muhammad Nizar, Head Of Produk PT.Alami Fintek Sharia pada 20 Januari 2020.

11 Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomer KMA/080/SK/VII/2006

administrasi peradilan, dan pelaksanaan tugas umum peradilan telah sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Memperoleh umpan balik kebijaksanaan, perencanaan dan pelaksanaan tugas-tugas peradilan.

c. Mencegah terjadinya penyimpangan, mal administrasi, dan ketidakefisienan penyelenggara peradilan.

Menurut ketentuan Pasal 109 Undang-undang Nomor.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas menjelaskan terkait posisi keberadaan Dewan Pengawas Syariah terhadap Perusahaan yang menjalankan kegiantannya dengan prinsip-prinsip syariah.

Dewan Pengawas Syariah di Perusahaan Teknologi Finansial Syariah khususnya pada PT. Alami Fintek Sharia adalah suatu keharusan dalam rangka memenuhi peraturan bahwa setiap perusahaan atau lembaga yang menjalankan usahanya dengan prinsip syariah wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah. Di PT Alami Fintek Sharia memiliki Tiga orang Dewan Pengawas Syariah yang bertugas untuk memastikan sebuah produk yang dikeluarkan berdasarkan prinsi-prinsip syariah dan DPS wajib mematuhi setiap fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI sebagai acuan pengawasannya.12

Dalam kaitannya dengan Peraturan yang mengatur tentang keberadaan Dewan Pengawas Syariah (DPS) pada perusahaan fintek syariah belum secara tegas ada, namun dalam hal memenuhi keberadan dan mekanisme kerjanya Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah serta peraturan-peraturan terkait dapat dijadikan landasan hukum bagi perusahaan yang berbadan hukum PT yang menjalakannya berdasarkan prinsip-prinsip syariah diharuskan memiliki Dewan Pengawas Syariah sehingga perusahaan fintek masuk kedalam kriteria tersebut.

Ide baru yang timbul terkait dengan produk-produk pada fintek syariah, baik itu timbul dari dewan syariah, komisaris, direktur, maupun dari masyarakat pada umumnya, harus melalui musyawarah dengan pengawas syariah untuk dijadikan fatwa sebagai acuan dan landasan pruduk tersebut digunakan.

12 Wawancara Langsung dengan Ustad Sirril Wafa, Dewan Pengawas Syariah di PT.Alami Fintek Sharia Pada 6 Desember 2019

57

1. Mekanisme Pengawasan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Terhadap Fintek Shariah Dewan Pengawas Syariah adalah institusi yang memiliki sifat Independen yang tugasnya ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) pada perusahaan yang menggunakan prinsip syariah dan lembaga keuangan syariah. Dalam hal ini DPS bertugas untuk memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan lembaga yang diawasinya agar sesuai dengan prinsip syariah.

Keberadaan Dewan Pengawas Syariah secara aspek legal di lindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada pasal 109 yang membahas terkait posisi DPS pada Perseroan.

a. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah selain mempunyai Dewan Komisaris wajib juga mempunyai Dewan Pengawas Syariah b. Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas seorang

ahli syariah atau lebih yang diangakat oleh RUPS atas rekomendasi Majelis Ulama Indonesia.

Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas memberikan nasehat dan sarat kepada direksi serta mengawasi kegiatan perseroan agar sesuai dengan prinsip syariah. 13

Sedangkan dalam Undang-undang Perbankan Syariah Dewan Pengawas Syariah dijelaskan posisi Dewan Pengawas Syariah dalam Pasal 23 antara lain adalah:

a. Dewan Pengawas Syariah wajib dibentuk di bank syartiah dan bank umum memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan prinsip syariah.

d. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan Bank Indonesia.14

13 Undang-undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

14 Undang-Undang Republik Indonesia No.21 tahun 2008 Tengtang Perbankan Syariah

ayat (1) dan (2).

Peraturan tersebut menyebutkan tentang mekanisme dan tugas serta wewenang yang dibebankan kepada sorang Dewan Pengawas Syariah untuk melaksanakan pengawasannya adalah:

a. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman oprasional dan produk yang dikeluarkan Bank.

b. Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank.

c. Meminta fatwa kepad Dewan Syariah Nasional untuk produk baru Bank yang belum memiliki fatwa.

d. Melakukan riview secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan pengaturan mengkaji jasa dan produk baru yang belum ada fatwanya untuk dimintakan fatwa kepada DSN-MUI.

e. Menyampaikan laporan hasil pengawasan syariah sekurang-kurangnya setiap enam bulan kepada direksi, komisaris. DSN, Bank Indonesia.

3. Mekanisme Pengawasan DPS Berdasarkan Kebijakan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

Pada tahun 1999 Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan surat keputusan No.754/MUI/II/1999 Tentang Dewan Syariah Nasional (DSN) yang memiliki tugas membawahai seluruh Dewan Pengawas Syariah (DPS)15.

