• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Pengisian Formulir Surat Setoran Pajak (SSP)

NPWP : diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang dimiliki Wajib Pajak.

Nama NPWP : diisi dengan nama Wajib Pajak.

Alamat WP : diisi sesuai dengan alamat yang tercantum dalam surat keterangan terdaftar.

Catatan : bagi WP yang belum memiliki NPWP

1. Npwp diisi: a. untuk wp berbentuk badan usaha diisi dengan 01.000.000.0- ***.000

b. untuk WP orang pribadi diisi dengan 04.000.000.0-***.000 2. *** diisi dengan nomor kode KPP domisili pembayaan pajak.

Nama dan alamat diisi dengan perlengkapan sesuai dengan kartu tanda penduduk (KTP) atau identitas lain yang sah.

NOP : diisi sesuai dengan nomo objek pajak berdasakan suat pemberitahuan pajak terutang (SPPT) pajak bumu dan bangunan (PBB)

Alamat objek pajak : diisi sesuai dengan alamat tempat objek pajak berada Berdasarkan SSPT

Catatan : diisi hanya pabila terdapat tansaksi yang terkait dengan tanah atau bangunan yaitu transaksi pengalihan hak atas tanah dan bangunan dan kegiatan membangun sendiri.

Kode akun pajak : diisi dengan angka akun pajak sebagaimana dalam lampiran II untuk setiap akun pajak yang akan dibayar atau disetor

Kode jenis setoran : diisi dengan angka dalam kolom ”kode jenis setoran” sebagaimana dalam lampiran II untuk setiap jenis setoran pajak yang akan dibayar atau disetor.

Catatan : kedua kode tersebut harus diisi dengan benar dan lengkap agar kewajiaban perpajakan yang telah dibayar dapat diadminisrtasikan dengan tepat.

27

Uraian pembayaran : diisi sesuai dengan uraian dalam kolom ”jenis setoran” yang berkenaan dengan kode akun pajak dan kode jenis setoran.

Masa pajak : diisi dengan memberi tanda silang pada salah satu kolom masa pajak untuk masa pajak yang dibayar atau disetor. Pembyaran atau penyetoran untuk lebih dari satu masa pajak dilakukan dengan menggunakan satu SSP untuk setiap masa pajak.

Tahun pajak : diisi tahun terutangnya pajak.

Nomo ketetapan : diisi nomor ketetapan yang tercantum pada suat ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT) atau surat tagihan pajak (STP) hanya apabila SSP digunakan untuk membayar atau menyetor pajak yang kurang dibayar/disetor berdasakan surat ketetapan pajak, STP atau putusan lain.

Jumlah pembayaran : diisi dengan angka jumlah pajak yang dibayar atau disetor dalam rupiah penuh. Pembayaran pajak dengan menggunakan mata uang Dollar Amerika Serikat (bagi WP yang diwajibkan melakukan pembayaran pajak dalam mata uang Dolla Amerika Serikat), diisi secaa lengkap sampai dengan sen.

Terbilang : diisi jumlah pajak yang dibayar atau disetor dengan huruf latin dan menggunakan bahasa Indonesia.

Diterima oleh kanto penerima pembayaran : diisi tanggal penerimaan atau setoran aleh kantor penerima pembayaran, tanda tangan, dan nama jelas petugas penerima pembayaran atau setoran, serta cap/ stempel kantor penerima pembayaran.

Wajib pajak/penyetor : diisi tempat dan tanggal pembayaran atau penyetoran, tanda tangan, dan nama jelas wajib pajak/penyetor, serta stempel usaha.

Ruang validasi kantor : diisi nomor transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan Nomor Transaksi Bank (NTB) atau nomor transaksi penerimaan Negara (NTPN) dan nomor transaksi pos (NTP) oleh kantor penerima pembayaran.

TABLE KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETOAN Kode akun pajak 411121 untuk jenis pajak PPh pasal 21

Kode jenis setoran

Jenis setoran keterangan

100 Masa PPh pasal 21 Untuk pembayaran pajak yang masih harus disetor yang tercantum dalam SPT

pembetulan sebelumnya dilakunkan pemeriksaan.

29

skp PPh pasal 21 diterbitkan surat ketetapan pajak PPh pasal 21.

