• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Akuntansi Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Pada Pegawai Pt Bank Sumut Kantor Pusat Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Informasi Akuntansi Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Pada Pegawai Pt Bank Sumut Kantor Pusat Medan"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA PEGAWAI PT BANK SUMUT

KANTOR PUSAT MEDAN

Oleh :

EINI NOVIA ANGRENI SIREGAR 122102083

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas akhir dengan judul “SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA PEGAWAI PT BANK SUMUT KANTOR PUSAT MEDAN” ini telah selesai dikerjakan. Secara khusus penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda Hasanuddin Siregar dan ibunda tercinta Marlina Hasibuan yang telah berjuang dengan keras memberikan perhatian dan kasih sayangnya yang tiada henti dalam menyelesaikan perkuliahan ini.

Selama dalam tahap pertama hingga penyelesaian tugas akhir ini, penulis telah banyak menerima bantuan moril, spiritual, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapakan rasa teriam kasih yang sebesar-besarnya kepada :

(3)

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku ketua Program Studi D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Drs. Rasdianto, M.si, Ak, selaku pembimbing yang telah bersedia mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini

4. Pimpinan dan seluruh staf PT. Bank SUMUT Kantor Pusat Medan, yang telah banyak membantu penulis untuk memberikan izin dan menyediakan data-data yang diperlukan dalam menyusun Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis mohon maaf jika masih ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahaun bagi kita semua. Amin.

Medan, Juni 2015 Penulis,

122102083

(4)

No Judul Halaman

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bagi setiap perusahaan informasi itu sangatlah penting karena setiap perusahaan membutuhkan informasi sebagai sumber daya bagi kelangsungan hidup perusahaan karena informasi berguna untuk mengarahkan dan memperlancar kegiatan perubahan dalam membentuk pihak manajeman untuk mengambil keputusan dalam mendapatkan informasi yang akurat dan diperlukan kerjasama yang baik antara pihak berkepentingan untuk mengetahui sejauh mana target yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut.

Sistem iformasi akuntansi mengajarkan tentang pengelolaan informasi akuntansi,sejak data direkam dalam dokumen melalui berbagai sistem pembagian kekuasaan dalam organisasi perusahaan,data perusahaan diproses dalam berbagai catatan akuntansi sampai dengan informasi disajikan dalam laporan keuangan. Perencanaan sistem infomasi akuntansi pajak penghasilan (PPh) pasal 21 pada pegawai PT Bank Sumut cabang Medan Iskandar Muda yang melekat dalam sistem pengelolaan informasi tersebut.

(6)

Untuk menunjang kebijaksanaan keuangan tersebut, dilaksanakan pengembangan perangkat fiscal, yaitu perpajakan. Pajak sangat dibutuhkan dalam pembiayaan pembangunan, yaitu dalam penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu, menempatkan perpajakan yang berdasarkan asas keadilan dan pemerataan khususnya pajak langsung sebagai salah satu sumber pemerimaan negara yang merupakan salah satu pendukung yang sangat tepat dalam memecahkan masalah pembiayaan negara.

Pajak Penghasilan Pasal 21merupakan salah satu pajak langsung yang dipungut pemerintah pusat atau merupakan pajak negara yang berasal dari pendapatan rakyat. Dari berbagai jenis pajak penghasilan yang ada, Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan salah satu pajak yang memberikan masukan sangat besar bagi negara. Pajak dapat menggerakkan peran yang sangat besar dalam menghasikan penerimaan dalam negeri yang sangat diperlukan guna mewujudkan kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sistem informasi akuntansi terhadap pajak penghasilan pegawai PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda sangat besar untuk mengetahui gambaran yang sebenarnya mengenai laporan keuangan perusahaan.

(7)

3

1.2 Rumusan Masalah

Agar penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini lebih terarah maka perlu adanya perumusan masalah, adapun rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana mekanisme perhitungan, pemotongan serta pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 pegawai pada PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan? 2. Bagaimana mekanisme penyetoran PPh Pasal 21 pada PT Bank Sumut Kantor

Pusat Medan?