Keberadaan ulama dalam struktur kepengurusan lembaga keuangan merupakan suatu keunikan tersendiri bagi lembaga keuangan syariah, para ulama yang memiliki kompetensi ilmu hukum syariah memiliki fungsi dan peranan besar dalam penetapan dan pengawasan pelaksanaan prinsip-prinsip syariah dalam lemabaga keuangan.

Kewenangan ulama dalam menetapkan dan mengawasi pelaksanaan hukum lembaga keungan syariah berada dibawah jalur kordinasi Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

Sejalan dengan perkembangan lembaga-lemnbaga keuangan syariah, ulama semakin harus tertuntut untuk turut serta dalam memberikan masukan untuk kemajuan

15 Sofiyah, Analisis Efektifitas Keputusan DSN-MUI No.3 Tahun 2000 Berkaitan Dengan dewan Pengawas Syariah di Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) Studi Kasus BMT Bima Magelang, Volume 3 Nomor 1 , Juli 2012

59

lembaga tersebut. Majlis Ulama Indonesia (MUI) membentuk Dewan Syariah Nasional yang dianggap sebagai langkah efisien untuk merekomendasikan ulama dalam dalam menanggapi isu-isu yang berhubungan dengan masalah ekonomi ataupun keuangan.16 Keberadaannya Ulama dalam struktural kepengurusan lembaga keuangan syariah dan perusahaan yang menjalankannya sesuai dengan prinsip syariah merupakan suatu keunikan tersendiri dengan lembaga-lembaga konvensional. Para ulama yang memiliki kompetensi di bidang hukum syariah memiliki fungsi serta peran tersendiri yang begitu besar dalam penetapan dan pengawasan pelaksanaan prinsip-prinsip syariah dalam lembaga tertentu.

Dalam hal ini merujuk kepada surat Keputusan Dewan Syariah Nasional (DSN) No.3 Tahun 2003, bahwa Dewan Pengawas Syariah (DPS) ialah bagian dari lembaga keuangan syariah yang bersangkutan, dan penempatannya dilakukan atas persetujuan Dewan Syariah Nasional sebagai lembaga yang berwenang atas Dewan Pengawas Syariah. Di samping itu Dewan Pengawas Syariah adalah suatu badan yang bertugas mengawasi pelaksanaan keputusan DSN di lembaga keuangan syariah. 17

Ada beberapa mekanisme kerja terkait Dewan Pengawas Syariah sesuai dengan pedoman DSN di antaranya:

a. Melakukan pengawasan secara periodik pada lembaga keuangan syariah yang berada di bawah pengawasannya.

b. Berkewajiban mengajukan usulan-usulan pengembangan lembaga keungan syariah kepada pimpinan lembaga yang bersangkutan dan kepada Dewan Syariah Nasional.

c. Melaporkan perkembangan produk dan operasional lembaga keuangan yang diawasinya kepada DSN sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun anggaran.

d. Merumuskan permasalahan-permasalahan yang memerlukan pembahasan DSN Dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya, Dewan Pengawas Syariah wajib mengikuti fatwa Dewan Syariah Nasioanal (DSN) yang merupakan otoritas tertinggi dalam hal mengeluarkan fatwa mengenai kesesuaian produk dan jasa dengan ketentuan dan prinsip syariah. Tugas utama Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah sebagai

16 Irwan Misbach, Kedudukan dan Fungsi Dewan Pengawas Syariah Dalam Mengawasi Transaksi Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia.

17 Surat Keputusan Dewan Pengawas Syariah No.3 Tahun 2000 Tentang Dewan Pengawas Syariah

lembaga keuangan syariah dan perusahaan yang berdasarkan prinsip syariah agar tidak menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasioanl (DSN).18

Peran Dewan Pengawas Syariah sangatlah strategis dalam hal penerapan prinsip syariah di Lembaga Keuangan Syariah dan Perusahaan yang menajalankan berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini Dewan Syariah Nasioanal memberikan tugas kepada Dewan Pengawas Syariah untuk:

a. Melakukan pengawasan secara periodik pada lembaga keuangan syariah

b. Mengajukan usul-usul pengembangan lembaga keuangan syariah kepada pimpinan lembaga yang bersangkutan dan kepada Dewan Syariah Nasional (DSN).

c. Melaporkan perkembangan produk dan operasional lembaga keuangan syariah yang diawasinya kepada DSN, sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun anggaran.

d. Merumuskan permasalahan yang memerlukan pembahasan dengan DSN.19

Untuk melakukan pengawasan tersebut, Dewan Pengawas Syariah harus memiliki kualifikasi yang memadai, terkait ilmu fiqih muamalah dan ilmu keuangan modern.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa mekanisme pengawasan dewan pengawas syariah setidaknya setiap enam bulan sekali dewan pengawas syariah menganalisis operasional perusahaan fintek dan menilai kegiatan maupun produk fintek tersebut yang pada akhirnya dewan pengawas syariah dapat memastikan bahwa kegiatan oprasional perusahaan fintek dalam hal ini PT. Alami Fintek Sharia telah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh dewan syariah nasional kemudian menyampaikan hasil pengawasan tersebut kepada direksi, komisaris, dan dewan syariah nasional.