200 Tahun PPh pasal 21 Untuk pembayaran pajak yang masih harus disetor yang tercantum dalam SPT tahunan PPh pasal 21.

300 STP PPh pasal 21 Untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam surat tagihan pajak (STP) PPh pasal 21.

310 SKPKB PPH pasal 21 Untuk pembyaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKB PPh. pasal 21

311 SKPKB PPh final pasal 21 pembayaran sekaligus atas jaminan hari tua, uang tebusan pensiun, dan uang pesangon

Untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKB PPh final pasal 21 pembayaran sekaligus atas jaminan hari tua, uang tebusan pensiun, dan uang pesangon. 320 SKPKBT PPH pasal 21 Untuk pembayaran jumlah yang masih

harus dibayar yang tercantum dalam SKPKBT PPh pasal 21.

321 SKPKB PPh final pasal 21 pembayaran sekaligus atas

Untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam

jaminan hari tua, uang tebusan pensiun, dan uang pesangon

SKPKBT PPh final pasal 21 pembayaran sekaligus atas jaminan hari tua, uang tebusan pensiun dan pesangon. 390 Pembayaran atas suat

keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan, putusan banding, atau putusan peninjauan kembali.

Untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam surat keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan, putusan banding atau putusan peninjauan kembali.

401 PPh final pasal 21

pembayaran sekaligus atas jaminan hari tua, uang tebusan pensiun, dan uang pesangon

Untuk pembayaran PPh final pasal 21 pembayaran sekaligus atas jaminan hari tua, uang tebusan pensiun, dan uang pesangon.

402 PPh final pasal 21 atas honorarium atau imbalan lain yang diterima pejabat negara,PNS,anggota TNI/POLRI dan para pensiunnya.

Untuk pembayaran PPh final pasal 21 atas honorarium atau imbalan lain yang diterima pejabat negara,PNS,anggota TNI/POLRI dan para pensiunnya.

31

pengungkapan ketidakbenaran

masih harus disetor yang tercantum dalam SPT PPh pasal 21 atas pengungkapan ketidakbenaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (3) atau pasal (8) ayat (5) Undang-Undang KUP.

501 PPh pasal 21 atas penghentian penyidikan tindak pidana

Untuk kekurangan pembayaran pajak yang masih harus disetor yang tercantum dalam SPT PPh pasal 21 atas penghentian

penyidikan tindak pidana sebagaimana peng dimaksudkan dalam pasal 44B (2)

Undang-Undang KUP. 510 Sanksi administrasi berupa

denda atau kenaikan atas pengungkapan

ketidakbenaran pengisian SPT PPh pasal 21

Untuk pembayaran sanksi administrasi berupa denda atau kenaikan, atas

pengungkapan ketidak benaran pengisian SPT PPh pasal 21 sebagaiman dimaksudkan dalam pasal 8 ayat (3) atau pasal 8 ayat (5) Undang-Undang KUP.

511 Sanksi denda administrasi berupa denda atas

penghentian penyidikan tindak pidana di bidang

Untuk pembayaran sanksi administrasi berupa denda atau kenaikan, atas

penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaiman

perpajakan. dimaksudkan dalam pasal 44B ayat (2) Undang-Undang KUP.

33 BAB IV PENUTUP A . Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Akuntansi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada pegawai PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2000.

2. Penerapan PPh Pasal 21 telah dilaksanakan dengan baik karena pemotongan utang pajak telah dilakukan langsung terhadap daftar gaji pegawai. Sehingga pembayaran pajak penghasilan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

3. Dalam hal pemungutan pajak, Dalam hal ini PPh pasal 21 pada pada pegawai PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan dipotong langsung oleh Bendaharawan yang ditunjuk untuk melaksanakan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 bagi pegawai.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil dari kesimpulan diatas, disarankan sebagai berikut 1. Hendaknya dilakukan keterbukaan dalam hal gaji dan perhitungan pajak

karyawan, sehingga karyawan dapat memahami hak dan kewajibannya.

2. Perlu adanya peningkatan koordinasi antara Bendaharawan yang ada pada Fakultas Ekonomi dengan Bendaharawan yang ada pada Biro Rektor selaku pihak yang memotong PPh Pasal 21.

3. Perlu diadakannya penyuluhan dan sosialisasi apabila terjadi perubahan ketentuan perundangan perpajakan khususnya Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap wajib pajak.Sehingga para pegawai pada pegawai PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan memiliki kesadaran sendiri untuk memsukseskan gerakan orang bijak taat pajak sebagai tauladan masyarakat

35

Dokumen terkait