3. Dokumen-dokumen apa yang digunakan dalam sistem administrasi PPh pasal 21 pada pegawai PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penelitian sistem administrasi PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme perhitungan, penyetoran serta pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada pegawai PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan?

2. Untuk mengetahui bagaimanakah mekanisme penyetoran PPh Pasal 21 pada pegawai PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan?

(8)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian bagi penulis dan perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan baru tentang sistem administrasi PPh Pasal 21 pajak pegawai PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda.

2. Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Merupakan tambahan informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa yang akan menyusun tugas akhir yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

3. Bagi Pembuat Tugas Akhir Selanjutnya

Sebagai bahan masukan, khususnya mengenai System Informasi Akuntansi Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Pada Pegawai PT BANK SUMUT Kantor Pusat Medan

1.4 Rencana Penulisan

(9)

5

No Kegiatan

Juni 2014

I II III IV

1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul

3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukan Dosen Pembimbing

5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir

7 Bimbingan Tugas Akhir

8 Penyelesaian Tugas Akhir

1.4.1 Rencana Isi

(10)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,Tujuan & Manfaat Penelitian, dan Rencana penulisan.

BAB II :PT BANK SUMUT KANTOR PUSAT MEDAN

Pada bab ini dijelaskan Sejarah Ringkas, Struktur Organisasi, Job Description,Jaringan Usaha, Kinerja Usaha,Rencana Usaha.

BAB III :SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA PEGAWAI PT BANK KANTOR PUSAT MEDAN

Pada bab ini menjelaskan Pengertian Sistem dan Administrasi, Perngertian Pajak, Fungsi Pajak, dan Asas Pemungutan Pajak,Pengelompokkan Pajak ,Sistem Pemungutan Pajak Mekanisme Perhitungan, Pemotongan Serta Pelapoan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan, Mekanisme Penyetoran.

BAB IV :PENUTUP

(11)

7 BAB 2

PT BANK SUMUT KANTOR PUSAT MEDAN

2.1 Sejarah Ringkas

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU), yang sekarang dikenal dengan nama Bank SUMUT merupakan bank devisa yang berkantor pusat di Jalan Iskandar Muda No. 49 Medan.

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU) didirikan pada tanggal 4 November 1961 dengan Akte Notaris Roesli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT). Sesuai dengan ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sumatera Utara maka pada tahun 1962 bentuk usaha diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan modal dasar pada saat itu sebesar Rp.100 Juta dengan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se Sumatera Utara.

(12)

disingkat PT. Bank Sumut yang berkedudukan dan berkantor pusat di Medan, Jl. Imam Bonjol No. 18 Medan. Perubahan tersebut dituangkan dalam Akte Pendirian Alina Hanum Nasution, S.H., dan telah mendapat pengesahan dari

Laju pertumbuhan Bank Sumut semakian menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan dilihat dari kinerja dan prestasi yang di peroleh dari tahun ke tahun, tercatat total asset Bank Sumut mencapai 10,75 Trilyun pada taun 2009 dan menjadi 12,76 Trilyun pada tahun 2010. Didukung semangat menjadi Bank Profesional dan tangguh menghadapi persaingan dengan digalakkanya program to be the best yang sejalan dengan road map BPD Regional Champion 2014,

tentunya dengan konsekuensi harus memperkuat permodalan yang tidak lagi mengandalkan peryertaan saham dari pemerintah daerah, melainkan juga membuka akses permodalan lain seperti penerbitan obligasi, untuk itu modal dasar Bank Sumut kembali ditingkatkan dari Rp. 1 Trilyun pada tahun 2008 menjadi Rp. 2 Trilyun pada tahun 2011 dengan total asset meningkat menjadi 18,95 Trilyun.

2.1.1 Fungsi, Visi, dan Misi pada PT Bank SUMUT

2.1.1.1 Fungsi

(13)

9

sebagai penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah, bertindak sebagai pemegang kas daerah yang melaksanakan penyimpanan uang daerah, serta sebagi salah satu sumber pendapatan asli daerah dengan melakukan kegiatan usaha sebagai Bank umum pada Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998.

2.1.1.2 Visi

Visi dari PT Bank SUMUT adalah menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.

2.1.1.3 Misi

Misi dari PT Bank SUMUT adalah mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.

2.1.2 Statement Budaya Perusahaan pada PT Bank SUMUT

Statement Budaya Perusahaan atau sering dikenal dengan nama Motto dari PT Bank SUMUT adalah “Memberikan Pelayanan TERBAIK”. Makna dari TERBAIK yaitu:

(14)

Energik didalam melakukan setiap kegiatan Senantiasa bersikap Ramah

Membina Hubungan secara Bersahabat

Menciptakan suasana yang Aman dan nyaman Memiliki Integritas tinggi Integritas tingg

Komitmen penuh untuk memberikan yang terbaik

2.1.3 Logo dan Makna dari Logo Bank SUMUT 2.1.3.1 Logo PT Bank SUMUT

2.1.3.2 Makna Logo PT Bank SUMUT

(15)

11

menggambarkan dua elemen dalam bentuk huruf "U" yang saling berkait bersinergy membentuk huruf "S" yang merupakan kata awal "SUMUT". Sebuah penggambaran bentuk kerjasama yang sangat erat antara Bank Sumut dengan masyarakat Sumatera Utara sebagaimana visi Bank Sumut. Warna Orange sebagai simbol suatu hasrat untuk terus maju yang dilakukan dengan energik yang dipadu dengan warba biru yang sportif dan profesional sebagaimana misi Bank Sumut.

Warna Putih sebagai ungkapan ketulusan hati untuk melayani sebagaimana statement Bank Sumut. Jenis huruf "Platino Bold" sederhana dan mudah dibaca. Penulisan Bank dengan huruf kecil dan SUMUT dengan huruf kapital guna lebih mengedepankan Sumatera Utara, sebagai gambaran keinginan dan dukungan untuk membangun dan membensarkan Sumatera Utara.

2.2 Struktur Organisasi PT BANK SUMUT Cabang Medan Iskandar Muda

(16)

status ataupun orang – orang yang menunjukkan tanggung jawab dan wewenang yang berbeda dalam organisasi tersebut.

(17)

13 BAB III

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN(PPh)PASAL 21 PADA PEGAWAI PT BANK SUMUT KANTOR PUSAT MEDAN

A. Pengertian Sistem inormasi akuntansi A.1. Pengertian Sistem

Sistem dibuat guna memberikan informasi yang bermanfaat bagi yang memerlukannya. Dengan adanya sistem maka penyelenggaraan operasional perusahaan/instansi diharapkan terjalin rapi dan koordinasi dengan baik sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Sistem adalah “sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (Interrealated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).” Hall(2001: 5)

Sedangkan menurut Mulyadi( 2003 : 5) Sistem adalah “ suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan” .

(18)

1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur. Unsur-unsur terdiri dari sub sistem yang lebih kecil yang terdiri pula dari sekelompok unsur yang membentuk sub sistem tersebut

2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu dari sistem yang bersangkutan. Unsur-unsur berhubungan erat satu dengan yang lainnya. Sifat dan kerjasama antar unsur sistem mempunyai bentuk tertentu.

3. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu dan setiap unsur sistem harus mampu bekerjasama demi tercapainya tujuan tersebut.

4. Suatu sistem marupakan bagian dari system yang lebih besar. Mulyadi(2003: 2-3)

Hal diatas menjelaskan bahwa sistem itu sendiri bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tidak teratur, tetapi terdiri dari unsur-unsur yang saling mengisi satu sama lainnya. Dan sistem itu sendiri juga mencakup kegiatan sebagai berikut :

1. Masukan atau Input.

2. Pengolahan atau Processing. 3. Hasil dari pengolahan atau Output.

(19)

15

guna penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan atau penetapan keputusan. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang sesuai dengan keinginan si penerima.

Defenisi informasi menurut MC Leod (2001, p12) “ Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang sudah lebih memiliki arti tertentu bagi kebutuhan penggunanya”. Dalam mentransformasi data menjadi informasi dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan atau Capturing adalah mengumpulkan data melakukan pemeriksaan keterangan yang ada, apakah itu data atau fakta.

2. Memilah atau verfying adalah memilah data atau fakta yang dikumpulkan tersebut benar atau hanya direka-reka saja.

3. Pengelompokkan atau Pengelompokkan atau Classifying adalah mengelompokkan data yang telah ada sesuai dengan yang dibutuhkan..

4. Penyeleksian atau Sorting adalah menempatkan unsur data ke dalam urutan data yang disesuaikan dengan kebutuhan si pemakai.

5. Meringkas atau Summarizing adalah meringkas data yang telah dikelompokkan menjadi laporan data menjadi bentuk matematis atau angka. 6. Perhitungan atau Calculating adakah memberikan nilai kepada data-data yang

ada.

(20)

8. Pengambilan kembali atau Retriving adalah pengambilan keterangan kembali dari arsip bila informasi tersebut masih layak guna untuk dipakai sebagai informasi.

9. Memperbanyak atau Reproducing adalah menciptakan kembali atau memperbanyak informasi yang ada dengan fotocopy atau magnetic disk agar data asli tidak rusak.

10. Mengkomunikasikan atau Communicating adalah menyebarkan informasi yang tersimpan kepada si pemakai informasi tersebut.

Informasi sangat berguna bagi pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan, maka dari informasi yang berguna harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Akurat, Informasi harus terbebas dari adanya kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan para penggunanya.

2. Relevan, Informasi yang relevan harus memberikan arti dan mempunyai manfaat dengan bisa meningkatkan nilai dari suatu kepastian atau mengurangi ketidakpastian.

3. Tepat Waktu ( Timely ), Informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan dan informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat karena dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan .

(21)

17

Dalam hal ini sistem informasi dapat didefinisikan sebagai sebagai kumpulan eleman-elemen/ sumberdaya dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi.

Menurut Hussein dan Wibowo (2000, h 5) “sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan dan berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi”. Unsur-unsur sistem informasi adalah sebagai berikut :

1. Peralatan antara lain adalah perlatan komputer dan komunikasi maupun peralatan kantor lainnya ( hardware )

2. Prosedur, tata kerja ketentuan-ketentuan peraturan, termasuk sistem operasi ( operating system/ system software ) dan aplikasi komputerisasi

program-program komputer ( application software )

3. Tenaga Kerja, pelaksana operasional ( operator ), pimpinan pada bidang tugasnya masing-masing staf yang merupakan pengguna sistem ( Knowledge Based Professional Staff ), termasuk teknisi komputer dan analisis informal.

(22)

yang menyediakan informasi yang penting sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien. Akuntansi juga dapat didefenisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut “.

Pengertian Akuntansi

Dalam suatu perusahaan Akuntansi memegang peranan penting. Perusahaan-perusahaan yang telah menikmati kemakmuran memiliki kemampuan mengembangkan jasa yang unik dan berevolusi, dengan perubahan sosial dan kondisi akuntansi mempunyai peranan penting dalam perusahaan, terutama dalam membantu mengambil keputusan didalam perusahaan, selain itu akintansi menghasilkan informasi yang digunakan manajer untuk opersai perusahaan serta memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sistem akuntansi mencatat data ekonomi mengenai kegiatan perusahaan dan hal-hal yang terjadi pada perusahaan, yang hasilnya dilaporkan pada pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan informasi mereka.

(23)

19

Pengertian Akuntansi, menurut Harahap, (2001 ; 4) “Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran, dengan cara-cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.”

Disamping itu dari sudut pandang bahwa pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Hall, (2001 ; 18) : “Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi akuntansi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak di luar dan di dalam perusahaan”.

(24)

B. Pengertian Pajak, Fungsi Pajak, dan Asas Pemungutan pajak B.1. Pengertian Pajak

Secara umum pajak adalah iuran wajib masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan tanpa mendapat kontraprestasi secara langsung, dan apabila ada dari masyarakat yang tidak melunasinya maka akan dikenakan sanksi oleh negara.

Selain hal tersbut diatas, terdapat beragam defenisi pajak dikalangan para sarjana ahli dibidang perpajakan. Beberapa diantara adalah sebagai berikut : 1) Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, Dalam Mardiasmo (2003: 21) mendefenisikan

pajak sebagai berikut :

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasrkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjakkan dan yang dugunakan untuk pengeluaran umum.”

2) Prof. Dr. P. J. A. Andriani, Dalam Waluyo (2002: 2) mendefenisikan pajak sebagai berikut :

(25)

21

a. Pajak merupakan iuran kepada negara yang dapat dipaksakan.

b. Pajak diatur dalam peraturan-peraturan yang telah disahkan oleh pemeritah. c. Wajib pajak tidak mendapatkan kontraprestasi secara langsung.

d. Apabila tidak dipatuhi maka akan dikenakan Sanksi sebagimana yang telah ditetapkan dalam undang-undang.

e. Pajak digunakan pemerintah untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat secara umum,misalnya : pembangunan sarana dan prasarana umum.

B.2. Fungsi Pajak

Adapun fungsi pajak adalah sebagai berikut : a. Fungsi penerimaan.

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Contoh : dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

b. Fungsi mengatur.

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengtur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.

(26)

B.3. Asas Pemungutan Pajak

Ada tiga asas yang digunakan pemerintah untuk menunggu pajak Yaitu :

a) Equality

Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yang dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan sesuai manfaat diterima.

b) Certainity

Penetapan pajak itu tidak ditentukan seweng-wenang. Oleh karena itu, Wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran.

c) Covenience

Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak.

d) Economy

Secara ekonomi biaya pemungutan dan pemenuhan kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan seminim mungkin, demikian pula beban yang dipukul wajib pajak.

(27)

23

C. Mekanisme Penghitungan, Pemotongan Serta Pelapoan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan

A. PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 BULANAN ATAS PENGHASILAN TERATUR PEGAWAI TETAP DAN PENERIMA PENSIUN :

1. Untuk menghitung PPh pasal 21 atas penghasilan pegawai tetap, terlebih dahulu dicari penghasilan neto sebulan yang diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan bruto dengan biaya jabatan, iuran pensiun, iuran jaminan hari tua yang dibayar oleh pegawai , kemudian disetahunkan.

2. a. untuk memperoleh penghasilan neto setahun, penghasilan neto sebulan dikalikan 12.

b. dalam hal seorang pegawai tetap dengan kewajiban pajak subjektinya. Sebagai wajib pajak dalam negeri sudah ada sejak awal tahun, tetapi mulai bekerja setelah bulan Januari atau berhenti bekerja dalam tahun berjalan, maka penghasilan neto setahun dihitung dengan mengalikan penghasilan neto sebulan dengan banyaknya bulan sejak pegawai yang bersangkutan mulai bekerja sampai dengan bulan Desember.

c. penghasilan neto setahun pada huruf atau b di atas, selanjutnya dikurangi dengan PTKP untuk memperoleh penghasilan kena pajak. Atas dasar penghasilan kena pajak tersebut kemudian dihitung PPh pasal 21 setahun d. untuk memperoleh jumlah PPh pasal 21 sebulan, jumlah PPh pasal 21 setahun atas penghasila sebagaimana dimaksudkan pada huruf a dibagi dengan 12

e. untuk memperoleh jurrilah PPh pasal 21 sebulan atas penghasilan sebagaimana dimaksudkan dalam huru b, jurrilah PPh pasal 21 setahun dibagi dengan banyaknya bulan pegawai yang bersangkutan bekerja.

3. a. apabila pajak yang terutang oleh pemberi kerja tidak didasarkan atas masa gaji sebulan, maka untuk perhitungan PPh pasal 21 jumlah penghasilan tersebut terlebih dahulu dijadikan penghasilan bulanan dengan mempergunakan aktor perkalian sebagai berikut :

1. gaji untuk masa seminggu dikalikan dengan 4 2. gaji untuk masa sehari dikalikan dengan 26

(28)

c. PPh pasal 21 pada atas penghasilan seminggu dihitung berdasakan PPh pasal 21 sebulan dalam huruf b dibagi 4, sedangkan PPh pasal 21 atas penghasilan sehari dihitung berdasakan PPh pasal 21 sebulan dalam huruf b dibagi 26.

4. jika kepada pegawai disamping dibayar gaji bulanan juga dibayar kenaikan gaji yang berlaku surut (rapel) misalnya untuk 5 bulan, maka penghitungan PPh pasal 21 atas rapel tersebut adalah sebagai berikut :

a. rapel dibagi dengan banyaknya bulan perolehan apel tersebut ( alam hal ini 5 bulan )

b. hasil pembagian rapel tersebut ditambahkan pada gaji setiap bulan sebelum adanya kenaikan gaji, yang sudah dikenakan pemotongan PPh pasal 21

c. PPh pasal 21 atas gaji untuk bulan-bulan setelah ada kenaikan, dihitung kembali atas dasa gaji bau setelah kenaikan

d. PPh pasal 21 terutang atas tambahan gaji untuk bulan-bulan dimaksudkan adalah selisih antara jumlah pajak yang dihitung berdasakan huruf c dikurangi jumlah pajak yang telah dipotong berdasakan huruf b.

5. apabila kepada pegawai di samping dibayar gaji yang didasarkan masaGaji kurang dari satu bulan dibayar gaji lain mengenai masa

yang lebih Lama dari satu bulan (rapel) seperti tersebut dalam angka 4, maka cara Perhitungannya PPh pasal 2-nya adalah sesuai dengan yang telah Ditetapkan dalam angka 4 dengan memperhatikan ketentuan dalam Angka 3.

6, pemotongan PPh pasal 21 atas uang lembur dan penghasilan lainnya

Yang sejenis yang diterima atau diperoleh pegawai bersamaan dengan Dengan gaji bulanannya, yaitu dengan menggabungkan dengan gaji Bulanan.

7, penghitungan PPh pasal 21 atas uang pensiun bulanan yang diterima Atau diperoleh penerima pensiun pada tahun pertama pensiun Adalah sebagai berikut :

(29)

25

b. Penghasilan neto yang disetahunkan tersebut ditambah dengan penghasilan neto dalam tahun yang bersangkutan yang diterima atau diperoleh dari pemberi kerja sebelum pegawai yang bersangkutan pensiun sesuai dengan yang tercantum dalam bukti pemotongan PPh pasal 21 sebelum pensiun.

c. Untuk menghitung penghasilan kena pajak, jumlah penghasilan pada huruf b tersebut dikuangi dengan PTKP, dan selanjutnya dihitung PPh pasal 21 atas penghasilan kena pajak tersebut.

d. PPh pasal 21 atas uang pensiun dalam tahun yang bersangkutan dihitung dengan cara menguangi PPh pasal 21 dalam huruf c dengan PPh pasal 21 sebelum pensiun.

e. PPh pasal 21 atas uang pensiun bulanan adalah sebesa PPh pasal 21 seperti tersebut dalam huruf d dibagi dengan banyaknya bulan sebagaimana dimaksud dalam huruf a.

D. Mekanisme Penyetoran

Petunjuk Pengisian Formulir Surat Setoran Pajak (SSP)

NPWP : diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang dimiliki Wajib Pajak.

Nama NPWP : diisi dengan nama Wajib Pajak.

Alamat WP : diisi sesuai dengan alamat yang tercantum dalam surat keterangan terdaftar.

Catatan : bagi WP yang belum memiliki NPWP

(30)

b. untuk WP orang pribadi diisi dengan 04.000.000.0-***.000

2. *** diisi dengan nomor kode KPP domisili pembayaan pajak.

Nama dan alamat diisi dengan perlengkapan sesuai dengan kartu tanda penduduk (KTP) atau identitas lain yang sah.

NOP : diisi sesuai dengan nomo objek pajak berdasakan suat pemberitahuan pajak terutang (SPPT) pajak bumu dan bangunan (PBB)

Alamat objek pajak : diisi sesuai dengan alamat tempat objek pajak berada

Berdasarkan SSPT

Catatan : diisi hanya pabila terdapat tansaksi yang terkait dengan tanah atau bangunan yaitu transaksi pengalihan hak atas tanah dan bangunan dan kegiatan membangun sendiri.

Kode akun pajak : diisi dengan angka akun pajak sebagaimana dalam lampiran II untuk setiap akun pajak yang akan dibayar atau disetor

Kode jenis setoran : diisi dengan angka dalam kolom ”kode jenis setoran” sebagaimana dalam lampiran II untuk setiap jenis setoran pajak yang akan dibayar atau disetor.

(31)

27

Uraian pembayaran : diisi sesuai dengan uraian dalam kolom ”jenis setoran” yang berkenaan dengan kode akun pajak dan kode jenis setoran.

Masa pajak : diisi dengan memberi tanda silang pada salah satu kolom masa pajak untuk masa pajak yang dibayar atau disetor. Pembyaran atau penyetoran untuk lebih dari satu masa pajak dilakukan dengan menggunakan satu SSP untuk setiap masa pajak.

Tahun pajak : diisi tahun terutangnya pajak.

Nomo ketetapan : diisi nomor ketetapan yang tercantum pada suat ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT) atau surat tagihan pajak (STP) hanya apabila SSP digunakan untuk membayar atau menyetor pajak yang kurang dibayar/disetor berdasakan surat ketetapan pajak, STP atau putusan lain.

Jumlah pembayaran : diisi dengan angka jumlah pajak yang dibayar atau disetor dalam rupiah penuh. Pembayaran pajak dengan menggunakan mata uang Dollar Amerika Serikat (bagi WP yang diwajibkan melakukan pembayaran pajak dalam mata uang Dolla Amerika Serikat), diisi secaa lengkap sampai dengan sen.

(32)

Diterima oleh kanto penerima pembayaran : diisi tanggal penerimaan atau setoran aleh kantor penerima pembayaran, tanda tangan, dan nama jelas petugas penerima pembayaran atau setoran, serta cap/ stempel kantor penerima pembayaran.

Wajib pajak/penyetor : diisi tempat dan tanggal pembayaran atau penyetoran, tanda tangan, dan nama jelas wajib pajak/penyetor, serta stempel usaha.

[image:32.612.109.533.476.703.2]

Ruang validasi kantor : diisi nomor transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan Nomor Transaksi Bank (NTB) atau nomor transaksi penerimaan Negara (NTPN) dan nomor transaksi pos (NTP) oleh kantor penerima pembayaran.

TABLE KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETOAN

Kode akun pajak 411121 untuk jenis pajak PPh pasal 21

Kode jenis setoran

Jenis setoran keterangan

100 Masa PPh pasal 21 Untuk pembayaran pajak yang masih harus disetor yang tercantum dalam SPT

pembetulan sebelumnya dilakunkan pemeriksaan.

(33)

29

skp PPh pasal 21 diterbitkan surat ketetapan pajak PPh pasal 21.

200 Tahun PPh pasal 21 Untuk pembayaran pajak yang masih harus disetor yang tercantum dalam SPT tahunan PPh pasal 21.

300 STP PPh pasal 21 Untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam surat tagihan pajak (STP) PPh pasal 21.

310 SKPKB PPH pasal 21 Untuk pembyaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKB PPh. pasal 21

311 SKPKB PPh final pasal 21 pembayaran sekaligus atas jaminan hari tua, uang tebusan pensiun, dan uang pesangon

Untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKB PPh final pasal 21 pembayaran sekaligus atas jaminan hari tua, uang tebusan pensiun, dan uang pesangon. 320 SKPKBT PPH pasal 21 Untuk pembayaran jumlah yang masih

harus dibayar yang tercantum dalam SKPKBT PPh pasal 21.

321 SKPKB PPh final pasal 21 pembayaran sekaligus atas

(34)

jaminan hari tua, uang tebusan pensiun, dan uang pesangon

SKPKBT PPh final pasal 21 pembayaran sekaligus atas jaminan hari tua, uang tebusan pensiun dan pesangon. 390 Pembayaran atas suat

keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan, putusan banding, atau putusan peninjauan kembali.

Untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam surat keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan, putusan banding atau putusan peninjauan kembali.