Dalam hasil semiloka ijtima Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia pada mengenai Dewan Pengawas Syariah ke XV Tahun 2019 di Bogor lalu terdapat beberpa rekomendasi-rekomendasi untuk meningkat kualitas dan pemahaman Dewan

18 Wawancara Langsung dengan Ustad Sirril Wafa, Dewan Pengawas Syariah di PT.Alami Fintek Sharia, pada 6 Desember 2019

19 Choirul Anwar, Mekanisme Pengawasan Dewan Pengawas Syariah Dan Bank Indonesia Terhadap Bank Jateng Syariah Di Surakarta

61

Pengawas Syariah terhadap perkembangan teknologi yang terus meningkat khusunya pada sektor lembaga keuangan.

Perkembangan produk layanan keungan syariah berbasis finansial teknologi yang sangat pesat mengahruskan peningkatan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang sebagai mitra otoritas dalam memastikan operasional Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sesuai dengan prinsip syariah melalui cara komunikasi dengan intens. Pemanfaatan teknologi dalam proses pengawasan oleh DPS untuk meningkatkan coverage dan kualitas pengawasan yang berprinsip syariah agar peningkatan kapasitas DPS khusunya terkait dengan produk dan jasa keuangan syariah berbasis teknologi.20

Dalam hal ini Dewan Pengawas Syariah harus memiliki amunisi yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas dan peran pengawasannya antara lain:

a. Komitmen untuk menumbuhkembangkan ekonomi syariah di Indonesia b. Keilmuan kesyariahan yang mumpuni, khususnya fiqih muamalah.

c. Pemahaman atas peraturan perundang-undangan di indonesia, khusunya yang terkait dengan bidang tugasnya.

Kedudukan Dewan Pengawas Syariah dalam berbagai peraturan perundang-undangan adalah sangat kuat sebagai lembaga yang bertugas memberikan nasehat dan saran kepada pengurus dan mengawasi produk usaha LKS, LBS, dan LPS lainnya agar sesuai dengan ketentuan prinsip syariah.

4. Aktifitas Pengawasan Dewan Pengawas Syariah Di PT. Alami Fintek Sharia

Aktifitas Dewan Pengawas Syariah dalam melaksankan pengawasan, wajib mengikuti fatwa Dewan Syariah Nasional yang merupakan otoritas tertinggi dalam mengeluarkan fatwa mengenai kesesuain produk. Tugas utama dewan pengawas syariah adalah mengawasi usaha perusahaan agar tidak menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh DSN.

20 Semiloka Ijtima Sanawi (Anuwal Meeting) DPS XV Tahun 2019

orang-orang yang tunduk dan patuh terhadap prinsip-prinsip syariah. Makna kepatuhan syariah dalam perusahaan syariah secara konsep sesungguhnya ialah penerapan prinsip-prinsip syariah dan sedangkan secara operasional adalah kepatuhan terhadap fatwa dewan syariah nasional, karena fatwa tersebut merupakan perwujudan prinsip dan aturan syariah yang harus ditaati dalam perusahaan syariah di Indonesia. Segala fatwa yang dikeluarkan oleh dewan syariah nasional menjadi acuan kerja bagi dewan pengawas syariah yang mempunyai daya laku dan daya ikat yang kuat dalam penerapan prinsip syariah dan aturan syariah di perusahaan syariah.21

Dewan Pengawas Syariah berkantor satu kali dalam satu bulan di Kantor Pusat Menara Selatan Plaza Kuningan Jl. H.R. Rasunan Said Jakarta Selatan, namun tidak menutup kemungkinan antara anggota DPS selalu mengadakan pertemuan untuk membahas hal-hal yang terjadi sewaktu-waktu jika perusahaan akan membutuhkan fatwa, dan mengfungsikan diri sebagai:22

a. Penasehat dan pemberi saran kepada direksi mengenai hal-hal yang terkait aspek syariah

b. Perwakilan Dewan Syariah Nasional yang ditetapkan pada perusahaan syariah Dewan Syariah Nasional wajib melaporkan kegiatan usaha serta perkembangan persuahaan yang diawasinya kepada DSN sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun.

Namun pada kesepakatan semua pihak antara pimpinan dan Dewan Pengawas Syariah dan karyawan ada kesepakatan untuk diadakannya pertemuan minimal satu kali dalam dua bulan sekali untuk sekedar diskusi terkait fiqih muamalah ataupun perkembangan perusahaan tersebut.23

21 Choirul Anwar, Mekanisme Pengawasan Dewan Pengawas Syariah Dan Bank Indonesia Terhadap Bank Jateng Syariah Di Surakarta

22 Wawancara Langsung dengan Ustad Sirril Wafa, Dewan Pengawas Syariah di PT.Alami Fintek Sharia

23 Wawancara Langsung dengan Ustad Sirril Wafa, Dewan Pengawas Syariah di PT.Alami Fintek Sharia pada 6 Desember 2019

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait