• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pengelolaan Dana Premi Asuransi Takaful Umum

a). Prinsip dan Filosofi

Segala musibah dan bencana yang menimpa manusia merupakan qadha dan qadar Allah. Namun, manusia (umat muslim) wajib berikhtiar memperkecil risiko yang timbul. Salah satu caranya adalah dengan menabung. Tetapi, upaya tersebut seringkali tidak memadai, karena yang harus ditanggung lebih besar dari yang diperkirakan. Asuransi Takaful sebagai asuransi syariah yang bertumpukan pada konsep tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (wa ta’awanu alal birri wat

taqwa) dan memberikan perlindungan (at-ta’min), menjadikan semua peserta Takaful

(pemegang polis asuransi) sebagai keluarga besar (pooling) yang saling menanggung satu sama lain terhadap musibah yang dialami peserta lain.

Sistem ini diatur dengan meniadakan 3 (tiga) unsur yang masih sering dipertanyakan, yaitu ketidakpastian atau penipuan (gharar), untung-untungan (maisir), dan bunga uang (riba). Dalam sistem operasional yang berdasarkan syariah, perusahaan asuransi melakukan kerja sama dengan peserta berdasarkan Prinsip Bagi Hasil (al-mudharabah), yaitu membagi hasil keuntungan operasional kepada seluruh peserta takafuli yang tidak pernah mengajukan klaim atau membatalkan polis.

b). Perusahaan sebagai Pemegang Amanah

Kedudukan perusahaan asuransi syariah dalam transaksi asuransi kerugian, adalah sebagai mudharib (pemegang amanah). Asuransi syariah menginvestasikan dana tabarru’ yang terkumpul dari kontribusi (premi) peserta, kepada instrumen

investasi yang dibenarkan oleh syara’. Mudharib berkewajiban untuk membayarkan klaim, apabila ada salah satu dari peserta mengalami musibah. Juga berkewajiban menjaga dan menjalankan amanah yang diembannya secara adil, transparan, dan profesional. Dalam mengelola dana peserta yang terkumpul dalam perkumpulan dana

tabarru’, mudharib diawasi secara teknis dan operasional oleh komisaris, dan secara syar’i diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS).

c). Mekanisme Pengelolaan Dana

Dalam praktek di beberapa perusahaan asuransi kerugian (syariah) di Indonesia dan Malaysia misalnya Syarikat Takaful Malaysia, dan Asuransi Takaful Umum, Tripakarta cabang Syariah, Bringin Sejahtera cabang Syariah, Binagriah cabang Syariah, Jasindo cabang Syariah.

Mekanisme pengelolaan dana tersebut adalah sebagai berikut.

Setiap premi takaful yang diterima akan dimasukkan ke dalam rekening khusus, yaitu rekening yang diniatkan untuk derma / tabarru’ dan digunakan untuk membayar klaim kepada peserta apabila terjadi musibah atas harta benda atau peserta itu sendiri.133

Menurut Pimpinan Asuransi Takaful Umum Kantor Cabang / Perwakilan Medan, mengenai mekanisme pengelolaan dana premi Asuransi Takaful Umum dilakukan sebagai berikut :

133

Premi takaful akan dikelompokkan ke dalam “kumpulan dana peserta” untuk kemudian diinvestasikan ke dalam pembiayaan-pembiayaan proyek yang dibenarkan secara syariah. Keuntungan investasi yang diperoleh akan dimasukkan ke dalam kumpulan dana peserta untuk kemudian dikurangi “beban asuransi” (klaim, premi asuransi). Apabila terdapat kelebihan sisa akan dibagikan menurut prinsip

mudharabah. Bagian keuntungan milik peserta akan dikembalikan kepada peserta

yang tidak mengalami musibah sesuai dengan penyertaannya. Sedangkan, bagian keuntungan yang diterima perusahaan akan digunakan untuk membiayai operasional perusahaan.134

“Dana dibayarkan peserta, kemudian terjadi akad mudharabah (bagi hasil) antara mudharib (pengelola) dan shohibul mal (peserta). Kumpulan dana tersebut kemudian diinvestasikan secara syariah ke bank syariah maupun ke investasi syariah lainnya, lalu dikurangi biaya-biaya operasional (seperti klaim), reasuransi, komisi broker, dan lain-lain).”135

Selanjutnya surplus (profit) dilakukan bagi hasil antara mudharib (pengelola) dan shohibul mal (peserta) sesuai dengan skim bagi hasil yang telah ditentukan sebelumnya (misalnya 60 : 40). Bagian yang 60 persen untuk mudharib (perusahaan) tadi setelah dikurangi biaya administrasi dan management expenses, sisanya menjadi

profit bagi shareholders. Sedangkan bagian yang lain, yaitu 40 persen menjadi share of surplus for participant (surplus bagi hasil untuk partisipan).136

134

Karjo, AAAIK, Pimpinan Asuransi Takaful Umum Kantor Cabang / Perwakilan Medan, Wawancara, pada tanggal 18 Juni 2009.