401 PPh final pasal 21

pembayaran sekaligus atas jaminan hari tua, uang tebusan pensiun, dan uang pesangon

Untuk pembayaran PPh final pasal 21 pembayaran sekaligus atas jaminan hari tua, uang tebusan pensiun, dan uang pesangon.

402 PPh final pasal 21 atas honorarium atau imbalan lain yang diterima pejabat negara,PNS,anggota TNI/POLRI dan para pensiunnya.

Untuk pembayaran PPh final pasal 21 atas honorarium atau imbalan lain yang diterima pejabat negara,PNS,anggota TNI/POLRI dan para pensiunnya.

(35)

31

pengungkapan ketidakbenaran

masih harus disetor yang tercantum dalam SPT PPh pasal 21 atas pengungkapan ketidakbenaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (3) atau pasal (8) ayat (5) Undang-Undang KUP.

501 PPh pasal 21 atas penghentian penyidikan tindak pidana

Untuk kekurangan pembayaran pajak yang masih harus disetor yang tercantum dalam SPT PPh pasal 21 atas penghentian

penyidikan tindak pidana sebagaimana peng dimaksudkan dalam pasal 44B (2)

Undang-Undang KUP. 510 Sanksi administrasi berupa

denda atau kenaikan atas pengungkapan

ketidakbenaran pengisian SPT PPh pasal 21

Untuk pembayaran sanksi administrasi berupa denda atau kenaikan, atas

pengungkapan ketidak benaran pengisian SPT PPh pasal 21 sebagaiman dimaksudkan dalam pasal 8 ayat (3) atau pasal 8 ayat (5) Undang-Undang KUP.

511 Sanksi denda administrasi berupa denda atas

penghentian penyidikan tindak pidana di bidang

Untuk pembayaran sanksi administrasi berupa denda atau kenaikan, atas

(36)
(37)

33 BAB IV

PENUTUP

A . Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Akuntansi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada pegawai PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2000.

2. Penerapan PPh Pasal 21 telah dilaksanakan dengan baik karena pemotongan utang pajak telah dilakukan langsung terhadap daftar gaji pegawai. Sehingga pembayaran pajak penghasilan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

(38)

B. Saran

Berdasarkan dari hasil dari kesimpulan diatas, disarankan sebagai berikut 1. Hendaknya dilakukan keterbukaan dalam hal gaji dan perhitungan pajak

karyawan, sehingga karyawan dapat memahami hak dan kewajibannya.

2. Perlu adanya peningkatan koordinasi antara Bendaharawan yang ada pada Fakultas Ekonomi dengan Bendaharawan yang ada pada Biro Rektor selaku pihak yang memotong PPh Pasal 21.

(39)

35

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Intermedia. Kasmir, 2004. Pemasaran Bank. Jakarta : Kencana.

Sudirman Wayan. 2013. Manajemen Perbankan. Jakarta : Kencana.

Suhardjono, 2004. Manajemen Perkreditan Usaha Kecil dan Menengah. Yogyakarta : Mutiara Sumber Widya.

Gambar

TABLE KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETOAN

Referensi

Dokumen terkait

Objek dan Subjek Pajak Penghasilan (PPh) Pasat 21 Pada Pegawai Administrasi Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Kota Medan. Objek Pajak Penghasilan

PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN POLONIA”.. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan

dalam pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 atas gaji Pegawai negeri sipil (PNS) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia. 1.3 Untuk mengetahui besarnya

PPh Pasal 21 pegawai tetap di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.. Usaha dan kendala dalam upaya peningkatan penerimaan Pajak

Judul : Sistem Pemotongan Dan Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia.. Ketua

Dan Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.. Tujuan dan Manfaat Praktik kerja Lapangan Mandiri

Untuk mengetahui akuntansi pajak penghasilan pasal 21 atas gaji pegawai tetap yang diselenggarakan PT Sarana Agro Nusantara Medan telah sesuai dengan prinsip akuntansi

Bank Rakyat Indonesia, Tbk Kantor Cabang Balikpapan Sudirman telah mengimplementasikan perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 terhadap penghasilan pegawai sesuai dengan peraturan