135

Karjo, AAAIK, Pimpinan Asuransi Takaful Umum Kantor Cabang / Perwakilan Medan, Wawancara pada tanggal 18 Juni 2009.

136

Karjo, AAAIK, Pimpinan Asuransi Takaful Umum Kantor Cabang / Perwakilan Medan, Wawancara pada tanggal 18 Juni 2009.

Lebih jelas dapat dilihat dari Skema 3: Mekanisme Pengelolaan Dana Premi Asuransi Takaful Umum (General Insurance).137

Sementara itu, ada model lain yang dirumuskan oleh Dewan Pengawas Syariah MAA dan saat ini dipakai di asuransi MAA General Assurance cabang syariah. Yaitu, antara peserta satu sama lain terjadi akad ta’awun (tolong-menolong), yang dimanifestasikan (perwujudan sebagai suatu pernyataan perasaan atau pendapat) dalam bentuk masing-masing mengeluarkan premi dalam bentuk tabarru’. Kemudian kumpulan dana tabarru’ tersebut diserahkan kepada MAA syariah dengan akad

wakalah.138

“Selanjutnya MAA syariah yang mendapat amanah sebagai wakil dari peserta melakukan bisnis dengan pihak lain (seperti : Re Insurance, Co Insurance) melalui

akad tabaduli. Surplus underwriting setelah dikurangi biaya asuransi dan klaim,

kemudian dibagi hasilkan dengan peserta dengan akad mudharabah (misalnya dengan 70:30).”139

Model ini lebih jelas dapat dilihat dari Skema 4: Mekanisme Pengelolaan Dana General Assurance yang dirumuskan Dewan Pengawas Syariah MAA.140

137

Tim Takaful, Takaful Asuransi Islam, dikutip pada tanggal 19 Juli 2009 dari internet, www.yahoo.com.

138

Karjo, AAAIK, Pimpinan Asuransi Takaful Umum Kantor Cabang / Perwakilan Medan, Wawancara pada tanggal 18 Juni 2009.

139

Karjo, AAAIK, Pimpinan Asuransi Takaful Umum Kantor Cabang / Perwakilan Medan, Wawancara pada tanggal 18 Juni 2009.

140

d). Manfaat Asuransi / Takaful (Tolong-menolong)

Manfaat takafuli bagi peserta akan diperoleh apabila terjadi hal-hal berikut: 1. Dapat dirasakan oleh semua peserta yang ditakdirkan Allah mendapat

musibah kerugian, kecelakaan, kebakaran, kehilangan, dan atau musibah lainnya yang di-cover. Pada saat itulah peserta lainnya melalui dana

tabarru’ ikut menanggung risiko melalui sharing of risk.

2. Diperoleh setelah masa kontrak berakhir. Apabila peserta belum pernah mendapat klaim dan tidak membatalkan pertanggungannya, maka akan mendapat bagi hasil bila ada surplus underwriting sebesar skim

mudharabah yang diperjanjikan.

Dalam konteks syariah, sebenarnya manfaat yang paling hakiki yang diperoleh peserta ta’awun asuransi syariah adalah pahala dari Allah, apabila niat yang bersangkutan betul-betul mau ber-takaful atau ber-ta’awun satu sama lain.

Skema 3. Mekanisme Pengelolaan Dana Premi Asuransi Takaful Umum (General Insurance). 60% (contoh) ________________________ 40% (contoh) HUBUNGAN MUDHARABAH PESERTA PERUSAHAAN BIAYA OPERASIONAL PREMI TAKAFUL TOTAL DANA INVESTASI HASIL INVESTASI TOTAL DANA BEBAN ASURANSI SURPLUS OPERASIONAL BAGIAN PESERTA BAGIAN PERUSAHAAN

Skema 4. Mekanisme Pengelolaan Dana General Assurance yang dirumuskan Dewan Pengawas Syariah MAA

TERTANGGUNG PESERTA TABARRU’ PREMI ASURANSI SYARIAH PERUSAHAAN PREMI TERTANGGUNG SURPLUS U/W RE-INSURANCE CO-INSURANCE CLAIM AKAD BAGI HASIL AKAD WAKALAH AKAD TABADULI 30% 70%

Dokumen terkait